M A T E R I M A T A K U L I A H - Analis Kimia UII

advertisement
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
MODUL II
KESETIMBANGAN KIMIA
I.
Petunjuk Umum
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami konsep kesetimbangan kimia dan mampu menyelesaikan soal/masalah
yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan.
2. Materi Perkuliahan
1) Konsep reaksi kesetimbangan
2) Macam-macam kesetimbangan
3) Tetapan kesetimbangan
4) Kegunaan tetapan kesetimbangan
3. Indikator Pencapaian
1) Mahasiswa mampu menyebutkan contoh-contoh kesetimbangan kimia
2) Mahasiswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
3) Mahasiswa mampu memahami Asas Le Chatelier
4) Mahasiswa mampu memahami konsep kesetimbangan kelarutan
4. Referensi
Chang, R., 2005, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Keenan, Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia untuk Universitas, Edisi ke-6 Jilid 1 dan 2, Erlangga,
Jakarta
Vogel, 1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke-5, Jilid I dan
II, Kalman Media Pustaka, Jakarta
5. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan penyampaian materi perkuliahan secara interaktif yang
melibatkan partisipasi dosen dan mahasiswa selama satu kali tatap muka setiap 1 pekan dengan
bobot 2 SKS.
6. Lembar Kegiatan Pembelajaran
1) Berusaha mempelajari materi sebelum perkuliahan dimulai
2) Memahami materi setelah mengikuti perkuliahan
3) Melakukan kegiatan belajar mandiri melalui tugas yang diberikan
4) Melakukan latihan dalam memecahkan permasalahan dan mendiskusikannya
7. Evaluasi
1) Post test
2) UTS
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 1
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
II. Materi Kuliah
Jika kita memiliki segelas air dalam keadaan tertutup maka kita akan mendapati bahwa volume
air terlihat tetap atau tidak berubah. Memang volume air tidak berubah, tetapi di dalam gelas
tersebut sebenarnya sedang terjadi suatu perubahan, yaitu perubahan fase.
H2O(l)
H2O(g)
(1)
Air berubah fasenya dari cair menjadi gas (uap air), dan karena sistem merupakan sistem
tertutup maka uap air kembali berubah menjadi fase cair. Laju perubahan dari fase cair menjadi
gas sama dengan laju perubahan fase gas menjadi cair, sehingga kita tidak mendapati
perubahan volume dari air tersebut (volume air tetap). Peristiwa ini merupakan contoh dari
kesetimbangan yaitu kesetimbangan fisika. Jadi kesetimbangan fisika adalah kesetimbangan
antara dua fase dari zat yang sama.
Contoh kesetimbangan kimia adalah pada reaksi sintesis amoniak. Amoniak dibuat dengan
mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen dengan reaksi sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
(2)
Di akhir reaksi kita akan mendapati adanya campuran gas N2, H2 dan NH3. Artinya bahwa
ternyata reaktan tidak habis bereaksi sehingga dikatakan bahwa reaksinya tidak tuntas dan
berhenti di tengah jalan. Ketika reaksi berlangsung selang beberapa waktu, yaitu ketika
sejumlah NH3 mulai terbentuk ternyata NH3 kembali berubah menjadi N2 dan H2 dimana laju
pembentukan NH3 sama dengan laju pembentukan reaktan kembali. Pada keadaan ini dikatakan
sistem berada pada kesetimbangan. Walaupun sepertinya tidak teramati adanya perubahan
tetapi pada keadaan kesetimbangan tetap terjadi perubahan yang sifatnya mikroskopis.
Sehingga reaksi sisntesis NH3 lebih tepat dituliskan dengan menggunakan tanda panah dua arah
sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
(3)
Lalu apakah kita dapat menuliskan reaksi kesetimbangan (3) dengan cara terbalik seperti
berikut ?
NH3(g)
N2(g) + H2(g)
(4)
Hal ini tergantung dari reaktannya. Reaksi (3) menunjukkan bahwa reaktan awal adalah gas N2
dan gas H2 sedangkan reaksi (4) menunjukkan bahwa reaktan awalnya adalah gas NH3.
