ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ45 Oleh DASE PURNAMA H24104132 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ45 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DASE PURNAMA H24104132 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ45 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DASE PURNAMA H24104132 Menyetujui, Juli 2009 Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ45 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DASE PURNAMA H24104132 Menyetujui, Juli 2009 Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Lulus: ABSTRAK DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer. Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII). Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%. b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -133%, 4%, -8610%. c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%. d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%. e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%. Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%. Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaanperusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha. Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur. Key words: Laporan Keuangan, Indeks LQ45 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan dan Hj. Siti Rahmawati. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun 1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB. Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada: 1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis. 2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut. 3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini mendekati sempurna. 4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan dorongan moril. 5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki selama masa perkuliahan. 6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di IPB. 7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan tersebut. 8. Sahabat-sahabat Manajemen 41, kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas yang telah memberikan motivasi, saran dan kritikan membangun kepada penulis. 9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah memberikan kebahagiaannya selama ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan, serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya. Bogor, Juli 2009 Penulis DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber tradisional (Perbankan), karena mendapatkan pilihan penawaran investasi lain. Perusahaan-perusahaan lebih tertarik untuk memanfaatkan dana dari bursa efek berdasarkan perkembangan pasar modal yang menjanjikan dan mempunyai prospek yang lebih baik. Akan tetapi, terdapat kondisi-kondisi yang merugikan para investor, seperti berbagai peristiwa, mulai dari rekayasa laporan keuangan, tidak sesuainya kenyataan dengan prospektus, ricuhnya pendistribusian formulir pemesanan dan kredibilitas lembaga-lembaga penunjang pasar modal. Perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan setelah krisis moneter 1998 melalui pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk aktiva tetap, saham, obligasi, maupun reksadana. Walaupun sebagian besar masih di dominasi oleh investor asing, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor lokal mengalami peningkatan. Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi, sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat adalah informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Seorang investor dapat menjadikan prospektus dan laporan keuangan perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Ada banyak cara dalam menentukan ukuran yang akan dipakai. Ukuran yang biasa dipakai oleh manajer maupun investor selama ini adalah rasio keuangan, seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Penggunaan rasio profitabilitas dinilai memiliki keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari 2 berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (Subramanyam, 2005). Menurut Sloan (1917) dalam Goetzmann dan Garstska (1999), ukuran kinerja Earnings on Invested Capital (EOIC) yang dirumuskan Sloan merupakan ukuran kinerja perusahaan yang utama. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Adanya perkembangan perekonomian dunia yang tidak menggembirakan mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia yaitu terjadinya krisis keuangan global pada tanggal 6 Oktober 2008 berpengaruh besar terhadap posisi perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan langsung krisis global ini menimbulkan kekhawatiran dan merupakan ancaman bagi perusahaanperusahaan. Dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat dengan segala turunannya dan alirannya, akan berpengaruh terhadap momentum pertumbuhan ekonomi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono (Kompas, 7 Oktober 2008), agar tidak mengancam, apalagi menghentikan atau membuatnya mundur dari pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, maka harus dikelola bersama. Menurut pendapat Adler Manurung (pengamat pasar modal), untuk kembali menggairahkan pasar saham di Indonesia, salah satu yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola dana (misalnya reksa dana). Lembaga ini akan membeli saham-saham yang saat ini harganya sudah cukup murah, tetapi harus yang memiliki prospek dan fundamental baik (Kompas, 8 Oktober 2008). Sebelumnya pada bulan Oktober 2005 akibat kenaikan tinggi harga BBM, laju inflasi meningkat tajam mencapai 8,9% sehingga mengurangi daya beli masyarakat, Kenaikan harga BBM ini juga telah menyebabkan tingkat suku bunga SBI naik menjadi 12,25% yang akhirnya 3 juga menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan berbagai kondisi tersebut maka pada akhirnya pertumbuhan PDB menurun diakhir tahun 2005. Berkaitan dengan hal di atas peran lembaga keuangan sangat diharapkan untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang timbul akibat krisis tersebut. BEI sebagai salah satu lembaga pasar modal telah melakukan tindakan menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham pada beberapa perusahaan dengan alasan adanya kesimpangsiuran informasi yang beredar di pasar terkait dengan gadai saham. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian dilakukan, yaitu mempelajari dan menganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan dari tahun 2005 sampai tahun 2009 melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang diteliti berkaitan dengan perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui kondisi keuangan perusahaan, salah satu yang dapat dipelajari adalah laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan menjadi masalah bagi para investor apabila tidak mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang untuk menentukan investasi yang tepat dan penanaman modal pada perusahaan yang tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang berubah-rubah. Tidak semua investor memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan dan mendapat kemudahan untuk memahami hal tersebut, maka melalui penelitian 4 ini diharapkan memberikan kemudahan pemahaman bagi para investor bukan hanya investasi yang dikelola oleh para pialang, tapi juga para investor dapat mengelola investasinya sendiri. Berdasarkan permasalahan yang diungkap tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45? 2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45? 3. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45. 2. Menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45. 3. Memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam hal ini mengenai pasar modal dan kinerja perusahaanuli bagi pen. 2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menunjukkan ukuran kinerja perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dan sebagai bahan tambahan dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan investasi saham pada bursa saham di BEI sebagai lembaga pasar modal. 3. Bagi Investor dan calon investor dapat dijadikan sebagai salah satu acuan ataupun pertimbangan sebelum melakukan investasi. 4. Hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sama maupun yang berbeda untuk penelitian selanjutnya. 5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang bertahan pada posisi LQ45 pada periode bulan Februari tahun 2005 sampai dengan bulan Februari tahun 2009. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Suad Husnan (1994), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih satu tahun (Widoatmodjo, 1996). Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Jadi secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran didasarkan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang konkrit. Definisi Pasar menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak 7 yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar disini ialah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan, sedangkan yang termasuk peminat ialah pengusaha, pemerintah atau daerah. Sedangkan menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan (Siamat, 1995). 2.1.1 Efek dan Bursa Efek Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 mengemukakan bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atas sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (Siamat, 2004). Menurut Siamat (1995), Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah pertama, menjaga kontinuitas pasar. Kedua, menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. 2.1.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki surplus dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi 8 pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (Habib, 2008). Secara luas, pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif keuangan, sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian). Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan dananya pada berbagai jenis pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan diimbangi dengan adanya resiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Tetapi hal tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi resiko yang ditanggung. Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu: 1. Fungsi ekonomi. Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana. 9 2. Fungsi keuangan. Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia adalah: 1. Sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal; 2. Sarana pemerataan pendapatan; 3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat, sehingga produktivitas meningkat; 4. Menampung tenaga kerja; dan 5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah: 1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. 3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan berkembang. 4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah. 5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional. Tujuan dibentuknya Pasar Modal, pada tahun 1977 pemerintah mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Pengaktifan kembali tersebut dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningkat. 10 Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha (Siamat,1995). Menurut Widoatmodjo (1996), pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi pada suatu negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara. 2.1.3 Tingkatan Efisiensi Pasar Modal Ahli ekonomi mengatakan pasar modal yang efisien bukan berarti dilihat dari sistem penyimpanan data, fasilitas yang digunakan akan tetapi disini maksudnya adalah dilihat dari segi informasi yang tercermin dari harga-harga sekuritas yang diperdagangkan. Dalam hal ini pasar modal dikatakan efisien apabila pasar tersebut harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi yang relevan mengenai informasi dalam bentuk perubahan harga sebelumnya, informasi kepada publik dan bukan publik. Efisien tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga (Keown, 20054). Menurut Eugene F. Fama (1965) dalam Suad Husnan (1994), efisiensi dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1. The weak efficient market hypothesis. Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Selanjutnya harga dan volume masa lalu itu akan dianalisis untuk menentukan apakah harga naik atau turun. Kelemahannya adalah bahwa analisis itu mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di 11 masa datang, sehingga estimasi harga mungkin saja terjadi. Dalam hal ini pemodal tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang diharapkan. 2. The semistrong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan. Hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham. 3. The strong efficient market hypothesis Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual beli saham yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Peningkatan return akan terjadi apabila kebijakan portofolio ataupun keputusan jual-beli saham didasarkan pada hasil riset tepat sasaran. 2.2. LQ45 LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan menempatkan dananya pada saham-saham yang termasuk dalam LQ45 untuk mengurangi resiko likuiditas. LQ45 juga dianggap sebagai bencmark untuk menilai suatu kinerja investasi berbasis pasar modal (www.google.com). Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut: 1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 23 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan. 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular. 12 Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di bidang pasar modal. 2.3. Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan dimana dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang, modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang dimaksud di atas untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan. Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain. Kondisi keuangan suatu perusahaan (return ke investor baik) bergantung pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Capital gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas. Menurut Kieso (2002) yang dikutip dalam Lucky (2006), Dividend is a distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional) basis. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode tertentu. Ada 2 pendekatan menurut Bodie, Kane dan Marcus (2005) untuk menilai tingkat pengembalian saham oleh investor, yaitu dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. 1. Analisis Fundamental Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi faktor-faktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili 13 nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue. 2. Analisis Teknikal Investor lebih menyukai konsep analisis secara teknik daripada fundamental. Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah menilai saham hanya berdasarkan pada pengamatan tentang perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Seberapa baik tingkat kinerja atau tingkat efisiensi dan efektif pengelolaan sumber daya di perusahaan, menentukan tingkat pertumbuhan yang berkaitan pula dengan pencapaian perkembangan perusahaan. Sebuah analisis dapat membantu para pelaku bisnis, perusahaan, dan para pemakai laporan keuangan lainnya. Manfaat rasio keuangan menunjukkan efektifitas dari pengelolaan investasi oleh perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba. Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland (Sawir, 2001) adalah sebagai berikut: 1. Liquidity Ratio mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutanghutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. 2. Leverage Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. 3. Activity Rasio mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. 4. Profitability Rasio mengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. 5. Valuation Ratio menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian rasio ini mengukur kemajuan perusahaan. Laporan yang paling penting diantara berbagai laporan yang diterbitkan perusahaan kepada pemegang saham adalah laporan tahunan (annual report). Jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini: Pertama, adalah bagian verbal, yang sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan baru yang 14 akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Brigham, 2001). Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir, 2004). Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu untuk membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan ekonomi setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual-beli saham, pembagian deviden, pemberian kredit dan keputusan lain. Laporan keuangan tidak hanya digunakan untuk keputusan membeli, menahan dan menjual. Lebih dari itu, digunakan untuk menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan, atau kapan menjual (Arief Habib, 2008). Menurut Munawir (2004) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur, bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan 15 dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Warren (2006) mengemukakan bahwa laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya lagi. Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka berkepentingan terhadap ini menanamkan prospek keuntungan di modalnya. Mereka ini masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.dari hasil analisa laporan tersebut para investor, bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya (Munawir, 2004). Investor sebagai pemilik perusahaan, merupakan pihak pertama yang membutuhkan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, mereka dapat membuat keputusan apakah akan mempertahankan para dewan direksi, apakah akan mengalihkan kepemilikan sahamnya, atau keputusan-keputusan yang lain (Habib, 2008). 2.3.1 Sifat Laporan Keuangan Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: 1. Fakta yang telah di catat (Recorded fact). Laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di 16 bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting convention and postulate). Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles) hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (Expediensi) atau untuk keseragaman. 3. Pendapat pribadi (personal judgment). Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2004). Berdasarkan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain: 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Keberhasilan perusahaan dapat dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil stabilitas serta konuitas dan kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja juga efisiensi manajemennya. Jika hasil- 17 hasil yang dicapai kurang memuaskan maka para pemegang saham yang dalam hal ini merupakan pemilik perusahaan mungkin akan mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham yang dimiliki. Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah (1) mengukur tingkat biaya dari berbagai perusahaan, (2) menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian proses dan produksi, (3) menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (4) menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah disertai wewenang dan tanggung jawab, dan (5) menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik (Munawir, 2004). 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK) adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan statu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Ada 2 kata kunci dalam memahami tujuan laporan keuangan, yaitu (1) Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat, (2) Laporan keuangan digunakan untuk membuat keputusan yang logis. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Habib (2008) yang digambarkan dalam bagan, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. Tujuan Umum Tujuan Pemakai Eksternal Tujuan Lembaga (Perusahaan) Tujuan Spesifik Gambar 1. Tujuan Laporan Keuangan (Habib,2008) 18 2.4. Kewajiban (Hutang) Kewajiban (liabilities) adalah hak kreditor memperlihatkan utang perusahaan. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang dibayar dengan aktiva dan jatuh tempo dalam jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun (Warren,2006). Menurut Keown (2004), Utang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Pembiayaan yang diberikan kreditur dibagi menjadi (1) utang lancar atau kewajiban jangka pendek, dan (2) utang jangka panjang. Utang lancar atau utang jangka pendek, meliputi uang yang dipinjam yang harus dibayar kembali dalam 12 bulan berikutnya. Utang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12 bulan. 2.5. Modal (Ekuitas Pemilik) Ekuitas meliputi investasi pemegang saham – pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa dalam perusahaan. Pemegang saham preferen menerima suatu dividen yang ditetapkan dalam jumlah tertentu. Ketika perusahaan dilikuiditas, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa adalah pemegang perusahaan diluar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima apapun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham preferen dibayar (Keown, 2004). Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca–berbagai jenis utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa–disebut komponen modal (capital components). Setiap kenaikan total aktiva harus dibiayai oleh kenaikan satu atau lebih komponen modal tersebut. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu; misalnya meminjam uang pada suku bunga 10 persen, maka biaya komponen utangnya adalah 10 persen (Brigham, 2004). Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. 19 Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik sering kali dipandang penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca (Warren, 2006). 2.5.1 Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC) Modal yang diinvestasikan merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainya (Young dan O’byrne, 2001). Modal yang diinvestasikan adalah hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham, serta seberapa besar capital yang diinvestasikan dalam aktivitas operasional dan aktivitas non-operasional lainnya. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu: 1. Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode 20 dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Saham sebagai instrument investasi memiliki risiko, antara lain: 1. Capital Loss Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. 2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka 21 pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan dari investasi saham selain dividen (dana yang dibayarkan dari laba) adalah capital gain (selisih antara harga saat mensual dengan harga saat membeli. Bisa saja terjadi, investor tidak menghendaki dividen, tetapi lebih memilih keuntungan dari capita gain ini. Kalau ini yang dimaui investor, dia tidak perlu menunggu sampai perusahaan membagikan dividen untuk menjual sahamnya (Widoatmodjo, 1996). Perdagangan saham sehari-hari di pasar sekunder atau dalam aktivitasnya, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal (Bursa Efek) yang biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. Saham atau Stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preffered stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain, adalah sebagai berikut: 1. Saham biasa (common stocks); a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, b. Memiliki hak suara (one share one vote), 22 c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2. Saham preferen (preffered stocks); a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, b. Tidak memiliki hak suara. c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan di likuidasi. e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap. Dibandingkan dengan jenis investment lainnya, saham preferen memiliki kelemahan dan kelebihan antara lain, sebagai berikut: a. Lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban. c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan. d. Tidak memiliki hak voting. e. Tidak memiliki jatuh waktu. f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham preferen jauh lebih sedikit. g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai nominalnya. (Siamat, 2004) 2.5.2 Biaya Modal Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Dengan kata lain biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young dan O’byrne, 2001). Elemen risiko adalah penting untuk memahami biaya modal dan cara perhitungannya. Semua investor adalah penghindar risiko, lebih menyukai risiko yang lebih kecil daripada banyak. Hal ini tidak berarti bahwa 23 investor tidak akan menanggung risiko. Itu hanya berarti bahwa mereka tidak menyukai risiko, dan mereka harus dibayar untuk itu. Langkah penting dalam mengestimasi biaya modal adalah mengidentifikasi dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata tertimbang (WACC/weighted average cost of capital). Adapun komponen modal adalah berbagai jenis utang, ekuitas saham biasa dan saham preferen. Kebijakan keuangan perusahaan adalah kebijakan mengenai sumber keuangan yang direncanakan untuk digunakan dan campuran (proporsi) tertentu yang akan dipakai untuk menentukan penggunaan hutang dan pembiayaan ekuiti. Pencampuran hutang dan ekuiti yang digunakan dapat berdampak pada biaya modal perusahaan. Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan biaya-biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari biaya setelah pajak atas masing-masing sumber modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai sebuah proyek di mana bobot (timbangan) tersebut mencerminkan proporsi pembiayaan total dari masing-masing sumber. Konsekuensinya, biaya modal tertimbang rata-rata merupakan tingkat pengembalian hasil yang harus didapat perusahaan atas investasinya, sehingga dapat memberi kompensasi kepada kreditor dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil individual yang dibutuhkan (Keown, 2004). 2.5.3 Biaya Utang Biaya utang umumnya diukur berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan kepada kreditur. Karena bunga dapat dibebankan dalam perhitungan laba kena pajak (tax deductible), maka perhitungan biaya utang perlu disesuaikan dengan pajak (adjusted for taxes). Besarnya biaya utang yang harus dibayar perusahaan ditentukan oleh tingkat suku bunga diperuntukkan bagi utang dengan suku bunga mengambang, risiko kegagalan yang meningkat, dan keuntungan pajak yang berhubungan dengan adanya utang karena beban bunga mengurangi pajak. Dengan demikian perhitungan biaya modal adalah perkalian antara bunga yang harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-t), dimana t adalah tingkat pajak perusahaan. 24 2.6. Total Assets (Total Aktiva) Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets). Contohcontoh aktiva mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan (Warren, 2006). Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, atau total aktiva. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset) merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. (Will J.J., 2005) 2.7. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umum diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau servis yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2. Menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3. Menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. 4. Menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan. 2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. (Munawir, 2004) 25 Menurut Keown (2004), laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha: 1. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan. 2. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang akan dijual. 3. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi produk atau jasa, dan (b) administrasi umum. 4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa (bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa). 5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak pendapatan perusahaan. Menurut Warren (2006), laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar dan beban selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penanding atau pengaitan (matching concept). Konsep ini ditetapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang tejadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income/net profit) jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss). 2.8. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) Pajak adalah suatu faktor kritis dalam sebuah pembuatan keputusan keuangan. Ada tiga tipe dasar dari usaha yang dikenakan pajak: perusahaan kepemilikan tunggal, persekutuan dan korporasi. Perusahaan tunggal melaporkan pendapatan mereka dalam pengembalian pajak pribadi mereka dan membayar pajak-pajak terutang. Persekutuan melaporkan pendapatan dari persekutuan tetapi tidak membayar pajak. Korporasi sebagai badan hukum terpisah, melaporkan pendapatannya dan membayar pajak-pajak yang berhubungan dengan profit. Pemilik (pemegang saham) dari korporasi tidak melaporkan pendapatan mereka 26 dalam pengembalian pajak pribadi mereka, kecuali ketika semua atau sebagian profit didistribusikan dalam bentuk dividen (Keown,2004). Menurut Tunggal (2001), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan dan biaya penyusutan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi dampak pada profitabilitas ataupun resiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai NOPAT akan selalu identik. Perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan laba rugi perusahaan. 2.9. Rasio Keuangan Kinerja perusahaan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua atau lebih data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka pada neraca dan laporan laba/rugi. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa rasio ratarata industri dimana perusahaan beroperasi, rasio perusahaan sejenis atau rasio periode sebelumnya. Indikator ini diperlukan sebagai indikator pembanding untuk membuktikan apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik setelah diukur, maka dengan demikian akan diperoleh informasi akurat. Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya dibagi dalam 6 kelompok, yaitu: 1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio (CR) dan Acid Test (Quick) Rasio (ØR) 2. Rasio Hutang (Leverage Ratio) yang terdiri Total debt to total asset ratio, Times interest earned (TIE) dan Fixed change coverage (FCC) 3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Inventory turnover, Average collection period dan Fixed asset turnover, serta.Total asset turnover. 4. Rasio Keuntungan terdiri dari Profit margin on sales, Return on asset (ROA) dan Return on net worth. 5. Rasio Pertumbuhan terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan laba per lembar saham dan pertumbuhan harga pasar (saham) per lembar dan pertumbuhan deviden. 27 6. Rasio Penilaian terdiri dari Price to Earning Ratio (PER) dan Market to Book Ratio (MBR) 2.10. Teknik Analisis Laporan Keuangan Teknik analisis laporan keuangan menurut Gibson (2001) “Various techniques are used in the analysis of the financial data to the emphasize the comparative and relative importance of the data presented and to evaluate the position of the firm. These techniques include ratio analysis, common size analysis...”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lengkap di bawah ini. 1. Analisis Common Size Menurut James C. Van Horne (1992) bahwa An analysis of percentage financial statements where all balance sheet items are divided by net sales or revenues. Analisis ini membandingkan data-data keuangan yang ada, dan dari nilai perbandingan tersebut akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi. Analisis ini terbagi dua yaitu analisis horisontal (metoda analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode)) dan analisis vertikal (metoda analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu). 2. Analsis Indeks James C. Van Horne (1992) mengemukakan bahwa An analysis of percentage financial statements where all balance sheet or income statement figures for a base year equal 100.0 (percent) and subsequent financial statement items are expressed as percentages of their valuesin the base year. Analisis ini mengubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap normal. 3. Analisis Ratio Analisis ini mengungkap hubungan yang menyatakan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ada dua jenis dasar analisis perbandingan yaitu analisis tren (perhitungan rasio dari waktu ke waktu) dan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sejenis. 28 2.11. Rasio sebagai Alat Analisis Menganalisis laporan keuangan diperlukan rasio-rasio untuk menghitung aspek-aspek tertentu yang memberikan fungsi atau informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland yang dikutip Sawir (2001) adalah: 1. Liquidity Ratio. Rasio ini mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. 2. Leverage Ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. 3. Activity Rasio. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya 4. Profitability Rasio. Rasio ini mengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. 5. Valuation Ratio. Rasio ini menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian. Analisa rasio memiliki kelebihan dibandingkan teknik analisa lainnya. Brigham (2004) mengemukakan bahwa kelebihan tersebut antara lain rasio berupa angka-angka yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan, rasio dapat membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lainnya secara periodik dan lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Kekurangan analisa rasio dibandingkan dengan teknik analisa lainnya adalah sebagai berikut: 1. Secara umum perusahaan memiliki lini bisnis yang berbeda dengan perusahaan lainnya, jadi sulit menentukan standar rasio yang tepat. 2. Perbedaan penggunaan metode akuntansi yang berbeda tiap perusahaan. 3. Rasio industri rata-rata bukan merupakan sasaran yang akan dicapai perusahaan. 4. Rasio disusun dari data-data akuntansi, dan data-data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil dari manipulasi. 29 2.12. ROI (Return On Investments)/ROA (Return On total Asset) Laba atas investasi (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang diberikan oleh modal yang ditanam (Siegel dan Shim, 1999). Analisa ROI adalah analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI merupakan teknik yang biasa digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari seluruh kegiatan perusahaan. ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004). Menurut Habib (2008) bahwa Rasio return on total asset (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI). Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor: 1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi). 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Kegunaan analisa ROI adalah (1) sifatnya yang menyeluruh; (2) membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis; (3) mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh 30 divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan; (4) mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan; (5) berguna untuk keperluan kontrol dan perencanaan. Kelemahan analisa ROI adalah (1) kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda; (2) adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya); (3) tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan. Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal atau pengembalian atas investasi (return on investment-ROI), merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Dengan ROI kita dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal. Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap risiko investasi modal, serta membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengembalian investasi altenatif. Analisis pengembalian atas investasi modal membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Analisis ini menentukan kemampuan preusan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan, membayar kreditor dan memberikan imbalan kepada pemilik. Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk: (1) efectivitas manager, (2) tingkat profitabilitas, (3) peramalan laba, serta (4) perencanaan dan pengendalian (Wild, J.J dan Subramanyam, K.R, 2005). Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Investasi akan dilakukan hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa depan yang diinginkan, sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita harapkan (Keown, 2004). 31 2.13. Analisis Risiko Risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi. Risiko dapat diukur dengan beberapa cara yang berbeda dan kesimpulan yang berbeda tentang bagaimana tingkat risiko aktiva dapat diketahui tergantung pada ukuran yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diingat adalah sebagai berikut: 1. Semua aktiva keuangan diharapkan menghasilkan arus kas dan tingkat risiko aktiva ditentukan dari tingkat risiko arus kasnya. 