HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN

advertisement
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN
PENYAKIT KRONIS
GENDER ASSOCIATED WITH HEALTH-RELATED QUALITY OF LIFE IN
PATIENTS
WITH CHRONIC DISEASE : A LITERATURE REVIEW
Oleh :
Rahayu Setyowati, S.Kp
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran,
Bandung
ABSTRAK
Pendahuluan dan Tujuan: Penyakit kronis adalah penyakit yang terjadi secara bertahap,
memerlukan penatalaksanaan jangka panjang dan tidak dapat disembuhkan dengan sempurna.
Kondisi ini mengakibatkan pasien dengan penyakit kronis biasanya mengalami penurunan
kualitas hidup. Salah satu karakteristik demografi yang dimiliki pasien adalah jenis kelamin.
Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kualitas
hidup pasien dengan penyakit kronis.
Metode: Artikel dikumpulkan dari jurnal-jurnal elektronik dari EBSCOHost, ProQuest, dan
PubMed, menggunakan kata kunci jenis kelamin, kualitas hidup, dan penyakit kronis. Kriteria
inklusinya adalah artikel diterbitkan antara 2005 -2014 dan ditemukan 17 artikel yang
berhubungan dengan kata kunci.
Hasil: Hasil dari telaah literatur ini menunjukkan bahwa wanita memiliki kualitas hidup yang
lebih rendah dibandingkan pria, terutama dalam aspek mental. Wanita cenderung lebih
mudah cemas dan depresi terhadap penyakit kronis yang dialaminya.
Diskusi dan Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin memiliki
hubungan terhadap kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis, sehingga penting untuk
mempertimbangkan faktor jenis kelamin dalam pengelolaan pasien dengan penyakit kronis.
Kata Kunci: Jenis Kelamin, kualitas hidup, penyakit kronis
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
1
ABSTRACT
Introduction and Aim: Chronic disease is a disease that occurs gradually, requiring long-term
management and can not be cured completely. This condition cause quality of life patients with
chronic disease usually decreased. One of the demographic characteristics in patients is
gender. This literature review aim to review studies that have investigated the gender
associated with health-related quality of life in patients with chronic disease.
Method: Articles were collected through electronic database from EBSCOHost, ProQuest, and
PubMed, using keywords gender, health-related quality of life, and chronic disease. The inclusion
criteria were articles published between 2005-2014 and found 17 articles related to
keywords. Result: This literature review showed that female gender was associated to lower
(poorer) quality of life than male gender, especially in mental component health. Female was more
depressed and anxious about their chronic disease than male.
Discussion and Conclusion: This finding underlines that gender associated with healthrelated quality of life in patients with chronic disease, and important to considering gender factor
in the management of patients with chronic disease.
Keywords: Gender, Health-related Quality of Life, Chronic Disease
PENDAHULUAN
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2008, masalah kesehatan
utama yang menjadi penyebab kematian
pada manusia adalah penyakit kronis
yaitu sebesar 63 persen dari seluruh
jumlah kematian (Ember, 2011). Sarafino
(2006) menjelaskan bahwa penyakit
kronis
merupakan
jenis
penyakit
degeneratif yang berkembang atau
bertahan dalam jangka waktu yang lama,
yakni lebih dari enam bulan. Sedangkan
Smeltzer dan Bare (2002) mendefinisikan
penyakit kronis sebagai kondisi medis atau
masalah kesehatan yang berkaitan dengan
gejala-gejala
atau
kecacatan
yang
membutuhkan penatalaksanaan jangka
panjang.
Menderita penyakit kronis merupakan
salah satu pengalaman yang bersifat
stressful bagi hampir semua penderita.
Orang yang menderita penyakit kronis
cenderung memiliki tingkat kecemasan
yang
tinggi
dan
cenderung
mengembangkan perasaan hopelessness
dan helpessness karena berbagai macam
pengobatan tidak dapat membantunya
sembuh dari penyakit kronis (Sarafino,
2006). Rasa sakit yang diderita akan
mengganggu aktivitasnya sehari-hari,
tujuan dalam hidup, dan kualitas tidurnya
(Affleck et al., dalam Sarafino, 2006).
Kumpulan gejala fisik maupun psikologis
tersebutlah yang dapat menurunkan
kualitas hidup pasien dengan penyakit
kronis.
Beberapa penelitian dari berbagai negara
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
kualitas hidup pasien berdasarkan sosiodemografisnya, termasuk jenis kelamin,
umur, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
dan status perkawinan (Jayasinghe et al,
2013). Telaah literatur ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan jenis kelamin
dengan kualitas hidup pasien dengan
penyakit kronis.
