ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA

advertisement
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc
Dosen Pembimbing
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
ABSTRAK
DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks
LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama
yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu.
Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif),
yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung
(saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman
melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang
investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal
yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin
timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan
memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men
ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi
langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program
komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data
tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna
komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi
perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik
atau gambar dengan komputer tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada
perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks
LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program
komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang
dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program
komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman
berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.
Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan,
perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan
Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra
Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra
International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk
(BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk
(BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45
dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut:
a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan
posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan
laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%,
81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.
b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi
yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers
Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar
26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -133%, 4%, -8610%.
c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT
Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan
kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%,
13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro
Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas
pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4%
dan 27%, 5%, 48%, 27%.
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi
tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun
sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.
Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return
On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi
tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk
(ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM
dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi
pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor
dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaanperusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan
memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan
untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu
mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan
keuntungan dalam penanaman modal usaha.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian
sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam
laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk
memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para
investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar
pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan,
yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
Key words: Laporan Keuangan, Indeks LQ45
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan
dan Hj. Siti Rahmawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991,
lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun
1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus
pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6
Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal
maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB.
Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna
Graha Securindo pada bagian Riset.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari
penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks
LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan
memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:
1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis.
2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha
Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan
kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.
3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai
penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini
mendekati sempurna.
4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan
dorongan moril.
5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah
memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi
Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di
IPB.
7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha
Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi
tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan
tersebut.
8. Sahabat-sahabat Manajemen 41, kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas yang
telah memberikan motivasi, saran dan kritikan membangun kepada penulis.
9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah
memberikan kebahagiaannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak
langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan,
serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan.
Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi
kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.
Bogor, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi
pada pendanaan dari sumber tradisional (Perbankan), karena mendapatkan pilihan
penawaran
investasi
lain.
Perusahaan-perusahaan
lebih
tertarik
untuk
memanfaatkan dana dari bursa efek berdasarkan perkembangan pasar modal yang
menjanjikan dan mempunyai prospek yang lebih baik. Akan tetapi, terdapat
kondisi-kondisi yang merugikan para investor, seperti berbagai peristiwa, mulai
dari rekayasa laporan keuangan, tidak sesuainya kenyataan dengan prospektus,
ricuhnya pendistribusian formulir pemesanan dan kredibilitas lembaga-lembaga
penunjang pasar modal.
Perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan setelah krisis moneter
1998 melalui pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat
masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk aktiva tetap, saham, obligasi,
maupun reksadana. Walaupun sebagian besar masih di dominasi oleh investor
asing, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor
lokal mengalami peningkatan.
Informasi-informasi
mengenai
saham
dan
kinerja
keuangan
suatu
perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi,
sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja
paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan
mudah dipahami oleh masyarakat adalah informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Seorang investor dapat menjadikan prospektus dan laporan keuangan
perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Ada
banyak cara dalam menentukan ukuran yang akan dipakai. Ukuran yang biasa
dipakai oleh manajer maupun investor selama ini adalah rasio keuangan, seperti
rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.
Penggunaan rasio profitabilitas dinilai memiliki keunggulan dibandingkan
ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas. Angka ini juga
secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari
2
berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (Subramanyam, 2005).
Menurut Sloan (1917) dalam Goetzmann dan Garstska (1999), ukuran kinerja
Earnings on Invested Capital (EOIC) yang dirumuskan Sloan merupakan ukuran
kinerja perusahaan yang utama.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama
yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu.
Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif),
yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung
(saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman
melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam
melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal
yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin
timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty).
Adanya perkembangan perekonomian dunia yang tidak menggembirakan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia yaitu terjadinya krisis
keuangan global pada tanggal 6 Oktober 2008 berpengaruh besar terhadap posisi
perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan langsung krisis global
ini menimbulkan kekhawatiran dan merupakan ancaman bagi perusahaanperusahaan. Dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat dengan segala
turunannya dan alirannya, akan berpengaruh terhadap momentum pertumbuhan
ekonomi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono (Kompas, 7
Oktober 2008), agar tidak mengancam, apalagi menghentikan atau membuatnya
mundur dari pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, maka harus
dikelola bersama. Menurut pendapat Adler Manurung (pengamat pasar modal),
untuk kembali menggairahkan pasar saham di Indonesia, salah satu yang dapat
dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola dana
(misalnya reksa dana). Lembaga ini akan membeli saham-saham yang saat ini
harganya sudah cukup murah, tetapi harus yang memiliki prospek dan
fundamental baik (Kompas, 8 Oktober 2008). Sebelumnya pada bulan Oktober
2005 akibat kenaikan tinggi harga BBM, laju inflasi meningkat tajam mencapai
8,9% sehingga mengurangi daya beli masyarakat, Kenaikan harga BBM ini juga
telah menyebabkan tingkat suku bunga SBI naik menjadi 12,25% yang akhirnya
3
juga menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan berbagai
kondisi tersebut maka pada akhirnya pertumbuhan PDB menurun diakhir tahun
2005. Berkaitan dengan hal di atas peran lembaga keuangan sangat diharapkan
untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang timbul akibat krisis tersebut. BEI
sebagai salah satu lembaga pasar modal telah melakukan tindakan menghentikan
sementara perdagangan (suspensi) saham pada beberapa perusahaan dengan
alasan adanya kesimpangsiuran informasi yang beredar di pasar terkait dengan
gadai saham.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian dilakukan, yaitu
mempelajari dan menganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan dari
tahun 2005 sampai tahun 2009 melalui informasi langsung dari BEI dan data-data
yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan
keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program
yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para
investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat
berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer
tersebut. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem
berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang
merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman
yang cukup populer.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang
diteliti berkaitan dengan perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui
kondisi keuangan perusahaan, salah satu yang dapat dipelajari adalah laporan
keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan menjadi masalah bagi para investor
apabila tidak mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang untuk
menentukan investasi yang tepat dan penanaman modal pada perusahaan yang
tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang berubah-rubah. Tidak semua investor
memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan
dan mendapat kemudahan untuk memahami hal tersebut, maka melalui penelitian
4
ini diharapkan memberikan kemudahan pemahaman bagi para investor bukan
hanya investasi yang dikelola oleh para pialang, tapi juga para investor dapat
mengelola investasinya sendiri.
Berdasarkan permasalahan yang diungkap tersebut, maka masalah yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
3. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan
investasinya pada perusahaan LQ45?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
2. Menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
3. Memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan
suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam hal
ini mengenai pasar modal dan kinerja perusahaanuli bagi pen.
2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menunjukkan ukuran kinerja
perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dan
sebagai bahan tambahan dalam kaitannya dengan proses pengambilan
keputusan investasi saham pada bursa saham di BEI sebagai lembaga pasar
modal.
3. Bagi Investor dan calon investor dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
ataupun pertimbangan sebelum melakukan investasi.
4. Hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan
dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum
terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sama maupun
yang berbeda untuk penelitian selanjutnya.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan
pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan
yang bertahan pada posisi LQ45 pada periode bulan Februari tahun 2005 sampai
dengan bulan Februari tahun 2009.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang
pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut
Suad Husnan (1994), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.
Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan
adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi
lebih satu tahun (Widoatmodjo, 1996). Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk
berbagai
instrumen
keuangan
jangka panjang
yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana
bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan
permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan
untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para
produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama
lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Jadi secara
umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan
penawaran didasarkan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih
dari 1 (satu) tahun.
Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang konkrit. Definisi
Pasar menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak
7
yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana
jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak
penawar disini ialah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan,
sedangkan yang termasuk peminat ialah pengusaha, pemerintah atau daerah.
Sedangkan menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka
panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan
(Siamat, 1995).
2.1.1 Efek dan Bursa Efek
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 mengemukakan
bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan
pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atas sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (Siamat, 2004).
Menurut Siamat (1995), Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi
Bursa Efek ini antara lain adalah pertama, menjaga kontinuitas pasar. Kedua,
menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran.
2.1.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Pasar Modal
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki surplus dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
8
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (Habib,
2008).
Secara luas, pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai
institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi
sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan
dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi
kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem
perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif
keuangan, sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan
keuntungan berupa return (tingkat pengembalian). Investasi merupakan aktivitas
yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan dananya pada berbagai jenis
pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan
diimbangi dengan adanya resiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan
kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Tetapi hal tersebut dapat
ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada
beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi resiko yang
ditanggung.
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara
karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
9
2. Fungsi keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi
pasar modal di Indonesia adalah:
1. Sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
2. Sarana pemerataan pendapatan;
3. Memperbesar produksi
dengan modal
yang
didapat,
sehingga
produktivitas meningkat;
4. Menampung tenaga kerja; dan
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan
perekonomian juga akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat
menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan
iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
Tujuan
dibentuknya
Pasar
Modal,
pada
tahun
1977
pemerintah
mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih
memacu
pertumbuhan
ekonomi
nasional.
Pengaktifan
kembali
tersebut
dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningkat.
10
Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh
pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga
dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan
saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan
kesempatan usaha (Siamat,1995).
Menurut Widoatmodjo (1996), pasar modal memiliki peranan penting dalam
kegiatan ekonomi pada suatu negara, terutama di negara-negara yang menganut
sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan
ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi
perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen
produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP).
Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan
kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi
suatu negara.
2.1.3 Tingkatan Efisiensi Pasar Modal
Ahli ekonomi mengatakan pasar modal yang efisien bukan berarti dilihat
dari sistem penyimpanan data, fasilitas yang digunakan akan tetapi disini
maksudnya adalah dilihat dari segi informasi yang tercermin dari harga-harga
sekuritas yang diperdagangkan. Dalam hal ini pasar modal dikatakan efisien
apabila pasar tersebut harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan. Informasi yang relevan mengenai informasi dalam bentuk
perubahan harga sebelumnya, informasi kepada publik dan bukan publik. Efisien
tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu
informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga (Keown, 20054).
Menurut Eugene F. Fama (1965) dalam Suad Husnan (1994), efisiensi
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. The weak efficient market hypothesis.
Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses
pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan
volume masa lalu. Selanjutnya harga dan volume masa lalu itu akan dianalisis
untuk menentukan apakah harga naik atau turun. Kelemahannya adalah bahwa
analisis itu mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di
11
masa datang, sehingga estimasi harga mungkin saja terjadi. Dalam hal ini
pemodal tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang diharapkan.
2. The semistrong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam
proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data
harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan.
Hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan
analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham.
3. The strong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan
data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi
yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara
umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang
lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual beli saham
yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Peningkatan return akan terjadi
apabila kebijakan portofolio ataupun keputusan jual-beli saham didasarkan
pada hasil riset tepat sasaran.
2.2. LQ45
LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang
tinggi atau sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan
menempatkan dananya pada saham-saham yang termasuk dalam LQ45 untuk
mengurangi resiko likuiditas. LQ45 juga
dianggap sebagai bencmark untuk
menilai suatu kinerja investasi berbasis pasar modal (www.google.com).
Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi
utama sebagai berikut:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 23
bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.
12
Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan
diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah
tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.
Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai
komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan
profesional di bidang pasar modal.
2.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan dimana
dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang,
modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang
dimaksud di atas untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.
Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Kondisi keuangan suatu perusahaan (return ke investor baik) bergantung pada
tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Capital
gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham
dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas.
Menurut Kieso (2002) yang dikutip dalam Lucky (2006), Dividend is a
distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional)
basis. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan
investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode
tertentu.
Ada 2 pendekatan menurut Bodie, Kane dan Marcus (2005) untuk menilai
tingkat pengembalian saham oleh investor, yaitu dengan analisis fundamental dan
analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi
faktor-faktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili
13
nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab
apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue.
2. Analisis Teknikal
Investor lebih menyukai konsep analisis secara teknik daripada fundamental.
Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek
yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah
menilai saham hanya berdasarkan pada pengamatan tentang perubahan harga
saham dari waktu ke waktu.
Seberapa baik tingkat kinerja atau tingkat efisiensi dan efektif pengelolaan
sumber daya di perusahaan, menentukan tingkat pertumbuhan yang berkaitan pula
dengan pencapaian perkembangan perusahaan. Sebuah analisis dapat membantu
para pelaku bisnis, perusahaan, dan para pemakai laporan keuangan lainnya.
Manfaat rasio keuangan menunjukkan efektifitas dari pengelolaan investasi oleh
perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba.
Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland (Sawir, 2001)
adalah sebagai berikut:
1. Liquidity Ratio mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutanghutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
2. Leverage Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan
hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya.
3. Activity Rasio mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
4. Profitability Rasio mengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
5. Valuation Ratio menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut
mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian
rasio ini mengukur kemajuan perusahaan.
Laporan yang paling penting diantara berbagai laporan yang diterbitkan
perusahaan kepada pemegang saham adalah laporan tahunan (annual report). Jenis
informasi yang diberikan dalam laporan ini: Pertama, adalah bagian verbal, yang
sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang menguraikan hasil
operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan baru yang
14
akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan
yang menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca, laporan laba-rugi,
laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Brigham, 2001).
Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi
dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang
dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan
sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat
penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir, 2004).
Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu
untuk membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan
ekonomi setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual-beli saham,
pembagian deviden, pemberian kredit dan keputusan lain. Laporan keuangan tidak
hanya digunakan untuk keputusan membeli, menahan dan menjual. Lebih dari itu,
digunakan untuk menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan,
atau kapan menjual (Arief Habib, 2008).
Menurut Munawir (2004) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak
yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur,
bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggungjawabkan
kegiatan
perusahaan
terhadap
pemilik
dan
memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan
15
dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Warren (2006) mengemukakan
bahwa laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik
perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta
pihak-pihak lainnya lagi.
Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para
kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan
perusahaan
dimana
mereka
berkepentingan terhadap
ini
menanamkan
prospek keuntungan di
modalnya.
Mereka
ini
masa mendatang dan
perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya
dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut.dari hasil analisa laporan tersebut para investor, bankers dan
para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus
ditempuhnya (Munawir, 2004).
Investor sebagai pemilik perusahaan, merupakan pihak pertama yang
membutuhkan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, mereka
dapat membuat keputusan apakah akan mempertahankan para dewan direksi,
apakah akan mengalihkan kepemilikan sahamnya, atau keputusan-keputusan yang
lain (Habib, 2008).
2.3.1 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara:
1. Fakta yang telah di catat (Recorded fact).
Laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti
jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
16
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting
convention and postulate).
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General
Accepted Accounting Principles) hal ini dilakukan dengan tujuan
memudahkan pencatatan (Expediensi) atau untuk keseragaman.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau
dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek
pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar
tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan (Munawir, 2004).
Berdasarkan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di
mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
Keberhasilan perusahaan dapat dinilai atau diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil stabilitas serta konuitas dan kelangsungan
perusahaan tergantung dari cara kerja juga efisiensi manajemennya. Jika hasil-
17
hasil yang dicapai kurang memuaskan maka para pemegang saham yang dalam
hal ini merupakan pemilik perusahaan mungkin akan mengganti manajemennya
atau bahkan menjual saham yang dimiliki.
Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah (1) mengukur tingkat biaya
dari berbagai perusahaan, (2) menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap
bagian proses dan produksi, (3) menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (4) menilai dan mengukur hasil kerja
tiap-tiap individu yang telah disertai wewenang dan tanggung jawab, dan (5)
menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik (Munawir, 2004).
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK)
adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan statu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Ada 2 kata kunci dalam
memahami tujuan laporan keuangan, yaitu (1) Laporan keuangan harus
memberikan informasi yang bermanfaat, (2) Laporan keuangan digunakan untuk
membuat keputusan yang logis. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut
Habib (2008) yang digambarkan dalam bagan, dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini.
Tujuan Umum
Tujuan Pemakai
Eksternal
Tujuan Lembaga
(Perusahaan)
Tujuan Spesifik
Gambar 1. Tujuan Laporan Keuangan (Habib,2008)
18
2.4. Kewajiban (Hutang)
Kewajiban (liabilities)
adalah
hak
kreditor
memperlihatkan
utang
perusahaan. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang dibayar
dengan aktiva dan jatuh tempo dalam jangka pendek biasanya kurang dari satu
tahun (Warren,2006). Menurut Keown (2004), Utang adalah uang yang telah
dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan.
Pembiayaan yang diberikan kreditur dibagi menjadi (1) utang lancar atau
kewajiban jangka pendek, dan (2) utang jangka panjang. Utang lancar atau utang
jangka pendek, meliputi uang yang dipinjam yang harus dibayar kembali dalam
12 bulan berikutnya. Utang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau
sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12
bulan.
2.5. Modal (Ekuitas Pemilik)
Ekuitas meliputi investasi pemegang saham – pemegang saham preferen dan
pemegang saham biasa dalam perusahaan. Pemegang saham preferen menerima
suatu dividen yang ditetapkan dalam jumlah tertentu. Ketika perusahaan
dilikuiditas, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi
sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa adalah pemegang
perusahaan diluar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima
apapun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham
preferen dibayar (Keown, 2004).
Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca–berbagai jenis utang, saham
preferen dan ekuitas saham biasa–disebut komponen modal (capital components).
Setiap kenaikan total aktiva harus dibiayai oleh kenaikan satu atau lebih
komponen modal tersebut. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang
dibutuhkan dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya
setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal
tertentu; misalnya meminjam uang pada suku bunga 10 persen, maka biaya
komponen utangnya adalah 10 persen (Brigham, 2004).
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik
yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
19
Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi
bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan
ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas
pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan
ekuitas pemilik sering kali dipandang penghubung antara laporan laba rugi dengan
neraca (Warren, 2006).
2.5.1 Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC)
Modal yang diinvestasikan merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang
saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung
bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainya (Young dan O’byrne, 2001).
Modal yang diinvestasikan adalah hasil reorganisasi neraca untuk melihat
besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan
pemegang saham, serta seberapa besar capital yang diinvestasikan dalam aktivitas
operasional dan aktivitas non-operasional lainnya.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham yaitu:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
20
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Saham sebagai instrument investasi memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya
saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham,
kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan
terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
21
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan dari investasi saham
selain dividen (dana yang dibayarkan dari laba) adalah capital gain (selisih antara
harga saat mensual dengan harga saat membeli. Bisa saja terjadi, investor tidak
menghendaki dividen, tetapi lebih memilih keuntungan dari capita gain ini. Kalau
ini yang dimaui investor, dia tidak perlu menunggu sampai perusahaan
membagikan dividen untuk menjual sahamnya (Widoatmodjo, 1996).
Perdagangan saham sehari-hari di pasar sekunder atau dalam aktivitasnya,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak
faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro
seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi
seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal (Bursa Efek) yang
biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan
melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. Saham atau
Stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks)
dan saham preferen (preffered stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara
lain, adalah sebagai berikut:
1. Saham biasa (common stocks);
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba,
b. Memiliki hak suara (one share one vote),
22
c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham preferen (preffered stocks);
a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen,
b. Tidak memiliki hak suara.
c. Dapat
mempengaruhi
manajemen
perusahaan
terutama
dalam
pencalonan pengurus.
d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nominal saham lebih
dahulu setelah kreditur apabila perusahaan di likuidasi.
e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
Dibandingkan dengan jenis investment lainnya, saham preferen memiliki
kelemahan dan kelebihan antara lain, sebagai berikut:
a. Lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap
kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen
kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.
c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.
d. Tidak memiliki hak voting.
e. Tidak memiliki jatuh waktu.
f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham
preferen jauh lebih sedikit.
g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai
nominalnya. (Siamat, 2004)
2.5.2 Biaya Modal
Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang
dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Dengan kata lain
biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian
yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young
dan O’byrne, 2001). Elemen risiko adalah penting untuk memahami biaya modal
dan cara perhitungannya. Semua investor adalah penghindar risiko, lebih
menyukai risiko yang lebih kecil daripada banyak. Hal ini tidak berarti bahwa
23
investor tidak akan menanggung risiko. Itu hanya berarti bahwa mereka tidak
menyukai risiko, dan mereka harus dibayar untuk itu.
Langkah penting dalam mengestimasi biaya modal adalah mengidentifikasi
dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian
mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC/weighted average cost of capital). Adapun komponen modal
adalah berbagai jenis utang, ekuitas saham biasa dan saham preferen.
Kebijakan keuangan perusahaan adalah kebijakan mengenai sumber
keuangan yang direncanakan untuk digunakan dan campuran (proporsi) tertentu
yang akan dipakai untuk menentukan penggunaan hutang dan pembiayaan ekuiti.
Pencampuran hutang dan ekuiti yang digunakan dapat berdampak pada biaya
modal perusahaan. Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan
biaya-biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan.
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari biaya setelah
pajak atas masing-masing sumber modal yang digunakan perusahaan untuk
membiayai sebuah proyek di mana bobot (timbangan) tersebut mencerminkan
proporsi pembiayaan total dari masing-masing sumber. Konsekuensinya, biaya
modal tertimbang rata-rata merupakan tingkat pengembalian hasil yang harus
didapat perusahaan atas investasinya, sehingga dapat memberi kompensasi kepada
kreditor dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil individual yang
dibutuhkan (Keown, 2004).
2.5.3 Biaya Utang
Biaya utang umumnya diukur berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan
kepada kreditur. Karena bunga dapat dibebankan dalam perhitungan laba kena
pajak (tax deductible), maka perhitungan biaya utang perlu disesuaikan dengan
pajak (adjusted for taxes). Besarnya biaya utang yang harus dibayar perusahaan
ditentukan oleh tingkat suku bunga diperuntukkan bagi utang dengan suku bunga
mengambang, risiko kegagalan yang meningkat, dan keuntungan pajak yang
berhubungan dengan adanya utang karena beban bunga mengurangi pajak.
Dengan demikian perhitungan biaya modal adalah perkalian antara bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-t), dimana t adalah tingkat
pajak perusahaan.
24
2.6. Total Assets (Total Aktiva)
Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets). Contohcontoh aktiva mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan (Warren, 2006).
Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan
keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, atau total aktiva. Pengembalian
atas total aktiva (return on total asset) merupakan ukuran efisiensi operasi yang
relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva
(pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. (Will J.J., 2005)
2.7. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
diikuti dengan harga pokok dari barang atau servis yang dijual, sehingga
diperoleh laba kotor.
2. Menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan
dan biaya umum atau administrasi.
3. Menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha
pokok perusahaan.
4. Menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga akhirnya diperoleh
laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan
menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga
untuk menghitung laba/rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu
mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang
lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
(Munawir, 2004)
25
Menurut Keown (2004), laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan
yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha:
1. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa
perusahaan.
2. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa yang akan dijual.
3. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi
produk atau jasa, dan (b) administrasi umum.
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada
kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa
(bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa).
5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak
pendapatan perusahaan.
Menurut Warren (2006), laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar dan beban
selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi
melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan
konsep penanding atau pengaitan (matching concept). Konsep ini ditetapkan
dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan
selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan
kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang tejadi. Kelebihan ini disebut
laba bersih atau keuntungan bersih (net income/net profit) jika beban melebihi
pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).
2.8. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (Net Operating Profit After
Tax/NOPAT)
Pajak adalah suatu faktor kritis dalam sebuah pembuatan keputusan
keuangan. Ada tiga tipe dasar dari usaha yang dikenakan pajak: perusahaan
kepemilikan tunggal, persekutuan dan korporasi. Perusahaan tunggal melaporkan
pendapatan mereka dalam pengembalian pajak pribadi mereka dan membayar
pajak-pajak terutang. Persekutuan melaporkan pendapatan dari persekutuan tetapi
tidak membayar pajak. Korporasi sebagai badan hukum terpisah, melaporkan
pendapatannya dan membayar pajak-pajak yang berhubungan dengan profit.
Pemilik (pemegang saham) dari korporasi tidak melaporkan pendapatan mereka
26
dalam pengembalian pajak pribadi mereka, kecuali ketika semua atau sebagian
profit didistribusikan dalam bentuk dividen (Keown,2004).
Menurut Tunggal (2001), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi
perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan
dan biaya penyusutan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal
perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi
dampak pada profitabilitas ataupun resiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata
lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai
NOPAT akan selalu identik. Perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan
laba rugi perusahaan.
2.9. Rasio Keuangan
Kinerja perusahaan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan
dua atau lebih data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka pada neraca
dan laporan laba/rugi. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa rasio ratarata industri dimana perusahaan beroperasi, rasio perusahaan sejenis atau rasio
periode sebelumnya. Indikator ini diperlukan sebagai indikator pembanding untuk
membuktikan apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik setelah diukur, maka
dengan demikian akan diperoleh informasi akurat.
Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya
dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio (CR) dan Acid Test (Quick)
Rasio (ØR)
2. Rasio Hutang (Leverage Ratio) yang terdiri Total debt to total asset ratio,
Times interest earned (TIE) dan Fixed change coverage (FCC)
3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Inventory turnover, Average collection period
dan Fixed asset turnover, serta.Total asset turnover.
4. Rasio Keuntungan terdiri dari Profit margin on sales, Return on asset (ROA)
dan Return on net worth.
5. Rasio Pertumbuhan terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba
bersih, pertumbuhan laba per lembar saham dan pertumbuhan harga pasar
(saham) per lembar dan pertumbuhan deviden.
27
6. Rasio Penilaian terdiri dari Price to Earning Ratio (PER) dan Market to Book
Ratio (MBR)
2.10. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis laporan keuangan menurut Gibson (2001) “Various
techniques are used in the analysis of the financial data to the emphasize the
comparative and relative importance of the data presented and to evaluate the
position of the firm. These techniques include ratio analysis, common size
analysis...”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lengkap
di bawah ini.
1. Analisis Common Size
Menurut James C. Van Horne (1992) bahwa An analysis of percentage
financial statements where all balance sheet items are divided by net sales or
revenues. Analisis ini membandingkan data-data keuangan yang ada, dan dari
nilai perbandingan tersebut akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Analisis ini terbagi dua yaitu analisis horisontal (metoda analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
tahun (periode)) dan analisis vertikal (metoda analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu).
2. Analsis Indeks
James C. Van Horne (1992) mengemukakan bahwa An analysis of percentage
financial statements where all balance sheet or income statement figures for a
base year equal 100.0 (percent) and subsequent financial statement items are
expressed as percentages of their valuesin the base year. Analisis ini
mengubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar 100.
Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun
yang dianggap normal.
3. Analisis Ratio
Analisis ini mengungkap hubungan yang menyatakan kondisi keuangan suatu
perusahaan. Ada dua jenis dasar analisis perbandingan yaitu analisis tren
(perhitungan rasio dari waktu ke waktu) dan perbandingan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sejenis.
28
2.11. Rasio sebagai Alat Analisis
Menganalisis laporan keuangan diperlukan rasio-rasio untuk menghitung
aspek-aspek tertentu yang memberikan fungsi atau informasi yang dibutuhkan
oleh para pengguna. Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland yang
dikutip Sawir (2001) adalah:
1. Liquidity Ratio. Rasio ini mengukur kesanggupan perusahaan dalam
membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
2. Leverage Ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan telah
menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivanya.
3. Activity Rasio. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya
4. Profitability Rasio. Rasio ini mengukur keberhasilan manajemen seperti
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
5. Valuation Ratio. Rasio ini menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio
tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil
pengembalian.
Analisa rasio memiliki kelebihan dibandingkan teknik analisa lainnya.
Brigham (2004) mengemukakan bahwa kelebihan tersebut antara lain rasio berupa
angka-angka
yang
lebih
mudah
dibaca
dan
ditafsirkan,
rasio
dapat
membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lainnya secara periodik dan
lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang. Kekurangan analisa rasio dibandingkan dengan teknik analisa lainnya
adalah sebagai berikut:
1. Secara umum perusahaan memiliki lini bisnis yang berbeda dengan
perusahaan lainnya, jadi sulit menentukan standar rasio yang tepat.
2. Perbedaan penggunaan metode akuntansi yang berbeda tiap perusahaan.
3. Rasio industri rata-rata bukan merupakan sasaran yang akan dicapai
perusahaan.
4. Rasio disusun dari data-data akuntansi, dan data-data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil dari
manipulasi.
29
2.12. ROI (Return On Investments)/ROA (Return On total Asset)
Laba atas investasi (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat
investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan
keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang
diberikan oleh modal yang ditanam (Siegel dan Shim, 1999). Analisa ROI adalah
analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu
teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI
merupakan teknik yang biasa digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari seluruh kegiatan perusahaan. ROI adalah salah satu
bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio
profitabilitas ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya
perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004).
Menurut Habib (2008) bahwa Rasio return on total asset (ROA) adalah
rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari
suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori,
rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on
total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI).
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk operasi).
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan
dengan penjualannya.
Kegunaan analisa ROI adalah (1) sifatnya yang menyeluruh; (2)
membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan
lain yang sejenis; (3) mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
30
divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan; (4) mengukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan; (5) berguna untuk keperluan kontrol dan
perencanaan.
Kelemahan analisa ROI adalah (1) kesukarannya dalam membandingkan
rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat
bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing
perusahaan tersebut adalah berbeda-beda; (2) adanya fluktuasi nilai dari uang
(daya belinya); (3) tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan
antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang
memuaskan.
Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian
atas investasi modal atau pengembalian atas investasi (return on investment-ROI),
merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Dengan ROI kita
dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan
relatif terhadap risiko investasi modal, serta membandingkan pengembalian atas
investasi modal dengan pengembalian investasi altenatif. Analisis pengembalian
atas investasi modal membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya
terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Analisis ini menentukan
kemampuan preusan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan,
membayar kreditor dan memberikan imbalan kepada pemilik. Pengembalian atas
investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk: (1)
efectivitas manager, (2) tingkat profitabilitas, (3) peramalan laba, serta (4)
perencanaan dan pengendalian (Wild, J.J dan Subramanyam, K.R, 2005).
Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai
tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar
membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Investasi akan dilakukan
hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa
depan yang diinginkan, sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang
lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita harapkan
(Keown, 2004).
31
2.13. Analisis Risiko
Risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak
menguntungkan akan terjadi. Risiko dapat diukur dengan beberapa cara yang
berbeda dan kesimpulan yang berbeda tentang bagaimana tingkat risiko aktiva
dapat diketahui tergantung pada ukuran yang digunakan. Beberapa hal yang perlu
diingat adalah sebagai berikut:
1. Semua aktiva keuangan diharapkan menghasilkan arus kas dan tingkat risiko
aktiva ditentukan dari tingkat risiko arus kasnya.
2. Tingkat risiko aktiva dapat dipertimbangkan dengan dua cara: (1) atas dasar
berdiri sendiri (stand-alone basis) dimana arus kas aktiva dianalisis oleh
mereka sendiri, atau (2) dalam konteks portofolio, dimana arus kas dari
sejumlah aktiva digabungkan dan kemudian arus kas konsolidasi tersebut
dianalisis.
3. Risiko aktiva dalam konteks portofolio dapat dibagi menjadi dua komponen:
(1) komponen risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk
component) dan (2) komponen risiko pasar (market risk component).
4. Aktiva dengan tingkat risiko relevan (pasar) yang tinggi harus memberikan
tingkat pengembalian yang tinggi untuk menarik para investor. (Brigham,
2004)
Siamat (2004) mengemukakan bahwa memprediksi risiko dalam investasi
merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada
prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga
(prica volatility). Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Risiko daya beli (purchasing power risk). Sifat investor dalam menangani
faktor risiko di pasar modal ini terdiri dari dua yaitu investor yang tidak
menyukai risiko (risk averter) dan investor justru menyukai menantang
risiko (risk averse). Bagi investor kategori pertama ini akan mencari atau
memilih jenus investasi yang akan memberikan keuntungan yang
jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan
sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan untuk memperoleh
pendapatan dan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama. Akan
32
tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk
mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu
tersebut telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima
keuntungan (return) yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, risiko
daya beli ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
b. Risiko bisnis (business risk). Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya
kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula
kemampuan perusahaan (emiten) membayar bunga atau deviden.
c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk). Naiknya tingkat bunga biasanya
menekan harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap
termasuk harga-harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan
tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya
tingkat suku bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar
modal.
d. Risiko pasar (market risk). Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya
hampir semua harga saham di Bursa Efek mengalami kenaikan.
Sebaliknya apabila lesu (bearish), saham-saham akan ikut pula mengalami
penurunan. Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga-harga
surat berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas
kemampuan perolehan laba perusahaan.
e. Risiko likuiditas (liquidity risk). Risiko ini berkaitan dengan kemampuan
suatu surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan dengan tanpa
mengalami kerugian yang berarti.
2.14. Beta
Koefisien beta adalah mengukur tingkat pergerakan pengembalian saham
yang telah ada terhadap saham pasar. Rata-rata risiko saham didefinisikan sebagai
saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar umum yang
diukur oleh beberapa indeks. Jika sebuah saham mempunyai beta yang positif,
maka kita akan mengharapkan pengembalian yang meningkat apabila pasar saham
secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan dapat menyebabkan
33
pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah positif
(Brigham, 2004). Beta portofolio adalah rata-rata tertimbang sederhana pada
modal dari saham individu, di mana tertimbang adalah presentase dari dana yang
diinvestasikan pada tiap saham. Beta portofolio mengukur rata-rata daya reaksi
dari pengembalian portofolio pada pergerakannya di pasar umum (Keown, 2004).
2.15. Penelitian Terdahulu
Wicaksono, D.T. (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Portofolio
Optimal dari Saham Sektor Industri Keuangan di Bursa Efek Jakarta,
mengemukakan bahwa (1) saham-saham sektor keuangan berdasarkan tingkat
pengembalian dan risikonya yang memiliki kinerja terbaik adalah saham ABDA
(sub sektor asuransi), saham BGIN (sub sektor bank), saham MITI (sub sektor
perusahaan efek) dan saham MTFN (sub sektor lembaga pembiayaan); (2) sahamsaham sektor keuangan yang termasuk kedalam saham unggulan pada sub sektor
bank memiliki jumlah saham unggulan terbanyak dan dinilai sebagai sub sektor
yang paling baik, yaitu saham INPC, MAYA, BGIN, BVIC, NISP, BBIA, BABP,
BNGA, BDMN,BNII, BBRI, BEKS, BMRI, BBNI, LPBN, PNBN; (3) portofolio
optimal pada sub sektor keuangan (asuransi, bank, perusahaan efek dan lembaga
pembiayaan) memiliki tingkat pengembalian dan risiko rendah; (4) membentuk
portofolio optimal saham sektor industri keuangan yang terdiri dari portofolio
optimal yang dihasilkan pada masing-masing sub sektor asuransi, bank,
perusahaan efek dan lembaga pembiayaan; (5) melalui pembandingan antara
investasi portofolio saham-saham sektor keuangan dengan deposito, maka dapat
ditentukan tercapainya suatu bentuk investasi portofolio
yang aman (dengan
tingkat risiko minimum) dan tingkat pengembalian maksimal.
Hasil penelitian Dewoprojo, W.K. (2005) tentang Analisis Investasi Saham
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004 menyatakan
bahwa (1) tingkat suku bunga deposito mempengaruhi saham GGRM dan HMSP,
sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh
terhadap saham MLBI, GGRM dan HMSP, sedangkan IHSG tidak terpengaruh
oleh kedua faktor makro ekonomi tersebut; (2) harga saham antar perusahaan
(industri) barang konsumsi di BEJ tidak saling mempengaruhi; (3) investasi dalam
34
bentuk saham perusahaan (industri) barang konsumsi di BEJ pada umumnya
memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat hasil yang rendah.
Penelitian Widyaningdyah (2001) tentang Analisis Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di
Indonesia dengan tujuan untuk menguji pengaruh reputasi auditor, jumlah dewan
direksi, leverage dan persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO
terhadap earnings management, yang di-proxy-kan dengan discretionary accruals.
Berdasarkan hasil pengujian hanya leverage saja yang berpengaruh signifikan
terhadap earnings management. Hasil penelitian ini mendukung temuan Dechow
et.al (1996) bahwa debt motivation yang salah satu proxy-nya adalah leverage,
berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Perusahaan yang
terancam default cenderung melakukan earnings management dengan menaikkan
laba. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki posisi bargainingnya saat
negosiasi ulang atau perusahaan melakukan go public untuk mendapatkan dana
segar karena kesulitan mencari dana pinjaman. Earnings management untuk
perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan
perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya.
Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan
Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar Terhadap ROA
dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia, diteliti oleh
Martono (2002) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tiga
variabel, yaitu ROA industri, intensitas modal tertimbang dan leverage keuangan
tertimbang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan. Kedua,
tiga variabel, yaitu ROE industri, leverage keuangan tertimbang dan pangsa pasar
terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROE. Ketiga, berdasarkan nilai R2, hasil
analisis regresi ROE lebih robust dibandingkan hasil analisis regresi ROA.