2. Tingkat risiko aktiva dapat dipertimbangkan dengan dua cara: (1) atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) dimana arus kas aktiva dianalisis oleh mereka sendiri, atau (2) dalam konteks portofolio, dimana arus kas dari sejumlah aktiva digabungkan dan kemudian arus kas konsolidasi tersebut dianalisis. 3. Risiko aktiva dalam konteks portofolio dapat dibagi menjadi dua komponen: (1) komponen risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk component) dan (2) komponen risiko pasar (market risk component). 4. Aktiva dengan tingkat risiko relevan (pasar) yang tinggi harus memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk menarik para investor. (Brigham, 2004) Siamat (2004) mengemukakan bahwa memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (prica volatility). Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut antara lain sebagai berikut: a. Risiko daya beli (purchasing power risk). Sifat investor dalam menangani faktor risiko di pasar modal ini terdiri dari dua yaitu investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) dan investor justru menyukai menantang risiko (risk averse). Bagi investor kategori pertama ini akan mencari atau memilih jenus investasi yang akan memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan untuk memperoleh pendapatan dan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama. Akan 32 tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu tersebut telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima keuntungan (return) yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, risiko daya beli ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil. b. Risiko bisnis (business risk). Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan (emiten) membayar bunga atau deviden. c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk). Naiknya tingkat bunga biasanya menekan harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya tingkat suku bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar modal. d. Risiko pasar (market risk). Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya hampir semua harga saham di Bursa Efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila lesu (bearish), saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba perusahaan. e. Risiko likuiditas (liquidity risk). Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti. 2.14. Beta Koefisien beta adalah mengukur tingkat pergerakan pengembalian saham yang telah ada terhadap saham pasar. Rata-rata risiko saham didefinisikan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar umum yang diukur oleh beberapa indeks. Jika sebuah saham mempunyai beta yang positif, maka kita akan mengharapkan pengembalian yang meningkat apabila pasar saham secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan dapat menyebabkan 33 pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah positif (Brigham, 2004). Beta portofolio adalah rata-rata tertimbang sederhana pada modal dari saham individu, di mana tertimbang adalah presentase dari dana yang diinvestasikan pada tiap saham. Beta portofolio mengukur rata-rata daya reaksi dari pengembalian portofolio pada pergerakannya di pasar umum (Keown, 2004). 2.15. Penelitian Terdahulu Wicaksono, D.T. (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Portofolio Optimal dari Saham Sektor Industri Keuangan di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa (1) saham-saham sektor keuangan berdasarkan tingkat pengembalian dan risikonya yang memiliki kinerja terbaik adalah saham ABDA (sub sektor asuransi), saham BGIN (sub sektor bank), saham MITI (sub sektor perusahaan efek) dan saham MTFN (sub sektor lembaga pembiayaan); (2) sahamsaham sektor keuangan yang termasuk kedalam saham unggulan pada sub sektor bank memiliki jumlah saham unggulan terbanyak dan dinilai sebagai sub sektor yang paling baik, yaitu saham INPC, MAYA, BGIN, BVIC, NISP, BBIA, BABP, BNGA, BDMN,BNII, BBRI, BEKS, BMRI, BBNI, LPBN, PNBN; (3) portofolio optimal pada sub sektor keuangan (asuransi, bank, perusahaan efek dan lembaga pembiayaan) memiliki tingkat pengembalian dan risiko rendah; (4) membentuk portofolio optimal saham sektor industri keuangan yang terdiri dari portofolio optimal yang dihasilkan pada masing-masing sub sektor asuransi, bank, perusahaan efek dan lembaga pembiayaan; (5) melalui pembandingan antara investasi portofolio saham-saham sektor keuangan dengan deposito, maka dapat ditentukan tercapainya suatu bentuk investasi portofolio yang aman (dengan tingkat risiko minimum) dan tingkat pengembalian maksimal. Hasil penelitian Dewoprojo, W.K. (2005) tentang Analisis Investasi Saham Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004 menyatakan bahwa (1) tingkat suku bunga deposito mempengaruhi saham GGRM dan HMSP, sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh terhadap saham MLBI, GGRM dan HMSP, sedangkan IHSG tidak terpengaruh oleh kedua faktor makro ekonomi tersebut; (2) harga saham antar perusahaan (industri) barang konsumsi di BEJ tidak saling mempengaruhi; (3) investasi dalam 34 bentuk saham perusahaan (industri) barang konsumsi di BEJ pada umumnya memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat hasil yang rendah. Penelitian Widyaningdyah (2001) tentang Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia dengan tujuan untuk menguji pengaruh reputasi auditor, jumlah dewan direksi, leverage dan persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO terhadap earnings management, yang di-proxy-kan dengan discretionary accruals. Berdasarkan hasil pengujian hanya leverage saja yang berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Hasil penelitian ini mendukung temuan Dechow et.al (1996) bahwa debt motivation yang salah satu proxy-nya adalah leverage, berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Perusahaan yang terancam default cenderung melakukan earnings management dengan menaikkan laba. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki posisi bargainingnya saat negosiasi ulang atau perusahaan melakukan go public untuk mendapatkan dana segar karena kesulitan mencari dana pinjaman. Earnings management untuk perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya. Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia, diteliti oleh Martono (2002) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tiga variabel, yaitu ROA industri, intensitas modal tertimbang dan leverage keuangan tertimbang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan. Kedua, tiga variabel, yaitu ROE industri, leverage keuangan tertimbang dan pangsa pasar terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROE. Ketiga, berdasarkan nilai R2, hasil analisis regresi ROE lebih robust dibandingkan hasil analisis regresi ROA. Keempat, profitabilitas industri terbukti superior dalam menjelaskan ROA, sedangkan variabel yang superior dalam menjelaskan ROE adalah rasio leverage keuangan tertimbang. 35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pada pasar saham atau stock exchange terdapat mekanisme pasar dimana didasarkan pada permintaan dan penawaran. Harga-harga dalam pasar saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi penutupan terakhir pada hari bursa. Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain. Kondisi keuangan suatu perusahaan (pengembalian ke investor baik) bergantung pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode tertentu. Capital gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas. Kieso (2002) dalam Lucky (2006). Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 membuat laporan keuangan memberikan informasi kepada investor. Laporan keuangan merupakan laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan terutama neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas. Neraca merupakan daftar seluruh aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu. Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atau beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan laporan laba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha perusahaan, salah satunya laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After Tax). Laporan keuangan perusahaan menginformasikan juga tentang biaya hutang (kewajiban) yaitu kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus dibayarkan kepada pihak luar dan modal yang dimiliki atau ekuitas pemilik. 36 Berdasarkan hutang (kewajiban) dan modal (ekuitas pemilik) maka akan diketahui total asset (total aktiva). Setelah diketahui NOPAT dan total asset (total aktiva) maka dapat dihitung nilai ROI. Habib (2008) berpendapat bahwa return on investment (ROI) disebut juga Rasio return on total asset (ROA) yaitu rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Setelah nilai ROI diketahui, maka dapat dilihat kinerja yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai informasi bagi investor. Berdasarkan informasi tersebut investor dapat menentukan pembelian saham kembali pada pasar modal. Seluruh proses di atas dapat dilihat dengan menggunakan program Visual Basic yang memberikan banyak kemudahan bagi investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Kerangka Pemikiran 37 3.2. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat. Metode statistik deskriptif dapat juga digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. 3.2.1 Pengumpulan Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan Oktober 2008 dan dilanjutkan sampai dengan bulan Februari 2009. Lokasi pengumpulan dan pengolahan data diperoleh dari publikasi beberapa instansi yaitu: (1) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dahulu disebut Bursa Efek Jakarta, (2) Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta atau website http://www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk time series dan cross section dari tahun 2004-2009 dengan mengambil 45 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Data-data tersebut meliputi Laporan tahunan dari perusahaan, Jumlah Total Aktiva diambil dari neraca laporan tahunan, besarnya laba bersih tiap tahun dari laporan rugi laba. Data sekunder yang digunakan bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan adalah gambaran umum perusahaan, laporan keuangan, equity LQ45 dan data bulanan indeks harga saham gabungan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dan bergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2004-2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik adalah pengambilan sampling yang termasuk non random sampling adalah purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu mengambil sampel yang ditentukan peneliti (Nasir, 1999). Berdasarkan asumsi di atas, maka sampel yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu 10 perusahaan dari 25 perusahaan yang memiliki posisi yang tetap dalam Indeks LQ45 dan metode periode yaitu 38 Agustus 2005–Februari 2009. Sampel perusahaan yang diteliti adalah perusahaanperusahaan yang selama periode tersebut memenuhi persyaratan bahwa perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004 dan 2008 dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai laporan keuangan selama penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dan dilaksanakan adalah penelitian literatur untuk dijadikan landasan dalam penelitian, penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh dari lembaga tertentu, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi dari internet, data-data perusahaan, buku-buku yang menunjang dan literatur perpustakaan. Selama penelitian dilakukan pengamatan langsung dengan cara peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan di BEI dan melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset selama 2 bulan (Oktober-November 2008). PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 11 tertanggal 10 September 1999 dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-19958 HT.01.01.TH.99 tertanggal 13 Desember 1999 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tertanggal 15 Januari 2002, Tambahan No. 559. Perusahaan memulai operasi komersil pada tanggal 4 Juli 2000. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.4 tertanggal 7 April 2005 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal disetor Perusahaan sebesar Rp 21.900.000.000. Peningkatan modal disetor tersebut berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas I (right issue) tahun 2005 sebesar 219.000.000 lembar saham dengan nominal Rp 100 dan harga perolehan sebesar Rp 125. Dengan adanya peningkatan modal disetor tersebut, maka modal disetor Perusahaan menjadi Rp. 58.400.000.000. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) telah menyetujui peningkatan modal tersebut melalui surat No. S-240/PM/2005 tertanggal 3 Februari 2005. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang 39 lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Perusahaan telah mendapat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi dari Ketua BAPEPAM masing-masing berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-01/PM/PEE/2000 tertanggal 29 Februari 2000 dan No. KEP03/PM/MI/2001 tertanggal 28 Mei 2001. Surat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek mencakup ijin sebagai Perantara Pedagang Efek. 3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang dilaporkan kepada Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2004-2009 berupa laporan keuangan konsolidasian yang didalamnya diawali dari laporan auditor independen kepada para pemegang saham yang ditandatangani oleh Akuntan Publik. Neraca konsolidasian setiap perusahaan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Penyajian data dilengkapi grafik dan gambar. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental dan analisis teknikal (Bodie, Kane dan Marcus, 2005) yaitu untuk menilai tingkat pengembalian saham oleh investor. Analisis pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Analisis Fundamental Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi faktorfaktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue. Analisis fundamental menggunakan data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan informasi yang relevan. Investor akan membeli saham yang underprice dan menjual saham tersebut saat overprice (Francis,1993). Nilai intrinsik suatu saham dapat di estimasi atau dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu : 40 a. Pendekatan Aktiva Bersih (Net Asset Approach) Pendekatan ini menunjukkan nilai intrinsik saham dilihat dari nilai aktiva bersih untuk per lembar saham biasa yang ditunjukkan dengan rumus : NAPS = Nilai buku aktiva bersih keseluruha n Jumlah saham biasa yang beredar ................ (1) b. Pendekatan Dividen (Dividen Valuation Approach) Estimasi nilai intrinsik saham dengan memperhitungkan nilai dividen yang akan diterima dari investasi saham tersebut di masa depan, rumusnya: Harga Saham (Po) = Dimana : d 1 Rg ............................. (2) d1 = Cash dividen for next period R = Required rate of return G = Expected growth on dividen c. Pendekatan Laba (Earning Valuation Approach) Estimasi nilai intrinsik saham dilakukan secara tidak langsung dengan menghitung earning multiplier, dengan rumus: Earning multiplier = Dimana: d d EPS rg ..................... (3) = Cash dividen EPS = Earning per share R = Risk – adjudted Discount rate g = Growth rate Nilai intrinsik saham dalm bentuk earning multiplier ini selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai PER (price earning ratio) dari saham tersebut. 2. Analisis Teknikal Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah sebuah metode analisis yang menitikberatkan pada pergerakan pasar. Metode ini dijalankan dengan cara memperhatikan perubahan harga dan volume perdagangan saham dipasar (Young dan O’Byrne, 2001) . Menghitung Adjusted Invested Capital akhir tahun n: 41 Format Perhitungan Invested Capital Total Asset (-) Kewajiban-kewajiban tanpa beband bunga Invested Capital yang belum disesuaikan Penyesuaian-penyesuaian EVA (-) Aktiva pajak Tangguhan + Pengeluaran untuk eksplorasi + Pengeluaran untuk eksplorasi yang ditangguhkan EVA dan belum diamortisasi + Pengeluaran untuk riset dan pengembangan + Pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang ditangguhkan dan belum diamortisasi + Penyisihan piutang tahun ini + Penyisihan penurunan nilai persediaan + Penyisihan garansi + Deferred Income + LIFO reserve tahun ini + Akumulasi amortisasi goodwill Invested Capital yang telah disesuaikan xx (xx) xx (xx) xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx Average Invested Capital diperoleh dengan cara sebagai berikut : invested capital akhir tahun n invested akhir tahun n 1 .....................(4) 2 Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan yang dibuat setiap perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan dilaporkan kepada investor melalui laporan tahunan. Data diperoleh dari BEI dan melalui situs perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri dari Neraca Konsolidasian dan Laporan Laba Rugi Konsolidasian. Data yang diolah dari Neraca Konsolidasian adalah sebagai berikut : a. Kewajiban Lancar terdiri dari uang muka pelanggan, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang harus dibayar, hutang pajak, pinjaman bank jangka pendek, penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan, bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, hutang derivatif, hutang obligasi. b. Kewajiban Tidak Lancar terdiri dari hutang pihak hubungan istimewa, kewajiban pajak tangguhan, pinjaman bank jangka pendek setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja. 42 c. Ekuitas terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan, saldo laba. d. Aktiva Lancar terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, uang muka, pajak pertambahan nilai dibayar dimuka, piutang derivatif. e. Aktiva Tidak Lancar terdiri dari kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya, piutang pihak hubungan istimewa, aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, Goodwill, Tagihan restitusi pajak, aktiva lain-lain. Laporan keuangan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan kegiatan usaha. Prosedur analitis dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahun berjalan dengan pos-pos terkait pada laporan periode sebelumnya. Analisis persentase peningkatan dan penurunan yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan komparatif (analisis horizontal). Jumlah setiap pos pada laporan tahun terakhir dibandingkan dengan pos terkait pada satu atau lebih laporan sebelumnya. Jumlah peningkatan atau penurunan setiap pos dicatat beserta persentase peningkatan atau penurunannya (Warren, 2006). Laporan keuangan yang diperoleh dari BEI dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dikelompokkan per tahun (2004-2008), serta hasilnya dianalisis. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan kinerja perusahaan, yaitu pertumbuhan tahun berjalan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Selisih dari jumlah aktiva pertahun dihitung dengan menggunakan persentase, maka dapat memperlihatkan perkembangan kinerja keuangan perusahaan secara umum. Rumus perhitungan perkembangan sebagai berikut: JATB JATS x100% ................................................ (5) JATS Keterangan: JATB = Jumlah Aktiva Tahun Berjalan JATS = Jumlah Aktiva Tahun Sebelumnya Perhitungan pertumbuhan ini berlaku untuk pertumbuhan laporan laba rugi, NOPAT, dan Return on Investment. 43 2. Total Aset/Total Aktiva Tingkat laba Indeks LQ45 adalah perbandingan nilai Indeks LQ45 pada hari ke-1 dengan nilai indeks LQ45 pada hari ke t-1. Tingkat laba rata-rata Indeks LQ45 adalah Nilai rata-rata pengembalian suatu investasi dalam periode tertentu. Deviasi standar adalah tingkat fluktuasi yang distandarisasi dengan perhitungan statistik. Koefisien variasi adalah tingkat distribusi resiko (dispersi) dengan membandingkan standar deviasi dan laba rata-rata. 3. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi terdiri dari laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, beban usaha diperoleh dari beban penjualan dan beban umum. Laba usaha diperoleh dari laba kotor dan beban usaha. Beban/pendapatan lain-lain diperoleh dari beban bunga dan keuangan, selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian atas pelepasan anak perusahaan, keuntungan (kerugian) selisih kurs bersih, beban amortisasi goodwill, pendapatan bunga, keuntungan (kerugian) kontrak berjangka komoditi dan lain-lain. Laba sebelum pajak penghasilan diperoleh dari laba usaha dan beban (pendapatan) lain-lain. 4. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT) Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) terdiri dari beban pajak penghasilan yang diperoleh dari pajak kini dan pajak tangguhan. Laba sebelum hak minoritas yang diperoleh dari laba sebelum pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan. Laba bersih (NOPAT) diperoleh dari laba sebelum hak minoritas dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan. Format Perhitungan NOPAT (Young & O’Byrne, 2001) adalah sebagai berikut: Pendapatan Operasi (Operating Income) + Pendapatan bunga + Pendapatan ekuitas + Pendapatan investasi lainnya (-) Beban pajak penghasilan (-) Pembebasan terhadap biaya bunga NOPAT yang belum disesuaikan Penyesuaian-penyesuaian EVA : + Beban pajak tangguhan (deferred tax expense) + Pengeluaran untuk eksplorasi (-) Amortisasi pengeluaran untuk eksplorasi yang ditangguhkan oleh EVA xx xx xx xx (xx) (xx) xx xx xx (xx) 44 + Pengeluaran untuk Riset dan Pengembangan (-) Amortisasi pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang ditangguhkan oleh EVA + Peningkatan penyisihan piutang pada tahun ini + Peningkatan LIFO reserve (Cadangan LIFO) + Peningkatan penyisihan penurunan nilai persediaan + Peningkatan penyisihan garansi + Peningkatan deferred income + Amortisasi goodwill NOPAT yang telah disesuaikan xx (xx) xx xx xx xx xx xx xx 3.2.3 Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya dibagi dalam 6 kelompok, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah. a. Current Ratio (CR) Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Formula current ratio adalah: Current Ratio (CR ) aktiva lancar hu tan g lancar ................................ (6) b. Acid Test (quick) Ratio Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. 45 Formula QR adalah: Quick Ratio (QR) aktiva lancar persediaan hu tan g lancar ..................... (7) 2. Leverage Ratio (Rasio Hutang) Leverage ratio (Rasio Hutang) adalah rasio yang membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman. Makin besar pinjaman yang digunakan perusahaan, makin besar kreditur mempunyai kendali terhadap perusahaan. Rasio hutang merupakan strategi maupun informasi dalam menentukan manfaat uang. Apabila suku bunga pinjaman lebih kecil dari return on investment (ROI), maka perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding menambah modal sendiri atau sebaliknya. Perhitungan rasio hutang bisa menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan melalui neraca dan laporan laba/rugi. Pendekatan melalui neraca menginformasikan seberapa besar hutang digunakan untuk aktiva. Pendekatan melalui laporan laba/rugi menginformasikan seberapa besar hutang bisa ditutup dengan laba operasional. Pemakaian keduanya sangat penting karena bisa menutupi kelemahan masing-masing. 1. Total Debt to Total Asset Rasio Definisi total debt to total asset ratio adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional. Rasio Hu tan g Total hu tan g Total Aktiva ........................... (8) 2. Time Interest Earned Ratio (TIE) Rasio hutang ini membagi laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan. TIE laba sebelum bunga dan pajak ...................... (9) Beban bunga 46 3. Fixed Chance Coverage Rasio fixed chace coverage mempunyai manfaat sama dengan TIE untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga tetap, sedangkan rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga secara periodik dan kewajiban membayar sewa pada jangka panjang, termasuk biaya sewa (lease charge). Formula fixed change coverage adalah: Fixed Chance Coverage EBIT beban sewa Beban bunga beban sewa .................. (10) 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan laba/rugi. Kondisi perusahaan dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis yang besar (efektif) walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama. 1. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. Apabila perhitungan perputaran persediaan memakai formula penjualan dibagi persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama, apabila penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan oleh harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya. Formula perputaran persediaan adalah: 47 Perputaran Persediaan H arg a Pokok Penjualan .............. (11) rata rata persediaan 2. Average Collection Period Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang. Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang, diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang. Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama (perhitungan rata-rata penjualan harian). Formula rata-rata penjualan/hari dan Average Collection Period adalah: Rata rata Penjualan / hari Average Collection Period Penjualan .............................. (12) 360 Piu tan g rata rata penjualan / hari ........ (13) 3. Fixed Asset Turnover Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada perusahaan. Formula fixed asset turnover adalah: Perputaran Aktiva Tetap Penjualan Aktiva tetap bersih ................... (14) 4. Total Asset Turnover Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva. Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva. Formula total asset turnover adalah: 48 Perputaran Total Aktiva Penjualan Total aktiva ................. (15) 4. Profitabilitas Ratio Rasio keuntungan merupakan hasil akhir perusahaan dalam menjalankan tugas. Rasio ini berhubungan dengan tingkat keuntungan dan kerugian perusahaan. Efektifitas suatu perusahaan terlihat dari rasio ini. Semakinefektif manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Bentuk rasio profitabilitas adalah: 1. Profit Margin on Sales Profit margin on sales digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari penjualan. Cara perhitungan rasio profit margin on sales adalah membandingkan laba bersih dengan total aktiva. Indikatornya profit margin yang tinggi menunjukkan kecerdasan perusahaan yang tinggi dalam mencari laba. Formula profit margin on sales adalah: Pr ofit M arg in on Sales laba bersih ........... (16) total aktiva 2. Return on Total Asset (ROA) Return on total asset (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI). Formula return on investment adalah: Re turn on Asset ( ROA) Laba bersih ............ (17) Total aktiva Analisis ROI dalam analisis keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena ROI disini merupakan teknik analisis secara menyeluruh. Analisis ROI digunakan dalam mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (James C. Van Horne, 1992). ROI Net Fropit After Tax ................................... (18) Total Assets 49 Atau ROI Net Frofit After Tax Net Sales ................. (19) x Net Sales Total Assets 3. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth) Rasio pengembalian modal digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Walaupun mengukur laba, rasio ini tidak menghitung deviden atau capital gain. Alasannya, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. Rasio pengembalian modal membandingkan antara laba bersih dengan modal pemilik. Formula return on net worth adalah: Re turn on Net Worth Laba bersih ......................... (20) Modal pemilik 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Perhitungan rasio pertumbuhan memakai data perusahaan, sejak berdiri dan menjalankan bisnis. Titik awal yang dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan, seperti: kondisi perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan negara-negara maju (development market). Efek inflasi harus dihilangkan terlebih dahulu, agar diperoleh hasil yang konsisten. Caranya adalah menggunakan nilai tetap (fixed rupiah value). Elemen penting untuk menghitung rasio pertumbuhan, antara lain: penjualan, laba bersih, laba per lembar saham, harga pasar per lembar, deviden dan nilai buku saham. Formula rasio pertumbuhan adalah: n Xn Rasio Pertumbuhan 1 Xo Dimana: Xn = nilai akhir Xo = nilai dasar n = jumlah tahun .............................. (21) 50 6. Valuation Ratio Rasio penilaian digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat sehingga calon investor dimungkinkan menghargai nilai saham, baik yang lebih tinggi dari nilai buku atau sebaliknya. Jadi, rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor, walaupun manajemen juga memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan manajemen adalah untuk rigth issue. 1. Price to Earning Ratio (PER) Price to earning ratio membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan laba/lembar. PER digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Indikator PER adalah, semakin tinggi nilai PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor, perusahaan dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor beranggapan saham dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan harga, sehingga peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat kecil. Formula PER adalah: rata-rata PER h arg a pasar ( saham) rata rata laba per lembar saham ................... (22) 2. Market to Book Ratio (MBR) Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku. Formula MBR dan book value adalah: MBR h arg a pasar ( saham) rata rata nilai buku ( saham) Nilai Buku ( Saham) jumlah ekuitas jumlah ( saham) beredar ............ (23) ......... (24) 3.2.4 Analisis Risiko Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high returnhigh risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar 51 risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya. Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi. Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi), melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif. Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi tidak mampu memproteksi nilai investasi. 3.2.5 Beta Beta (ß) merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang terjadi dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham dalam suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses keuntungan suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar (Habib, 2008). Formula beta adalah: i ko var ians Ri , Rm var ian Rm .......................... (25) Kovarian (Ri, Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar Varian (Rm) = varian tingkat pengembalian pasar Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis, suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar 52 lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60 (Keown, 2004). 3.3. Model Program Komputer Analisis LQ45 Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Penelitian ini mengembangkan suatu model program komputer untuk menghitung dan menganilisis penentuan posisi perusahaan-perusahaan yang bergabung di BEI, baik dilihat dari kinerja masing-masing perusahaan maupun dilihat dari kestabilan dalam posisi LQ45. Bahasa komputer yang digunakan dalam pengembangan model adalah bahasa Visual Basic Net 2008 (VB.Net 2008) yang menawarkan banyak kemudahan, antara lain bahasa pemprograman di dalamnya benar-benar bahasa berbasis objek (Object Oriented Programming), sehingga akses segala sesuatu seperti variabel dan fungsinya sudah dianggap sebagai objek. Tujuan utama penggunaan bahasa komputer ini dalam penelitian adalah untuk menciptakan hasil perhitungan keadaan aktual, faktual dan akurat dari perusahaan-perusahaan LQ45. Tujuan lainnya adalah untuk menganalisis penurunan dan peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45, serta dapat melihat tingkat kestabilan perusahan-perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting untuk membantu investor mendapatkan informasi tentang investasi yang ditanam pada perusahaan-perusahaan yang dipilihnya. Model program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data selain diperoleh dari BEI langsung, diperoleh juga dari internet, serta hasil perhitungan rasio keuangan, serta analisis risiko indeks LQ45 (10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian). Outcome dari model komputer yang digunakan adalah berupa Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi, Hutang (Kewajiban), Modal (Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan rasio keuangan, serta analisis risiko. 3.4. Visual Basic Visual Basic berawal dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners Allpurpose Symbolic Instruction Code), karena bahasa BASIC cukup mudah dipelajari dan popular. Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan fasilitas yang 53 memungkinkan menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form (MADCOMS, 2006). Menurut Raymond, McLeod (2004) dikatakan bahwa model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Wardhana (2007) mengatakan bahwa program Visual Basic Net (disingkat VBNet) adalah bahasa pemprograman yang menawarkan banyak kemudahan dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemprogram dapat dibuat lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam pemprograman. Bahasa pemprograman VBNet sekarang sudah benar-benar bahasa berbasis objek (Object Oriented Programming), sedangkan pendahulunya belum total sebagai bahasa berbasis objek. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VBNet juga mempunyai akses penuh ke Net Framework, dimana Net Framework sendiri merupakan suatu himpunan file-file pustaka yang telah terorginisir dan berguna sebagai fasilitas untuk sistem dan aplikasi, sehingga seorang programmer tidak perlu lagi menghapal fungsi-fungsi Windows API lagi untuk akses sistem. Cara menjalankan program Microsoft Visual Basic 6.0 adalah sebagai berikut: 1. Klik tombol Start pada taskbar, kemudian pilih menu Run, sehingga akan tampil kotak dialog Run. 2. Klik Browse untuk menentukan folder dan file program Visual Basic 6.0 sehingga tampil kotak dialog Browse. 3. Klik tombol open pada kotak dialog Browse, lanjutkan dengan menekan tombol OK pada kotak dialog Run. Microsoft Visual Basic 7 atau Visual Basic.Net adalah suatu peningkatan atau upgrade dari Visual Basic 6 sebelumnya. Visual Basic.Net direalisasikan pada akhir-akhir tahun 1999, Microsoft memposisikan teknologi tersebut sebagai platform untuk membangun suatu program yang tidak hanya membahas satu bahasa pemrograman saja melainkan multi bahasa (Firdaus, 2006). Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang sudah lama usianya. Ditinjau dari bahasanya, Visual Basic (VB) termasuk bahasa pemrograman generasi ketiga yang event-driven (dipicu oleh event) dan bukan procedure-driven 54 (seperti Pascal). Visual Basic ditinjau dari jenisnya adalah software pemrograman (rapid application development/RAD) yang berguna membuat program pada sistem operasi windows saja. Versi VB pertama sampai VB ke-6, Visual Basic masih menggunakan teknologi com untuk model pemrogramannya, namun hal ini berganti sejak Visual Basic beralih ke teknologi dot NET. Visual Basic.NET (VB.NET) adalah bahasa pemrograman berorientasi objek (object oriented) yang merupakan lanjutan dari Visual Basic sebelumnya. VB.NET memiliki banyak fitur yang memungkinkan seorang programmer membuat program dengan lebih cepat, mudah dan dengan bahasa yang didesain lebih modern dibandingkan VB sebelumnya, sehingga program yang dihasilkan lebih bagus. Versi terakhir VB.NET sekarang ini adalah versi VB.NET 2008. Visual Basic 2008 atau sering disebut sebagai VB 9.0 merupakan rilis ke-9 dari produk Visual Basic Microsoft yang sudah cukup lama ada dan legendaries. Visual Basic sudah ada di dunia semenjak awal tahun 1990an dan kini usianya yang hampir 20 tahun, Visual Basic net 2008 telah merilis ke publik semenjak tanggal 10 November 2007. Visual Basic NET 2008 merupakan versi ketiga dari generasi VB.NET setelah berevolusi dari versi VB biasa. Versi pertama adalah VB.net 2003, kemudian disusul dengan VB.net 2005 hingga sekarang Visual Basic net 2008. Versi vb.net 2008 ini yang dikemas dalam paket visual studio 2008, Microsoft telah menambahkan beberapa fitur seperti dikutip dari Wikipedia berikut: 1. Ada operator if tingkat ketiga yang menggantikan fungsi IIF. 2. Bisa mendukung tipe anonim, fitur ini merupakan fitur untuk Visual Basic.NET 9.0 yang memungkinkan tipe date yang memiliki nama field dibuat secara implisit dari kode yang memerlukannya. Karena tipe anonim tidak perlu diketikkan, tipe ini akan disimpan di variabel yang dideklarasikan menggunakan keyword VAR. 3. Dukungan untuk LINQ: Language Integrated Query (LINQ) adalah komponen NET framework yang berfungsi menambahkan fasilitas query data secara native menggunakan sintaks yang mirip dengan SQL. 4. Mendukung ekspresi Lambda untuk matematika. 