BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kebangkitan Yesus adalah topik yang hangat diperbincangkan pada masa stage penyusun. Adanya berita tentang Temuan Makam Yesus dan masalah kebangkitanNya menyebabkan debat diskusi yang panjang dalam jemaat stage tersebut. Berhubungan dengan kebangkitan Yesus tersebut, jemaat mendapat berita bahwa Pauluslah yang telah merekonstruksi Kekristenan dan menciptakan cerita kebangkitan Yesus. Penyusun sebagai mahasiswa teologi saat itu pun mendapat bagian porsi terbesar dari perbincangan dikalangan jemaat tersebut. Jemaat mengharapkan penyusun; sebagai mahasiswa teologi yang sudah berpengalaman atau katam dengan Alkitab; dapat memberikan jawaban yang baik mengenai berita tersebut. Akan tetapi, penyusun memiliki keterbatasan pengetahuan teologi dan kurang mampu menanggapi berita tersebut dengan baik, sehingga penyusun tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan kepada jemaat. Senada dengan berita diatas, bahwa hadirnya tokoh Paulus sebagai pencipta Kekristenan dan kebangkitan Yesus mendapat dukungan dari pernyataan J.Tabor yang diungkapkannya dalam buku Yesus Historis (Dinasti Yesus). Hal yang menarik bagi penulis dari pernyataannya tersebut, yaitu Paulus adalah pencipta Kekristenan dengan merekayasa kebangkitan Yesus.1 Bahkan dua surat di Perjanjian Baru yang disebutkan sebagai surat Petrus justru menampilkan nuansa yang mirip Paulus sehingga banyak sarjana berpandangan bahwa surat ini entah disisipi oleh ajaran-ajaran Paulus atau bahkan ditulis oleh para pengikut Paulus.2 Hal ini memberi kesan Paulus telah melakukan manipulasi terhadap Kekristenan dan kebangkitan Yesus. Penyusun merasa tertarik dengan berita tersebut. Berangkat dari pengalaman stage mengenai berita ini, penyusun ingin meneliti, seberapa besarkah pengaruh Paulus terhadap dunia Kekristenan pada masa itu? Apakah kebangkitan Yesus memberikan makna dan peranan penting bagi kehidupan jemaat Kristen mula-mula? Hal ini 1 Adji A. Sutama, Yesus tidak bangkit? Menyingkap rekayasa Yesus historis dan makam Talpiot, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007,hal 8. Disini ia mengatakan: Paulus bukan anggota dinasti Yesus. Ia bahkan lawan utama Dinasti Yesus. Paulus beragama Kristen sedangkan Yesus beragama Yahudi. Dinasti Yesus seharusnya memerintah dalam Kerajaan Allah di bumi ini. dinasti Yesus seharusnya memegang otoritas utama dan menjadi pusat “Kekristenan sejati”, yaitu agama Yahudi. Namun, sekitar tahun 50M, Paulus mulai berkarya dan berkotbah dengan merekayasa kebangkitan Yesus yang kemudian didukung penulis Injil(Bapa-bapa Gereja). Kekristenan saat ini adalah agama Yahudi yang sudah “disesatkan” Paulus. Pernyataan ini adalah interpretasinya terhadap J.Tabor. 2 James D Tabor, Dinasti Yesus: sejarah tersembunyi Yesus, keluarga kerajaanNya, dan kelahiran Kekristenan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, hal 340 sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana makna kebangkitan Yesus tersebut dapat mempengaruhi kehidupan jemaat mula-mula. 2. PERMASALAHAN Kebangkitan Yesus adalah pokok Kekristenan3. Makna kebangkitan Yesus memberi pengaruh besar bagi umat Kristiani. Peran Yesus yang bangkit tersebut telah memberikan pengaruh besar dalam dunia PB. Demikian juga dengan Paulus yang telah memberikan sumbangan pada dunia