eJournal - Jurnal Administrasi Bisnis

advertisement
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 172-183
ISSN 2355-5408 ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2016
HUBUNGAN PROGRAM KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN
Studi Kasus : Bagian Pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII
(Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang
Kabupaten Paser
Yeti Oktafiani1
Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan
dengan cara survey, yang menggunakan kuesioner. Terdapat 5 (lima) indikator
Program K3 yang merupakan teori dari Jackson, Schuler & Werner (2012) dan 3
(tiga) indikator Produktivitas Kerja yang merupakan teori dari Hameed dan
Amjad (2009). Adapun sampel yang digunakan berjumlah 84 orang. Teknik
analisis yang digunakan penulis adalah analisis regresi sederhana, untuk
mengukur pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu program
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel independent (X) dan
produktivitas kerja karyawan sebagai variabel dependent (Y). Hasil yang
ditemukan dalam penelitian ini didapat nilai variabel program keselamatan dan
kesehatan kerja berhubungan positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan bagian pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Unit
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser.
Kata Kunci : Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas Kerja
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu
dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan
perhatian yang khusus dari perusahaan. Kenyataan bahwa manusia sebagai aset
utama dalam organisasi atau perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan
dikelola dengan sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara
sistematis, terencana, dan efisien. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian
utama bagi manajer sumber daya manusia ialah sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (Rahman, 2013).
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
Undang-undang No. 13 tahun 2003 pada pasal 86 dan 87, tentang perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Undang-undang tersebut menekankan
bahwa setiap perusahaaan wajib melaksanakan program keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai hak tenaga kerja. Pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk
menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mengurangi kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan produktivitas kerja
karyawan. Produktivitas kerja adalah sikap mental yang berprinsip bahwa hari ini
harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Dari definisi
tersebut, perusahaan seharusnya menjaga mutu kehidupan para karyawan dengan
memberikan jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan karyawannya. Ketika
mereka melaksanakan pekerjaannya harus dilakukan dengan cara dan dalam
lingkungan K3 yang memenuhi syarat serta menganggarkan alokasi dana untuk
pelaksanaan program K3. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang prima.
(Suma’mur, 2009:5).
Pabrik Kelapa Sawit Olong Pinang merupakan anak Perusahaan Perseroan
PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) yang terdiri dari Proyek Pengembangan
Perusahaan Milik Negara (BUMN) di Kalimantan Timur. Pabrik Kelapa Sawit
Olong Pinang yang bergerak di bidang usaha Agro Bisnis dan Argo Industri
berusaha memberikan kontribusi untuk pemerintah melalui pengolahan Budidaya
Kelapa Sawit.
Berdasarkan data PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) pada tahun
2012, perusahaan telah menganggarkan dana sebesar Rp128,29 juta untuk Alat
Pelindung Diri (APD). Biaya pelatihan K3 di tahun 2012 mencapai Rp17,89 juta.
Perusahaan juga telah mengeluarkan biaya sebesar Rp44,50 miliar untuk
kesehatan karyawan, yang meliputi biaya perawatan dan pengobatan sebesar
Rp42,60 miliar atau Rp3.163.726 per jiwa.
Kemudian pada tahun 2013, perusahaan telah menganggarkan dana
sebesar Rp128,29 juta untuk Alat Pelindung Diri (APD),. Biaya pelatihan K3 di
tahun 2013 mencapai Rp36,74 juta. Perusahaan juga telah mengeluarkan biaya
sebesar Rp43,25 miliar untuk kesehatan karyawan atau Rp3.201.362 per jiwa.
Berdasarkan data PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) jumlah kasus
kecelakaan dalam 5 tahun terakhir berfluktuasi. Adapun rincian jumlah insiden
kerja selama tahun 2009-2013 dijabarkan pada grafik sebagai berikut :
173
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 172-183
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
Gambar Insiden Kerja Tahun 2009-2013
Menurut suma’mur (2009:5) paling idealnya penilaian terhadap
produktivitas kerja dinyatakan dengan banyaknya uang dari suatu usaha atau hasil
proses produksi yang telas dicapai. Berikut ini dapat dilihat jumlah produksi TBS,
minyak sawit dan inti sawit dari lima tahun terakhir PKS Desa Olong Pinang :
Tabel Hasil Produksi TBS, Minyak Sawit dan Inti Sawit
Tahun 2010 - 2014
Tahun
TBS
Minyak Sawit
Inti Sawit
2010
248,028
54,669
8,914
2011
194,646
42,909
7,855
2012
215,792
47,283
8,106
2013
103,429
22,773
3,856
2014
101,668
21,827
3,685
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser (2015)
Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa program K3 yang telah
dilaksanakan perusahaan sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya
anggaran yang dikeluarkan dan menurunnya tingkat insiden setiap tahunnya.