5. Adanya literal XML. 55 6. Adanya Type Interface. Sama seperti versi VB.NET sebelumnya, sintaks yang dipakai di Visual Basic.NET 2008 tidak jauh berbeda dengan teman-temannya sesama net (Efisitek.Com dan R. Fikriansyah, 2008). Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dan uraian di atas, maka gambaran alur pikir penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alur Pikir Penelitian 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum BEI Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan (trading floor) dimana para floor trader menempati booth-booth transaksi di Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. Namun saat ini semua PE-AB (Pasar Efek Anggota Bursa) telah memiliki sistem Remote Trading. Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di BEI adalah saham, bukti right, waran, Kontrak Opsi Saham (KOS) dan dalam waktu dekat ETF (Exchange Traded Fund) juga akan diperdagangkan. Sejak 22 Mei 1995, sistem perdagangan di BEI sudah menggunakan sistem komputer otomatis yang disebut sebagai Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan administratif dan manajemen BEI terpusat di lantai 4 gedung yang sama. Mekanisme untuk mengatur perdagangan tersebut BEI mengeluarkan peraturan No II-A.1, lalu dirubah/ditambah dengan Keputusan Direksi BEJ No Kep-307/BEJ/12-2006. Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang bertindak untuk perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Semua order yang diterima dimasukkan ke terminal masing-masing dengan menggunakan JATS, kemudian order-order tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matching dengan mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di BEI adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat ini BEI sudah mulai menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS, sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta. Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman 57 pada Waktu JATS. Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa sebagai berikut: 1. Pukul 09:10:00 sampai dengan 09:25:00, digunakan oleh Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli; 2. Pukul 09:25:01 sampai dengan 09:29:59, JATS melakukan proses pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi. Lembaga Penunjang Pasar Modal: 1. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. 2. Anggota Bursa Efek adalah perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh ijin usaha dari Bapepam dan memperoleh hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek. 3. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. 4.2. Gambaran Umum Perusahaan Indeks LQ45 Perusahaan Indeks LQ45 merupakan perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama. Pembahasan dalam penelitian ini, perusahaan-perusahaan yang termasuk Indeks LQ45 dibatasi dengan menentukan perusahaan yang berada dalam posisi 10 besar dari 24 perusahaan LQ45 yang bertahan dari Februari 2005-Januari 2009 dan memiliki kondisi perkembangan yang stabil. Perusahaan-perusahaan yang dibahas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Perusahaan-perusahaan dalam 10 Posisi Bertahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Nama Perusahaan Astra Argo Lestari Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Danamon Tbk Bank Mandiri Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank International Indonesia Tbk 58 Gambaran umum setiap perusahaan-perusahaan di atas adalah sebagai berikut: 1. Astra Argo Lestari Tbk (AALI) PT Astra Agro Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C210099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989 Tambahan No. 3626. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2 triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh). Perubahan nama dan peningkatan modal dasar perusahaan ini diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C25992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No. 5616. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan guna memenuhi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di pasar modal, termasuk perubahan nama Perusahaan menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk, dan persetujuan para pemegang saham atas penawaran umum saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham, diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 65 tanggal 11 Agustus 1997. Perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2- 59 8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21 Agustus 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No. 5617. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir untuk memenuhi Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No.83 tanggal 20 Juni 2008 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-46707.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 31 Juli 2008. Sampai dengan tanggal laporan ini, perubahan tersebut masih dalam proses untuk diumumkan dalam Berita Negara. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet. Kantor pusat perusahaan dan anak perusahaan (Grup) berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR No. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit perusahaan seluas 4.059 hektar (2007: kelapa sawit dan karet masing-masing 4.032 hektar dan 67 hektar) berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Luas areal Hak Guna Usaha yang dimiliki perusahaan dan anak perusahaan adalah seluas 228.772 hektar (2007: 231.508 hektar) dengan luas areal tertanam seluas 194.217 hektar (2007: 182.470 hektar). Beberapa anak perusahaan mengembangkan perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal tertanam seluas 57.174 hektar (2007: 55.721 hektar). Pabrik pengolahan perusahaan dan anak perusahaan berkapasitas produksi efektif 940 ton (2007: 865 ton) tandan buah segar per jam dan 600 ton (2007: 600 ton) inti sawit per hari, 300 ton (2007: 300 ton) minyak kelapa sawit (CPO) per hari, dan 19,3 ton (2007: 19,3 ton) karet per hari. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham dengan 60 nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.550 (Rupiah penuh) per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (saat ini - Bursa Efek Indonesia). 2. Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1968, dengan nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang dan diumumkan dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir pada tanggal 2 Juli 2008 sehubungan dengan, antara lain, perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 40 akta Notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M No. 2 tanggal 2 Juli 2008. Perubahan terakhir tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-40521.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 11 Juli 2008. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari jumlah 1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Penawaran saham kepada masyarakat tersebut dicatat di dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 27 November 1997 (Pada tahun 2008, kedua bursa tersebut digabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 31 Desember 2008, semua saham ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 9.538.459.749 lembar saham telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2002, saham 61 Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Australia (BEA) sebagai Chess Depository Interest (CDI). Pada tanggal 31 Desember 2008, unit yang diperdagangkan di BEA adalah sejumlah 381.538.390 unit CDI yang merupakan 1.907.691.950 saham biasa seri B. Berdasarkan Akta Notaris No. 39 tanggal 30 Mei 2007 dari notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, telah disetujui dilakukannya pemecahan nilai nominal saham dari nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) menjadi Rp 100 (rupiah penuh) per saham. Perdagangan saham Perusahaan dengan nilai nominal baru per saham dilakukan mulai tanggal 12 Juli 2007. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. 3. Astra International Tbk (ASII) PT Astra International Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada yahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra Internasional Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi, sedangkan ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi. Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat dengan Akta Notaris Masjuki, S.H., notaris pengganti dari Imas Fatimah, S.H., No. 83 tanggal 24 Juni 2008 untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56114.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008. Pada tanggal 31 Desember 2008, perseroan dan anak perusahaan (Grup) 62 memiliki karyawan kurang lebih 73.000 orang (2007: 70.000 orang) dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang terakhir pada tanggal 31 Desember 2008 adalah kurang lebih Rp 5,3 triliun (2007: Rp 4,4 triliun). Seluruh anggaran dasar agar sesuai dengan Undang Undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dilakukan dengan Akta Notaris Benny Kristianto No. 61 tanggal 11 Juni 1997. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6452HT.01.04.Th.97 pada tanggal 9 Juli 1997. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi pemberian Wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham dan/atau efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham dan/atau pemegang efek bersifat ekuitas yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham dan/atau efek bersifat ekuitas tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta dengan memenuhi peraturan pasar modal dan bursa efek yang berlaku. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143. Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan kepada masyarakat sejumlah 30 juta saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun 1994, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham. Pada tahun 1997, sebagian pemegang obligasi konversi mengkonversikan obligasinya menjadi 280.837 saham Perseroan. Pada tahun yang sama, Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) 63 per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham yang mengakibatkan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474 saham. Pada tahun 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, Perseroan menerbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi Seri III, di mana setiap pemegang satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Rights ini dapat dieksekusi sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 7 Januari 2004 (diperdagangkan sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 31 Desember 2003). Sejumlah 253.158.665 (2003: 242.609.311) saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini. Sisanya sebanyak 5.239.490 rights tidak dieksekusi hingga berakhir masa berlakunya. Pada bulan Mei 1999, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk memberikan 70 juta saham Perseroan sebagai kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan melalui program Kompensasi Berbasis Saham Karyawan (opsi saham karyawan). Pada tanggal jatuh tempo, tanggal 18 Mei 2004, sejumlah 64.754.000 (31 Desember 2003: 62.324.500) saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut. Pada tahun 2002, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran tersebut diselesaikan pada bulan Februari 2003. 4. Bank Central Asia Tbk (BBCA) PT Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan di negara Republik Indonesia dengan akte notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali; berdasarkan akte Wargio Suhardjo, SH, pengganti notaris Ridwan Suselo, tanggal 21)Mei 1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham 64 Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PTiBank Central Asia Tbk. Perubahan ini dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 29 Desember 1999 No.)62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.)C21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan yang menyatakan pernyataan kembali seluruh pasal dalam Anggaran Dasar telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-21311 HT.01.04.TH.2006 tanggal 20 Juli 2006 dan diumumkan dalam tambahan No. 897 pada Berita Negara No. 68 tanggal 25 Agustus 2006. Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007 dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2007. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jenderal Sudirman kav. 22-23. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut: Tahun Cabang dalam negeri Kantor perwakilan luar negeri Jumlah 2008 2007 842 807 2 2 844 809 65 Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura. Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) No.)19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No.1117/KMK.017/1999 dan No..31/15/KEP/GBI tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk Bank Taken Over. Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank menerima pembayaran sebesar Rp 60.877 milyar dari Pemerintah Republik Indonesia. Jumlah ini terdiri dari (i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN (terdiri dari Rp 47.751 milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21)September 1998 dan Rp 4.975 milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999), dan (ii) bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April 1999, sejumlah Rp)8.771 milyar, dikurangi dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah Rp 29.100 milyar atas pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp 28.480 milyar. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk membeli obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp.60.877 milyar (terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp 2.752 milyar dan obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp 58.125 milyar) melalui Bank Indonesia. Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal 25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan Bank Indonesia No.)2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank Indonesia mengumumkan melalui Peng. No.)2/4/Bgub tanggal 28 April 2000, 66 bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia. Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1037/PM/2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp 331.200 juta (harga penawaran Rp 1.400, dalam rupiah penuh, per saham), yang merupakan 22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 (notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 25) menetapkan untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp)250, dalam rupiah penuh, per saham dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham (sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split) melalui Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Stock split dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001. Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1611/PM/2001 tanggal 29)Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 147.200 juta (harga penawaran Rp 900, dalam rupiah penuh, per saham), yang merupakan 10% dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 16) menetapkan untuk dilakukannya stock split dari Rp.250, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp 125, dalam rupiah penuh, per saham. Stock split dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004. 67 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 Mei 2005 (notulen rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 42) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 2.153.060 juta. Dengan surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank. Per tanggal 31 Desember 2005 Bank belum melakukan pembelian kembali saham. RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya 123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 678.013. Dengan surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11 Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II. RUPSLB tanggal 28 November 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham Bank (stock split) dari Rp 125 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 62,50 (nilai penuh) per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008. 68 RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2008 memutuskan untuk mengangkat Bapak Sigit Pramono selaku Komisaris Independen Bank, efektif sejak tanggal 20 Agustus 2008 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat persetujuan No. 10/116/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 20 Agustus 2008. Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM, tanggal 26 November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000 lembar dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 (nilai penuh) per lembar saham. Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan 13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian Rp 808.585. RUPSLB tanggal 18 Desember 2008 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. dengan akta No. 114), telah menyetujui pengambilalihan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Bank UIB, berkedudukan di Jakarta Timur, sejumlah 42.500 saham, dengan harga pembelian akhir sebesar Rp 248.257, sehingga Bank akan menjadi pemegang 100% saham PT Bank UIB, persetujuan mana termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan terhadap rancangan akuisisi, ringkasan rancangan akuisisi dan konsep akta akuisisi dalam rangka pengambilalihan tersebut, dimana untuk selanjutnya PT Bank UIB tersebut akan diubah kegiatan usahanya menjadi Bank Umum Syariah, termasuk kemungkinan apabila Bank bermaksud untuk mengalihkan sebagian saham PT Bank UIB kepada pihak lain yang disetujui oleh Bank sebagai strategic partner dalam mengembangkan Bank Umum Syariah tersebut. 5. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hokum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H., dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman 69 dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang Jangka Waktu Berdirinya Perseroan dan pasal 3 tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.Th.98 tanggal 13 November 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216 tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003. Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX J.I tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha dibidang perbankan sesuai 70 dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan sesuai dengan prinsip syariah. Program Rekapitalisasi Bank Umum sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah, BRI telah menerima seluruh jumlah rekapitalisasi sebesar nominal Rp 29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan dalam dua tahap yaitu sebesar nominal Rp 20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000 dan Rp 8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000. Lebih lanjut, seperti yang disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Keuangan dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar Rp 29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan jumlah rekapitalisasi sebesar Rp 85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001. Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal BRI dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai final kebutuhan rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp 29.063.531. Penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyetujui untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar 3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran kepada masyarakat internasional (Peraturan 144A dari Perundang-undangan Sekuritas dan peraturan “S”) dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) 71 dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003. Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga jual Rp 875 (Rupiah penuh) per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 saham masing-masing dengan harga Rp 875 (Rupiah penuh) setiap saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia memiliki 59,5% saham di BRI. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 10 November 2003, dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan. Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta, Indonesia. 6. Bank Danamon Tbk (BDMN) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank), berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester Raden Soedja, S.H. No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 664, Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa masingmasing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II tanggal 30 September 1958 dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 21/10/Dir/UPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan no. 3/744/DPIP/Prz tanggal 31 Desember 2001. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan akta notaris No. 14 tanggal 14 Oktober 2008 dibuat dihadapan P. Sutrisno A. Tampubulon, Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum UmumDepartemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU- 72 AH.01.10-25094 tanggal 11 Desember 2008, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 24 Desember 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut dilakukan sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor Bank dalam rangka Program Kompensasi Karyawan/Manajemen Berbasis Saham (E/MSOP) dan perubahan komposisi pemegang saham Bank per tanggal 30 September 2008. Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan disetor Bank dalam rangka E/MSOP dan perubahan komposisi pemegang saham Bank per tanggal 31 Desember 2008 dalam proses pembuatan, akan tetapi sesuai Peraturan Bapepam dan LK No.IX.J1 poin 6.g, penambahan modal disetor tersebut telah efektif sejak terjadinya penyetoran yaitu tanggal 31 Desember 2008 dan saham yang diterbitkan tersebut mempunyai hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Bank. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan kegiatan micro banking dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No. 6 Mega Kuningan, Jakarta. 7. Bank Mandiri Tbk (BMRI) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri atau Bank) didirikan di Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998. Akta pendirian telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C216561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT Bank Pembangunan 73 Indonesia (Persero) (Bapindo) (selanjutnya secara bersama-sama disebut Bank Peserta Penggabungan). Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi. Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sampai dengan 31 Desember 2008 terakhir kali dilaksanakan dengan akta Notaris Dr. A. Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 4 tanggal 9 Januari 2009 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan pelaporan surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-00983 tanggal 26 Febuari 2009 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0006399.AH.01.09 tahun 2009 tanggal 26 Febuari 2009. Selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007 jumlah opsi saham yang telah dieksekusi masing-masing sebanyak 92.882.614 lembar saham dan 181.547.707 lembar saham. Penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007 yang berasal dari eksekusi saham adalah masing-masing sebesar Rp 78.048 (termasuk penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari eksekusi opsi periode 1 Oktober 2007 sampai 31 Desember 2007 sebesar Rp 31.606) dan Rp 59.169. Penambahan agio saham periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 238.097 (termasuk agio saham yang berasal dari eksekusi opsi periode 1 Oktober 2007 sampai dengan 31 Desember 2007 sebesar Rp 96.626) dan Rp 137.011. Pada akhir bulan Pebruari 1998, Pemerintah mengumumkan rencana untuk merestrukturisasi Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober 74 1998 dengan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Peserta Penggabungan. Selisih antara harga transfer dan nilai buku saham pada saat akuisisi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode akuisisi diakui dalam Program Rekapitalisasi. Rencana restrukturisasi di atas dirancang untuk penggabungan usaha Bank Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan Bank Mandiri juga mencakup: a. Restrukturisasi kredit yang diberikan. b. Restrukturisasi aktiva non-kredit yang diberikan. c. Rasionalisasi kantor cabang lokal dan luar negeri. d. Rasionalisasi sumber daya manusia. Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, S.H., Bank Peserta Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan ini dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999. Pada tanggal efektif penggabungan usaha: a. Semua aktiva dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan. b. Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan oleh Bank Mandiri. c. Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp 1.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan. 75 Pada tanggal efektif yang sama, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan. Rekapitalisasi dilakukan dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (CAR) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah, antara lain, harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang berstatus Bank Take Over (BTO) oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 (PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999 dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999. Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, Bank Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah dari Menteri Keuangan melalui Surat No. S-360/MK.017/1999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui Surat No. S-510/M- PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999. Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal penerbitan obligasi/surat utang pemerintah dalam rangka penyertaan 76 modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa selambatlambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah telah diterima oleh Bank Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah Republik Indonesia menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp 42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggitingginya sebesar Rp 180.000.000. Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri serta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua) tahap, yaitu Rp 103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp 75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999, jumlah keseluruhan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi sebesar Rp 178.000.000. Berdasarkan Kontrak Manajemen tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar Rp 173.931.000, atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp 1.412.000 ditahan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisa sebesar Rp 2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit. Sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003 tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya ditahan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp 1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003. 77 Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (KMK-RI) No.227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK No. 420/KMK02/2003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final tambahan penyertaan modal Pemerintah sebesar Rp 173.801.315. Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering) kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-1551/PM/2003 tanggal 27 Juni 2003. Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham, dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp 675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham tersebut merupakan divestasi atas 20% saham Bank Mandiri milik Pemerintah Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar saham Bank Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/072003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT- 028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003. Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003. Bank Mandiri melakukan Kuasi-Reorganisasi untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasireorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi sebesar Rp 162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham. 78 Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi melalui Akta No. 130 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Tambahan No. 93 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003. Pada tanggal 30 Oktober 2003, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Risalah rapat dari RUPSLB tersebut telah diaktakan oleh Notaris Sutjipto, S.H. dengan Akta No. 165 tanggal 30 Oktober 2003. Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar saham melalui private placement. Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan, Indonesia. 8. Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) PT Bakrie & Brothers Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 55 tanggal 13 Maret 1951 dari Notaris Sie Khwan Djioe dengan nama N.V. Bakrie & Brothers. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. J.A.8/81/6 tanggal 25 Agustus 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 19 Juli 2008 oleh Agus Madjid, S.H., mengenai perubahan seluruh isi anggaran dasar perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU49901.AH.01.02 tanggal 11 Agustus 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja, bahan bangunan dan bahan konstruksi lainnya, perangkat dan sistem komunikasi, barang elektronik dan elektrik, serta penyertaan modal pada perusahaan lain. 79 Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie 2, Lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Perusahaan beroperasi secara komersial mulai tahun 1951. Pada tanggal 28 Agustus 1989, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah saham Perusahaan sebanyak 2.850.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Seluruh saham Perusahaan tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada tanggal 9 Maret 1990, Perusahaan kembali melakukan pencatatan atas saham-saham para pendiri Perusahaan dalam bentuk company listing di BEJ dan Bursa Efek Surabaya (BES). Saham-saham yang dicatatkan dalam company listing ini merupakan saham- saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh para pendiri Perusahaan sejumlah 16.150.000 saham biasa atas nama yang terdiri dari 7.600.000 saham yang belum dicatatkan di bursa dan 8.550.000 saham yang dicatatkan kembali pada bursa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Dengan dicatatnya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 19.000.000 saham. Sesuai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 22 Nopember 1991 kembali Perusahaan melakukan pencatatan atas sejumlah saham Perusahaan melalui system private placement. Perusahaan menawarkan 978.969 saham biasa atas nama yang memiliki nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham yang seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 27 Nopember 1991, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa pada saat itu seluruhnya menjadi 19.978.969 saham. Dalam tahun yang sama, sesuai dengan persetujuan RUPSLB, sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No 39 tanggal 12 Desember 1991, pada tanggal 10 Januari 1992, Perusahaan mencatatkan lagi sejumlah saham Perusahaan di BEJ melalui mekanisme private placement. Perusahaan mencatatkan sebanyak 1.031 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa menjadi 19.980.000 saham. Selanjutnya, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) pada tanggal 27 April 1993 dalam rangka akuisisi 52,5% saham PT Bakrie 80 Sumatera Plantations Tbk. Dalam PUT I ini, Perusahaan menerbitkan 1.080.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham biasa atas nama dalam PUT I ini ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp 6.000 per saham dan seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 4 Juni 1993. Jumlah seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa sesudah PUT I ini menjadi 21.060.000 saham. Berdasarkan persetujuan RUPSLB tanggal 19 April 1993, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 32 tanggal 19 April 1993, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Obligasi Bakrie & Brothers I Tahun 1993 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang. Obligasi tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50.000.000.000 dan seluruhnya dicatatkan pada BEJ pada tanggal 27 September 1993. Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 28 April 1994, Perusahaan melakukan pencatatan 31.590.000 saham dalam bentuk saham bonus di BEJ dan BES masing-masing pada tanggal 22 Juni 1994 dan 24 Juni 1994. Berkenaan dengan pencatatan ini Perusahaan memberikan hak kepada setiap pemilik 2 saham Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus. Saham-saham yang dicatatkan merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Dengan dicatatkannya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 52.650.000 saham. Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 31 Mei 1994, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT II) dengan menerbitkan 189.540.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham-saham tersebut dicatatkan di BEJ dan BES masing-masing pada tanggal 14 Juli 1994 dan 11 Juli 1994. Dengan diterbitkannya saham-saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah tercatat di bursa menjadi sebanyak 242.190.000 saham. Berdasarkan persetujuan RUPSLB per tanggal 23 Mei 1995, Perusahaan melakukan pemecahan atas nilai nominal saham dengan rasio pemecahan sebesar 1:2, sehingga setiap satu saham lama Perusahaan yang memiliki nilai nominal Rp 81 1.000 per saham dipecah menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham. Dengan dilakukannya pemecahan atas saham-saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 484.380.000 saham. Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 8 Nopember 1996, Perusahaan melakukan pencatatan atas sejumlah 1.453.140.000 saham biasa atas nama, berupa saham bonus yang dibagikan kepada para pemegang saham Perusahaan. Saham-saham bonus tersebut berasal dari kapitalisasi agio saham hasil PUT II, yang memberikan hak kepada setiap pemilik 1 saham Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham. Dengan dicatatnya saham-saham tersebut, maka jumlah saham perusahaan yang telah tercatat di bursa pada saat itu seluruhnya menjadi 1.937.520.000 lembar saham. Pada tanggal 24 Januari 2001, Perusahaan telah mengadakan RUPSLB yang menyetujui adanya peningkatan modal dasar serta perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan No. IX D.4, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal) (Bapepam-LK) No. Kep 44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sehubungan dengan perubahan tersebut, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 154 tanggal 31 Agustus 2001 dari Notaris Agus Madjid, S.H., mengenai perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (sebelumnya Menteri Kehakiman) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C 09904 HT.01.04.TH.2001 tanggal 4 Oktober 2001. Pada tanggal 25 Oktober 2001, Perusahaan melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD sehubungan dengan pelaksanaan restrukturisasi hutang dengan menerbitkan 36.812.880.000 saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 70 per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham Seri A yang telah diterbitkan sebelumnya. Saham Seri B tersebut dicatatkan di BEJ pada tanggal 25 Oktober 2001 dan di BES pada tanggal 31 Oktober 2001. Dengan demikian, maka 82 pada tanggal 31 Desember 2001 seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 38.750.400.000 saham. Berdasarkan persetujuan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari 2005 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Agus Madjid, S.H. No. 1 tanggal 1 Maret 2005, dan telah dilaporkan dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan surat Keputusan No. C- 05619HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 3 Maret 2005, Perusahaan melakukan perubahan atas nilai nominal saham yang diakibatkan oleh adanya penggabungan saham yang dilaksanakan dengan rasio 5:1. Setiap 5 saham Perusahaan digabung menjadi 1 saham baru, sehingga komposisi modal dasar Perusahaan setelah dilakukan penggabungan saham terdiri dari 1.550.016.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 2.500 per saham dan 7.362.576.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 350 per saham. Dengan demikian, sejak tanggal 17 Maret 2005, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa adalah 7.750.080.000 saham. Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 29 April 2005, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Abdul Madjid S.H. No. 1 tanggal 2 Mei 2005, pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. Pemegang Saham juga memberikan persetujuan atas penerbitan 19.220.198.400 saham baru (Seri C) melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham Seri C tersebut merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan sebelumnnya. Dengan dicatatkannya saham baru ini, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 26.970.278.400 saham. Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 6 Juni 2007, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Abdul Madjid, S.H., No. 26 tanggal 15 Juni 2007, pemegang saham memberikan persetujuan atas peningkatan modal disetor penuh melalui Employee Stock Option Program (ESOP) dan Management Stock Option Program (MSOP). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 44 tanggal 21 Febuari 83 2008, pemegang saham perusahaan memberikan persetujuan peningkatan nilai nominal saham perusahaan melalui pengurangan jumlah saham (reverse stock) dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan peningkatan nilai nominal saham tersebut. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan rapat perusahaan yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 52 tanggal 26 Febuari 2008, para pemegang saham perusahaan memberikan persetujuan peningkatan modal dasar perusahaan dari semula Rp 19 triliun terdiri dari 44.393.176.000 lembar saham sebelum reverse stock menjadi 22.196.588.000 lembar saham menjadi Rp 80 triliun terdiri dari 372.196.588.000 lembar saham yang merupakan prasyarat untuk rencana Penawaran Umum Terbatas IV. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-09414.AH.01.01 tahun 2008 tanggal 26 Febuari 2008. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui PUT IV dengan menerbitkan saham baru (Seri C) sejumlah 80.236.578.240 lembar melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan harga pelaksanaan Rp 500 per lembar saham dan menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD. Berkenaan dengan PUT IV, perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 17 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran Seri I yang diberikan secara sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya dengan jumlah waran sebanyak 4.719.798.720 dengan harga pelaksanaan Rp 620. 9. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) PT Bank Niaga Tbk (Bank) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berkedudukan di Jakarta dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman Kavling 58, Jakarta, anggaran dasarnya termuat dalam Akta Pendirian Perusahaan yang dibuat di hadapan Raden Meester Soewandi, notaris di Jakarta, No. 90 tanggal 26 September 1955, dan diubah dengan akta notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Nopember 1955. Akta-akta ini 84 mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan Surat Keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 13 Desember 1955, berturut-turut di bawah No. 2126 dan 2127 dan diumumkan dalam Tambahan No. 729 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956. Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008. Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 10 tanggal 21 Nopember 2008 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, mengenai perubahan pasal 4 ayat 4.2 Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari hasil eksekusi Waran Seri I sebesar Rp 1.000, sehingga jumlah keseluruhan modal ditempatkan dan disetor Bank CIMB Niaga meningkat menjadi Rp 1.552.420. Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10-24908 tanggal 9 Desember 2008. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip Syariah pada tanggal 27 September 2004. Bank Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 249544/U.M.II tanggal 11 Nopember 1955, surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 7/116/Kep/Dir/UD tanggal 22 Nopember 1974 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 6/71/KEP.GBI/2004 tanggal 16 September 2004. 85 Sesuai persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan persetujuan Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang Persetujuan Perubahan izin usaha atas nama PT Bank Niaga Tbk menjadi izin usaha atas nama PT Bank CIMB Niaga Tbk, maka nama PT Bank Niaga Tbk berubah menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. 10. Bank International Indonesia Tbk (BNII) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Bank) adalah perusahaan terbatas yang didirikan di Republik Indonesia pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53 tanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti Soeleman Ardjasasmita, S.H. dan telah diubah dengan akta No. 9 tanggal 4 Agustus 1959 dan No. 21 tanggal 6 Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag, S.H. di Jakarta. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. J.A.5/112/18 tanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember 1959. Pada tanggal 31 Maret 1980 Bank melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini dituangkan dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo, S.H. No. 17 tanggal 31 Maret 1980. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 21/11/Dir/UPPS tanggal 9 Nopember 1988, Bank memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 5 September 2002, dengan akta No. 16 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C19589.HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Oktober 2002, Bank menambah aktivitas perbankan Syariah dalam aktivitas komersial Bank. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak bulan Mei 2003. Pada tahun 2008, Anggaran Dasar Bank telah mengalami dua kali perubahan. Perubahan pertama dalam rangka penyesuaian dengan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan 86 pelaksanaannya. Perubahan ini didokumentasikan dalam akta No. 10 dari notaris Engawati Gazali, S.H., tanggal 16 Juli 2008 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU56218. AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 28 Agustus 2008. Pada tanggal 1 Desember 2008 Bank menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui untuk mengubah pasal 4 ayat 1 dan pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan modal dasar dan modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Keputusan ini didokumentasikan dalam surat No.600/ZXI02/XII/2008 notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., tanggal 1 Desember 2008. Perubahan kedua ini sedang dalam proses legalisasi. Bank menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Kantor pusat Bank beralamat di Jalan M.H. Thamrin, No. 51, Jakarta Pusat. Bank memiliki 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 181 kantor cabang pembantu, dan 4 kantor cabang Syariah per 31 Desember 2008 (2007: 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 171 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor cabang Syariah, 2006: 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 167 kantor cabang pembantu, dan 1 kantor cabang Syariah). Jumlah karyawan Bank per 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 adalah masing-masing 7.423, 7.075 dan 7.082 karyawan. Pada bulan Mei 1999, sebagai bagian dari Program Rekapitulasi Perbankan Nasional, Pemerintah Indonesia melakukan penyertaan modal pada Bank sebesar Rp 8.714.000. Pada bulan Januari 2000, Bank mengembalikan dana rekapitalisasi sebesar Rp 2.086.425 kepada Pemerintah Indonesia, sehingga jumlah penyertaan modal Pemerintah Indonesia pada Bank adalah sebesar Rp 6.627.575. Pada bulan Juli 2001, Bank Indonesia menetapkan Bank sebagai bank dalam penyehatan dan menyerahkan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dengan membaiknya kondisi Bank, pada bulan Maret 2004, Gubernur Bank Indonesia mencabut status Bank sebagai bank dalam penyehatan dan menerima kembali Bank dari BPPN. Pada tanggal 2 April 2002, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui perubahan modal dasar Bank dengan menambah seri saham yaitu 87 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per saham sehingga jumlah modal dasar Bank sebesar Rp 38.000.000 terdiri dari 3.881.462.307 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham; 40.856.044.855 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; 52.595.515.440 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; dan 4.875.564.761.925 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per saham. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ini telah didokumentasikan dalam akta No. 2 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. tanggal 2 April 2002 dan telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana termuat dalam Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank No. C-05634.HT.01.04.TH.2002 tanggal 5 April 2002 dan telah didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Pusat No. 3698/RUB.09.05/IV/2002 tanggal 18 April 2002. Pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini dibatasi pada perusahaanperusahaan yang stabil dalam kinerjanya dan bertahan pada keadaan perekonomian di Indonesia/Nasional maupun Dunia/Internasional dari semua perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 (Lampiran 1) selama tahun 2004 sampai 2009. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data, maka dapat ditentukan perusahaan-perusahaan yang stabil sejak bulan Februari 2005 sampai dengan Januari 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 2. Dua puluh empat (24) perusahaan LQ45 yang bertahan dari Februari 2004-Januari 2009 No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 13 INCO International Nickel Indonesia Tbk 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 3 ASII Astra International Tbk 15 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 4 BBCA Bank Central Asia Tbk 16 ISAT Indosat Tbk 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 17 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 6 BDMN Bank Danamon Tbk 18 MEDC Medco Energi International Tbk 7 BMRI Bank Mandiri Tbk 19 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk 8 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 20 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 9 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 21 SMCB Holcim Indonesia Tbk 10 BNII Bank International Indonesia Tbk 22 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 11 BUMI BUMI Resources Tbk 23 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk 12 ENRG Energi Mega Persada Tbk 24 UNTR United Tractors Tbk Sumber: Data diolah 88 Pengolahan analisis data dalam penelitian ini dibatasi dari 24 perusahaan diambil menjadi 10 perusahaan (nomor urut 1 sampai 10 pada Tabel 2) yang berada dalam posisi bertahan, karena pada prinsipnya data-data yang diperoleh sama. Selanjutnya dihitung dan dianalisis tentang Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT), Hutang (Kewajiban), Modal (Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva), Return On Invesment (ROI) pada 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pembahasan dan analisis data dapat dilihat di bawah ini. 4.3. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan menunjukkan kondisi perkembangan usaha dari perusahaan-perusahaan dan pengelolaan dana dari para investor yang pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian, serta memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan status perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang diolah dan dianalisis adalah laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) yang merupakan gabungan laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan. Kondisi laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai salah satu perusahaan LQ45 yang berada pada posisi bertahan dapat dilihat pada Tabel 3. Laporan keuangan pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Perhitungan yang dilakukan adalah total aktiva yang diperoleh dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.243.319.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 2.139.502.000.000,sehingga jumlah aktiva Rp. 3.382.821.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan AALI memiliki jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 686.549.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar sebesar Rp. 2.505.166.000.000,- sehingga total aktiva sebesar Rp. 3.191.715.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2005 dengan total aktiva tahun 2004 adalah –6%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun. Tahun 2006, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 492.195.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.004.770.000.000,- sehingga total aktiva Rp. 89 3.496.965.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2006 dengan total aktiva tahun 2005 adalah 10%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat. Tahun 2007, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.647.854.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.705.132.000.000,- sehingga total aktiva Rp. 5,352,986.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2007 dengan total aktiva tahun 2006 adalah 53%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat. Tahun 2008, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.975.656.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 4.544.135.000.000,- sehingga total aktiva sebesar Rp. 6.519.791.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2008 dengan total aktiva tahun 2007 adalah 22%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 22% merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008. Tabel 3. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Aktiva dalam 5 tahun terakhir. PT Astra Agro Lestari Tbk. (dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 312.807 195.440 1.012.772 867.676 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) Piutang lain-lain Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) 970.156 9.333 62.197 94.724 21.014 111.664 16.346 7.111 4.820 2.535 3.494 8.359 146.655 189.813 191.861 413.813 781.363 Uang muka 35.537 50.831 32.679 93.465 264.483 Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 21.362 23.498 48.666 12.646 37.429 301 723 1.243.319 686.549 492.195 1.647.854 1.975.656 Piutang derivative Jumlah aktiva lancer Aktiva tidak lancer Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya Piutang pihak hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan, bersih Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Tanaman belum menghasilkan Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 211 31 202 485 9,514 59.722 61.080 66.665 65.792 839.494 791.385 733.368 675.236 600.653 21.385 101.594 295.045 667.296 1.336.623 2.001.772 61.501 1.063.592 1.294.715 1.544.653 1.755.574 Goodwill, bersih 49.721 48.709 45.092 66.947 73.953 Perkebunan plasma, bersih 29.821 54.601 96.693 131.368 184.597 Tagihan restitusi pajak 43.424 115.336 170.738 258.703 199.658 Aktiva lain-lain 32.101 37.544 52.031 74.702 85.378 Jumlah aktiva tidak lancer 2.139.502 2.505.166 3.004.770 3.705.132 4.544.135 JUMLAH AKTIVA 3.382.821 3.191.715 3.496.965 5.352.986 6.519.791 90 Tabel 4. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Kewajiban dalam 5 tahun terakhir. PT Astra Agro Lestari Tbk. (dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Uang muka pelanggan 83.888 116.660 58.077 260.320 161.206 Hutang usaha: Pihak ketiga 100.619 114.507 99.972 151.826 265.869 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4.500 1.877 2.272 13.899 25.586 Hutang lain-lain 6.224 5.544 3.355 4.716 9.424 63.347 36.494 39.051 31.284 97.961 452.036 Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak 198.009 86.792 87.899 556.828 Pinjaman bank jangka pendek 5.000 5.000 255.250 5.000 Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 4.085 4.085 4.085 63.188 36.592 10.921 Hutang derivative Hutang obligasi, bersih 2.717 499.426 Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban lancer 1.028.286 4.085 4.085 407.551 563.599 1.027.958 1.016.167 36.226 34.185 32.971 26.735 89.646 140.313 Kewajiban Tidak Lancar Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan, bersih 790 32.074 Kewajiban imbalan kerja Pinjaman bank jangka panjang, dikurangi jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 55.588 Perkebunan plasma, bersih 51.224 Hutang obligasi, bersih Penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja Jumlah kewajiban tidak lancer Jumlah kewajiban Hak minoritas 18.996 62.029 25.604 201.705 80.826 60.062 94.247 122.617 167.048 1.229.991 488.377 657.846 1.150.575 1.183.215 87.495 80.696 90.542 141.809 180.331 Laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk berdasarkan kewajiban dalam 5 tahun terakhir (Tabel 4) yang merupakan hasil perhitungan dari kewajiban lancar per tahun dan kewajiban tidak lancar pertahun (periode tahun 2004 sampai tahun 2009). Berdasarkan Tabel 4 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 1.028.286.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 201.705.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.229.991.000.000,dengan hak minoritas sebanyak Rp. 87.495.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 407.551.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 80.826.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 488.377.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 80.696.000.000,-. Selisih 91 jumlah kewajiban tahun 2005 dengan jumlah kewajiban tahun 2004 adalah – 60%, maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun. Tahun 2006, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 563.599.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 94.247.000.000,sehingga total kewajiban Rp. 657.846.000.000,-. Selisih total kewajiban tahun 2006 dengan total kewajiban tahun 2005 adalah 35%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat. Tahun 2007, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 1.027.958.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 122.617.000.000,sehingga jumlah kewajiban Rp. 1,150,575.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 141.809.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2007 dengan jumlah kewajiban tahun 2006 adalah 75%, maka pertumbuhan kewajiban perusahaan meningkat. Tahun 2008, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 1.016.167.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 167.048.000.000,sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.183.215.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 180.331.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2008 dengan jumlah kewajiban tahun 2007 adalah 3%, maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 3% merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008. Tabel 5. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Ekuitas dalam 5 tahun terakhir. PT Astra Agro Lestari Tbk. (dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 786.445 787.373 787.373 787.373 787.373 81.295 83.476 83.476 83.476 83.476 (3.173) (3.173) (3.173) (3.173) (3.173) 3.300 3.300 3.300 3.300 3.300 EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor, bersih Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba: Telah ditentukan penggunaannya 30.000 60.000 157.500 157.500 157.500 Belum ditentukan penggunaanya 1.167.468 1.691.666 1.720.091 3.032.126 4.127.769 Jumlah ekuitas 2.065.335 2.622.642 2.748.567 4.060.602 5.156.245 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3.382.821 3.191.715 3.496.955 5.352.986 6.519.791 92 Hasil perhitungan laporan keuangan berdasarkan ekuitas dalam lima tahun terakhir pada tabel di atas dilakukan dengan penjumlahan ekuitas per tahun (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008). Berdasarkan Tabel 5 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah ekuitas Rp. 2.065.335.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.622.642.000.000,sehingga selisih jumlah ekuitas tahun 2005 dengan jumlah ekuitas tahun 2004 adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2006, PT AALI memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.748.567.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 4.060.602.000.000,- serta pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.156.245.000.000,-. Selisih jumlah ekuitas tahun 2006 dengan jumlah ekuitas tahun 2005 adalah 5%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2007 dengan jumlah ekuitas tahun 2006 adalah 48%, maka pertumbuhan jumlah ekuitas perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2008 dengan jumlah ekuitas tahun 2007 adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekuitas perusahaan sebesar 27% merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008. 4.3.1. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu: 6. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan. 7. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang akan dijual. 8. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi produk atau jasa, dan (b) administrasi umum. 93 9. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa (bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa). 10. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak pendapatan perusahaan. Tabel 6. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Laba Rugi dalam 5 tahun terakhir. PT Astra Agro Lestari Tbk. (dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 3.472.524 3.370.936 3.757.987 5.960.954 8.161.217 (1.910.934) (1.907.582) (2.277.740) (2.773.747) (4.357.818) 1.561.590 1.463.354 1.480.247 3.187.207 3.803.399 (77.683) (91.718) (108.956) (88.168) (161.273) ( * ) Beban Umum dan administrasi (199.095) (173.021) (172.694) (192.994) (264.782) Beban Usaha (276.778) (264.739) (281.650) (281.162) (426.055) Laba Usaha 1.284.812 1.198.615 1.198.597 2.906.045 3.377.344 ( * ) Beban bunga dan keuangan ( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan ( * ) Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi (115.624) (31.958) (25.040) (7.434) (179) (16.592) Pendapatan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor ( * ) Beban Penjualan 18.365 (26.314) (44.333) (34.443) (25.191) ( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs 46.555 2.592 (8.901) 2.289 78.310 ( * ) Beban amortisasi goodwill (4.147) (4.293) (4.329) (5.707) (6.375) ( * ) Pendapatan bunga ( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka komoditi 18.698 25.958 16.788 31.550 129.424 4.314 2.006 (7.854) 8.173 1.016 19.376 18.690 (15.814) ( * ) Lain-lain 403.317 (49.980) (49.012) (44.403) 14.197 572.091 Laba sebelum pajak penghasilan 1.234.832 1.149.603 1.154.194 2.920.242 3.949.435 ( * ) Pajak Kini (371.693) (330.260) (347.778) (32.254) (2.794) 7.615 (403.947) (333.054) (340.163) (880.335) (1.233.917) 2.715.518 Penghasilan (Beban) Lain-lain ( * ) Pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas 830.885 816.549 814.031 2.039.907 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (30.103) (26.139) (26.713) (66.479) (84.499) Laba bersih/NOPAT 800.782 790.410 787.318 1.973.428 2.631.019 Laporan keuangan berdasarkan laba rugi dalam 5 tahun terakhir (Tabel 6) merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Perhitungan yang dilakukan adalah penjumlahan laba usaha per tahun dengan penghasilan (beban) lain-lain per tahun, maka diperoleh laba sebelum pajak penghasilan. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perkembangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) per tahun, yaitu: pada tahun 2004, perusahaan memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp. 1.234.832.000.000,- dan pada tahun 2005 sebesar 94 Rp. 1.149.603.000.000,- sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan sebesar –7%. Tahun 2006 perusahaan memiliki laba sebelum pajak penghasilan Rp. 1.154.194.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 2.920.242.000.000,- serta tahun 2008 sebesar Rp. 3.949.435.000.000,-. Berdasarkan selisih laba sebelum pajak penghasilan dari tahun yang berjalan dengan tahun sebelumnya, maka pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan adalah 0.4%, 153% dan 35%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan perusahaan AALI pada tahun 2006 memiliki sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100% dari tahun sebelumnya, serta pada tahun 2008 mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun sebelumnya karena dipengaruhi oleh krisis global. Laporan laba rugi perusahaan memberikan informasi tentang laba bersih (NOPAT) dengan menghitung penjumlahan laba sebelum pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan menjadi laba sebelum hak minoritas. Sedangkan NOPAT diperoleh dari laba sesudah pajak yang didalamnya terdapat hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan. Berdasarkan perhitungan tersebut perusahaan AALI memperoleh laba bersih pada tahun 2004 laba bersih sebesar Rp. 800.782.000.000,- dan pada tahun 2005 memiliki laba bersih sebesar Rp. 790.410.000.000,- serta laba bersih tahun 2006 sebesar Rp. 787.318.000.000,-. Tahun 2007, AALI memiliki laba bersih sebesar Rp. 1.973.428.000.000,- dan tahun 2008 sebesar Rp. 2.631.019.000.000,-. Pertumbuhan laba bersih tahun 2004-2008 adalah -1%, -0,4%, 151% dan 33%, diperoleh dari selisih pada laba bersih tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih perusahaan tersebut pada tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, pertumbuhan laba bersih mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100%. Tahun 2008, pertumbuhan laba bersih mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh krisis global. Laporan keuangan yang dianalisis dan dibahas hanya PT AALI, karena pada prinsipnya prosedur pembahasan sama. Laporan keuangan 9 perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2. Perlu diperhatikan bahwa dasar dari pengolahan data dan tahapan analisis laporan keuangan setiap perusahaan adalah data yang diperoleh 95 dari BEI dengan menganalisis kondisi laporan keuangan melalui prosedur analitis dengan membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahun berjalan dengan pos-pos yang terkait pada laporan periode sebelumnya. Informasi terakhir tentang laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2008 sebagai salah satu data yang dianalisis adalah sebagai berikut: PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Laporan Keuangan untuk Tahun 2008 (dalam Jutaan Rupiah) Aset Lancar Kas dan setara kas ......................................................................................... Piutang usaha – pihak (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp. 148 pada 31 Desember 2008) ................................................. Piutang lain-lain ........................................................................................... Persediaan (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp. 21.537 pada 31 Desember 2008) .......................... Uang Muka .................................................................................................... Pajak dibayar dimuka .................................................................................... Jumlah aset lancar ......................................................................................... Aset Tidak Lancar Piutang pihak hubungan istimewa ................................................................. Aset pajak tangguhan, bersih ......................................................................... Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 587.737 pada 31 Desember 2008)........................ Tanaman belum menghasilkan .................................................................. Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 964.750 pada 31 Desember 2008) ........................................... Goodwill, bersih ............................................................................................. Perkebunan plasma, bersih ............................................................................ Tagihan restitusi pajak .................................................................................. Aset lain-lain ................................................................................................. Jumlah aset tidak lancar ................................................................................ Jumlah Aset .................................................................................................. Kewajiban Lancar Uang muka pelanggan ................................................................................... Hutang usaha Pihak ketiga ............................................................................................... Pihak hubungan istimewa ........................................................................... Hutang lain-lain ............................................................................................. Beban masih harus dibayar ........................................................................... Hutang pajak ................................................................................................. Pinjaman bank jangka pendek ....................................................................... Kewajiban diestimasi ..................................................................................... Jumlah kewajiban lancar ............................................................................... Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan, bersih................................................................ Kewajiban imbalan kerja................................................................................ Jumlah kewajiban tidak lancar ...................................................................... Hak Minoritas ............................................................................................. Rp 867.676 Rp Rp 16.346 8.359 Rp 781.363 Rp 264.483 Rp 37.429 Rp 1.975.656 Rp Rp 61.501 Rp 600.653 Rp 1.336.623 Rp 2.001.772 Rp 73.953 Rp 184.597 Rp 199.658 Rp 85.378 Rp 4.544.135 Rp 6.519.791 Rp 161.206 Rp 265.869 Rp 25.586 Rp 9.424 Rp 97.961 Rp 452.036 Rp Rp 4.085 Rp 1.016.167 Rp Rp Rp Rp 26.735 140.313 167.048 180.331 96 Ekuitas Modal saham biasa – nilai nominal Rp. 500 (Rupiah penuh) Modal dasar 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.574.745.000 saham..................... Tambahan modal disetor, bersih ................................................................... Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali ............................................................................................... Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan..................................... Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya .............................................................. Belum ditentukan penggunaannya ............................................................. Jumlah ekuitas ............................................................................................... Jumlah Kewajiban dan Ekuitas.................................................................. Pendapatan Bersih ...................................................................................... Harga Pokok Penjualan .............................................................................. Laba Kotor ................................................................................................... Beban Usaha : Beban Penjualan ...................................................................................... Beban Umum dan administrasi ................................................................ Rp Rp 787.373 83.476 Rp Rp (3.173) 3.300 Rp 157.500 Rp 4.127.769 Rp 5.156.245 Rp 6.519.791 Rp 8.161.217 Rp (4.357.818) Rp 3.803.399 Rp Rp Rp Laba Usaha ................................................................................................... Rp Penghasilan (Beban) Lain-lain Beban bunga dan keuangan ..................................................................... Rp Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi ............................................... Rp (Kerugian)/keuntungan selisih kurs ......................................................... Rp Beban amortisasi goodwill ...................................................................... Rp Pendapatan bunga .................................................................................... Rp Keuntungan dari pelepasan aset perkebunan ........................................... Rp Lain-lain, bersih ....................................................................................... Rp Rp Laba sebelum pajak penghasilan ............................................................... Rp Beban pajak penghasilan ............................................................................ Rp Laba sebelum hak minoritas ...................................................................... Rp Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan ................................... Rp Laba bersih ................................................................................................... Rp (161.273) (264.782) (426.055) 3.377.344 (179) (16.592) 78.310 (6.375) 129.424 403.317 (15.814) 572.091 3.949.435 (1.233.917) 2.715.518 (84.499) 2.631.019 4.3.2. Analisis Laporan Keuangan 10 Perusahaan LQ45 Pembahasan selanjutnya adalah membandingkan laporan keuangan dari 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri dari (1) laporan keuangan laba rugi per tahun dan dihitung pertumbuhan per tahun berdasarkan rataan 2004-2008; (2) laporan keuangan laba operasi bersih sesudah pajak serta pertumbuhan dan rata-ratanya dari tahun 2004-2008; (3) laporan keuangan kewajiban (hutang) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun 20042008; (4) laporan modal (ekuitas) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun 2004-2008; (5) laporan aktiva (asset) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun 2004-2008;. Hasil olah data dan perhitungan disajikan dalam bentuk tabel, serta analisis laporan keuangan dari 10 perusahaan LQ45 dibawah ini. 97 1. Laporan keuangan laba rugi dan pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir. Tabel 7. Laporan keuangan Laba Rugi dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 1.234.832.000 1.158.308.568 6.932.625.000 4.528.733.000 5.731.428.000 2.584.844.000 7,525.002.000 -243.078.636.000 754.077.000 815.213.000 2005 1.149.603.000 1.202.678.418 8.205.759.000 5.123.618.000 5.608.363.000 2.307.886.000 1.232.877.000 -524.194.511 746.329.000 916.252.000 Tahun 2006 1.154.194.000 2.219.888.717 5.871.528.000 6.066.603.000 5.906.721.000 1.961.517.000 2.831.196.000 469.030.973 931.797.000 743.490.000 2007 2.920.242.000 7.282.401.912 10.633.605.000 6.401.630.000 7.780.074.000 3.142.205.000 6.333.428.000 604.912.925 2.084.023.000 304.883.000 2008 3.949.435.000 1.929.668.249 14.950.000.000 7.720.043.000 8.822.012.000 2.432.757.000 8.068.560.000 -18.750.920.464 1.084.163.000 653.322.000 Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan laporan laba rugi perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 9.318.703.400.000,- adalah perusahaan PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (52.255.961.415.400,-). Kondisi pertumbuhan laba rugi per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008 adalah 18%, -28%, 81% dan 41%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -189%, 29% dan -3200%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan pertumbuhan laba rugi per tahun antara 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pertumbuhan laba rugi per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Rataan 2004-2008 2.081.661.200.000 2.758.589.172.800 9.318.703.400.000 5.968.125.400.000 6.769.719.600.000 2.485.841.800.000 5.198.212.600.000 (52.255.961.415.400) 1.120.077.800.000 686.632.000.000 -7% 4% 18% 13% -2% -11% -84% -100% -1% 12% Pertumbuhan/tahun 0,40% 153% 35% 85% 228% -74% -28% 81% 41% 18% 6% 21% 5% 32% 13% -15% 60% -23% 130% 124% 27% -189% 29% -3200% 25% 124% -48% -19% -59% 114% Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang 98 mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam laporan keuangan laba rugi adalah hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang dikendalikan dan disajikan terpisah masing-masing pada laporan laba rugi dan neraca konsolidasian. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung. 2. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT) dan Pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir. Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Pengakuan pajak tangguhan atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas yang dikonsolidasikan. Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan ratarata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif. Termasuk dalam pengurangan aktiva tetap tahun 2004 adalah aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian tertentu yang terletak di lokasi perkebunan plasma dengan nilai buku sebesar Rp 11.248 juta yang telah direklasifikasi ke akun “perkebunan plasma, bersih”. 99 Tabel 9. Net Operating After Tax (NOPAT) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 800.782.000 807.108.655 4.330.928.000 3.195.421.000 3.633.231.000 1.614.687.000 5.255.631.000 -349.814.481.000 660.293.000 821.582.000 2005 790.410.000 841.935.961 5.457.285.000 3.597.400.000 3.808.998.000 1.312.840.000 603.369.000 -657.457.494 546.921.000 725.118.000 Tahun 2006 787.318.000 1.552.777.307 3.712.097.000 4.242.692.000 4.257.572.000 1.183.608.000 2.421.405.000 215.500.740 647.732.000 633.710.000 2007 1.973.428.000 9.446.496.322 6.519.273.000 4.489.252.000 4.838.001.000 1.943.595.000 4.346.269.000 223.357.976 1.508.386.000 352.828.000 2008 2.631.019.000 2.461.585.565 8.778.000.000 5.776.139.000 5.958.368.000 1.284.942.000 5.312.821.000 -19.007.431.117 687.865.000 480.468.000 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan NOPAT perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 5.759.516.600.000,- adalah perusahaan PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (73.808.102.179.000,-). Kondisi pertumbuhan NOPAT per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008 adalah 26%, 32%, 76% dan 35%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah 100%, -133%, 4% dan -8610%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan pertumbuhan NOPAT per tahun antara10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Pertumbuhan NOPAT per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Rataan 2004-2008 1.396.591.400.000 3.021.980.762.000 5.759.516.600.000 4.260.180.800.000 4.499.234.000.000 1.467.934.400.000 3.587.899.000.000 (73.808.102.179.000) 810.239.400.000 602.741.200.000 -1% 4% 26% 13% 5% -19% -89% -100% -17% -12% Pertumbuhan/tahun -0,4% 151% 33% 84% 508% -74% -32% 76% 35% 18% 6% 29% 12% 14% 23% -10% 64% -34% 301% 79% 22% -133% 4% -8610% 18% 133% -54% -13% -44% 36% 100 3. Kewajiban (Hutang) dan Pertumbuhan dalam 5 tahun Terakhir Tabel 11. Kewajiban (Hutang) dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA 10 BNII 2004 1.229.991.000 3.564.425.577 19.445.440.000 135.242.451.000 94.589.878.000 50.881.083.000 223.217.577.000 3.197.755.395 28.428.557.000 2005 488.377.000 3.373.068.629 36.935.513.000 134.332.350.000 109.422.597.000 59.043.170.000 240.164.245.000 2.382.599.018 37.610.301.000 Tahun 2006 657.846.000 3.009.300.105 31.498.444.000 158.729.984.000 137.847.014.000 72.385.809.000 241.171.346.000 3.162.471.937 41.752.356.000 2007 1.150.575.000 3.292.364.227 31.512.000.000 197.563.277.000 184.297.303.000 78.239.344.000 289.835.512.000 7.247.847.969 84.661.221.000 2008 1.183.215.000 2.130.970.294 40.163.000.000 222.290.546.000 223.720.199.000 96.159.098.000 327.896.740.000 13.915.504.825 93.836.346.000 31.866.343.000 43.967.247.000 47.516.558.000 49.629.389.000 51.752.035.000 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan kewajiban (hutang) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 264.457.084.000.000,- adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 942.000.800.000,-. Kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008 adalah 8%, 0,42%, 20% dan 13%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan AALI adalah -60%, 35%, 75% dan 3%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pertumbuhan Kewajiban (Hutang) berdasarkan rataan 2004-2008 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA 10 BNII Rataan 2004-2008 942.000.800.000 3.074.025.766.400 31.910.879.400.000 169.631.721.600.000 149.975.398.200.000 71.341.700.800.000 264.457.084.000.000 5.981.235.828.800 57.257.756.200.000 -60% -5% 90% -1% 16% 16% 8% -25% 32% 44.946.314.400.000 38% Pertumbuhan/tahun 35% 75% 3% -11% 9% -35% -15% 0,04% 27% 18% 24% 13% 26% 34% 21% 23% 8% 23% 0,42% 20% 13% 33% 129% 92% 11% 103% 11% 8% 4% 4% 101 4. Modal (Ekuitas Pemilik) dan Pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir Tabel 13. Modal (Ekuitas Pemilik) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 2.065.335.000 2.478.140.709 16.485.126.000 13.925.401.000 12.450.294.000 7.803.943.000 24.934.707.000 1.948.066.810 2.363.001.000 4.210.800.000 2005 2.622.642.000 3.029.642.904 20.424.345.000 15.847.154.000 13.352.982.000 8.588.953.000 23.214.398.000 4.159.112.691 3.966.113.000 4.708.425.000 Tahun 2006 2.748.567.000 4.281.602.475 22.375.766.000 18.067.360.000 16.878.808.000 9.441.927.000 26.340.670.000 4.477.930.407 4.787.095.000 5.222.864.000 2007 4.060.602.000 8.750.106.229 26.963.000.000 20.441.731.000 19.437.635.000 10.833.825.000 29.243.732.000 4.907.458.376 9.082.574.000 5.258.878.000 2008 5.156.245.000 8.063.137.821 33.080.000.000 23.279.310.000 22.356.697.000 10.579.068.000 30.513.869.000 7.483.264.245 9.302.467.000 4.965.318.000 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan modal (ekuitas pemilik) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 26.849.475.200.000,adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 3.330.678.200.000,-. Kondisi pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008 adalah -7%, 13%, 11% dan 4%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan AALI adalah 27%, 5%, 48% dan 27%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pertumbuhan Modal (Ekuitas) per tahun berdasarkan rataan dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Rataan 2004-2008 3.330.678.200.000 5.320.526.027.600 23.865.647.400.000 18.312.191.200.000 16.895.283.200.000 9.449.543.200.000 26.849.475.200.000 4.595.166.505.800 5.900.250.000.000 4.873.257.000.000 Pertumbuhan/tahun 27% 5% 48% 22% 41% 104% 24% 10% 21% 14% 14% 13% 7% 26% 15% 10% 10% 15% -7% 13% 11% 113% 8% 10% 68% 21% 90% 12% 11% 1% 27% -8% 23% 14% 15% -2% 4% 52% 2% -6% 102 5. Total Aset (Total Aktiva) dan pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan. Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, total aktiva. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset) merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Apabila nilai tercatat dari aktiva lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dimana nilai tersebut ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai. Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, serta keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi harga perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aktiva tetap pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aktiva tersebut mulai digunakan. Tabel 15. Total Aset (Total Aktiva) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 3.382.821.000 6.042.567.861 39.145.053.000 149.168.842.000 107.040.172.000 58.820.805.000 248.155.827.000 5.219.257.810 30.798.312.000 36.077.143.000 2005 3.191.715.000 6.402.714.128 61.166.666.000 150.180.752.000 122.775.579.000 67.803.454.000 263.383.348.000 7.012.881.782 41.579.861.000 49.026.180.000 Tahun 2006 3.496.965.000 7.290.905.515 57.929.290.000 176.798.726.000 154.725.526.000 82.072.687.000 267.517.192.000 8.666.760.040 46.544.346.000 53.039.911.000 2007 5.352.986.000 12.043.690.940 63.520.000.000 218.005.008.000 203.734.938.000 89.409.827.000 319.085.588.000 14.137.255.943 93.797.189.000 55.015.693.000 2008 6.519.791.000 10.245.040.780 80.740.000.000 245.569.856.000 246.076.896.000 107.268.363.000 358.438.678.000 25.417.964.953 103.197.574.000 56.855.129.000 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan total Aset (total Aktiva) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 291.316.126.600.000,adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 4.388.855.600.000,-. Kondisi pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008 adalah 6%, 2%, 19% dan 12%, sedangkan kondisi pertumbuhan 103 perusahaan AALI adalah -6%, 10%, 53% dan 22%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pertumbuhan Total Aset (Total Aktiva) per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Rataan 2004-2008 4.388.855.600.000 8.404.983.844.800 60.500.201.800.000 187.944.636.800.000 166.870.622.200.000 81.075.027.200.000 291.316.126.600.000 12.090.824.105.600 63.183.456.400.000 50.002.811.200.000 -6% 6% 56% 1% 15% 15% 6% 34% 35% 36% Pertumbuhan/tahun 10% 53% 14% 65% -5% 10% 18% 23% 26% 32% 21% 9% 2% 19% 24% 63% 12% 102% 8% 4% 22% -15% 27% 13% 21% 20% 12% 80% 10% 3% 4.4. Rasio Keuangan Hasil perhitungan dan analisis rasio keuangan terhadap rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan, serta voluation ratio adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek setiap perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, diluar kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas setiap perusahaan dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah. c. Current Ratio (CR) Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR 104 berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Hasil dari Current Ratio terhadap perusahaan yang bertahan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil perhitungan Current Ratio No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 1,21 2,88 1,02 1,10 1,13 1,16 1,11 0,48 1,08 1,68 2,68 0,74 1,12 1,12 1,15 1,10 1,47 1,11 0,87 2,81 0,78 1,11 1,12 1,13 1,11 1,94 1,11 1,60 4,43 1,32 1,10 1,11 1,14 1,10 1,25 1,11 1,94 8,02 1,32 1,10 1,10 1,12 1,09 0,54 1,10 1,13 1,12 1,12 1,11 1,10 d. Acid Test (quick) Ratio Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Hasil perhitungan QR dapat dilihat pada Tabel 18, di bawah ini: Tabel 18. Hasil perhitungan Quick Ratio No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 1,07 2,50 0,77 0,38 0,73 0,69 0,55 0,36 0,87 1,22 2,00 0,50 0,58 0,81 0,79 0,58 1,12 0,90 0,53 2,01 0,58 0,51 0,77 0,73 0,56 1,58 0,89 1,20 3,70 1,10 0,53 0,73 0,83 0,58 1,12 0,84 1,18 6,10 1,00 0,62 0,86 0,87 0,68 0,48 0,91 1,00 0,94 0,69 0,77 0,86 2. Leverage Ratio (Rasio Hutang) Rasio Hutang membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman, makin besar pinjaman yang digunakan perusahaan makin besar kreditur mempunyai kendali terhadap perusahaan. Berdasarkan perhitungan suku bunga pinjaman apabila hasilnya lebih kecil dari return on investment (ROI), maka 105 perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding menambah modal sendiri atau sebaliknya. Hasil perhitungan rasio hutang dengan menggunakan pendekatan melalui neraca yang menginformasikan besarnya hutang digunakan untuk aktiva dan pendekatan melalui laporan laba/rugi yang menginformasikan besarnya hutang bisa ditutup dengan laba operasional dapat dilihat penjelasannya di bawah ini. 4. Total Debt to Total Asset Rasio Hasil perhitungan membandingkan antara total hutang dengan total aktiva bahwa perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil Perhitungan Rasio Hutang Tahun No Kode Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA 10 BNII 2004 36% 59% 50% 91% 88% 87% 90% 61% 92% 2005 15% 53% 60% 89% 89% 87% 91% 34% 90% 2006 19% 41% 54% 90% 89% 88% 90% 36% 90% 2007 21% 27% 50% 91% 90% 88% 91% 51% 90% 2008 18% 21% 50% 91% 91% 90% 91% 55% 91% 88% 90% 90% 90% 91% 5. Time Interest Earned Ratio (TIE) Hasil perhitungan rasio hutang dengan menghitung laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dibagi beban bunga, maka diketahui laba untuk perusahaan AALI, ANTM (tahun 2007 naik), ASII, BNBR pada tahun 2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa TIE bernilai rendah menunjukan perusahaan dalam kondisi sakit, sehingga memerlukan perhatian pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan tersebut agar berubah menjadi sehat. Hasil perhitungan TIE dapat dilihat pada Tabel 20. 106 Tabel 20. Hasil Perhitungan TIE No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 -10,52 -521,20 -13,08 0,42 1,04 0,80 0,20 0,91 0,55 -35,16 -46,18 -18,69 0,45 1,43 0,67 0,64 2,26 0,49 -45,42 -15,42 -7,25 0,45 1,08 0,71 0,47 -4,56 0,41 -388,58 58,47 -15,11 0,47 1,36 0,83 0,58 -3,71 0,55 -21.340,84 -7,42 -27,87 0,67 1,28 1,00 0,60 60,09 0,71 0,63 0,62 0,53 0,72 0,66 6. Fixed Chance Coverage Kemampuan perusahaan membayar bunga secara periodik dan kewajiban membayar sewa pada jangka panjang, termasuk biaya sewa (lease charge) dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil perhitungan Fixed Chance Coverage Tahun Kode Emiten No 2004 2005 2006 AALI 1 -10,68 -35,97 -46,09 ANTM -525,81 -47,05 -15,64 2 ASII 3 -27,24 17,16 16,68 BBCA 4 -0,92 -0,92 -0,79 BBRI 5 -1,20 -1,17 -0,81 BDMN 6 -1,09 -0,65 -0,37 BMRI 7 -0,79 -0,10 -0,18 BNBR 8 1,91 3,27 -3,58 BNGA 9 -0,67 -0,38 -0,30 BNII 10 -0,62 -0,40 -0,21 2007 2008 -392,82 59,49 40,30 -0,95 -1,20 -0,64 -0,58 -2,71 -0,51 -22.063,88 -8,19 -156,79 -1,11 -1,05 -0,42 -0,68 62,35 -0,21 -0,10 -0,21 3. Rasio Aktivitas Berdasarkan perhitungan dari data laporan laba/rugi setiap perusahaan, angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan terlihat beragam, ada angka menunjukan perubahan semakin besar, maka kondisi perusahaan dikatakan sehat. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis yang besar (efektif) walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama. Beberapa perusahaan menunjukkan angka rendah terutama perusahaan.....Rasio aktivitas perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki berdasarkan 107 perbandingan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan dapat dilihat pada hasil berbagai perhitungan dibawah ini. 5. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) Perhitungan perputaran persediaan ditentukan secara rata-rata. Penjualan dibagi persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama, apabila penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan oleh harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya. Perputaran persediaan setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Perputaran persediaan setiap perusahaan Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 AALI 1 -5,54 -5,53 -6,61 ANTM 2 -1,64 -1,99 -3,15 ASII 3 -6,62 -9,43 -8,44 BBCA 4 0,05 0,05 0,06 BBRI 5 0,11 0,11 0,12 BDMN 6 0,11 0,11 0,10 BMRI 7 0,06 0,01 0,02 BNBR 8 -2.272,06 -4,82 -7,28 BNGA 9 0,05 0,06 0,08 BNII 10 0,07 0,07 0,06 2007 2008 -8,05 -5,11 -10,44 0,06 0,16 0,14 0,05 -7,66 0,17 -12,64 -7,58 -14,65 0,08 0,17 0,10 0,06 -11,83 0,10 0,02 0,03 6. Average Collection Period Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang. Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang, diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang. Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama 108 (perhitungan rata-rata penjualan harian). Rata-rata penjualan/hari dan Average Collection Period pada setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil perhitungan rata-rata penjualan/hari pada setiap perusahaan No Tahun Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 22.670.047.222,222 1 AALI 9.645.900.000,000 9.363.711.111,111 10.438.852.777,778 16.558.205.555,556 2 ANTM 7.940.381.958,333 9.031.210.786,111 15.637.226.216,667 33.356.118.050,000 26.644.392.050,000 3 ASII 123.179.366.666,667 171.476.763.888,889 154.189.263.888,889 194.952.666.666,667 269.622.222.222,222 4 BBCA 12.579.813.888,889 14.232.272.222,222 16.851.675.000,000 17.782.305.555,556 21.444.563.888,889 5 BBRI 15.920.633.333,333 15.578.786.111,111 16.407.558.333,333 21.611.316.666,667 24.505.588.888,889 6 BDMN 7.180.122.222,222 6.410.794.444,444 5.448.658.333,333 8.728.347.222,222 6.757.658.333,333 7 BMRI 20.902.783.333,333 3.424.658.333,333 7.864.433.333,333 17.592.855.555,556 22.412.666.666,667 8 BNBR 3.414.656.775.000,000 7.606.864.122,222 12.034.110.655,556 14.691.026.797,222 23.346.333.130,556 9 BNGA 2.094.658.333,333 2.073.136.111,111 2.588.325.000,000 5.788.952.777,778 3.011.563.888,889 10 BNII 2.264.480.555,556 2.545.144.444,444 2.065.250.000,000 846.897.222,222 1.814.783.333,333 Tabel 24. Average Collection Period Tahun No Kode Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA 2004 7,22 36,99 98,55 40,73 19,99 119,06 4.103,13 0,06 0,00 2005 10,71 57,19 171,39 49,05 39,74 115,50 27.701,88 82,98 0,00 2006 2,26 62,61 143,48 58,83 62,34 332,07 13.132,83 58,91 0,00 2007 6,95 52,80 114,75 75,78 50,48 227,03 7.132,92 101,78 69,88 2008 1,09 27,25 91,14 65,72 36,12 281,01 7.256,51 51,39 92,39 10 BNII 5.652,33 7.975,98 10.181,80 32.950,82 18.927,24 7. Fixed Asset Turnover Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada perusahaan. Pada Tabel 25 dapat dilihat hasil perhitungan fixed asset turnover setiap perusahaan. 109 Tabel 25. Hasil perhitungan Perputaran Aktiva Tetap Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 AALI 3,26 2,60 2,43 3,40 1 ANTM 3,26 2,60 2,43 3,40 2 ASII 5,19 5,37 4,26 5,40 3 BBCA 1,34 1,39 1,46 2,83 4 BBRI 3,50 2,91 3,24 4,73 5 BDMN 1,99 1,56 1,25 2,04 6 BMRI 1,37 0,23 0,60 1,40 7 BNBR 538,66 0,88 1,17 0,81 8 BNGA 1,94 1,69 2,02 1,68 9 BNII 0,90 1,10 0,90 0,39 10 2008 4,08 4,08 5,18 2,92 6,53 1,28 1,75 0,97 0,92 0,86 8. Total Asset Turnover Efektivitas penggunaan total aktiva dapat dihitung dengan melakukan perbandingan penjualan dengan total aktiva. Hasil perhitungan total asset turnover (Tabel 26) adalah sebagai berikut: Tabel 26. Perputaran Total Aktiva setiap perusahaan Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 AALI 1,03 1,06 1,07 1,11 1 ANTM 0,47 0,51 0,77 1,00 2 ASII 1,13 1,01 0,96 1,10 3 BBCA 0,03 0,03 0,03 0,03 4 BBRI 0,05 0,05 0,04 0,04 5 BDMN 0,04 0,03 0,02 0,04 6 BMRI 0,03 0,00 0,01 0,02 7 BNBR 235,53 0,39 0,50 0,37 8 BNGA 0,02 0,02 0,02 0,02 9 BNII 0,02 0,02 0,01 0,01 10 2008 1,25 0,94 1,20 0,03 0,04 0,02 0,02 0,33 0,01 0,01 4. Profitabilitas Ratio Efektivitas setiap perusahaan terlihat dari rasio keuntungan, semakin efektif manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil akhir setiap perusahaan dalam menjalankan tugas dihitung berdasarkan berbagai bentuk rasio profitabilitas akan dijelaskan di bawah ini. 4. Profit Margin on Sales Kemampuan setiap perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari penjualan dengan membandingkan antara laba bersih dan total aktiva, 110 menunjukkan bahwa perusahaan AALI mendapatkan laba bersih pada tahun 2008 sebasar 0,404 dan menunjukan profit margin yang tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan ANTM pada tahun 2007 memiliki profit yang tinggi sebesar 0,784 dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,240. Perusahaan ASII sebesar 0,111 pada tahun 2004 dan tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan laba bersihnya. Perusahaan BBCA, BBRI, BNBR BNGA dan BNII mengalami perubahan yang tidak stabil dalam indikator profit margin untuk mencari laba. Perhitungan profit margin on sales setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Hasil Perhitungan Profit Margin on Sales Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 AALI 24% 25% 23% 37% 1 ANTM 13% 13% 21% 78% 2 ASII 11% 9% 6% 10% 3 BBCA 2% 2% 2% 2% 4 BBRI 3% 3% 3% 2% 5 BDMN 3% 2% 1% 2% 6 BMRI 2% 0% 1% 1% 7 BNBR -6702% -9% 2% 2% 8 BNGA 2% 1% 1% 2% 9 BNII 2% 1% 1% 1% 10 2008 40% 24% 11% 2% 2% 1% 1% -75% 1% 1% 5. Return on Total Asset (ROA)/return on investment (ROI) Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi atau tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan sama dengan hasil perhitungan Profit Margin on Sales. Jadi efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total asset mengalami ketidakstabilan dari tahun 2004 sampai tahun 2009. Hasil perhitungan Rasio return on total asset (ROA)/return on investment (ROI) dapat dilihat pada Tabel 28. 111 Tabel 28. Hasil perhitungan ROI/ROA pada 10 Perusahaan Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 AALI 24% 25% 23% 37% 40% 1 ANTM 13% 13% 21% 78% 24% 2 ASII 11% 9% 6% 10% 11% 3 BBCA 2% 2% 2% 2% 2% 4 BBRI 3% 3% 3% 2% 2% 5 BDMN 3% 2% 1% 2% 1% 6 BMRI 2% 0% 1% 1% 1% 7 BNBR -6702% -9% 2% 2% -75% 8 BNGA 2% 1% 1% 2% 1% 9 BNII 2% 1% 1% 1% 1% 10 Return on Investment (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang diberikan oleh modal yang ditanam. Perhitungan ROI adalah NOPAT dibagi Total Aset (Total Aktiva). Hasil perhitungan tersebut dianalisa dengan menganalisa laporan keuangan yang mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). 6. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth) Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 29), maka dapat dilihat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Perlu diingat rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya akan tetapi rasio pengembalian modal yang membandingkan antara laba bersih dengan modal pemilik. Hasil perhitungan return on net worth dapat dilihat pada Tabel 29 di bawah ini. 112 Tabel 29. Hasil perhitungan Return on networth Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 AALI 39% 30% 29% 49% 1 ANTM 33% 28% 36% 108% 2 ASII 26% 27% 17% 24% 3 BBCA 23% 23% 23% 22% 4 BBRI 21% 15% 13% 18% 5 BDMN 21% 15% 13% 18% 6 BMRI 21% 3% 9% 15% 7 BNBR -17957% -16% 5% 5% 8 BNGA 28% 14% 14% 17% 9 BNII 20% 15% 12% 7% 10 2008 51% 31% 27% 25% 12% 12% 17% -254% 7% 10% 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Berdasarkan hasil perhitungan rasio pertumbuhan dengan memakai data perusahaan, titik awal yang dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan adalah kondisi perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan negara-negara maju (development market). Rasio pertumbuhan pada setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Rasio Pertumbuhan pada setiap perusahaan 5 tahun terakhir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004-2005 4% -2% -24% 11% -9% -42% -824% -71392% -63% -54% Tahun 2005-2006 2006-2007 -10% 39% 38% 73% -39% 38% 0% -17% -13% -16% -34% 34% 75% 34% 477% -57% 5% 13% -24% -86% 2007-2008 9% -226% 6% 12% 2% -81% 8% 102% -141% 24% Berdasarkan hasil perhitungan ROI dapat dilihat kinerja perusahaan dan nilai pertumbuhan dari setiap perusahaan dengan menghitung rataan dari tahun 2004-2008. Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan Return On Investment (ROI) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah PT 113 Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar (13.565). Kondisi pertumbuhan Return On Investment (ROI) per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan ANTM dengan BNBR. Perbedaan pertumbuhan Return On Investment (ROI) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 31. Pertumbuhan ROI per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII Rataan 2004-2008 0.296 0.301 0.095 0.023 0.028 0.019 0.012 (13.565) 0.014 0.013 5% -2% -19% 12% -9% -29% -89% -100% -39% -35% Pertumbuhan/tahun -9% 64% 62% 268% -28% 60% 0,18% -14% -11% -14% -26% 51% 295% 50% -127% -36% 6% 16% -19% -46% 9% -69% 6% 14% 2% -45% 9% -4833% -59% 32% 6. Valuation Ratio Kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat, sehingga calon investor dimungkinkan menghargai nilai saham, baik yang lebih tinggi dari nilai buku atau sebaliknya. Rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor, walaupun manajemen juga memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan manajemen adalah untuk rigth issue. 3. Price to Earning Ratio (PER) Besar laba yang dihasilkan oleh setiap perusahaan berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 32. Indikator PER adalah semakin tinggi nilai PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor, perusahaan dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor beranggapan saham dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan harga, sehingga peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat kecil. 114 Tabel 32. Price to Earning Ratio (PER) No Kode Emiten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 1,56 1,88 0,60 3,07 2,63 1,62 3,04 116,00 9,45 46,88 2005 2,17 2,45 0,80 3,70 3,36 2,65 36,18 69,96 18,01 72,11 Tahun 2006 2,80 1,72 1,53 4,07 3,95 5,22 11,78 175,62 25,96 107,94 2007 1,74 4,07 1,36 11,92 5,41 5,16 10,40 263,55 33,72 299,34 2008 1,32 15,33 0,97 9,32 4,43 7,24 8,64 9,74 78,18 224,72 4. Market to Book Ratio (MBR) Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku. Hasil perhitungan MBR dan book value dapat dilihat pada Tabel 33 dan Tabel 34. Tabel 33. Market to Book Ratio (MBR) setiap perusahaan 5 tahun terakhir Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 AALI 0,60 0,65 0,80 0,85 0,67 1 ANTM 0,00061 0,00068 0,00063 0,00238 0,00260 2 ASII 0,00020 0,00021 0,00025 0,00033 0,00027 3 BBCA 0,70 0,84 0,96 2,62 2,31 4 BBRI 0,77 0,96 1,00 1,35 1,18 5 BDMN 0,50 0,62 0,73 1,01 1,05 6 BMRI 0,64 0,94 1,08 1,55 1,51 7 BNBR 15,85 4,91 8,45 11,99 20,64 8 BNGA 2,64 2,48 3,51 5,60 5,70 9 BNII 9,04 10,99 12,91 20,08 21,75 10 Tabel 34. Nilai Buku (Saham) setiap perusahaan 5 tahun terakhir Tahun No Kode Emiten 2004 2005 2006 AALI 1.321,26 1.665,44 1.745,44 1 ANTM 1.299.025,58 1.588.119,52 2.244.388,76 2 ASII 4.072.548,37 5.045.097,33 5.527.125,46 3 BBCA 1.130,51 1.285,75 1.468,16 4 BBRI 1.038,57 1.127,90 1.409,84 5 BDMN 1.590,39 1.748,12 1.915,74 6 BMRI 1.243,76 1.150,25 1.295,36 7 BNBR 50,27 220,51 166,03 8 BNGA 301,85 435,59 399,52 9 BNII 88,12 1.665,44 1.745,44 10 2007 2.578,58 917.349,99 6.660.236,07 832,18 1.621,71 2.166,18 1.411,52 181,96 389,71 108,66 2008 3.274,34 845.579,89 8.171.220,16 953,00 1.864,78 2.099,89 1.461,74 106,60 386,05 101,16 115 4.5. Analisis Risiko Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high returnhigh risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya. Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi. Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi), melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif. Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi tidak mampu memproteksi nilai investasi. Salah satu cara menganalisis risiko adalah dengan menghitung Beta (ß) yang merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang terjadi dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham dalam suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses keuntungan suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar. Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis, suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar 116 lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60. Hasil perhitungan Beta (ß) dari 10 perusahaan berdasarkan data 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Hasil perhitungan Beta (ß) pertahun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Emiten AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII 2004 0,20 0,77 -0,14 1,55 -0,30 -0,28 -0,08 0,40 0,13 -0,12 2005 -0,37 0,48 1,07 0,38 -0,07 1,36 0,81 1,68 1,02 0,25 Tahun 2006 2007 0,27 1,57 1,02 0,17 0,72 1,47 0,39 0,98 0,50 0,86 1,18 0,98 0,72 1,45 0,41 0,76 1,12 0,77 0,52 0,62 2008 1,73 1,73 1,34 0,18 0,92 1,19 0,96 0,78 1,31 -0,80 4.6. Rekomendasi Penetapan Keputusan dalam Menentukan Investasi Melalui VB.Net (Visual Basic Net) Hasil akhir dari penelitian adalah suatu sistem informasi laporan keuangan dari perusahaan yang tergabung dalam LQ45 yang menginformasikan tentang laporan keuangan setiap tahun, mulai dari jumlah aktiva sampai dengan laba atas investasi. Sistem informasi ini menggunakan Visual Basic Net yang dapat diakses oleh setiap investor atau calon investor. Pada penelitian ini hanya menganalisis laporan keuangan dan hanya sampai pada tahap uji coba sistem, dimana sistem dapat bekerja dan tidak terdapat kesalahan pada perhitungan kondisi keuangan berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan kinerja perusahaan yang tergabung dalam LQ45. Pada sistem ini tidak dilakukan perhitungan efektivitas dan efisiensi kerja, serta sistem tidak terhubung secara langsung (online) dengan sistem BEI yang berhubungan dengan pelaporan keuangan setiap perusahaan. Pengambilan kesimpulan hanya sampai dengan pencapaian tujuan penelitian, tidak dapat merekomendasikan penetapan keputusan untuk menentukan pemilihan perusahaan karena cakupan pembahasan dalam penelitian ini hanya dilakukan pengolahan data dan analisis perusahaan pada 10 perusahaan yang tergabung LQ45 dan yang bertahan selama periode tahun 2004 sampai tahun 2009. Kendala selama pengolahan data yang diperoleh adalah adanya perbedaan sistem pembuatan pelaporan keuangan berdasarkan standar sistem akuntansi dari setiap perusahaan. Perbedaan ini sangat berpengaruh pada pemahaman para 117 investor. Perbedaan yang terlihat dari jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan tersebut yaitu perusahaan manufaktur seperti Astra Argo Lestari Tbk. (AALI), Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Astra International Tbk (ASII), Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan perusahaan jasa Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), Bank Danamon Tbk. (BDMN), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank International Indonesia Tbk (BNII). 4.7. Model Program Komputer Analisis LQ45 Pengukuran yang lazim dipakai selama ini adalah pengukuran dengan pendekatan rasio pada ukuran kinerja perusahaan yang mendasarkan pada laba akuntansi (accounting profit) dengan menggunakan ROI. Analisis fundamental menggunakan data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil analisis data-data pada perusahaan indeks LQ45 maka model yang dapat direkomendasikan program komputer Visual Basic.Net. Model program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data yang diperoleh dari BEI langsung dan internet, serta hasil perhitungan ROI pada indeks LQ45 (10 perusahaan). Outcome dari model komputer yang dapat digunakan adalah Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi. Hutang (Kewajiban), Modal (Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan ROI. 4.7.1. Proses Pembuatan Visual Basic.Net Aplikasi analisis ROI LQ45 membutuhkan data keuangan per-periode dari perusahaan yang termasuk ke dalam LQ45. Data yang sudah didapat dari perusahaan-perusahaan disimpan ke dalam file database. Software database yang digunakan untuk aplikasi analisis ROI Perusahaan LQ45 adalah Microsoft Access 2003. Microsoft Access 2003 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan database dan juga file Microsoft Access 2003 merupakan file database yang portable, sehingga aplikasi analisis ROI 45 dapat dijalankan tanpa ketergantungan pada software lain. 118 Dalam pembuatan database ini, dibuat beberapa relasi (tabel) untuk mengelompokan kriteria yang sesuai. Relasi yang dibuat adalah relasi DaftarLQ45, Perusahaan, Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat. Dalam relasi DaftarLQ45 terdapat atribut (kolom) nama perusahaan yang berisi seluruh nama perusahaan yang terdapat pada waktu tertentu dan atribut tahun yang berisi informasi tahun menyangkut perusahaan tertentu. Relasi ini dihubungkan dengan seluruh relasi yang lainnya, yaitu Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat. Data-data yang dimasukkan ke dalam database hanya data-data keuangan pertahun dari setiap perusahaan yang belum diolah untuk menghasilkan kesimpulan ROI. Pengolahan data dilakukan didalam aplikasi dengan cara memberikan Query (perintah kepada database untuk melakukan operasi tertentu) dan hasilnya ditampilkan pada aplikasi. Data-data perhitungan ROI tidak perlu tersimpan pada file database, sehingga meminimumkan memori yang digunakan. Setelah database terbentuk, hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuat aplikasi analisis ROI LQ-45 dengan menggunakan Visual Basic 2008. Software Visual Basic 2008 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan aplikasi dan bahasa pemrogramannya pun mudah dipahami. Visual Basic 2008 menggunakan framework .net 3.5 SP1. Framework adalah kumpulan API (Application Programming Interface) yang digunakan untuk membangun aplikasi. Versi yang digunakan adalah .NET 3.5 SP 1 (Service Pack 1), sehingga jika ingin menjalankan aplikasi analisis ROI LQ45 di komputer lain, maka komputer tersebut harus terlebih dahulu terinstall Framework .net 3.5 SP1, karena pada framework itulah aplikasi ini dapat berinteraksi dengan mesin komputer. Langkah selanjutnya membuat tampilan aplikasi. Pada aplikasi ini, terdapat tiga menu utama yang berbentuk Radio button yang terdiri atas List LQ-45, Data keuangan Perusahaan. Pada Menu List LQ-45 terdapat pilihan periode awal dan periode akhir, dimana user (pengguna) dapat memilih dari periode apa sampai periode yang dia tentukan untuk melihat daftar perusahaan LQ45. Setelah User melihat daftar perusahaan apa saja yang ada, user dapat melihat data keuangan perusahaan yang user pilih dari periode yang muncul. Jika user memilih data keuangan dari satu perusahaan tertentu, maka akan tampil suatu form baru yang 119 berisi tabel Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba dan Nopat. Tabel-tabel tersebut berisi data keuangan perusahaan per-periode sesuai dengan pilihan user. Pada form ini juga terdapat dua grafik. Grafik yang pertama menunjukkan grafik data keuangan tertentu pada perusahaan yang user pilih. Grafik yang kedua menunjukkan grafik perbandingan data keuangan dengan seluruh perusahaan yang terdapat dalam database. Grafik-grafik ini dapat diperbesar dengan cara mengklik grafik yang diinginkan. Maka akan keluar suatu form baru, yang berisi grafik dengan nilai-nilai detailnya. Pada menu Data Keuangan Perusahaan, terdapat pilihan Perusahaan apa yang ingin dilihat oleh user. Daftar perusahaan yang dapat ditampilkan adalah perusahaan yang data keuangannya telah ada pada database aplikasi ini. Setelah user memilih maka akan muncul kembali form baru yang persis dengan form yang muncul pada menu pertama, yang berisi tabel data keuangan per-periode dan juga grafiknya. Pada menu ROI, terdapat pilihan perusahaan apa saja yang sudah masuk database. Setelah memilih maka akan muncul dibawahnya tabel ROI perusahaan tertentu dan juga 2 grafik. Grafik pertama menggambarkan ROI perusahaan yang dipilih per-periode dan grafik kedua menggambarkan ROI seluruh perusahaan yang terdapat pada database per-periode, sehingga user dapat membandingkan ROI per-perusahaan lebih mudah dengan menggunakan grafik. Setelah rancangan tampilan aplikasi selesai, langkah selanjutnya adalah menuliskan syntax (kode-kode) pada aplikasi ini, sehingga aplikasi ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat koneksi aplikasi ke dalam database, sehingga aplikasi ini dapat membaca dan menulis data sesuai dengan apa yang kita inginkan. Koneksi VB (Visual Basic) ke database Microsoft Access 2003 menggunakan koneksi tipe OLE-DB (Object Linking and Embedding - Database). Koneksi ini telah tersedia pada framework .net 3.5 SP1, sehingga memudahkan dalam proses pemrograman. Setelah berhasil mengkoneksikan aplikasi dengan database, langkah selanjutnya adalah retrieve (mengambil/membaca) data pada database dan menampilkan pada aplikasi. Cara yang dilakukan untuk me-retrieve data dari database ke aplikasi adalah dengan cara mengirimkan query-query yang nantinya 120 akan diproses oleh database, lalu database akan mengembalikan sejumlah data sesuai dengan query yang diminta. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah binding data (memposisikan data untuk ditampilkan pada aplikasi). Binding data ini diset pada control (jenis-jenis tampilan, seperti textbox, combobox dan sebagainya) yang sesuai yang telah dibuat pada perancangan tampilan. Pada VB.net 2008, jika me-retrieve data, data yang ditampilkan tidak berasal langsung dari sumbernya (database), tetapi disimpan terlebih dahulu ke dalam dataset (control yang berisi data dari database) melalui data adapter (penghubung antara database dengan dataset) dan baru ditampilkan dengan data view (control yang menampilkan isi dari dataset). Hal ini mempercepat pemrosesan query aplikasi pada database, sehingga, jika suatu saat aplikasi ini mengirim query pada database, hal yang dilakukan pertama kali adalah mencari pada dataset. Jika data yang diinginkan terdapat pada dataset, maka akan langsung ditampilkan, jika tidak maka program akan membuka koneksi lagi ke database, mengirimkan ke dataset melalui data adapter, dan menampilkannya pada aplikasi. Seluruh hal ini dilakukan secara otomatis oleh VB.net 2008. Query yang dikirimkan merupakan kumpulan syntax SQL (Structured Query Language). Dalam pemrograman VB 2008, syntax SQL direpresentasikan sebagai string (tipe data yang merupakan kumpulan dari karakter). String tersebut dikirim oleh aplikasi ke database dan diproses oleh database. Jadi aplikasi ini menggunakan dua bahasa pemrograman berbeda yang digabung menjadi satu pada VB 2008. Pada rancangan aplikasi sebelumnya, disebutkan bahwa aplikasi ini dapat menampilkan grafik data keuangan. Sebenarnya control grafik telah disediakan oleh framework .net 3.5 SP 1 ini. Namun control grafik yang telah tersedia masih kurang memadai, sehingga aplikasi ini menggunakan control tambahan yaitu MS. Chart yang kemudian diintegrasikan dengan framework .net 3.5 SP 1. Jadi untuk menjalankan aplikasi ini, selain komputer yang akan digunakan nanti harus terinstall Framework .Net 3.5 SP1, komputer itu juga harus terinstall MS. Chart, sehingga program dapat berjalan dengan baik. Menampilkan grafik sesuai dengan criteria yang dipilih dengan cara hampir serupa dengan menampilkan data dari database berupa tabel atau informasi 121 lainnya yang telah dibahas sebelumnya. Jadi, hal yang harus dilakukan adalah membuka koneksi ke database, lalu me-retrieve data dengan cara mengirimkan query, dan binding data ke dalam grafik (Chart). Konfigurasi grafik dilakukan pada saat pengkodean di form yang bersangkutan. Konfigurasi ini menyangkut dua hal, yaitu tampilan grafik dan binding data grafik. Tampilan grafik meliputi pemilihan jenis grafik, warna, ukuran huruf dan sebagainya. Sedangkan binding data grafik merupakan pengaturan data apa saja yang akan ditampilkan pada grafik. Setelah semua terkonfigurasi dengan baik, mulai dari koneksi ke database, User Interface (tampilan), binding data dan retrieve data, maka aplikasi ini siap untuk dijalankan. Proses pembuatan Visual Basic.Net dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Visual Basic.Net 4.7.2 Tampilan (User Interface) Visual Basic.Net Cara membuka dan menjalankan program Microsoft Visual Basic.Net adalah sebagai berikut: 1. Klik tombol My Computer pada desktop, pilih Lokal Disk E, kemudian pilih folder VB.Net LQ45, lalu klik aplikasi Dase(Realease Candidate), sehingga akan tampil Menu Utama Analisis Keuangan ROI. 122 2. Klik List LQ45, pilih periode awal yang diinginkan dan periode akhir yang diinginkan maka akan muncul beberapa pilihan periode dari Agustus 2005 - Januari 2009, klik show sehingga tampil list LQ45 periode yang diinginkan. 