Kekristenan sampai saat ini. Makna kebangkitan Yesus pun dimengerti Paulus sebagai jalan kesatuan umat manusia dalam menemukan Allah, bahwa kebangkitan Yesus berarti perubahan radikal dalam hubungan Allah dan manusia.4 Paulus dalam tugas panggilannya sebagai rasul telah mengabarkan Injil kepada orang-orang nonYahudi. Namun disisi lain, Petrus dan teman-temannya juga memberitakan Injil kepada orangorang Yahudi. Hal ini menerangkan bahwa bukan hanya Paulus yang telah melakukan kegiatan pemberitaan Injil pada masa itu. Pada masa itu telah terdapat juga 2 jemaat mula-mula yang berbeda. Hal ini menjadi langkah awal penyusun untuk meneliti kedua jemaat mula-mula tersebut melalui pemahaman mereka tentang makna kebangkitan Yesus. Penyusun akan membandingkan makna kebangkitan Yesus itu terhadap kedua jemaat yang berbeda dalam gereja Yunani dan gereja Yahudi. Apakah kedua jemaat tersebut dapat menunjukkan persaman dan perbedaannya.5 3. BATASAN PERMASALAHAN Dalam rangka penelitian ini penyusun akan meneliti kedua jemaat tersebut dengan membatasinya pada Gereja Yunani adalah Surat Kolose dan Gereja Yahudi adalah Injil Matius. 3 Tom Jacobs, Kebangkitan Kristus: Pokok Kekristenan, Yogyakarta: Rohani, 1991, hal 121 Tom Jacobs,,Paulus rasul-Seri Pastoral 104, Yogyakarta: Pusat Pastoral, 1984, hal 28-29 5 John Drane, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000, hal 297. Senada dengan diatas, disini ia mengatakan: Pekerjaan Paulus jelas melengkapi pekerjaan banyak tokoh lain di jemaat mula-mula. Tetapi apakah pekerjaannya itu benar-benar melengkapi pekerjaan Petrus dan pemimpin-pemimpin Kristen lainnya? Ataukah ia mendirikan suatu ragam kekristenan yang berbeda sama sekali, yang berbeda dari Jemaat pertama di Yerusalem bukan hanya dalam sifatnya, namun juga dalam kepercayaannya? Pendapat kedua itu dikemukakan pada pertengahan abad ke-19 oleh anggota-anggota aliran Tubingen di Jerman. Terpengaruh oleh ahli PB yang besar, Ferdinand C Baur, mereka berpendapat ada perbedaan besar antara jenis Kekristenan Paulus dan corak jemaat-jemaat yang didirikan oleh orang-orang Yahudi Kristen seperti Petrus atau Yakobus dari Yerusalem. 4 4. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Menemukan makna kebangkitan Yesus bagi 2 Gereja purba tersebut, dengan mencari persamaan dan perbedaan yang ada dan maknanya terhadap jemaat masa kini. 2. Menjawab permasalahan tentang Paulus sebagai rekayasa Kekristenan. 5. PEMILIHAN JUDUL Dalam penulisan skripsi ini penyusun memberi judul: KEBANGKITAN YESUS MENURUT GEREJA YAHUDI DAN GEREJA YUNANI (Maknanya Terhadap Jemaat Masa Kini) 6. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan penyusun dalam penulisan skripsi ini adalah Metodologi Pendekatan Literer Baru atau New Literary Criticism. 7. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang pembahasan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, keterangan judul, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II.KEBANGKITAN YESUS MENURUT GEREJA YAHUDI DAN GEREJA YUNANI Bab ini akan membahas: a. Metodologi New Literary Criticism b. Kebangkitan Yesus menurut Gereja Yahudi c. Kebangkitan Yesus menurut Gereja Yunani BAB III. ANALISA Bab ini akan menganalisa hasil dari New Literary Criticism terhadap Injil Matius dan Surat Kolose. BAB IV. PENUTUP Bab ini akan memberi kesimpulan.