Keempat, profitabilitas industri terbukti superior dalam menjelaskan ROA,
sedangkan variabel yang superior dalam menjelaskan ROE adalah rasio leverage
keuangan tertimbang.
35
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pada pasar saham atau stock exchange
terdapat mekanisme pasar dimana didasarkan pada permintaan dan penawaran.
Harga-harga dalam pasar saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi
penutupan terakhir pada hari bursa.
Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Kondisi keuangan suatu perusahaan (pengembalian ke investor baik) bergantung
pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain.
Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan
investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode
tertentu. Capital gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli
saham dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih
luas. Kieso (2002) dalam Lucky (2006).
Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 membuat
laporan keuangan memberikan informasi kepada investor. Laporan keuangan
merupakan laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan terutama
neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas. Neraca
merupakan daftar seluruh aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu entitas
pada suatu tanggal tertentu. Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan
dan pengeluaran atau beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu.
Berdasarkan laporan laba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha
perusahaan, salah satunya laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit
After Tax).
Laporan keuangan perusahaan menginformasikan juga tentang biaya hutang
(kewajiban) yaitu kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus
dibayarkan kepada pihak luar dan modal yang dimiliki atau ekuitas pemilik.
36
Berdasarkan hutang (kewajiban) dan modal (ekuitas pemilik) maka akan diketahui
total asset (total aktiva). Setelah diketahui NOPAT dan total asset (total aktiva)
maka dapat dihitung nilai ROI. Habib (2008) berpendapat bahwa return on
investment (ROI) disebut juga Rasio return on total asset (ROA) yaitu rasio yang
menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu
investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori,
rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset.
Setelah nilai ROI diketahui, maka dapat dilihat kinerja yang dihasilkan oleh
manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai informasi bagi investor.
Berdasarkan informasi tersebut investor dapat menentukan pembelian saham
kembali pada pasar modal. Seluruh proses di atas dapat dilihat dengan
menggunakan program Visual Basic yang memberikan banyak kemudahan bagi
investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya.
Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
37
3.2. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat. Metode statistik deskriptif dapat juga digunakan bila peneliti
hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
3.2.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan Oktober
2008 dan dilanjutkan sampai dengan bulan Februari 2009. Lokasi pengumpulan
dan pengolahan data diperoleh dari publikasi beberapa instansi yaitu: (1) Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang dahulu disebut Bursa Efek Jakarta, (2) Pusat Referensi
Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta
atau website http://www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berbentuk time series dan cross section dari tahun
2004-2009 dengan mengambil 45 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Data-data tersebut meliputi Laporan tahunan dari
perusahaan, Jumlah Total Aktiva diambil dari neraca laporan tahunan, besarnya
laba bersih tiap tahun dari laporan rugi laba. Data sekunder yang digunakan
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan adalah gambaran umum
perusahaan, laporan keuangan, equity LQ45 dan data bulanan indeks harga saham
gabungan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dan
bergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun
2004-2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota
populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik
adalah pengambilan sampling yang termasuk non random sampling adalah
purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu mengambil sampel yang
ditentukan peneliti (Nasir, 1999).
Berdasarkan asumsi di atas, maka sampel yang ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu 10 perusahaan dari 25 perusahaan
yang memiliki posisi yang tetap dalam Indeks LQ45 dan metode periode yaitu
38
Agustus 2005–Februari 2009. Sampel perusahaan yang diteliti adalah perusahaanperusahaan yang selama periode tersebut memenuhi persyaratan bahwa
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode
tahun 2004 dan 2008 dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai laporan
keuangan selama penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dan dilaksanakan adalah
penelitian literatur untuk dijadikan landasan dalam penelitian, penelitian lapangan
yaitu data yang diperoleh dari lembaga tertentu, dalam hal ini Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi dari internet, data-data perusahaan, buku-buku yang
menunjang dan literatur perpustakaan. Selama penelitian dilakukan pengamatan
langsung dengan cara peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan di BEI dan
melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset selama 2
bulan (Oktober-November 2008).
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta
berdasarkan Akta No. 11 tertanggal 10 September 1999 dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-19958
HT.01.01.TH.99 tertanggal 13 Desember 1999 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tertanggal 15 Januari 2002, Tambahan
No. 559. Perusahaan memulai operasi komersil pada tanggal 4 Juli 2000.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta No.4 tertanggal 7 April 2005 yang dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, SH., Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal disetor Perusahaan
sebesar Rp 21.900.000.000. Peningkatan modal disetor tersebut berasal dari hasil
Penawaran Umum Terbatas I (right issue) tahun 2005 sebesar 219.000.000 lembar
saham dengan nominal Rp 100 dan harga perolehan sebesar Rp 125. Dengan
adanya peningkatan modal disetor tersebut, maka modal disetor Perusahaan
menjadi Rp. 58.400.000.000. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) telah
menyetujui peningkatan modal tersebut melalui surat No. S-240/PM/2005
tertanggal 3 Februari 2005. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
39
lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha sebagai perantara pedagang efek,
penjamin emisi efek dan manajer investasi. Perusahaan berdomisili di Jakarta.
Perusahaan telah mendapat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan
Manajer Investasi dari Ketua BAPEPAM masing-masing berdasarkan Surat
Keputusan No. KEP-01/PM/PEE/2000 tertanggal 29 Februari 2000 dan No. KEP03/PM/MI/2001 tertanggal 28 Mei 2001. Surat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek mencakup ijin sebagai Perantara Pedagang Efek.
3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang
dilaporkan kepada Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2004-2009 berupa
laporan keuangan konsolidasian yang didalamnya diawali dari laporan auditor
independen kepada para pemegang saham yang ditandatangani oleh Akuntan
Publik. Neraca konsolidasian setiap perusahaan diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Penyajian data
dilengkapi grafik dan gambar.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis
fundamental dan analisis teknikal (Bodie, Kane dan Marcus, 2005) yaitu untuk
menilai tingkat pengembalian saham oleh investor. Analisis pendekatan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Fundamental
Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi faktorfaktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili nilai
perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab apakah
nilai suatu saham undervalue atau overvalue. Analisis fundamental menggunakan
data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan informasi yang
relevan.
Investor akan membeli saham yang underprice dan menjual saham tersebut
saat overprice (Francis,1993). Nilai intrinsik suatu saham dapat di estimasi atau
dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu :
40
a. Pendekatan Aktiva Bersih (Net Asset Approach)
Pendekatan ini menunjukkan nilai intrinsik saham dilihat dari nilai aktiva
bersih untuk per lembar saham biasa yang ditunjukkan dengan rumus :
NAPS =
Nilai buku aktiva bersih keseluruha n
Jumlah saham biasa yang beredar
................ (1)
b. Pendekatan Dividen (Dividen Valuation Approach)
Estimasi nilai intrinsik saham dengan memperhitungkan nilai dividen yang
akan diterima dari investasi saham tersebut di masa depan, rumusnya:
Harga Saham (Po) =
Dimana :
d
1
Rg
............................. (2)
d1 = Cash dividen for next period
R = Required rate of return
G = Expected growth on dividen
c. Pendekatan Laba (Earning Valuation Approach)
Estimasi nilai intrinsik saham dilakukan secara tidak langsung dengan
menghitung earning multiplier, dengan rumus:
Earning multiplier =
Dimana: d
d EPS
rg
..................... (3)
= Cash dividen
EPS = Earning per share
R
= Risk – adjudted Discount rate
g
= Growth rate
Nilai intrinsik saham dalm bentuk earning multiplier ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan nilai PER (price earning ratio) dari saham tersebut.
2. Analisis Teknikal
Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka
pendek yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal
adalah sebuah metode analisis yang menitikberatkan pada pergerakan pasar.
Metode ini dijalankan dengan cara memperhatikan perubahan harga dan volume
perdagangan saham dipasar (Young dan O’Byrne, 2001) .
Menghitung Adjusted Invested Capital akhir tahun n:
41
Format Perhitungan Invested Capital
Total Asset
(-) Kewajiban-kewajiban tanpa beband bunga
Invested Capital yang belum disesuaikan
Penyesuaian-penyesuaian EVA
(-) Aktiva pajak Tangguhan
+ Pengeluaran untuk eksplorasi
+ Pengeluaran untuk eksplorasi yang ditangguhkan EVA dan belum
diamortisasi
+ Pengeluaran untuk riset dan pengembangan
+ Pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang ditangguhkan
dan belum diamortisasi
+ Penyisihan piutang tahun ini
+ Penyisihan penurunan nilai persediaan
+ Penyisihan garansi
+ Deferred Income
+ LIFO reserve tahun ini
+ Akumulasi amortisasi goodwill
Invested Capital yang telah disesuaikan
xx
(xx)
xx
(xx)
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Average Invested Capital diperoleh dengan cara sebagai berikut :
invested capital akhir tahun n  invested akhir tahun n  1
.....................(4)

2
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan
yang
dibuat setiap perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan dilaporkan kepada
investor melalui laporan tahunan. Data diperoleh dari BEI dan melalui situs
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri
dari Neraca Konsolidasian dan Laporan Laba Rugi Konsolidasian. Data yang
diolah dari Neraca Konsolidasian adalah sebagai berikut :
a. Kewajiban Lancar terdiri dari uang muka pelanggan, hutang usaha, hutang
lain-lain, biaya yang harus dibayar, hutang pajak, pinjaman bank jangka
pendek, penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan, bagian pinjaman
bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, hutang derivatif,
hutang obligasi.
b. Kewajiban Tidak Lancar terdiri dari hutang pihak hubungan istimewa,
kewajiban pajak tangguhan, pinjaman bank jangka pendek setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, penyisihan
imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja.
42
c. Ekuitas terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih nilai
transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, selisih transaksi
perubahan ekuitas anak perusahaan, saldo laba.
d. Aktiva Lancar terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, uang muka,
pajak pertambahan nilai dibayar dimuka, piutang derivatif.
e. Aktiva Tidak Lancar terdiri dari kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya, piutang pihak hubungan istimewa, aktiva pajak
tangguhan, aktiva tetap, Goodwill, Tagihan restitusi pajak, aktiva lain-lain.
Laporan keuangan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan
para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan kegiatan
usaha. Prosedur analitis dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos
keuangan pada laporan tahun berjalan dengan pos-pos terkait pada laporan
periode sebelumnya. Analisis persentase peningkatan dan penurunan yang
berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan komparatif (analisis
horizontal). Jumlah setiap pos pada laporan tahun terakhir dibandingkan dengan
pos terkait pada satu atau lebih laporan sebelumnya. Jumlah peningkatan atau
penurunan setiap pos dicatat beserta persentase peningkatan atau penurunannya
(Warren, 2006). Laporan keuangan yang diperoleh dari BEI dihitung dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dikelompokkan per tahun (2004-2008),
serta hasilnya dianalisis. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibandingkan
pertumbuhan dan perkembangan kinerja perusahaan, yaitu pertumbuhan tahun
berjalan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Selisih dari
jumlah aktiva pertahun dihitung dengan menggunakan persentase, maka dapat
memperlihatkan perkembangan kinerja keuangan perusahaan secara umum.
Rumus perhitungan perkembangan sebagai berikut:
JATB  JATS
x100% ................................................ (5)
JATS
Keterangan:
JATB = Jumlah Aktiva Tahun Berjalan
JATS = Jumlah Aktiva Tahun Sebelumnya
Perhitungan pertumbuhan ini berlaku untuk pertumbuhan laporan laba rugi,
NOPAT, dan Return on Investment.
43
2. Total Aset/Total Aktiva
Tingkat laba Indeks LQ45 adalah perbandingan nilai Indeks LQ45 pada hari
ke-1 dengan nilai indeks LQ45 pada hari ke t-1. Tingkat laba rata-rata Indeks
LQ45 adalah Nilai rata-rata pengembalian suatu investasi dalam periode
tertentu. Deviasi standar adalah tingkat fluktuasi yang distandarisasi dengan
perhitungan statistik. Koefisien variasi adalah tingkat distribusi resiko
(dispersi) dengan membandingkan standar deviasi dan laba rata-rata.
3. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi terdiri dari laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, beban usaha diperoleh dari beban penjualan dan beban
umum.
Laba
usaha
diperoleh dari
laba
kotor dan beban
usaha.
Beban/pendapatan lain-lain diperoleh dari beban bunga dan keuangan, selisih
antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian atas pelepasan anak
perusahaan, keuntungan (kerugian) selisih kurs bersih, beban amortisasi
goodwill, pendapatan bunga, keuntungan (kerugian) kontrak berjangka
komoditi dan lain-lain. Laba sebelum pajak penghasilan diperoleh dari laba
usaha dan beban (pendapatan) lain-lain.
4. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT)
Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) terdiri dari beban pajak
penghasilan yang diperoleh dari pajak kini dan pajak tangguhan. Laba
sebelum hak minoritas yang diperoleh dari laba sebelum pajak penghasilan
dan beban pajak penghasilan. Laba bersih (NOPAT) diperoleh dari laba
sebelum hak minoritas dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.
Format Perhitungan NOPAT (Young & O’Byrne, 2001) adalah sebagai
berikut:
Pendapatan Operasi (Operating Income)
+ Pendapatan bunga
+ Pendapatan ekuitas
+ Pendapatan investasi lainnya
(-) Beban pajak penghasilan
(-) Pembebasan terhadap biaya bunga
NOPAT yang belum disesuaikan
Penyesuaian-penyesuaian EVA :
+ Beban pajak tangguhan (deferred tax expense)
+ Pengeluaran untuk eksplorasi
(-) Amortisasi pengeluaran untuk eksplorasi
yang ditangguhkan oleh EVA
xx
xx
xx
xx
(xx)
(xx)
xx
xx
xx
(xx)
44
+ Pengeluaran untuk Riset dan Pengembangan
(-) Amortisasi pengeluaran untuk riset dan pengembangan
yang ditangguhkan oleh EVA
+ Peningkatan penyisihan piutang pada tahun ini
+ Peningkatan LIFO reserve (Cadangan LIFO)
+ Peningkatan penyisihan penurunan nilai persediaan
+ Peningkatan penyisihan garansi
+ Peningkatan deferred income
+ Amortisasi goodwill
NOPAT yang telah disesuaikan
xx
(xx)
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
3.2.3 Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya
dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul
apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar
kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat
melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang
menjanjikan. Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi
solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah.
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang
lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan
persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali
lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva
lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka
semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR
berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva
lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Formula
current ratio adalah:
Current Ratio (CR ) 
aktiva lancar
hu tan g lancar
................................ (6)
b. Acid Test (quick) Ratio
Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar.
45
Formula QR adalah:
Quick Ratio (QR) 
aktiva lancar  persediaan
hu tan g lancar
..................... (7)
2. Leverage Ratio (Rasio Hutang)
Leverage ratio (Rasio Hutang) adalah rasio yang membandingkan antara
dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman. Makin besar pinjaman yang
digunakan perusahaan, makin besar kreditur mempunyai kendali terhadap
perusahaan. Rasio hutang merupakan strategi maupun informasi dalam
menentukan manfaat uang. Apabila suku bunga pinjaman lebih kecil dari return
on investment (ROI), maka perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding
menambah modal sendiri atau sebaliknya.
Perhitungan rasio hutang bisa menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
melalui
neraca
dan
laporan
laba/rugi.
Pendekatan
melalui
neraca
menginformasikan seberapa besar hutang digunakan untuk aktiva. Pendekatan
melalui laporan laba/rugi menginformasikan seberapa besar hutang bisa ditutup
dengan laba operasional. Pemakaian keduanya sangat penting karena bisa
menutupi kelemahan masing-masing.
1. Total Debt to Total Asset Rasio
Definisi total debt to total asset ratio adalah rasio yang membandingkan
antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk
mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan
operasional.
Rasio Hu tan g 
Total hu tan g
Total Aktiva
........................... (8)
2. Time Interest Earned Ratio (TIE)
Rasio hutang ini membagi laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dengan
beban bunga. Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba
mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap
kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan.
TIE 
laba sebelum bunga dan pajak
...................... (9)
Beban bunga
46
3. Fixed Chance Coverage
Rasio fixed chace coverage mempunyai manfaat sama dengan TIE untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga tetap, sedangkan
rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
bunga secara periodik dan kewajiban membayar sewa pada jangka
panjang, termasuk biaya sewa (lease charge). Formula fixed change
coverage adalah:
Fixed Chance Coverage 
EBIT  beban sewa
Beban bunga  beban sewa
.................. (10)
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam
mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio
yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk
penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan laba/rugi. Kondisi
perusahaan dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai
perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis
yang besar (efektif) walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam
jumlah yang sama.
1. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan
persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. Apabila
perhitungan perputaran persediaan memakai formula penjualan dibagi
persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama, apabila
penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan oleh
harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi
kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian
berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan
lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun
dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok
penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya.
Formula perputaran persediaan adalah:
47
Perputaran Persediaan 
H arg a Pokok Penjualan
.............. (11)
rata  rata persediaan
2. Average Collection Period
Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih
piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian
piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang.
Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya
yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang,
diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah
ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah
hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang.
Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama
(perhitungan rata-rata penjualan harian). Formula rata-rata penjualan/hari
dan Average Collection Period adalah:
Rata  rata Penjualan / hari 
Average Collection Period 
Penjualan
.............................. (12)
360
Piu tan g
rata  rata penjualan / hari
........ (13)
3. Fixed Asset Turnover
Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara
penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas
pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran
aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian
aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar
otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada
perusahaan. Formula fixed asset turnover adalah:
Perputaran Aktiva Tetap 
Penjualan
Aktiva tetap bersih
................... (14)
4. Total Asset Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva.
Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva.
Formula total asset turnover adalah:
48
Perputaran Total Aktiva 
Penjualan
Total aktiva
................. (15)
4. Profitabilitas Ratio
Rasio keuntungan merupakan hasil akhir perusahaan dalam menjalankan
tugas. Rasio ini berhubungan dengan tingkat keuntungan dan kerugian
perusahaan. Efektifitas suatu perusahaan terlihat dari rasio ini. Semakinefektif
manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Bentuk rasio profitabilitas adalah:
1. Profit Margin on Sales
Profit margin on sales digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari penjualan. Cara
perhitungan rasio profit margin on sales adalah membandingkan laba
bersih dengan total aktiva. Indikatornya profit margin yang tinggi
menunjukkan kecerdasan perusahaan yang tinggi dalam mencari laba.
Formula profit margin on sales adalah:
Pr ofit M arg in on Sales 
laba bersih
........... (16)
total aktiva
2. Return on Total Asset (ROA)
Return on total asset (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat
pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio
ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini
membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on
total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI). Formula return
on investment adalah:
Re turn on Asset ( ROA) 
Laba bersih
............ (17)
Total aktiva
Analisis ROI dalam analisis keuangan mempunyai peranan yang sangat
penting karena ROI disini merupakan teknik analisis secara menyeluruh.
Analisis ROI digunakan dalam mengukur tingkat efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan (James C. Van Horne, 1992).
ROI 
Net Fropit After Tax
................................... (18)
Total Assets
49
Atau
ROI 
Net Frofit After Tax
Net Sales
................. (19)
x
Net Sales
Total Assets
3. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth)
Rasio pengembalian modal digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik.
Walaupun mengukur laba, rasio ini tidak menghitung deviden atau capital
gain. Alasannya, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang
sebenarnya. Rasio pengembalian modal membandingkan antara laba
bersih dengan modal pemilik. Formula return on net worth adalah:
Re turn on Net Worth 
Laba bersih
......................... (20)
Modal pemilik
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Perhitungan rasio pertumbuhan
memakai data perusahaan, sejak berdiri dan menjalankan bisnis. Titik awal yang
dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan, seperti: kondisi
perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan negara-negara
maju (development market). Efek inflasi harus dihilangkan terlebih dahulu, agar
diperoleh hasil yang konsisten. Caranya adalah menggunakan nilai tetap (fixed
rupiah value). Elemen penting untuk menghitung rasio pertumbuhan, antara lain:
penjualan, laba bersih, laba per lembar saham, harga pasar per lembar, deviden
dan nilai buku saham. Formula rasio pertumbuhan adalah:
n
 Xn 
Rasio Pertumbuhan     1
 Xo 
Dimana:
Xn = nilai akhir
Xo = nilai dasar
n = jumlah tahun
.............................. (21)
50
6. Valuation Ratio
Rasio penilaian digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai pada masyarakat sehingga calon investor dimungkinkan
menghargai nilai saham, baik yang lebih tinggi dari nilai buku atau sebaliknya.
Jadi, rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor, walaupun manajemen juga
memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan manajemen adalah untuk rigth
issue.
1. Price to Earning Ratio (PER)
Price to earning ratio membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan
laba/lembar. PER digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Indikator PER adalah, semakin tinggi nilai
PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor, perusahaan
dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor beranggapan saham
dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan harga, sehingga
peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat kecil. Formula PER
adalah: rata-rata
PER 
h arg a pasar ( saham) rata  rata
laba per lembar saham
................... (22)
2. Market to Book Ratio (MBR)
Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh
perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah
rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku.
Formula MBR dan book value adalah:
MBR 
h arg a pasar ( saham) rata  rata
nilai buku ( saham)
Nilai Buku ( Saham) 
jumlah ekuitas
jumlah ( saham) beredar
............ (23)
......... (24)
3.2.4 Analisis Risiko
Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan
kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam
kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high returnhigh risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar
51
risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada
instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya.
Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi.
Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah
asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one
basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor
disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang
berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam
kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara
lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan
peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi),
melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif.
Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang
memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh
krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi
tidak mampu memproteksi nilai investasi.
3.2.5 Beta
Beta (ß) merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang
terjadi dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham
dalam suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses
keuntungan suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar (Habib, 2008).
Formula beta adalah:
i 
ko var ians Ri , Rm
var ian Rm
.......................... (25)
Kovarian (Ri, Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat
pengembalian pasar
Varian (Rm)
= varian tingkat pengembalian pasar
Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi
perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis,
suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang
sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar
52
lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun
juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60 (Keown, 2004).
3.3. Model Program Komputer Analisis LQ45
Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk
informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah
informasi. Penelitian ini mengembangkan suatu model program komputer untuk
menghitung dan menganilisis penentuan posisi perusahaan-perusahaan yang
bergabung di BEI, baik dilihat dari kinerja masing-masing perusahaan maupun
dilihat dari kestabilan dalam posisi LQ45. Bahasa komputer yang digunakan
dalam pengembangan model adalah bahasa Visual Basic Net 2008 (VB.Net 2008)
yang menawarkan banyak kemudahan, antara lain bahasa pemprograman di
dalamnya benar-benar bahasa berbasis objek (Object Oriented Programming),
sehingga akses segala sesuatu seperti variabel dan fungsinya sudah dianggap
sebagai objek. Tujuan utama penggunaan bahasa komputer ini dalam penelitian
adalah untuk menciptakan hasil perhitungan keadaan aktual, faktual dan akurat
dari perusahaan-perusahaan LQ45. Tujuan lainnya adalah untuk menganalisis
penurunan dan peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
LQ45, serta dapat melihat tingkat kestabilan perusahan-perusahaan tersebut. Hal
ini sangat penting untuk membantu investor mendapatkan informasi tentang
investasi yang ditanam pada perusahaan-perusahaan yang dipilihnya.
Model program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data selain
diperoleh dari BEI langsung, diperoleh juga dari internet, serta hasil perhitungan
rasio keuangan, serta analisis risiko indeks LQ45 (10 perusahaan yang menjadi
sampel penelitian). Outcome dari model komputer yang digunakan adalah berupa
Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi, Hutang (Kewajiban), Modal
(Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah
Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan rasio keuangan, serta analisis risiko.
3.4. Visual Basic
Visual Basic berawal dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners Allpurpose Symbolic Instruction Code), karena bahasa BASIC cukup mudah
dipelajari dan popular. Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan fasilitas yang
53
memungkinkan menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis
dalam sebuah form (MADCOMS, 2006). Menurut Raymond, McLeod (2004)
dikatakan bahwa model program komputer merupakan suatu representasi sistem
berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi.
Wardhana (2007) mengatakan bahwa program Visual Basic Net (disingkat
VBNet) adalah bahasa pemprograman yang menawarkan banyak kemudahan
dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemprogram dapat dibuat
lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam pemprograman. Bahasa
pemprograman VBNet sekarang sudah benar-benar bahasa berbasis objek (Object
Oriented Programming), sedangkan pendahulunya belum total sebagai bahasa
berbasis objek. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VBNet juga mempunyai
akses penuh ke Net Framework, dimana Net Framework sendiri merupakan suatu
himpunan file-file pustaka yang telah terorginisir dan berguna sebagai fasilitas
untuk sistem dan aplikasi, sehingga seorang programmer tidak perlu lagi
menghapal fungsi-fungsi Windows API lagi untuk akses sistem.
Cara menjalankan program Microsoft Visual Basic 6.0 adalah sebagai
berikut:
1. Klik tombol Start pada taskbar, kemudian pilih menu Run, sehingga
akan tampil kotak dialog Run.
2. Klik Browse untuk menentukan folder dan file program Visual Basic 6.0
sehingga tampil kotak dialog Browse.
3. Klik tombol open pada kotak dialog Browse, lanjutkan dengan menekan
tombol OK pada kotak dialog Run.
Microsoft Visual Basic 7 atau Visual Basic.Net adalah suatu peningkatan
atau upgrade dari Visual Basic 6 sebelumnya. Visual Basic.Net direalisasikan
pada akhir-akhir tahun 1999, Microsoft memposisikan teknologi tersebut sebagai
platform untuk membangun suatu program yang tidak hanya membahas satu
bahasa pemrograman saja melainkan multi bahasa (Firdaus, 2006).
Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang sudah lama usianya.
Ditinjau dari bahasanya, Visual Basic (VB) termasuk bahasa pemrograman
generasi ketiga yang event-driven (dipicu oleh event) dan bukan procedure-driven
54
(seperti Pascal). Visual Basic ditinjau dari jenisnya adalah software pemrograman
(rapid application development/RAD) yang berguna membuat program pada
sistem operasi windows saja. Versi VB pertama sampai VB ke-6, Visual Basic
masih menggunakan teknologi com untuk model pemrogramannya, namun hal ini
berganti sejak Visual Basic beralih ke teknologi dot NET.
Visual Basic.NET (VB.NET) adalah bahasa pemrograman berorientasi
objek (object oriented) yang merupakan lanjutan dari Visual Basic sebelumnya.
VB.NET memiliki banyak fitur yang memungkinkan seorang programmer
membuat program dengan lebih cepat, mudah dan dengan bahasa yang didesain
lebih modern dibandingkan VB sebelumnya, sehingga program yang dihasilkan
lebih bagus. Versi terakhir VB.NET sekarang ini adalah versi VB.NET 2008.
Visual Basic 2008 atau sering disebut sebagai VB 9.0 merupakan rilis ke-9
dari produk Visual Basic Microsoft yang sudah cukup lama ada dan legendaries.
Visual Basic sudah ada di dunia semenjak awal tahun 1990an dan kini usianya
yang hampir 20 tahun, Visual Basic net 2008 telah merilis ke publik semenjak
tanggal 10 November 2007.
Visual Basic NET 2008 merupakan versi ketiga dari generasi VB.NET
setelah berevolusi dari versi VB biasa. Versi pertama adalah VB.net 2003,
kemudian disusul dengan VB.net 2005 hingga sekarang Visual Basic net 2008.
Versi vb.net 2008 ini yang dikemas dalam paket visual studio 2008, Microsoft
telah menambahkan beberapa fitur seperti dikutip dari Wikipedia berikut:
1. Ada operator if tingkat ketiga yang menggantikan fungsi IIF.
2. Bisa mendukung tipe anonim, fitur ini merupakan fitur untuk Visual
Basic.NET 9.0 yang memungkinkan tipe date yang memiliki nama field
dibuat secara implisit dari kode yang memerlukannya. Karena tipe anonim
tidak perlu diketikkan, tipe ini akan disimpan di variabel yang
dideklarasikan menggunakan keyword VAR.
3. Dukungan untuk LINQ: Language Integrated Query (LINQ) adalah
komponen NET framework yang berfungsi menambahkan fasilitas query
data secara native menggunakan sintaks yang mirip dengan SQL.
4. Mendukung ekspresi Lambda untuk matematika.
5. Adanya literal XML.
55
6. Adanya Type Interface.
Sama seperti versi VB.NET sebelumnya, sintaks yang dipakai di Visual
Basic.NET 2008 tidak jauh berbeda dengan teman-temannya sesama net
(Efisitek.Com dan R. Fikriansyah, 2008). Berdasarkan uraian dari bab-bab
sebelumnya dan uraian di atas, maka gambaran alur pikir penelitian secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Alur Pikir Penelitian
56
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum BEI
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan
(trading floor) dimana para floor trader menempati booth-booth transaksi di
Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
Namun saat ini semua PE-AB (Pasar Efek Anggota Bursa) telah memiliki sistem
Remote Trading. Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di BEI adalah saham,
bukti right, waran, Kontrak Opsi Saham (KOS) dan dalam waktu dekat ETF
(Exchange Traded Fund) juga akan diperdagangkan.
Sejak 22 Mei 1995, sistem perdagangan di BEI sudah menggunakan sistem
komputer otomatis yang disebut sebagai Jakarta Automated Trading System
(JATS), sedangkan kegiatan administratif dan manajemen BEI terpusat di lantai 4
gedung yang sama. Mekanisme untuk mengatur perdagangan tersebut BEI
mengeluarkan peraturan No II-A.1, lalu dirubah/ditambah dengan Keputusan
Direksi BEJ No Kep-307/BEJ/12-2006.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan semua
order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang
bertindak untuk perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Pedagang
Efek (WPPE). Semua order yang diterima dimasukkan ke terminal masing-masing
dengan menggunakan JATS, kemudian order-order tersebut diolah oleh komputer
yang akan melakukan matching dengan mempertimbangkan prioritas harga dan
prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di BEI adalah sistem lelang
secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa.
Seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam
sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat ini BEI sudah mulai
menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS, sehingga seluruh
perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa,
bahkan dari luar Jakarta.
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi
dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman
57
pada Waktu JATS. Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari
Bursa sebagai berikut:
1. Pukul 09:10:00 sampai dengan 09:25:00, digunakan oleh Anggota Bursa
Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli;
2. Pukul 09:25:01 sampai dengan 09:29:59, JATS melakukan proses
pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi.
Lembaga Penunjang Pasar Modal:
1. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
2. Anggota Bursa Efek adalah perantara Pedagang Efek yang telah
memperoleh ijin usaha dari Bapepam dan memperoleh hak untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan
peraturan Bursa Efek.
3. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.
4.2. Gambaran Umum Perusahaan Indeks LQ45
Perusahaan
Indeks
LQ45
merupakan
perusahaan-perusahaan
yang
memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama. Pembahasan dalam penelitian ini,
perusahaan-perusahaan yang termasuk Indeks LQ45 dibatasi dengan menentukan
perusahaan yang berada dalam posisi 10 besar dari 24 perusahaan LQ45 yang
bertahan dari Februari 2005-Januari 2009 dan memiliki kondisi perkembangan
yang stabil. Perusahaan-perusahaan yang dibahas dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Perusahaan-perusahaan dalam 10 Posisi Bertahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Nama Perusahaan
Astra Argo Lestari Tbk
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Astra International Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Danamon Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bakrie & Brothers Tbk
Bank CIMB Niaga Tbk
Bank International Indonesia Tbk
58
Gambaran umum setiap perusahaan-perusahaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Astra Argo Lestari Tbk (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT
Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya,
S.H., No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra
Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari
notaris yang sama. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C210099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989
Tambahan No. 3626.
Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha
dengan PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni
1997 beserta perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan usaha
ini dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah
penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
dan meningkatkan modal dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2 triliun yang
terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh).
Perubahan nama dan peningkatan modal dasar perusahaan ini diaktakan dengan
Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997 dan disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C25992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan
No. 5616.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan guna memenuhi ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku di pasar modal, termasuk perubahan nama Perusahaan
menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk, dan persetujuan para pemegang saham atas
penawaran umum saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta
saham, diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 65 tanggal 11
Agustus 1997. Perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
dalam
Surat
Keputusan
No.
C2-
59
8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21 Agustus 1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan
No. 5617.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir untuk memenuhi Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, diaktakan dengan Akta
Notaris Benny Kristianto, S.H., No.83 tanggal 20 Juni 2008 dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-46707.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 31 Juli 2008. Sampai
dengan tanggal laporan ini, perubahan tersebut masih dalam proses untuk
diumumkan dalam Berita Negara.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan,
jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang
bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet.
Kantor pusat perusahaan dan anak perusahaan (Grup) berlokasi di Jalan
Pulo Ayang Raya Blok OR No. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta.
Perkebunan kelapa sawit perusahaan seluas 4.059 hektar (2007: kelapa sawit dan
karet masing-masing 4.032 hektar dan 67 hektar) berlokasi di Kalimantan Selatan
dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik
pengolahan anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Luas areal
Hak Guna Usaha yang dimiliki perusahaan dan anak perusahaan adalah seluas
228.772 hektar (2007: 231.508 hektar) dengan luas areal tertanam seluas 194.217
hektar (2007: 182.470 hektar). Beberapa anak perusahaan mengembangkan
perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal
tertanam seluas 57.174 hektar (2007: 55.721 hektar).
Pabrik pengolahan perusahaan dan anak perusahaan berkapasitas produksi
efektif 940 ton (2007: 865 ton) tandan buah segar per jam dan 600 ton (2007: 600
ton) inti sawit per hari, 300 ton (2007: 300 ton) minyak kelapa sawit (CPO) per
hari, dan 19,3 ton (2007: 19,3 ton) karet per hari.
Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan melakukan penawaran umum
perdana saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham dengan
60
nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar
Rp 1.550 (Rupiah penuh) per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (saat ini - Bursa Efek Indonesia).
2. Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk (Perusahaan)
didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 2 tahun 1968, dengan nama Perusahaan Negara (PN) Aneka
Tambang dan diumumkan dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56,
tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara
menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak
itu dikenal sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir pada tanggal 2 Juli 2008 sehubungan dengan, antara lain, perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 40 akta Notaris A.
Partomuan Pohan, S.H., LL.M No. 2 tanggal 2 Juli 2008. Perubahan terakhir
tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-40521.AH.01.02. Tahun 2008
tanggal 11 Juli 2008.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta
menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa
lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968.
Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan penawaran saham perdana kepada
masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari jumlah
1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Penawaran saham kepada
masyarakat tersebut dicatat di dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada tanggal 27 November 1997 (Pada tahun 2008, kedua bursa
tersebut digabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 31 Desember
2008, semua saham ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 9.538.459.749
lembar saham telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2002, saham
61
Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Australia (BEA) sebagai Chess
Depository Interest (CDI). Pada tanggal 31 Desember 2008, unit yang
diperdagangkan di BEA adalah sejumlah 381.538.390 unit CDI yang merupakan
1.907.691.950 saham biasa seri B. Berdasarkan Akta Notaris No. 39 tanggal 30
Mei 2007 dari notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, telah disetujui
dilakukannya pemecahan nilai nominal saham dari nilai nominal Rp 500 (rupiah
penuh) menjadi Rp 100 (rupiah penuh) per saham. Perdagangan saham
Perusahaan dengan nilai nominal baru per saham dilakukan mulai tanggal 12 Juli
2007. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen
TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.
3. Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan
nama PT Astra International Incorporated. Pada yahun 1990, perseroan mengubah
namanya menjadi PT Astra Internasional Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta,
Indonesia dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta.
Ruang
lingkup
kegiatan
Perseroan
adalah
perdagangan
umum,
perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa
konsultasi, sedangkan ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi
perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan
dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, dan teknologi informasi.
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal
20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir dibuat dengan Akta Notaris Masjuki, S.H., notaris pengganti
dari Imas Fatimah, S.H., No. 83 tanggal 24 Juni 2008 untuk memenuhi ketentuan
Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran
Dasar ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56114.AH.01.02 tahun 2008
tanggal 28 Agustus 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008, perseroan dan anak perusahaan (Grup)
62
memiliki karyawan kurang lebih 73.000 orang (2007: 70.000 orang) dengan
jumlah biaya karyawan untuk tahun yang terakhir pada tanggal 31 Desember 2008
adalah kurang lebih Rp 5,3 triliun (2007: Rp 4,4 triliun).
Seluruh anggaran dasar agar sesuai dengan Undang Undang Perseroan
Terbatas No. 1 tahun 1995 dilakukan dengan Akta Notaris Benny Kristianto No.