3. Setelah tampil Indeks LQ45, dapat dilihat detail data keuangan setiap perusahaan dengan mengklik data keuangan dan memilih perusahaan yang ingin dilihat data keuangannya (contoh: AALI) lalu klik submit, maka akan tampil data keuangan perusahaan AALI dari mulai aktiva sampai dengan NOPAT dan akan muncul grafik aktiva AALI serta grafik aktiva 10 perusahaan. 123 4. Apabila ingin melihat grafik aktiva lebih jelas maka grafik tersebut dapat diperbesar dengan mengklik grafik tersebut. Begitu juga grafik aktiva 10 perusahaan. 5. Ekuitas, Kewajiban, Laba dan NOPAT dapat dilihat dengan cara ketiga dan keempat. Tampilan VB.Net 10 perusahaan LQ45 dapat dilihat pada Lampiran 7. 124 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi sebagai perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII). 2. Kinerja keuangan perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir berdasarkan laporan keuangan tahunan dapat dilihat sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, 3200%. b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, 133%, 4%, -8610%. c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%. d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%. 125 e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%. 3. Kinerja perusahaan setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset (ROA)/return on investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%. 4. Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha. 5.2. Saran 1. Sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). 2. Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur. 3. Bagi pengguna laporan keuangan: Return on Total Asset/Return on Investment sebagai salah rasio profitabilitas dalam laporan keuangan, sebaiknya mendapat perhatian lebih dari sebelumnya, karena ternyata memiliki pengaruh terhadap return. 126 DAFTAR PUSTAKA Anis Qomarodin Hamid. 2008. Pemrograman Aplikasi Akuntansi Menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Visual Basic for Application (VBA). PT Elex Media Computindo, Jakarta. Arifin, J. dan Wicaksono. 2006. Komputer Akuntansi dengan Microshoft Excel.PT Elex Computindo, Jakarta. Brigham, Eugene F and Joel F. Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management. 10th. South-Western, Ohio. Bodi, Zvi and Alex Kane, Alan J. Marcus. 2005. Investments. The McGraw-Hill, Singapore. Efisitek.Com dan R. Fikriansyah. 2008. Dasar Pemrograman VB.Net 2008. Restu Agung, Jakarta. Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Visual Basic.Net untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang. Goetzmann, William N, dan Stanley J. Gartska, 1999, The Development of Corporate Performance Measures: Benchmark Before EVA. SSRN. Habib, Arief. 2008. Kiat Jitu Peramalan Saham; Analisis dan Teknik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Jakarta Stock Exchange. 2005. Indonesian Capital Market Directory 2005. PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta. Kieso, Weygandt. et.al. 2004. Intermediate Accounting. John Wiley and Sons Company, USA. Keown, A. J. 2004. Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi 9. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Madcoms. 2006. Panduan Pemrograman dan Referensi Kamus; Visual Basic 6.0. Penerbit Andi, Yogyakarta. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Martono, Cyrillius. (2002)Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang, serta Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang GoPublic di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 126 – 140. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra 127 Pradhono. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6, No. 2, November: 140-165.. Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia, Jakarta. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Siegel, Joel G. dan Jae K.Shim. 1999. Kamus Istilah Akuntansi. PT Gramedia, Jakarta. Suad Husnan. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 3, YKPN. Tunggal, A. W. 2001. Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan Kasus. Harvindo, Jakarta. Van Horne, James and Wachowicz. 2002. Fundamentals of Financial Management. Prentice Hall, Singapore. Warren, S, Carl. 2006. Accounting: Pengantar Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar. Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta. Wild, John J. Subramanyam,K R. et.al. 2005. Financial Statement Analysis Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Widyaningdyah, A. Utari. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 89 – 101 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Kristen Petra Young S. David, and Stephen O’Byrne. Alih bahasa Lusy Widjadja. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. www.idx.co.id www.google.co.id 129 Lampiran 1. Daftar Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Periode Febuari 2005-Januari 2009 Feb05-Juli05 Ags05-Jan06 Feb06-Juli06 Ags06-Jan07 Feb07-Juli07 Ags07-Jan08 Feb08-Juli08 Ags08-Jan09 1 AALI AALI AALI AALI AALI AALI AALI AALI 2 ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI AKRA 3 ANTM ADMG ADMG ADMG ANTM ANTM ANTM ANTM 4 ASII ANTM ANTM ANTM APEX ASII ASII ASII 5 BBCA ASII ASII APOL APOL BBCA BBCA BBCA 6 BBRI BBCA BBCA ASII ASII BBKP BBNI BBNI 7 BDMN BBRI BBRI BBCA BBCA BBRI BBRI BBRI 8 BFIN BDMN BDMN BBRI BBRI BDMN BDMN BDMN 9 BMRI BLTA BLTA BDMN BDMN BHIT BHIT BISI 10 BNBR BMRI BMRI BLTA BLTA BLTA BKSL BMRI 11 BNGA BNBR BNBR BMRI BMRI BMRI BLTA BLTA 12 BNII BNGA BNGA BNBR BNBR BMTR BMRI BNBR 13 BRPT BNII BNII BNGA BNGA BNBR BMTR BNGA 14 BUMI BNLI BNLI BNII BNII BNGA BNBR BNII 15 CTRS BRPT BUMI BRPT BTEL BNII BNGA BTEL 16 ELTY BUMI CMNP BTEL BUMI BRPT BNII BUMI 17 ENRG CMNP CTRS BUMI CMNP BTEL BRPT CPIN 18 EPMT ENRG ENRG CMNP CTRA BUMI BTEL CPRO 19 GGRM GGRM GGRM CTRS CTRS CMNP BUMI CTRA 20 GJTL GJTL GJTL ENRG ENRG CPRO CPIN DEWA 21 HMSP INCO INCO GGRM EPMT CTRA CPRO ELTY 22 INCO INDF INDF GJTL GGRM CTRS CTRA ENRG 23 INDF INKP INKP INCO GJTL ELTY ELTY INCO 24 INKP INTP INTP INDF INCO ENRG ENRG INDF 25 INTP ISAT ISAT INKP INDF INCO FREN INKP 26 ISAT JIHD JIHD INTP INKP INDF INCO ISAT 27 JIHD KIJA KIJA ISAT INTP INKP INDF ITMG 28 KIJA KLBF KLBF KIJA ISAT ISAT INKP KIJA 29 KLBF LPBN LPBN KLBF KIJA KIJA ISAT LPKR 30 LSIP LSIP LSIP LPKR KLBF KLBF KIJA LSIP 31 MEDC MEDC MEDC LSIP LPKR LSIP KLBF MEDC 32 PGAS PGAS MLPL MEDC LSIP MEDC MEDC MIRA 33 PLAS PLAS PGAS MPPA MEDC PGAS PGAS MNCN 34 PNBN PNBN PLAS PGAS PGAS PNBN PNLF PGAS 35 PTBA PNLF PNBN PNBN PNBN PNLF PTBA PNBN 36 RALS PTBA PNLF PNLF PNLF PTBA SMCB PTBA 37 RMBA RALS PTBA PTBA PTBA SMCB SULI SGRO 38 SMCB SMCB SMCB RALS SMCB SULI TBLA SMCB 39 TINS SMRA SMRA SMCB SULI TINS TINS SMGR 40 TKIM TINS TINS SMRA TLKM TLKM TLKM TBLA 41 TLKM TKIM TKIM TKIM TOTL TOTL TOTL TINS 42 TRIM TLKM TLKM TLKM TSPC TRUB TRUB TLKM 43 UNSP UNSP UNSP UNSP UNSP TSPC UNSP TRUB 44 UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNSP UNTR UNSP 45 UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNTR UNVR UNTR 130 130 Lampiran 2. Hasil Perhitungan Aktiva dari 10 Perusahaan LQ45 PT Astra Agro Lestari Tbk. AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) Piutang lain-lain Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) Uang muka Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka Piutang derivatif Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya Piutang pihak hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan, bersih Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Tanaman belum menghasilkan Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Goodwill, bersih Perkebunan plasma, bersih Tagihan restitusi pajak Aktiva lain-lain Jumlah aktiva tidak lancar JUMLAH AKTIVA 2004 970.156.000.000 2005 Tahun 2006 2007 2008 195.440.000.000 1.012.772.000.000 867.676.000.000 62.197.000.000 7.111.000.000 146.655.000.000 35.537.000.000 21.362.000.000 301.000.000 1.243.319.000.000 312.807.000.000 9.333.000.000 94.724.000.000 4.820.000.000 189.813.000.000 50.831.000.000 23.498.000.000 723.000.000 686.549.000.000 21.014.000.000 2.535.000.000 191.861.000.000 32.679.000.000 48.666.000.000 111.664.000.000 3.494.000.000 413.813.000.000 93.465.000.000 12.646.000.000 16.346.000.000 8.359.000.000 781.363.000.000 264.483.000.000 37.429.000.000 492.195.000.000 1.647.854.000.000 1.975.656.000.000 211.000.000 31.000.000 59.722.000.000 202.000.000 61.080.000.000 485.000.000 66.665.000.000 9.514.000.000 65.792.000.000 61.501.000.000 839.494.000.000 21.385.000.000 1.063.592.000.000 49.721.000.000 29.821.000.000 43.424.000.000 32.101.000.000 2.139.502.000.000 3.382.821.000.000 791.385.000.000 101.594.000.000 1.294.715.000.000 48.709.000.000 54.601.000.000 115.336.000.000 37.544.000.000 2.505.166.000.000 3.191.715.000.000 733.368.000.000 295.045.000.000 1.544.653.000.000 45.092.000.000 96.693.000.000 170.738.000.000 52.031.000.000 3.004.770.000.000 3.496.965.000.000 675.236.000.000 667.296.000.000 1.755.574.000.000 66.947.000.000 131.368.000.000 258.703.000.000 74.702.000.000 3.705.132.000.000 5.352.986.000.000 600.653.000.000 1.336.623.000.000 2.001.772.000.000 73.953.000.000 184.597.000.000 199.658.000.000 85.378.000.000 4.544.135.000.000 6.519.791.000.000 131 Lanjutan Lampiran 2. Aneka Tambang Tbk. AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunannya Investasi jangka panjang Piutang usaha - pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang) Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Aktiva lancar lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Investasi pada perusahaan Kontrak Karya Investasi dalam saham - bersih Pinjaman ke perusahaan Kontrak Karya Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi) Biaya tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi) Ekstimasi tagih pajak Goodwill, bersih Aktiva pajak tangguhan - bersih Biaya pengelolaan lingkungan hidup dan reklamasi tangguhan Aktiva tidak lancar lainnya Jumlah aktiva tidak lancar JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 1.998.551.871.000 46.450.000.000 639.576.263.000 100.916.796.000 1.138.182.108.000 55.905.683.000 4.743.875.109.000 3.284.218.532.000 158.549.964.000 281.993.825.000 11.718.170.000 396.065.076.000 182.843.772.000 68.186.524.000 6.670.539.000 2.992.479.777.000 467.998.026.000 48.541.572.000 527.289.673.000 263.579.706.000 31.058.156.000 8.551.610.000 2.087.511.802.000 900.832.982.000 78.208.155.000 947.389.575.000 125.056.053.000 36.222.732.000 35.805.510.000 3.317.602.798.000 1.680.059.742.000 81.019.366.000 1.319.084.300.000 79.547.752.000 38.139.426.000 106.374.055.000 8.048.099.750.000 594.950.328.000 131.186.741.000 1.391.471.720.000 129.460.830.000 53.425.709.000 76.268.120.000 5.819.531.944.000 30.929.169.000 30.929.169.000 36.687.722.000 55.798.418.000 92.608.473.000 2.692.859.049.000 32.930.500.000 3.825.458.802.000 3.346.302.819.000 3.022.621.934.000 2.890.477.780.000 196.007.542.000 9.116.065.000 267.828.256.000 25.124.724.000 375.807.790.000 39.769.094.000 487.012.456.000 27.710.668.000 95.488.827.000 4.617.054.000 21.070.378.000 3.050.088.084.000 6.042.567.861.000 123.118.091.000 3.663.302.000 6.149.482.000 4.315.202.326.000 6.402.714.128.000 164.875.722.000 3.164.788.000 6.694.782.000 3.973.302.717.000 7.290.905.515.000 21.353.060.000 314.768.870.000 2.848.368.000 63.477.416.000 3.995.591.190.000 12.043.690.940.000 622.828.357.000 29.903.644.000 269.945.984.000 85.360.253.000 380.271.230.000 2.440.902.000 51.672.213.000 4.425.508.836.000 10.245.040.780.000 132 Lanjutan Lampiran 2. Astra Internasional Tbk. AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Piutang pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancer Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaanya Dana pelunasan obligasi Piutang pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai) Aktiva pajak tangguhan Properti investasi Tanaman perkebunan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Goodwill Aktiva lain-lain Jumlah aktiva tidak lancar JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 5.326.131.000.000 640.882.000.000 3.938.633.000.000 469.183.000.000 4.729.943.000.000 418.464.000.000 6.265.000.000.000 201.000.000.000 8.785.000.000.000 67.000.000.000 160.123.000.000 3.106.857.000.000 206.746.000.000 4.500.900.000.000 229.138.000.000 3.835.197.000.000 307.000.000.000 5.411.000.000.000 338.000.000.000 5.829.000.000.000 153.706.000.000 672.104.000.000 493.909.000.000 300.000.000.000 307.000.000.000 3.334.329.000.000 514.723.000.000 339.781.000.000 13.576.532.000.000 5.120.829.000.000 742.484.000.000 507.762.000.000 16.158.641.000.000 4.000.697.000.000 1.430.909.000.000 593.237.000.000 15.731.494.000.000 8.685.000.000.000 4.582.000.000.000 1.367.000.000.000 1.042.000.000.000 28.160.000.000.000 9.499.000.000.000 8.666.000.000.000 1.107.000.000.000 933.000.000.000 35.531.000.000.000 149.345.000.000 102.605.000.000 90.303.000.000 57.000.000.000 92.000.000.000 8.718.978.000.000 24.010.367.000.000 17.565.047.000.000 7.667.000.000.000 8.601.000.000.000 238.942.000.000 384.171.000.000 5.525.327.000.000 301.917.000.000 327.602.000.000 6.519.436.000.000 356.777.000.000 263.594.000.000 8.504.290.000.000 393.000.000.000 98.000.000.000 9.771.000.000.000 342.000.000.000 748.000.000.000 10.636.000.000.000 136.363.000.000 623.576.000.000 217.894.000.000 769.593.000.000 318.271.000.000 796.335.000.000 1.059.000.000.000 861.000.000.000 62.000.000.000 1.342.000.000.000 1.675.000.000.000 804.000.000.000 190.000.000.000 1.937.000.000.000 8.548.140.000.000 706.049.000.000 537.630.000.000 25.568.521.000.000 39.145.053.000.000 11.495.558.000.000 758.648.000.000 504.405.000.000 45.008.025.000.000 61.166.666.000.000 13.030.347.000.000 710.937.000.000 561.895.000.000 42.197.796.000.000 57.929.290.000.000 13.005.000.000.000 675.000.000.000 370.000.000.000 35.360.000.000.000 63.520.000.000.000 18.742.000.000.000 830.000.000.000 612.000.000.000 45.209.000.000.000 80.740.000.000.000 133 Lanjutan Lampiran 2. Bank Central Asia Tbk. AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain, pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Penempatan pada bank-bank lain, pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Surat-surat berharga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Obligasi rekapitulasi pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivative ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Kredit yang diberikan ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Investasi dalam sewa guna usaha, pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Piutang pembiayaan konsumen, pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Tagihan akseptasi ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Penyertaan ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Aktiva tetap, harga perolehan/revaluasi ( * ) Akumulasi penyusutan Aktiva pajak tangguhan, bersih Aktiva lain-lain ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 2.977.044.000.000 10.234.721.000.000 226.606.000.000 (2.504.000.000) 3.085.963.000.000 (24.938.000.000) 40.334.499.000.000 (69.633.000.000) 46.658.916.000.000 381.048.000.000 17.413.000.000 (174.000.000) 3.725.998.000.000 15.029.383.000.000 235.655.000.000 (2.425.000.000) 14.866.086.000.000 (73.227.000.000) 6.096.341.000.000 (94.282.000.000) 49.828.703.000.000 748.505.000.000 84.123.000.000 (841.000.000) 5.484.694.000.000 18.401.657.000.000 454.894.000.000 (4.841.000.000) 7.135.120.000.000 (62.561.000.000) 28.360.293.000.000 (89.124.000.000) 49.139.082.000.000 7.675.723.000.000 20.871.955.000.000 303.429.000.000 10.798.921.000.000 9.668.608.000.000 7.909.406.000.000 6.391.403.000.000 4.936.408.000.000 45.847.933.000.000 50.044.630.000.000 46.777.950.000.000 39.810.702.000.000 42.462.000.000 (425.000.000) 21.821.000.000 67.494.000.000 493.082.000.000 39.866.683.000.000 (1.079.396.000.000) 77.969.000.000 (1.795.000.000) 534.026.000.000 (21.710.000.000) 961.911.000.000 (31.210.000.000) 5.791.000.000 (5.731.000.000) 3.377.339.000.000 (1.442.188.000.000) 299.238.000.000 2.365.872.000.000 494.303.000.000 53.636.776.000.000 (1.349.259.000.000) 57.412.000.000 (1.990.000.000) 725.364.000.000 (27.337.000.000) 1.670.698.000.000 (17.486.000.000) 5.791.000.000 (4.866.000.000) 3.690.821.000.000 (1.656.305.000.000) 262.110.000.000 173.968.000.000 61.248.340.000.000 (1.734.043.000.000) 39.696.000.000 (1.543.000.000) 1.024.692.000.000 (33.327.000.000) 1.763.187.000.000 (22.318.000.000) 5.791.000.000 (5.373.000.000) 4.159.674.000.000 (1.919.859.000.000) 354.565.000.000 692.268.000.000 81.696.365.000.000 (1.686.152.000.000) 27.737.000.000 824.211.000.000 111.960.125.000.000 (2.757.475.000.000) 11.532.000.000 1.347.461.000.000 1.409.286.000.000 2.315.703.000.000 4.186.718.000.000 1.493.000.000 24.603.000.000 2.264.841.000.000 2.644.785.000.000 376.154.000.000 3.078.924.000.000 770.686.000.000 3.259.216.000.000 32.541.000.000 2.268.174.000.000 (50.014.000.000) 150.180.752.000.000 317.865.000.000 2.616.485.000.000 (50.325.000.000) 176.798.726.000.000 218.005.008.000.000 245.569.856.000.000 (50.000.000.000) 149.168.842.000.000 134 Lanjutan Lampiran 2. Bank Rakyat Indonesia Tbk AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain ( * ) Pihak ketiga ( * ) Penyisihan kerugian Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - setelah dikurangi bunga yang belum ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Penyisihan kerugian Efek-efek - termasuk premium yang belum diamortisasi dan dikurangi bunga dan diskonto ( * ) Penyisihan kerugian Tagihan wesel Ekspor ( * ) Penyisihan kerugian Obligasi rekapitalisasi pemerintah Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivative ( * ) Penyisihan kerugian Kredit yang diberikan ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Penyisihan kerugian Piutang dan pembiayaan syariah ( * ) Penyisihan kerugian Tagihan akseptasi ( * ) Penyisihan kerugian Penyertaan saham ( * ) Penyisihan kerugian Aset tetap ( * ) Nilai tercatat ( * ) Akumulasi penyusutan Aktiva pajak tangguhan, bersih Aktiva lain-lain, bersih JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2.280.808.000.000 7.783.149.000.000 2.763.958.000.000 8.707.695.000.000 3.458.907.000.000 14.021.368.000.000 359.394.000.000 (3.594.000.000) 652.945.000.000 (6.529.000.000) 5.210.216.000.000 2007 2008 5.041.396.000.000 31.047.872.000.000 922.852.000.000 6.750.145.000.000 9.945.696.000.000 3.420.288.000.000 181.935.000.000 (1.819.000.000) (9.234.000.000) (34.208.000.000) (14.901.000.000) 9.353.732.000.000 256.000.000.000 (29.612.000.000) 13.490.867.000.000 166.000.000.000 (41.081.000.000) 14.455.860.000.000 225.000.000.000 (51.417.000.000) 22.643.327.000.000 265.000.000.000 (672.766.000.000) 5.515.246.000.000 (17.783.000.000) 205.405.000.000 (3.375.000.000) 23.950.160.000.000 7.214.313.000.000 (10.585.000.000) 456.057.000.000 (4.727.000.000) 17.721.871.000.000 17.358.248.000.000 (40.349.000.000) 596.293.000.000 (5.968.000.000) 18.222.590.000.000 2.573.610.000.000 24.724.000.000 (247.000.000) 23.855.465.000.000 (89.294.000.000) 561.709.000.000 (5.617.000.000) 16.352.318.000.000 6.371.000.000 (64.000.000) 15.391.806.000.000 (9.074.000.000) 468.921.000.000 (9.647.000.000) 18.445.348.000.000 201.925.000.000 10.647.000.000 (106.000.000) 61.782.694.000.000 260.841.000.000 (5.118.895.000.000) 324.160.000.000 (5.854.000.000) 293.335.000.000 (6.971.000.000) 59.721.000.000 (548.000.000) 74.532.415.000.000 364.590.000.000 (5.393.146.000.000) 636.229.000.000 (17.103.000.000) 470.208.000.000 (14.827.000.000) 65.859.000.000 (1.188.000.000) 88.874.032.000.000 355.507.000.000 (6.687.654.000.000) 1.053.213.000.000 (30.394.000.000) 327.666.000.000 (4.762.000.000) 69.941.000.000 (1.230.000.000) 112.407.295.000.000 431.511.000.000 (6.915.043.000.000) 1.134.147.000.000 (43.132.000.000) 661.381.000.000 (7.018.000.000) 77.979.000.000 (1.311.000.000) 159.657.070.000.000 451.613.000.000 (7.891.140.000.000) 999.409.000.000 (114.322.000.000) 483.862.000.000 (4.839.000.000) 91.235.000.000 (1.443.000.000) 3.472.530.000.000 (1.834.597.000.000) 913.838.000.000 1.635.193.000.000 107.040.172.000.000 4.097.619.000.000 (2.168.349.000.000) 943.845.000.000 2.178.002.000.000 122.775.579.000.000 4.330.003.000.000 (2.508.025.000.000) 865.005.000.000 2.306.227.000.000 154.725.526.000.000 4.486.075.000.000 (2.841.903.000.000) 1.269.743.000.000 2.713.984.000.000 203.734.938.000.000 4.655.049.000.000 (3.304.566.000.000) 2.000.076.000.000 6.062.816.000.000 246.076.896.000.000 13.000.000 135 Lanjutan Lampiran 2. Bank Danamon Tbk AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Efek-efek setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali setelah dikurangi penyisihan kerugian Tagihan derivatif setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Pinjaman yang diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen setelah dikurangi penyisihan kerugian ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Piutang premi setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 569 pada tahun 2006 Tagihan akseptasi setelah dikurangi penyisihan kerugian Obligasi pemerintah Penyertaan setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai investasi Goodwill setelah dikurangi akumulasi amortisasi Aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan Aktiva pajak tangguhan Beban dibayar dimuka dan aktiva lain-lain setelah dikurangi penyisihan kerugian JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 753.256.000.000 2.662.100.000.000 640.044.000.000 3.563.314.000.000 832.583.000.000 3.949.723.000.000 1.237.518.000.000 3.976.039.000.000 4.161.520.000.000 2.820.413.000.000 6.440.000.000 639.113.000.000 31.227.000.000 1.125.895.000.000 123.047.000.000 447.000.000.000 80.765.000.000 516.635.000.000 436.165.000.000 3.170.104.000.000 183.289.000.000 837.516.000.000 499.950.000.000 4.903.774.000.000 1.155.661.000.000 3.830.589.000.000 675.888.000.000 4.283.597.000.000 4.110.753.000.000 928.125.000.000 2.560.661.000.000 4.137.089.000.000 3.228.543.000.000 269.403.000.000 2.206.161.000.000 6.012.055.000.000 40.124.000.000 20.245.000.000 3.263.000.000 19.723.000.000 34.414.000.000 100.308.000.000 176.000.000 109.871.000.000 397.000.000 331.714.000.000 131.000.000 1.751.285.000.000 8.283.000.000 27.724.292.000.000 130.217.000.000 34.843.645.000.000 59.200.000.000 39.687.444.000.000 7.672.000.000 49.850.621.000.000 12.594.000.000 63.397.880.000.000 854.852.000.000 740.446.000.000 14.099.000.000 1.768.303.000.000 19.339.000.000 1.929.888.000.000 5.259.000.000 1.871.453.000.000 517.049.000.000 17.324.189.000.000 76.623.000.000 608.815.000.000 1.297.171.000.000 178.626.000.000 516.572.000.000 14.102.005.000.000 11.958.000.000 521.841.000.000 1.480.028.000.000 153.734.000.000 26.913.000.000 613.057.000.000 18.702.292.000.000 12.052.000.000 417.419.000.000 1.574.536.000.000 40.253.000.000 32.354.000.000 677.674.000.000 15.807.971.000.000 12.053.000.000 333.935.000.000 1.538.878.000.000 280.297.000.000 22.283.000.000 856.599.000.000 13.083.338.000.000 12.053.000.000 250.451.000.000 1.905.024.000.000 850.038.000.000 1.877.417.000.000 58.820.805.000.000 1.928.518.000.000 67.803.454.000.000 2.696.414.000.000 82.072.687.000.000 3.665.715.000.000 89.409.827.000.000 5.035.898.000.000 107.268.363.000.000 136 Lanjutan Lampiran 2. Bank Mandiri Tbk AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Penempatan pada Bank Inadonesia dan bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Surat-surat berharga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Dikurangi: diskonto yang belum diamortisasi, laba(rugi) yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai efek dari penyisihan penghapusan Obligasi rekapitalisasi pemerintah Tagihan lainnya - transaksi perdagangan - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Tagihan derivatif - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Kredit yang diberikan ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pendapatan yang ditangguhkan ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Penyertaan saham - setelah dikurangi penyisihan penghapusan Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi dan amortisasi Aktiva pajak tangguhan, bersih Aktiva lain-lain – setelah dikurangi penyisihan penghapusan JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 2.439.465.000.000 15.986.630.000.000 650.631.000.000 2.522.764.000.000 20.304.705.000.000 697.603.000.000 3.965.717.000.000 21.579.158.000.000 537.234.000.000 5.909.369.000.000 28.161.059.000.000 1.387.595.000.000 8.388.974.000.000 13.354.289.000.000 7.406.529.000.000 14.180.058.000.000 23.617.054.000.000 9.435.541.000.000 16.833.324.000.000 29.404.818.000.000 399.084.000.000 13.956.550.000.000 600.200.000.000 11.238.532.000.000 873.264.000.000 18.627.219.000.000 28.241.000.000 28.331.785.000.000 24.670.360.000.000 (1.850.905.000.000) 93.081.021.000.000 (1.334.463.000.000) 92.055.964.000.000 (1.139.525.000.000) 90.648.024.000.000 (1.043.473.000.000) 89.466.317.000.000 (45.513.000.000) 88.259.039.000.000 1.939.179.000.000 2.724.729.000.000 1.958.039.000.000 2.028.542.000.000 3.513.133.000.000 703.334.000.000 285.256.000.000 317.043.000.000 315.243.000.000 833.388.000.000 410.727.000.000 3.290.853.000.000 336.651.000.000 619.092.000.000 354.024.000.000 952.277.000.000 93.450.288.000.000 (164.964.000.000) (8.470.700.000.000) 5.094.102.000.000 8.849.000.000 5.483.628.000.000 2.252.144.000.000 7.779.900.000.000 248.155.827.000.000 1.245.740.000.000 105.607.206.000.000 (159.858.000.000) (11.823.614.000.000) 3.890.010.000.000 68.066.000.000 5.305.413.000.000 2.231.402.000.000 3.959.609.000.000 263.383.348.000.000 750.672.000.000 117.006.650.000.000 (86.380.000.000) (14.388.695.000.000) 3.453.170.000.000 84.870.000.000 4.709.243.000.000 3.295.451.000.000 4.963.425.000.000 267.517.192.000.000 783.076.000.000 137.770.474.000.000 (23.472.000.000) (13.041.696.000.000) 4.953.481.000.000 124.905.000.000 4.531.577.000.000 4.096.447.000.000 5.160.533.000.000 319.085.588.000.000 641.263.000.000 173.858.171.000.000 (1.334.000.000) (11.860.312.000.000) 3.596.359.000.000 158.173.000.000 4.603.560.000.000 6.123.919.000.000 5.394.134.000.000 358.438.678.000.000 137 Lanjutan Lampiran 2. Bakrie & Brothers Tbk AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) ( * ) Pihak ketiga Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar di muka Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancer Aktiva pajak tangguhan - bersih Piutang pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang lain (setelah dikurangi penyisihan untuk penyertaan saham yang tidak dapat dipulihkan) Piutang jangka panjang (setelah dikurangi penyisihan piutang) Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi) Biaya pengembangan proyek Biaya ditangguhkan - bersih Goodwill – bersih Aktiva derivative Aktiva tidak lancar lainnya Jumlah aktiva tidak lancar JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 112.683.016.000 10.209.711.000 408.623.827.000 60.408.914.000 537.671.846.000 258.568.536.000 883.975.330.000 627.211.441.000 1.049.516.854.000 1.140.545.414.000 10.196.017.000 200.392.874.000 3.946.087.000 486.971.108.000 12.849.152.000 533.592.200.000 16.900.594.000 793.648.742.000 1.064.645.066.000 46.078.764.000 2.749.243.000 138.304.149.000 87.871.960.000 14.423.943.000 576.830.913.000 140.277.670.000 392.545.048.000 107.231.993.000 55.558.787.000 1.655.563.434.000 162.448.200.000 443.909.900.000 295.401.642.000 120.493.041.000 2.364.934.517.000 684.718.852.000 435.835.936.000 532.420.166.000 220.414.981.000 4.195.126.042.000 88.988.144.000 600.956.160.000 922.831.898.000 307.000.220.000 5.220.562.520.000 97.861.423.000 162.466.096.000 166.104.524.000 187.285.058.000 313.527.317.000 759.543.611.000 323.917.102.000 778.379.864.000 482.924.357.000 718.458.921.000 465.388.173.000 692.541.742.000 229.845.412.000 284.134.096.000 6.824.981.414.000 500.060.656.000 25.704.856.000 14.538.892.000 74.682.607.000 13.549.294.000 452.368.059.000 538.220.955.000 61.054.766.000 25.309.054.000 1.713.804.599.000 2.282.102.753.000 546.758.241.000 60.454.897.000 18.854.679.000 3.119.562.758.000 300.602.759.000 42.660.355.000 89.908.008.000 3.691.080.490.000 368.056.208.000 25.529.331.000 84.978.487.000 27.168.679.000 4.642.426.897.000 5.219.257.810.000 291.592.652.000 5.357.318.348.000 7.012.881.782.000 316.312.036.000 6.301.825.523.000 8.666.760.040.000 6.566.794.592.000 389.390.112.000 25.903.915.000 539.174.450.000 249.221.762.000 462.697.137.000 9.942.129.901.000 14.137.255.943.000 8.705.939.825.000 752.822.659.000 13.671.568.000 512.585.252.000 523.739.072.000 526.887.577.000 20.197.402.433.000 25.417.964.953.000 138 Lanjutan Lampiran 2. Bank Niaga Tbk AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Efek-efek (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Obligasi pemerintah Tagihan derivatif (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Kredit yang diberikan (setelah dikurangi penyisihan kerugian) ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Tagihan akseptasi (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Tagihan anak piutang (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Penyertaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian) ( * ) Penyertaan sementara ( * ) Penyertaan jangka panjang Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) Aktiva pajak tangguhan, bersih Aset yang diambil alih (setelah dikurangi penyisihan kerugian) Uang muka pajak Pendapatan yang harus diterima Biaya dibayar dimuka Aktiva lain-lain dan biaya dibayar dimuka (setelah dikurangi penyisihan kerugian) JUMLAH AKTIVA 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 370.961.000.000 1.546.208.000.000 352.425.000.000 463.751.000.000 2.492.585.000.000 268.960.000.000 681.685.000.000 2.893.745.000.000 198.978.000.000 1.727.661.000.000 5.873.283.000.000 288.305.000.000 2.766.684.000.000 2.996.213.000.000 3.061.609.000.000 1.933.932.000.000 4.249.753.000.000 2.449.628.000.000 4.932.800.000.000 2.017.223.000.000 6.108.879.000.000 5.241.000.000 10.809.000.000 4.239.000.000 4.987.087.000.000 9.727.407.000.000 7.040.114.000.000 95.641.000.000 3.747.245.000.000 3.055.282.000.000 8.263.340.000.000 994.935.000.000 16.519.000.000 20.371.508.000.000 389.117.000.000 60.476.000.000 28.610.943.000.000 686.523.000.000 45.892.000.000 32.411.260.000.000 616.098.000.000 30.786.000.000 58.464.683.000.000 274.825.000.000 15.583.000.000 72.204.261.000.000 449.039.000.000 206.043.000.000 198.515.000.000 916.166.000.000 158.463.000.000 119.786.000.000 806.584.000.000 \ 89.151.000.000 28.436.000.000 389.310.000.000 77.246.000.000 75.614.000.000 14.589.000.000 440.499.000.000 38.953.000.000 25.311.000.000 462.239.000.000 62.493.000.000 43.607.000.000 1.239.177.000.000 302.865.000.000 797.327.000.000 1.295.000.000 634.510.000.000 390.036.000.000 66.563.000.000 1.183.110.000.000 613.125.000.000 729.446.000.000 1.176.000.000 872.036.000.000 679.464.000.000 978.505.000.000 30.798.312.000.000 1.033.731.000.000 41.579.861.000.000 1.016.304.000.000 46.544.346.000.000 557.856.000.000 93.797.189.000.000 413.630.000.000 103.197.574.000.000 139 Lanjutan Lampiran 2. Bank Internasional Indonesia Tbk AKTIVA Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Efek-efek ( * ) Dimiliki hingga jatuh tempo ( * ) Tersedia untuk dijual ( * ) Diperdagangkan Dikurangi/ditambah : ( * ) Penurunan/kenaikan nilai wajar ( * ) Kerugian/keuntungan yang belum direalisasi ( * ) Pendapatan diterima dimuka ( * ) Saldo yang belum diamortisasi ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Obligasi rekapitulasi pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali ( * ) Dikurangi pendapatan bunga yang belum diamortisasi Tagihan derivatif ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Kredit yang diberikan ( * ) Pihak terkait ( * ) Pihak tidak terkait ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Tagihan pembiayaan konsumen ( * ) Pendapatan ditangguhkan ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Tagihan akseptasi ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva Obligasi pemerintah Penyertaan saham ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva ( * ) Amortisasi goodwill Pendapatan bunga yang masih akan diterima Beban dibayar dimuka 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 662.685.000.000 1.797.631.000.000 281.155.000.000 (2.495.000.000) 4.740.746.000.000 (43.566.000.000) 698.904.000.000 3.082.775.000.000 948.098.000.000 (5.014.000.000) 4.901.985.000.000 (46.139.000.000) 822.572.000.000 3.208.114.000.000 597.375.000.000 (5.350.000.000) 3.883.027.000.000 (37.659.000.000) 1.259.515.000.000 3.096.303.000.000 228.834.000.000 (1.812.000.000) 1.696.812.000.000 (16.231.000.000) 1.767.742.000.000 2.712.139.000.000 461.464.000.000 (5.447.000.000) 2.089.611.000.000 (11.546.000.000) 1.191.341.000.000 357.734.000.000 662.911.000.000 1.836.519.000.000 1.841.807.000.000 197.550.000.000 4.809.063.000.000 1.694.475.000.000 184.181.000.000 23.000.000.000 6.350.349.000.000 1.416.000.000.000 3.315.139.000.000 52.999.000.000 31.216.000.000 (27.678.000.000) 21.335.000.000 (195.367.000.000) (722.483.000.000) (3.898.000.000) (39.549.000.000) (11.711.000.000) (23.491.000.000) (22.722.000.000) (20.935.000.000) 9.642.888.000.000 17.953.000.000 (180.000.000) 2.980.000.000 (31.000.000) 5.891.000.000 (61.000.000) (17.403.000.000) 7.484.501.000.000 46.723.000.000 (25.000.000) 14.422.000.000 (40.000.000) 19.803.000.000 13.194.000.000.000 (414.220.000.000) 392.467.000.000 (3.840.000.000) 11.586.489.000.000 18.557.000.000 (14.058.000.000) 764.564.000.000 20.026.130.000.000 (490.680.000.000) 2.496.004.000.000 (1.133.454.000.000) (39.955.000.000) 327.574.000.000 (4.119.000.000) 11.485.577.000.000 15.218.000.000 (11.727.000.000) 40.109.000.000 21.657.723.000.000 (669.866.000.000) 6.174.396.000.000 (1.624.728.000.000) (79.985.000.000) 452.105.000.000 (4.446.000.000) 178.260.000.000 28.314.291.000.000 (586.594.000.000) 6.364.657.000.000 (1.904.348.000.000) (153.266.000.000) 586.644.000.000 (11.967.000.000) 30.746.000.000 35.214.479.000.000 (896.389.000.000) 5.038.619.000.000 (1.979.933.000.000) (84.916.000.000) 614.572.000.000 (6.048.000.000) 14.383.000.000 (11.727.000.000) 5.652.000.000 (2.995.000.000) 5.652.000.000 (2.995.000.000) 202.482.000.000 96.420.000.000 390.657.000.000 226.144.000.000 (212.098.000.000) (25.750.000.000) 5.304.434.000.000 143.135.000.000 (690.000.000) 140 Goodwill ( * ) dikurangi amortisasi Aktiva tetap ( * ) Akumulasi penyusutan Aktiva pajak tangguhan, bersih Aktiva lain-lain, bersih JUMLAH AKTIVA 1.050.999.000.000 (144.599.000.000) 128.013.000.000 283.108.000.000 36.077.143.000.000 201.470.000.000 (23.505.000.000) 1.104.867.000.000 (273.002.000.000) 162.162.000.000 433.539.000.000 49.026.180.000.000 219.905.000.000 (65.643.000.000) 1.223.037.000.000 (396.889.000.000) 103.622.000.000 1.225.721.000.000 53.039.911.000.000 235.067.000.000 (109.424.000.000) 1.287.372.000.000 (506.491.000.000) 203.993.000.000 1.145.261.000.000 55.015.693.000.000 235.067.000.000 (156.437.000.000) 1.339.597.000.000 (575.999.000.000) 495.060.000.000 1.299.405.000.000 56.855.129.000.000 Tahun No Kode Emiten 1 AALI 3.382.821.000.000 3.191.715.000.000 3.496.965.000.000 5.352.986.000.000 6.519.791.000.000 4.388.855.600.000 -6% 10% 53% 22% 2 ANTM 6.042.567.861.000 6.402.714.128.000 7.290.905.515.000 12.043.690.940.000 10.245.040.780.000 8.404.983.844.800 6% 14% 65% -15% 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun 3 ASII 39.145.053.000.000 61.166.666.000.000 57.929.290.000.000 63.520.000.000.000 80.740.000.000.000 60.500.201.800.000 56% -5% 10% 27% 4 BBCA 149.168.842.000.000 150.180.752.000.000 176.798.726.000.000 218.005.008.000.000 245.569.856.000.000 187.944.636.800.000 1% 18% 23% 13% 5 BBRI 107.040.172.000.000 122.775.579.000.000 154.725.526.000.000 203.734.938.000.000 246.076.896.000.000 166.870.622.200.000 15% 26% 32% 21% 6 BDMN 58.820.805.000.000 67.803.454.000.000 82.072.687.000.000 89.409.827.000.000 107.268.363.000.000 81.075.027.200.000 15% 21% 9% 20% 7 BMRI 248.155.827.000.000 263.383.348.000.000 267.517.192.000.000 319.085.588.000.000 358.438.678.000.000 291.316.126.600.000 6% 2% 19% 12% 8 BNBR 5.219.257.810.000 7.012.881.782.000 8.666.760.040.000 14.137.255.943.000 25.417.964.953.000 12.090.824.105.600 34% 24% 63% 80% 9 BNGA 30.798.312.000.000 41.579.861.000.000 46.544.346.000.000 93.797.189.000.000 103.197.574.000.000 63.183.456.400.000 35% 12% 102% 10% 10 BNII 36.077.143.000.000 49.026.180.000.000 53.039.911.000.000 55.015.693.000.000 56.855.129.000.000 50.002.811.200.000 36% 8% 4% 3% 141 Lampiran 3. Hasil Perhitungan Ekuitas dari 10 Perusahaan LQ45 PT Astra Agro Lestari Tbk. EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor, bersih Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba: Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaanya Jumlah ekuitas Aneka Tambang Tbk. EKUITAS Modal saham - modal dasar 1 saham prioritas 7.599.999.999 saham biasa, modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham prioritas 1.907.691.949 saham biasa dengan nominal Rp 500 per saham Tambahan modal disetor, bersih Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Selisih akibat transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Rugi yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual Saldo laba: Dicadangkan Belum dicadangkan Saham diperoleh kembali Jumlah ekuitas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 786.445.000.000 81.295.000.000 (3.173.000.000) 3.300.000.000 787.373.000.000 83.476.000.000 (3.173.000.000) 3.300.000.000 787.373.000.000 83.476.000.000 (3.173.000.000) 3.300.000.000 787.373.000.000 83.476.000.000 (3.173.000.000) 3.300.000.000 787.373.000.000 83.476.000.000 (3.173.000.000) 3.300.000.000 30.000.000.000 1.167.468.000.000 2.065.335.000.000 60.000.000.000 1.691.666.000.000 2.622.642.000.000 157.500.000.000 1.720.091.000.000 2.748.567.000.000 157.500.000.000 3.032.126.000.000 4.060.602.000.000 157.500.000.000 4.127.769.000.000 5.156.245.000.000 2007 2008 2004 2005 Tahun 2006 953.845.975.000 2.526.309.000 255.637.000 21.334.633.000 953.845.975.000 2.526.309.000 (1.337.359.000) 21.334.633.000 953.845.975.000 2.526.309.000 (999.538.000) 21.334.633.000 953.845.975.000 2.526.309.000 682.951.000 21.334.633.000 953.845.975.000 2.526.309.000 44.072.576.000 21.334.633.000 730.460.262.000 769.717.893.000 1.240.531.831.000 812.741.515.000 1.752.117.789.000 1.552.777.307.000 2.652.728.627.000 5.118.987.734.000 2.478.140.709.000 3.029.642.904.000 4.281.602.475.000 8.750.106.229.000 5.686.654.306.000 1.368.139.165.000 (13.435.143.000) 8.063.137.821.000 142 Lanjutan Lampiran 3. Astra Internasional Tbk. EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 6.000.