METODE
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
2
Metode yang digunakan dalam telaah
literatur ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis artikel-artikel penelitian
mengenai hubungan jenis kelamin dengan
kualitas hidup pasien dengan penyakit
kronis. Artikel didapat dari jurnal-jurnal
elektronik dari EBSCOHost, ProQuest, dan
PubMed, menggunakan kata kunci jenis
kelamin, kualitas hidup, dan penyakit
kronis. Kriteria inklusi telaah literatur ini
adalah artikel diterbitkan antara 20052014 dan bisa mengakses full text. Dari
pencarian ini didapatkan 718 artikel
yang terkait dengan kata kunci, namun
hanya 17 diantaranya yang menjelaskan
secara konsisten mengenai hubungan jenis
kelamin dengan kualitas hidup pasien
dengan penyakit kronis.
HASIL
Dari telaah literatur ini, didapatkan 17
artikel penelitian yang menganalisis
hubungan jenis kelamin dengan kualitas
hidup pasien dengan penyakit kronis.
Penelitian-penelitian tersebut dilakukan
di Brazil, Cina, Amerika Serikat, Spanyol,
Australia, Inggris, Lithuania, Norwegia,
Romania, Skotlandia, dan Yunani. Tidak
tahun 2008. Penyakit kronis yang dibahas
dan menjadi kriteria inklusi pengambilan
sampel dalam penelitianpenelitian ini
diantaranya adalah penyakit paru
obstruktif kronis, hipertensi, penyakit
jantung, diabetes mellitus tipe 2, gastritis
kronis, tukak lambung, stroke, kanker,
osteoartritis, urtikaria kronis, hepatitis C,
dan sirosis hepatis.
Kuesioner untuk mengukur kualitas hidup
pasien dengan penyakit kronis yang paling
banyak digunakan adalah Short Form
Health Survey SF-36 dan SF-12. Jumlah
sampel dalam penelitianpenelitian yang
ditelaah ini paling sedikit 62 pasien dan
paling banyak 11.523 pasien. Mayoritas
dari penelitian-penelitian ini menggunakan
metode penelitian Cross-sectional (potong
lintang).
Tabel 1. Penelitian-penelitian dalam telaah
literatur berdasarkan tempat penelitian,
penyakit kronis yang diteliti, jumlah
sampel, metode penelitian yang digunakan,
kuesioner kualitas hidup yang digunakan
dan jenis kelamin yang memiliki kualitas
hidup lebih rendah
ada artikel penelitian yang dipublikasikan
Peneliti
(Tahun
Penerbitan)
Tempat
Penelitia
n
Jayasinghe, et Australia
al (2013)
Wen, et al
(2014)
Cina
Han, et al
(2010)
Amerika
Serikat
Jenis
Penyakit
Kronis
Jumlah Sampel Kuesioner
QOL
Diabetes Tipe 2,
Hipertensi,
Penyakit jantung
Gastritis kronis,
tukak lambung
Idiophatic
pulmonary fibrosis
(IPF)
2.181
SF-12
244
SF-36
(Chines
version
)SF-12
221
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
3
Jenis Kelamin
Yang Memiliki
Kualitas
Hidup Lebih
Rendah
Wanita
Wanita
Wanita
Naberan, et
al (2012)
Spanyol
Penyakit Paru
Obstruktif Kronis
(PPOK)
4.574
EQ-5D
Wanita
Wikman, et al
(2011)
Inggris
11.523
CASP-19
Pria
Seica, et al
(2009)
Papadopoulo
s , et al
(2007)
Cleland, et al
(2007)
Sumskiene,
et al (2006)
De Torres,
et al (2006)
Romania
Stroke, kanker,
diabetes,
osteoartritis,
penyakit paru
kronis
Pasien hemodialisa
709
SF-36
Wanita
Yunani
Diabetes Mellitus
Tipe 2
229
SF-36
Wanita
Skotlandia
PPOK
170
EQ-5D
Wanita
Lithuania
Sirosis Hepatis
393
CLDQ
Pria
Spanyol
PPOK
146
SGRQ
Wanita
Oslon, et al
(2005)
Amerika
Serikat
Hepatitis C
140
SF-36
Wanita
De Uc, et al
(2011)
Braga, et al
(2011)
Brazil
Urtikaria Kronis
62
SF-36
Wanita
Brazil
Pasien hemodialisa
223
KDQOL dan
SF-36
Wanita
Mujais, et al
(2009)
Gao, et al
(2012)
Amerika
Serikat
Cina
Penyakit Ginjal
Kronis
Penyakit liver
kronis
1.186
KDQOL
Wanita
392
Wanita
Andanaes,
et al (2014)
De Azevedo,
et al (2013)
Norwegia
PPOK
97
Brazil
Penyakit
kardiovaskular,
Penyakit
pernafasan,
penyakit endokrin,
penyakit mental,
penyakit muskuloskeletal
920
SF-36
(Chines
e
SF-12
version
)
WHOQOLBREF
Hasil telaah literatur ini menunjukkan bahwa
dari 17 artikel penelitian yang di telaah, 15
diantaranya menyatakan wanita dengan
penyakit kronis memiliki kualitas hidup lebih
Wanita
Wanita
rendah dibandingkan pria, sedangkan 2 artikel
menyatakan sebaliknya.