Produktivitas kerja pada perusahaan dapat dikatakan menurun, dikarenakan hasil
produksi yang dihasilkan terdapat penurunan selama lima tahun belakangan ini.
Hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan selama ini
belum diketahui serta dipahami secara pasti oleh perusahaan dan karyawan. Maka
dari hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja
karyawan bagian pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian MSDM
Menurut Marwansyah (2010:3), MSDM dapat diartikan sebagai
pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan
melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir,
174
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
pemberian kompensasi dan kesejahteraa, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
hubungan industrial.
Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, dapat mewujudkan
keseimbangan
antara
kebutuhan
pegawai
dengan
tuntutan
dan
kemampuanorganisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci
utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar
perkembangan usaha organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada
produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan (Mondy, 2008:191)
Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah
aktivitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang ada di
dalam organisasi untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis
organisasi. Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah program keselamatan
dan kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja
serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler, & Werner,
2011:13).
Pengertian Keselamatan Kerja
Menurut Suma’mur (2005:6) keselamatan kerja adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang ada, akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Ralley (2008:44) mengemukakan bahwa keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan
dalam bekerja. Menurut Mangkunegara (2011:161) keselamatan kerja
menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan
atau kerugian di tempat kerja.
Pengertian Kesehatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2011:161) program keselamatan kerja
menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau
rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan
fakto-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan. Lingkungan yang dpat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Pengertian Program K3
Secara filosofi K3 menunjukkan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan
kecelakan kerja seperti cidera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisikondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang
perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk
mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Rivai, 2008:46)
Menurut Rijuna (2006) program K3 adalah suatu sistem yang dirancang
untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel ditempat kerja agar
175
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 172-183
tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan
mematuhi atau taat pada hukum dan aturan K3.
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun
Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan
berlaku pada tanggal 6 Januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan
Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP
No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting
keselamatan kerja di dalam perusahaan.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan
landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebutlah
yang menjadi pijakan utama dalam menafsirkan aturan dalam menentukan seperti
apa ataupun bagaimana program K3 tersebut harus diterapkan. Sumber-sumber
hukum yang menjadi dasar penerapan program K3 di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan Kerja.
5. Peraturan Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santuna
dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Pengertian produktivitas kerja
Secara filosofis, produktivitas adalah sikap mental yang berprinsip bahwa
hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok hari harus lebih baik dari hari ini.
Adapun produktivitas dalam arti yang lebih teknis dinilai dari perbandingan
antara keluaran (output) terhadap masukan (input). Produktivitas dinyatakan
meningkat apabila perbandingan keluaran terhadap masukan sesudah intervensi
menunjukkan nilai yang lebih besar dari perbandingan keluaran terhadap masukan
sebelumnya (Suma’mur, 2009:5).
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Malayu S.P
Hasibuan (2005:127) mengungkapakan bahwa secara lebih sederhana maksud
dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang
dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa : tanah, bahan baku dan bahan
pembantu, pabrik, mesin-mesin, alat-alat, dan tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya
adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan
kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan
produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan
atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas
176
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
produksi tidak tercapai (Shikdar & Sawaqed). Oleh sabab itu K3 berperan penting
dalam menjamin keamanan dalam proses produksi. Sehingga produktivitas kerja
karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008:57).
Menurut Simungan (2005:15), produktivitas kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
1. Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan kerja dari seorang karyawan
dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan,
yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya kesadaran dari dalam diri
karyawan untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, dan mengikuti setiap kegiatan yang diadakan perusahaan.
2. Kemampuan kerja, Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan
meningkat, bila karyawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan
baik. Hal ini juga harus didukung oleh keterampilan kerja karyawan.
Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ketempat kerja tepat
waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu.
3. Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan. Adanya
tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat karyawan
bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja yang aman dan
sehat akan meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga produktivitas
kerja akan meningkat.
4. Kompensasi adalah suatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa yang telah diberikan pada perusahaan. Kompensasi
merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
5. Jaminan sosial yang memadai. Adanya jaminan sosial yang diberikan
perusahaan membuat karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan
merasa perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dn kesehatannya
sewaktu bekerja.
6. Hubungan kerja yang harmonis, hubungan kerja yang terjalin baik antara
atasan, bawahan dan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi
kerja yang nyaman.
Teori dan konsep hubungan program K3 dengan produktivitas kerja
Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi perusahaan harus mampu
mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi, dan memelihara kualitas dan
kuantitas tenaga kerja yang tepat. Salah satu cara memelihara kualitas dan
kuantitas tenaga kerja adalah menjamin K3 dilingkungan perusahaan. Karyawan
yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih produktif
dibandingkan mereka yang tidak terjamin keselamatan dan kesehatannya (Suardi,
2007:50).
Setiap manajer harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan
sangat tergantung kepada pekerjaannya, khususnya semangat kerja atau
177
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 172-183
kegairahan kerja para bawahannya. Produktivitas kerja kelompok memberi
peluang kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambi bagian yang
maksimal dalam perusahaan yang bersangkutan (Burton, 2008:78)
Sumber Daya Mamusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalahmasalah yang berkaitaan dengan K3. Maka untuk mencapai tujuan perusahaan,
setiap perusahaan harus memelihara keryawannya dengan baik. Upaya untuk
memelihara karyawan adalah melalui pelaksanaan program K3. Dengan adanya
program K3, konflik-konflik antara karyawan dengan perusahaan tentang jaminan
keselamatan karyawan dapat diatasi, karena karyawan beranggapan bahwa
perusahaan akan memikirkan keselamatan mereka saat bekerja (Ridley, 2008:62).
Pelaksanaan program K3 dan produktivitas karyawan menjadi penting
untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas
perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Mengingat hal
itu, setiap perusahaan perlu menerapkan K3 yang secara kompreherensif
mengupayakan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja. Sehingga
meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunaka hipotesis assosiatif yaitu,
jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2014:64-69).
1. Hipotesis Nol (Ho)
Ho : Tidak ada hubungan antara pelaksanaan Program K3 dengan
Produktivitas Kerja Karyawan.
2. Hipotesis Alternati (Ha)
Ha : Ada hubungan antara pelaksaan Program K3 dengan Produktivitas Kerja
Karyawan.
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional atau kerangka konsepsional adalah suatu abstraksi
dari kejadian yang menjadi sasaran penelitian dan juga memberi batasan tentang
luasnya ruang lingkup penelitian. Definisi konsepsional dalam penelitian ini
adalah :
Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrument
yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan merupakan hak asasi yang
wajib dipenuhi oleh perusahaan.
Produktivitas kerja dinyatakan meningkat apabila output terhadap input
sesudah intervensi menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Hasil kerja dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas, kualitas, dan
ketepatan waktu.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
178
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis di
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, ata bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:8).
Definisi Operasional
Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) sebagai variabel bebas (Independent) dan variabel
produktivitas kerja sebagai variabel terikat (Dependent). Kedua variabel tersebut
dioperasionalkan ke dalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut :
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (X) mengacu pada kondisi psikologis fisik
dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan
oleh perusahaan. Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja dapat dilihat dari 5 (lima) indikator: (Jackson, Schuler & Werner dalam
Sari. 2012:32)
a) Mengukur dan mengawasi
b) Pencegah kecelakaan
c) Pencegahan penyakit
d) Manajemen tekanan
e) Program kesehatan.
2. Produktivitas Kerja (Y) merupakan pengukuran output berupa barang atau
jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi
atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada teori Hameed & Amjad (2009:5). Faktorfaktor yang digunakan dalam pengukuran produktifitas dapat dilihat dari 3
(tiga) indikator :
a) Kuantitas kerja
b) Kualitas kerja
c) Ketepatan waktu
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pengolahan PT.
Perkebunan Nusantara XIII Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang
Kabupaten Paser. Jumlah karyawan pada bagian pengolahan sebanyak 84 orang
(79 karyawan tetap & 5 karyawan kontrak).