61 tanggal 11 Juni 1997. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6452HT.01.04.Th.97 pada
tanggal 9 Juli 1997. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A.
Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi
pemberian Wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham
dan/atau efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih
dahulu kepada para pemegang saham dan/atau pemegang efek bersifat ekuitas
yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham dan/atau efek
bersifat
ekuitas tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta dengan memenuhi
peraturan pasar modal dan bursa efek yang berlaku. Perubahan Anggaran Dasar
ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah
diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99
tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan
kepada masyarakat sejumlah 30 juta saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (dalam
satuan Rupiah) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 (dalam
satuan Rupiah) per saham. Pada tahun 1994, Perseroan melalui penawaran umum
terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600
saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun
yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi
tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800
saham.
Pada tahun 1997, sebagian pemegang obligasi konversi mengkonversikan
obligasinya menjadi 280.837 saham Perseroan. Pada tahun yang sama, Perseroan
melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah)
63
per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham yang mengakibatkan
jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474 saham.
Pada tahun 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, Perseroan
menerbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi Seri
III, di mana setiap pemegang satu right berhak untuk membeli satu saham
Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Rights ini
dapat dieksekusi sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 7 Januari 2004
(diperdagangkan sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 31 Desember 2003).
Sejumlah 253.158.665 (2003: 242.609.311) saham telah diterbitkan sehubungan
dengan eksekusi rights ini. Sisanya sebanyak 5.239.490 rights tidak dieksekusi
hingga berakhir masa berlakunya.
Pada bulan Mei 1999, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk
memberikan 70 juta saham Perseroan sebagai kompensasi berbasis saham bagi
karyawan dan eksekutif Perseroan melalui program Kompensasi Berbasis Saham
Karyawan (opsi saham karyawan). Pada tanggal jatuh tempo, tanggal 18 Mei
2004, sejumlah 64.754.000 (31 Desember 2003: 62.324.500) saham telah
diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut.
Pada tahun 2002, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak
memesan efek terlebih dahulu menawarkan 1.404.780.175 saham dengan harga
Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran tersebut diselesaikan pada
bulan Februari 2003.
4. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan di negara Republik Indonesia
dengan akte notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38
dengan nama N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory.
Akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10
Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No.
62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali; berdasarkan
akte Wargio Suhardjo, SH, pengganti notaris Ridwan Suselo, tanggal 21)Mei
1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk
perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham
64
Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi
perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PTiBank Central Asia Tbk.
Perubahan ini dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 29
Desember 1999 No.)62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.)C21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam
Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan
yang menyatakan pernyataan kembali seluruh pasal dalam Anggaran Dasar telah
diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-21311
HT.01.04.TH.2006 tanggal 20 Juli 2006 dan diumumkan dalam tambahan No.
897 pada Berita Negara No. 68 tanggal 25 Agustus 2006.
Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka
Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah
dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra
Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007
dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20
Februari 2007.
Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum.
Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No.
42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan
kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977.
Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jenderal
Sudirman kav. 22-23. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Bank memiliki
sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut:
Tahun
Cabang dalam negeri
Kantor perwakilan luar negeri
Jumlah
2008
2007
842
807
2
2
844
809
65
Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang
tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di
Hong Kong dan Singapura.
Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) No.)19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi
dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah
menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam
program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Indonesia No.1117/KMK.017/1999 dan No..31/15/KEP/GBI
tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk
Bank Taken Over.
Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank
menerima pembayaran sebesar Rp 60.877 milyar dari Pemerintah Republik
Indonesia. Jumlah ini terdiri dari (i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada
perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN (terdiri dari Rp 47.751
milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21)September 1998 dan Rp
4.975 milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999), dan (ii)
bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan
afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April
1999, sejumlah Rp)8.771 milyar, dikurangi dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah Rp 29.100 milyar atas
pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp 28.480
milyar. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk
membeli obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp.60.877 milyar
(terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp 2.752 milyar dan
obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp 58.125 milyar) melalui Bank
Indonesia.
Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal
25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku
efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
peraturan Bank Indonesia No.)2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank
Indonesia mengumumkan melalui Peng. No.)2/4/Bgub tanggal 28 April 2000,
66
bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank
telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1037/PM/2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham
melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp 331.200 juta
(harga penawaran Rp 1.400, dalam rupiah penuh, per saham), yang merupakan
22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari
divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN.
Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 (notulen
rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 25) menetapkan
untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500,
dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp)250, dalam rupiah penuh, per saham
dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham
(sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split) melalui Program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1611/PM/2001 tanggal 29)Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham
dengan jumlah nilai nominal Rp 147.200 juta (harga penawaran Rp 900, dalam
rupiah penuh, per saham), yang merupakan 10% dari modal saham ditempatkan
dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik
Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat
dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 16) menetapkan untuk
dilakukannya stock split dari Rp.250, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp
125, dalam rupiah penuh, per saham. Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004.
67
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 Mei 2005 (notulen
rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 42) menyetujui
untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) oleh Bank,
dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia,
jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh
saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu
sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham
tidak melebihi Rp 2.153.060 juta. Dengan surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia
tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana
pembelian kembali saham Bank. Per tanggal 31 Desember 2005 Bank belum
melakukan pembelian kembali saham.
RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra
Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian
kembali saham (buy back shares) tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa
pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari
waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah
saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% dari jumlah seluruh saham
yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya
123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak
melebihi Rp 678.013. Dengan surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11
Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait
dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II.
RUPSLB tanggal 28 November 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris
Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham
Bank (stock split) dari Rp 125 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 62,50 (nilai
penuh) per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan
ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan
dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang
diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008.
68
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2008 memutuskan untuk mengangkat Bapak
Sigit Pramono selaku Komisaris Independen Bank, efektif sejak tanggal 20
Agustus 2008 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat
persetujuan No. 10/116/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 20 Agustus 2008.
Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM, tanggal 26
November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap
II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai
dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000
lembar dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 (nilai penuh) per lembar saham.
Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan
13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan
pembelian Rp 808.585.
RUPSLB tanggal 18 Desember 2008 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., MSi. dengan akta No. 114), telah menyetujui
pengambilalihan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam
PT Bank UIB, berkedudukan di Jakarta Timur, sejumlah 42.500 saham, dengan
harga pembelian akhir sebesar Rp 248.257, sehingga Bank akan menjadi
pemegang 100% saham PT Bank UIB, persetujuan mana termasuk tetapi tidak
terbatas pada persetujuan terhadap rancangan akuisisi, ringkasan rancangan
akuisisi dan konsep akta akuisisi dalam rangka pengambilalihan tersebut, dimana
untuk selanjutnya PT Bank UIB tersebut akan diubah kegiatan usahanya menjadi
Bank Umum Syariah, termasuk kemungkinan apabila Bank bermaksud untuk
mengalihkan sebagian saham PT Bank UIB kepada pihak lain yang disetujui oleh
Bank sebagai strategic partner dalam mengembangkan Bank Umum Syariah
tersebut.
5. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) didirikan pada tanggal 18
Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29
April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun
1992, bentuk badan hokum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli
1992 Notaris Muhani Salim, S.H., dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
69
dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992,
serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No.
3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa
kali perubahan, antara lain dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris
Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang Jangka Waktu Berdirinya Perseroan dan pasal
3 tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha untuk menyesuaikan dengan
ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.Th.98 tanggal 13 November 1998 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216
tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas
Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan
Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003.
Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H.,
telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk
penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX J.I tentang Pokok-pokok Anggaran
Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan
Perusahaan Publik, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008.
Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan
program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar
opsi saham yang telah dieksekusi. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang
terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha dibidang perbankan sesuai
70
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan
sesuai dengan prinsip syariah.
Program Rekapitalisasi Bank Umum sebagai realisasi dari Program
Rekapitalisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank
Pemerintah, BRI telah menerima seluruh jumlah rekapitalisasi sebesar nominal Rp
29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan
dalam dua tahap yaitu sebesar nominal Rp 20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000
dan Rp 8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000. Lebih lanjut, seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara
Republik Indonesia cq. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Keuangan
dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi
BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar
Rp 29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan jumlah
rekapitalisasi sebesar Rp 85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001.
Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya
nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat
penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal BRI
dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan
tersebut,
Menteri
Keuangan
menetapkan
bahwa
nilai
final
kebutuhan
rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp 29.063.531.
Penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran
tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyetujui untuk melakukan
penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar
3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih
dan opsi penjatahan lebih. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran
kepada masyarakat internasional (Peraturan 144A dari Perundang-undangan
Sekuritas dan peraturan “S”) dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI
menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
71
dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua
Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003.
Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 saham
dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga jual Rp 875
(Rupiah penuh) per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah
381.176.000 saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 saham
masing-masing dengan harga Rp 875 (Rupiah penuh) setiap saham telah
dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember
2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih
dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia
memiliki 59,5% saham di BRI. Saham yang ditawarkan tersebut mulai
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada
tanggal 10 November 2003, dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI
juga dicatatkan. Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 44-46, Jakarta, Indonesia.
6. Bank Danamon Tbk (BDMN)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank), berkedudukan di Jakarta,
didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester Raden
Soedja, S.H. No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957
dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 664, Berita Negara
Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa masingmasing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II
tanggal 30 September 1958 dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.
21/10/Dir/UPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan
Informasi Perbankan no. 3/744/DPIP/Prz tanggal 31 Desember 2001.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
terakhir dengan akta notaris No. 14 tanggal 14 Oktober 2008 dibuat dihadapan P.
Sutrisno A. Tampubulon, Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam
Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum UmumDepartemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
72
AH.01.10-25094 tanggal 11 Desember 2008, serta telah didaftarkan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 24 Desember 2008.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut dilakukan sehubungan dengan penambahan
modal ditempatkan dan disetor Bank dalam rangka Program Kompensasi
Karyawan/Manajemen Berbasis Saham (E/MSOP) dan perubahan komposisi
pemegang saham Bank per tanggal 30 September 2008.
Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank sehubungan dengan penambahan
modal ditempatkan disetor Bank dalam rangka E/MSOP dan perubahan komposisi
pemegang saham Bank per tanggal 31 Desember 2008 dalam proses pembuatan,
akan tetapi sesuai Peraturan Bapepam dan LK No.IX.J1 poin 6.g, penambahan
modal disetor tersebut telah efektif sejak terjadinya penyetoran yaitu tanggal 31
Desember 2008 dan saham yang diterbitkan tersebut mempunyai hak yang sama
dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Bank.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank
adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip
Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan
kegiatan micro banking dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat
Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4
No. 6 Mega Kuningan, Jakarta.
7. Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri atau Bank) didirikan di
Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No.
10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998. Akta pendirian
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C216561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4
Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank
Bumi Daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank
Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT Bank Pembangunan
73
Indonesia (Persero) (Bapindo) (selanjutnya secara bersama-sama disebut Bank
Peserta Penggabungan).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan
Bank Mandiri adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai
beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan
jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi. Perubahan Anggaran Dasar
sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sampai
dengan 31 Desember 2008 terakhir kali dilaksanakan dengan akta Notaris Dr. A.
Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 4 tanggal 9 Januari 2009 yang telah dilaporkan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti
penerimaan pelaporan surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-00983 tanggal 26 Febuari 2009 dan telah
didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0006399.AH.01.09 tahun 2009
tanggal 26 Febuari 2009.
Selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007
jumlah opsi saham yang telah dieksekusi masing-masing sebanyak 92.882.614
lembar saham dan 181.547.707 lembar saham. Penambahan modal ditempatkan
dan disetor penuh periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007
yang berasal dari eksekusi saham adalah masing-masing sebesar Rp 78.048
(termasuk penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari eksekusi opsi
periode 1 Oktober 2007 sampai 31 Desember 2007 sebesar Rp 31.606) dan Rp
59.169. Penambahan agio saham periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 238.097 (termasuk agio saham yang
berasal dari eksekusi opsi periode 1 Oktober 2007 sampai dengan 31 Desember
2007 sebesar Rp 96.626) dan Rp 137.011.
Pada akhir bulan Pebruari 1998, Pemerintah mengumumkan rencana untuk
merestrukturisasi Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana
restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober
74
1998 dengan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah Republik
Indonesia pada Bank Peserta Penggabungan. Selisih antara harga transfer dan nilai
buku saham pada saat akuisisi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh
kerugian yang timbul selama periode akuisisi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
Rencana restrukturisasi di atas dirancang untuk penggabungan usaha Bank
Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan
rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan
Bank Mandiri juga mencakup:
a. Restrukturisasi kredit yang diberikan.
b. Restrukturisasi aktiva non-kredit yang diberikan.
c. Rasionalisasi kantor cabang lokal dan luar negeri.
d. Rasionalisasi sumber daya manusia.
Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang
dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, S.H., Bank Peserta Penggabungan secara
hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh
Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999
tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan ini dinyatakan sah oleh Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat
Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Pada tanggal efektif penggabungan usaha:
a. Semua aktiva dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke
Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan.
b. Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan
dan dioperasikan oleh Bank Mandiri.
c. Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp 1.000.000
(nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan
sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank
Peserta Penggabungan.
75
Pada tanggal efektif yang sama, Bank Peserta Penggabungan secara hukum
dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil
Penggabungan menerima hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan.
Rekapitalisasi dilakukan dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang
memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998,
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang
Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (CAR)
minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum
dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8
Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah,
antara lain, harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap
seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang
berstatus Bank Take Over (BTO) oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 52 Tahun 1999 (PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal
Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum
Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat Keputusan
Bersama
Menteri
Keuangan
dan
Gubernur
Bank
Indonesia
No.
389/KMK.017/1999 dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, Bank
Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000
sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah dari Menteri Keuangan melalui
Surat No. S-360/MK.017/1999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
BUMN
melalui
Surat
No.
S-510/M-
PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober
1999 perihal penerbitan obligasi/surat utang pemerintah dalam rangka penyertaan
76
modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia
menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti
Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada
tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa
selambatlambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah
telah diterima oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember
1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di
Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah Republik
Indonesia menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp
42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggitingginya
sebesar Rp 180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun
1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara
Pemerintah dengan Bank Mandiri serta perubahannya, Pemerintah telah
mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua) tahap, yaitu Rp
103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp 75.000.000 pada tanggal 28
Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999, jumlah keseluruhan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
tersebut menjadi sebesar Rp 178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri
dan Pemerintah ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar
Rp 173.931.000, atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah.
Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp 1.412.000 ditahan sebagai tambahan modal
disetor, sedangkan sisa sebesar Rp 2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah
pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit.
Sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003
tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi
Pemerintah yang sebelumnya ditahan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri
telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp 1.412.000
kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003.
77
Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan
(KMK-RI) No.227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK No. 420/KMK02/2003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final
tambahan penyertaan modal Pemerintah sebesar Rp 173.801.315.
Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan
dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering) kepada Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah
dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-1551/PM/2003
tanggal 27 Juni 2003.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham, dengan
nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp
675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat atas
4.000.000.000 lembar saham tersebut merupakan divestasi atas 20% saham Bank
Mandiri milik Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar saham Bank
Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/072003
tanggal
8
Juli
2003
dan
Bursa
Efek
Surabaya
No.
JKT-
028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah
diumumkan pada Berita Tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Bank Mandiri melakukan Kuasi-Reorganisasi untuk menghilangkan
konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, sesuai keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasireorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp 162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
78
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan
dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi
melalui Akta No. 130 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 29
September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23
Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Tambahan No. 93 dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) telah menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Risalah rapat dari RUPSLB tersebut telah diaktakan oleh Notaris Sutjipto, S.H.
dengan Akta No. 165 tanggal 30 Oktober 2003.
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia telah
melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri atau
sebanyak 2.000.000.000 lembar saham melalui private placement. Kantor pusat
Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan,
Indonesia.
8. Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
PT Bakrie & Brothers Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 55
tanggal 13 Maret 1951 dari Notaris Sie Khwan Djioe dengan nama N.V. Bakrie &
Brothers. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. J.A.8/81/6 tanggal
25 Agustus 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, antara lain berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 19 Juli 2008 oleh
Agus Madjid, S.H., mengenai perubahan seluruh isi anggaran dasar perusahaan
untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Peseroan
Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU49901.AH.01.02 tanggal 11 Agustus 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja,
bahan bangunan dan bahan konstruksi lainnya, perangkat dan sistem komunikasi,
barang elektronik dan elektrik, serta penyertaan modal pada perusahaan lain.
79
Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie
2, Lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Perusahaan
beroperasi secara komersial mulai tahun 1951.
Pada tanggal 28 Agustus 1989, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah saham Perusahaan sebanyak
2.850.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Seluruh
saham Perusahaan tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada tanggal 9 Maret 1990, Perusahaan kembali melakukan pencatatan atas
saham-saham para pendiri Perusahaan dalam bentuk company listing di BEJ dan
Bursa Efek Surabaya (BES). Saham-saham yang dicatatkan dalam company
listing ini merupakan saham- saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh para pendiri Perusahaan sejumlah 16.150.000 saham biasa atas nama yang
terdiri dari 7.600.000 saham yang belum dicatatkan di bursa dan 8.550.000 saham
yang dicatatkan kembali pada bursa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham. Dengan dicatatnya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan yang
telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 19.000.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) tanggal 22 Nopember 1991 kembali Perusahaan melakukan pencatatan
atas sejumlah saham Perusahaan melalui system private placement. Perusahaan
menawarkan 978.969 saham biasa atas nama yang memiliki nilai nominal sebesar
Rp 1.000 per saham yang seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 27
Nopember 1991, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa
pada saat itu seluruhnya menjadi 19.978.969 saham.
Dalam tahun yang sama, sesuai dengan persetujuan RUPSLB, sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No 39
tanggal 12 Desember 1991, pada tanggal 10 Januari 1992, Perusahaan
mencatatkan lagi sejumlah saham Perusahaan di BEJ melalui mekanisme private
placement. Perusahaan mencatatkan sebanyak 1.031 saham biasa atas nama
dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, sehingga jumlah saham
Perusahaan yang dicatatkan di bursa menjadi 19.980.000 saham.
Selanjutnya, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I)
pada tanggal 27 April 1993 dalam rangka akuisisi 52,5% saham PT Bakrie
80
Sumatera Plantations Tbk. Dalam PUT I ini, Perusahaan menerbitkan 1.080.000
saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, yang
memiliki hak yang sama dengan saham-saham yang telah diterbitkan sebelumnya.
Saham biasa atas nama dalam PUT I ini ditawarkan dengan harga penawaran
sebesar Rp 6.000 per saham dan seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 4 Juni
1993. Jumlah seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa sesudah PUT I ini
menjadi 21.060.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB tanggal 19 April 1993, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 32 tanggal
19 April 1993, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Obligasi Bakrie &
Brothers I Tahun 1993 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang. Obligasi
tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50.000.000.000 dan seluruhnya
dicatatkan pada BEJ pada tanggal 27 September 1993.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 28 April 1994, Perusahaan
melakukan pencatatan 31.590.000 saham dalam bentuk saham bonus di BEJ dan
BES masing-masing pada tanggal 22 Juni 1994 dan 24 Juni 1994. Berkenaan
dengan pencatatan ini Perusahaan memberikan hak kepada setiap pemilik 2 saham
Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus. Saham-saham yang dicatatkan
merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham. Dengan dicatatkannya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan
yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 52.650.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 31 Mei 1994, Perusahaan
melakukan Penawaran
Umum
Terbatas (PUT
II) dengan menerbitkan
189.540.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah
diterbitkan sebelumnya. Saham-saham tersebut dicatatkan di BEJ dan BES
masing-masing pada tanggal 14 Juli 1994 dan 11 Juli 1994. Dengan
diterbitkannya saham-saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah
tercatat di bursa menjadi sebanyak 242.190.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB per tanggal 23 Mei 1995, Perusahaan
melakukan pemecahan atas nilai nominal saham dengan rasio pemecahan sebesar
1:2, sehingga setiap satu saham lama Perusahaan yang memiliki nilai nominal Rp
81
1.000 per saham dipecah menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp
500 per saham. Dengan dilakukannya pemecahan atas saham-saham tersebut,
maka jumlah saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak
484.380.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 8 Nopember 1996, Perusahaan
melakukan pencatatan atas sejumlah 1.453.140.000 saham biasa atas nama,
berupa saham bonus yang dibagikan kepada para pemegang saham Perusahaan.
Saham-saham bonus tersebut berasal dari kapitalisasi agio saham hasil PUT II,
yang memberikan hak kepada setiap pemilik 1 saham Perusahaan untuk
memperoleh 3 saham bonus dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham.
Dengan dicatatnya saham-saham tersebut, maka jumlah saham perusahaan yang
telah tercatat di bursa pada saat itu seluruhnya menjadi 1.937.520.000 lembar
saham.
Pada tanggal 24 Januari 2001, Perusahaan telah mengadakan RUPSLB
yang menyetujui adanya peningkatan modal dasar serta perubahan modal yang
ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan Peraturan No. IX D.4, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal)
(Bapepam-LK) No. Kep 44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, tentang
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sehubungan
dengan perubahan tersebut, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan
Akta No. 154 tanggal 31 Agustus 2001 dari Notaris Agus Madjid, S.H., mengenai
perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan Anggaran
Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
(sebelumnya Menteri Kehakiman) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. C 09904 HT.01.04.TH.2001 tanggal 4 Oktober 2001.
Pada tanggal 25 Oktober 2001, Perusahaan melakukan Penambahan Modal
Tanpa HMETD sehubungan dengan pelaksanaan restrukturisasi hutang dengan
menerbitkan 36.812.880.000 saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 70
per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham Seri A yang telah
diterbitkan sebelumnya. Saham Seri B tersebut dicatatkan di BEJ pada tanggal 25
Oktober 2001 dan di BES pada tanggal 31 Oktober 2001. Dengan demikian, maka
82
pada tanggal 31 Desember 2001 seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa
menjadi sebanyak 38.750.400.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari
2005 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Agus Madjid, S.H. No. 1
tanggal 1 Maret 2005, dan telah dilaporkan dan disahkan oleh Menteri Kehakiman
dan
Hak
Asasi
Manusia
sesuai
dengan
surat
Keputusan
No.
C-
05619HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 3 Maret 2005, Perusahaan melakukan
perubahan atas nilai nominal saham yang diakibatkan oleh adanya penggabungan
saham yang dilaksanakan dengan rasio 5:1. Setiap 5 saham Perusahaan digabung
menjadi 1 saham baru, sehingga komposisi modal dasar Perusahaan setelah
dilakukan penggabungan saham terdiri dari 1.550.016.000 saham Seri A dengan
nilai nominal Rp 2.500 per saham dan 7.362.576.000 saham Seri B dengan nilai
nominal Rp 350 per saham. Dengan demikian, sejak tanggal 17 Maret 2005,
seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa adalah 7.750.080.000 saham.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 29 April 2005, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Abdul Madjid S.H. No. 1 tanggal 2 Mei 2005,
pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh.
Pemegang Saham juga memberikan persetujuan atas penerbitan 19.220.198.400
saham baru (Seri C) melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III)
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham Seri C tersebut
merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang memiliki
hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan
sebelumnnya. Dengan dicatatkannya saham baru ini, jumlah saham Perusahaan
yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 26.970.278.400 saham.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 6 Juni 2007, sebagaimana tertuang
dalam Akta Notaris Abdul Madjid, S.H., No. 26 tanggal 15 Juni 2007, pemegang
saham memberikan persetujuan atas peningkatan modal disetor penuh melalui
Employee Stock Option Program (ESOP) dan Management Stock Option
Program (MSOP).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 44 tanggal 21 Febuari
83
2008, pemegang saham perusahaan memberikan persetujuan peningkatan nilai
nominal saham perusahaan melalui pengurangan jumlah saham (reverse stock)
dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan peningkatan
nilai nominal saham tersebut. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan
rapat perusahaan yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H.,
No. 52 tanggal 26 Febuari 2008, para pemegang saham perusahaan memberikan
persetujuan peningkatan modal dasar perusahaan dari semula Rp 19 triliun terdiri
dari 44.393.176.000 lembar saham sebelum reverse stock menjadi 22.196.588.000
lembar saham menjadi Rp 80 triliun terdiri dari 372.196.588.000 lembar saham
yang merupakan prasyarat untuk rencana Penawaran Umum Terbatas IV.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.AHU-09414.AH.01.01 tahun 2008 tanggal 26 Febuari 2008.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan
pada tanggal 17 Maret 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui PUT
IV dengan menerbitkan saham baru (Seri C) sejumlah 80.236.578.240 lembar
melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan harga
pelaksanaan Rp 500 per lembar saham dan menyetujui perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan dalam rangka peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor
perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD.
Berkenaan dengan PUT IV, perusahaan juga menerbitkan waran, dimana
setiap 17 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran Seri I yang
diberikan secara sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan dan/atau
pemegang HMETD yang melaksanakan haknya dengan jumlah waran sebanyak
4.719.798.720 dengan harga pelaksanaan Rp 620.
9. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
PT Bank Niaga Tbk (Bank) merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berkedudukan di Jakarta
dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman Kavling 58, Jakarta, anggaran dasarnya
termuat dalam Akta Pendirian Perusahaan yang dibuat di hadapan Raden Meester
Soewandi, notaris di Jakarta, No. 90 tanggal 26 September 1955, dan diubah
dengan akta notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Nopember 1955. Akta-akta ini
84
mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan Surat Keputusan No. J.A.5/110/15
tanggal 1 Desember 1955, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 13
Desember 1955, berturut-turut di bawah No. 2126 dan 2127 dan diumumkan
dalam Tambahan No. 729 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal
4 September 1956.
Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bank menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perubahan
nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui surat No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal
13
Juni
2008
dan
surat
keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
No.
10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008.
Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta No. 10 tanggal 21 Nopember 2008 yang dibuat
dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, mengenai
perubahan pasal 4 ayat 4.2 Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga sehubungan
dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari hasil eksekusi Waran Seri
I sebesar Rp 1.000, sehingga jumlah keseluruhan modal ditempatkan dan disetor
Bank CIMB Niaga meningkat menjadi Rp 1.552.420. Perubahan ini telah diterima
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat
No. AHU-AH.01.10-24908 tanggal 9 Desember 2008.
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan
Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan prinsip Syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip Syariah pada tanggal 27 September 2004.
Bank Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan
bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing
berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 249544/U.M.II tanggal 11
Nopember 1955, surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 7/116/Kep/Dir/UD
tanggal 22 Nopember 1974 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
6/71/KEP.GBI/2004 tanggal 16 September 2004.
85
Sesuai persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 tentang
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan persetujuan
Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang Persetujuan Perubahan izin
usaha atas nama PT Bank Niaga Tbk menjadi izin usaha atas nama PT Bank
CIMB Niaga Tbk, maka nama PT Bank Niaga Tbk berubah menjadi PT Bank
CIMB Niaga Tbk.
10. Bank International Indonesia Tbk (BNII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Bank) adalah perusahaan terbatas
yang didirikan di Republik Indonesia pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53
tanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti Soeleman Ardjasasmita, S.H. dan
telah diubah dengan akta No. 9 tanggal 4 Agustus 1959 dan No. 21 tanggal 6
Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag, S.H. di Jakarta. Akta pendirian ini telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
Keputusannya No. J.A.5/112/18 tanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan
ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember 1959.
Pada tanggal 31 Maret 1980 Bank melakukan penggabungan usaha (merger)
dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini
dituangkan dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo, S.H. No. 17 tanggal 31
Maret 1980.
Sesuai
dengan
Surat
Keputusan
Direksi
Bank
Indonesia
No.
21/11/Dir/UPPS tanggal 9 Nopember 1988, Bank memperoleh peningkatan status
menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 5 September 2002, dengan akta No. 16 dari
Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C19589.HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Oktober 2002, Bank menambah aktivitas
perbankan Syariah dalam aktivitas komersial Bank. Bank mulai melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak bulan Mei 2003.
Pada tahun 2008, Anggaran Dasar Bank telah mengalami dua kali
perubahan. Perubahan pertama dalam rangka penyesuaian dengan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan
86
pelaksanaannya. Perubahan ini didokumentasikan dalam akta No. 10 dari notaris
Engawati Gazali, S.H., tanggal 16 Juli 2008 dan telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU56218. AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 28 Agustus 2008.
Pada tanggal 1 Desember 2008 Bank menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui untuk mengubah pasal 4 ayat 1 dan
pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan modal dasar dan
modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Keputusan ini
didokumentasikan dalam surat No.600/ZXI02/XII/2008 notaris Ny. Poerbaningsih
Adi Warsito, S.H., tanggal 1 Desember 2008. Perubahan kedua ini sedang dalam
proses legalisasi. Bank menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan
perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah.
Kantor pusat Bank beralamat di Jalan M.H. Thamrin, No. 51, Jakarta Pusat.
Bank memiliki 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 181 kantor cabang pembantu,
dan 4 kantor cabang Syariah per 31 Desember 2008 (2007: 1 kantor pusat, 64
kantor cabang dan 171 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor cabang Syariah,
2006: 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 167 kantor cabang pembantu, dan 1
kantor cabang Syariah). Jumlah karyawan Bank per 31 Desember 2008, 2007 dan
2006 adalah masing-masing 7.423, 7.075 dan 7.082 karyawan.
Pada bulan Mei 1999, sebagai bagian dari Program Rekapitulasi Perbankan
Nasional, Pemerintah Indonesia melakukan penyertaan modal pada Bank sebesar
Rp 8.714.000. Pada bulan Januari 2000, Bank mengembalikan dana rekapitalisasi
sebesar Rp 2.086.425 kepada Pemerintah Indonesia, sehingga jumlah penyertaan
modal Pemerintah Indonesia pada Bank adalah sebesar Rp 6.627.575.
Pada bulan Juli 2001, Bank Indonesia menetapkan Bank sebagai bank dalam
penyehatan dan menyerahkan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Dengan membaiknya kondisi Bank, pada bulan Maret 2004,
Gubernur Bank Indonesia mencabut status Bank sebagai bank dalam penyehatan
dan menerima kembali Bank dari BPPN.
Pada tanggal 2 April 2002, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
menyetujui perubahan modal dasar Bank dengan menambah seri saham yaitu
87
saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per saham sehingga jumlah
modal dasar Bank sebesar Rp 38.000.000 terdiri dari 3.881.462.307 saham Seri A
dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham; 40.856.044.855 saham Seri
B dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; 52.595.515.440 saham
Seri C dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; dan
4.875.564.761.925 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per
saham. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ini telah
didokumentasikan dalam akta No. 2 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. tanggal 2
April 2002 dan telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana termuat dalam Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Bank No. C-05634.HT.01.04.TH.2002 tanggal 5 April 2002 dan telah
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Pusat No. 3698/RUB.09.05/IV/2002 tanggal 18 April 2002.
Pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini dibatasi pada perusahaanperusahaan yang stabil dalam kinerjanya dan bertahan pada keadaan
perekonomian di Indonesia/Nasional maupun Dunia/Internasional dari semua
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 (Lampiran 1) selama tahun
2004 sampai 2009. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data,
maka dapat ditentukan perusahaan-perusahaan yang stabil sejak bulan Februari
2005 sampai dengan Januari 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Dua puluh empat (24) perusahaan LQ45 yang bertahan dari
Februari 2004-Januari 2009
No
Kode
Nama Perusahaan
No
Kode
Nama Perusahaan
1
AALI
Astra Argo Lestari Tbk
13
INCO
International Nickel Indonesia Tbk
2
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
14
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
3
ASII
Astra International Tbk
15
INKP
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
4
BBCA
Bank Central Asia Tbk
16
ISAT
Indosat Tbk
5
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk
17
KIJA
Kawasan Industri Jababeka Tbk
6
BDMN
Bank Danamon Tbk
18
MEDC
Medco Energi International Tbk
7
BMRI
Bank Mandiri Tbk
19
PGAS
Perusahaan Gas Negara Tbk
8
BNBR
Bakrie & Brothers Tbk
20
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
9
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk
21
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
10
BNII
Bank International Indonesia Tbk
22
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
11
BUMI
BUMI Resources Tbk
23
UNSP
Bakrie Sumatera Plantations Tbk
12
ENRG
Energi Mega Persada Tbk
24
UNTR
United Tractors Tbk
Sumber: Data diolah
88
Pengolahan analisis data dalam penelitian ini dibatasi dari 24 perusahaan
diambil menjadi 10 perusahaan (nomor urut 1 sampai 10 pada Tabel 2) yang
berada dalam posisi bertahan, karena pada prinsipnya data-data yang diperoleh
sama. Selanjutnya dihitung dan dianalisis tentang Laporan Keuangan, Laporan
Laba Rugi, Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT), Hutang (Kewajiban),
Modal (Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva), Return On Invesment (ROI)
pada 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pembahasan dan analisis
data dapat dilihat di bawah ini.
4.3. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menunjukkan kondisi perkembangan usaha dari
perusahaan-perusahaan dan pengelolaan dana dari para investor yang pada
dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian, serta memberikan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan status perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang diolah dan dianalisis
adalah laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) yang
merupakan gabungan laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan.
Kondisi laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai salah satu
perusahaan LQ45 yang berada pada posisi bertahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Laporan keuangan pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007. Perhitungan yang dilakukan adalah total
aktiva yang diperoleh dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Berdasarkan
Tabel 3 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun
2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah aktiva lancar Rp.
1.243.319.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 2.139.502.000.000,sehingga jumlah aktiva Rp. 3.382.821.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan AALI
memiliki jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 686.549.000.000,- dan jumlah aktiva
tidak lancar sebesar Rp. 2.505.166.000.000,- sehingga total aktiva sebesar Rp.
3.191.715.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2005 dengan total aktiva tahun
2004 adalah –6%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun.
Tahun 2006, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 492.195.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.004.770.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
89
3.496.965.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2006 dengan total aktiva tahun
2005 adalah 10%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2007, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.647.854.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.705.132.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
5,352,986.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2007 dengan total aktiva tahun
2006 adalah 53%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2008, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.975.656.000.000,dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 4.544.135.000.000,- sehingga total aktiva
sebesar Rp. 6.519.791.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2008 dengan total
aktiva tahun 2007 adalah 22%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun.
Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 22% merupakan dampak adanya
krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 3. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Aktiva dalam
5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk.
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
312.807
195.440
1.012.772
867.676
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih)
Piutang lain-lain
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan
persediaan usang)
970.156
9.333
62.197
94.724
21.014
111.664
16.346
7.111
4.820
2.535
3.494
8.359
146.655
189.813
191.861
413.813
781.363
Uang muka
35.537
50.831
32.679
93.465
264.483
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka
21.362
23.498
48.666
12.646
37.429
301
723
1.243.319
686.549
492.195
1.647.854
1.975.656
Piutang derivative
Jumlah aktiva lancer
Aktiva tidak lancer
Kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya
Piutang pihak hubungan istimewa
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi
akumulasi penyusutan)
Tanaman belum menghasilkan
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi
penyusutan)
211
31
202
485
9,514
59.722
61.080
66.665
65.792
839.494
791.385
733.368
675.236
600.653
21.385
101.594
295.045
667.296
1.336.623
2.001.772
61.501
1.063.592
1.294.715
1.544.653
1.755.574
Goodwill, bersih
49.721
48.709
45.092
66.947
73.953
Perkebunan plasma, bersih
29.821
54.601
96.693
131.368
184.597
Tagihan restitusi pajak
43.424
115.336
170.738
258.703
199.658
Aktiva lain-lain
32.101
37.544
52.031
74.702
85.378
Jumlah aktiva tidak lancer
2.139.502
2.505.166
3.004.770
3.705.132
4.544.135
JUMLAH AKTIVA
3.382.821
3.191.715
3.496.965
5.352.986
6.519.791
90
Tabel 4. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Kewajiban
dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk.