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Akumulasi selisih kurs karena penajabaran laporan keuangan Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi Saldo laba: Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaanya Jumlah ekuitas 2004 2.024.178.000.000 1.106.121.000.000 430.121.000.000 2005 Tahun 2006 2007 2008 2.024.000.000.000 2.024.000.000.000 2.024.178.000.000 1.106.121.000.000 418.661.000.000 2.024.178.000.000 1.106.121.000.000 418.661.000.000 1.106.000.000.000 419.000.000.000 1.106.000.000.000 1.231.408.000.000 1.454.426.000.000 1.344.000.000.000 923.000.000.000 224.700.000.000 15.419.277.000.000 20.424.345.000.000 324.700.000.000 17.047.680.000.000 22.375.766.000.000 425.000.000.000 21.645.000.000.000 26.963.000.000.000 425.000.000.000 28.602.000.000.000 33.080.000.000.000 1.253.803.000.000 (2.220.000.000) 124.700.000.000 11.548.423.000.000 16.485.126.000.000 143 Lanjutan Lampiran 3. Bank Central Asia Tbk. EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor, bersih Modal saham diperoleh kembali (treasury stock) Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Selisih penilaian kembali aktiva tetap Opsi saham Saldo laba: ( * ) Telah ditentukan penggunaannya ( * ) Belum ditentukan penggunaanya Jumlah ekuitas 2004 2005 1.537.902.000.000 3.877.347.000.000 1.539.888.000.000 3.889.441.000.000 206.399.000.000 225.270.000.000 45.934.000.000 1.059.907.000.000 10.843.000.000 281.681.000.000 6.905.388.000.000 13.925.401.000.000 Tahun 2006 2007 2008 1.540.938.000.000 3.895.933.000.000 (190.996.000.000) 193.021.000.000 1.540.938.000.000 3.895.933.000.000 (190.996.000.000) 207.498.000.000 1.385.000.000 1.540.938.000.000 3.895.933.000.000 (808.585.000.000) 273.356.000.000 1.494.000.000 (14.286.000.000) 1.059.907.000.000 3.813.000.000 12.083.000.000 1.059.907.000.000 22.313.000.000 1.059.907.000.000 37.782.000.000 313.635.000.000 8.829.486.000.000 15.847.154.000.000 349.609.000.000 11.206.865.000.000 18.067.360.000.000 392.036.000.000 13.512.717.000.000 20.441.731.000.000 392.036.000.000 17.946.356.000.000 23.279.310.000.000 144 Lanjutan Lampiran 3. Bank Rakyat Indonesia Tbk EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor/agio saham Selisih penilaian kembali aset tetap Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Opsi saham Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - setelah dikurangi pajak tangguhan Saldo laba: ( * ) Telah ditentukan penggunaannya ( * ) Belum ditentukan penggunaanya Laba ditahan (defisit) Jumlah ekuitas Bank Danamon Tbk EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 50.000 modal dasar - 22.400.000 ( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh 22.400.000 Tambahan modal disetor Modal disetor lainnya Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Cadangan umum dan wajib Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba (setelah dikurangi defisit) Jumlah ekuitas 2004 Tahun 2006 2005 2007 2008 5.925.045.000.000 1.731.425.000.000 786.000.000 6.017.850.000.000 1.916.284.000.000 786.000.000 6.143.211.000.000 2.535.660.000.000 786.000.000 6.158.900.000.000 2.676.620.000.000 786.000.000 6.162.650.000.000 2.706.137.000.000 103.602.000.000 29.158.000.000 103.522.000.000 76.587.000.000 103.017.000.000 47.047.000.000 103.075.000.000 23.586.000.000 108.361.000.000 17.300.000.000 1.268.677.000.000 (292.000.000) 609.907.000.000 496.576.000.000 37.523.000.000 1.410.765.000.000 3.827.480.000.000 2.850.396.000.000 4.588.784.000.000 4.553.425.000.000 5.424.667.000.000 6.488.625.000.000 6.836.101.000.000 13.352.982.000.000 16.878.808.000.000 19.437.635.000.000 22.356.697.000.000 3.391.601.000.000 12.450.294.000.000 2005 Tahun 2006 3.562.261.000.000 62.738.000.000 189.000.000 2.718.000.000 3.569.247.000.000 198.770.000.000 189.000.000 3.295.000.000 3.581.679.000.000 374.247.000.000 189.000.000 2.950.000.000 3.625.337.000.000 632.988.000.000 189.000.000 2.673.000.000 3.631.865.000.000 675.000.000.000 189.000.000 2.866.000.000 798.928.000.000 24.684.000.000 (183.074.000.000) 48.765.000.000 3.352.425.000.000 7.803.943.000.000 4.951.761.000.000 8.588.953.000.000 223.456.000.000 68.797.000.000 (5.500.000.000) 5.196.109.000.000 9.441.927.000.000 (87.710.000.000) 82.050.000.000 (17.147.000.000) 6.595.445.000.000 10.833.825.000.000 (749.832.000.000) 103.220.000.000 (73.653.000.000) 6.989.413.000.000 10.579.068.000.000 2004 2007 2008 145 Lanjutan Lampiran 3. Bank Mandiri Tbk EKUITAS Modal saham Dana setoran modal Tambahan modal disetor/Agio saham Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Selisih revaluasi aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Opsi saham Saldo laba: ( * ) Telah ditentukan penggunaannya ( * ) Belum ditentukan penggunaanya Jumlah ekuitas Bakrie & Brothers Tbk EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Laba investasi efek yang belum terealisasi Defisit Jumlah ekuitas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 10.452.824.000.000 10.066.427.000.000 10.127.859.000.000 10.315.609.000.000 5.967.897.000.000 6.006.255.000.000 6.433.948.000.000 10.374.776.000.000 127.593.000.000 6.570.959.000.000 72.554.000.000 108.923.000.000 86.867.000.000 113.447.000.000 239.625.000.000 (404.001.000.000) 3.056.724.000.000 229.572.000.000 3.046.936.000.000 9.318.000.000 105.330.000.000 (3.568.000.000) 3.046.936.000.000 1.432.000.000 107.320.000.000 (170.310.000.000) 13.831.000.000 (241.961.000.000) 3.046.936.000.000 (14.063.000.000) 175.012.000.000 747.000.000.000 5.414.275.000.000 24.934.707.000.000 2.560.285.000.000 1.445.152.000.000 23.214.398.000.000 2.575.369.000.000 3.537.721.000.000 26.340.670.000.000 2.611.690.000.000 6.293.147.000.000 29.243.732.000.000 5.680.357.000.000 7.498.787.000.000 30.513.869.000.000 2004 3.545.661.600.000 677.064.866.000 (93.727.421.000) 15.151.499.000 408.159.308.000 3.902.119.000 (2.608.145.161.000) 1.948.066.810.000 6.809.056.000.000 (50.935.000.000) 54.465.000.000 2005 Tahun 2006 2007 2008 5.467.681.440.000 631.400.143.000 (75.984.907.000) 68.645.388.000 411.125.665.000 3.902.119.000 266.229.000 (2.347.923.386.000) 4.159.112.691.000 5.467.681.440.000 631.400.143.000 (75.984.907.000) 197.560.066.000 385.420.737.000 3.902.119.000 373.455.000 (2.132.422.646.000) 4.477.930.407.000 5.467.681.440.000 631.400.143.000 (75.984.907.000) 390.181.032.000 399.035.246.000 3.902.119.000 307.973.000 (1.909.064.670.000) 4.907.458.376.000 21.514.997.088.000 24.533.082.182.000 (22.369.644.959.000) 143.664.390.000 1.419.005.103.000 2.657.673.000 (17.760.497.232.000) 7.483.264.245.000 146 Lanjutan Lampiran 3. Bank Niaga Tbk EKUITAS Modal saham biasa ( * ) Modal ditempatkan dan setor penuh 71.853.936 lembar saham biasa kelas A dan 11.992.205.380 Tambahan modal disetor Dana setoran modal Cadangan kompensasi berbasis saham Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual Cadangan nilai wajar lindung nilai arus kas Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Cadangan umum dan wajib Saldo laba (akumulasi kerugian) setelah estimasi defisit Jumlah ekuitas 2004 2005 Tahun 2006 748.594.000.000 547.954.000.000 949.794.000.000 1.666.733.000.000 958.880.000.000 1.779.488.000.000 34.910.000.000 255.116.000.000 1.163.000.000 255.116.000.000 844.000.000 (48.973.000.000) (118.797.000.000) 35.000.000 2007 2008 1.552.420.000.000 6.712.481.000.000 255.116.000.000 844.000.000 971.807.000.000 1.810.548.000.000 17.325.000.000 85.093.000.000 255.116.000.000 844.000.000 68.390.000.000 (11.306.000.000) 228.000.000 (2.690.000.000) (6.736.000.000) 15.000.000 557.999.000.000 57.011.000.000 844.000.000 (1.114.000.000) 3.878.477.000.000 83.842.000.000 775.305.000.000 2.363.001.000.000 215.900.000.000 996.488.000.000 3.966.113.000.000 215.900.000.000 1.484.645.000.000 4.787.095.000.000 215.900.000.000 1.856.875.000.000 9.082.574.000.000 (2.337.804.000.000) 215.900.000.000 2.544.730.000.000 9.302.467.000.000 147 Lanjutan Lampiran 3. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 EKUITAS Modal saham ( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor Agio saham Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - setelah dikurangi pajak Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan Opsi saham Cadangan umum Saldo laba Jumlah ekuitas Tahun 2006 2005 2007 2008 3.216.192.000.000 3.218.048.000.000 3.226.627.000.000 3.236.000.000.000 3.266.706.000.000 61.745.000.000 78.070.000.000 154.312.000.000 242.746.000.000 566.560.000.000 (3.234.000.000) 107.945.000.000 6.570.000.000 (70.799.000.000) 119.292.000.000 63.198.000.000 8.216.000.000 1.292.400.000.000 4.708.425.000.000 24.529.000.000 102.003.000.000 67.247.000.000 15.467.000.000 1.632.679.000.000 5.222.864.000.000 (143.825.000.000) 97.615.000.000 78.852.000.000 21.805.000.000 1.725.685.000.000 5.258.878.000.000 (882.486.000.000) (11.041.000.000) 821.582.000.000 4.210.800.000.000 25.853.000.000 1.999.726.000.000 4.965.318.000.000 Tahun No Kode Emiten 1 AALI 2.065.335.000.000 2.622.642.000.000 2.748.567.000.000 4.060.602.000.000 5.156.245.000.000 3.330.678.200.000 27% 5% 48% 2 ANTM 2.478.140.709.000 3.029.642.904.000 4.281.602.475.000 8.750.106.229.000 8.063.137.821.000 5.320.526.027.600 22% 41% 104% -8% 3 ASII 16.485.126.000.000 20.424.345.000.000 22.375.766.000.000 26.963.000.000.000 33.080.000.000.000 23.865.647.400.000 24% 10% 21% 23% 4 BBCA 13.925.401.000.000 15.847.154.000.000 18.067.360.000.000 20.441.731.000.000 23.279.310.000.000 18.312.191.200.000 14% 14% 13% 14% 5 BBRI 12.450.294.000.000 13.352.982.000.000 16.878.808.000.000 19.437.635.000.000 22.356.697.000.000 16.895.283.200.000 7% 26% 15% 15% 6 BDMN 7.803.943.000.000 8.588.953.000.000 9.441.927.000.000 10.833.825.000.000 10.579.068.000.000 9.449.543.200.000 10% 10% 15% -2% 7 BMRI 24.934.707.000.000 23.214.398.000.000 26.340.670.000.000 29.243.732.000.000 30.513.869.000.000 26.849.475.200.000 -7% 13% 11% 4% 8 BNBR 1.948.066.810.000 4.159.112.691.000 4.477.930.407.000 4.907.458.376.000 7.483.264.245.000 4.595.166.505.800 113% 8% 10% 52% 9 BNGA 2.363.001.000.000 3.966.113.000.000 4.787.095.000.000 9.082.574.000.000 9.302.467.000.000 5.900.250.000.000 68% 21% 90% 2% 10 BNII 4.210.800.000.000 4.708.425.000.000 5.222.864.000.000 5.258.878.000.000 4.965.318.000.000 4.873.257.000.000 12% 11% 1% -6% 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun 27% 148 Lampiran 4. Hasil Perhitungan Kewajiban dari 10 Perusahaan LQ45 PT Astra Agro Lestari Tbk. KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Uang muka pelanggan Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Pinjaman bank jangka pendek Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Hutang derivative Hutang obligasi, bersih Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan, bersih Kewajiban imbalan kerja Pinjaman bank jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Perkebunan plasma, bersih Hutang obligasi, bersih Penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja Jumlah kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas 2005 Tahun 2006 83.888.000.000 116.660.000.000 58.077.000.000 260.320.000.000 161.206.000.000 100.619.000.000 4.500.000.000 6.224.000.000 63.347.000.000 198.009.000.000 5.000.000.000 4.085.000.000 114.507.000.000 1.877.000.000 5.544.000.000 36.494.000.000 86.792.000.000 5.000.000.000 4.085.000.000 99.972.000.000 2.272.000.000 3.355.000.000 39.051.000.000 87.899.000.000 255.250.000.000 4.085.000.000 151.826.000.000 13.899.000.000 4.716.000.000 31.284.000.000 556.828.000.000 5.000.000.000 265.869.000.000 25.586.000.000 9.424.000.000 97.961.000.000 452.036.000.000 63.188.000.000 36.592.000.000 10.921.000.000 2.717.000.000 4.085.000.000 1.027.958.000.000 4.085.000.000 1.016.167.000.000 32.971.000.000 89.646.000.000 26.735.000.000 140.313.000.000 122.617.000.000 1.150.575.000.000 141.809.000.000 167.048.000.000 1.183.215.000.000 180.331.000.000 2004 2007 2008 499.426.000.000 1.028.286.000.000 407.551.000.000 563.599.000.000 790.000.000 32.074.000.000 36.226.000.000 34.185.000.000 55.588.000.000 51.224.000.000 18.996.000.000 62.029.000.000 201.705.000.000 1.229.991.000.000 87.495.000.000 25.604.000.000 80.826.000.000 488.377.000.000 80.696.000.000 60.062.000.000 94.247.000.000 657.846.000.000 90.542.000.000 149 Lanjutan Lampiran 4. Aneka Tambang Tbk. KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Hutang deviden Uang muka pelanggan yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Hutang program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan Bagian pinjaman investasi jangka panjang jatuh tempo dalam 1 tahun: Kewajiban dana kesehatan Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup Pinjaman Investasi Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Uang muka pelanggan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 tahun Kewajiban jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun: Pinjaman obligasi Kewajiban dana kesehatan Pinjaman Investasi Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya Jumlah kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 85.346.459.000 8.917.161.000 6.826.288.000 609.800.495.000 285.705.461.000 13.086.762.000 20.039.427.000 10.701.416.000 1.040.423.469.000 1.757.950.117.000 380.749.111.000 314.504.608.000 70.798.272.000 2.524.002.108.000 3.564.425.577.000 1.575.000 2005 113.067.259.000 3.467.623.000 19.282.384.000 385.120.866.000 225.090.028.000 3.887.631.000 29.490.000.000 779.405.791.000 Tahun 2006 123.976.561.000 3.527.944.000 15.605.787.000 331.881.431.000 422.840.281.000 17.097.087.000 264.586.667.000 1.179.515.758.000 2007 2008 76.242.814.000 3.692.363.000 33.126.592.000 452.007.002.000 988.002.464.000 128.562.808.000 1.968.830.000 55.343.479.000 204.523.461.000 20.140.415.000 12.291.795.000 19.246.727.000 46.874.525.000 219.776.667.000 255.500.000.000 13.677.050.000 13.028.056.000 1.818.063.474.000 725.941.574.000 36.953.488.000 28.590.863.000 558.450.000.000 143.915.840.000 29.371.286.000 644.700.731.000 1.405.028.720.000 2.130.970.294.000 50.932.665.000 1.678.203.404.000 265.410.000.000 72.896.390.000 1.070.373.333.000 71.829.221.000 700.145.667.000 93.250.407.000 577.153.044.000 2.593.662.838.000 3.373.068.629.000 2.595.000 687.581.793.000 1.829.784.347.000 3.009.300.105.000 2.935.000 643.951.191.000 1.474.300.753.000 3.292.364.227.000 1.220.484.000 150 Lanjutan Lampiran 4. Astra Internasional Tbk. KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Penghasilan ditangguhkan Kewajiban diestimasi Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang: Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain Obligasi Sewa guna usaha Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Penghasilan ditangguhkan Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban diestimasi Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek: Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain Obligasi Sewa guna usaha Jumlah kewajiban jangka panjang Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 2.168.451.000.000 2.680.483.000.000 2.932.650.000.000 2.574.000.000.000 5.185.000.000.000 1.300.693.000.000 2.438.482.000.000 734.820.000.000 736.317.000.000 1.029.977.000.000 934.523.000.000 730.768.000.000 12.911.000.000 1.057.674.000.000 3.389.416.000.000 2.145.634.000.000 1.102.343.000.000 2.748.419.000.000 2.030.825.000.000 1.230.000.000.000 3.204.000.000.000 2.596.000.000.000 1.013.000.000.000 5.802.000.000.000 2.830.000.000.000 861.442.000.000 914.867.000.000 485.105.000.000 1.167.367.000.000 1.577.000.000.000 1.629.000.000.000 1.799.000.000.000 2.393.000.000.000 14.247.000.000 33.988.000.000 109.000.000.000 67.000.000.000 608.447.000.000 2.442.997.000.000 117.079.000.000 13.255.465.000.000 8.524.302.000.000 2.018.502.000.000 310.648.000.000 21.917.215.000.000 7.062.005.000.000 2.022.610.000.000 485.185.000.000 20.070.497.000.000 6.061.000.000.000 1.752.000.000.000 611.000.000.000 21.343.000.000.000 5.852.000.000.000 1.635.000.000.000 307.000.000.000 26.883.000.000.000 427.955.000.000 826.103.000.000 763.504.000.000 14.379.000.000 189.949.000.000 2.167.000.000 173.477.000.000 239.229.000.000 31.298.000.000 569.567.000.000 25.784.000.000 481.076.000.000 22.000.000.000 552.000.000.000 26.000.000.000 1.026.000.000.000 192.546.000.000 413.454.000.000 214.037.000.000 492.391.000.000 254.000.000.000 493.000.000.000 846.000.000.000 828.000.000.000 1.807.813.000.000 3.214.649.000.000 120.357.000.000 6.189.975.000.000 19.445.440.000.000 3.234.487.000.000 9.517.823.000.000 2.820.822.000.000 646.685.000.000 15.018.298.000.000 36.935.513.000.000 3.806.808.000.000 6.929.058.000.000 1.823.519.000.000 698.578.000.000 11.427.947.000.000 31.498.444.000.000 4.055.080.000.000 6.581.000.000.000 1.912.000.000.000 355.000.000.000 10.169.000.000.000 31.512.000.000.000 5.045.000.000.000 8.129.000.000.000 2.317.000.000.000 108.000.000.000 13.280.000.000.000 40.163.000.000.000 7.497.000.000.000 151 Lanjutan Lampiran 4. Bank Central Asia Tbk. KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan dari nasabah ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Simpanan dari bank-bank lain ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban derivatif Kewajiban Akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Hutang pajak Beban masih harus dibayar Pinjaman yang diterima Kewajiban lain-lain Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 572.394.000.000 576.770.000.000 886.276.000.000 931.095.000.000 1.158.323.000.000 31.460.000.000 131.594.774.000.000 15.698.000.000 129.539.708.000.000 19.638.000.000 152.716.555.000.000 33.420.000.000 189.138.771.000.000 2.064.942.000.000 41.489.000.000 209.487.432.000.000 4.048.142.000.000 358.988.000.000 305.654.000.000 1.592.318.000.000 13.655.000.000 891.762.000.000 425.039.000.000 197.410.000.000 70.071.000.000 484.127.000.000 576.906.000.000 25.865.000.000 135.242.451.000.000 990.000.000 87.354.000.000 1.435.546.000.000 652.459.000.000 286.074.000.000 140.181.000.000 525.316.000.000 743.390.000.000 24.200.000.000 134.332.350.000.000 1.268.000.000 17.761.000.000 1.280.515.000.000 36.762.000.000 418.562.000.000 110.660.000.000 702.310.000.000 909.716.000.000 38.911.000.000 158.729.984.000.000 1.382.000.000 31.226.000.000 1.691.903.000.000 531.782.000.000 500.871.000.000 131.337.000.000 1.083.995.000.000 1.362.082.000.000 61.853.000.000 197.563.277.000.000 49.892.000.000 80.394.000.000 3.109.382.000.000 535.742.000.000 504.635.000.000 107.857.000.000 448.325.000.000 2.664.700.000.000 54.233.000.000 222.290.546.000.000 152 Lanjutan Lampiran 4. Bank Rakyat Indonesia Tbk KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan nasabah ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Giro Wadiah Tabungan ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Tabungan Mudharabah Deposit berjangka ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Deposit berjangka Mudharabah Serifikat deposit - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari bank lain dan Lembaga Keuangan lainnya Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban derivative Kewajiban Akseptasi Hutang pajak Pinjaman yang diterima - setelah dikurangi beban provisi ditangguhkan ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Kewajiban lain-lain ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pinjaman Subordinasi - setelah dikurangi beban emisi ditangguhkan Jumlah kewajiban 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 2.076.931.000.000 1.957.419.000.000 2.356.547.000.000 3.955.880.000.000 5.620.911.000.000 13.350.200.000.000 3.782.000.000 9.690.000.000 17.357.706.000.000 2.167.000.000 23.768.000.000 27.807.547.000.000 3.646.000.000 53.235.000.000 37.112.455.000.000 8.012.000.000 41.327.000.000 39.841.943.000.000 6.062.000.000 74.999.000.000 44.509.878.000.000 11.638.000.000 47.623.000.000 49.282.329.000.000 9.473.000.000 80.225.000.000 58.143.328.000.000 9.169.000.000 155.127.000.000 72.067.052.000.000 38.774.000.000 194.101.000.000 87.798.704.000.000 37.497.000.000 240.558.000.000 24.292.655.000.000 68.827.000.000 104.454.000.000 1.313.000.000 82.400.060.000.000 804.669.000.000 614.559.000.000 30.026.209.000.000 116.814.000.000 146.778.000.000 564.000.000 97.046.033.000.000 1.181.856.000.000 102.681.000.000 36.872.000.000 470.208.000.000 236.047.000.000 37.585.252.000.000 557.025.000.000 152.454.000.000 1.892.000.000 124.468.675.000.000 1.868.440.000.000 102.716.000.000 24.226.000.000 327.666.000.000 287.337.000.000 55.596.331.000.000 298.824.000.000 243.107.000.000 73.043.694.000.000 276.982.000.000 217.000.000.000 165.599.983.000.000 1.611.033.000.000 102.681.000.000 180.921.000.000 661.381.000.000 1.140.490.000.000 201.537.439.000.000 3.428.243.000.000 102.752.000.000 1.313.676.000.000 483.862.000.000 300.295.000.000 293.335.000.000 1.799.919.000.000 1.764.607.000.000 2.382.277.000.000 3.356.495.000.000 2.416.484.000.000 15.075.000.000 74.993.000.000 44.204.000.000 48.262.000.000 73.846.000.000 86.970.000.000 3.360.787.000.000 190.458.000.000 2.342.527.000.000 94.589.878.000.000 4.034.322.000.000 125.591.000.000 2.387.445.000.000 109.422.597.000.000 4.297.538.000.000 69.569.000.000 2.231.431.000.000 137.847.014.000.000 6.422.680.000.000 25.878.000.000 2.140.253.000.000 184.297.303.000.000 6.777.778.000.000 1.144.000.000 710.634.000.000 223.720.199.000.000 153 Lanjutan Lampiran 4. Bank Danamon Tbk KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan dari nasabah ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Simpanan dari bank lain Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Pendapatan premi tangguhan Premi yang belum merupakan pendapatan Kewajiban Akseptasi Obligasi yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Hutang pajak Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi Kewajiban derivative Kewajiban pajak tangguhan Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain: ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Pinjaman subordinasi Modal pinjaman Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 112.317.000.000 158.154.000.000 169.151.000.000 190.408.000.000 162.653.000.000 602.337.000.000 39.680.378.000.000 1.040.445.000.000 1.000.000.000.000 426.373.000.000 43.924.109.000.000 3.925.961.000.000 2.875.000.000.000 522.884.000.000 493.422.000.000 1.294.445.000.000 252.123.000.000 346.432.000.000 6.237.000.000 76.846.000.000 521.992.000.000 495.438.000.000 1.114.839.000.000 153.892.000.000 83.259.000.000 75.485.000.000 112.334.000.000 265.748.000.000 53.928.508.000.000 4.769.254.000.000 4.000.000.000.000 223.580.000.000 138.699.000.000 619.276.000.000 1.193.890.000.000 1.028.329.000.000 167.039.000.000 26.287.000.000 184.361.000.000 139.267.000.000 572.245.000.000 57.231.620.000.000 4.609.144.000.000 3.402.665.000.000 301.622.000.000 177.312.000.000 684.518.000.000 2.666.025.000.000 1.510.124.000.000 184.687.000.000 39.987.000.000 335.620.000.000 191.233.000.000 2.782.714.000.000 128.317.000.000 73.840.761.000.000 1.470.781.000.000 4.914.104.000.000 386.541.000.000 227.114.000.000 907.459.000.000 2.234.043.000.000 2.543.620.000.000 362.840.000.000 27.411.000.000 2.485.908.000.000 213.278.000.000 2.484.704.000.000 704.000.000 1.827.926.000.000 3.469.587.000.000 155.000.000.000 50.881.083.000.000 126.739.000.000 1.392.860.000.000 3.628.474.000.000 155.000.000.000 59.043.170.000.000 171.331.000.000 2.003.480.000.000 3.373.940.000.000 155.000.000.000 72.385.809.000.000 244.951.000.000 3.359.420.000.000 3.769.564.000.000 78.239.344.000.000 337.038.000.000 96.159.098.000.000 530.197.000.000 154 Lanjutan Lampiran 4. Bank Mandiri Tbk KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan Giro ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Tabungan ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Deposito berjangka ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Sertifikasi Deposito - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi Jumlah Simpanan Simpanan dari bank lain ( * ) Giro dan tabungan ( * ) Inter-bank call money ( * ) Deposito berjangka Jumlah Simpanan dari Bank lain Hutang atas Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban derivative Kewajiban Akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan - setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi Pinjaman yang diterima Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Beban masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lain-lain Pinjaman Subordinasi Modal pinjaman Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 546.277.000.000 675.285.000.000 671.339.000.000 852.777.000.000 619.798.000.000 62.412.000.000 41.020.918.000.000 314.961.000.000 46.095.309.000.000 333.512.000.000 48.479.241.000.000 130.522.000.000 62.175.686.000.000 115.857.000.000 68.970.831.000.000 15.467.000.000 53.517.935.000.000 23.276.000.000 47.129.902.000.000 46.355.000.000 60.257.206.000.000 42.844.000.000 90.020.713.000.000 43.339.000.000 94.910.673.000.000 35.997.000.000 81.185.617.000.000 1.080.031.000.000 111.646.173.000.000 877.911.000.000 95.713.323.000.000 181.309.000.000 94.803.949.000.000 313.909.000.000 124.757.443.000.000 25.000.000 175.838.371.000.000 206.289.652.000.000 205.707.548.000.000 247.355.023.000.000 289.112.052.000.000 970.816.000.000 1.964.360.000.000 9.104.019.000.000 12.039.195.000.000 415.841.000.000 838.019.000.000 5.545.129.000.000 6.798.989.000.000 1.286.609.000.000 1.899.681.000.000 5.003.010.000.000 8.189.300.000.000 1.637.065.000.000 827.617.000.000 2.945.659.000.000 5.410.341.000.000 3.144.743.000.000 7.588.000.000 4.565.783.000.000 7.718.114.000.000 2.913.632.000.000 66.968.000.000 5.241.388.000.000 2.046.420.000.000 189.546.000.000 4.319.102.000.000 1.859.780.000.000 100.823.000.000 3.608.393.000.000 2.914.343.000.000 34.348.000.000 5.023.235.000.000 981.893.000.000 160.678.000.000 3.842.367.000.000 3.993.980.000.000 7.066.493.000.000 565.898.000.000 729.753.000.000 496.124.000.000 5.649.817.000.000 6.816.206.000.000 1.253.475.000.000 223.217.577.000.000 3.543.000.000 3.983.469.000.000 4.279.631.000.000 594.084.000.000 693.956.000.000 272.101.000.000 5.619.744.000.000 4.402.266.000.000 3.793.883.000.000 3.424.892.000.000 514.399.000.000 590.533.000.000 1.582.800.000.000 6.970.296.000.000 4.157.360.000.000 4.050.564.000.000 9.345.061.000.000 469.508.000.000 540.608.000.000 1.280.398.000.000 9.624.031.000.000 2.935.275.000.000 1.016.603.000.000 9.371.508.000.000 316.401.000.000 746.808.000.000 3.174.500.000.000 7.999.368.000.000 2.836.650.000.000 240.164.245.000.000 4.705.000.000 241.171.346.000.000 5.176.000.000 289.835.512.000.000 6.346.000.000 327.896.740.000.000 28.069.000.000 155 Lanjutan Lampiran 4. Bakrie & Brothers Tbk KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain ( * ) Pihak ketiga ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pajak Hutang deviden Biaya yang masih harus dibayar Uang muka pelanggan dan pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun ( * ) Pinjaman jangka panjang ( * ) Kewajiban sewa guna usaha Jumlah kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun ( * ) Pinjaman jangka panjang ( * ) Hutang obligasi Pinjaman jangka panjang dan hutang obligasi Kewajiban sewa guna usaha Jumlah kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 426.407.638.000 125.468.647.000 217.999.771.000 1.965.834.097.000 5.885.378.686.000 177.003.043.000 14.566.952.000 521.104.703.000 341.257.000 376.978.417.000 11.000.000 466.397.248.000 4.809.732.000 1.067.768.795.000 3.325.544.000 47.161.552.000 35.911.056.000 26.955.990.000 85.861.919.000 179.704.475.000 69.927.525.000 39.039.400.000 59.350.614.000 748.404.000 170.663.599.000 125.306.125.000 74.536.877.000 14.438.363.000 108.398.225.000 979.046.000 276.627.639.000 81.067.156.000 139.061.851.000 87.056.352.000 100.624.990.000 1.362.584.000 404.894.409.000 95.413.915.000 103.358.595.000 1.444.188.799.000 123.451.468.000 1.474.484.000 438.188.799.000 356.435.550.000 218.008.754.000 175.399.000 1.211.756.778.000 13.336.520.000 2.195.691.000 1.127.482.485.000 66.914.259.000 1.355.075.000 1.219.305.828.000 86.533.966.000 1.239.888.000 3.353.229.032.000 189.689.026.000 1.056.650.000 9.614.316.396.000 34.258.261.000 177.616.017.000 150.096.940.000 5.257.045.000 180.019.848.000 3.065.373.000 255.035.564.000 3.846.177.000 296.025.092.000 24.856.565.000 859.093.470.000 900.471.878.000 1.580.186.069.000 2.055.137.637.000 1.650.019.679.000 2.323.977.805.000 515.540.000 1.943.166.109.000 3.162.471.937.000 1.026.357.697.000 413.490.000 3.894.618.937.000 7.247.847.969.000 1.981.949.599.000 6.309.288.000 4.301.188.429.000 13.915.504.825.000 4.019.109.228.000 1.773.823.655.000 300.684.000 1.985.998.617.000 3.197.755.395.000 73.435.243.000 1.099.028.192.000 734.356.000 1.255.116.533.000 2.382.599.018.000 471.170.074.000 156 Lanjutan Lampiran 4. Bank Niaga Tbk KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan dari nasabah ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Simpanan dari bank-bank lain ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban derivative Kewajiban Akseptasi Efek-efek yang diterbitkan ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( * ) Pihak ketiga Pinjaman yang diterima Hutang pajak Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi Penyisihan penghapusan atas transaksi pada rekening administratif Goodwill Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain Obligasi subordinasi Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 451.363.000.000 202.460.000.000 241.563.000.000 75.263.342.000.000 2.451.386.000.000 151.174.000.000 83.900.144.000.000 1.263.133.000.000 256.123.000.000 24.477.136.000.000 38.522.000.000 34.339.080.000.000 76.851.000.000 39.066.641.000.000 8.349.000.000 683.157.000.000 464.225.000.000 6.808.000.000 440.284.000.000 576.000.000 548.388.000.000 1.728.000.000 161.180.000.000 19.602.000.000 709.462.000.000 64.806.000.000 595.050.000.000 99.067.000.000 907.420.000.000 93.930.000.000 464.250.000.000 200.000.000.000 995.732.000.000 24.635.000.000 50.000.000.000 305.040.000.000 91.853.000.000 213.263.000.000 102.183.000.000 581.570.000.000 238.520.000.000 91.335.000.000 858.605.000.000 258.369.000.000 103.866.000.000 5.193.000.000 5.652.000.000 7.953.000.000 402.665.000.000 526.708.000.000 975.418.000.000 37.610.301.000.000 3.447.000.000 568.615.000.000 894.086.000.000 41.752.356.000.000 4.895.000.000 1.015.000.000 1.432.266.000.000 2.808.444.000.000 84.661.221.000.000 53.870.000.000 961.000.000 1.768.387.000.000 3.258.760.000.000 93.836.346.000.000 58.761.000.000 28.428.557.000.000 6.754.000.000 199.567.000.000 1.103.102.000.000 767.818.000.000 157 Lanjutan Lampiran 4. Bank Internasional Indonesia Tbk KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan ( * ) Pihak terkait ( * ) Pihak tidak terkait Simpanan dari bank-bank lain ( * ) Pihak terkait ( * ) Pihak tidak terkait Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali ( * ) Dikurangi bunga dibayar dimuka Kewajiban derivatif Kewajiban Akseptasi Surat-surat berharga yang diterbitkan Hutang pajak Obligasi yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Beban masih harus dibayar Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban lain-lain Pinjaman subordinasi Jumlah kewajiban Hak minoritas 2004 2005 Tahun 2006 2007 2008 361.544.000.000 394.139.000.000 548.665.000.000 396.409.000.000 317.970.000.000 46.333.000.000 29.592.458.000.000 218.720.000.000 36.698.582.000.000 64.478.000.000 37.052.651.000.000 26.734.000.000 36.944.326.000.000 119.824.000.000 43.405.402.000.000 16.000.000 245.098.000.000 5.071.000.000 1.874.198.000.000 851.239.000.000 (2.314.000.000) 2.261.000.000 327.574.000.000 156.306.000.000 1.759.836.000.000 600.000.000.000 6.751.000.000 598.268.000.000 10.333.000.000 452.105.000.000 1.805.114.000.000 57.593.000.000 111.355.000.000 2.176.611.000.000 1.003.274.000.000 (1.205.000.000) 39.181.000.000 586.644.000.000 2.625.966.000.000 120.517.000.000 134.804.000.000 614.572.000.000 1.788.432.000.000 81.455.000.000 1.654.019.000.000 17.889.000.000 2.757.288.000.000 22.898.000.000 1.853.213.000.000 32.639.000.000 57.469.000.000 1.959.472.000.000 1.320.628.000.000 47.516.558.000.000 300.489.000.000 1.437.532.000.000 1.381.859.000.000 49.629.389.000.000 127.426.000.000 1.190.975.000.000 1.607.730.000.000 51.752.035.000.000 137.776.000.000 17.590.000.000 392.467.000.000 25.024.000.000 546.631.000.000 14.634.000.000 217.457.000.000 407.091.000.000 31.866.343.000.000 53.080.000.000 790.057.000.000 512.145.000.000 18.573.000.000 296.338.000.000 31.480.000.000 458.144.000.000 1.437.960.000.000 43.967.247.000.000 350.508.000.000 158 Lanjutan Lampiran 4. Tahun No Kode Emiten 1 AALI 1.229.991.000.000 488.377.000.000 657.846.000.000 1.150.575.000.000 1.183.215.000.000 942.000.800.000 -60% 35% 75% 3% 2 ANTM 3.564.425.577.000 3.373.068.629.000 3.009.300.105.000 3.292.364.227.000 2.130.970.294.000 3.074.025.766.400 -5% -11% 9% -35% 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun 3 ASII 19.445.440.000.000 36.935.513.000.000 31.498.444.000.000 31.512.000.000.000 40.163.000.000.000 31.910.879.400.000 90% -15% 0% 27% 4 BBCA 135.242.451.000.000 134.332.350.000.000 158.729.984.000.000 197.563.277.000.000 222.290.546.000.000 169.631.721.600.000 -1% 18% 24% 13% 5 BBRI 94.589.878.000.000 109.422.597.000.000 137.847.014.000.000 184.297.303.000.000 223.720.199.000.000 149.975.398.200.000 16% 26% 34% 21% 6 BDMN 50.881.083.000.000 59.043.170.000.000 72.385.809.000.000 78.239.344.000.000 96.159.098.000.000 71.341.700.800.000 16% 23% 8% 23% 7 BMRI 223.217.577.000.000 240.164.245.000.000 241.171.346.000.000 289.835.512.000.000 