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel.
Hal ini dilakukan karena jumlah karyawan pada bagian pengolahan relatif kecil,
sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 84 orang.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Kuesioner
Teknik Analisis data
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
179
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 172-183
3.
Regresi Linier Sederhana
Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang menggunakan perhitungan regresi
sederhana dengan program IBM Stastitical for Product and Service Solution
(SPSS) versi 21, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel Koefesien korelasi dan determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
.451
.204
.194
.21282
1
a. Predictors: (Constant), Variabel_X
b. Dependent Variable: Variabel_Y
Sumber : Hasil pengolahan data (2015)
Berdasarkan Pengolahan data primer, diatas dapat diketahui nilai
koefisien korelasi R sebesar 0.451 bertanda positiff, dari nilai tersebut maka
terdapat hubungan yang sedang antara program K3 dengan produktifitas kerja
karyawan bagian pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII Unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser. Semakin baik program
keselamatan dan kesehatan kerja yang ada diperusahaan, maka akan semakin
besar pula pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.204 atau 20.4%
menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh
program K3, sedangkan sisanya 79.6% (100%-20.4%) dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diukur dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh
Simungan (2015:15) produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, Jaminan
sosial yang memadai dan hubungan kerja yang harmonis.
Tabel Koefesien regresi sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
t
Sig.
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
1.609
.577
2.789
.007
1
Variabel_X
.617
.135
.451
4.580
.000
a. Dependent Variable: Variabel_Y
Sumber : Hasil pengolahan data (2015)
Berdasarkan hasil Pengolahan data primer, pada hasil analisis regresi
sederhana pada tabel di atas, dapat diketahui persamaan regresinya sebagai
berikut :
180
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
Y = 1.609 + 0.617X
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah :
1. Nilai konstanta sebesar 1.609 artinya produktivitas kerja karyawan bagian
pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser sebesar 1.609 satuan,
dengan asumsi keselamatan dan kesehatan kerja dalam keadaan konstan atau
tetap.
2. Nilai koefisien regresi variabel keselamatan dan kesehatan kerja sebesar
0.617 (positif), dengan tingkat signifikansi koefesien diperoleh sebesar 0.000
lebih kecil dari (<0,05). Hasil ini membuktikan bahwa produktivitas kerja
karyawan secara langsung akan meingkat sebesar 61.7% jika keselamatan
dan kesehatan kerja karyawan bagian pengolahan PT. Perkebunan Nusantara
XIII (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang
Kabupaten Paser meningkat sebesar 1%. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara program keselamatan dan kesehatan kerja
dengan produktivitas kerja karyawan.
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh koefesien regresi
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 0.617 (positif). Uji
signifikansi koefesien ini dengan hipotesis statistik diperoleh thitung = 4.580 dan
nilai signifikansinya sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Maka variabel program
keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan positif dan signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII
(Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
kuesioner,
karyawan
bagian
pengolahan
mengungkapkan bahwa program K3 berpengaruh signifikan dengan produktivitas
mereka. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan rata-rata jawaban setuju dengan
nilai interval yang tinggi. Namun tidak sama halnya dengan yang tejadi
dilapangan, ada beberapa karyawan yang terlihat jarang menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja karena karyawan merasa tidak nyaman/terganggu
ketika bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel program K3 dengan variabel produktivitas kerja karyawan. Hal ini
didukung oleh beberapa pendapat para ahli salah satunya yaitu suma’mur
(2009:5) yang menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas
kerja karyawan sangan erat hubungannya, untuk meraih tingkat produktivitas
kerja yang optimal lebih-lebih yang setinggi-tingginya pekerjaan harus dilakukan
dalam lingkungan yang memenuhi persyaratam keselamatan dan kesehatan kerja.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum dapat menyebabkan
hilangnya waktu kerja produktif oleh disebabkan absenteisme, terganggunya
pekerjaan dan proses produksi ataupun distribusi dan juga menurunnya potensi
perusahaan oleh terjadinya cacat atau kematian tenaga kerja terutama jika yang
terkena adalah mereka yang berkualitas prima dalam keahlian da
181
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 172-183
keterampilannya.
PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) telah memiliki pedoman,
prosedur, operasi dan intruksi kerja yang berisi mengenai peraturan dan aturan
yang menyangkut program K3. Program tersebut diwujudkan dengan
pembentukan pengurus Panitia Pembina K3 (P2K3) yang berdasarkan surat
Kebun Unit No. 13.09/Kebun Unit/082/2011, tanggal 18 Maret 2011. Panitia
Pembina K3 bekerja pada tingkat Kebun/Unit Kerja dengan tugas utama
melaksanakan monitoring terhadap program K3 sehingga dapat berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan norma K3 demi tercapainya produktivitas kerja
yang lebih baik.
Salah satu wujud dari program K3, perusahaan menyediakan fasilitas
klinik, posyandu dalam upaya menjaga meningkatkan kesehatan karyawan.
Sebagai langkah preventif, perusahaan melakukan pemeriksaan kepada calon
karyawan sebagai salah satu tahapan dalam proses seleksi. Perusahaan juga
memberikan penggantian biaya kesehatan atas general check up kepada seluruh
karyawan yang telah berusia 40 tahun secara berkala.
Pelatihan dan penyuluhan K3 bagi perusahaan merupakan hal yang perlu
dilakukan agar tercapainya budaya K3 di lingkungan perusahaan, sehingga dapat
meminimalisir kecelakaan kerja karena faktor kesalahan manusia dan faktor
kesalahan teknis. Sosialisasi dan penyuluhan K3 dilaksanakan secara rutin setiap
apel pagi kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam
penggunaan peralatan kerja dan alat pelindung diri.
Kesimpulan dan Saran
Penutup
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan variabel produktivitas kerja karyawan bagian
pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Unit Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) Desa Olong Pinang Kabupaten Paser.
Hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki
hubungan yang positif, tetapi berkorelasi rendah, sehingga variabel produktivitas
kerja lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Simungan (2015:15)
produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemauan kerja,
kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, Jaminan sosial yang memadai
dan hubungan kerja yang harmonis.
Dengan anggaran program K3 yang terus meningkat hendaknya
perusahaan dapat menjalankan perencanaan program K3 yang terkoordinasi
dengan baik pada setiap bagian-bagian.
Penegakan kedisiplinan program K3 harus lebih ditingkatkan. Salah
satunya dengan memberikan sanksi yang tegas dan dapat memberikan efek jera
kepada setiap karyawan yang tidak mematuhi standar K3. Hal tersebut dilakukan
182
Hubungan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Yeti Oktafiani)
agar keselamatan dan kesehatan kerja karyawan lebih terjamin untuk dapat
bekerja secara optimal untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Kesadaran dari pihak karyawan akan rasa aman dan bebas dari penyakit
akibat kerja, serta memelihara alat-alat pelindung diri dan pakaian kerja yang
sesuai dengan sifat dan tugasnya masing-masing harus selalu ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Astuti, Okky Suli. 2011. Pengaruh kesehatan dan keselamatan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Indmitra Citra Tani
Nusantara di Yogyakarta. Jurnal Nasional Universitas Pembangunan
Nasional Veteran.
Hameed, Amina dan Shehla Amjad. 2009. Impact Of Design on Employees
Productivity : A Case Study of Banking Organization of Abbottabad,
Pakistan. Journal of Public Affairs Administration and Management Vol.
3 Issue 1.
Jackson, Randall S Schuler dan Steve Werner. 2011. Pengelolaan Sumber Daya
Manusia edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas
Modul Lima. Jakarta : International Labour Organization.
Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) : www.ptpn13.com (diakses : 15
Februari 2015).
Malthis, Robert L dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Salemba Empat.
Rahman, Riska. 2013. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan PT. Ceria Utama Abadi Cabang Palembang. Skripsi
Universitas Sriwijawa.
Ridley, John. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.
Rijuna, Dewi. 2006. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant,
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sari, Atika Puspita. 2012. Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan
Kesehatan Kerja terhadap Produktiitas Kerja pada Karyawan
Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua. Skipsi Universitas
Indonesia.
Shikdar Ashraf & Naseem M. Sawaqed. 2004. Egronomics and Occupational
health and safety in the oil industry : a managers response. Journal
Industrial Engineering 47
Simungan, Muchdarsyah. 2005. Produktivitas: Apa dan Bagaimana? Edisi kedua
Cetakan keenam. Jakarta : PT. Bumi Askara.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
183
Download