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Uang muka pelanggan
83.888
116.660
58.077
260.320
161.206
Hutang usaha:
Pihak ketiga
100.619
114.507
99.972
151.826
265.869
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
4.500
1.877
2.272
13.899
25.586
Hutang lain-lain
6.224
5.544
3.355
4.716
9.424
63.347
36.494
39.051
31.284
97.961
452.036
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
198.009
86.792
87.899
556.828
Pinjaman bank jangka pendek
5.000
5.000
255.250
5.000
Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan
Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
4.085
4.085
4.085
63.188
36.592
10.921
Hutang derivative
Hutang obligasi, bersih
2.717
499.426
Kewajiban diestimasi
Jumlah kewajiban lancer
1.028.286
4.085
4.085
407.551
563.599
1.027.958
1.016.167
36.226
34.185
32.971
26.735
89.646
140.313
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan, bersih
790
32.074
Kewajiban imbalan kerja
Pinjaman bank jangka panjang, dikurangi jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
55.588
Perkebunan plasma, bersih
51.224
Hutang obligasi, bersih
Penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan
pasca kerja
Jumlah kewajiban tidak lancer
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
18.996
62.029
25.604
201.705
80.826
60.062
94.247
122.617
167.048
1.229.991
488.377
657.846
1.150.575
1.183.215
87.495
80.696
90.542
141.809
180.331
Laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk berdasarkan kewajiban dalam
5 tahun terakhir (Tabel 4) yang merupakan hasil perhitungan dari kewajiban
lancar per tahun dan kewajiban tidak lancar pertahun (periode tahun 2004 sampai
tahun 2009). Berdasarkan Tabel 4 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan
per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki
jumlah kewajiban lancar Rp. 1.028.286.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak
lancar Rp. 201.705.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.229.991.000.000,dengan hak minoritas sebanyak Rp. 87.495.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan
AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 407.551.000.000,- dan jumlah
kewajiban tidak lancar Rp. 80.826.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp.
488.377.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 80.696.000.000,-. Selisih
91
jumlah kewajiban tahun 2005 dengan jumlah kewajiban tahun 2004 adalah – 60%,
maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun.
Tahun
2006,
AALI
memiliki
jumlah
kewajiban
lancar
Rp.
563.599.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 94.247.000.000,sehingga total kewajiban Rp. 657.846.000.000,-. Selisih total kewajiban tahun
2006 dengan total kewajiban tahun 2005 adalah 35%, maka pertumbuhan aktiva
perusahaan meningkat.
Tahun
2007,
AALI
memiliki
jumlah
kewajiban
lancar
Rp.
1.027.958.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 122.617.000.000,sehingga jumlah kewajiban Rp. 1,150,575.000.000,- dengan hak minoritas
sebanyak Rp. 141.809.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2007 dengan
jumlah kewajiban tahun 2006 adalah 75%, maka pertumbuhan kewajiban
perusahaan meningkat.
Tahun
2008,
AALI
memiliki
jumlah
kewajiban
lancar
Rp.
1.016.167.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 167.048.000.000,sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.183.215.000.000,- dengan hak minoritas
sebanyak Rp. 180.331.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2008 dengan
jumlah kewajiban tahun 2007 adalah 3%, maka pertumbuhan kewajiban
perusahaan menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 3%
merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 5. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Ekuitas
dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk.
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
786.445
787.373
787.373
787.373
787.373
81.295
83.476
83.476
83.476
83.476
(3.173)
(3.173)
(3.173)
(3.173)
(3.173)
3.300
3.300
3.300
3.300
3.300
EKUITAS
Modal saham – nilai nominal Rp 500 (Rupiah
penuh)
Modal dasar - 4.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Tambahan modal disetor, bersih
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas
sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
perusahaan
Saldo laba:
Telah ditentukan penggunaannya
30.000
60.000
157.500
157.500
157.500
Belum ditentukan penggunaanya
1.167.468
1.691.666
1.720.091
3.032.126
4.127.769
Jumlah ekuitas
2.065.335
2.622.642
2.748.567
4.060.602
5.156.245
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3.382.821
3.191.715
3.496.955
5.352.986
6.519.791
92
Hasil perhitungan laporan keuangan berdasarkan ekuitas dalam lima tahun
terakhir pada tabel di atas dilakukan dengan penjumlahan ekuitas per tahun (tahun
2004 sampai dengan tahun 2008). Berdasarkan Tabel 5 maka dapat dilihat
perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro
Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah ekuitas Rp. 2.065.335.000.000,- dan tahun
2005 perusahaan memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.622.642.000.000,sehingga selisih jumlah ekuitas tahun 2005 dengan jumlah ekuitas tahun 2004
adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan meningkat dari tahun
sebelumnya.
Tahun
2006,
PT
AALI
memiliki
jumlah
ekuitas
sebesar
Rp.
2.748.567.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 4.060.602.000.000,- serta pada
tahun 2008 sebesar Rp. 5.156.245.000.000,-. Selisih jumlah ekuitas tahun 2006
dengan jumlah ekuitas tahun 2005 adalah 5%, maka pertumbuhan aktiva
perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2007
dengan jumlah ekuitas tahun 2006 adalah 48%, maka pertumbuhan jumlah ekuitas
perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2008
dengan jumlah ekuitas tahun 2007 adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas
perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 pertumbuhan
ekuitas perusahaan sebesar 27% merupakan dampak adanya krisis global pada
tanggal 6 Oktober 2008.
4.3.1. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang
dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu:
6. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa
perusahaan.
7. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa yang akan dijual.
8. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi
produk atau jasa, dan (b) administrasi umum.
93
9. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada
kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa
(bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa).
10. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak
pendapatan perusahaan.
Tabel 6. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Laba Rugi
dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk.
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
3.472.524
3.370.936
3.757.987
5.960.954
8.161.217
(1.910.934)
(1.907.582)
(2.277.740)
(2.773.747)
(4.357.818)
1.561.590
1.463.354
1.480.247
3.187.207
3.803.399
(77.683)
(91.718)
(108.956)
(88.168)
(161.273)
( * ) Beban Umum dan administrasi
(199.095)
(173.021)
(172.694)
(192.994)
(264.782)
Beban Usaha
(276.778)
(264.739)
(281.650)
(281.162)
(426.055)
Laba Usaha
1.284.812
1.198.615
1.198.597
2.906.045
3.377.344
( * ) Beban bunga dan keuangan
( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan
penyisihan kerugian yang dibukukan atas
pelepasan anak perusahaan
( * ) Selisih antara akumulasi biaya
pengembangan perkebunan plasma dengan
nilai konversi
(115.624)
(31.958)
(25.040)
(7.434)
(179)
(16.592)
Pendapatan Bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
( * ) Beban Penjualan
18.365
(26.314)
(44.333)
(34.443)
(25.191)
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs
46.555
2.592
(8.901)
2.289
78.310
( * ) Beban amortisasi goodwill
(4.147)
(4.293)
(4.329)
(5.707)
(6.375)
( * ) Pendapatan bunga
( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka
komoditi
18.698
25.958
16.788
31.550
129.424
4.314
2.006
(7.854)
8.173
1.016
19.376
18.690
(15.814)
( * ) Lain-lain
403.317
(49.980)
(49.012)
(44.403)
14.197
572.091
Laba sebelum pajak penghasilan
1.234.832
1.149.603
1.154.194
2.920.242
3.949.435
( * ) Pajak Kini
(371.693)
(330.260)
(347.778)
(32.254)
(2.794)
7.615
(403.947)
(333.054)
(340.163)
(880.335)
(1.233.917)
2.715.518
Penghasilan (Beban) Lain-lain
( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
830.885
816.549
814.031
2.039.907
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
(30.103)
(26.139)
(26.713)
(66.479)
(84.499)
Laba bersih/NOPAT
800.782
790.410
787.318
1.973.428
2.631.019
Laporan keuangan berdasarkan laba rugi dalam 5 tahun terakhir (Tabel 6)
merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Perhitungan yang dilakukan adalah penjumlahan laba usaha per tahun dengan
penghasilan (beban) lain-lain per tahun, maka diperoleh laba sebelum pajak
penghasilan.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perkembangan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) per tahun, yaitu: pada tahun 2004, perusahaan memiliki laba sebelum
pajak penghasilan sebesar Rp. 1.234.832.000.000,- dan pada tahun 2005 sebesar
94
Rp. 1.149.603.000.000,- sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan
sebesar –7%. Tahun 2006 perusahaan memiliki laba sebelum pajak penghasilan
Rp. 1.154.194.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 2.920.242.000.000,- serta
tahun 2008 sebesar Rp. 3.949.435.000.000,-. Berdasarkan selisih laba sebelum
pajak penghasilan dari tahun yang berjalan dengan tahun sebelumnya, maka
pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan adalah 0.4%, 153% dan 35%. Hal
ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan perusahaan
AALI pada tahun 2006 memiliki sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya dan
pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100% dari tahun
sebelumnya, serta pada tahun 2008 mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun
sebelumnya karena dipengaruhi oleh krisis global.
Laporan laba rugi perusahaan memberikan informasi tentang laba bersih
(NOPAT) dengan menghitung penjumlahan laba sebelum pajak penghasilan dan
beban pajak penghasilan menjadi laba sebelum hak minoritas. Sedangkan NOPAT
diperoleh dari laba sesudah pajak yang didalamnya terdapat hak minoritas atas
laba bersih anak perusahaan.
Berdasarkan perhitungan tersebut perusahaan AALI memperoleh laba bersih
pada tahun 2004 laba bersih sebesar Rp. 800.782.000.000,- dan pada tahun 2005
memiliki laba bersih sebesar Rp. 790.410.000.000,- serta laba bersih tahun 2006
sebesar Rp. 787.318.000.000,-. Tahun 2007, AALI memiliki laba bersih sebesar
Rp. 1.973.428.000.000,- dan tahun 2008 sebesar Rp. 2.631.019.000.000,-.
Pertumbuhan laba bersih tahun 2004-2008 adalah -1%, -0,4%, 151% dan 33%,
diperoleh dari selisih pada laba bersih tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba bersih perusahaan tersebut pada tahun 2005 dan 2006
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, pertumbuhan laba
bersih mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100%. Tahun 2008,
pertumbuhan laba bersih mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh krisis
global.
Laporan keuangan yang dianalisis dan dibahas hanya PT AALI, karena pada
prinsipnya prosedur pembahasan sama. Laporan keuangan 9 perusahaan dapat
dilihat pada Lampiran 2. Perlu diperhatikan bahwa dasar dari pengolahan data dan
tahapan analisis laporan keuangan setiap perusahaan adalah data yang diperoleh
95
dari BEI dengan menganalisis kondisi laporan keuangan melalui prosedur analitis
dengan membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahun berjalan dengan
pos-pos yang terkait pada laporan periode sebelumnya. Informasi terakhir tentang
laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2008 sebagai salah satu
data yang dianalisis adalah sebagai berikut:
PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk
Laporan Keuangan untuk Tahun 2008
(dalam Jutaan Rupiah)
Aset Lancar
Kas dan setara kas .........................................................................................
Piutang usaha – pihak
(setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih
sebesar Rp. 148 pada 31 Desember 2008) .................................................
Piutang lain-lain ...........................................................................................
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai
persediaan sebesar Rp. 21.537 pada 31 Desember 2008) ..........................
Uang Muka ....................................................................................................
Pajak dibayar dimuka ....................................................................................
Jumlah aset lancar .........................................................................................
Aset Tidak Lancar
Piutang pihak hubungan istimewa .................................................................
Aset pajak tangguhan, bersih .........................................................................
Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 587.737 pada 31 Desember 2008)........................
Tanaman belum menghasilkan ..................................................................
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 964.750 pada 31 Desember 2008) ...........................................
Goodwill, bersih .............................................................................................
Perkebunan plasma, bersih ............................................................................
Tagihan restitusi pajak ..................................................................................
Aset lain-lain .................................................................................................
Jumlah aset tidak lancar ................................................................................
Jumlah Aset ..................................................................................................
Kewajiban Lancar
Uang muka pelanggan ...................................................................................
Hutang usaha
Pihak ketiga ...............................................................................................
Pihak hubungan istimewa ...........................................................................
Hutang lain-lain .............................................................................................
Beban masih harus dibayar ...........................................................................
Hutang pajak .................................................................................................
Pinjaman bank jangka pendek .......................................................................
Kewajiban diestimasi .....................................................................................
Jumlah kewajiban lancar ...............................................................................
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban pajak tangguhan, bersih................................................................
Kewajiban imbalan kerja................................................................................
Jumlah kewajiban tidak lancar ......................................................................
Hak Minoritas .............................................................................................
Rp
867.676
Rp
Rp
16.346
8.359
Rp
781.363
Rp
264.483
Rp
37.429
Rp 1.975.656
Rp
Rp
61.501
Rp
600.653
Rp 1.336.623
Rp 2.001.772
Rp
73.953
Rp
184.597
Rp
199.658
Rp
85.378
Rp 4.544.135
Rp 6.519.791
Rp
161.206
Rp
265.869
Rp
25.586
Rp
9.424
Rp
97.961
Rp
452.036
Rp
Rp
4.085
Rp 1.016.167
Rp
Rp
Rp
Rp
26.735
140.313
167.048
180.331
96
Ekuitas
Modal saham biasa – nilai nominal Rp. 500 (Rupiah penuh)
Modal dasar 4.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.574.745.000 saham.....................
Tambahan modal disetor, bersih ...................................................................
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas
sepengendali ...............................................................................................
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan.....................................
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya ..............................................................
Belum ditentukan penggunaannya .............................................................
Jumlah ekuitas ...............................................................................................
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas..................................................................
Pendapatan Bersih ......................................................................................
Harga Pokok Penjualan ..............................................................................
Laba Kotor ...................................................................................................
Beban Usaha :
Beban Penjualan ......................................................................................
Beban Umum dan administrasi ................................................................
Rp
Rp
787.373
83.476
Rp
Rp
(3.173)
3.300
Rp
157.500
Rp 4.127.769
Rp 5.156.245
Rp 6.519.791
Rp 8.161.217
Rp (4.357.818)
Rp 3.803.399
Rp
Rp
Rp
Laba Usaha ................................................................................................... Rp
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Beban bunga dan keuangan ..................................................................... Rp
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan
perkebunan plasma dengan nilai konversi ............................................... Rp
(Kerugian)/keuntungan selisih kurs ......................................................... Rp
Beban amortisasi goodwill ...................................................................... Rp
Pendapatan bunga .................................................................................... Rp
Keuntungan dari pelepasan aset perkebunan ........................................... Rp
Lain-lain, bersih ....................................................................................... Rp
Rp
Laba sebelum pajak penghasilan ............................................................... Rp
Beban pajak penghasilan ............................................................................ Rp
Laba sebelum hak minoritas ...................................................................... Rp
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan ................................... Rp
Laba bersih ................................................................................................... Rp
(161.273)
(264.782)
(426.055)
3.377.344
(179)
(16.592)
78.310
(6.375)
129.424
403.317
(15.814)
572.091
3.949.435
(1.233.917)
2.715.518
(84.499)
2.631.019
4.3.2. Analisis Laporan Keuangan 10 Perusahaan LQ45
Pembahasan selanjutnya adalah membandingkan laporan keuangan dari 10
perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri dari (1)
laporan keuangan laba rugi per tahun dan dihitung pertumbuhan per tahun
berdasarkan rataan 2004-2008; (2) laporan keuangan laba operasi bersih sesudah
pajak serta pertumbuhan dan rata-ratanya dari tahun 2004-2008; (3) laporan
keuangan kewajiban (hutang) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun 20042008; (4) laporan modal (ekuitas) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun
2004-2008; (5) laporan aktiva (asset) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun
2004-2008;. Hasil olah data dan perhitungan disajikan dalam bentuk tabel, serta
analisis laporan keuangan dari 10 perusahaan LQ45 dibawah ini.
97
1. Laporan keuangan laba rugi dan pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir.
Tabel 7. Laporan keuangan Laba Rugi dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan
rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
1.234.832.000
1.158.308.568
6.932.625.000
4.528.733.000
5.731.428.000
2.584.844.000
7,525.002.000
-243.078.636.000
754.077.000
815.213.000
2005
1.149.603.000
1.202.678.418
8.205.759.000
5.123.618.000
5.608.363.000
2.307.886.000
1.232.877.000
-524.194.511
746.329.000
916.252.000
Tahun
2006
1.154.194.000
2.219.888.717
5.871.528.000
6.066.603.000
5.906.721.000
1.961.517.000
2.831.196.000
469.030.973
931.797.000
743.490.000
2007
2.920.242.000
7.282.401.912
10.633.605.000
6.401.630.000
7.780.074.000
3.142.205.000
6.333.428.000
604.912.925
2.084.023.000
304.883.000
2008
3.949.435.000
1.929.668.249
14.950.000.000
7.720.043.000
8.822.012.000
2.432.757.000
8.068.560.000
-18.750.920.464
1.084.163.000
653.322.000
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan laporan laba
rugi perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 9.318.703.400.000,- adalah
perusahaan PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (52.255.961.415.400,-). Kondisi
pertumbuhan laba rugi per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008
adalah 18%, -28%, 81% dan 41%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
BNBR adalah -100%, -189%, 29% dan -3200%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan
pertumbuhan laba rugi per tahun antara 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pertumbuhan laba rugi per tahun berdasarkan rataan 2004-2008
dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Rataan 2004-2008
2.081.661.200.000
2.758.589.172.800
9.318.703.400.000
5.968.125.400.000
6.769.719.600.000
2.485.841.800.000
5.198.212.600.000
(52.255.961.415.400)
1.120.077.800.000
686.632.000.000
-7%
4%
18%
13%
-2%
-11%
-84%
-100%
-1%
12%
Pertumbuhan/tahun
0,40%
153%
35%
85%
228%
-74%
-28%
81%
41%
18%
6%
21%
5%
32%
13%
-15%
60%
-23%
130%
124%
27%
-189%
29%
-3200%
25%
124%
-48%
-19%
-59%
114%
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan
konsep biaya perolehan dan disusun menggunakan metode langsung dan arus kas
dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan
laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang
98
mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan
kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah
pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam laporan keuangan laba rugi
adalah hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang
dikendalikan dan disajikan terpisah masing-masing pada laporan laba rugi dan
neraca konsolidasian. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun
berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir
dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan
keuangan konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung.
2. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT) dan Pertumbuhan dalam 5
tahun terakhir.
Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan
hukum yang berdiri sendiri. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat
aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak
tangguhan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak
tangguhan. Pengakuan pajak tangguhan atas perbedaan temporer dan akumulasi
rugi fiskal yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan
dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas yang dikonsolidasikan. Aktiva
pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada
masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal dan
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan
rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan.
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan ratarata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang
jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham
yang bersifat dilutif. Termasuk dalam pengurangan aktiva tetap tahun 2004 adalah
aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian tertentu yang terletak di lokasi
perkebunan plasma dengan nilai buku sebesar Rp 11.248 juta yang telah
direklasifikasi ke akun “perkebunan plasma, bersih”.
99
Tabel 9. Net Operating After Tax (NOPAT) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan
Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
800.782.000
807.108.655
4.330.928.000
3.195.421.000
3.633.231.000
1.614.687.000
5.255.631.000
-349.814.481.000
660.293.000
821.582.000
2005
790.410.000
841.935.961
5.457.285.000
3.597.400.000
3.808.998.000
1.312.840.000
603.369.000
-657.457.494
546.921.000
725.118.000
Tahun
2006
787.318.000
1.552.777.307
3.712.097.000
4.242.692.000
4.257.572.000
1.183.608.000
2.421.405.000
215.500.740
647.732.000
633.710.000
2007
1.973.428.000
9.446.496.322
6.519.273.000
4.489.252.000
4.838.001.000
1.943.595.000
4.346.269.000
223.357.976
1.508.386.000
352.828.000
2008
2.631.019.000
2.461.585.565
8.778.000.000
5.776.139.000
5.958.368.000
1.284.942.000
5.312.821.000
-19.007.431.117
687.865.000
480.468.000
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan NOPAT
perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 5.759.516.600.000,- adalah perusahaan
PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT Bakrie and
Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (73.808.102.179.000,-). Kondisi pertumbuhan
NOPAT per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008 adalah 26%, 32%, 76% dan 35%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah 100%, -133%, 4% dan -8610%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan pertumbuhan
NOPAT per tahun antara10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pertumbuhan NOPAT per tahun berdasarkan rataan 2004-2008
dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Rataan 2004-2008
1.396.591.400.000
3.021.980.762.000
5.759.516.600.000
4.260.180.800.000
4.499.234.000.000
1.467.934.400.000
3.587.899.000.000
(73.808.102.179.000)
810.239.400.000
602.741.200.000
-1%
4%
26%
13%
5%
-19%
-89%
-100%
-17%
-12%
Pertumbuhan/tahun
-0,4%
151%
33%
84%
508%
-74%
-32%
76%
35%
18%
6%
29%
12%
14%
23%
-10%
64%
-34%
301%
79%
22%
-133%
4%
-8610%
18%
133%
-54%
-13%
-44%
36%
100
3. Kewajiban (Hutang) dan Pertumbuhan dalam 5 tahun Terakhir
Tabel 11. Kewajiban (Hutang) dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
10
BNII
2004
1.229.991.000
3.564.425.577
19.445.440.000
135.242.451.000
94.589.878.000
50.881.083.000
223.217.577.000
3.197.755.395
28.428.557.000
2005
488.377.000
3.373.068.629
36.935.513.000
134.332.350.000
109.422.597.000
59.043.170.000
240.164.245.000
2.382.599.018
37.610.301.000
Tahun
2006
657.846.000
3.009.300.105
31.498.444.000
158.729.984.000
137.847.014.000
72.385.809.000
241.171.346.000
3.162.471.937
41.752.356.000
2007
1.150.575.000
3.292.364.227
31.512.000.000
197.563.277.000
184.297.303.000
78.239.344.000
289.835.512.000
7.247.847.969
84.661.221.000
2008
1.183.215.000
2.130.970.294
40.163.000.000
222.290.546.000
223.720.199.000
96.159.098.000
327.896.740.000
13.915.504.825
93.836.346.000
31.866.343.000
43.967.247.000
47.516.558.000
49.629.389.000
51.752.035.000
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan kewajiban
(hutang) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 264.457.084.000.000,- adalah
perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 942.000.800.000,-. Kondisi pertumbuhan
kewajiban (hutang) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008
adalah 8%, 0,42%, 20% dan 13%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
AALI adalah -60%, 35%, 75% dan 3%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12. Pertumbuhan Kewajiban (Hutang) berdasarkan rataan
2004-2008 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
10
BNII
Rataan 2004-2008
942.000.800.000
3.074.025.766.400
31.910.879.400.000
169.631.721.600.000
149.975.398.200.000
71.341.700.800.000
264.457.084.000.000
5.981.235.828.800
57.257.756.200.000
-60%
-5%
90%
-1%
16%
16%
8%
-25%
32%
44.946.314.400.000
38%
Pertumbuhan/tahun
35%
75%
3%
-11%
9%
-35%
-15% 0,04%
27%
18%
24%
13%
26%
34%
21%
23%
8%
23%
0,42%
20%
13%
33%
129%
92%
11%
103%
11%
8%
4%
4%
101
4. Modal (Ekuitas Pemilik) dan Pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel 13. Modal (Ekuitas Pemilik) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
2.065.335.000
2.478.140.709
16.485.126.000
13.925.401.000
12.450.294.000
7.803.943.000
24.934.707.000
1.948.066.810
2.363.001.000
4.210.800.000
2005
2.622.642.000
3.029.642.904
20.424.345.000
15.847.154.000
13.352.982.000
8.588.953.000
23.214.398.000
4.159.112.691
3.966.113.000
4.708.425.000
Tahun
2006
2.748.567.000
4.281.602.475
22.375.766.000
18.067.360.000
16.878.808.000
9.441.927.000
26.340.670.000
4.477.930.407
4.787.095.000
5.222.864.000
2007
4.060.602.000
8.750.106.229
26.963.000.000
20.441.731.000
19.437.635.000
10.833.825.000
29.243.732.000
4.907.458.376
9.082.574.000
5.258.878.000
2008
5.156.245.000
8.063.137.821
33.080.000.000
23.279.310.000
22.356.697.000
10.579.068.000
30.513.869.000
7.483.264.245
9.302.467.000
4.965.318.000
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan modal
(ekuitas pemilik) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 26.849.475.200.000,adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 3.330.678.200.000,-. Kondisi
pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun
2004-2008 adalah -7%, 13%, 11% dan 4%, sedangkan kondisi pertumbuhan
perusahaan AALI adalah 27%, 5%, 48% dan 27%. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Pertumbuhan Modal (Ekuitas) per tahun berdasarkan rataan
dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Rataan 2004-2008
3.330.678.200.000
5.320.526.027.600
23.865.647.400.000
18.312.191.200.000
16.895.283.200.000
9.449.543.200.000
26.849.475.200.000
4.595.166.505.800
5.900.250.000.000
4.873.257.000.000
Pertumbuhan/tahun
27%
5%
48%
22%
41%
104%
24%
10%
21%
14%
14%
13%
7%
26%
15%
10%
10%
15%
-7%
13%
11%
113%
8%
10%
68%
21%
90%
12%
11%
1%
27%
-8%
23%
14%
15%
-2%
4%
52%
2%
-6%
102
5. Total Aset (Total Aktiva) dan pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir
Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan. Pengembalian suatu perusahaan dapat
dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah
ekuitas, total aktiva. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset)
merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Apabila nilai tercatat dari aktiva
lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva diturunkan
menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dimana nilai tersebut
ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai. Apabila
aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi
penyusutannya
dikeluarkan
dari
laporan
keuangan
konsolidasian,
serta
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan
disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi harga perolehan akan
direklasifikasi ke masing-masing aktiva tetap pada saat aktiva tersebut selesai
dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aktiva
tersebut mulai digunakan.
Tabel 15. Total Aset (Total Aktiva) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
3.382.821.000
6.042.567.861
39.145.053.000
149.168.842.000
107.040.172.000
58.820.805.000
248.155.827.000
5.219.257.810
30.798.312.000
36.077.143.000
2005
3.191.715.000
6.402.714.128
61.166.666.000
150.180.752.000
122.775.579.000
67.803.454.000
263.383.348.000
7.012.881.782
41.579.861.000
49.026.180.000
Tahun
2006
3.496.965.000
7.290.905.515
57.929.290.000
176.798.726.000
154.725.526.000
82.072.687.000
267.517.192.000
8.666.760.040
46.544.346.000
53.039.911.000
2007
5.352.986.000
12.043.690.940
63.520.000.000
218.005.008.000
203.734.938.000
89.409.827.000
319.085.588.000
14.137.255.943
93.797.189.000
55.015.693.000
2008
6.519.791.000
10.245.040.780
80.740.000.000
245.569.856.000
246.076.896.000
107.268.363.000
358.438.678.000
25.417.964.953
103.197.574.000
56.855.129.000
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan total Aset
(total Aktiva) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 291.316.126.600.000,adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 4.388.855.600.000,-. Kondisi
pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun
2004-2008 adalah 6%, 2%, 19% dan 12%, sedangkan kondisi pertumbuhan
103
perusahaan AALI adalah -6%, 10%, 53% dan 22%. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 16.
Tabel 16. Pertumbuhan Total Aset (Total Aktiva) per tahun berdasarkan
rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Rataan 2004-2008
4.388.855.600.000
8.404.983.844.800
60.500.201.800.000
187.944.636.800.000
166.870.622.200.000
81.075.027.200.000
291.316.126.600.000
12.090.824.105.600
63.183.456.400.000
50.002.811.200.000
-6%
6%
56%
1%
15%
15%
6%
34%
35%
36%
Pertumbuhan/tahun
10%
53%
14%
65%
-5%
10%
18%
23%
26%
32%
21%
9%
2%
19%
24%
63%
12%
102%
8%
4%
22%
-15%
27%
13%
21%
20%
12%
80%
10%
3%
4.4. Rasio Keuangan
Hasil perhitungan dan analisis rasio keuangan terhadap rasio likuiditas, rasio
hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan, serta voluation
ratio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek setiap
perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, diluar kemampuan yang
dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban
jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio
likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan.
Tingkat likuiditas setiap perusahaan dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah.
c. Current Ratio (CR)
Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang
lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan
persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali
lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva
lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka
semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR
104
berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva
lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Hasil dari
Current Ratio terhadap perusahaan yang bertahan dapat dilihat pada Tabel
17.
Tabel 17. Hasil perhitungan Current Ratio
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
1,21
2,88
1,02
1,10
1,13
1,16
1,11
0,48
1,08
1,68
2,68
0,74
1,12
1,12
1,15
1,10
1,47
1,11
0,87
2,81
0,78
1,11
1,12
1,13
1,11
1,94
1,11
1,60
4,43
1,32
1,10
1,11
1,14
1,10
1,25
1,11
1,94
8,02
1,32
1,10
1,10
1,12
1,09
0,54
1,10
1,13
1,12
1,12
1,11
1,10
d. Acid Test (quick) Ratio
Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Hasil perhitungan QR dapat dilihat pada Tabel 18,
di bawah ini:
Tabel 18. Hasil perhitungan Quick Ratio
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
1,07
2,50
0,77
0,38
0,73
0,69
0,55
0,36
0,87
1,22
2,00
0,50
0,58
0,81
0,79
0,58
1,12
0,90
0,53
2,01
0,58
0,51
0,77
0,73
0,56
1,58
0,89
1,20
3,70
1,10
0,53
0,73
0,83
0,58
1,12
0,84
1,18
6,10
1,00
0,62
0,86
0,87
0,68
0,48
0,91
1,00
0,94
0,69
0,77
0,86
2. Leverage Ratio (Rasio Hutang)
Rasio Hutang membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana
pinjaman, makin besar pinjaman yang digunakan perusahaan makin besar kreditur
mempunyai kendali terhadap perusahaan. Berdasarkan perhitungan suku bunga
pinjaman apabila hasilnya lebih kecil dari return on investment (ROI), maka
105
perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding menambah modal sendiri atau
sebaliknya.
Hasil perhitungan rasio hutang dengan menggunakan pendekatan melalui
neraca yang menginformasikan besarnya hutang digunakan untuk aktiva dan
pendekatan melalui laporan laba/rugi yang menginformasikan besarnya hutang
bisa ditutup dengan laba operasional dapat dilihat penjelasannya di bawah ini.
4. Total Debt to Total Asset Rasio
Hasil perhitungan membandingkan antara total hutang dengan total aktiva
bahwa perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional dapat
dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Perhitungan Rasio Hutang
Tahun
No
Kode Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
10
BNII
2004
36%
59%
50%
91%
88%
87%
90%
61%
92%
2005
15%
53%
60%
89%
89%
87%
91%
34%
90%
2006
19%
41%
54%
90%
89%
88%
90%
36%
90%
2007
21%
27%
50%
91%
90%
88%
91%
51%
90%
2008
18%
21%
50%
91%
91%
90%
91%
55%
91%
88%
90%
90%
90%
91%
5. Time Interest Earned Ratio (TIE)
Hasil perhitungan rasio hutang dengan menghitung laba sebelum hutang
dan pajak (EBIT) dibagi beban bunga, maka diketahui laba untuk
perusahaan AALI, ANTM (tahun 2007 naik), ASII, BNBR pada tahun
2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa TIE bernilai rendah menunjukan
perusahaan dalam kondisi sakit, sehingga memerlukan perhatian pihak
manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan tersebut agar berubah
menjadi sehat. Hasil perhitungan TIE dapat dilihat pada Tabel 20.
106
Tabel 20. Hasil Perhitungan TIE
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
-10,52
-521,20
-13,08
0,42
1,04
0,80
0,20
0,91
0,55
-35,16
-46,18
-18,69
0,45
1,43
0,67
0,64
2,26
0,49
-45,42
-15,42
-7,25
0,45
1,08
0,71
0,47
-4,56
0,41
-388,58
58,47
-15,11
0,47
1,36
0,83
0,58
-3,71
0,55
-21.340,84
-7,42
-27,87
0,67
1,28
1,00
0,60
60,09
0,71
0,63
0,62
0,53
0,72
0,66
6. Fixed Chance Coverage
Kemampuan perusahaan membayar bunga secara periodik dan kewajiban
membayar sewa pada jangka panjang, termasuk biaya sewa (lease charge)
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil perhitungan Fixed Chance Coverage
Tahun
Kode
Emiten
No
2004
2005
2006
AALI
1
-10,68
-35,97
-46,09
ANTM
-525,81
-47,05
-15,64
2
ASII
3
-27,24
17,16
16,68
BBCA
4
-0,92
-0,92
-0,79
BBRI
5
-1,20
-1,17
-0,81
BDMN
6
-1,09
-0,65
-0,37
BMRI
7
-0,79
-0,10
-0,18
BNBR
8
1,91
3,27
-3,58
BNGA
9
-0,67
-0,38
-0,30
BNII
10
-0,62
-0,40
-0,21
2007
2008
-392,82
59,49
40,30
-0,95
-1,20
-0,64
-0,58
-2,71
-0,51
-22.063,88
-8,19
-156,79
-1,11
-1,05
-0,42
-0,68
62,35
-0,21
-0,10
-0,21
3. Rasio Aktivitas
Berdasarkan perhitungan dari data laporan laba/rugi setiap perusahaan,
angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan terlihat beragam, ada angka
menunjukan perubahan semakin besar, maka kondisi perusahaan dikatakan sehat.
Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis yang besar (efektif)
walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama.
Beberapa perusahaan menunjukkan angka rendah terutama perusahaan.....Rasio
aktivitas perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki berdasarkan
107
perbandingan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk
penjualan dapat dilihat pada hasil berbagai perhitungan dibawah ini.
5. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Perhitungan perputaran persediaan ditentukan secara rata-rata. Penjualan
dibagi persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama,
apabila penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan
oleh harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi
kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian
berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan
lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun
dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok
penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya.
Perputaran persediaan setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Perputaran persediaan setiap perusahaan
Tahun
No Kode Emiten
2004
2005
2006
AALI
1
-5,54
-5,53
-6,61
ANTM
2
-1,64
-1,99
-3,15
ASII
3
-6,62
-9,43
-8,44
BBCA
4
0,05
0,05
0,06
BBRI
5
0,11
0,11
0,12
BDMN
6
0,11
0,11
0,10
BMRI
7
0,06
0,01
0,02
BNBR
8
-2.272,06
-4,82
-7,28
BNGA
9
0,05
0,06
0,08
BNII
10
0,07
0,07
0,06
2007
2008
-8,05
-5,11
-10,44
0,06
0,16
0,14
0,05
-7,66
0,17
-12,64
-7,58
-14,65
0,08
0,17
0,10
0,06
-11,83
0,10
0,02
0,03
6. Average Collection Period
Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih
piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian
piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang.
Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya
yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang,
diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah
ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah
hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang.
Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama
108
(perhitungan rata-rata penjualan harian). Rata-rata penjualan/hari dan
Average Collection Period pada setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel
23.
Tabel 23. Hasil perhitungan rata-rata penjualan/hari pada setiap perusahaan
No
Tahun
Kode
Emiten
2004
2005
2006
2007
2008
22.670.047.222,222
1
AALI
9.645.900.000,000
9.363.711.111,111
10.438.852.777,778
16.558.205.555,556
2
ANTM
7.940.381.958,333
9.031.210.786,111
15.637.226.216,667
33.356.118.050,000
26.644.392.050,000
3
ASII
123.179.366.666,667
171.476.763.888,889
154.189.263.888,889
194.952.666.666,667
269.622.222.222,222
4
BBCA
12.579.813.888,889
14.232.272.222,222
16.851.675.000,000
17.782.305.555,556
21.444.563.888,889
5
BBRI
15.920.633.333,333
15.578.786.111,111
16.407.558.333,333
21.611.316.666,667
24.505.588.888,889
6
BDMN
7.180.122.222,222
6.410.794.444,444
5.448.658.333,333
8.728.347.222,222
6.757.658.333,333
7
BMRI
20.902.783.333,333
3.424.658.333,333
7.864.433.333,333
17.592.855.555,556
22.412.666.666,667
8
BNBR
3.414.656.775.000,000
7.606.864.122,222
12.034.110.655,556
14.691.026.797,222
23.346.333.130,556
9
BNGA
2.094.658.333,333
2.073.136.111,111
2.588.325.000,000
5.788.952.777,778
3.011.563.888,889
10
BNII
2.264.480.555,556
2.545.144.444,444
2.065.250.000,000
846.897.222,222
1.814.783.333,333
Tabel 24. Average Collection Period
Tahun
No
Kode Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
2004
7,22
36,99
98,55
40,73
19,99
119,06
4.103,13
0,06
0,00
2005
10,71
57,19
171,39
49,05
39,74
115,50
27.701,88
82,98
0,00
2006
2,26
62,61
143,48
58,83
62,34
332,07
13.132,83
58,91
0,00
2007
6,95
52,80
114,75
75,78
50,48
227,03
7.132,92
101,78
69,88
2008
1,09
27,25
91,14
65,72
36,12
281,01
7.256,51
51,39
92,39
10
BNII
5.652,33
7.975,98
10.181,80
32.950,82
18.927,24
7. Fixed Asset Turnover
Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara
penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas
pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran
aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian
aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar
otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada
perusahaan. Pada Tabel 25 dapat dilihat hasil perhitungan fixed asset
turnover setiap perusahaan.