327.896.740.000.000 264.457.084.000.000 8% 0% 20% 13% 8 BNBR 3.197.755.395.000 2.382.599.018.000 3.162.471.937.000 7.247.847.969.000 13.915.504.825.000 5.981.235.828.800 -25% 33% 129% 92% 9 BNGA 28.428.557.000.000 37.610.301.000.000 41.752.356.000.000 84.661.221.000.000 93.836.346.000.000 57.257.756.200.000 32% 11% 103% 11% 10 BNII 31.866.343.000.000 43.967.247.000.000 47.516.558.000.000 49.629.389.000.000 51.752.035.000.000 44.946.314.400.000 38% 8% 4% 4% 159 Lampiran 5. Hasil Perhitungan Laba Rugi dan NOPAT dari 10 Perusahaan LQ45 PT Astra Agro Lestari Tbk. Pendapatan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor ( * ) Beban Penjualan ( * ) Beban Umum dan administrasi Beban Usaha Laba Usaha ( * ) Beban bunga dan keuangan ( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan ( * ) Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi ( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs ( * ) Beban amortisasi goodwill ( * ) Pendapatan bunga ( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka komoditi ( * ) Lain-lain Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba sebelum pajak penghasilan ( * ) Pajak Kini ( * ) Pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 2004 3.472.524.000.000 (1.910.934.000.000) 1.561.590.000.000 (77.683.000.000) (199.095.000.000) (276.778.000.000) 1.284.812.000.000 (115.624.000.000) 2005 2006 2007 2008 3.370.936.000.000 (1.907.582.000.000) 1.463.354.000.000 (91.718.000.000) (173.021.000.000) (264.739.000.000) 1.198.615.000.000 (31.958.000.000) 3.757.987.000.000 (2.277.740.000.000) 1.480.247.000.000 (108.956.000.000) (172.694.000.000) (281.650.000.000) 1.198.597.000.000 (25.040.000.000) 5.960.954.000.000 (2.773.747.000.000) 3.187.207.000.000 (88.168.000.000) (192.994.000.000) (281.162.000.000) 2.906.045.000.000 (7.434.000.000) 8.161.217.000.000 (4.357.818.000.000) 3.803.399.000.000 (161.273.000.000) (264.782.000.000) (426.055.000.000) 3.377.344.000.000 (179.000.000) (44.333.000.000) 2.592.000.000 (4.293.000.000) 25.958.000.000 2.006.000.000 1.016.000.000 (49.012.000.000) 1.149.603.000.000 (330.260.000.000) (2.794.000.000) (333.054.000.000) 816.549.000.000 (26.139.000.000) 790.410.000.000 (34.443.000.000) (8.901.000.000) (4.329.000.000) 16.788.000.000 (7.854.000.000) 19.376.000.000 (44.403.000.000) 1.154.194.000.000 (347.778.000.000) 7.615.000.000 (340.163.000.000) 814.031.000.000 (26.713.000.000) 787.318.000.000 (25.191.000.000) 2.289.000.000 (5.707.000.000) 31.550.000.000 18.690.000.000 14.197.000.000 2.920.242.000.000 (16.592.000.000) 78.310.000.000 (6.375.000.000) 129.424.000.000 403.317.000.000 (15.814.000.000) 572.091.000.000 3.949.435.000.000 (880.335.000.000) 2.039.907.000.000 (66.479.000.000) 1.973.428.000.000 (1.233.917.000.000) 2.715.518.000.000 (84.499.000.000) 2.631.019.000.000 18.365.000.000 (26.314.000.000) 46.555.000.000 (4.147.000.000) 18.698.000.000 4.314.000.000 8.173.000.000 (49.980.000.000) 1.234.832.000.000 (371.693.000.000) (32.254.000.000) (403.947.000.000) 830.885.000.000 (30.103.000.000) 800.782.000.000 160 Lanjutan Lampiran 5 Aneka Tambang Tbk. Pendapatan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor ( * ) Beban Penjualan ( * ) Beban Umum dan administrasi ( * ) Beban Eksplorasi Beban Usaha Laba Usaha ( * ) Beban bunga dan keuangan ( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs ( * ) Pendapatan bunga ( * ) Pendapatan deviden ( * ) Kerugian atas transaksi kontrak lindung nilai ( * ) Rugi pembelian kembali obligasi ( * ) Penghasilan denda dan klaim asuransi ( * ) Penghasilan dari penghapusan hutang ( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi ( * ) Lain-lain Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba sebelum pajak penghasilan ( * ) Pajak Kini ( * ) Pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Kerugian sebelum akuisisi Laba bersih/NOPAT 2004 2.858.537.505.000 (1.501.512.875.000) 1.357.024.630.000 (7.278.922.000) (228.235.460.000) (29.424.413.000) (264.938.795.000) 1.092.085.835.000 (2.202.883.000) 69.338.868.000 10.176.690.000 2005 3.251.235.883.000 (1.827.140.772.000) 1.424.095.111.000 (13.623.215.000) (302.574.015.000) (8.126.942.000) (324.324.172.000) 1.099.770.939.000 (25.559.493.000) 26.696.821.000 22.230.436.000 37.607.172.000 (7.174.450.000) (6.384.602.000) 2006 5.629.401.438.000 (2.887.935.682.000) 2.741.465.756.000 (11.292.302.000) (294.545.546.000) (31.934.295.000) (337.772.143.000) 2.403.693.613.000 (141.957.223.000) (58.027.291.000) 31.377.627.000 64.289.368.000 (95.045.761.000) (29.719.959.000) (11.089.942.000) 66.222.733.000 1.158.308.568.000 55.491.595.000 102.907.479.000 1.202.678.418.000 45.278.343.000 (183.804.896.000) 2.219.888.717.000 (351.199.005.000) 807.109.563.000 (908.000) (360.741.438.000) 841.936.980.000 (1.019.000) (667.111.070.000) 1.552.777.647.000 (340.000) 807.108.655.000 841.935.961.000 1.552.777.307.000 2007 12.008.202.498.000 (4.678.817.665.000) 7.329.384.833.000 (124.767.030.000) (367.246.781.000) (60.526.214.000) (552.540.025.000) 6.776.844.808.000 122.404.005.000 2008 9.591.981.138.000 (6.940.796.904.000) 2.651.184.234.000 (150.775.271.000) (692.424.402.000) (353.851.831.000) (1.197.051.504.000) 1.454.132.730.000 (235.721.163.000) 125.907.439.000 139.586.863.000 179.664.739.000 178.744.352.000 86.323.240.000 15.845.655.000 263.038.956.000 29.931.362.000 44.031.618.000 475.535.519.000 1.929.668.249.000 612.285.458.000 (65.562.228.000) 546.723.230.000 2.476.391.479.000 (902.686.000) (13.903.228.000) 2.461.585.565.000 31.335.557.000 505.557.104.000 7.282.401.912.000 2.313.647.441.000 (149.893.147.000) 2.163.754.294.000 9.446.156.206.000 134.777.000 205.339.000 9.446.496.322.000 161 Lanjutan Lampiran 5 Astra Internasional Tbk. Pendapatan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor ( * ) Beban Penjualan ( * ) Beban Umum dan administrasi Beban Usaha Laba Usaha ( * ) Beban bunga dan keuangan ( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs ( * ) Kerugian/keuntungan pelepasan investasi ( * ) Pendapatan bunga ( * ) Kerugian/keuntungan atas transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities ( * ) Lain-lain Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba sebelum pajak penghasilan ( * ) Pajak Kini ( * ) Pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 2004 44.344.572.000.000 (34.031.168.000.000) 10.313.404.000.000 (2.459.736.000.000) (2.995.582.000.000) (5.455.318.000.000) 4.858.086.000.000 (500.692.000.000) (11.696.000.000) 575.258.000.000 382.583.000.000 2005 61.731.635.000.000 (48.464.755.000.000) 13.266.880.000.000 (3.727.984.000.000) (3.124.922.000.000) (6.852.906.000.000) 6.413.974.000.000 (423.236.000.000) (106.965.000.000) (483.000.000) 294.889.000.000 2006 55.508.135.000.000 (43.386.103.000.000) 12.122.032.000.000 (3.643.886.000.000) (3.486.830.000.000) (7.130.716.000.000) 4.991.316.000.000 (760.726.000.000) 221.686.000.000 75.060.000.000 353.365.000.000 2007 70.182.960.000.000 (53.693.688.000.000) 16.489.272.000.000 (3.870.625.000.000) (4.117.161.000.000) (7.987.786.000.000) 8.501.486.000.000 (678.134.000.000) (138.627.000.000) 2008 97.064.000.000.000 (75.334.000.000.000) 21.730.000.000.000 (4.621.000.000.000) (5.233.000.000.000) (9.854.000.000.000) 11.876.000.000.000 (513.000.000.000) (256.000.000.000) 390.185.000.000 655.000.000.000 2.053.740.000.000 (537.289.000.000) 2.074.539.000.000 6.932.625.000.000 2.166.562.000.000 (138.982.000.000) 1.791.785.000.000 8.205.759.000.000 1.359.864.000.000 (369.037.000.000) 880.212.000.000 5.871.528.000.000 1.830.525.000.000 728.170.000.000 2.132.119.000.000 10.633.605.000.000 2.404.000.000.000 784.000.000.000 3.074.000.000.000 14.950.000.000.000 (1.625.364.000.000) 5.307.261.000.000 (976.333.000.000) 4.330.928.000.000 (1.872.786.000.000) 6.332.973.000.000 (875.688.000.000) 5.457.285.000.000 (1.380.690.000.000) 4.490.838.000.000 (778.741.000.000) 3.712.097.000.000 (2.663.218.000.000) 7.970.387.000.000 (1.451.114.000.000) 6.519.273.000.000 (4.065.000.000.000) 10.885.000.000.000 (2.107.000.000.000) 8.778.000.000.000 112.635.000.000 162 Lanjutan Lampiran 5 Bank Central Asia Tbk. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi Beban operasional lainnya: ( * ) Beban karyawan ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Laba Operasional Bersih PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: ( * ) Laba penjualan aktiva tetap ( * ) Pendapatan sewa ( * ) Lain-lain, bersih Jumlah Laba Sebelum Pajak ( * ) Pajak kini ( * ) Pajak tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak 2004 2005 2006 2007 2008 11.198.112.000.000 285.283.000.000 11.483.395.000.000 12.844.321.000.000 370.622.000.000 13.214.943.000.000 16.696.078.000.000 455.312.000.000 17.151.390.000.000 15.775.674.000.000 551.724.000.000 16.327.398.000.000 18.616.168.000.000 685.013.000.000 19.301.181.000.000 (4.897.854.000.000) (147.000.000) (4.898.001.000.000) 6.585.394.000.000 (5.561.356.000.000) (982.000.000) (5.562.338.000.000) 7.652.605.000.000 (7.666.347.000.000) (1.919.000.000) (7.668.266.000.000) 9.483.124.000.000 (6.746.435.000.000) (1.641.000.000) (6.748.076.000.000) 9.579.322.000.000 (6.940.345.000.000) (4.488.000.000) (6.944.833.000.000) 12.356.348.000.000 1.227.348.000.000 199.409.000.000 1.486.345.000.000 210.738.000.000 1.633.018.000.000 199.059.000.000 1.976.250.000.000 237.608.000.000 2.538.897.000.000 686.996.000.000 6.722.000.000 17.800.000.000 294.411.000.000 1.745.690.000.000 (208.871.000.000) 25.063.000.000 17.012.000.000 350.926.000.000 2.225.078.000.000 (568.564.000.000) 55.735.000.000 4.631.000.000 571.942.000.000 2.846.166.000.000 (188.786.000.000) 1.441.000.000 117.192.000.000 368.266.000.000 2.182.541.000.000 (359.922.000.000) 650.718.000.000 3.878.052.000.000 (1.754.149.000.000) (10.664.000.000) 2.136.000.000 (15.985.000.000) (21.291.000.000) 13.516.000.000 (1.848.580.000.000) (1.650.822.000.000) (2.117.436.000.000) (1.980.604.000.000) (2.515.884.000.000) (2.447.423.000.000) (2.870.207.000.000) (2.859.580.000.000) (3.283.965.000.000) (3.332.376.000.000) (135.250.000.000) (3.634.652.000.000) 4.476.897.000.000 (203.938.000.000) (171.387.000.000) (4.473.365.000.000) 5.003.995.000.000 (151.668.000.000) (5.114.975.000.000) 6.008.678.000.000 (154.364.000.000) (5.884.151.000.000) 6.331.260.000.000 (15.870.000.000) (193.649.000.000) (6.825.860.000.000) 7.667.907.000.000 10.376.000.000 8.945.000.000 32.515.000.000 51.836.000.000 4.528.733.000.000 (1.398.000.000.000) 64.901.000.000 (1.333.099.000.000) 83.297.000.000 9.449.000.000 26.877.000.000 119.623.000.000 5.123.618.000.000 (1.482.686.000.000) (43.251.000.000) (1.525.937.000.000) 18.822.000.000 19.595.000.000 19.508.000.000 57.925.000.000 6.066.603.000.000 (1.927.550.000.000) 103.756.000.000 (1.823.794.000.000) 15.053.000.000 21.775.000.000 33.542.000.000 70.370.000.000 6.401.630.000.000 (1.938.025.000.000) 25.647.000.000 (1.912.378.000.000) 5.974.000.000 19.048.000.000 27.114.000.000 52.136.000.000 7.720.043.000.000 (2.342.474.000.000) 398.570.000.000 (1.943.904.000.000) 163 Laba Sebelum Hak Minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 3.195.634.000.000 (213.000.000) 3.195.421.000.000 3.597.681.000.000 (281.000.000) 3.597.400.000.000 4.242.809.000.000 (117.000.000) 4.242.692.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000 164 Lanjutan Lampiran 5 Bank Rakyat Indonesia Tbk PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi ( * ) Pendapatan pembiayaan syariah Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Imbalan ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi (Beban) pembalikan penyisihan kerugian aktiva Beban operasional lainnya: ( * ) Beban karyawan ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Rugi selisih kurs - bersih ( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Premi program penjaminan Pemerintah ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Laba Operasional Bersih PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: Laba Sebelum Pajak ( * ) Pajak kini 2004 2005 2006 2007 2008 15.098.933.000.000 351.998.000.000 24.044.000.000 15.474.975.000.000 16.754.643.000.000 437.340.000.000 61.729.000.000 17.253.712.000.000 20.423.813.000.000 534.696.000.000 112.028.000.000 21.070.537.000.000 22.420.308.000.000 653.776.000.000 166.547.000.000 23.240.631.000.000 27.009.627.000.000 898.025.000.000 188.981.000.000 28.096.633.000.000 (4.760.483.000.000) (8.231.000.000) (4.768.714.000.000) 10.706.261.000.000 (4.781.024.000.000) (15.420.000.000) (4.796.444.000.000) 12.457.268.000.000 (7.262.828.000.000) (18.354.000.000) (7.281.182.000.000) 13.789.355.000.000 (6.504.724.000.000) (39.335.000.000) (6.544.059.000.000) 16.696.572.000.000 (8.407.912.000.000) (37.667.000.000) (8.445.579.000.000) 19.651.054.000.000 502.210.000.000 130.196.000.000 31.889.000.000 49.464.000.000 29.624.000.000 43.881.000.000 176.110.000.000 57.829.000.000 613.641.000.000 523.593.000.000 157.615.000.000 1.502.629.000.000 (1.182.769.000.000) 496.005.000.000 231.633.000.000 147.256.000.000 956.247.000.000 (710.070.000.000) 190.339.000.000 808.070.000.000 293.860.000.000 187.157.000.000 1.509.050.000.000 (1.868.694.000.000) 1.411.704.000.000 48.355.000.000 141.651.000.000 1.821.701.000.000 (1.870.953.000.000) 1.709.007.000.000 51.484.000.000 103.275.000.000 2.535.236.000.000 (2.889.630.000.000) (560.000.000) (145.045.000.000) 30.789.000.000 278.452.000.000 (4.058.000.000) 24.612.000.000 (25.567.000.000) (46.139.000.000) (13.141.000.000) 59.140.000.000 (3.717.495.000.000) (1.348.533.000.000) (1.862.000.000) (4.407.158.000.000) (1.943.158.000.000) (2.267.000.000) (4.830.775.000.000) (2.054.030.000.000) (2.507.000.000) (4.610.000.000) (5.274.424.000.000) (2.404.706.000.000) (2.587.000.000) (6.329.075.000.000) (3.087.606.000.000) (1.222.000.000) (214.946.000.000) (5.282.836.000.000) 5.597.680.000.000 133.748.000.000 5.731.428.000.000 (2.208.610.000.000) (565.982.000.000) (199.290.000.000) (582.111.000.000) (7.699.966.000.000) 5.312.720.000.000 295.643.000.000 5.608.363.000.000 (1.829.246.000.000) (46.326.000.000) (267.180.000.000) (1.024.388.000.000) (9.019.611.000.000) 7.556.003.000.000 224.071.000.000 7.780.074.000.000 (3.310.965.000.000) (150.277.000.000) (349.065.000.000) (1.079.301.000.000) (10.996.546.000.000) 8.346.113.000.000 475.899.000.000 8.822.012.000.000 (3.382.854.000.000) 189.015.000.000 (206.246.000.000) (567.478.000.000) (7.665.646.000.000) 5.784.619.000.000 122.102.000.000 5.906.721.000.000 (1.831.877.000.000) 165 ( * ) Pajak tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak Laba Sebelum Hak Minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 110.413.000.000 (2.098.197.000.000) 3.633.231.000.000 29.881.000.000 (1.799.365.000.000) 3.808.998.000.000 182.728.000.000 (1.649.149.000.000) 4.257.572.000.000 368.892.000.000 (2.942.073.000.000) 4.838.001.000.000 519.210.000.000 (2.863.644.000.000) 5.958.368.000.000 3.633.231.000.000 3.808.998.000.000 4.257.572.000.000 4.838.001.000.000 5.958.368.000.000 166 Lanjutan Lampiran 5 Bank Danamon Tbk PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Imbalan jasa ( * ) Pendapatan deviden ( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi Beban operasional lainnya: ( * ) Beban karyawan ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Laba Operasional Bersih PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: ( * ) Pendapatan bukan operasional ( * ) Beban bukan pendapatan Jumlah Laba Sebelum Pajak ( * ) Pajak kini ( * ) Pajak tangguhan 2004 2005 2006 2007 2008 6.394.789.000.000 588.404.000.000 6.983.193.000.000 8.129.133.000.000 663.780.000.000 8.792.913.000.000 10.895.958.000.000 788.049.000.000 11.684.007.000.000 12.047.645.000.000 1.442.366.000.000 13.490.011.000.000 14.189.334.000.000 1.929.655.000.000 16.118.989.000.000 (2.376.403.000.000) (63.316.000.000) (2.439.719.000.000) 4.543.474.000.000 (3.526.078.000.000) (356.290.000.000) (3.882.368.000.000) 4.910.545.000.000 (5.251.036.000.000) (439.242.000.000) (5.690.278.000.000) 5.993.729.000.000 (4.912.113.000.000) (750.184.000.000) (5.662.297.000.000) 7.827.714.000.000 (5.834.855.000.000) (1.006.623.000.000) (6.841.478.000.000) 9.277.511.000.000 (33.847.000.000) 280.338.000.000 508.000.000 (133.062.000.000) 584.628.000.000 3.020.000.000 (129.111.000.000) 797.174.000.000 3.512.000.000 (56.345.000.000) 550.742.000.000 382.000.000 6.483.000.000 779.566.000.000 1.357.000.000 430.072.000.000 445.366.000.000 307.275.000.000 (15.753.000.000) 460.447.000.000 19.775.000.000 (176.616.000.000) 677.071.000.000 (400.882.000.000) 899.952.000.000 (210.214.000.000) 978.850.000.000 (1.025.942.000.000) 939.473.000.000 (1.006.779.000.000) 630.565.000.000 (1.834.556.000.000) (12.915.000.000) 15.715.000.000 4.186.000.000 (1.129.288.000.000) (898.314.000.000) (1.690.584.000.000) (1.232.156.000.000) (1.887.971.000.000) (1.468.221.000.000) (2.416.958.000.000) (1.711.843.000.000) (3.058.580.000.000) (2.271.682.000.000) (63.200.000.000) (32.988.000.000) (2.123.790.000.000) 2.700.059.000.000 (1.903.000.000) (91.495.000.000) (3.016.138.000.000) 2.584.145.000.000 (1.276.000.000) (181.930.000.000) (3.539.398.000.000) 2.407.239.000.000 1.000.000 (186.253.000.000) (4.315.053.000.000) 3.432.440.000.000 (332.912.000.000) (5.663.174.000.000) 2.426.061.000.000 219.484.000.000 (334.699.000.000) (115.215.000.000) 2.584.844.000.000 223.594.000.000 (499.853.000.000) (276.259.000.000) 2.307.886.000.000 151.220.000.000 (596.942.000.000) (445.722.000.000) 1.961.517.000.000 242.970.000.000 (533.205.000.000) (290.235.000.000) 3.142.205.000.000 475.852.000.000 (469.156.000.000) 6.696.000.000 2.432.757.000.000 167 (Beban) Penghasilan Pajak Laba Sebelum Hak Minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT (894.821.000.000) 1.690.023.000.000 (75.336.000.000) 1.614.687.000.000 (875.954.000.000) 1.431.932.000.000 (119.092.000.000) 1.312.840.000.000 (652.328.000.000) 1.309.189.000.000 (125.581.000.000) 1.183.608.000.000 (1.045.549.000.000) 2.096.656.000.000 (153.061.000.000) 1.943.595.000.000 (875.833.000.000) 1.556.924.000.000 (271.982.000.000) 1.284.942.000.000 168 Lanjutan Lampiran 5 Bank Mandiri Tbk PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi Beban operasional lainnya: ( * ) Beban karyawan ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Laba Operasional Bersih PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: Laba Sebelum Pajak ( * ) Pajak kini ( * ) Pajak tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak Laba Sebelum Hak Minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 2004 2005 2006 2007 2008 18.637.776.000.000 507.394.000.000 19.145.170.000.000 20.366.450.000.000 632.775.000.000 20.999.225.000.000 25.657.397.000.000 603.709.000.000 26.261.106.000.000 23.232.749.000.000 695.800.000.000 23.928.549.000.000 26.496.487.000.000 839.750.000.000 27.336.237.000.000 (9.522.533.000.000) (156.869.000.000) (9.679.402.000.000) 9.465.768.000.000 (11.747.360.000.000) (296.821.000.000) (12.044.181.000.000) 8.955.044.000.000 (15.776.751.000.000) (139.119.000.000) (15.915.870.000.000) 10.345.236.000.000 (11.000.194.000.000) (142.434.000.000) (11.142.628.000.000) 12.785.921.000.000 (11.886.437.000.000) (165.200.000.000) (12.051.637.000.000) 15.284.600.000.000 1.360.382.000.000 402.038.000.000 1.577.330.000.000 74.079.000.000 1.755.027.000.000 379.727.000.000 2.447.476.000.000 313.845.000.000 3.423.247.000.000 789.350.000.000 66.272.000.000 1.584.235.000.000 702.317.000.000 4.115.244.000.000 (371.517.000.000) (89.144.000.000) 255.458.000.000 671.462.000.000 2.489.185.000.000 (4.445.226.000.000) 109.381.000.000 137.542.000.000 351.345.000.000 2.733.022.000.000 (3.671.788.000.000) (14.016.000.000) 228.498.000.000 401.269.000.000 3.377.072.000.000 (2.113.994.000.000) 1.486.000.000 (54.061.000.000) 440.410.000.000 4.600.432.000.000 (2.986.361.000.000) 37.923.000.000 (80.000.000) 37.670.000.000 61.409.000.000 221.393.000.000 (2.401.757.000.000) (2.988.672.000.000) (3.187.255.000.000) (3.080.079.000.000) (3.017.502.000.000) (3.250.893.000.000) (4.028.959.000.000) (3.421.783.000.000) (4.563.768.000.000) (3.861.684.000.000) 309.172.000.000 (645.562.000.000) (5.726.819.000.000) 7.520.599.000.000 4.403.000.000 7.525.002.000.000 (2.181.011.000.000) (88.290.000.000) (2.269.301.000.000) 5.255.701.000.000 (70.000.000) 5.255.631.000.000 1.056.645.000.000 (600.661.000.000) (5.811.350.000.000) 1.187.573.000.000 45.304.000.000 1.232.877.000.000 (500.501.000.000) (127.845.000.000) (628.346.000.000) 604.531.000.000 (1.162.000.000) 603.369.000.000 128.945.000.000 (593.580.000.000) (6.733.030.000.000) 2.711.110.000.000 120.086.000.000 2.831.196.000.000 (1.675.010.000.000) 1.266.286.000.000 (408.724.000.000) 2.422.472.000.000 (1.067.000.000) 2.421.405.000.000 313.015.000.000 (759.719.000.000) (7.897.446.000.000) 6.212.962.000.000 120.466.000.000 6.333.428.000.000 (2.686.154.000.000) 700.262.000.000 (1.985.892.000.000) 4.347.536.000.000 (1.267.000.000) 4.346.269.000.000 170.139.000.000 (954.309.000.000) (9.209.622.000.000) 7.910.442.000.000 158.118.000.000 8.068.560.000.000 (4.711.894.000.000) 1.958.650.000.000 (2.753.244.000.000) 5.315.316.000.000 (2.495.000.000) 5.312.821.000.000 169 170 Lanjutan Lampiran 5 Bakrie & Brothers Tbk Pendapatan Bersih Harga (Beban) Pokok Penjualan Laba Kotor ( * ) Beban Penjualan ( * ) Beban Umum dan administrasi Beban Usaha Laba (Rugi) Usaha ( * ) Laba (Rugi) atas penjualan aktiva tetap ( * ) Laba atas penjualan penyertaan saham pada anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi ( * ) Laba atas penghapusan hutang ( * ) Beban bunga dan keuangan - bersih ( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs ( * ) Bagian atas laba bersih perusahaan Asosiasi - bersih ( * ) Beban administrasi bank ( * ) Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu - bersih ( * ) Rugi atas penjualan obligasi ( * ) Beban amortisasi goodwill ( * ) Rugi penghapusan uang muka penyertaan saham ( * ) Pendapatan klaim asuransi - bersih ( * ) Beban pajak ( * ) Rugi atas penurunan nilai persediaan ( * ) Lain-lain - bersih Penghasilan (Beban) Lain-lain Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan ( * ) Pajak Kini ( * ) Pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Laba (Rugi) sebelum pos luar biasa Pos Luar Biasa - Laba atas restrukturisasi hutang Laba (Rugi) sebelum hak minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba (Rugi) bersih/NOPAT 2004 1.229.276.439.000.000 (914.073.638.000.000) 315.202.801.000.000 (63.681.987.000.000) (322.141.047.000.000) (385.823.034.000.000) (70.620.233.000.000) 70.227.214.000.000 2005 2.738.471.084.000 (1.939.316.130.000) 799.154.954.000 (130.733.318.000) (445.480.488.000) (576.213.806.000) 222.941.148.000 (252.425.133.000) 14.962.169.000.000 78.067.519.000.000 (127.400.206.000.000) (115.045.479.000.000) (15.185.484.000.000) (7.877.373.000.000) (60.491.694.000.000) (115.425.133.000) (160.893.252.000) (156.894.892.000) 22.629.538.000 (13.242.811.000) (7.529.950.000) (131.715.121.000) 14.962.274.000 4.498.575.000 (25.199.824.000) (24.204.265.000) (223.451.456.000) (51.587.012.000) 5.175.780.000 (17.260.015.000) (23.767.236.000) (162.246.000.000) (53.022.652.000) (7.534.629.000) (1.000.000.000) 17.514.752.000 (8.964.364.000) (2.187.571.000) 23.391.734.000 (142.053.966.000) 469.030.973.000 (109.345.556.000) (27.589.955.000) (136.935.511.000) 332.095.462.000 (27.849.017.000) (52.024.824.000) (4.111.891.000) (203.099.000) 8.828.069.000 (257.229.374.000) 604.912.925.000 (117.991.133.000) (82.274.759.000) (200.265.892.000) 404.647.033.000 (53.512.641.000) (22.087.000) 25.960.007.000 (20.001.932.921.000) (18.750.920.464.000) (169.980.614.000) 82.427.729.000 (87.552.885.000) (18.838.473.349.000) 332.095.462.000 (116.594.722.000) 215.500.740.000 404.647.033.000 (181.289.057.000) 223.357.976.000 (18.838.473.349.000) (168.957.768.000) (19.007.431.117.000) (7.272.566.000.000) (2.280.257.000.000) (172.458.403.000.000) (243.078.636.000.000) (3.998.850.000.000) (131.224.542.000.000) (135.223.392.000.000) (461.989.208.000.000) (83.687.180.000.000) (378.302.028.000.000) 28.487.547.000.000 (349.814.481.000.000) (10.331.374.000) (747.135.659.000) (524.194.511.000) (52.285.709.000) (40.871.812.000) (93.157.521.000) (1.567.005.144.000) (949.653.112.000) (617.352.032.000) (40.105.462.000) (657.457.494.000) 2006 4.332.279.836.000 (2.930.528.571.000) 1.401.751.265.000 (182.439.048.000) (608.227.278.000) (790.666.326.000) 611.084.939.000 (1.615.527.000) 2007 5.288.769.647.000 (3.081.283.996.000) 2.207.485.651.000 (266.473.549.000) (1.078.869.803.000) (1.345.343.352.000) 862.142.299.000 (1.391.189.000) 2008 8.404.679.927.000 (4.759.853.494.000) 3.644.826.433.000 (588.678.045.000) (1.805.135.931.000) (2.393.813.976.000) 1.251.012.457.000 (492.224.000) 78.387.692.000 (17.292.784.523.000) (70.183.205.000) (306.929.271.000) (526.473.453.000) (1.582.048.218.000) (143.422.482.000) 171 Lanjutan Lampiran 5 Bank Niaga Tbk PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Pendapatan jasa perbankan lainnya ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya: ( * ) Beban karyawan ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Laba (Rugi) belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan ( * ) Laba (Rugi) kontrak derivatif ( * ) Tambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif ( * ) Sewa, penyusutan dan pemeliharaan gedung ( * ) Telekomunikasi dan teknologi informasi ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Laba Operasional Bersih Beban Penggabungan Usaha PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: ( * ) Laba bersih dari pelepasan investasi pada perusahaan luar negeri ( * ) Lain-lain, bersih Jumlah Laba Sebelum Pajak (Beban) Penghasilan Pajak Laba Sebelum Hak Minoritas 2004 2005 2006 2007 2008 2.388.336.000.000 129.711.000.000 2.518.047.000.000 3.483.783.000.000 229.541.000.000 3.713.324.000.000 5.077.600.000.000 244.083.000.000 5.321.683.000.000 7.971.186.000.000 412.288.000.000 8.383.474.000.000 9.591.046.000.000 460.436.000.000 10.051.482.000.000 (1.126.790.000.000) (8.014.000.000) (1.134.804.000.000) 1.383.243.000.000 (1.976.122.000.000) (10.910.000.000) (1.987.032.000.000) 1.726.292.000.000 (3.100.767.000.000) (8.744.000.000) (3.109.511.000.000) 2.212.172.000.000 (4.057.515.000.000) (16.461.000.000) (4.073.976.000.000) 4.309.498.000.000 (5.233.591.000.000) (16.440.000.000) (5.250.031.000.000) 4.801.451.000.000 149.456.000.000 60.224.000.000 138.992.000.000 149.442.000.000 43.258.000.000 541.372.000.000 127.627.000.000 85.989.000.000 161.240.000.000 (17.305.000.000) 35.979.000.000 393.530.000.000 148.370.000.000 81.534.000.000 161.175.000.000 282.864.000.000 9.786.000.000 683.729.000.000 630.194.000.000 183.361.000.000 183.431.000.000 450.142.000.000 28.705.000.000 1.475.833.000.000 685.919.000.000 395.602.000.000 216.697.000.000 (45.995.000.000) 82.914.000.000 1.335.137.000.000 (361.736.000.000) (381.702.000.000) (401.266.000.000) (444.587.000.000) (571.189.000.000) (462.576.000.000) (1.421.975.000.000) (1.610.235.000.000) (1.698.726.000.000) (1.735.516.000.000) (260.000.000) (6.307.000.000) (311.129.000.000) (111.172.000.000) (118.950.000.000) (696.000.000) (28.446.000.000) (201.462.000.000) (146.472.000.000) (170.272.000.000) 8.338.000.000 (85.528.000.000) (408.645.000.000) (172.433.000.000) (175.926.000.000) (12.450.000.000) 35.497.000.000 (642.817.000.000) (244.676.000.000) 52.847.000.000 (1.173.100.000.000) (1.291.256.000.000) 633.359.000.000 (1.393.201.000.000) 726.621.000.000 (1.867.959.000.000) 1.027.942.000.000 (23.884.000.000) (3.675.864.000.000) 2.109.467.000.000 (13.014.000.000) (4.812.185.000.000) 1.324.403.000.000 (315.903.000.000) 150.249.000.000 (29.531.000.000) 120.718.000.000 754.077.000.000 (95.237.000.000) 658.840.000.000 19.708.000.000 19.708.000.000 746.329.000.000 (200.294.000.000) 546.035.000.000 (96.145.000.000) (96.145.000.000) 931.797.000.000 (283.991.000.000) 647.806.000.000 (25.444.000.000) (25.444.000.000) 2.084.023.000.000 (573.496.000.000) 1.510.527.000.000 75.663.000.000 75.663.000.000 1.084.163.000.000 (401.131.000.000) 683.032.000.000 172 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT 1.453.000.000 660.293.000.000 886.000.000 546.921.000.000 (74.000.000) 647.732.000.000 (2.141.000.000) 1.508.386.000.000 4.833.000.000 687.865.000.000 173 Lanjutan Lampiran 5 Bank Internasional Indonesia Tbk PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Beban bunga ( * ) Bunga ( * ) Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan bunga bersih Pendapatan operasional lainnya: ( * ) Provisi dan komisi lainnya ( * ) Laba selisih kurs bersih ( * ) Ekuitas atas bagian laba (rugi) dari Anak Perusahaan dan perusahaan asosiasi – bersih ( * ) Keuntungan (Kerugian) penjualan efek-efek dan obligasi Pemerintah - bersih ( * ) Kenaikan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah ( * ) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya: ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif dan agunan yang diambil alih ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (pemulihan penyisihan penghapusan aktiva) estimasi kerugian komitmen dan kontijensi ( * ) Beban umum dan administrasi ( * ) Beban karyawan ( * ) Penyusutan dan amortisasi ( * ) Penurunan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah ( * ) Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap ( * ) Amortisasi Goodwill ( * ) Lain-lain Jumlah beban operasional lainnya Beban operasional lainnya - bersih Laba Operasional Bersih PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: ( * ) Pendapatan non-operasional 2004 2005 2006 2007 2008 2.889.231.000.000 66.540.000.000 2.955.771.000.000 4.540.824.000.000 105.631.000.000 4.646.455.000.000 6.090.238.000.000 112.456.000.000 6.202.694.000.000 5.384.675.000.000 115.163.000.000 5.499.838.000.000 5.828.514.000.000 114.133.000.000 5.942.647.000.000 (1.309.217.000.000) (3.793.000.000) (1.313.010.000.000) 1.642.761.000.000 (2.293.870.000.000) (8.550.000.000) (2.302.420.000.000) 2.344.035.000.000 (3.561.496.000.000) (13.349.000.000) (3.574.845.000.000) 2.627.849.000.000 (3.001.829.000.000) (19.332.000.000) (3.021.161.000.000) 2.478.677.000.000 (3.170.768.000.000) (15.898.000.000) (3.186.666.000.000) 2.755.981.000.000 263.942.000.000 112.750.000.000 332.338.000.000 103.467.000.000 349.237.000.000 89.322.000.000 351.862.000.000 111.043.000.000 354.487.000.000 183.378.000.000 604.000.000 (98.000.000) 400.868.000.000 349.007.000.000 1.127.171.000.000 10.207.000.000 297.000.000 494.202.000.000 940.413.000.000 21.778.000.000 559.147.000.000 1.019.484.000.000 69.158.000.000 646.639.000.000 1.178.702.000.000 (128.615.000.000) 88.590.000.000 776.262.000.000 1.274.102.000.000 (206.525.000.000) (179.282.000.000) (693.622.000.000) (1.110.863.000.000) (1.077.180.000.000) 1.162.000.000 (808.590.000.000) (684.723.000.000) (130.855.000.000) (61.115.000.000) (68.810.000.000) (3.688.000.000) (1.316.242.000.000) (888.996.000.000) (1.202.000.000) (1.463.363.000.000) (768.856.000.000) (4.158.000.000) (1.288.965.000.000) (1.005.659.000.000) (6.014.000.000) (1.454.751.000.000) (1.080.604.000.000) (1.959.456.000.000) (2.388.208.000.000) (2.927.043.000.000) (3.409.645.000.000) (3.618.549.000.000) 810.476.000.000 896.240.000.000 720.290.000.000 247.734.000.000 411.534.000.000 14.704.000.000 33.510.000.000 23.200.000.000 57.149.000.000 241.788.000.000 174 ( * ) Beban non-operasional Jumlah Laba Sebelum Pajak ( * ) Pajak kini ( * ) Pajak tangguhan (Beban) Penghasilan Pajak Laba Sebelum Akuisisi Laba Sebelum Hak Minoritas Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih/NOPAT (9.967.000.000) 4.737.000.000 815.213.000.000 6.369.000.000 6.369.000.000 821.582.000.000 821.582.000.000 (13.498.000.000) 20.012.000.000 916.252.000.000 (45.755.000.000) (20.554.000.000) (66.309.000.000) (30.768.000.000) 849.943.000.000 (94.057.000.000) 725.118.000.000 23.200.000.000 743.490.000.000 57.149.000.000 304.883.000.000 241.788.000.000 653.322.000.000 (59.204.000.000) (92.620.000.000) (162.504.000.000) 684.286.000.000 (50.576.000.000) 633.710.000.000 212.263.000.000 140.565.000.000 352.828.000.000 490.818.000.000 (10.350.000.000) 480.468.000.000 175 Lanjutan Lampiran 5 No Kode Emiten Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun 1 AALI 1.234.832.000.000 1.149.603.000.000 1.154.194.000.000 2.920.242.000.000 3.949.435.000.000 2.081.661.200.000 -7% 0% 153% 35% 2 ANTM 1.158.308.568.000 1.202.678.418.000 2.219.888.717.000 7.282.401.912.000 1.929.668.249.000 2.758.589.172.800 4% 85% 228% -74% 41% 3 ASII 6.932.625.000.000 8.205.759.000.000 5.871.528.000.000 10.633.605.000.000 14.950.000.000.000 9.318.703.400.000 18% -28% 81% 4 BBCA 4.528.733.000.000 5.123.618.000.000 6.066.603.000.000 6.401.630.000.000 7.720.043.000.000 5.968.125.400.000 13% 18% 6% 21% 5 BBRI 5.731.428.000.000 5.608.363.000.000 5.906.721.000.000 7.780.074.000.000 8.822.012.000.000 6.769.719.600.000 -2% 5% 32% 13% 6 BDMN 2.584.844.000.000 2.307.886.000.000 1.961.517.000.000 3.142.205.000.000 2.432.757.000.000 2.485.841.800.000 -11% -15% 60% -23% 7 BMRI 7.525.002.000.000 1.232.877.000.000 2.831.196.000.000 6.333.428.000.000 8.068.560.000.000 5.198.212.600.000 BNBR -243.078.636.000.000 -524.194.511.000 469.030.973.000 604.912.925.000 -18.750.920.464.000 130% 189% 124% 8 -84% 100% 27% 3200% 9 BNGA 754.077.000.000 746.329.000.000 931.797.000.000 2.084.023.000.000 1.084.163.000.000 1.120.077.800.000 -1% 25% 124% -48% 10 BNII 815.213.000.000 916.252.000.000 743.490.000.000 304.883.000.000 653.322.000.000 686.632.000.000 12% -19% -59% 114% No Kode Emiten 1 AALI 800.782.000.000 790.410.000.000 787.318.000.000 1.973.428.000.000 2.631.019.000.000 1.396.591.400.000 -1% 0% 151% 33% 2 ANTM 807.108.655.000 841.935.961.000 1.552.777.307.000 9.446.496.322.000 2.461.585.565.000 3.021.980.762.000 4% 84% 508% -74% 35% (52.255.961.415.400) 29% Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun 3 ASII 4.330.928.000.000 5.457.285.000.000 3.712.097.000.000 6.519.273.000.000 8.778.000.000.000 5.759.516.600.000 26% -32% 76% 4 BBCA 3.195.421.000.000 3.597.400.000.000 4.242.692.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000 4.260.180.800.000 13% 18% 6% 29% 5 BBRI 3.633.231.000.000 3.808.998.000.000 4.257.572.000.000 4.838.001.000.000 5.958.368.000.000 4.499.234.000.000 5% 12% 14% 23% 6 BDMN 1.614.687.000.000 1.312.840.000.000 1.183.608.000.000 1.943.595.000.000 1.284.942.000.000 1.467.934.400.000 -19% -10% 64% -34% 7 BMRI 5.255.631.000.000 603.369.000.000 2.421.405.000.000 4.346.269.000.000 5.312.821.000.000 8 BNBR -349.814.481.000.000 -657.457.494.000 215.500.740.000 223.357.976.000 -19.007.431.117.000 3.587.899.000.000 -89% 301% 79% 22% (73.808.102.179.000) -100% -133% 4% -8610% 9 BNGA 660.293.000.000 546.921.000.000 647.732.000.000 1.508.386.000.000 687.865.000.000 810.239.400.000 10 BNII 821.582.000.000 725.118.000.000 633.710.000.000 352.828.000.000 480.468.000.000 602.741.200.000 -17% 18% 133% -54% -12% -13% -44% 36% 176 Lampiran 6. Rekapitulasi Resiko Keuangan dari 10 Perusahaan Indeks LQ45 Kode Emiten No. Rasio-Rasio AALI ANTM 1,46 ASII 4,16 BBCA 1,04 BBRI 1,11 BDMN 1,12 BMRI 1,14 BNBR 1,10 BNGA 1,14 BNII 1,10 1,11 1 CR 2 QR 1,04 3,26 0,79 0,52 0,78 0,78 0,59 0,93 0,88 0,85 3 Rasio Hutang 22% 40% 53% 90% 90% 88% 91% 48% 91% 90% 4 TIE -4364,10 -106,35 -16,40 0,49 1,24 0,80 0,50 11,00 0,54 0,63 5 Fixed Chance Coverage -4509,89 -107,44 -21,98 -0,94 -1,09 -0,63 -0,47 12,25 -0,41 -0,31 6 Perputaran Persediaan -7,67 -3,89 -9,92 0,06 0,13 0,11 0,04 -460,73 0,09 0,05 7 Rata-rata penjualan/hari Average Collection Period 13.735.343.333,33 18.521.865.812,22 182.684.056.666,67 16.578.126.111,11 18.804.776.666,67 6.905.116.111,11 14.439.479.444,44 694.467.021.941,11 3.111.327.222,22 1.907.311.111,11 5,64 47,37 123,86 58,02 41,73 214,93 11865,45 59,02 32,46 15137,63 8 9 Perputaran Aktiva Tetap 3,15 3,15 5,08 1,99 4,18 1,62 1,07 108,50 1,65 0,83 10 Perputaran Total Aktiva 1,10 0,74 1,08 0,03 0,04 0,03 0,02 47,42 0,02 0,01 11 Profit Margin on Sales 30% 30% 10% 2% 3% 2% 1% -1356% 1% 1% 12 ROI/ROA 30% 30% 10% 2% 3% 2% 1% -1356% 1% 1% 13 Return on networth 39% 47% 24% 23% 16% 16% 13% -3643% 16% 13% 14 Rasio Pertumbuhan 10% -29% -5% 2% -9% -31% -177% -17718% -46% -35% 15 PER 1,91 5,09 1,05 6,42 3,95 4,38 14,01 126,97 33,06 150,20 16 MBR 0,71 0,0014 0,0003 1,49 1,05 0,78 1,14 12,37 3,99 14,95 17 Nilai Buku (Saham) 2117,01 1378892,75 5895245,48 1133,92 1412,56 1904,06 1312,53 145,08 382,54 741,76 18 Beta (ß) 0,68 0,83 0,89 0,70 0,38 0,89 0,77 0,81 0,87 0,10 177 Lampiran 7. Tampilan Visual Basic.Net 178 Lanjutan Lampiran 7 179 Lanjutan Lampiran 7 180 Lanjutan Lampiran 7 181 182 Lanjutan Lampiran 7 183 Lanjutan Lampiran 7 184 Lanjutan Lampiran 7 185 Lanjutan Lampiran 7 186 Lanjutan Lampiran 7 187 Lanjutan Lampiran 7 188 Lanjutan Lampiran 7 189 Lanjutan Lampiran 7 190 Lanjutan Lampiran 7 191 Lanjutan Lampiran 7 192 Lanjutan Lampiran 7 193 Lanjutan Lampiran 7 194 Lanjutan Lampiran 7 195 Lanjutan Lampiran 7 196 Lanjutan Lampiran 7 177