Disertasi Bonaventura Handoko Daeng: Pengaruh Sel Mast terhadap Perubahan Mood Dikirim oleh ireneparamita pada 21 Mei 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 2120 Dr. dr. Bonaventura Handoko Daeng, SpKJ (K) Mood adalah perasaan yang menetap dan pervasif yang dirasakan secara internal, mempengaruhi perilaku dan persepsi seseorang terhadap lingkungannya. Kalau keadaan mood seseorang mengganggu diri dan atau lingkungannya disebut gangguan mood. Penyebab gangguan mood ada tiga faktor, yaitu faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Prevalensi gangguan mood cukup tinggi, yang kalau tidak terdiagnosis dan tidak ditangani dengan tepat akan sangat menurunkan kualitas hidup pasien, keluarga, maupun lingkungan sosialnya. Hal tersebut melatarbelakangi disertasi dr. Bonaventura Handoko Daeng, SpKJ (K) yang berjudul "Corticotropine Releasing Hormone Meregulasi Neurotransmitter Trimonoamin Melalui Aktivitas Sel Mast di Area Mood Otak Rattus Norvegicus yang Mengalami Stress Akut". Penelitian ini diujikan dalam Ujian Terbuka Disertasi, Senin (16/05/2016), di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB). Menurut Handoko, keadaan stres akut akan meningkatkan Corticotropine Releasing Hormone (CRH), kemudian CRH meningkatkan degranulasi Sel Mast di area amigdala, talamus dan hipokampus. Sel Mast banyak berperan dalam sistem imun yang kemudian mengeluarkan mediator serotonin, dan berpengaruh terhadap perubahan mood. Dalam penelitian ini, Handoko ingin menganalisis pengaruh serotonin yang dikeluarkan oleh Sel Mast terhadap perubahan mood. Dilakukan beberapa tahapan penelitian untuk membuktikan bahwa stres akut meningkatkan neurotransmitter trimonoamin melalui peningkatan CRH dan aktivitas sel mast pada area mood hewan coba Rattus Norvegicus. Dari hasil analisis ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara prosentase sel Mast yang mengalami degranulasi dengan ekspresi norepirefin di talamus yang berarti semakin banyak sel mast yang mengalami degranulasi, semakin tinggi pula kadar noradrenalin, yaitu hormon yang bekerja pada bagian otak yang terlibat dengan respon dan ketakutan. dr. Bonaventura Handoko Daeng, SpKJ (K) lahir di Sumbawa Besar, 25 Juni 1946. Ia menyelesaikan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan pendidikan Psikiater di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ia menikah dengan Dewi Handayani Mawardji dan dikaruniai tiga anak yaitu Adrianus Ardi Artha (Alm), Leonardus Hami Daeng (Alm), dan dr. Elisabet Citra Dewi. Melalui disertasi ini, Handoko berhak mendapat gelar Doktor Ilmu Kedokteran kekhususan Biomedik. [Irene/Humas UB] Artikel terkait Dosen UB Menangkan Life Sciences Award 2016 Identifikasi Kelenjar Saliva Nyamuk Anopheles untuk Cegah Malaria Perangkat Lunak untuk Analisis Artritis Rematoid Peningkatan Risiko Osteoporosis pada Penderita PPOK Prinsip Dokter Spesialis: Tiada Rotan Akar Pun Jadi