109
Tabel 25. Hasil perhitungan Perputaran Aktiva Tetap
Tahun
No
Kode Emiten
2004
2005 2006 2007
AALI
3,26
2,60
2,43
3,40
1
ANTM
3,26
2,60
2,43
3,40
2
ASII
5,19
5,37
4,26
5,40
3
BBCA
1,34
1,39
1,46
2,83
4
BBRI
3,50
2,91
3,24
4,73
5
BDMN
1,99
1,56
1,25
2,04
6
BMRI
1,37
0,23
0,60
1,40
7
BNBR
538,66
0,88
1,17
0,81
8
BNGA
1,94
1,69
2,02
1,68
9
BNII
0,90
1,10
0,90
0,39
10
2008
4,08
4,08
5,18
2,92
6,53
1,28
1,75
0,97
0,92
0,86
8. Total Asset Turnover
Efektivitas penggunaan total aktiva dapat dihitung dengan melakukan
perbandingan penjualan dengan total aktiva. Hasil perhitungan total asset
turnover (Tabel 26) adalah sebagai berikut:
Tabel 26. Perputaran Total Aktiva setiap perusahaan
Tahun
No
Kode Emiten
2004
2005
2006
2007
AALI
1,03
1,06
1,07
1,11
1
ANTM
0,47
0,51
0,77
1,00
2
ASII
1,13
1,01
0,96
1,10
3
BBCA
0,03
0,03
0,03
0,03
4
BBRI
0,05
0,05
0,04
0,04
5
BDMN
0,04
0,03
0,02
0,04
6
BMRI
0,03
0,00
0,01
0,02
7
BNBR
235,53
0,39
0,50
0,37
8
BNGA
0,02
0,02
0,02
0,02
9
BNII
0,02
0,02
0,01
0,01
10
2008
1,25
0,94
1,20
0,03
0,04
0,02
0,02
0,33
0,01
0,01
4. Profitabilitas Ratio
Efektivitas setiap perusahaan terlihat dari rasio keuntungan, semakin efektif
manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Hasil akhir setiap perusahaan dalam menjalankan tugas
dihitung berdasarkan berbagai bentuk rasio profitabilitas akan dijelaskan di bawah
ini.
4. Profit Margin on Sales
Kemampuan setiap perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari
penjualan dengan membandingkan antara laba bersih dan total aktiva,
110
menunjukkan bahwa perusahaan AALI mendapatkan laba bersih pada
tahun 2008 sebasar 0,404 dan menunjukan profit margin yang tinggi dari
tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan ANTM pada tahun 2007 memiliki
profit yang tinggi sebesar 0,784 dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi
pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,240. Perusahaan ASII
sebesar 0,111 pada tahun 2004 dan tahun-tahun selanjutnya mengalami
penurunan laba bersihnya. Perusahaan BBCA, BBRI, BNBR BNGA dan
BNII mengalami perubahan yang tidak stabil dalam indikator profit
margin untuk mencari laba. Perhitungan profit margin on sales setiap
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Perhitungan Profit Margin on Sales
Tahun
No Kode Emiten
2004
2005
2006 2007
AALI
24%
25% 23% 37%
1
ANTM
13%
13% 21% 78%
2
ASII
11%
9%
6% 10%
3
BBCA
2%
2%
2%
2%
4
BBRI
3%
3%
3%
2%
5
BDMN
3%
2%
1%
2%
6
BMRI
2%
0%
1%
1%
7
BNBR
-6702%
-9%
2%
2%
8
BNGA
2%
1%
1%
2%
9
BNII
2%
1%
1%
1%
10
2008
40%
24%
11%
2%
2%
1%
1%
-75%
1%
1%
5. Return on Total Asset (ROA)/return on investment (ROI)
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
(imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi atau tingkat efektivitas
dari keseluruhan operasi perusahaan sama dengan hasil perhitungan Profit
Margin on Sales. Jadi efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
ekonomi yang ada, guna menciptakan laba merupakan perbandingan
antara laba bersih dengan total asset mengalami ketidakstabilan dari tahun
2004 sampai tahun 2009. Hasil perhitungan Rasio return on total asset
(ROA)/return on investment (ROI) dapat dilihat pada Tabel 28.
111
Tabel 28. Hasil perhitungan ROI/ROA pada 10 Perusahaan
Tahun
No Kode Emiten
2004
2005 2006 2007 2008
AALI
24%
25% 23% 37%
40%
1
ANTM
13%
13% 21% 78%
24%
2
ASII
11%
9%
6% 10%
11%
3
BBCA
2%
2%
2%
2%
2%
4
BBRI
3%
3%
3%
2%
2%
5
BDMN
3%
2%
1%
2%
1%
6
BMRI
2%
0%
1%
1%
1%
7
BNBR
-6702%
-9%
2%
2%
-75%
8
BNGA
2%
1%
1%
2%
1%
9
BNII
2%
1%
1%
1%
1%
10
Return on Investment (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat
investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini
merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil
pengembalian yang diberikan oleh modal yang ditanam. Perhitungan ROI
adalah NOPAT dibagi Total Aset (Total Aktiva). Hasil perhitungan
tersebut dianalisa dengan menganalisa laporan keuangan yang mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh (komprehensif).
6. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth)
Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 29), maka dapat dilihat efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau menggunakan
sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Perlu diingat rasio ini
bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya akan tetapi rasio
pengembalian modal yang membandingkan antara laba bersih dengan
modal pemilik. Hasil perhitungan return on net worth dapat dilihat pada
Tabel 29 di bawah ini.
112
Tabel 29. Hasil perhitungan Return on networth
Tahun
No Kode Emiten
2004
2005 2006 2007
AALI
39%
30% 29% 49%
1
ANTM
33%
28% 36% 108%
2
ASII
26%
27% 17% 24%
3
BBCA
23%
23% 23% 22%
4
BBRI
21%
15% 13% 18%
5
BDMN
21%
15% 13% 18%
6
BMRI
21%
3%
9% 15%
7
BNBR
-17957%
-16%
5%
5%
8
BNGA
28%
14% 14% 17%
9
BNII
20%
15% 12%
7%
10
2008
51%
31%
27%
25%
12%
12%
17%
-254%
7%
10%
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Berdasarkan hasil perhitungan rasio pertumbuhan dengan memakai data
perusahaan, titik awal yang dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan
adalah kondisi perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan
negara-negara maju (development market). Rasio pertumbuhan pada setiap
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Rasio Pertumbuhan pada setiap perusahaan 5 tahun terakhir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004-2005
4%
-2%
-24%
11%
-9%
-42%
-824%
-71392%
-63%
-54%
Tahun
2005-2006
2006-2007
-10%
39%
38%
73%
-39%
38%
0%
-17%
-13%
-16%
-34%
34%
75%
34%
477%
-57%
5%
13%
-24%
-86%
2007-2008
9%
-226%
6%
12%
2%
-81%
8%
102%
-141%
24%
Berdasarkan hasil perhitungan ROI dapat dilihat kinerja perusahaan dan
nilai pertumbuhan dari setiap perusahaan dengan menghitung rataan dari tahun
2004-2008. Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan Return
On Investment (ROI) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar 0.301 adalah
perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah PT
113
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar (13.565). Kondisi pertumbuhan Return
On Investment (ROI) per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008
adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan ANTM dengan BNBR. Perbedaan
pertumbuhan Return On Investment (ROI) per tahun antar 10 perusahaan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 31. Pertumbuhan ROI per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10
Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
Rataan 2004-2008
0.296
0.301
0.095
0.023
0.028
0.019
0.012
(13.565)
0.014
0.013
5%
-2%
-19%
12%
-9%
-29%
-89%
-100%
-39%
-35%
Pertumbuhan/tahun
-9%
64%
62%
268%
-28%
60%
0,18%
-14%
-11%
-14%
-26%
51%
295%
50%
-127%
-36%
6%
16%
-19%
-46%
9%
-69%
6%
14%
2%
-45%
9%
-4833%
-59%
32%
6. Valuation Ratio
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat,
sehingga calon investor dimungkinkan menghargai nilai saham, baik yang lebih
tinggi dari nilai buku atau sebaliknya. Rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor,
walaupun manajemen juga memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan
manajemen adalah untuk rigth issue.
3. Price to Earning Ratio (PER)
Besar laba yang dihasilkan oleh setiap perusahaan berdasarkan hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 32. Indikator PER adalah semakin
tinggi nilai PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor,
perusahaan dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor
beranggapan saham dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan
harga, sehingga peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat
kecil.
114
Tabel 32. Price to Earning Ratio (PER)
No
Kode Emiten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
1,56
1,88
0,60
3,07
2,63
1,62
3,04
116,00
9,45
46,88
2005
2,17
2,45
0,80
3,70
3,36
2,65
36,18
69,96
18,01
72,11
Tahun
2006
2,80
1,72
1,53
4,07
3,95
5,22
11,78
175,62
25,96
107,94
2007
1,74
4,07
1,36
11,92
5,41
5,16
10,40
263,55
33,72
299,34
2008
1,32
15,33
0,97
9,32
4,43
7,24
8,64
9,74
78,18
224,72
4. Market to Book Ratio (MBR)
Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh
perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah
rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku.
Hasil perhitungan MBR dan book value dapat dilihat pada Tabel 33 dan
Tabel 34.
Tabel 33. Market to Book Ratio (MBR) setiap perusahaan 5 tahun terakhir
Tahun
No
Kode Emiten
2004
2005
2006
2007
2008
AALI
0,60
0,65
0,80
0,85
0,67
1
ANTM
0,00061
0,00068
0,00063
0,00238
0,00260
2
ASII
0,00020
0,00021
0,00025
0,00033
0,00027
3
BBCA
0,70
0,84
0,96
2,62
2,31
4
BBRI
0,77
0,96
1,00
1,35
1,18
5
BDMN
0,50
0,62
0,73
1,01
1,05
6
BMRI
0,64
0,94
1,08
1,55
1,51
7
BNBR
15,85
4,91
8,45
11,99
20,64
8
BNGA
2,64
2,48
3,51
5,60
5,70
9
BNII
9,04
10,99
12,91
20,08
21,75
10
Tabel 34. Nilai Buku (Saham) setiap perusahaan 5 tahun terakhir
Tahun
No
Kode Emiten
2004
2005
2006
AALI
1.321,26
1.665,44
1.745,44
1
ANTM
1.299.025,58
1.588.119,52
2.244.388,76
2
ASII
4.072.548,37
5.045.097,33
5.527.125,46
3
BBCA
1.130,51
1.285,75
1.468,16
4
BBRI
1.038,57
1.127,90
1.409,84
5
BDMN
1.590,39
1.748,12
1.915,74
6
BMRI
1.243,76
1.150,25
1.295,36
7
BNBR
50,27
220,51
166,03
8
BNGA
301,85
435,59
399,52
9
BNII
88,12
1.665,44
1.745,44
10
2007
2.578,58
917.349,99
6.660.236,07
832,18
1.621,71
2.166,18
1.411,52
181,96
389,71
108,66
2008
3.274,34
845.579,89
8.171.220,16
953,00
1.864,78
2.099,89
1.461,74
106,60
386,05
101,16
115
4.5. Analisis Risiko
Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan
kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam
kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high returnhigh risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar
risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada
instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya.
Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi.
Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah
asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one
basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor
disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang
berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam
kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara
lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan
peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi),
melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif.
Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang
memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh
krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi
tidak mampu memproteksi nilai investasi.
Salah satu cara menganalisis risiko adalah dengan menghitung Beta (ß)
yang merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang terjadi
dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham dalam suatu
portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses keuntungan
suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar.
Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi
perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis,
suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang
sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar
116
lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun
juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60. Hasil perhitungan Beta (ß) dari 10
perusahaan berdasarkan data 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Hasil perhitungan Beta (ß) pertahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Emiten
AALI
ANTM
ASII
BBCA
BBRI
BDMN
BMRI
BNBR
BNGA
BNII
2004
0,20
0,77
-0,14
1,55
-0,30
-0,28
-0,08
0,40
0,13
-0,12
2005
-0,37
0,48
1,07
0,38
-0,07
1,36
0,81
1,68
1,02
0,25
Tahun
2006 2007
0,27
1,57
1,02
0,17
0,72
1,47
0,39
0,98
0,50
0,86
1,18
0,98
0,72
1,45
0,41
0,76
1,12
0,77
0,52
0,62
2008
1,73
1,73
1,34
0,18
0,92
1,19
0,96
0,78
1,31
-0,80
4.6. Rekomendasi Penetapan Keputusan dalam Menentukan Investasi
Melalui VB.Net (Visual Basic Net)
Hasil akhir dari penelitian adalah suatu sistem informasi laporan keuangan
dari perusahaan yang tergabung dalam LQ45 yang menginformasikan tentang
laporan keuangan setiap tahun, mulai dari jumlah aktiva sampai dengan laba atas
investasi. Sistem informasi ini menggunakan Visual Basic Net yang dapat diakses
oleh setiap investor atau calon investor. Pada penelitian ini hanya menganalisis
laporan keuangan dan hanya sampai pada tahap uji coba sistem, dimana sistem
dapat bekerja dan tidak terdapat kesalahan pada perhitungan kondisi keuangan
berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan kinerja perusahaan yang tergabung
dalam LQ45. Pada sistem ini tidak dilakukan perhitungan efektivitas dan efisiensi
kerja, serta sistem tidak terhubung secara langsung (online) dengan sistem BEI
yang berhubungan dengan pelaporan keuangan setiap perusahaan. Pengambilan
kesimpulan hanya sampai dengan pencapaian tujuan penelitian, tidak dapat
merekomendasikan penetapan keputusan untuk menentukan pemilihan perusahaan
karena cakupan pembahasan dalam penelitian ini hanya dilakukan pengolahan
data dan analisis perusahaan pada 10 perusahaan yang tergabung LQ45 dan yang
bertahan selama periode tahun 2004 sampai tahun 2009.
Kendala selama pengolahan data yang diperoleh adalah adanya perbedaan
sistem pembuatan pelaporan keuangan berdasarkan standar sistem akuntansi dari
setiap perusahaan. Perbedaan ini sangat berpengaruh pada pemahaman para
117
investor. Perbedaan yang terlihat dari jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan tersebut yaitu perusahaan manufaktur seperti Astra Argo Lestari Tbk.
(AALI), Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Astra International Tbk (ASII),
Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan perusahaan jasa Bank Central Asia Tbk
(BBCA), Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), Bank Danamon Tbk. (BDMN),
Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank International
Indonesia Tbk (BNII).
4.7. Model Program Komputer Analisis LQ45
Pengukuran yang lazim dipakai selama ini adalah pengukuran dengan
pendekatan rasio pada ukuran kinerja perusahaan yang mendasarkan pada laba
akuntansi (accounting profit) dengan menggunakan ROI. Analisis fundamental
menggunakan data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan
informasi yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis data-data pada perusahaan indeks LQ45 maka
model yang dapat direkomendasikan program komputer Visual Basic.Net. Model
program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data yang diperoleh dari BEI
langsung dan internet, serta hasil perhitungan ROI pada indeks LQ45 (10
perusahaan). Outcome dari model komputer yang dapat digunakan adalah
Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi. Hutang (Kewajiban), Modal
(Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah
Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan ROI.
4.7.1. Proses Pembuatan Visual Basic.Net
Aplikasi analisis ROI LQ45 membutuhkan data keuangan per-periode dari
perusahaan yang termasuk ke dalam LQ45. Data yang sudah didapat dari
perusahaan-perusahaan disimpan ke dalam file database. Software database yang
digunakan untuk aplikasi analisis ROI Perusahaan LQ45 adalah Microsoft Access
2003. Microsoft Access 2003 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan
database dan juga file Microsoft Access 2003 merupakan file database yang
portable, sehingga aplikasi analisis ROI 45 dapat dijalankan tanpa ketergantungan
pada software lain.
118
Dalam pembuatan database ini, dibuat beberapa relasi (tabel) untuk
mengelompokan kriteria yang sesuai. Relasi yang dibuat adalah relasi
DaftarLQ45, Perusahaan, Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat.
Dalam relasi DaftarLQ45 terdapat atribut (kolom) nama perusahaan yang
berisi seluruh nama perusahaan yang terdapat pada waktu tertentu dan atribut
tahun yang berisi informasi tahun menyangkut perusahaan tertentu. Relasi ini
dihubungkan dengan seluruh relasi yang lainnya, yaitu Aktiva, Ekuitas,
Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat.
Data-data yang dimasukkan ke dalam database hanya data-data keuangan
pertahun dari setiap perusahaan yang belum diolah untuk menghasilkan
kesimpulan ROI. Pengolahan data dilakukan didalam aplikasi dengan cara
memberikan Query (perintah kepada database untuk melakukan operasi tertentu)
dan hasilnya ditampilkan pada aplikasi. Data-data perhitungan ROI tidak perlu
tersimpan pada file database, sehingga meminimumkan memori yang digunakan.
Setelah database terbentuk, hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuat
aplikasi analisis ROI LQ-45 dengan menggunakan Visual Basic 2008. Software
Visual Basic 2008 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan aplikasi dan
bahasa pemrogramannya pun mudah dipahami. Visual Basic 2008 menggunakan
framework .net 3.5 SP1. Framework adalah kumpulan API (Application
Programming Interface) yang digunakan untuk membangun aplikasi. Versi yang
digunakan adalah .NET 3.5 SP 1 (Service Pack 1), sehingga jika ingin
menjalankan aplikasi analisis ROI LQ45 di komputer lain, maka komputer
tersebut harus terlebih dahulu terinstall Framework .net 3.5 SP1, karena pada
framework itulah aplikasi ini dapat berinteraksi dengan mesin komputer.
Langkah selanjutnya membuat tampilan aplikasi. Pada aplikasi ini, terdapat
tiga menu utama yang berbentuk Radio button yang terdiri atas List LQ-45, Data
keuangan Perusahaan. Pada Menu List LQ-45 terdapat pilihan periode awal dan
periode akhir, dimana user (pengguna) dapat memilih dari periode apa sampai
periode yang dia tentukan untuk melihat daftar perusahaan LQ45. Setelah User
melihat daftar perusahaan apa saja yang ada, user dapat melihat data keuangan
perusahaan yang user pilih dari periode yang muncul. Jika user memilih data
keuangan dari satu perusahaan tertentu, maka akan tampil suatu form baru yang
119
berisi tabel Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba dan Nopat. Tabel-tabel tersebut
berisi data keuangan perusahaan per-periode sesuai dengan pilihan user. Pada
form ini juga terdapat dua grafik. Grafik yang pertama menunjukkan grafik data
keuangan tertentu pada perusahaan yang user pilih. Grafik yang kedua
menunjukkan grafik perbandingan data keuangan dengan seluruh perusahaan yang
terdapat dalam database. Grafik-grafik ini dapat diperbesar dengan cara mengklik
grafik yang diinginkan. Maka akan keluar suatu form baru, yang berisi grafik
dengan nilai-nilai detailnya.
Pada menu Data Keuangan Perusahaan, terdapat pilihan Perusahaan apa
yang ingin dilihat oleh user. Daftar perusahaan yang dapat ditampilkan adalah
perusahaan yang data keuangannya telah ada pada database aplikasi ini. Setelah
user memilih maka akan muncul kembali form baru yang persis dengan form yang
muncul pada menu pertama, yang berisi tabel data keuangan per-periode dan juga
grafiknya.
Pada menu ROI, terdapat pilihan perusahaan apa saja yang sudah masuk
database. Setelah memilih maka akan muncul dibawahnya tabel ROI perusahaan
tertentu dan juga 2 grafik. Grafik pertama menggambarkan ROI perusahaan yang
dipilih per-periode dan grafik kedua menggambarkan ROI seluruh perusahaan
yang terdapat pada database per-periode, sehingga user dapat membandingkan
ROI per-perusahaan lebih mudah dengan menggunakan grafik.
Setelah rancangan tampilan aplikasi selesai, langkah selanjutnya adalah
menuliskan syntax (kode-kode) pada aplikasi ini, sehingga aplikasi ini dapat
berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Hal yang harus dilakukan pertama kali
adalah membuat koneksi aplikasi ke dalam database, sehingga aplikasi ini dapat
membaca dan menulis data sesuai dengan apa yang kita inginkan. Koneksi VB
(Visual Basic) ke database Microsoft Access 2003 menggunakan koneksi tipe
OLE-DB (Object Linking and Embedding - Database). Koneksi ini telah tersedia
pada framework .net 3.5 SP1, sehingga memudahkan dalam proses pemrograman.
Setelah berhasil mengkoneksikan aplikasi dengan database, langkah
selanjutnya adalah retrieve (mengambil/membaca) data pada database dan
menampilkan pada aplikasi. Cara yang dilakukan untuk me-retrieve data dari
database ke aplikasi adalah dengan cara mengirimkan query-query yang nantinya
120
akan diproses oleh database, lalu database akan mengembalikan sejumlah data
sesuai dengan query yang diminta. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah binding
data (memposisikan data untuk ditampilkan pada aplikasi). Binding data ini diset
pada control (jenis-jenis tampilan, seperti textbox, combobox dan sebagainya)
yang sesuai yang telah dibuat pada perancangan tampilan.
Pada VB.net 2008, jika me-retrieve data, data yang ditampilkan tidak
berasal langsung dari sumbernya (database), tetapi disimpan terlebih dahulu ke
dalam dataset (control yang berisi data dari database) melalui data adapter
(penghubung antara database dengan dataset) dan baru ditampilkan dengan data
view (control yang menampilkan isi dari dataset). Hal ini mempercepat
pemrosesan query aplikasi pada database, sehingga, jika suatu saat aplikasi ini
mengirim query pada database, hal yang dilakukan pertama kali adalah mencari
pada dataset. Jika data yang diinginkan terdapat pada dataset, maka akan langsung
ditampilkan, jika tidak maka program akan membuka koneksi lagi ke database,
mengirimkan ke dataset melalui data adapter, dan menampilkannya pada aplikasi.
Seluruh hal ini dilakukan secara otomatis oleh VB.net 2008.
Query yang dikirimkan merupakan kumpulan syntax SQL (Structured
Query Language). Dalam pemrograman VB 2008, syntax SQL direpresentasikan
sebagai string (tipe data yang merupakan kumpulan dari karakter). String tersebut
dikirim oleh aplikasi ke database dan diproses oleh database. Jadi aplikasi ini
menggunakan dua bahasa pemrograman berbeda yang digabung menjadi satu
pada VB 2008.
Pada rancangan aplikasi sebelumnya, disebutkan bahwa aplikasi ini dapat
menampilkan grafik data keuangan. Sebenarnya control grafik telah disediakan
oleh framework .net 3.5 SP 1 ini. Namun control grafik yang telah tersedia masih
kurang memadai, sehingga aplikasi ini menggunakan control tambahan yaitu MS.
Chart yang kemudian diintegrasikan dengan framework .net 3.5 SP 1. Jadi untuk
menjalankan aplikasi ini, selain komputer yang akan digunakan nanti harus
terinstall Framework .Net 3.5 SP1, komputer itu juga harus terinstall MS. Chart,
sehingga program dapat berjalan dengan baik.
Menampilkan grafik sesuai dengan criteria yang dipilih dengan cara hampir
serupa dengan menampilkan data dari database berupa tabel atau informasi
121
lainnya yang telah dibahas sebelumnya. Jadi, hal yang harus dilakukan adalah
membuka koneksi ke database, lalu me-retrieve data dengan cara mengirimkan
query, dan binding data ke dalam grafik (Chart).
Konfigurasi grafik dilakukan pada saat pengkodean di form yang
bersangkutan. Konfigurasi ini menyangkut dua hal, yaitu tampilan grafik dan
binding data grafik. Tampilan grafik meliputi pemilihan jenis grafik, warna,
ukuran huruf dan sebagainya. Sedangkan binding data grafik merupakan
pengaturan data apa saja yang akan ditampilkan pada grafik.
Setelah semua terkonfigurasi dengan baik, mulai dari koneksi ke database,
User Interface (tampilan), binding data dan retrieve data, maka aplikasi ini siap
untuk dijalankan. Proses pembuatan Visual Basic.Net dapat dilihat pada Gambar 4
di bawah ini.
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Visual Basic.Net
4.7.2 Tampilan (User Interface) Visual Basic.Net
Cara membuka dan menjalankan program Microsoft Visual Basic.Net
adalah sebagai berikut:
1. Klik tombol My Computer pada desktop, pilih Lokal Disk E, kemudian
pilih folder VB.Net LQ45, lalu klik aplikasi Dase(Realease Candidate),
sehingga akan tampil Menu Utama Analisis Keuangan ROI.
122
2. Klik List LQ45, pilih periode awal yang diinginkan dan periode akhir
yang diinginkan maka akan muncul beberapa pilihan periode dari Agustus
2005 - Januari 2009, klik show sehingga tampil list LQ45 periode yang
diinginkan.
3. Setelah tampil Indeks LQ45, dapat dilihat detail data keuangan setiap
perusahaan dengan mengklik data keuangan dan memilih perusahaan yang
ingin dilihat data keuangannya (contoh: AALI) lalu klik submit, maka
akan tampil data keuangan perusahaan AALI dari mulai aktiva sampai
dengan NOPAT dan akan muncul grafik aktiva AALI serta grafik aktiva
10 perusahaan.
123
4. Apabila ingin melihat grafik aktiva lebih jelas maka grafik tersebut dapat
diperbesar dengan mengklik grafik tersebut. Begitu juga grafik aktiva 10
perusahaan.
5. Ekuitas, Kewajiban, Laba dan NOPAT dapat dilihat dengan cara ketiga
dan keempat. Tampilan VB.Net 10 perusahaan LQ45 dapat dilihat pada
Lampiran 7.
124
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi sebagai perusahaan yang
bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun
2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo
Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra
International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank
Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB
Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
2. Kinerja keuangan perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir
berdasarkan laporan keuangan tahunan dapat dilihat sebagai berikut:
a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi,
sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per
tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, 3200%.
b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi
tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi
pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, 133%, 4%, -8610%.
c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang)
adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun
sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan
rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun
sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.
125
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada
posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi
pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%,
53%, 22%.
3. Kinerja perusahaan setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total
Asset (ROA)/return on investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir,
perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301
adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi
terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai
(13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari
tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi
pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
4. Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor
dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada
perusahaan Indeks LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini
akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan
keuangan untuk melihat kinerja dari setiap perusahaan, maka dapat
membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.
5.2. Saran
1. Sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari
perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam
laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk
memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun
para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi).
2. Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan
jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
3. Bagi pengguna laporan keuangan: Return on Total Asset/Return on
Investment sebagai salah rasio profitabilitas dalam laporan keuangan,
sebaiknya mendapat perhatian lebih dari sebelumnya, karena ternyata
memiliki pengaruh terhadap return.
126
DAFTAR PUSTAKA
Anis Qomarodin Hamid. 2008. Pemrograman Aplikasi Akuntansi Menggunakan
Microsoft Excel 2007 dan Visual Basic for Application (VBA). PT Elex
Media Computindo, Jakarta.
Arifin, J. dan Wicaksono. 2006. Komputer Akuntansi dengan Microshoft
Excel.PT Elex Computindo, Jakarta.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston. 2004. Fundamentals of Financial
Management. 10th. South-Western, Ohio.
Bodi, Zvi and Alex Kane, Alan J. Marcus. 2005. Investments. The McGraw-Hill,
Singapore.
Efisitek.Com dan R. Fikriansyah. 2008. Dasar Pemrograman VB.Net 2008. Restu
Agung, Jakarta.
Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Visual Basic.Net untuk Orang Awam. Maxikom.
Palembang.
Goetzmann, William N, dan Stanley J. Gartska, 1999, The Development of
Corporate Performance Measures: Benchmark Before EVA. SSRN.
Habib, Arief. 2008. Kiat Jitu Peramalan Saham; Analisis dan Teknik. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Jakarta Stock Exchange. 2005. Indonesian Capital Market Directory 2005. PT.
Bursa Efek Jakarta, Jakarta.
Kieso, Weygandt. et.al. 2004. Intermediate Accounting. John Wiley and Sons
Company, USA.
Keown, A. J. 2004. Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi 9.
PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Madcoms. 2006. Panduan Pemrograman dan Referensi Kamus; Visual Basic 6.0.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Martono, Cyrillius. (2002)Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio
Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang, serta
Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang GoPublic di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2,
Nopember 2002: 126 – 140. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi - Universitas Kristen Petra
127
Pradhono. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings
dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang saham.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6, No. 2, November: 140-165..
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Siegel, Joel G. dan Jae K.Shim. 1999. Kamus Istilah Akuntansi. PT Gramedia,
Jakarta.
Suad Husnan. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 3, YKPN.
Tunggal, A. W. 2001. Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan Kasus.
Harvindo, Jakarta.
Van Horne, James and Wachowicz. 2002. Fundamentals of Financial
Management. Prentice Hall, Singapore.
Warren, S, Carl. 2006. Accounting: Pengantar Akuntansi. Salemba Empat,
Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan
Dasar. Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta.
Wild, John J. Subramanyam,K R. et.al. 2005. Financial Statement Analysis
Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Widyaningdyah, A. Utari. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia.
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 89 – 101
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Kristen Petra
Young S. David, and Stephen O’Byrne. Alih bahasa Lusy Widjadja. 2001. EVA
dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id
www.google.co.id
129
Lampiran 1. Daftar Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Periode Febuari 2005-Januari 2009
Feb05-Juli05
Ags05-Jan06
Feb06-Juli06
Ags06-Jan07
Feb07-Juli07
Ags07-Jan08
Feb08-Juli08
Ags08-Jan09
1
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
2
ADHI
ADHI
ADHI
ADHI
ADHI
ADHI
ADHI
AKRA
3
ANTM
ADMG
ADMG
ADMG
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
4
ASII
ANTM
ANTM
ANTM
APEX
ASII
ASII
ASII
5
BBCA
ASII
ASII
APOL
APOL
BBCA
BBCA
BBCA
6
BBRI
BBCA
BBCA
ASII
ASII
BBKP
BBNI
BBNI
7
BDMN
BBRI
BBRI
BBCA
BBCA
BBRI
BBRI
BBRI
8
BFIN
BDMN
BDMN
BBRI
BBRI
BDMN
BDMN
BDMN
9
BMRI
BLTA
BLTA
BDMN
BDMN
BHIT
BHIT
BISI
10
BNBR
BMRI
BMRI
BLTA
BLTA
BLTA
BKSL
BMRI
11
BNGA
BNBR
BNBR
BMRI
BMRI
BMRI
BLTA
BLTA
12
BNII
BNGA
BNGA
BNBR
BNBR
BMTR
BMRI
BNBR
13
BRPT
BNII
BNII
BNGA
BNGA
BNBR
BMTR
BNGA
14
BUMI
BNLI
BNLI
BNII
BNII
BNGA
BNBR
BNII
15
CTRS
BRPT
BUMI
BRPT
BTEL
BNII
BNGA
BTEL
16
ELTY
BUMI
CMNP
BTEL
BUMI
BRPT
BNII
BUMI
17
ENRG
CMNP
CTRS
BUMI
CMNP
BTEL
BRPT
CPIN
18
EPMT
ENRG
ENRG
CMNP
CTRA
BUMI
BTEL
CPRO
19
GGRM
GGRM
GGRM
CTRS
CTRS
CMNP
BUMI
CTRA
20
GJTL
GJTL
GJTL
ENRG
ENRG
CPRO
CPIN
DEWA
21
HMSP
INCO
INCO
GGRM
EPMT
CTRA
CPRO
ELTY
22
INCO
INDF
INDF
GJTL
GGRM
CTRS
CTRA
ENRG
23
INDF
INKP
INKP
INCO
GJTL
ELTY
ELTY
INCO
24
INKP
INTP
INTP
INDF
INCO
ENRG
ENRG
INDF
25
INTP
ISAT
ISAT
INKP
INDF
INCO
FREN
INKP
26
ISAT
JIHD
JIHD
INTP
INKP
INDF
INCO
ISAT
27
JIHD
KIJA
KIJA
ISAT
INTP
INKP
INDF
ITMG
28
KIJA
KLBF
KLBF
KIJA
ISAT
ISAT
INKP
KIJA
29
KLBF
LPBN
LPBN
KLBF
KIJA
KIJA
ISAT
LPKR
30
LSIP
LSIP
LSIP
LPKR
KLBF
KLBF
KIJA
LSIP
31
MEDC
MEDC
MEDC
LSIP
LPKR
LSIP
KLBF
MEDC
32
PGAS
PGAS
MLPL
MEDC
LSIP
MEDC
MEDC
MIRA
33
PLAS
PLAS
PGAS
MPPA
MEDC
PGAS
PGAS
MNCN
34
PNBN
PNBN
PLAS
PGAS
PGAS
PNBN
PNLF
PGAS
35
PTBA
PNLF
PNBN
PNBN
PNBN
PNLF
PTBA
PNBN
36
RALS
PTBA
PNLF
PNLF
PNLF
PTBA
SMCB
PTBA
37
RMBA
RALS
PTBA
PTBA
PTBA
SMCB
SULI
SGRO
38
SMCB
SMCB
SMCB
RALS
SMCB
SULI
TBLA
SMCB
39
TINS
SMRA
SMRA
SMCB
SULI
TINS
TINS
SMGR
40
TKIM
TINS
TINS
SMRA
TLKM
TLKM
TLKM
TBLA
41
TLKM
TKIM
TKIM
TKIM
TOTL
TOTL
TOTL
TINS
42
TRIM
TLKM
TLKM
TLKM
TSPC
TRUB
TRUB
TLKM
43
UNSP
UNSP
UNSP
UNSP
UNSP
TSPC
UNSP
TRUB
44
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNSP
UNTR
UNSP
45
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
UNTR
UNVR
UNTR
130
130
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Aktiva dari 10 Perusahaan LQ45
PT Astra Agro Lestari Tbk.
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih)
Piutang lain-lain
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang)
Uang muka
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka
Piutang derivatif
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tidak lancar
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya
Piutang pihak hubungan istimewa
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Tanaman belum menghasilkan
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Goodwill, bersih
Perkebunan plasma, bersih
Tagihan restitusi pajak
Aktiva lain-lain
Jumlah aktiva tidak lancar
JUMLAH AKTIVA
2004
970.156.000.000
2005
Tahun
2006
2007
2008
195.440.000.000
1.012.772.000.000
867.676.000.000
62.197.000.000
7.111.000.000
146.655.000.000
35.537.000.000
21.362.000.000
301.000.000
1.243.319.000.000
312.807.000.000
9.333.000.000
94.724.000.000
4.820.000.000
189.813.000.000
50.831.000.000
23.498.000.000
723.000.000
686.549.000.000
21.014.000.000
2.535.000.000
191.861.000.000
32.679.000.000
48.666.000.000
111.664.000.000
3.494.000.000
413.813.000.000
93.465.000.000
12.646.000.000
16.346.000.000
8.359.000.000
781.363.000.000
264.483.000.000
37.429.000.000
492.195.000.000
1.647.854.000.000
1.975.656.000.000
211.000.000
31.000.000
59.722.000.000
202.000.000
61.080.000.000
485.000.000
66.665.000.000
9.514.000.000
65.792.000.000
61.501.000.000
839.494.000.000
21.385.000.000
1.063.592.000.000
49.721.000.000
29.821.000.000
43.424.000.000
32.101.000.000
2.139.502.000.000
3.382.821.000.000
791.385.000.000
101.594.000.000
1.294.715.000.000
48.709.000.000
54.601.000.000
115.336.000.000
37.544.000.000
2.505.166.000.000
3.191.715.000.000
733.368.000.000
295.045.000.000
1.544.653.000.000
45.092.000.000
96.693.000.000
170.738.000.000
52.031.000.000
3.004.770.000.000
3.496.965.000.000
675.236.000.000
667.296.000.000
1.755.574.000.000
66.947.000.000
131.368.000.000
258.703.000.000
74.702.000.000
3.705.132.000.000
5.352.986.000.000
600.653.000.000
1.336.623.000.000
2.001.772.000.000
73.953.000.000
184.597.000.000
199.658.000.000
85.378.000.000
4.544.135.000.000
6.519.791.000.000
131
Lanjutan Lampiran 2.
Aneka Tambang Tbk.