Kesetimbangan Dinamis
Perhatikan reaksi kesetimbangan secara umum berikut :
mA(g) + nB(g)
pC(g) + qD(g)
(5)
Pada keadaan awal sejumlah mol zat A dan zat B dimasukkan dalam sistem. Zat A dan B akan
bereaksi membentuk zat C dan D. Sehingga dengan berjalannya waktu konsentrasi zat A
berkurang begitu juga dengan konsentrasi zat B sedangkan konsentrasi zat C dan D semakin
bertambah. Karena reaksinya adalah reaksi dapat balik (reversible) segera setelah zat C dan D
terbentuk mereka kemudian bereaksi membentuk zat A dan B kembali. Proses ini berlangsung
terus sampai suatu ketika tidak teramati lagi adanya perubahan konsentrasi zat baik A, B, C,
maupun D atau sepertinya reaksi berhenti. Pada keadaan ini dikatakan sistem telah mencapai
kesetimbangan. Proses ini dapat digambarkan dengan grafik 1 berikut :
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 2
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
A
konsentrasi
B
C, D
t0
te
waktu
Grafik 1. Perubahan konsentrasi reaktan dan produk terhadap waktu
Pada keadaan setimbang, laju reaksi pembentukan zat C dan D (laju reaksi ke kanan) sama
dengan laju reaksi pembentukan zat A dan B kembali (laju reaksi ke kiri). Jika tidak ada faktorfaktor yang mengganggu kesetimbangan, maka sekali kesetimbangan telah tercapai, maka
keadaan ini akan berlangsung terus-menerus. Walaupun secara makroskopis tidak terjadi
perubahan yang dapat teramati dan terukur tetapi secara makroskopis tetap berlangsung
perubahan, yaitu reaksi ke kanan dan juga reaksi ke kiri. Maka kesetimbangan kimia yang
seperti ini disebut sebagai kesetimbangan dinamis.
Macam-macam Kesetimbangan
Berdasarkan fase dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan, maka kesetimbangan
dibedakan sebagai :
1. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua zat-zat yang terlibat dalam
reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase yang sama, misalnya :
a. Reaksi peruraian N2O4
N2O4(g)
2NO2(g)
Disini baik N2O4 maupun NO2 berada pada fase gas
b. Reaksi sintesis NH3
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
2. Kesetimbangan heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah jenis kesetimbangan dimana semua zat-zat yang terlibat
dalam reaksi kesetimbangan tersebut memiliki fase yang berbeda, misalnya :
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 3
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
a. Pemanasan CaCO3 dalam wadah tertutup
CaCO3(s)
CaO(s) + CO2(g)
b. Pelarutan endapan perak kromat
Ag2CrO4(s)
2Ag(aq) + CrO42-(aq)
Tetapan Kesetimbangan
Beberapa data percobaan peruraian N2O4 pada 25 0C ditunjukkan pada tabel 1 berikut :
0
Tabel 1. Data percobaan peruraian N2O4 pada 25 C
Konsentrasi Awal (M)
Konsentrasi Kesetimbangan
N2O4
NO2
N2O4
NO2
0,670
0,446
0,500
0,600
0,000
0,000
0,050
0,030
0,040
0,200
0,643
0,448
0,491
0,594
0,0898
0,0547
0,0457
0,0475
0,0523
0,0204
Perbandingan Konsentrasi
pada Kesetimbangan
[
]
[
]
[
]
[
]
0,0851
4,65 x 10-3
0,1020
4,66 x 10-3
0,0967
4,60 x 10-3
0,0880
4,60 x 10-3
0,2270
4,63 x 10-3
Sumber : Chang R, 2005, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Penerbit Erlangga, Jakarta
Dari tabel 1 terlihat bahwa walaupun pada suhu tetap yaitu 25 0C konsentrasi N2O4 dan NO2
pada kesetimbangan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi N2O4 dan NO2 awal, tetapi terdapat
suatu hubungan yang menunjukkan nilai yang tetap yaitu perbandingan konsentrasi
NO22/N2O4, yaitu berkisar 4,63 x 10-3. Disini masing-masing konsentrasi zat dipangkatkan
dengan koefisien reaksinya. Hubungan ini pertama kali ditemukan oleh Cato Maximillian dan
Peter Wage pada tahun 1864 yang kemudian disebut sebagai Hukum Kesetimbangan atau
Hukum Aksi Massa.
Untuk reaksi umum
mA(g) + nB(g)
pC(g) + qD(g)
maka Hukum Kesetimbangannya dapat dinyatakan sebagai berikut :
=
Dimana konsentrasi produk yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
dibagi dengan konsentrasi reaktan yang juga dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Kc
merujuk pada konstanta kesetimbangan dimana besaran yang diperbandingkan adalah
konsentrasi (consentration). Kc dapat memiliki satuan tetapi juga dapat tidak memiliki satuan,
tergantung dari pangkat perbandingannya. Kc tidak memiliki satuan (dimensi) jika p + q = m+n.
Harga Kc dapat digunakan untuk mengetahui ketuntasan suatu reaksi, atau sejauh mana reaksi
berlangsung ke arah sempurna. Jika Kc > 1 maka kesetimbangan lebih ke arah kanan tanda
panah reaksi atau lebih ke arah produk, konsentrasi/tekanan parsial produk lebih besar dari
reaktan. Sedangkan jika Kc < 1 maka kesetimbangan lebih ke arah reaktan. konsentrasi/tekanan
parsial reaktan lebih besar dari produk.
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 4
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
Tetapan Kesetimbangan Homogen (gas)
Untuk kesetimbangan homogen dimana masing-masing zat berada pada fase gas maka tetapan
kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan perbandingan tekanan parsial masing-masing zat
yang terlibat dalam reaksi dan dinyatakan dengan Kp. Misalnya untuk reaksi sintesis NH3, maka
tetapan kesetimbangannya adalah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
=
Jika di dalam suatu wadah tertutup yang berisi campuran gas, maka tekanan yang diberikan oleh
masing-masing gas disebut sebagai tekanan parsial dimana masing-masing tekanan tersebut
bersifat indepen atau tidak saling mempengaruhi.
