Modern Biologi, Teknik Baru MLPA dan Stem Cell

advertisement
Modern Biologi, Teknik Baru MLPA dan Stem Cell
Sunday, 29 November 2009 18:15
Semarang, undip.ac.id Beberapa terobosan bersejarah dalam bidang biologi seperti teori
Darwin dan hukum Mendel pada abad 19 membawa ilmu biologi ke babak baru, yaitu modern
biologi. Hal ini ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dan disertai berbagai
penemuan bersejarah seperti penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick.
Berbagai teknik molekulerpun ditemukan sesudahnya . Saat ini teknik tersebut telah digunakan
secara luas seperti penelitian mengenai gen, protein dan interaksi antara gen, lingkungan dan
penyakit. Penemuan penemuan baru dalam bidang biologi molekuler mempunyai banyak peran
dalam kehidupan manusia, seperti menyingkap misteri dibalik penyakit yang dahulu tidak
diketahui asal usulnya, dan dapat pula untuk membuktikan suatu kejahatan.
Beberapa dekade terakhir ini, perkembangan ini semakin cepat, ditandai dengan penemuan
teknik teknik baru yang meliputi teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dimana teknik ini bisa
digunakan untuk membuat salinan (copy) dari deoxyribonucleic acid (DNA). Lalu selanjutnya
adalah teknik sequencing DNA yang bisa digunakan untuk mengetahui urutan basa dalam
DNA. Akhir akhir ini beberapa metode baru juga telah ditemukan yaitu teknologiMicroarray dan
Multiplex Ligation-dependent Probe Amplification (MLPA). MLPA merupakan teknik baru dalam
bidang molekuler yang dikembangkan oleh MRC-Holland, Belanda. Teknikini berbasiskan
multiplex PCR dimana dengan teknikini kita dapat melihat perubahan satu basa saja dalam
DNA sequence.
Kelebihan MLPA dibandingkan teknik Multiplex PCR konvensional adalah kemampuannya
untuk mendeteksi lebih dari 40 perubahan basa sekaligus dalam satu kali eksperimen yang hal
tersebut tidak mungkin dapat dilakukan menggunakan metode Multiplex PCR konvensional.
Dibandingkan dengan metode molekuler lain yang membutuhkan peralatan yang canggih,
MLPA relatif tidak perlu menggunakan alat yang canggih dan relatif lebih murah dibandingkan
metode molekuler lainnya. Dan lebih penting lagi, keunggulan MLPA adalah pada kecepatan,
dimana eksperimen menggunakan MLPA bisa dilakukan dalam satu hari, yang tidak mungkin
bisa dilakukan menggunakan metode lain. Karena keunggulan teknik MLPA tersebut diatas,
saat ini, teknik ini sudah secara luas digunakan diberbagai laboratorium genetika ternama di
dunia. Penggunaan secara luas teknik ini juga diikuti dengan banyaknya penyakit genetika yang
bisa terdeteksi oleh metode ini.
Penggunaan dalam diagnosis genetika retardasi mental misalnya, dapat meliputi deteksi
kelainan kecil pada sub telomer kromosom yang tidak bisa terdeteksi menggunakan mikroskop
konvensional, deteksi berbagai syndrome antara lain: Cri du Chat syndrome, DiGeorge
1/4
Modern Biologi, Teknik Baru MLPA dan Stem Cell
Sunday, 29 November 2009 18:15
syndrome, Prader-Willi / Angelman, Rubinstein-Taybi syndrome, Smith-Magenis syndrome,
Sotos syndrome, Williams syndrome dan Wolf-Hirschhorn. Penggunaan dalam bidang onkologi
misalnya, deteksi gen kanker payudara (BRCA1,BRCA2), kanker kolon (MSH1, MSH2).