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Kas yang dibatasi penggunannya
Investasi jangka panjang
Piutang usaha - pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang)
Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang)
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Aktiva lancar lainnya
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tidak lancar
Investasi pada perusahaan Kontrak Karya
Investasi dalam saham - bersih
Pinjaman ke perusahaan Kontrak Karya
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan (setelah dikurangi
akumulasi amortisasi)
Biaya tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi)
Ekstimasi tagih pajak
Goodwill, bersih
Aktiva pajak tangguhan - bersih
Biaya pengelolaan lingkungan hidup dan reklamasi tangguhan
Aktiva tidak lancar lainnya
Jumlah aktiva tidak lancar
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
1.998.551.871.000
46.450.000.000
639.576.263.000
100.916.796.000
1.138.182.108.000
55.905.683.000
4.743.875.109.000
3.284.218.532.000
158.549.964.000
281.993.825.000
11.718.170.000
396.065.076.000
182.843.772.000
68.186.524.000
6.670.539.000
2.992.479.777.000
467.998.026.000
48.541.572.000
527.289.673.000
263.579.706.000
31.058.156.000
8.551.610.000
2.087.511.802.000
900.832.982.000
78.208.155.000
947.389.575.000
125.056.053.000
36.222.732.000
35.805.510.000
3.317.602.798.000
1.680.059.742.000
81.019.366.000
1.319.084.300.000
79.547.752.000
38.139.426.000
106.374.055.000
8.048.099.750.000
594.950.328.000
131.186.741.000
1.391.471.720.000
129.460.830.000
53.425.709.000
76.268.120.000
5.819.531.944.000
30.929.169.000
30.929.169.000
36.687.722.000
55.798.418.000
92.608.473.000
2.692.859.049.000
32.930.500.000
3.825.458.802.000
3.346.302.819.000
3.022.621.934.000
2.890.477.780.000
196.007.542.000
9.116.065.000
267.828.256.000
25.124.724.000
375.807.790.000
39.769.094.000
487.012.456.000
27.710.668.000
95.488.827.000
4.617.054.000
21.070.378.000
3.050.088.084.000
6.042.567.861.000
123.118.091.000
3.663.302.000
6.149.482.000
4.315.202.326.000
6.402.714.128.000
164.875.722.000
3.164.788.000
6.694.782.000
3.973.302.717.000
7.290.905.515.000
21.353.060.000
314.768.870.000
2.848.368.000
63.477.416.000
3.995.591.190.000
12.043.690.940.000
622.828.357.000
29.903.644.000
269.945.984.000
85.360.253.000
380.271.230.000
2.440.902.000
51.672.213.000
4.425.508.836.000
10.245.040.780.000
132
Lanjutan Lampiran 2.
Astra Internasional Tbk.
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Piutang lain-lain
(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Piutang pembiayaan
(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Persediaan
Pajak dibayar di muka
Pembayaran di muka
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tidak lancer
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaanya
Dana pelunasan obligasi
Piutang pembiayaan
(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Piutang lain-lain
(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
Investasi jangka panjang lain-lain
(setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai)
Aktiva pajak tangguhan
Properti investasi
Tanaman perkebunan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Aktiva tetap
(setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Goodwill
Aktiva lain-lain
Jumlah aktiva tidak lancar
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
5.326.131.000.000
640.882.000.000
3.938.633.000.000
469.183.000.000
4.729.943.000.000
418.464.000.000
6.265.000.000.000
201.000.000.000
8.785.000.000.000
67.000.000.000
160.123.000.000
3.106.857.000.000
206.746.000.000
4.500.900.000.000
229.138.000.000
3.835.197.000.000
307.000.000.000
5.411.000.000.000
338.000.000.000
5.829.000.000.000
153.706.000.000
672.104.000.000
493.909.000.000
300.000.000.000
307.000.000.000
3.334.329.000.000
514.723.000.000
339.781.000.000
13.576.532.000.000
5.120.829.000.000
742.484.000.000
507.762.000.000
16.158.641.000.000
4.000.697.000.000
1.430.909.000.000
593.237.000.000
15.731.494.000.000
8.685.000.000.000
4.582.000.000.000
1.367.000.000.000
1.042.000.000.000
28.160.000.000.000
9.499.000.000.000
8.666.000.000.000
1.107.000.000.000
933.000.000.000
35.531.000.000.000
149.345.000.000
102.605.000.000
90.303.000.000
57.000.000.000
92.000.000.000
8.718.978.000.000
24.010.367.000.000
17.565.047.000.000
7.667.000.000.000
8.601.000.000.000
238.942.000.000
384.171.000.000
5.525.327.000.000
301.917.000.000
327.602.000.000
6.519.436.000.000
356.777.000.000
263.594.000.000
8.504.290.000.000
393.000.000.000
98.000.000.000
9.771.000.000.000
342.000.000.000
748.000.000.000
10.636.000.000.000
136.363.000.000
623.576.000.000
217.894.000.000
769.593.000.000
318.271.000.000
796.335.000.000
1.059.000.000.000
861.000.000.000
62.000.000.000
1.342.000.000.000
1.675.000.000.000
804.000.000.000
190.000.000.000
1.937.000.000.000
8.548.140.000.000
706.049.000.000
537.630.000.000
25.568.521.000.000
39.145.053.000.000
11.495.558.000.000
758.648.000.000
504.405.000.000
45.008.025.000.000
61.166.666.000.000
13.030.347.000.000
710.937.000.000
561.895.000.000
42.197.796.000.000
57.929.290.000.000
13.005.000.000.000
675.000.000.000
370.000.000.000
35.360.000.000.000
63.520.000.000.000
18.742.000.000.000
830.000.000.000
612.000.000.000
45.209.000.000.000
80.740.000.000.000
133
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Central Asia Tbk.
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain, pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Penempatan pada bank-bank lain, pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Surat-surat berharga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Obligasi rekapitulasi pemerintah
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
Tagihan derivative
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Kredit yang diberikan
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Investasi dalam sewa guna usaha, pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Piutang pembiayaan konsumen, pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Tagihan akseptasi
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Penyertaan
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Aktiva tetap, harga perolehan/revaluasi
( * ) Akumulasi penyusutan
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Aktiva lain-lain
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
2.977.044.000.000
10.234.721.000.000
226.606.000.000
(2.504.000.000)
3.085.963.000.000
(24.938.000.000)
40.334.499.000.000
(69.633.000.000)
46.658.916.000.000
381.048.000.000
17.413.000.000
(174.000.000)
3.725.998.000.000
15.029.383.000.000
235.655.000.000
(2.425.000.000)
14.866.086.000.000
(73.227.000.000)
6.096.341.000.000
(94.282.000.000)
49.828.703.000.000
748.505.000.000
84.123.000.000
(841.000.000)
5.484.694.000.000
18.401.657.000.000
454.894.000.000
(4.841.000.000)
7.135.120.000.000
(62.561.000.000)
28.360.293.000.000
(89.124.000.000)
49.139.082.000.000
7.675.723.000.000
20.871.955.000.000
303.429.000.000
10.798.921.000.000
9.668.608.000.000
7.909.406.000.000
6.391.403.000.000
4.936.408.000.000
45.847.933.000.000
50.044.630.000.000
46.777.950.000.000
39.810.702.000.000
42.462.000.000
(425.000.000)
21.821.000.000
67.494.000.000
493.082.000.000
39.866.683.000.000
(1.079.396.000.000)
77.969.000.000
(1.795.000.000)
534.026.000.000
(21.710.000.000)
961.911.000.000
(31.210.000.000)
5.791.000.000
(5.731.000.000)
3.377.339.000.000
(1.442.188.000.000)
299.238.000.000
2.365.872.000.000
494.303.000.000
53.636.776.000.000
(1.349.259.000.000)
57.412.000.000
(1.990.000.000)
725.364.000.000
(27.337.000.000)
1.670.698.000.000
(17.486.000.000)
5.791.000.000
(4.866.000.000)
3.690.821.000.000
(1.656.305.000.000)
262.110.000.000
173.968.000.000
61.248.340.000.000
(1.734.043.000.000)
39.696.000.000
(1.543.000.000)
1.024.692.000.000
(33.327.000.000)
1.763.187.000.000
(22.318.000.000)
5.791.000.000
(5.373.000.000)
4.159.674.000.000
(1.919.859.000.000)
354.565.000.000
692.268.000.000
81.696.365.000.000
(1.686.152.000.000)
27.737.000.000
824.211.000.000
111.960.125.000.000
(2.757.475.000.000)
11.532.000.000
1.347.461.000.000
1.409.286.000.000
2.315.703.000.000
4.186.718.000.000
1.493.000.000
24.603.000.000
2.264.841.000.000
2.644.785.000.000
376.154.000.000
3.078.924.000.000
770.686.000.000
3.259.216.000.000
32.541.000.000
2.268.174.000.000
(50.014.000.000)
150.180.752.000.000
317.865.000.000
2.616.485.000.000
(50.325.000.000)
176.798.726.000.000
218.005.008.000.000
245.569.856.000.000
(50.000.000.000)
149.168.842.000.000
134
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Rakyat Indonesia Tbk
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
( * ) Pihak ketiga
( * ) Penyisihan kerugian
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - setelah dikurangi
bunga yang belum
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Penyisihan kerugian
Efek-efek - termasuk premium yang belum diamortisasi dan
dikurangi bunga dan diskonto
( * ) Penyisihan kerugian
Tagihan wesel Ekspor
( * ) Penyisihan kerugian
Obligasi rekapitalisasi pemerintah
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
Tagihan derivative
( * ) Penyisihan kerugian
Kredit yang diberikan
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Penyisihan kerugian
Piutang dan pembiayaan syariah
( * ) Penyisihan kerugian
Tagihan akseptasi
( * ) Penyisihan kerugian
Penyertaan saham
( * ) Penyisihan kerugian
Aset tetap
( * ) Nilai tercatat
( * ) Akumulasi penyusutan
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Aktiva lain-lain, bersih
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2.280.808.000.000
7.783.149.000.000
2.763.958.000.000
8.707.695.000.000
3.458.907.000.000
14.021.368.000.000
359.394.000.000
(3.594.000.000)
652.945.000.000
(6.529.000.000)
5.210.216.000.000
2007
2008
5.041.396.000.000
31.047.872.000.000
922.852.000.000
6.750.145.000.000
9.945.696.000.000
3.420.288.000.000
181.935.000.000
(1.819.000.000)
(9.234.000.000)
(34.208.000.000)
(14.901.000.000)
9.353.732.000.000
256.000.000.000
(29.612.000.000)
13.490.867.000.000
166.000.000.000
(41.081.000.000)
14.455.860.000.000
225.000.000.000
(51.417.000.000)
22.643.327.000.000
265.000.000.000
(672.766.000.000)
5.515.246.000.000
(17.783.000.000)
205.405.000.000
(3.375.000.000)
23.950.160.000.000
7.214.313.000.000
(10.585.000.000)
456.057.000.000
(4.727.000.000)
17.721.871.000.000
17.358.248.000.000
(40.349.000.000)
596.293.000.000
(5.968.000.000)
18.222.590.000.000
2.573.610.000.000
24.724.000.000
(247.000.000)
23.855.465.000.000
(89.294.000.000)
561.709.000.000
(5.617.000.000)
16.352.318.000.000
6.371.000.000
(64.000.000)
15.391.806.000.000
(9.074.000.000)
468.921.000.000
(9.647.000.000)
18.445.348.000.000
201.925.000.000
10.647.000.000
(106.000.000)
61.782.694.000.000
260.841.000.000
(5.118.895.000.000)
324.160.000.000
(5.854.000.000)
293.335.000.000
(6.971.000.000)
59.721.000.000
(548.000.000)
74.532.415.000.000
364.590.000.000
(5.393.146.000.000)
636.229.000.000
(17.103.000.000)
470.208.000.000
(14.827.000.000)
65.859.000.000
(1.188.000.000)
88.874.032.000.000
355.507.000.000
(6.687.654.000.000)
1.053.213.000.000
(30.394.000.000)
327.666.000.000
(4.762.000.000)
69.941.000.000
(1.230.000.000)
112.407.295.000.000
431.511.000.000
(6.915.043.000.000)
1.134.147.000.000
(43.132.000.000)
661.381.000.000
(7.018.000.000)
77.979.000.000
(1.311.000.000)
159.657.070.000.000
451.613.000.000
(7.891.140.000.000)
999.409.000.000
(114.322.000.000)
483.862.000.000
(4.839.000.000)
91.235.000.000
(1.443.000.000)
3.472.530.000.000
(1.834.597.000.000)
913.838.000.000
1.635.193.000.000
107.040.172.000.000
4.097.619.000.000
(2.168.349.000.000)
943.845.000.000
2.178.002.000.000
122.775.579.000.000
4.330.003.000.000
(2.508.025.000.000)
865.005.000.000
2.306.227.000.000
154.725.526.000.000
4.486.075.000.000
(2.841.903.000.000)
1.269.743.000.000
2.713.984.000.000
203.734.938.000.000
4.655.049.000.000
(3.304.566.000.000)
2.000.076.000.000
6.062.816.000.000
246.076.896.000.000
13.000.000
135
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Danamon Tbk
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain setelah dikurangi penyisihan kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia setelah dikurangi
penyisihan kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Efek-efek setelah dikurangi penyisihan kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali setelah dikurangi
penyisihan kerugian
Tagihan derivatif setelah dikurangi penyisihan kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Pinjaman yang diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Piutang pembiayaan konsumen setelah dikurangi penyisihan
kerugian
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Piutang premi setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 569
pada tahun 2006
Tagihan akseptasi setelah dikurangi penyisihan kerugian
Obligasi pemerintah
Penyertaan setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai investasi
Goodwill setelah dikurangi akumulasi amortisasi
Aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan
Aktiva pajak tangguhan
Beban dibayar dimuka dan aktiva lain-lain setelah dikurangi
penyisihan kerugian
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
753.256.000.000
2.662.100.000.000
640.044.000.000
3.563.314.000.000
832.583.000.000
3.949.723.000.000
1.237.518.000.000
3.976.039.000.000
4.161.520.000.000
2.820.413.000.000
6.440.000.000
639.113.000.000
31.227.000.000
1.125.895.000.000
123.047.000.000
447.000.000.000
80.765.000.000
516.635.000.000
436.165.000.000
3.170.104.000.000
183.289.000.000
837.516.000.000
499.950.000.000
4.903.774.000.000
1.155.661.000.000
3.830.589.000.000
675.888.000.000
4.283.597.000.000
4.110.753.000.000
928.125.000.000
2.560.661.000.000
4.137.089.000.000
3.228.543.000.000
269.403.000.000
2.206.161.000.000
6.012.055.000.000
40.124.000.000
20.245.000.000
3.263.000.000
19.723.000.000
34.414.000.000
100.308.000.000
176.000.000
109.871.000.000
397.000.000
331.714.000.000
131.000.000
1.751.285.000.000
8.283.000.000
27.724.292.000.000
130.217.000.000
34.843.645.000.000
59.200.000.000
39.687.444.000.000
7.672.000.000
49.850.621.000.000
12.594.000.000
63.397.880.000.000
854.852.000.000
740.446.000.000
14.099.000.000
1.768.303.000.000
19.339.000.000
1.929.888.000.000
5.259.000.000
1.871.453.000.000
517.049.000.000
17.324.189.000.000
76.623.000.000
608.815.000.000
1.297.171.000.000
178.626.000.000
516.572.000.000
14.102.005.000.000
11.958.000.000
521.841.000.000
1.480.028.000.000
153.734.000.000
26.913.000.000
613.057.000.000
18.702.292.000.000
12.052.000.000
417.419.000.000
1.574.536.000.000
40.253.000.000
32.354.000.000
677.674.000.000
15.807.971.000.000
12.053.000.000
333.935.000.000
1.538.878.000.000
280.297.000.000
22.283.000.000
856.599.000.000
13.083.338.000.000
12.053.000.000
250.451.000.000
1.905.024.000.000
850.038.000.000
1.877.417.000.000
58.820.805.000.000
1.928.518.000.000
67.803.454.000.000
2.696.414.000.000
82.072.687.000.000
3.665.715.000.000
89.409.827.000.000
5.035.898.000.000
107.268.363.000.000
136
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Mandiri Tbk
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan
Penempatan pada Bank Inadonesia dan bank lain - setelah dikurangi
penyisihan penghapusan
Surat-surat berharga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Dikurangi: diskonto yang belum diamortisasi, laba(rugi) yang belum
direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai efek dari penyisihan
penghapusan
Obligasi rekapitalisasi pemerintah
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan - setelah dikurangi
penyisihan penghapusan
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan
Tagihan derivatif - setelah dikurangi penyisihan penghapusan
Kredit yang diberikan
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pendapatan yang ditangguhkan
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif
Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan
Penyertaan saham - setelah dikurangi penyisihan penghapusan
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi dan amortisasi
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Aktiva lain-lain – setelah dikurangi penyisihan penghapusan
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
2.439.465.000.000
15.986.630.000.000
650.631.000.000
2.522.764.000.000
20.304.705.000.000
697.603.000.000
3.965.717.000.000
21.579.158.000.000
537.234.000.000
5.909.369.000.000
28.161.059.000.000
1.387.595.000.000
8.388.974.000.000
13.354.289.000.000
7.406.529.000.000
14.180.058.000.000
23.617.054.000.000
9.435.541.000.000
16.833.324.000.000
29.404.818.000.000
399.084.000.000
13.956.550.000.000
600.200.000.000
11.238.532.000.000
873.264.000.000
18.627.219.000.000
28.241.000.000
28.331.785.000.000
24.670.360.000.000
(1.850.905.000.000)
93.081.021.000.000
(1.334.463.000.000)
92.055.964.000.000
(1.139.525.000.000)
90.648.024.000.000
(1.043.473.000.000)
89.466.317.000.000
(45.513.000.000)
88.259.039.000.000
1.939.179.000.000
2.724.729.000.000
1.958.039.000.000
2.028.542.000.000
3.513.133.000.000
703.334.000.000
285.256.000.000
317.043.000.000
315.243.000.000
833.388.000.000
410.727.000.000
3.290.853.000.000
336.651.000.000
619.092.000.000
354.024.000.000
952.277.000.000
93.450.288.000.000
(164.964.000.000)
(8.470.700.000.000)
5.094.102.000.000
8.849.000.000
5.483.628.000.000
2.252.144.000.000
7.779.900.000.000
248.155.827.000.000
1.245.740.000.000
105.607.206.000.000
(159.858.000.000)
(11.823.614.000.000)
3.890.010.000.000
68.066.000.000
5.305.413.000.000
2.231.402.000.000
3.959.609.000.000
263.383.348.000.000
750.672.000.000
117.006.650.000.000
(86.380.000.000)
(14.388.695.000.000)
3.453.170.000.000
84.870.000.000
4.709.243.000.000
3.295.451.000.000
4.963.425.000.000
267.517.192.000.000
783.076.000.000
137.770.474.000.000
(23.472.000.000)
(13.041.696.000.000)
4.953.481.000.000
124.905.000.000
4.531.577.000.000
4.096.447.000.000
5.160.533.000.000
319.085.588.000.000
641.263.000.000
173.858.171.000.000
(1.334.000.000)
(11.860.312.000.000)
3.596.359.000.000
158.173.000.000
4.603.560.000.000
6.123.919.000.000
5.394.134.000.000
358.438.678.000.000
137
Lanjutan Lampiran 2.
Bakrie & Brothers Tbk
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)
( * ) Pihak ketiga
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang)
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar di muka
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tidak lancer
Aktiva pajak tangguhan - bersih
Piutang pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu)
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investasi jangka panjang lain (setelah dikurangi penyisihan untuk
penyertaan saham yang tidak dapat dipulihkan)
Piutang jangka panjang (setelah dikurangi penyisihan piutang)
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
amortisasi)
Biaya pengembangan proyek
Biaya ditangguhkan - bersih
Goodwill – bersih
Aktiva derivative
Aktiva tidak lancar lainnya
Jumlah aktiva tidak lancar
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
112.683.016.000
10.209.711.000
408.623.827.000
60.408.914.000
537.671.846.000
258.568.536.000
883.975.330.000
627.211.441.000
1.049.516.854.000
1.140.545.414.000
10.196.017.000
200.392.874.000
3.946.087.000
486.971.108.000
12.849.152.000
533.592.200.000
16.900.594.000
793.648.742.000
1.064.645.066.000
46.078.764.000
2.749.243.000
138.304.149.000
87.871.960.000
14.423.943.000
576.830.913.000
140.277.670.000
392.545.048.000
107.231.993.000
55.558.787.000
1.655.563.434.000
162.448.200.000
443.909.900.000
295.401.642.000
120.493.041.000
2.364.934.517.000
684.718.852.000
435.835.936.000
532.420.166.000
220.414.981.000
4.195.126.042.000
88.988.144.000
600.956.160.000
922.831.898.000
307.000.220.000
5.220.562.520.000
97.861.423.000
162.466.096.000
166.104.524.000
187.285.058.000
313.527.317.000
759.543.611.000
323.917.102.000
778.379.864.000
482.924.357.000
718.458.921.000
465.388.173.000
692.541.742.000
229.845.412.000
284.134.096.000
6.824.981.414.000
500.060.656.000
25.704.856.000
14.538.892.000
74.682.607.000
13.549.294.000
452.368.059.000
538.220.955.000
61.054.766.000
25.309.054.000
1.713.804.599.000
2.282.102.753.000
546.758.241.000
60.454.897.000
18.854.679.000
3.119.562.758.000
300.602.759.000
42.660.355.000
89.908.008.000
3.691.080.490.000
368.056.208.000
25.529.331.000
84.978.487.000
27.168.679.000
4.642.426.897.000
5.219.257.810.000
291.592.652.000
5.357.318.348.000
7.012.881.782.000
316.312.036.000
6.301.825.523.000
8.666.760.040.000
6.566.794.592.000
389.390.112.000
25.903.915.000
539.174.450.000
249.221.762.000
462.697.137.000
9.942.129.901.000
14.137.255.943.000
8.705.939.825.000
752.822.659.000
13.671.568.000
512.585.252.000
523.739.072.000
526.887.577.000
20.197.402.433.000
25.417.964.953.000
138
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Niaga Tbk
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia (setelah dikurangi
penyisihan kerugian)
Efek-efek (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Obligasi pemerintah
Tagihan derivatif (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Kredit yang diberikan (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Tagihan akseptasi (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi penyisihan
kerugian)
Piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Tagihan anak piutang (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Penyertaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
( * ) Penyertaan sementara
( * ) Penyertaan jangka panjang
Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan)
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Aset yang diambil alih (setelah dikurangi penyisihan kerugian)
Uang muka pajak
Pendapatan yang harus diterima
Biaya dibayar dimuka
Aktiva lain-lain dan biaya dibayar dimuka (setelah dikurangi
penyisihan kerugian)
JUMLAH AKTIVA
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
370.961.000.000
1.546.208.000.000
352.425.000.000
463.751.000.000
2.492.585.000.000
268.960.000.000
681.685.000.000
2.893.745.000.000
198.978.000.000
1.727.661.000.000
5.873.283.000.000
288.305.000.000
2.766.684.000.000
2.996.213.000.000
3.061.609.000.000
1.933.932.000.000
4.249.753.000.000
2.449.628.000.000
4.932.800.000.000
2.017.223.000.000
6.108.879.000.000
5.241.000.000
10.809.000.000
4.239.000.000
4.987.087.000.000
9.727.407.000.000
7.040.114.000.000
95.641.000.000
3.747.245.000.000
3.055.282.000.000
8.263.340.000.000
994.935.000.000
16.519.000.000
20.371.508.000.000
389.117.000.000
60.476.000.000
28.610.943.000.000
686.523.000.000
45.892.000.000
32.411.260.000.000
616.098.000.000
30.786.000.000
58.464.683.000.000
274.825.000.000
15.583.000.000
72.204.261.000.000
449.039.000.000
206.043.000.000
198.515.000.000
916.166.000.000
158.463.000.000
119.786.000.000
806.584.000.000
\
89.151.000.000
28.436.000.000
389.310.000.000
77.246.000.000
75.614.000.000
14.589.000.000
440.499.000.000
38.953.000.000
25.311.000.000
462.239.000.000
62.493.000.000
43.607.000.000
1.239.177.000.000
302.865.000.000
797.327.000.000
1.295.000.000
634.510.000.000
390.036.000.000
66.563.000.000
1.183.110.000.000
613.125.000.000
729.446.000.000
1.176.000.000
872.036.000.000
679.464.000.000
978.505.000.000
30.798.312.000.000
1.033.731.000.000
41.579.861.000.000
1.016.304.000.000
46.544.346.000.000
557.856.000.000
93.797.189.000.000
413.630.000.000
103.197.574.000.000
139
Lanjutan Lampiran 2.
Bank Internasional Indonesia Tbk
AKTIVA
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Efek-efek
( * ) Dimiliki hingga jatuh tempo
( * ) Tersedia untuk dijual
( * ) Diperdagangkan
Dikurangi/ditambah :
( * ) Penurunan/kenaikan nilai wajar
( * ) Kerugian/keuntungan yang belum direalisasi
( * ) Pendapatan diterima dimuka
( * ) Saldo yang belum diamortisasi
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Obligasi rekapitulasi pemerintah
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
( * ) Dikurangi pendapatan bunga yang belum diamortisasi
Tagihan derivatif
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Kredit yang diberikan
( * ) Pihak terkait
( * ) Pihak tidak terkait
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Tagihan pembiayaan konsumen
( * ) Pendapatan ditangguhkan
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Tagihan akseptasi
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
Obligasi pemerintah
Penyertaan saham
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva
( * ) Amortisasi goodwill
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
Beban dibayar dimuka
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
662.685.000.000
1.797.631.000.000
281.155.000.000
(2.495.000.000)
4.740.746.000.000
(43.566.000.000)
698.904.000.000
3.082.775.000.000
948.098.000.000
(5.014.000.000)
4.901.985.000.000
(46.139.000.000)
822.572.000.000
3.208.114.000.000
597.375.000.000
(5.350.000.000)
3.883.027.000.000
(37.659.000.000)
1.259.515.000.000
3.096.303.000.000
228.834.000.000
(1.812.000.000)
1.696.812.000.000
(16.231.000.000)
1.767.742.000.000
2.712.139.000.000
461.464.000.000
(5.447.000.000)
2.089.611.000.000
(11.546.000.000)
1.191.341.000.000
357.734.000.000
662.911.000.000
1.836.519.000.000
1.841.807.000.000
197.550.000.000
4.809.063.000.000
1.694.475.000.000
184.181.000.000
23.000.000.000
6.350.349.000.000
1.416.000.000.000
3.315.139.000.000
52.999.000.000
31.216.000.000
(27.678.000.000)
21.335.000.000
(195.367.000.000)
(722.483.000.000)
(3.898.000.000)
(39.549.000.000)
(11.711.000.000)
(23.491.000.000)
(22.722.000.000)
(20.935.000.000)
9.642.888.000.000
17.953.000.000
(180.000.000)
2.980.000.000
(31.000.000)
5.891.000.000
(61.000.000)
(17.403.000.000)
7.484.501.000.000
46.723.000.000
(25.000.000)
14.422.000.000
(40.000.000)
19.803.000.000
13.194.000.000.000
(414.220.000.000)
392.467.000.000
(3.840.000.000)
11.586.489.000.000
18.557.000.000
(14.058.000.000)
764.564.000.000
20.026.130.000.000
(490.680.000.000)
2.496.004.000.000
(1.133.454.000.000)
(39.955.000.000)
327.574.000.000
(4.119.000.000)
11.485.577.000.000
15.218.000.000
(11.727.000.000)
40.109.000.000
21.657.723.000.000
(669.866.000.000)
6.174.396.000.000
(1.624.728.000.000)
(79.985.000.000)
452.105.000.000
(4.446.000.000)
178.260.000.000
28.314.291.000.000
(586.594.000.000)
6.364.657.000.000
(1.904.348.000.000)
(153.266.000.000)
586.644.000.000
(11.967.000.000)
30.746.000.000
35.214.479.000.000
(896.389.000.000)
5.038.619.000.000
(1.979.933.000.000)
(84.916.000.000)
614.572.000.000
(6.048.000.000)
14.383.000.000
(11.727.000.000)
5.652.000.000
(2.995.000.000)
5.652.000.000
(2.995.000.000)
202.482.000.000
96.420.000.000
390.657.000.000
226.144.000.000
(212.098.000.000)
(25.750.000.000)
5.304.434.000.000
143.135.000.000
(690.000.000)
140
Goodwill
( * ) dikurangi amortisasi
Aktiva tetap
( * ) Akumulasi penyusutan
Aktiva pajak tangguhan, bersih
Aktiva lain-lain, bersih
JUMLAH AKTIVA
1.050.999.000.000
(144.599.000.000)
128.013.000.000
283.108.000.000
36.077.143.000.000
201.470.000.000
(23.505.000.000)
1.104.867.000.000
(273.002.000.000)
162.162.000.000
433.539.000.000
49.026.180.000.000
219.905.000.000
(65.643.000.000)
1.223.037.000.000
(396.889.000.000)
103.622.000.000
1.225.721.000.000
53.039.911.000.000
235.067.000.000
(109.424.000.000)
1.287.372.000.000
(506.491.000.000)
203.993.000.000
1.145.261.000.000
55.015.693.000.000
235.067.000.000
(156.437.000.000)
1.339.597.000.000
(575.999.000.000)
495.060.000.000
1.299.405.000.000
56.855.129.000.000
Tahun
No
Kode
Emiten
1
AALI
3.382.821.000.000
3.191.715.000.000
3.496.965.000.000
5.352.986.000.000
6.519.791.000.000
4.388.855.600.000
-6%
10%
53%
22%
2
ANTM
6.042.567.861.000
6.402.714.128.000
7.290.905.515.000
12.043.690.940.000
10.245.040.780.000
8.404.983.844.800
6%
14%
65%
-15%
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pertumbuhan/tahun
3
ASII
39.145.053.000.000
61.166.666.000.000
57.929.290.000.000
63.520.000.000.000
80.740.000.000.000
60.500.201.800.000
56%
-5%
10%
27%
4
BBCA
149.168.842.000.000
150.180.752.000.000
176.798.726.000.000
218.005.008.000.000
245.569.856.000.000
187.944.636.800.000
1%
18%
23%
13%
5
BBRI
107.040.172.000.000
122.775.579.000.000
154.725.526.000.000
203.734.938.000.000
246.076.896.000.000
166.870.622.200.000
15%
26%
32%
21%
6
BDMN
58.820.805.000.000
67.803.454.000.000
82.072.687.000.000
89.409.827.000.000
107.268.363.000.000
81.075.027.200.000
15%
21%
9%
20%
7
BMRI
248.155.827.000.000
263.383.348.000.000
267.517.192.000.000
319.085.588.000.000
358.438.678.000.000
291.316.126.600.000
6%
2%
19%
12%
8
BNBR
5.219.257.810.000
7.012.881.782.000
8.666.760.040.000
14.137.255.943.000
25.417.964.953.000
12.090.824.105.600
34%
24%
63%
80%
9
BNGA
30.798.312.000.000
41.579.861.000.000
46.544.346.000.000
93.797.189.000.000
103.197.574.000.000
63.183.456.400.000
35%
12%
102%
10%
10
BNII
36.077.143.000.000
49.026.180.000.000
53.039.911.000.000
55.015.693.000.000
56.855.129.000.000
50.002.811.200.000
36%
8%
4%
3%
141
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Ekuitas dari 10 Perusahaan LQ45
PT Astra Agro Lestari Tbk.
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh)
Modal dasar - 4.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Tambahan modal disetor, bersih
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Saldo laba:
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaanya
Jumlah ekuitas
Aneka Tambang Tbk.
EKUITAS
Modal saham - modal dasar 1 saham prioritas 7.599.999.999 saham
biasa,
modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham prioritas
1.907.691.949 saham biasa dengan nominal Rp 500 per saham
Tambahan modal disetor, bersih
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Selisih akibat transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Rugi yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual
Saldo laba:
Dicadangkan
Belum dicadangkan
Saham diperoleh kembali
Jumlah ekuitas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
786.445.000.000
81.295.000.000
(3.173.000.000)
3.300.000.000
787.373.000.000
83.476.000.000
(3.173.000.000)
3.300.000.000
787.373.000.000
83.476.000.000
(3.173.000.000)
3.300.000.000
787.373.000.000
83.476.000.000
(3.173.000.000)
3.300.000.000
787.373.000.000
83.476.000.000
(3.173.000.000)
3.300.000.000
30.000.000.000
1.167.468.000.000
2.065.335.000.000
60.000.000.000
1.691.666.000.000
2.622.642.000.000
157.500.000.000
1.720.091.000.000
2.748.567.000.000
157.500.000.000
3.032.126.000.000
4.060.602.000.000
157.500.000.000
4.127.769.000.000
5.156.245.000.000
2007
2008
2004
2005
Tahun
2006
953.845.975.000
2.526.309.000
255.637.000
21.334.633.000
953.845.975.000
2.526.309.000
(1.337.359.000)
21.334.633.000
953.845.975.000
2.526.309.000
(999.538.000)
21.334.633.000
953.845.975.000
2.526.309.000
682.951.000
21.334.633.000
953.845.975.000
2.526.309.000
44.072.576.000
21.334.633.000
730.460.262.000
769.717.893.000
1.240.531.831.000
812.741.515.000
1.752.117.789.000
1.552.777.307.000
2.652.728.627.000
5.118.987.734.000
2.478.140.709.000
3.029.642.904.000
4.281.602.475.000
8.750.106.229.000
5.686.654.306.000
1.368.139.165.000
(13.435.143.000)
8.063.137.821.000
142
Lanjutan Lampiran 3.
Astra Internasional Tbk.
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar - 6.000.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp
500 per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - saham biasa
Tambahan modal disetor
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi
Akumulasi selisih kurs karena penajabaran laporan keuangan
Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi
Saldo laba:
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaanya
Jumlah ekuitas
2004
2.024.178.000.000
1.106.121.000.000
430.121.000.000
2005
Tahun
2006
2007
2008
2.024.000.000.000
2.024.000.000.000
2.024.178.000.000
1.106.121.000.000
418.661.000.000
2.024.178.000.000
1.106.121.000.000
418.661.000.000
1.106.000.000.000
419.000.000.000
1.106.000.000.000
1.231.408.000.000
1.454.426.000.000
1.344.000.000.000
923.000.000.000
224.700.000.000
15.419.277.000.000
20.424.345.000.000
324.700.000.000
17.047.680.000.000
22.375.766.000.000
425.000.000.000
21.645.000.000.000
26.963.000.000.000
425.000.000.000
28.602.000.000.000
33.080.000.000.000
1.253.803.000.000
(2.220.000.000)
124.700.000.000
11.548.423.000.000
16.485.126.000.000
143
Lanjutan Lampiran 3.
Bank Central Asia Tbk.
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor, bersih
Modal saham diperoleh kembali (treasury stock)
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Opsi saham
Saldo laba:
( * ) Telah ditentukan penggunaannya
( * ) Belum ditentukan penggunaanya
Jumlah ekuitas
2004
2005
1.537.902.000.000
3.877.347.000.000
1.539.888.000.000
3.889.441.000.000
206.399.000.000
225.270.000.000
45.934.000.000
1.059.907.000.000
10.843.000.000
281.681.000.000
6.905.388.000.000
13.925.401.000.000
Tahun
2006
2007
2008
1.540.938.000.000
3.895.933.000.000
(190.996.000.000)
193.021.000.000
1.540.938.000.000
3.895.933.000.000
(190.996.000.000)
207.498.000.000
1.385.000.000
1.540.938.000.000
3.895.933.000.000
(808.585.000.000)
273.356.000.000
1.494.000.000
(14.286.000.000)
1.059.907.000.000
3.813.000.000
12.083.000.000
1.059.907.000.000
22.313.000.000
1.059.907.000.000
37.782.000.000
313.635.000.000
8.829.486.000.000
15.847.154.000.000
349.609.000.000
11.206.865.000.000
18.067.360.000.000
392.036.000.000
13.512.717.000.000
20.441.731.000.000
392.036.000.000
17.946.356.000.000
23.279.310.000.000
144
Lanjutan Lampiran 3.
Bank Rakyat Indonesia Tbk
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor/agio saham
Selisih penilaian kembali aset tetap
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing
Opsi saham
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual - setelah dikurangi pajak tangguhan
Saldo laba:
( * ) Telah ditentukan penggunaannya
( * ) Belum ditentukan penggunaanya
Laba ditahan (defisit)
Jumlah ekuitas
Bank Danamon Tbk
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 50.000 modal dasar - 22.400.000
( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh 22.400.000
Tambahan modal disetor
Modal disetor lainnya
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual
Cadangan umum dan wajib
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Saldo laba (setelah dikurangi defisit)
Jumlah ekuitas
2004
Tahun
2006
2005
2007
2008
5.925.045.000.000
1.731.425.000.000
786.000.000
6.017.850.000.000
1.916.284.000.000
786.000.000
6.143.211.000.000
2.535.660.000.000
786.000.000
6.158.900.000.000
2.676.620.000.000
786.000.000
6.162.650.000.000
2.706.137.000.000
103.602.000.000
29.158.000.000
103.522.000.000
76.587.000.000
103.017.000.000
47.047.000.000
103.075.000.000
23.586.000.000
108.361.000.000
17.300.000.000
1.268.677.000.000
(292.000.000)
609.907.000.000
496.576.000.000
37.523.000.000
1.410.765.000.000
3.827.480.000.000
2.850.396.000.000
4.588.784.000.000
4.553.425.000.000
5.424.667.000.000
6.488.625.000.000
6.836.101.000.000
13.352.982.000.000
16.878.808.000.000
19.437.635.000.000
22.356.697.000.000
3.391.601.000.000
12.450.294.000.000
2005
Tahun
2006
3.562.261.000.000
62.738.000.000
189.000.000
2.718.000.000
3.569.247.000.000
198.770.000.000
189.000.000
3.295.000.000
3.581.679.000.000
374.247.000.000
189.000.000
2.950.000.000
3.625.337.000.000
632.988.000.000
189.000.000
2.673.000.000
3.631.865.000.000
675.000.000.000
189.000.000
2.866.000.000
798.928.000.000
24.684.000.000
(183.074.000.000)
48.765.000.000
3.352.425.000.000
7.803.943.000.000
4.951.761.000.000
8.588.953.000.000
223.456.000.000
68.797.000.000
(5.500.000.000)
5.196.109.000.000
9.441.927.000.000
(87.710.000.000)
82.050.000.000
(17.147.000.000)
6.595.445.000.000
10.833.825.000.000
(749.832.000.000)
103.220.000.000
(73.653.000.000)
6.989.413.000.000
10.579.068.000.000
2004
2007
2008
145
Lanjutan Lampiran 3.