Penelitian mengenai kualitas hidup telah
banyak dilakukan khususnya pada penyakit
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
4
kronis. Dari penelitian-penelitian tersebut
diketahui bahwa terdapat banyak faktor
yang
mempengaruhi
kualitas
hidup
seseorang, diantaranya adalah karakteristik
pasien, yang di dalamnya termasuk jenis
kelamin. Penelitian Jayasinghe et al (2013)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara jenis kelamin dengan kualitas hidup
pasien dengan penyakit kronis, dengan
menggunakan kuesioner Short Form Health
Survey SF-12 didapatkan hasil bahwa wanita
memiliki kualitas hidup yang lebih rendah
dibandingkan pria. Hasil penelitian ini sejalan
dengan 9 artikel penelitian lainnya yang samasama menggunakan kuesioner SF-12 atau SF36 untuk mengukur kualitas hidup pasien yaitu
penelitian Wen, et al (2014), Han et al (2010),
Seica, et al (2009), Papadopoulos, et al (2007),
Oslon, et al (2005), De Uc, et al (2011), Braga,
et al (2011), Gao, et al (2012), dan Andanaes, et
al (2014).
Penelitian serupa oleh Naberan (2012)
dengan menggunakan kuesioner Euro-QoL 5D
untuk mengukur kualitas hidup menunjukkan
hasil yang sama yaitu wanita memiliki
kualitas hidup lebih rendah dibandingkan
pria (0.6 [SD=0.3] versus 0.7 [SD=0.3],
p<0.001). Selain itu juga didapatkan hasil
bahwa wanita mempunyai angka kecemasan
yang lebih tinggi dibanding pria (34.5%
versus 20.6%; p<0.001), dan lebih depresi
(31.7% versus 22.1%; p<0.001). Perbedaan
skor kecemasan dan depresi berdasarkan jenis
kelamin juga didapatkan dari penelitian yang
dilakukan oleh Cleland et al (2007) yang
menyatakan bahwa wanita lebih cemas
dibanding pria (34.8 versus 30.8, p=0.672) dan
lebih depresi (22.4 versus 19.3, p=0.690).
Menurut Gao et al (2012), wanita mempunyai
efek negatif dalam berbagai domain kualitas
hidup, khususnya domain mental, hal inilah
yang mungkin menyebabkan wanita pasien
wanita lebih memperhatikan kesehatannya dan
lebih menghabiskan banyak waktu untuk
berkonsultasi tentang pengelolaan penyakitnya.
Kuesioner SF-12 adalah versi ke-2 dari SF-36
yang digunakan untuk mengukur kualitas
hidup seseorang. Kedua kuesioner ini
terdiri
dari
delapan
domain
dan
mempunyai dua psychometrically-derived
primary subscales yaitu skor komponen fisik
(physical component score/PCS) dan skor
komponen
mental
(mental
component
score/MCS). Dari telaah literatur yang
dilakukan, wanita secara signifikan
mempunyai skor komponen mental lebih
rendah dibandingkan pria. Sebagai contoh
adalah penelitian yang dilakukan oleh Han et al
(2010) yang mendapatkan bahwa skor MCS
pada wanita lebih rendah dibandingkan pria
(48.3 versus 54.4, p = 0.0004).
KESIMPULAN
Dari telaah literatur ini menunjukkan bahwa
faktor jenis kelamin memiliki hubungan
terhadap kualitas hidup pasien dengan
penyakit kronis. Dalam hal ini, wanita dengan
penyakit kronis memiliki kualitas hidup yang
lebih rendah dibandingkan pria dengan
penyakit kronis. Perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan diharapkan untuk
mempertimbangkan faktor jenis kelamin dalam
pengelolaan pasien dengan penyakit kronis.
