C. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

advertisement
PROPOSAL
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS ( RESITASI ) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAHUTU
MATERI ARITMATIKA SOSIAL
OLEH
ROSITA
NPM : 200912054
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari
kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan
yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang
harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya
manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam
kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari
sebelumnya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu pengetahuan, penguasaan
kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Kurangnya peningkatan hasil belajar peserta didik merupakan faktor yang
harus diperhatikan bagaimana cara menanggulanginya. Agar seorang peserta didik
sukses dalam studinya, maka pendidikan sebaiknya dilakukan dengan cara pendekatan
pribadi dengan mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Jadi,
dalam pembelajaran guru perlu memperhatikan peserta didik yang menonjol dalam
bidang tertentu, tetapi lemah dalam bidang yang lain.
Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berfikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang
menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti dan dijauhi siswa.
Padahal, matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan menjadi salah satu
pengukur (indikator) keberhasilan siswa dalam menempuh suatu jenjang pendidikan,
serta menjadi materi ujian. Pembelajaran matematika dimaksudkan untuk membentuk
sikap yang positif terhadap matematika, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari
matematika lebih lanjut dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap matematika
pada kelas-kelas selanjutnya. Dengan kata lain jika penguasaan konsep matematika di
kelas awal sangat rendah dan disertai sikap negatif terhadap pelajaran matematika,
sulit diharapkan siswa akan berhasil dengan baik dalam pembelajaran di kelas
selanjutnya.
Agar proses pembelajaran Aritmatika sosial dapat terlaksana dengan baik,
salah satu yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan
perbaikan ini, para guru paling tidak dapat mengorganisir pengajaran dengan jalan
menggunakan metode belajar yang dapat menimbulkan minat dan memotifasi peserta
didik dalam belajar.. Dalam proses pembelajaran yang paling penting adalah belajar
dan bagaimana belajar secara aktif.
Atas dasar pemikiran inilah sehingga penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Metode Pemberian Tugas
(Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salahutu Materi
Aritmatika Sosia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang saya angkat
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode pemberian tugas (Resitasi)
terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salahutu?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salahutu melalui
penerapan metode pemberian tugas (Resitasi).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain :
• Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
Matematika, khususnya pada pokok bahasan Aritmatika Sosial.
• Bagi guru, diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran
Matematika, sehingga materi pembelajaran dapat dipahami dengan baik.
• Bagi peneliti, sebagai bahan pegangan peneliti dalam proses belajar mengajar.
• Bagi sekolah, sebagai masukan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran
Matematika.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran tentang judul yang
dikaji, maka penulis memberikan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut:
• Metode pemberian tugas (Resitasi) sering disebut metode pekerjaan rumah yaitu
metode dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaanya
metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi di
perpustakaan, di labolaturium, di kebun percobaan, dan sebagainya untuk
dipertanggung jawabkan kepada guru (Ahmadi dan Prasetya, 2005:61).
• Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tau menjadi tau, dan tidak mengerti
menjadi mengerti (Oemar Hamalik, 2006:30).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkugan yang dipelajari oleh
siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang
terjadinya bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai
perilaku belajar yang tampak dari luar.
Banyak teori dan prinsip belajar yang dikemukakan para ahli yang satu
dengan yang lainnya memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar
tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan
upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsipprinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, perbedaan individual (Dimyanti dan
Mudjiono, 2009:42).
2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks tidak
hanya menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun
tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada
seluruh peserta didiknya. Ilmu pengetahuan yang diajarkan bersumber dari buku-buku
sehingga pelajaran bersifat intelektualistis tanpa dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Kesulitan belajar
Kegiatan belajar tidak terlepas dari berbagai kesulitan yakni suatu keadaan
yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatanhambatan untuk mencapai hasil belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan
mengalami hambatan belajar dalam proses mencapai hasil belajar. Sehingga
cenderung menunjukkan prestasi hasil belajar yang rendah. Untuk itulah perlu
dilakukan suatu cara yang dapat menolong siswa untuk mencapai hasil belajar
yang baik. Dalam proses belajar mengajar guru sebagai penanggung jawab, sehingga
guru harus dapat memahami gejala-gejala kesulitan belajar tersebut yang dapat dilihat
dari berbagai tingkah laku siswa sehingga akan dapat ditentukan situasi yang dihadapi
oleh siswanya, misalnya memperoleh nilai matematika yang rendah.
Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :
• Faktor Internal, berupa faktor belajar yang bersumber dari dalam diri siswa tersebut
diantaranya: sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, rasa
percaya diri siswa, kebiasaan belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2009:236)
• Faktor Eksternal, berupa faktor belajar yang bersumber dari luar diri siswa
diantaranya: guru sebagai pembina siswa belajar, sarana pembelajaran, lingkungan
sosial siswa, kurikulum sekolah (Dimyanti dan Mudjiono, 2009:247).
B. Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2006:30) hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tau
menjadi tau, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Syamsul Mapa (dalam Supardi,
2006:167) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh
seorang murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai
alat pengukur keberhasilan seseorang. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang
dikemukakan di atas, yang dimaksud disini adalah suatu kemampuan maksimal yang
dicapai seorang peserta didik sebagai hasil dalam perjuangan belajarnya. Dalam proses
belajar mengajar, hasil belajar merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya hasil belajar, disitu guru dapat
mengukur sejauh mana tingkat keberhasilannya dalam melakukan perubahan dalam
proses belajar dengan gayanya atau strategi atau metode yang digunakannya.
C. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
1. Pengertian Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas (Resitasi) sering disebut metode pekerjaan rumah
yaitu metode dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaanya
metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi di
perpustakaan, di labolaturium, di kebun percobaan, dan sebagainya untuk
dipertanggung jawabkan kepada guru (Ahmadi dan Prasetya, 2005:61). Metode tugas
ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka pemberian
bantuan. Dengan pemberian tugas-tugas tertentu baik secara individual maupun secara
kelompok siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong (Abu Ahmadi dan W.