Bank Mandiri Tbk
EKUITAS
Modal saham
Dana setoran modal
Tambahan modal disetor/Agio saham
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual
Selisih revaluasi aktiva tetap
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Opsi saham
Saldo laba:
( * ) Telah ditentukan penggunaannya
( * ) Belum ditentukan penggunaanya
Jumlah ekuitas
Bakrie & Brothers Tbk
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Laba investasi efek yang belum terealisasi
Defisit
Jumlah ekuitas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
10.452.824.000.000
10.066.427.000.000
10.127.859.000.000
10.315.609.000.000
5.967.897.000.000
6.006.255.000.000
6.433.948.000.000
10.374.776.000.000
127.593.000.000
6.570.959.000.000
72.554.000.000
108.923.000.000
86.867.000.000
113.447.000.000
239.625.000.000
(404.001.000.000)
3.056.724.000.000
229.572.000.000
3.046.936.000.000
9.318.000.000
105.330.000.000
(3.568.000.000)
3.046.936.000.000
1.432.000.000
107.320.000.000
(170.310.000.000)
13.831.000.000
(241.961.000.000)
3.046.936.000.000
(14.063.000.000)
175.012.000.000
747.000.000.000
5.414.275.000.000
24.934.707.000.000
2.560.285.000.000
1.445.152.000.000
23.214.398.000.000
2.575.369.000.000
3.537.721.000.000
26.340.670.000.000
2.611.690.000.000
6.293.147.000.000
29.243.732.000.000
5.680.357.000.000
7.498.787.000.000
30.513.869.000.000
2004
3.545.661.600.000
677.064.866.000
(93.727.421.000)
15.151.499.000
408.159.308.000
3.902.119.000
(2.608.145.161.000)
1.948.066.810.000
6.809.056.000.000
(50.935.000.000)
54.465.000.000
2005
Tahun
2006
2007
2008
5.467.681.440.000
631.400.143.000
(75.984.907.000)
68.645.388.000
411.125.665.000
3.902.119.000
266.229.000
(2.347.923.386.000)
4.159.112.691.000
5.467.681.440.000
631.400.143.000
(75.984.907.000)
197.560.066.000
385.420.737.000
3.902.119.000
373.455.000
(2.132.422.646.000)
4.477.930.407.000
5.467.681.440.000
631.400.143.000
(75.984.907.000)
390.181.032.000
399.035.246.000
3.902.119.000
307.973.000
(1.909.064.670.000)
4.907.458.376.000
21.514.997.088.000
24.533.082.182.000
(22.369.644.959.000)
143.664.390.000
1.419.005.103.000
2.657.673.000
(17.760.497.232.000)
7.483.264.245.000
146
Lanjutan Lampiran 3.
Bank Niaga Tbk
EKUITAS
Modal saham biasa
( * ) Modal ditempatkan dan setor penuh 71.853.936 lembar saham
biasa kelas A dan 11.992.205.380
Tambahan modal disetor
Dana setoran modal
Cadangan kompensasi berbasis saham
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual
Cadangan nilai wajar lindung nilai arus kas
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode
komparatif
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Cadangan umum dan wajib
Saldo laba (akumulasi kerugian) setelah estimasi defisit
Jumlah ekuitas
2004
2005
Tahun
2006
748.594.000.000
547.954.000.000
949.794.000.000
1.666.733.000.000
958.880.000.000
1.779.488.000.000
34.910.000.000
255.116.000.000
1.163.000.000
255.116.000.000
844.000.000
(48.973.000.000)
(118.797.000.000)
35.000.000
2007
2008
1.552.420.000.000
6.712.481.000.000
255.116.000.000
844.000.000
971.807.000.000
1.810.548.000.000
17.325.000.000
85.093.000.000
255.116.000.000
844.000.000
68.390.000.000
(11.306.000.000)
228.000.000
(2.690.000.000)
(6.736.000.000)
15.000.000
557.999.000.000
57.011.000.000
844.000.000
(1.114.000.000)
3.878.477.000.000
83.842.000.000
775.305.000.000
2.363.001.000.000
215.900.000.000
996.488.000.000
3.966.113.000.000
215.900.000.000
1.484.645.000.000
4.787.095.000.000
215.900.000.000
1.856.875.000.000
9.082.574.000.000
(2.337.804.000.000)
215.900.000.000
2.544.730.000.000
9.302.467.000.000
147
Lanjutan Lampiran 3.
Bank Internasional Indonesia Tbk
2004
EKUITAS
Modal saham
( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh
Tambahan modal disetor
Agio saham
Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia
untuk dijual - setelah dikurangi pajak
Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan
Opsi saham
Cadangan umum
Saldo laba
Jumlah ekuitas
Tahun
2006
2005
2007
2008
3.216.192.000.000
3.218.048.000.000
3.226.627.000.000
3.236.000.000.000
3.266.706.000.000
61.745.000.000
78.070.000.000
154.312.000.000
242.746.000.000
566.560.000.000
(3.234.000.000)
107.945.000.000
6.570.000.000
(70.799.000.000)
119.292.000.000
63.198.000.000
8.216.000.000
1.292.400.000.000
4.708.425.000.000
24.529.000.000
102.003.000.000
67.247.000.000
15.467.000.000
1.632.679.000.000
5.222.864.000.000
(143.825.000.000)
97.615.000.000
78.852.000.000
21.805.000.000
1.725.685.000.000
5.258.878.000.000
(882.486.000.000)
(11.041.000.000)
821.582.000.000
4.210.800.000.000
25.853.000.000
1.999.726.000.000
4.965.318.000.000
Tahun
No
Kode
Emiten
1
AALI
2.065.335.000.000
2.622.642.000.000
2.748.567.000.000
4.060.602.000.000
5.156.245.000.000
3.330.678.200.000
27%
5%
48%
2
ANTM
2.478.140.709.000
3.029.642.904.000
4.281.602.475.000
8.750.106.229.000
8.063.137.821.000
5.320.526.027.600
22%
41%
104%
-8%
3
ASII
16.485.126.000.000
20.424.345.000.000
22.375.766.000.000
26.963.000.000.000
33.080.000.000.000
23.865.647.400.000
24%
10%
21%
23%
4
BBCA
13.925.401.000.000
15.847.154.000.000
18.067.360.000.000
20.441.731.000.000
23.279.310.000.000
18.312.191.200.000
14%
14%
13%
14%
5
BBRI
12.450.294.000.000
13.352.982.000.000
16.878.808.000.000
19.437.635.000.000
22.356.697.000.000
16.895.283.200.000
7%
26%
15%
15%
6
BDMN
7.803.943.000.000
8.588.953.000.000
9.441.927.000.000
10.833.825.000.000
10.579.068.000.000
9.449.543.200.000
10%
10%
15%
-2%
7
BMRI
24.934.707.000.000
23.214.398.000.000
26.340.670.000.000
29.243.732.000.000
30.513.869.000.000
26.849.475.200.000
-7%
13%
11%
4%
8
BNBR
1.948.066.810.000
4.159.112.691.000
4.477.930.407.000
4.907.458.376.000
7.483.264.245.000
4.595.166.505.800
113%
8%
10%
52%
9
BNGA
2.363.001.000.000
3.966.113.000.000
4.787.095.000.000
9.082.574.000.000
9.302.467.000.000
5.900.250.000.000
68%
21%
90%
2%
10
BNII
4.210.800.000.000
4.708.425.000.000
5.222.864.000.000
5.258.878.000.000
4.965.318.000.000
4.873.257.000.000
12%
11%
1%
-6%
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pertumbuhan/tahun
27%
148
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Kewajiban dari 10 Perusahaan LQ45
PT Astra Agro Lestari Tbk.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Uang muka pelanggan
Hutang usaha:
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Hutang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman bank jangka pendek
Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan
Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu 1 tahun
Hutang derivative
Hutang obligasi, bersih
Kewajiban diestimasi
Jumlah kewajiban lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan, bersih
Kewajiban imbalan kerja
Pinjaman bank jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
Perkebunan plasma, bersih
Hutang obligasi, bersih
Penyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja
Jumlah kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2005
Tahun
2006
83.888.000.000
116.660.000.000
58.077.000.000
260.320.000.000
161.206.000.000
100.619.000.000
4.500.000.000
6.224.000.000
63.347.000.000
198.009.000.000
5.000.000.000
4.085.000.000
114.507.000.000
1.877.000.000
5.544.000.000
36.494.000.000
86.792.000.000
5.000.000.000
4.085.000.000
99.972.000.000
2.272.000.000
3.355.000.000
39.051.000.000
87.899.000.000
255.250.000.000
4.085.000.000
151.826.000.000
13.899.000.000
4.716.000.000
31.284.000.000
556.828.000.000
5.000.000.000
265.869.000.000
25.586.000.000
9.424.000.000
97.961.000.000
452.036.000.000
63.188.000.000
36.592.000.000
10.921.000.000
2.717.000.000
4.085.000.000
1.027.958.000.000
4.085.000.000
1.016.167.000.000
32.971.000.000
89.646.000.000
26.735.000.000
140.313.000.000
122.617.000.000
1.150.575.000.000
141.809.000.000
167.048.000.000
1.183.215.000.000
180.331.000.000
2004
2007
2008
499.426.000.000
1.028.286.000.000
407.551.000.000
563.599.000.000
790.000.000
32.074.000.000
36.226.000.000
34.185.000.000
55.588.000.000
51.224.000.000
18.996.000.000
62.029.000.000
201.705.000.000
1.229.991.000.000
87.495.000.000
25.604.000.000
80.826.000.000
488.377.000.000
80.696.000.000
60.062.000.000
94.247.000.000
657.846.000.000
90.542.000.000
149
Lanjutan Lampiran 4.
Aneka Tambang Tbk.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Pinjaman jangka pendek
Hutang usaha:
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Hutang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Hutang deviden
Uang muka pelanggan yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
Hutang program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
Bagian pinjaman investasi jangka panjang jatuh tempo dalam 1
tahun:
Kewajiban dana kesehatan
Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup
Pinjaman Investasi
Jumlah kewajiban lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Uang muka pelanggan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam 1 tahun
Kewajiban jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam 1 tahun:
Pinjaman obligasi
Kewajiban dana kesehatan
Pinjaman Investasi
Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Kewajiban pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya
Jumlah kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
85.346.459.000
8.917.161.000
6.826.288.000
609.800.495.000
285.705.461.000
13.086.762.000
20.039.427.000
10.701.416.000
1.040.423.469.000
1.757.950.117.000
380.749.111.000
314.504.608.000
70.798.272.000
2.524.002.108.000
3.564.425.577.000
1.575.000
2005
113.067.259.000
3.467.623.000
19.282.384.000
385.120.866.000
225.090.028.000
3.887.631.000
29.490.000.000
779.405.791.000
Tahun
2006
123.976.561.000
3.527.944.000
15.605.787.000
331.881.431.000
422.840.281.000
17.097.087.000
264.586.667.000
1.179.515.758.000
2007
2008
76.242.814.000
3.692.363.000
33.126.592.000
452.007.002.000
988.002.464.000
128.562.808.000
1.968.830.000
55.343.479.000
204.523.461.000
20.140.415.000
12.291.795.000
19.246.727.000
46.874.525.000
219.776.667.000
255.500.000.000
13.677.050.000
13.028.056.000
1.818.063.474.000
725.941.574.000
36.953.488.000
28.590.863.000
558.450.000.000
143.915.840.000
29.371.286.000
644.700.731.000
1.405.028.720.000
2.130.970.294.000
50.932.665.000
1.678.203.404.000
265.410.000.000
72.896.390.000
1.070.373.333.000
71.829.221.000
700.145.667.000
93.250.407.000
577.153.044.000
2.593.662.838.000
3.373.068.629.000
2.595.000
687.581.793.000
1.829.784.347.000
3.009.300.105.000
2.935.000
643.951.191.000
1.474.300.753.000
3.292.364.227.000
1.220.484.000
150
Lanjutan Lampiran 4.
Astra Internasional Tbk.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban jangka pendek
Pinjaman jangka pendek
Hutang usaha:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Hutang lain-lain
Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan
Hutang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Penghasilan ditangguhkan
Kewajiban diestimasi
Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang:
Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain
Obligasi
Sewa guna usaha
Jumlah kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka panjang
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang lain-lain:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Penghasilan ditangguhkan
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban diestimasi
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek:
Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain
Obligasi
Sewa guna usaha
Jumlah kewajiban jangka panjang
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
2.168.451.000.000
2.680.483.000.000
2.932.650.000.000
2.574.000.000.000
5.185.000.000.000
1.300.693.000.000
2.438.482.000.000
734.820.000.000
736.317.000.000
1.029.977.000.000
934.523.000.000
730.768.000.000
12.911.000.000
1.057.674.000.000
3.389.416.000.000
2.145.634.000.000
1.102.343.000.000
2.748.419.000.000
2.030.825.000.000
1.230.000.000.000
3.204.000.000.000
2.596.000.000.000
1.013.000.000.000
5.802.000.000.000
2.830.000.000.000
861.442.000.000
914.867.000.000
485.105.000.000
1.167.367.000.000
1.577.000.000.000
1.629.000.000.000
1.799.000.000.000
2.393.000.000.000
14.247.000.000
33.988.000.000
109.000.000.000
67.000.000.000
608.447.000.000
2.442.997.000.000
117.079.000.000
13.255.465.000.000
8.524.302.000.000
2.018.502.000.000
310.648.000.000
21.917.215.000.000
7.062.005.000.000
2.022.610.000.000
485.185.000.000
20.070.497.000.000
6.061.000.000.000
1.752.000.000.000
611.000.000.000
21.343.000.000.000
5.852.000.000.000
1.635.000.000.000
307.000.000.000
26.883.000.000.000
427.955.000.000
826.103.000.000
763.504.000.000
14.379.000.000
189.949.000.000
2.167.000.000
173.477.000.000
239.229.000.000
31.298.000.000
569.567.000.000
25.784.000.000
481.076.000.000
22.000.000.000
552.000.000.000
26.000.000.000
1.026.000.000.000
192.546.000.000
413.454.000.000
214.037.000.000
492.391.000.000
254.000.000.000
493.000.000.000
846.000.000.000
828.000.000.000
1.807.813.000.000
3.214.649.000.000
120.357.000.000
6.189.975.000.000
19.445.440.000.000
3.234.487.000.000
9.517.823.000.000
2.820.822.000.000
646.685.000.000
15.018.298.000.000
36.935.513.000.000
3.806.808.000.000
6.929.058.000.000
1.823.519.000.000
698.578.000.000
11.427.947.000.000
31.498.444.000.000
4.055.080.000.000
6.581.000.000.000
1.912.000.000.000
355.000.000.000
10.169.000.000.000
31.512.000.000.000
5.045.000.000.000
8.129.000.000.000
2.317.000.000.000
108.000.000.000
13.280.000.000.000
40.163.000.000.000
7.497.000.000.000
151
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Central Asia Tbk.
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan dari nasabah
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Simpanan dari bank-bank lain
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kewajiban derivatif
Kewajiban Akseptasi
Surat-surat berharga yang diterbitkan
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
Pinjaman yang diterima
Kewajiban lain-lain
Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
572.394.000.000
576.770.000.000
886.276.000.000
931.095.000.000
1.158.323.000.000
31.460.000.000
131.594.774.000.000
15.698.000.000
129.539.708.000.000
19.638.000.000
152.716.555.000.000
33.420.000.000
189.138.771.000.000
2.064.942.000.000
41.489.000.000
209.487.432.000.000
4.048.142.000.000
358.988.000.000
305.654.000.000
1.592.318.000.000
13.655.000.000
891.762.000.000
425.039.000.000
197.410.000.000
70.071.000.000
484.127.000.000
576.906.000.000
25.865.000.000
135.242.451.000.000
990.000.000
87.354.000.000
1.435.546.000.000
652.459.000.000
286.074.000.000
140.181.000.000
525.316.000.000
743.390.000.000
24.200.000.000
134.332.350.000.000
1.268.000.000
17.761.000.000
1.280.515.000.000
36.762.000.000
418.562.000.000
110.660.000.000
702.310.000.000
909.716.000.000
38.911.000.000
158.729.984.000.000
1.382.000.000
31.226.000.000
1.691.903.000.000
531.782.000.000
500.871.000.000
131.337.000.000
1.083.995.000.000
1.362.082.000.000
61.853.000.000
197.563.277.000.000
49.892.000.000
80.394.000.000
3.109.382.000.000
535.742.000.000
504.635.000.000
107.857.000.000
448.325.000.000
2.664.700.000.000
54.233.000.000
222.290.546.000.000
152
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Rakyat Indonesia Tbk
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan nasabah
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Giro Wadiah
Tabungan
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Tabungan Mudharabah
Deposit berjangka
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Deposit berjangka Mudharabah
Serifikat deposit - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi
Jumlah Simpanan Nasabah
Simpanan dari bank lain dan Lembaga Keuangan lainnya
Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kewajiban derivative
Kewajiban Akseptasi
Hutang pajak
Pinjaman yang diterima - setelah dikurangi beban provisi
ditangguhkan
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Kewajiban lain-lain
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pinjaman Subordinasi - setelah dikurangi beban emisi ditangguhkan
Jumlah kewajiban
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
2.076.931.000.000
1.957.419.000.000
2.356.547.000.000
3.955.880.000.000
5.620.911.000.000
13.350.200.000.000
3.782.000.000
9.690.000.000
17.357.706.000.000
2.167.000.000
23.768.000.000
27.807.547.000.000
3.646.000.000
53.235.000.000
37.112.455.000.000
8.012.000.000
41.327.000.000
39.841.943.000.000
6.062.000.000
74.999.000.000
44.509.878.000.000
11.638.000.000
47.623.000.000
49.282.329.000.000
9.473.000.000
80.225.000.000
58.143.328.000.000
9.169.000.000
155.127.000.000
72.067.052.000.000
38.774.000.000
194.101.000.000
87.798.704.000.000
37.497.000.000
240.558.000.000
24.292.655.000.000
68.827.000.000
104.454.000.000
1.313.000.000
82.400.060.000.000
804.669.000.000
614.559.000.000
30.026.209.000.000
116.814.000.000
146.778.000.000
564.000.000
97.046.033.000.000
1.181.856.000.000
102.681.000.000
36.872.000.000
470.208.000.000
236.047.000.000
37.585.252.000.000
557.025.000.000
152.454.000.000
1.892.000.000
124.468.675.000.000
1.868.440.000.000
102.716.000.000
24.226.000.000
327.666.000.000
287.337.000.000
55.596.331.000.000
298.824.000.000
243.107.000.000
73.043.694.000.000
276.982.000.000
217.000.000.000
165.599.983.000.000
1.611.033.000.000
102.681.000.000
180.921.000.000
661.381.000.000
1.140.490.000.000
201.537.439.000.000
3.428.243.000.000
102.752.000.000
1.313.676.000.000
483.862.000.000
300.295.000.000
293.335.000.000
1.799.919.000.000
1.764.607.000.000
2.382.277.000.000
3.356.495.000.000
2.416.484.000.000
15.075.000.000
74.993.000.000
44.204.000.000
48.262.000.000
73.846.000.000
86.970.000.000
3.360.787.000.000
190.458.000.000
2.342.527.000.000
94.589.878.000.000
4.034.322.000.000
125.591.000.000
2.387.445.000.000
109.422.597.000.000
4.297.538.000.000
69.569.000.000
2.231.431.000.000
137.847.014.000.000
6.422.680.000.000
25.878.000.000
2.140.253.000.000
184.297.303.000.000
6.777.778.000.000
1.144.000.000
710.634.000.000
223.720.199.000.000
153
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Danamon Tbk
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan dari nasabah
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Simpanan dari bank lain
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Pendapatan premi tangguhan
Premi yang belum merupakan pendapatan
Kewajiban Akseptasi
Obligasi yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Hutang pajak
Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi
Kewajiban derivative
Kewajiban pajak tangguhan
Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain:
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Pinjaman subordinasi
Modal pinjaman
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
112.317.000.000
158.154.000.000
169.151.000.000
190.408.000.000
162.653.000.000
602.337.000.000
39.680.378.000.000
1.040.445.000.000
1.000.000.000.000
426.373.000.000
43.924.109.000.000
3.925.961.000.000
2.875.000.000.000
522.884.000.000
493.422.000.000
1.294.445.000.000
252.123.000.000
346.432.000.000
6.237.000.000
76.846.000.000
521.992.000.000
495.438.000.000
1.114.839.000.000
153.892.000.000
83.259.000.000
75.485.000.000
112.334.000.000
265.748.000.000
53.928.508.000.000
4.769.254.000.000
4.000.000.000.000
223.580.000.000
138.699.000.000
619.276.000.000
1.193.890.000.000
1.028.329.000.000
167.039.000.000
26.287.000.000
184.361.000.000
139.267.000.000
572.245.000.000
57.231.620.000.000
4.609.144.000.000
3.402.665.000.000
301.622.000.000
177.312.000.000
684.518.000.000
2.666.025.000.000
1.510.124.000.000
184.687.000.000
39.987.000.000
335.620.000.000
191.233.000.000
2.782.714.000.000
128.317.000.000
73.840.761.000.000
1.470.781.000.000
4.914.104.000.000
386.541.000.000
227.114.000.000
907.459.000.000
2.234.043.000.000
2.543.620.000.000
362.840.000.000
27.411.000.000
2.485.908.000.000
213.278.000.000
2.484.704.000.000
704.000.000
1.827.926.000.000
3.469.587.000.000
155.000.000.000
50.881.083.000.000
126.739.000.000
1.392.860.000.000
3.628.474.000.000
155.000.000.000
59.043.170.000.000
171.331.000.000
2.003.480.000.000
3.373.940.000.000
155.000.000.000
72.385.809.000.000
244.951.000.000
3.359.420.000.000
3.769.564.000.000
78.239.344.000.000
337.038.000.000
96.159.098.000.000
530.197.000.000
154
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Mandiri Tbk
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan
Giro
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Tabungan
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Deposito berjangka
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Sertifikasi Deposito - setelah dikurangi bunga yang belum
diamortisasi
Jumlah Simpanan
Simpanan dari bank lain
( * ) Giro dan tabungan
( * ) Inter-bank call money
( * ) Deposito berjangka
Jumlah Simpanan dari Bank lain
Hutang atas Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali
Kewajiban derivative
Kewajiban Akseptasi
Surat-surat berharga yang diterbitkan - setelah dikurangi diskonto
yang belum diamortisasi
Pinjaman yang diterima
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi
Beban masih harus dibayar
Hutang pajak
Kewajiban lain-lain
Pinjaman Subordinasi
Modal pinjaman
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
546.277.000.000
675.285.000.000
671.339.000.000
852.777.000.000
619.798.000.000
62.412.000.000
41.020.918.000.000
314.961.000.000
46.095.309.000.000
333.512.000.000
48.479.241.000.000
130.522.000.000
62.175.686.000.000
115.857.000.000
68.970.831.000.000
15.467.000.000
53.517.935.000.000
23.276.000.000
47.129.902.000.000
46.355.000.000
60.257.206.000.000
42.844.000.000
90.020.713.000.000
43.339.000.000
94.910.673.000.000
35.997.000.000
81.185.617.000.000
1.080.031.000.000
111.646.173.000.000
877.911.000.000
95.713.323.000.000
181.309.000.000
94.803.949.000.000
313.909.000.000
124.757.443.000.000
25.000.000
175.838.371.000.000
206.289.652.000.000
205.707.548.000.000
247.355.023.000.000
289.112.052.000.000
970.816.000.000
1.964.360.000.000
9.104.019.000.000
12.039.195.000.000
415.841.000.000
838.019.000.000
5.545.129.000.000
6.798.989.000.000
1.286.609.000.000
1.899.681.000.000
5.003.010.000.000
8.189.300.000.000
1.637.065.000.000
827.617.000.000
2.945.659.000.000
5.410.341.000.000
3.144.743.000.000
7.588.000.000
4.565.783.000.000
7.718.114.000.000
2.913.632.000.000
66.968.000.000
5.241.388.000.000
2.046.420.000.000
189.546.000.000
4.319.102.000.000
1.859.780.000.000
100.823.000.000
3.608.393.000.000
2.914.343.000.000
34.348.000.000
5.023.235.000.000
981.893.000.000
160.678.000.000
3.842.367.000.000
3.993.980.000.000
7.066.493.000.000
565.898.000.000
729.753.000.000
496.124.000.000
5.649.817.000.000
6.816.206.000.000
1.253.475.000.000
223.217.577.000.000
3.543.000.000
3.983.469.000.000
4.279.631.000.000
594.084.000.000
693.956.000.000
272.101.000.000
5.619.744.000.000
4.402.266.000.000
3.793.883.000.000
3.424.892.000.000
514.399.000.000
590.533.000.000
1.582.800.000.000
6.970.296.000.000
4.157.360.000.000
4.050.564.000.000
9.345.061.000.000
469.508.000.000
540.608.000.000
1.280.398.000.000
9.624.031.000.000
2.935.275.000.000
1.016.603.000.000
9.371.508.000.000
316.401.000.000
746.808.000.000
3.174.500.000.000
7.999.368.000.000
2.836.650.000.000
240.164.245.000.000
4.705.000.000
241.171.346.000.000
5.176.000.000
289.835.512.000.000
6.346.000.000
327.896.740.000.000
28.069.000.000
155
Lanjutan Lampiran 4.
Bakrie & Brothers Tbk
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Pinjaman jangka pendek
Hutang usaha:
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Hutang lain-lain
( * ) Pihak ketiga
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Hutang pajak
Hutang deviden
Biaya yang masih harus dibayar
Uang muka pelanggan dan pendapatan diterima dimuka
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
( * ) Pinjaman jangka panjang
( * ) Kewajiban sewa guna usaha
Jumlah kewajiban lancar
Kewajiban tidak lancar
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
( * ) Pinjaman jangka panjang
( * ) Hutang obligasi
Pinjaman jangka panjang dan hutang obligasi
Kewajiban sewa guna usaha
Jumlah kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
426.407.638.000
125.468.647.000
217.999.771.000
1.965.834.097.000
5.885.378.686.000
177.003.043.000
14.566.952.000
521.104.703.000
341.257.000
376.978.417.000
11.000.000
466.397.248.000
4.809.732.000
1.067.768.795.000
3.325.544.000
47.161.552.000
35.911.056.000
26.955.990.000
85.861.919.000
179.704.475.000
69.927.525.000
39.039.400.000
59.350.614.000
748.404.000
170.663.599.000
125.306.125.000
74.536.877.000
14.438.363.000
108.398.225.000
979.046.000
276.627.639.000
81.067.156.000
139.061.851.000
87.056.352.000
100.624.990.000
1.362.584.000
404.894.409.000
95.413.915.000
103.358.595.000
1.444.188.799.000
123.451.468.000
1.474.484.000
438.188.799.000
356.435.550.000
218.008.754.000
175.399.000
1.211.756.778.000
13.336.520.000
2.195.691.000
1.127.482.485.000
66.914.259.000
1.355.075.000
1.219.305.828.000
86.533.966.000
1.239.888.000
3.353.229.032.000
189.689.026.000
1.056.650.000
9.614.316.396.000
34.258.261.000
177.616.017.000
150.096.940.000
5.257.045.000
180.019.848.000
3.065.373.000
255.035.564.000
3.846.177.000
296.025.092.000
24.856.565.000
859.093.470.000
900.471.878.000
1.580.186.069.000
2.055.137.637.000
1.650.019.679.000
2.323.977.805.000
515.540.000
1.943.166.109.000
3.162.471.937.000
1.026.357.697.000
413.490.000
3.894.618.937.000
7.247.847.969.000
1.981.949.599.000
6.309.288.000
4.301.188.429.000
13.915.504.825.000
4.019.109.228.000
1.773.823.655.000
300.684.000
1.985.998.617.000
3.197.755.395.000
73.435.243.000
1.099.028.192.000
734.356.000
1.255.116.533.000
2.382.599.018.000
471.170.074.000
156
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Niaga Tbk
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan dari nasabah
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Simpanan dari bank-bank lain
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kewajiban derivative
Kewajiban Akseptasi
Efek-efek yang diterbitkan
( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
( * ) Pihak ketiga
Pinjaman yang diterima
Hutang pajak
Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi
Penyisihan penghapusan atas transaksi pada rekening administratif
Goodwill
Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain
Obligasi subordinasi
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
451.363.000.000
202.460.000.000
241.563.000.000
75.263.342.000.000
2.451.386.000.000
151.174.000.000
83.900.144.000.000
1.263.133.000.000
256.123.000.000
24.477.136.000.000
38.522.000.000
34.339.080.000.000
76.851.000.000
39.066.641.000.000
8.349.000.000
683.157.000.000
464.225.000.000
6.808.000.000
440.284.000.000
576.000.000
548.388.000.000
1.728.000.000
161.180.000.000
19.602.000.000
709.462.000.000
64.806.000.000
595.050.000.000
99.067.000.000
907.420.000.000
93.930.000.000
464.250.000.000
200.000.000.000
995.732.000.000
24.635.000.000
50.000.000.000
305.040.000.000
91.853.000.000
213.263.000.000
102.183.000.000
581.570.000.000
238.520.000.000
91.335.000.000
858.605.000.000
258.369.000.000
103.866.000.000
5.193.000.000
5.652.000.000
7.953.000.000
402.665.000.000
526.708.000.000
975.418.000.000
37.610.301.000.000
3.447.000.000
568.615.000.000
894.086.000.000
41.752.356.000.000
4.895.000.000
1.015.000.000
1.432.266.000.000
2.808.444.000.000
84.661.221.000.000
53.870.000.000
961.000.000
1.768.387.000.000
3.258.760.000.000
93.836.346.000.000
58.761.000.000
28.428.557.000.000
6.754.000.000
199.567.000.000
1.103.102.000.000
767.818.000.000
157
Lanjutan Lampiran 4.
Bank Internasional Indonesia Tbk
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Simpanan
( * ) Pihak terkait
( * ) Pihak tidak terkait
Simpanan dari bank-bank lain
( * ) Pihak terkait
( * ) Pihak tidak terkait
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
( * ) Dikurangi bunga dibayar dimuka
Kewajiban derivatif
Kewajiban Akseptasi
Surat-surat berharga yang diterbitkan
Hutang pajak
Obligasi yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Beban masih harus dibayar
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban lain-lain
Pinjaman subordinasi
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
2004
2005
Tahun
2006
2007
2008
361.544.000.000
394.139.000.000
548.665.000.000
396.409.000.000
317.970.000.000
46.333.000.000
29.592.458.000.000
218.720.000.000
36.698.582.000.000
64.478.000.000
37.052.651.000.000
26.734.000.000
36.944.326.000.000
119.824.000.000
43.405.402.000.000
16.000.000
245.098.000.000
5.071.000.000
1.874.198.000.000
851.239.000.000
(2.314.000.000)
2.261.000.000
327.574.000.000
156.306.000.000
1.759.836.000.000
600.000.000.000
6.751.000.000
598.268.000.000
10.333.000.000
452.105.000.000
1.805.114.000.000
57.593.000.000
111.355.000.000
2.176.611.000.000
1.003.274.000.000
(1.205.000.000)
39.181.000.000
586.644.000.000
2.625.966.000.000
120.517.000.000
134.804.000.000
614.572.000.000
1.788.432.000.000
81.455.000.000
1.654.019.000.000
17.889.000.000
2.757.288.000.000
22.898.000.000
1.853.213.000.000
32.639.000.000
57.469.000.000
1.959.472.000.000
1.320.628.000.000
47.516.558.000.000
300.489.000.000
1.437.532.000.000
1.381.859.000.000
49.629.389.000.000
127.426.000.000
1.190.975.000.000
1.607.730.000.000
51.752.035.000.000
137.776.000.000
17.590.000.000
392.467.000.000
25.024.000.000
546.631.000.000
14.634.000.000
217.457.000.000
407.091.000.000
31.866.343.000.000
53.080.000.000
790.057.000.000
512.145.000.000
18.573.000.000
296.338.000.000
31.480.000.000
458.144.000.000
1.437.960.000.000
43.967.247.000.000
350.508.000.000
158
Lanjutan Lampiran 4.
Tahun
No
Kode
Emiten
1
AALI
1.229.991.000.000
488.377.000.000
657.846.000.000
1.150.575.000.000
1.183.215.000.000
942.000.800.000
-60%
35%
75%
3%
2
ANTM
3.564.425.577.000
3.373.068.629.000
3.009.300.105.000
3.292.364.227.000
2.130.970.294.000
3.074.025.766.400
-5%
-11%
9%
-35%
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pertumbuhan/tahun
3
ASII
19.445.440.000.000
36.935.513.000.000
31.498.444.000.000
31.512.000.000.000
40.163.000.000.000
31.910.879.400.000
90%
-15%
0%
27%
4
BBCA
135.242.451.000.000
134.332.350.000.000
158.729.984.000.000
197.563.277.000.000
222.290.546.000.000
169.631.721.600.000
-1%
18%
24%
13%
5
BBRI
94.589.878.000.000
109.422.597.000.000
137.847.014.000.000
184.297.303.000.000
223.720.199.000.000
149.975.398.200.000
16%
26%
34%
21%
6
BDMN
50.881.083.000.000
59.043.170.000.000
72.385.809.000.000
78.239.344.000.000
96.159.098.000.000
71.341.700.800.000
16%
23%
8%
23%
7
BMRI
223.217.577.000.000
240.164.245.000.000
241.171.346.000.000
289.835.512.000.000
327.896.740.000.000
264.457.084.000.000
8%
0%
20%
13%
8
BNBR
3.197.755.395.000
2.382.599.018.000
3.162.471.937.000
7.247.847.969.000
13.915.504.825.000
5.981.235.828.800
-25%
33%
129%
92%
9
BNGA
28.428.557.000.000
37.610.301.000.000
41.752.356.000.000
84.661.221.000.000
93.836.346.000.000
57.257.756.200.000
32%
11%
103%
11%
10
BNII
31.866.343.000.000
43.967.247.000.000
47.516.558.000.000
49.629.389.000.000
51.752.035.000.000
44.946.314.400.000
38%
8%
4%
4%
159
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Laba Rugi dan NOPAT dari 10 Perusahaan LQ45
PT Astra Agro Lestari Tbk.