Penggunaan dalam bidang endokrinologi misalnya Growth Hormon Deficiency dan Familial
Hiperkolestrolemia. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh teknik ini, para peneliti bisa
mendesain sendiri pelacak (probe) yang akan digunakan dalam penelitiannya. Sehingga teknik
ini praktis dapat digunakan tidak hanya dalam bidang kedokteran namun dapat digunakan juga
untuk para peneliti diberbagai cabang biologi khususnya biologi dasar. Penemuan mutahir
lainnya adalah penemuan mengenai stem cell (sel punca) dan kemampuannya untuk
menggantikan sel sel yang rusak atau mati. Seperti diketahui bahwa tidak semua sel tubuh
dapat melakukan regenerasi (memperbaharui diri sendiri) contohnya adalah sel syaraf.
Pengetahuan tentang sel punca sudah lama dikenal di dunia biologi sel. Namun, baru pada
akhir dekade inilah baru diketahui penggunaan yang lebih menjanjikan untuk terapi berbagai
macam penyakit yang “tidak” dapat disembuhkan. Dengan adanya banyak penelitian pada sel
punca, diharapkan akan memperkaya ilmu dan pengetahuan dibidang biologi yang berdampak
pada strategi baru dalam pengobatan pada penyakit yang sampai saat ini diyakini belum bisa
disembuhkan. Sel punca adalah sekelompok sel yang mempunyai tiga ciri utama, yaitu sel yang
mampu membelah diri sendiri secara terus – menerus, spesialisasi pembelahannya belum
terarah dan dengan induksi yang spesifik, sel punca dapat membelah menjadi sel yang
diinginkan seperti sel jantung, sel syaraf, sel otot dsb. Jutaan penderita menunggu
diterapkannya teknik pembiakan pembiakan sel punca ini untuk mengobati penyakit diabetes
mellitus, infark jantung, Alzheimer dan Parkinson, yang dalam tahap penelitian telah terbukti
berhasil.
Di luar negeri pemanfaatan sel punca sudah sering dilakukan. Untuk itu, di Indonesia saat ini
sudah banyak diterima tawaran untuk menjalankan praktek penggunaan sel punca untuk terapi
dari para ahli luar negeri. Juga peneliti di Indonesia sudah mulai melakukan berbagai penelitian
sel punca. Saat ini, justru penelitian ini lebih dititikberatkan ke aspek hilirnya. Di Indonesia
penelitian ini dimulai oleh para industriwan yang mengembangkan pemanfaatan sel punca yang
berada di tali pusat ( umbilical cord ). Ada 3 jenis transplantasi / pencangkokan sel punca, yaitu
autologous (stem cell diperoleh dari pasien sendiri), allogeneic (sel punca dari orang lain), dan
xenotransplantasi (sel punca dari makhluk lain/ binatang). Transplantasi autologous
kelebihannya adalah tidak ada risiko penolakan, tetapi bila akan diberikan pada penderita
keganasan maka sel tumornya harus dibasmi terlebih dahulu kemudian sel punca dimasukkan
kembali. Transplantasi allogeneic, pasien akan lebih nyaman karena tidak diambil sel puncanya
dari tulang pinggul atau tulang perisai dada, namun harus mengatasi risiko penolakan.
Xenotranplantasi, adalah terapi sel dari binatang yang masih menimbulkan perdebatan di
Indonesia. Sel dari binatang yang dipakai mungkin bukan sel punca yang mampu terus
2/4
Modern Biologi, Teknik Baru MLPA dan Stem Cell
Sunday, 29 November 2009 18:15
menerus berkembang biak dan membentuk sel khusus sehingga terapi sel dari binatang tidak
bisa disebut sebagai pengobatan sel punca tapi pengobatan sel(cell-therapy).Efek samping
transplantasi sel punca harus diwaspadai karena mungkin bisa terjadi teratoma atau sel
kanker, apalagi bila yang diberikan sel binatang karena mungkin bisa terjadi ikatan (chimeric)
antara sel manusia dan sel binatang membentuk sel baru yang mempunyai fungsi yang
berbeda. Transplantasi sel punca dewasa hingga sekarang belum dilaporkan terbentuknya
teratoma tersebut. Teratoma juga dapat terjadi apabila sel punca yang ditransplantasikan
adalah jenis embryonic stem cell karena sangat pluripotent.