Supriyono, 2004:183).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan
kepada siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan yang
selanjutnya diperiksa oleh guru. Pemberian tugas adalah metode yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara
langsung. Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas
dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas sebagai salah satu metode yang dikaji penulis dalam
pembahasan ini tentunya juga memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya
dengan metode yang lain. (Ahmadi dan Prasetya, 2005:61) mengenai kelemahan dan
kelebihan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut :
 Kelebihan metode pemberian tugas :
1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode
ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah
dikerjakan.
3) Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
4) Memberi tugas anak yang bersifat praktis
 Kelemahan Metode Pemberian Tugas
1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu
menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam
kemampuan dan minat belajar.
3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin
pekerjaan temannya.
4) Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak.
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pemberian Tugas
Langkah-langkah pelaksanaan metode pemberian tugas antara lain :
a. Merencanakan resitasi secara matang
b. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kamampuan anak didik
c. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
d. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti betul oleh
siswa, agar tugas dapat dilaksanakan.
e. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam
pemberian tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu
penyelesaianya.
f. Setiap hasil kerja tugas murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi nilai dan
kertasnya dikembalikan, untuk memberi ransangan atau dorongan.
g. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan nilai guru
agar diketahui grafik belajar mereka.
h. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa.
4. Tujuan metode pemberian tugas
a. Merangsang siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung jawab,
berdiri sendiri.
b. Menyebarkan kegiatan sekolah kedalam penggunaan waktu secara konstruktif.
c. Memperkuat hasil belajar dengan menyelenggarakan latihan-latihan.
D. Ruang Lingkup Materi
ARITMETIKA SOSIAL
1. Pengertian Aritmatika Sosial
Aritmatika Sosial adalah pengkajian bilangan bulat positif dengan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta pemakaian hasilnya
dalam kehidupan sehari-hari (Kamus Matematika).
2. Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto
Dalam proses jual beli atau perdagangan sering kita jumpai istilah rabat
(diskon), bruto, tara, dan neto. Rabat (diskon) dipakai saat pedagang
mempromosikan barang dagangannya. Sedangkan bruto, tara, dan neto dipakai pada
saat penentuan berat barang.
a. Rabat (Diskon)
Rabat (Diskon) merupakan potongan harga jual suatu barang pada saat
terjadi transaksi jual beli. Tujuan dari pemberian rabat (Diskon) adalah sebagai ajang
promosi agar pembeli mempunyai minat yang besar. Istilah ini sering di jumpai
dalam perdagangan buku, alat-alat tulis dan kantor, pakaian, perumahan, dan produk
lainnya.
b. Bruto, Tara, dan Neto
Istilah bruto, tara, dan neto sering digunakan pada permasalahan berat
barang. Dalam perdagangan, bruto berarti berat kotor, neto berarti berat bersih, dan tara
sebagai potongan berat. Hubungan dari ketiganya dapat dituliskan sebagai berikut:
Bruto = Neto + Tara
Neto = Bruto – tara
c. Tara = Bruto - Neto
d. Tara < Neto < Bruto
c. Aplikasi Bentuk Persen Dalam Masalah Tabungan dan Koperasi
Bentuk persen dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk
menyelesaikan persoalan matematika yang berhubungan dengan koperasi dan
tabungan.
E. Kerangka Pikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang membekali siswa agar memiliki
kompetensi dalam berpikir logis. Sehingga mata pelajaran matematika diberikan dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sebagai guru matematika kita harus
menanamkan pentingnya materi aritmatika sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dan
salah satu pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan pemberian tugas agar
mampu membantu dalam proses belajar mengajar, dengan demikian waktu yang
digunakan lebih efektif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif guna melihat
penerapan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Salahutu materi aritmatika sosial.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan dan direncanakan
selama 4 minggu pada semester ganjil 2013.
2. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VII1 SMP Negeri 3 Salahutu.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Salahutu .
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII1 yang berjumlah 23 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang dilihat dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hasil
belajar siswa sebagai variabel terikat dan penggunaan metode pemberian tugas
(Resitasi) sebagai variabel bebas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini
adalah :
1. Instrument non tes, berupa observasi sistematis pada aspek afektif dan psikomotor
untuk mengukur keadaan siswa selama proses pembelajaran.
2. Instrumen tes, yaitu tes akhir dalam bentuk essay untuk mengukur kemampuan
kognitif siswa.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan.
Tahap ini penulis terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam lapangan.
a. Menyusun program RPP
b. Menyusun Instrumen Penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pembelajaran
Proses pembelajaran matematika pada aritmetika sosial diberikan pembelajaran
pemberian tugas
b. Memberi tes untuk mengetahui hasil belajar pokok bahasan aritmetika sosial
dengan menggunakan metode pemberian tugas.
c. Melakukan dokumentasi dan observasi
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik deskriptif.
1. Analisis data deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Tingkat penguasaan =
skor yang diperoleh
x 100 %
skor total
Selanjutnya dari hasil tingkat penguasaan siswa dan rata-rata kelas
dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 3 Salahutu. Setelah
didapat data tentang ketuntasan siswa kelas VII1 yang menggunakan metode
pemberian tugas (Resitasi), untuk mengetahui penerapan metode resitasi ini dapat
dibandingkan dengan hasil dari kelas lain yang tidak menggunakan metode
pemberian tugas (Resitasi). Kemudian dapat disimpulkan penerapan metode
pemberian tugas (Resitasi) dapat berpengaruh baik atau tidak terhadap hasil
belajar siswa.
TERIMAKASIH
Download