Jika suatu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V pada temperatur
T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas, jika gas-gas dianggap ideal :
pA = nART/V
pB = nBRT/V
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V
dimana :
pA : tekanan parsial gas A (atm)
pB : tekanan parsial gas B (atm)
P
: tekanan total gas (atm)
V
: volume total (L)
R
: tetapan gas ideal = 8,2056 x10–2 dm3 atm mol-1 K-1 atau 8,3145 J mol-1 K-1
Tetapan Kesetimbangan Heterogen
CaCO3(s)
CaO(s) + CO2(g)
Dari berbagai percobaan, ternyata kesetimbangan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi zat yang
berada pada fase padat, yaitu CaCO3 dan CaO, artinya pada keadaan setimbang
konsentrasi/tekanan parsial gas CO2 adalah sama walaupun konsentrasi CaCO3 dan CaO
divariasi. Oleh karena itu aksi massa untuk fase padat adalah 1. Hal ini juga berlaku untuk zat
dengan fase liquid (cair). Sehingga baik fase padat maupun cair tidak diikutkan dalam penentuan
tetapan kesetimbangan. Maka tetapan kesetimbangan untuk reaksi pemanasan CaCO3 adalah :
= [
]
Untuk reaksi berikut :
Ag2CrO4(s)
= [
Versi : 1
Revisi : 0
2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
] [
]
Halaman : 5
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
Hubungan Kc dan Kp
Kesetimbangan reaksi fase gas :
aA(g)
bB(g)
=
[ ]
[ ]
=
( )
( )
Dengan asumsi bahwa gas berperilaku ideal maka :
=
=
=
=
=
=
(
)
[ ]
( )
[ ]
( )
=
=
Dimana n = jumlah koefisien produk - jumlah koefisien reaktan
Kegunaan Tetapan Kesetimbangan
1. Memberikan reaksi tentang ketuntasan suatu reaksi
Semakin besar harga Kc maupun Kp maka reaksi semakin mendekati tuntas atau sempurna,
sebaliknya makin kecil Kc atau Kp maka reaksi tidak berlangsung tuntas (produk hanya
sedikit)
2. Meramalkan arah reaksi
Jika kita mencampurkan semua zat reaktan dan produk dalam suatu wadah, maka ke arah
mana reaksi akan berlangsung dapat diramalkan dengan menggunakan tetapan
kesetimbangan. Perbandingan/nisbah konsentrasi dari produk dan reaktan yang
persamaannya sama dengan persamaan Kc disebut kuosien reaksi (Qc). Misal :
mA(g) + nB(g)
pC(g) + qD(g)
=
Maka :
=
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 6
dari 7
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MATERI
Fakultas
Program Studi
Kode Matakuliah
Nama Matakuliah
Dosen
:
:
:
:
:
FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATAKULIAH
MIPA
DIII Analis Kimia
21400332
Kimia Anorganik II
Reni Banowati Istiningrum, S.Si.
Pertemuan ke
Modul ke
Jumlah Halaman
Mulai Berlaku
: 2 (dua)
: II (dua)
: 7 (tujuh)
: 2011
Jika :
Qc < Kc maka reaksi bersih berlangsung ke kanan sampai Qc = Kc
Qc > Kc maka reaksi bersih berlangsung ke kiri sampai Qc = Kc
Qc = Kc maka campuran berada pada kesetimbangan.
III. Lembar Kerja
1.
2.
3.
4.
Kapankah suatu reaksi reversible mencapai keadaan setimbang ?
Bagaimana perbedaan antara kesetimbangan fisika dan kimia ? Jelaskan !
Jelaskan mengapa kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis ?
Tentukan persamaan kesetimbangan Kc (dan Kp) jika mungkin untuk reaksi kesetimbangan
berikut :
CO2(g)
CO(g) + O2(g)
H2O(g) + C(s)
CO(g) + H2(g)
2HgO(s)
2Hg(l) + O2(g)
5. Berikut ini adalah reaksi kesetimbangan pada suhu 700 0C
2H2(g) + S2(g)
2H2S(g)
Pada kesetimbangan terdapat 2,5 mol H2, 1,35 x 10-5 mol S2 dan 8,7 mol H2S dalam labu 12
L. Hitung Kc untuk reaksi ini !
6. Berapa Kp pada 1273 0C untuk reaksi :
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
Jika Kc-nya sebesar 2,24 x 1022 pada suhu yang sama !
7. Pada 700 0C tekanan total sistem diketahui 4,50 atm. Jika Kp adalah 1,52, hitung tekanan
parsial kesetimbangan CO2 dan CO.
C(s) + CO2(g)
2CO(g)
Versi : 1
Revisi : 0
Halaman : 7
dari 7
Download