Braga, S.F.M., Peixoto, S.V., Gomes, I.C., Acurcia,
F.A., Andrade, E.G., et al. (2011). Factors
associated with health-related quality of life
in elderly patients on hemodialysis. Rev
Saude Publica, 2011; 45(6)
DAFTAR PUSTAKA
Andanaes, R., Bentsen, S.B., Lerdal, A.
(2014). The relationship of self-efficacy,
physical activity, and paid work to healthrelated quality of life among patients with
chronic obstructive pulmonary disease
(COPD). Journal of Multidisciplinary Healthcare,
2014; 7: 239-247
Cleland, J.A., Lee, A.J., Hall, S. (2007).
Association of depression and anxiety with
gender, age, health-related quality of life and
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
5
pulmonary disease. Respiratory Medicine
(2012) 106, 367-373
symptoms in primary care COPD patients.
Family Practice 2007: 24:217-223
Oslon, S.H., Iyer, S., Scott, J., Erez, O., Samuel,
S., et al. (2005). Cancer history and other
personal factors affect quality of life in
patients with hepatitis C. Health and Quality
of Life Outcomes 2005, 3:39
De Azevedo, A.L., da Silva, R.A., Tomasi, E.,
Quevedo, L.A. (2013). Chronic diseases and
quality of life in primary health care. Cad
Saude Publica, vol. 9, Sep 2013
Papadopoulos, A.A., Kontodimopoulos, N.,
Frydas, A., Ikonomakis, E., Niakas, D. (2007).
Predictors of health-related quality of life in
type 2 diabetic patients in Greece. BMC
Public Health 2007, 7:186
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology:
Biopsychososial Interaction. Fifth Edition. New
York: John Wilky and Sons Inc
De Torres, J.P., Casanova, C., Hernandez, C.,
Abreu, J., de Garcini, A.M., et al. (2006). Gender
associated differences in deteminants of
quality of life in patients with COPD: a cese
series study. Health and Quality of Life
Outcomes 2006, 4:72
Ember, S. (2011, May 12). WHO: Penyakit
Kronik, Penyebab Utama Kematian di Dunia.
VOA Indonesia
Seica, A., Segall, L., Verzan, C., Vaduva, N.,
Madincea, M. et al. (2009). Factors affecting
the quality of life of haemodialysis patients from
Romanis: a multicentric study. Nephrol Dial
Transplant (2009) 24: 626-629
Gao, R., Gao, F., Hao, J.Y. (2012). HealthRelated Quality of Life in Chinese Patients
with Chronic Liver Disease. Gastroenterology
Research and Practice, 2012: 516140
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC
Han, M.K., Swigris, J., Liu, L., Bartholmai, B.,
Murray, S. et al. (2010). Gender influences
heath-related Quality of Life in IPF.
Respiratory medicine (2010) 104, 724-730
Sumskiene, J., Sumskas, L., Petraukas, D.,
Kupcinskas, L. (2006). Disease-spesific healthrelated quality of life and its determinants
in liver cirrhosis patients in Lithuania.
World J Gastroenteral 2006 Desember 28:
12(48): 7792-7797
Jayasinghe, U.W., Harris, M.F., Taggart, J.,
Christl, B., Black, D.A. (2013). Gender
differences in health-related quality of life of
Australian chronically-ill adults: patient and
physician characteristics do matter. Health
and Quality of Life Outcomes 2013, 11:102
Wen, Z., Li, X., Lu, Q., Brunson, J., Zhao, M. et
al. (2014). Health related quality of life in
patients with chronic gastritis and peptic
ulcer and factors with impact: a longitudinal
study. BMC Gastroenterology 2014, 14:149
Mujais, S.K., Story, K., Finkelstein, F.O. (2009).
Health-related Quality of Life in CKD Patients:
Correlates and Evolution over time.
Clinical Journal of the American Society of
Nephrology : CJSN Aug 2009; 4(8): 1293-1301
Wikman, A., Wardle, J., Steptoe, A. (2011).
Quality of Life and Affective Well-Being in
Middle-Aged and Older People with Chronic
Medical
Illnesses:
A
Cross-Sectional
Population Based Study. Plos One, April 2011
6:4, e18952
Naberan, K., Azpeita, A., Cnatoni, J.,
Miravitless, M. (2012). Impairment of quality
of life in women with chronic obstructive
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume III No 7 Februari 2015
6
Download