Sampai saat ini belum ada ijin dari pemerintah untuk pelaksanaan Xenotransplant. Apalagi
masuknya sel dari binatang buatan luar negeri ke Indonesia belum melalui ijin resmi dari badan
Pengawasan Obat dan Makanan (POM). Dari diskusi panel dengan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) dinyatakan bahwa Transplantasi Xeno dari hewan ke manusia masih memerlukan
penelitian lebih lanjut dan lebih lengkap, sehingga IDI berpendapat bahwa aplikasi klinis sel
punca transplantasi xeno masih belum boleh dilakukan di Indonesia, namun memperbolehkan
untuk kepentingan riset dasar ataupun aplikatif di bidang sel punca transplantasi xeno dengan
memperhatikan aspek menjaga harkat dan martabat manusia.
Pelaksanaan pelayanan sel punca hanya dapat dilakukankan untuk penyakit-penyakit yang
sudah terbukti klinis (evidence based) dapat disembuhkan dengan transplantasi sel puncaDari
pandangan etika para budayawan dan ahli agama, terapi klonasi dianggap bisa dilaksanakan
karena mempunyai manfaat yang sangat besar dibandingkan dengan mudharatnya. Apalagi
bila digunakan dari sel bukan embrio.
Masalah etikanya, dalam arti kesesuaian atau pengabaian norma atau prinsip bioetika yang
sudah disepakati, dapat disetujui selama dilakukan dengan baik dan benar oleh para ahli yang
sesuai dengan dukungan infrastruktur penelitian dan laboratorium yang layak. Oleh karena itu
perlu dilakukan pemantauan ketat dan pengembangan lanjut regulasi di Indonesia yang
mengatur tata cara pengambilan sumber biologi, baik untuk pengambilan sel punca embrionik
maupun sel punca bukan embrio. Regulasi semacam ini dapat dituangkan dalam bentuk
pedoman ”Best clinical practice in sel punca”.Riset terapan ataupun penggunaan sel punca
harus mempertimbangkan tumbuhnya rasa tanggung jawab terhadap kemanusiaan di tengah
suasana kebebasan meneliti.
Setiap ilmuwan harus mematuhi standar metodologi dan kaidah praktek terbaik teramat baik.
Riset terapan ini tidak boleh dilakukan apabila akibat masa depannya terhadap martabat
kemanusiaan tidak teramalkan. Setiap ilmuwan yang melakukan riset harus menyampaikan
informasi setiap akibat buruk yang mungkin dialami pasien/klien, dalam bahasa yang harus
3/4
Modern Biologi, Teknik Baru MLPA dan Stem Cell
Sunday, 29 November 2009 18:15
dimengerti awam.
Pemerintah diharapkan mampu mengarahkan kebijakan riset dasar
mupun terapan dengan pada akhirnya membuat legislasi semua peraturan pelaksanaanya
sesuai dengan kaidah bioetika universal. Sedangkan perusahaan swasta yang akan
memanfaatkan hasil riset terapan tidak boleh melakukan praktik monopolistik, hanya
berorientasi mencari keuntungan yang layak dan tidak berlebihan, serta secepat mungkin
melepas hak patennya untuk dapat dinikmati oleh negara berkembang.
Dengan perkembangan ilmu biologi yang semakin maju dan cepat, diharapkan juga praktisi dan
ilmuwan dibidang biologi dan kedokteran terutama di negara berkembang untuk menyelaraskan
pengetahuan terkini dengan negara maju. Sehingga teknologi dan pengetahuan ini bisa
dinikmati oleh semua orang dan tidak hanya menjadi monopoli sebagian negara saja (keadilan
global). Pada akhirnya, diharapkan pula perkembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi juga
disertai dengan aplikasi dan pemanfaatan untuk hajat hidup orang banyak. Menyongsong
perkembangan riset dan pelayanan pengobatan sel punca, pada tanggal 28-30 November
Universitas Diponegoro akan menyelenggarakan International Seminar dan Workshop dengan
mengundang para pakar dari Australia dan Belanda serta dari Malaysia yang sudah
berpengalaman dalam bidang ini.
4/4
Download