Pendapatan Bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
( * ) Beban Penjualan
( * ) Beban Umum dan administrasi
Beban Usaha
Laba Usaha
( * ) Beban bunga dan keuangan
( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian
yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan
( * ) Selisih antara akumulasi biaya pengembangan
perkebunan plasma dengan nilai konversi
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs
( * ) Beban amortisasi goodwill
( * ) Pendapatan bunga
( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka komoditi
( * ) Lain-lain
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Laba sebelum pajak penghasilan
( * ) Pajak Kini
( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
2004
3.472.524.000.000
(1.910.934.000.000)
1.561.590.000.000
(77.683.000.000)
(199.095.000.000)
(276.778.000.000)
1.284.812.000.000
(115.624.000.000)
2005
2006
2007
2008
3.370.936.000.000
(1.907.582.000.000)
1.463.354.000.000
(91.718.000.000)
(173.021.000.000)
(264.739.000.000)
1.198.615.000.000
(31.958.000.000)
3.757.987.000.000
(2.277.740.000.000)
1.480.247.000.000
(108.956.000.000)
(172.694.000.000)
(281.650.000.000)
1.198.597.000.000
(25.040.000.000)
5.960.954.000.000
(2.773.747.000.000)
3.187.207.000.000
(88.168.000.000)
(192.994.000.000)
(281.162.000.000)
2.906.045.000.000
(7.434.000.000)
8.161.217.000.000
(4.357.818.000.000)
3.803.399.000.000
(161.273.000.000)
(264.782.000.000)
(426.055.000.000)
3.377.344.000.000
(179.000.000)
(44.333.000.000)
2.592.000.000
(4.293.000.000)
25.958.000.000
2.006.000.000
1.016.000.000
(49.012.000.000)
1.149.603.000.000
(330.260.000.000)
(2.794.000.000)
(333.054.000.000)
816.549.000.000
(26.139.000.000)
790.410.000.000
(34.443.000.000)
(8.901.000.000)
(4.329.000.000)
16.788.000.000
(7.854.000.000)
19.376.000.000
(44.403.000.000)
1.154.194.000.000
(347.778.000.000)
7.615.000.000
(340.163.000.000)
814.031.000.000
(26.713.000.000)
787.318.000.000
(25.191.000.000)
2.289.000.000
(5.707.000.000)
31.550.000.000
18.690.000.000
14.197.000.000
2.920.242.000.000
(16.592.000.000)
78.310.000.000
(6.375.000.000)
129.424.000.000
403.317.000.000
(15.814.000.000)
572.091.000.000
3.949.435.000.000
(880.335.000.000)
2.039.907.000.000
(66.479.000.000)
1.973.428.000.000
(1.233.917.000.000)
2.715.518.000.000
(84.499.000.000)
2.631.019.000.000
18.365.000.000
(26.314.000.000)
46.555.000.000
(4.147.000.000)
18.698.000.000
4.314.000.000
8.173.000.000
(49.980.000.000)
1.234.832.000.000
(371.693.000.000)
(32.254.000.000)
(403.947.000.000)
830.885.000.000
(30.103.000.000)
800.782.000.000
160
Lanjutan Lampiran 5
Aneka Tambang Tbk.
Pendapatan Bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
( * ) Beban Penjualan
( * ) Beban Umum dan administrasi
( * ) Beban Eksplorasi
Beban Usaha
Laba Usaha
( * ) Beban bunga dan keuangan
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs
( * ) Pendapatan bunga
( * ) Pendapatan deviden
( * ) Kerugian atas transaksi kontrak lindung nilai
( * ) Rugi pembelian kembali obligasi
( * ) Penghasilan denda dan klaim asuransi
( * ) Penghasilan dari penghapusan hutang
( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi
( * ) Lain-lain
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Laba sebelum pajak penghasilan
( * ) Pajak Kini
( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Kerugian sebelum akuisisi
Laba bersih/NOPAT
2004
2.858.537.505.000
(1.501.512.875.000)
1.357.024.630.000
(7.278.922.000)
(228.235.460.000)
(29.424.413.000)
(264.938.795.000)
1.092.085.835.000
(2.202.883.000)
69.338.868.000
10.176.690.000
2005
3.251.235.883.000
(1.827.140.772.000)
1.424.095.111.000
(13.623.215.000)
(302.574.015.000)
(8.126.942.000)
(324.324.172.000)
1.099.770.939.000
(25.559.493.000)
26.696.821.000
22.230.436.000
37.607.172.000
(7.174.450.000)
(6.384.602.000)
2006
5.629.401.438.000
(2.887.935.682.000)
2.741.465.756.000
(11.292.302.000)
(294.545.546.000)
(31.934.295.000)
(337.772.143.000)
2.403.693.613.000
(141.957.223.000)
(58.027.291.000)
31.377.627.000
64.289.368.000
(95.045.761.000)
(29.719.959.000)
(11.089.942.000)
66.222.733.000
1.158.308.568.000
55.491.595.000
102.907.479.000
1.202.678.418.000
45.278.343.000
(183.804.896.000)
2.219.888.717.000
(351.199.005.000)
807.109.563.000
(908.000)
(360.741.438.000)
841.936.980.000
(1.019.000)
(667.111.070.000)
1.552.777.647.000
(340.000)
807.108.655.000
841.935.961.000
1.552.777.307.000
2007
12.008.202.498.000
(4.678.817.665.000)
7.329.384.833.000
(124.767.030.000)
(367.246.781.000)
(60.526.214.000)
(552.540.025.000)
6.776.844.808.000
122.404.005.000
2008
9.591.981.138.000
(6.940.796.904.000)
2.651.184.234.000
(150.775.271.000)
(692.424.402.000)
(353.851.831.000)
(1.197.051.504.000)
1.454.132.730.000
(235.721.163.000)
125.907.439.000
139.586.863.000
179.664.739.000
178.744.352.000
86.323.240.000
15.845.655.000
263.038.956.000
29.931.362.000
44.031.618.000
475.535.519.000
1.929.668.249.000
612.285.458.000
(65.562.228.000)
546.723.230.000
2.476.391.479.000
(902.686.000)
(13.903.228.000)
2.461.585.565.000
31.335.557.000
505.557.104.000
7.282.401.912.000
2.313.647.441.000
(149.893.147.000)
2.163.754.294.000
9.446.156.206.000
134.777.000
205.339.000
9.446.496.322.000
161
Lanjutan Lampiran 5
Astra Internasional Tbk.
Pendapatan Bersih
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
( * ) Beban Penjualan
( * ) Beban Umum dan administrasi
Beban Usaha
Laba Usaha
( * ) Beban bunga dan keuangan
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs
( * ) Kerugian/keuntungan pelepasan investasi
( * ) Pendapatan bunga
( * ) Kerugian/keuntungan atas transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali
( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi dan jointly
controlled entities
( * ) Lain-lain
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Laba sebelum pajak penghasilan
( * ) Pajak Kini
( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
2004
44.344.572.000.000
(34.031.168.000.000)
10.313.404.000.000
(2.459.736.000.000)
(2.995.582.000.000)
(5.455.318.000.000)
4.858.086.000.000
(500.692.000.000)
(11.696.000.000)
575.258.000.000
382.583.000.000
2005
61.731.635.000.000
(48.464.755.000.000)
13.266.880.000.000
(3.727.984.000.000)
(3.124.922.000.000)
(6.852.906.000.000)
6.413.974.000.000
(423.236.000.000)
(106.965.000.000)
(483.000.000)
294.889.000.000
2006
55.508.135.000.000
(43.386.103.000.000)
12.122.032.000.000
(3.643.886.000.000)
(3.486.830.000.000)
(7.130.716.000.000)
4.991.316.000.000
(760.726.000.000)
221.686.000.000
75.060.000.000
353.365.000.000
2007
70.182.960.000.000
(53.693.688.000.000)
16.489.272.000.000
(3.870.625.000.000)
(4.117.161.000.000)
(7.987.786.000.000)
8.501.486.000.000
(678.134.000.000)
(138.627.000.000)
2008
97.064.000.000.000
(75.334.000.000.000)
21.730.000.000.000
(4.621.000.000.000)
(5.233.000.000.000)
(9.854.000.000.000)
11.876.000.000.000
(513.000.000.000)
(256.000.000.000)
390.185.000.000
655.000.000.000
2.053.740.000.000
(537.289.000.000)
2.074.539.000.000
6.932.625.000.000
2.166.562.000.000
(138.982.000.000)
1.791.785.000.000
8.205.759.000.000
1.359.864.000.000
(369.037.000.000)
880.212.000.000
5.871.528.000.000
1.830.525.000.000
728.170.000.000
2.132.119.000.000
10.633.605.000.000
2.404.000.000.000
784.000.000.000
3.074.000.000.000
14.950.000.000.000
(1.625.364.000.000)
5.307.261.000.000
(976.333.000.000)
4.330.928.000.000
(1.872.786.000.000)
6.332.973.000.000
(875.688.000.000)
5.457.285.000.000
(1.380.690.000.000)
4.490.838.000.000
(778.741.000.000)
3.712.097.000.000
(2.663.218.000.000)
7.970.387.000.000
(1.451.114.000.000)
6.519.273.000.000
(4.065.000.000.000)
10.885.000.000.000
(2.107.000.000.000)
8.778.000.000.000
112.635.000.000
162
Lanjutan Lampiran 5
Bank Central Asia Tbk.
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening
administrasi
Beban operasional lainnya:
( * ) Beban karyawan
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Laba Operasional Bersih
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
( * ) Laba penjualan aktiva tetap
( * ) Pendapatan sewa
( * ) Lain-lain, bersih
Jumlah
Laba Sebelum Pajak
( * ) Pajak kini
( * ) Pajak tangguhan
(Beban) Penghasilan Pajak
2004
2005
2006
2007
2008
11.198.112.000.000
285.283.000.000
11.483.395.000.000
12.844.321.000.000
370.622.000.000
13.214.943.000.000
16.696.078.000.000
455.312.000.000
17.151.390.000.000
15.775.674.000.000
551.724.000.000
16.327.398.000.000
18.616.168.000.000
685.013.000.000
19.301.181.000.000
(4.897.854.000.000)
(147.000.000)
(4.898.001.000.000)
6.585.394.000.000
(5.561.356.000.000)
(982.000.000)
(5.562.338.000.000)
7.652.605.000.000
(7.666.347.000.000)
(1.919.000.000)
(7.668.266.000.000)
9.483.124.000.000
(6.746.435.000.000)
(1.641.000.000)
(6.748.076.000.000)
9.579.322.000.000
(6.940.345.000.000)
(4.488.000.000)
(6.944.833.000.000)
12.356.348.000.000
1.227.348.000.000
199.409.000.000
1.486.345.000.000
210.738.000.000
1.633.018.000.000
199.059.000.000
1.976.250.000.000
237.608.000.000
2.538.897.000.000
686.996.000.000
6.722.000.000
17.800.000.000
294.411.000.000
1.745.690.000.000
(208.871.000.000)
25.063.000.000
17.012.000.000
350.926.000.000
2.225.078.000.000
(568.564.000.000)
55.735.000.000
4.631.000.000
571.942.000.000
2.846.166.000.000
(188.786.000.000)
1.441.000.000
117.192.000.000
368.266.000.000
2.182.541.000.000
(359.922.000.000)
650.718.000.000
3.878.052.000.000
(1.754.149.000.000)
(10.664.000.000)
2.136.000.000
(15.985.000.000)
(21.291.000.000)
13.516.000.000
(1.848.580.000.000)
(1.650.822.000.000)
(2.117.436.000.000)
(1.980.604.000.000)
(2.515.884.000.000)
(2.447.423.000.000)
(2.870.207.000.000)
(2.859.580.000.000)
(3.283.965.000.000)
(3.332.376.000.000)
(135.250.000.000)
(3.634.652.000.000)
4.476.897.000.000
(203.938.000.000)
(171.387.000.000)
(4.473.365.000.000)
5.003.995.000.000
(151.668.000.000)
(5.114.975.000.000)
6.008.678.000.000
(154.364.000.000)
(5.884.151.000.000)
6.331.260.000.000
(15.870.000.000)
(193.649.000.000)
(6.825.860.000.000)
7.667.907.000.000
10.376.000.000
8.945.000.000
32.515.000.000
51.836.000.000
4.528.733.000.000
(1.398.000.000.000)
64.901.000.000
(1.333.099.000.000)
83.297.000.000
9.449.000.000
26.877.000.000
119.623.000.000
5.123.618.000.000
(1.482.686.000.000)
(43.251.000.000)
(1.525.937.000.000)
18.822.000.000
19.595.000.000
19.508.000.000
57.925.000.000
6.066.603.000.000
(1.927.550.000.000)
103.756.000.000
(1.823.794.000.000)
15.053.000.000
21.775.000.000
33.542.000.000
70.370.000.000
6.401.630.000.000
(1.938.025.000.000)
25.647.000.000
(1.912.378.000.000)
5.974.000.000
19.048.000.000
27.114.000.000
52.136.000.000
7.720.043.000.000
(2.342.474.000.000)
398.570.000.000
(1.943.904.000.000)
163
Laba Sebelum Hak Minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
3.195.634.000.000
(213.000.000)
3.195.421.000.000
3.597.681.000.000
(281.000.000)
3.597.400.000.000
4.242.809.000.000
(117.000.000)
4.242.692.000.000
4.489.252.000.000
5.776.139.000.000
4.489.252.000.000
5.776.139.000.000
164
Lanjutan Lampiran 5
Bank Rakyat Indonesia Tbk
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
( * ) Pendapatan pembiayaan syariah
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Imbalan
( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening
administrasi
(Beban) pembalikan penyisihan kerugian aktiva
Beban operasional lainnya:
( * ) Beban karyawan
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Rugi selisih kurs - bersih
( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Premi program penjaminan Pemerintah
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Laba Operasional Bersih
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
Laba Sebelum Pajak
( * ) Pajak kini
2004
2005
2006
2007
2008
15.098.933.000.000
351.998.000.000
24.044.000.000
15.474.975.000.000
16.754.643.000.000
437.340.000.000
61.729.000.000
17.253.712.000.000
20.423.813.000.000
534.696.000.000
112.028.000.000
21.070.537.000.000
22.420.308.000.000
653.776.000.000
166.547.000.000
23.240.631.000.000
27.009.627.000.000
898.025.000.000
188.981.000.000
28.096.633.000.000
(4.760.483.000.000)
(8.231.000.000)
(4.768.714.000.000)
10.706.261.000.000
(4.781.024.000.000)
(15.420.000.000)
(4.796.444.000.000)
12.457.268.000.000
(7.262.828.000.000)
(18.354.000.000)
(7.281.182.000.000)
13.789.355.000.000
(6.504.724.000.000)
(39.335.000.000)
(6.544.059.000.000)
16.696.572.000.000
(8.407.912.000.000)
(37.667.000.000)
(8.445.579.000.000)
19.651.054.000.000
502.210.000.000
130.196.000.000
31.889.000.000
49.464.000.000
29.624.000.000
43.881.000.000
176.110.000.000
57.829.000.000
613.641.000.000
523.593.000.000
157.615.000.000
1.502.629.000.000
(1.182.769.000.000)
496.005.000.000
231.633.000.000
147.256.000.000
956.247.000.000
(710.070.000.000)
190.339.000.000
808.070.000.000
293.860.000.000
187.157.000.000
1.509.050.000.000
(1.868.694.000.000)
1.411.704.000.000
48.355.000.000
141.651.000.000
1.821.701.000.000
(1.870.953.000.000)
1.709.007.000.000
51.484.000.000
103.275.000.000
2.535.236.000.000
(2.889.630.000.000)
(560.000.000)
(145.045.000.000)
30.789.000.000
278.452.000.000
(4.058.000.000)
24.612.000.000
(25.567.000.000)
(46.139.000.000)
(13.141.000.000)
59.140.000.000
(3.717.495.000.000)
(1.348.533.000.000)
(1.862.000.000)
(4.407.158.000.000)
(1.943.158.000.000)
(2.267.000.000)
(4.830.775.000.000)
(2.054.030.000.000)
(2.507.000.000)
(4.610.000.000)
(5.274.424.000.000)
(2.404.706.000.000)
(2.587.000.000)
(6.329.075.000.000)
(3.087.606.000.000)
(1.222.000.000)
(214.946.000.000)
(5.282.836.000.000)
5.597.680.000.000
133.748.000.000
5.731.428.000.000
(2.208.610.000.000)
(565.982.000.000)
(199.290.000.000)
(582.111.000.000)
(7.699.966.000.000)
5.312.720.000.000
295.643.000.000
5.608.363.000.000
(1.829.246.000.000)
(46.326.000.000)
(267.180.000.000)
(1.024.388.000.000)
(9.019.611.000.000)
7.556.003.000.000
224.071.000.000
7.780.074.000.000
(3.310.965.000.000)
(150.277.000.000)
(349.065.000.000)
(1.079.301.000.000)
(10.996.546.000.000)
8.346.113.000.000
475.899.000.000
8.822.012.000.000
(3.382.854.000.000)
189.015.000.000
(206.246.000.000)
(567.478.000.000)
(7.665.646.000.000)
5.784.619.000.000
122.102.000.000
5.906.721.000.000
(1.831.877.000.000)
165
( * ) Pajak tangguhan
(Beban) Penghasilan Pajak
Laba Sebelum Hak Minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
110.413.000.000
(2.098.197.000.000)
3.633.231.000.000
29.881.000.000
(1.799.365.000.000)
3.808.998.000.000
182.728.000.000
(1.649.149.000.000)
4.257.572.000.000
368.892.000.000
(2.942.073.000.000)
4.838.001.000.000
519.210.000.000
(2.863.644.000.000)
5.958.368.000.000
3.633.231.000.000
3.808.998.000.000
4.257.572.000.000
4.838.001.000.000
5.958.368.000.000
166
Lanjutan Lampiran 5
Bank Danamon Tbk
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Imbalan jasa
( * ) Pendapatan deviden
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening
administrasi
Beban operasional lainnya:
( * ) Beban karyawan
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Laba Operasional Bersih
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
( * ) Pendapatan bukan operasional
( * ) Beban bukan pendapatan
Jumlah
Laba Sebelum Pajak
( * ) Pajak kini
( * ) Pajak tangguhan
2004
2005
2006
2007
2008
6.394.789.000.000
588.404.000.000
6.983.193.000.000
8.129.133.000.000
663.780.000.000
8.792.913.000.000
10.895.958.000.000
788.049.000.000
11.684.007.000.000
12.047.645.000.000
1.442.366.000.000
13.490.011.000.000
14.189.334.000.000
1.929.655.000.000
16.118.989.000.000
(2.376.403.000.000)
(63.316.000.000)
(2.439.719.000.000)
4.543.474.000.000
(3.526.078.000.000)
(356.290.000.000)
(3.882.368.000.000)
4.910.545.000.000
(5.251.036.000.000)
(439.242.000.000)
(5.690.278.000.000)
5.993.729.000.000
(4.912.113.000.000)
(750.184.000.000)
(5.662.297.000.000)
7.827.714.000.000
(5.834.855.000.000)
(1.006.623.000.000)
(6.841.478.000.000)
9.277.511.000.000
(33.847.000.000)
280.338.000.000
508.000.000
(133.062.000.000)
584.628.000.000
3.020.000.000
(129.111.000.000)
797.174.000.000
3.512.000.000
(56.345.000.000)
550.742.000.000
382.000.000
6.483.000.000
779.566.000.000
1.357.000.000
430.072.000.000
445.366.000.000
307.275.000.000
(15.753.000.000)
460.447.000.000
19.775.000.000
(176.616.000.000)
677.071.000.000
(400.882.000.000)
899.952.000.000
(210.214.000.000)
978.850.000.000
(1.025.942.000.000)
939.473.000.000
(1.006.779.000.000)
630.565.000.000
(1.834.556.000.000)
(12.915.000.000)
15.715.000.000
4.186.000.000
(1.129.288.000.000)
(898.314.000.000)
(1.690.584.000.000)
(1.232.156.000.000)
(1.887.971.000.000)
(1.468.221.000.000)
(2.416.958.000.000)
(1.711.843.000.000)
(3.058.580.000.000)
(2.271.682.000.000)
(63.200.000.000)
(32.988.000.000)
(2.123.790.000.000)
2.700.059.000.000
(1.903.000.000)
(91.495.000.000)
(3.016.138.000.000)
2.584.145.000.000
(1.276.000.000)
(181.930.000.000)
(3.539.398.000.000)
2.407.239.000.000
1.000.000
(186.253.000.000)
(4.315.053.000.000)
3.432.440.000.000
(332.912.000.000)
(5.663.174.000.000)
2.426.061.000.000
219.484.000.000
(334.699.000.000)
(115.215.000.000)
2.584.844.000.000
223.594.000.000
(499.853.000.000)
(276.259.000.000)
2.307.886.000.000
151.220.000.000
(596.942.000.000)
(445.722.000.000)
1.961.517.000.000
242.970.000.000
(533.205.000.000)
(290.235.000.000)
3.142.205.000.000
475.852.000.000
(469.156.000.000)
6.696.000.000
2.432.757.000.000
167
(Beban) Penghasilan Pajak
Laba Sebelum Hak Minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
(894.821.000.000)
1.690.023.000.000
(75.336.000.000)
1.614.687.000.000
(875.954.000.000)
1.431.932.000.000
(119.092.000.000)
1.312.840.000.000
(652.328.000.000)
1.309.189.000.000
(125.581.000.000)
1.183.608.000.000
(1.045.549.000.000)
2.096.656.000.000
(153.061.000.000)
1.943.595.000.000
(875.833.000.000)
1.556.924.000.000
(271.982.000.000)
1.284.942.000.000
168
Lanjutan Lampiran 5
Bank Mandiri Tbk
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening
administrasi
Beban operasional lainnya:
( * ) Beban karyawan
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar
surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Laba Operasional Bersih
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
Laba Sebelum Pajak
( * ) Pajak kini
( * ) Pajak tangguhan
(Beban) Penghasilan Pajak
Laba Sebelum Hak Minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
2004
2005
2006
2007
2008
18.637.776.000.000
507.394.000.000
19.145.170.000.000
20.366.450.000.000
632.775.000.000
20.999.225.000.000
25.657.397.000.000
603.709.000.000
26.261.106.000.000
23.232.749.000.000
695.800.000.000
23.928.549.000.000
26.496.487.000.000
839.750.000.000
27.336.237.000.000
(9.522.533.000.000)
(156.869.000.000)
(9.679.402.000.000)
9.465.768.000.000
(11.747.360.000.000)
(296.821.000.000)
(12.044.181.000.000)
8.955.044.000.000
(15.776.751.000.000)
(139.119.000.000)
(15.915.870.000.000)
10.345.236.000.000
(11.000.194.000.000)
(142.434.000.000)
(11.142.628.000.000)
12.785.921.000.000
(11.886.437.000.000)
(165.200.000.000)
(12.051.637.000.000)
15.284.600.000.000
1.360.382.000.000
402.038.000.000
1.577.330.000.000
74.079.000.000
1.755.027.000.000
379.727.000.000
2.447.476.000.000
313.845.000.000
3.423.247.000.000
789.350.000.000
66.272.000.000
1.584.235.000.000
702.317.000.000
4.115.244.000.000
(371.517.000.000)
(89.144.000.000)
255.458.000.000
671.462.000.000
2.489.185.000.000
(4.445.226.000.000)
109.381.000.000
137.542.000.000
351.345.000.000
2.733.022.000.000
(3.671.788.000.000)
(14.016.000.000)
228.498.000.000
401.269.000.000
3.377.072.000.000
(2.113.994.000.000)
1.486.000.000
(54.061.000.000)
440.410.000.000
4.600.432.000.000
(2.986.361.000.000)
37.923.000.000
(80.000.000)
37.670.000.000
61.409.000.000
221.393.000.000
(2.401.757.000.000)
(2.988.672.000.000)
(3.187.255.000.000)
(3.080.079.000.000)
(3.017.502.000.000)
(3.250.893.000.000)
(4.028.959.000.000)
(3.421.783.000.000)
(4.563.768.000.000)
(3.861.684.000.000)
309.172.000.000
(645.562.000.000)
(5.726.819.000.000)
7.520.599.000.000
4.403.000.000
7.525.002.000.000
(2.181.011.000.000)
(88.290.000.000)
(2.269.301.000.000)
5.255.701.000.000
(70.000.000)
5.255.631.000.000
1.056.645.000.000
(600.661.000.000)
(5.811.350.000.000)
1.187.573.000.000
45.304.000.000
1.232.877.000.000
(500.501.000.000)
(127.845.000.000)
(628.346.000.000)
604.531.000.000
(1.162.000.000)
603.369.000.000
128.945.000.000
(593.580.000.000)
(6.733.030.000.000)
2.711.110.000.000
120.086.000.000
2.831.196.000.000
(1.675.010.000.000)
1.266.286.000.000
(408.724.000.000)
2.422.472.000.000
(1.067.000.000)
2.421.405.000.000
313.015.000.000
(759.719.000.000)
(7.897.446.000.000)
6.212.962.000.000
120.466.000.000
6.333.428.000.000
(2.686.154.000.000)
700.262.000.000
(1.985.892.000.000)
4.347.536.000.000
(1.267.000.000)
4.346.269.000.000
170.139.000.000
(954.309.000.000)
(9.209.622.000.000)
7.910.442.000.000
158.118.000.000
8.068.560.000.000
(4.711.894.000.000)
1.958.650.000.000
(2.753.244.000.000)
5.315.316.000.000
(2.495.000.000)
5.312.821.000.000
169
170
Lanjutan Lampiran 5
Bakrie & Brothers Tbk
Pendapatan Bersih
Harga (Beban) Pokok Penjualan
Laba Kotor
( * ) Beban Penjualan
( * ) Beban Umum dan administrasi
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
( * ) Laba (Rugi) atas penjualan aktiva tetap
( * ) Laba atas penjualan penyertaan saham pada anak
perusahaan dan perusahaan Asosiasi
( * ) Laba atas penghapusan hutang
( * ) Beban bunga dan keuangan - bersih
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs
( * ) Bagian atas laba bersih perusahaan Asosiasi - bersih
( * ) Beban administrasi bank
( * ) Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu - bersih
( * ) Rugi atas penjualan obligasi
( * ) Beban amortisasi goodwill
( * ) Rugi penghapusan uang muka penyertaan saham
( * ) Pendapatan klaim asuransi - bersih
( * ) Beban pajak
( * ) Rugi atas penurunan nilai persediaan
( * ) Lain-lain - bersih
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan
( * ) Pajak Kini
( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan
Laba (Rugi) sebelum pos luar biasa
Pos Luar Biasa - Laba atas restrukturisasi hutang
Laba (Rugi) sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba (Rugi) bersih/NOPAT
2004
1.229.276.439.000.000
(914.073.638.000.000)
315.202.801.000.000
(63.681.987.000.000)
(322.141.047.000.000)
(385.823.034.000.000)
(70.620.233.000.000)
70.227.214.000.000
2005
2.738.471.084.000
(1.939.316.130.000)
799.154.954.000
(130.733.318.000)
(445.480.488.000)
(576.213.806.000)
222.941.148.000
(252.425.133.000)
14.962.169.000.000
78.067.519.000.000
(127.400.206.000.000)
(115.045.479.000.000)
(15.185.484.000.000)
(7.877.373.000.000)
(60.491.694.000.000)
(115.425.133.000)
(160.893.252.000)
(156.894.892.000)
22.629.538.000
(13.242.811.000)
(7.529.950.000)
(131.715.121.000)
14.962.274.000
4.498.575.000
(25.199.824.000)
(24.204.265.000)
(223.451.456.000)
(51.587.012.000)
5.175.780.000
(17.260.015.000)
(23.767.236.000)
(162.246.000.000)
(53.022.652.000)
(7.534.629.000)
(1.000.000.000)
17.514.752.000
(8.964.364.000)
(2.187.571.000)
23.391.734.000
(142.053.966.000)
469.030.973.000
(109.345.556.000)
(27.589.955.000)
(136.935.511.000)
332.095.462.000
(27.849.017.000)
(52.024.824.000)
(4.111.891.000)
(203.099.000)
8.828.069.000
(257.229.374.000)
604.912.925.000
(117.991.133.000)
(82.274.759.000)
(200.265.892.000)
404.647.033.000
(53.512.641.000)
(22.087.000)
25.960.007.000
(20.001.932.921.000)
(18.750.920.464.000)
(169.980.614.000)
82.427.729.000
(87.552.885.000)
(18.838.473.349.000)
332.095.462.000
(116.594.722.000)
215.500.740.000
404.647.033.000
(181.289.057.000)
223.357.976.000
(18.838.473.349.000)
(168.957.768.000)
(19.007.431.117.000)
(7.272.566.000.000)
(2.280.257.000.000)
(172.458.403.000.000)
(243.078.636.000.000)
(3.998.850.000.000)
(131.224.542.000.000)
(135.223.392.000.000)
(461.989.208.000.000)
(83.687.180.000.000)
(378.302.028.000.000)
28.487.547.000.000
(349.814.481.000.000)
(10.331.374.000)
(747.135.659.000)
(524.194.511.000)
(52.285.709.000)
(40.871.812.000)
(93.157.521.000)
(1.567.005.144.000)
(949.653.112.000)
(617.352.032.000)
(40.105.462.000)
(657.457.494.000)
2006
4.332.279.836.000
(2.930.528.571.000)
1.401.751.265.000
(182.439.048.000)
(608.227.278.000)
(790.666.326.000)
611.084.939.000
(1.615.527.000)
2007
5.288.769.647.000
(3.081.283.996.000)
2.207.485.651.000
(266.473.549.000)
(1.078.869.803.000)
(1.345.343.352.000)
862.142.299.000
(1.391.189.000)
2008
8.404.679.927.000
(4.759.853.494.000)
3.644.826.433.000
(588.678.045.000)
(1.805.135.931.000)
(2.393.813.976.000)
1.251.012.457.000
(492.224.000)
78.387.692.000
(17.292.784.523.000)
(70.183.205.000)
(306.929.271.000)
(526.473.453.000)
(1.582.048.218.000)
(143.422.482.000)
171
Lanjutan Lampiran 5
Bank Niaga Tbk
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Pendapatan jasa perbankan lainnya
( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya:
( * ) Beban karyawan
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Laba (Rugi) belum direalisasi akibat penurunan nilai
wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan
( * ) Laba (Rugi) kontrak derivatif
( * ) Tambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif
( * ) Sewa, penyusutan dan pemeliharaan gedung
( * ) Telekomunikasi dan teknologi informasi
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Laba Operasional Bersih
Beban Penggabungan Usaha
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
( * ) Laba bersih dari pelepasan investasi pada perusahaan
luar negeri
( * ) Lain-lain, bersih
Jumlah
Laba Sebelum Pajak
(Beban) Penghasilan Pajak
Laba Sebelum Hak Minoritas
2004
2005
2006
2007
2008
2.388.336.000.000
129.711.000.000
2.518.047.000.000
3.483.783.000.000
229.541.000.000
3.713.324.000.000
5.077.600.000.000
244.083.000.000
5.321.683.000.000
7.971.186.000.000
412.288.000.000
8.383.474.000.000
9.591.046.000.000
460.436.000.000
10.051.482.000.000
(1.126.790.000.000)
(8.014.000.000)
(1.134.804.000.000)
1.383.243.000.000
(1.976.122.000.000)
(10.910.000.000)
(1.987.032.000.000)
1.726.292.000.000
(3.100.767.000.000)
(8.744.000.000)
(3.109.511.000.000)
2.212.172.000.000
(4.057.515.000.000)
(16.461.000.000)
(4.073.976.000.000)
4.309.498.000.000
(5.233.591.000.000)
(16.440.000.000)
(5.250.031.000.000)
4.801.451.000.000
149.456.000.000
60.224.000.000
138.992.000.000
149.442.000.000
43.258.000.000
541.372.000.000
127.627.000.000
85.989.000.000
161.240.000.000
(17.305.000.000)
35.979.000.000
393.530.000.000
148.370.000.000
81.534.000.000
161.175.000.000
282.864.000.000
9.786.000.000
683.729.000.000
630.194.000.000
183.361.000.000
183.431.000.000
450.142.000.000
28.705.000.000
1.475.833.000.000
685.919.000.000
395.602.000.000
216.697.000.000
(45.995.000.000)
82.914.000.000
1.335.137.000.000
(361.736.000.000)
(381.702.000.000)
(401.266.000.000)
(444.587.000.000)
(571.189.000.000)
(462.576.000.000)
(1.421.975.000.000)
(1.610.235.000.000)
(1.698.726.000.000)
(1.735.516.000.000)
(260.000.000)
(6.307.000.000)
(311.129.000.000)
(111.172.000.000)
(118.950.000.000)
(696.000.000)
(28.446.000.000)
(201.462.000.000)
(146.472.000.000)
(170.272.000.000)
8.338.000.000
(85.528.000.000)
(408.645.000.000)
(172.433.000.000)
(175.926.000.000)
(12.450.000.000)
35.497.000.000
(642.817.000.000)
(244.676.000.000)
52.847.000.000
(1.173.100.000.000)
(1.291.256.000.000)
633.359.000.000
(1.393.201.000.000)
726.621.000.000
(1.867.959.000.000)
1.027.942.000.000
(23.884.000.000)
(3.675.864.000.000)
2.109.467.000.000
(13.014.000.000)
(4.812.185.000.000)
1.324.403.000.000
(315.903.000.000)
150.249.000.000
(29.531.000.000)
120.718.000.000
754.077.000.000
(95.237.000.000)
658.840.000.000
19.708.000.000
19.708.000.000
746.329.000.000
(200.294.000.000)
546.035.000.000
(96.145.000.000)
(96.145.000.000)
931.797.000.000
(283.991.000.000)
647.806.000.000
(25.444.000.000)
(25.444.000.000)
2.084.023.000.000
(573.496.000.000)
1.510.527.000.000
75.663.000.000
75.663.000.000
1.084.163.000.000
(401.131.000.000)
683.032.000.000
172
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
1.453.000.000
660.293.000.000
886.000.000
546.921.000.000
(74.000.000)
647.732.000.000
(2.141.000.000)
1.508.386.000.000
4.833.000.000
687.865.000.000
173
Lanjutan Lampiran 5
Bank Internasional Indonesia Tbk
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Beban bunga
( * ) Bunga
( * ) Provisi dan komisi
Jumlah
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya:
( * ) Provisi dan komisi lainnya
( * ) Laba selisih kurs bersih
( * ) Ekuitas atas bagian laba (rugi) dari Anak Perusahaan dan
perusahaan asosiasi – bersih
( * ) Keuntungan (Kerugian) penjualan efek-efek dan obligasi
Pemerintah - bersih
( * ) Kenaikan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah
( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya:
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif dan agunan
yang diambil alih
( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (pemulihan penyisihan
penghapusan aktiva) estimasi kerugian komitmen dan
kontijensi
( * ) Beban umum dan administrasi
( * ) Beban karyawan
( * ) Penyusutan dan amortisasi
( * ) Penurunan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah
( * ) Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap
( * ) Amortisasi Goodwill
( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
Beban operasional lainnya - bersih
Laba Operasional Bersih
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:
( * ) Pendapatan non-operasional
2004
2005
2006
2007
2008
2.889.231.000.000
66.540.000.000
2.955.771.000.000
4.540.824.000.000
105.631.000.000
4.646.455.000.000
6.090.238.000.000
112.456.000.000
6.202.694.000.000
5.384.675.000.000
115.163.000.000
5.499.838.000.000
5.828.514.000.000
114.133.000.000
5.942.647.000.000
(1.309.217.000.000)
(3.793.000.000)
(1.313.010.000.000)
1.642.761.000.000
(2.293.870.000.000)
(8.550.000.000)
(2.302.420.000.000)
2.344.035.000.000
(3.561.496.000.000)
(13.349.000.000)
(3.574.845.000.000)
2.627.849.000.000
(3.001.829.000.000)
(19.332.000.000)
(3.021.161.000.000)
2.478.677.000.000
(3.170.768.000.000)
(15.898.000.000)
(3.186.666.000.000)
2.755.981.000.000
263.942.000.000
112.750.000.000
332.338.000.000
103.467.000.000
349.237.000.000
89.322.000.000
351.862.000.000
111.043.000.000
354.487.000.000
183.378.000.000
604.000.000
(98.000.000)
400.868.000.000
349.007.000.000
1.127.171.000.000
10.207.000.000
297.000.000
494.202.000.000
940.413.000.000
21.778.000.000
559.147.000.000
1.019.484.000.000
69.158.000.000
646.639.000.000
1.178.702.000.000
(128.615.000.000)
88.590.000.000
776.262.000.000
1.274.102.000.000
(206.525.000.000)
(179.282.000.000)
(693.622.000.000)
(1.110.863.000.000)
(1.077.180.000.000)
1.162.000.000
(808.590.000.000)
(684.723.000.000)
(130.855.000.000)
(61.115.000.000)
(68.810.000.000)
(3.688.000.000)
(1.316.242.000.000)
(888.996.000.000)
(1.202.000.000)
(1.463.363.000.000)
(768.856.000.000)
(4.158.000.000)
(1.288.965.000.000)
(1.005.659.000.000)
(6.014.000.000)
(1.454.751.000.000)
(1.080.604.000.000)
(1.959.456.000.000)
(2.388.208.000.000)
(2.927.043.000.000)
(3.409.645.000.000)
(3.618.549.000.000)
810.476.000.000
896.240.000.000
720.290.000.000
247.734.000.000
411.534.000.000
14.704.000.000
33.510.000.000
23.200.000.000
57.149.000.000
241.788.000.000
174
( * ) Beban non-operasional
Jumlah
Laba Sebelum Pajak
( * ) Pajak kini
( * ) Pajak tangguhan
(Beban) Penghasilan Pajak
Laba Sebelum Akuisisi
Laba Sebelum Hak Minoritas
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT
(9.967.000.000)
4.737.000.000
815.213.000.000
6.369.000.000
6.369.000.000
821.582.000.000
821.582.000.000
(13.498.000.000)
20.012.000.000
916.252.000.000
(45.755.000.000)
(20.554.000.000)
(66.309.000.000)
(30.768.000.000)
849.943.000.000
(94.057.000.000)
725.118.000.000
23.200.000.000
743.490.000.000
57.149.000.000
304.883.000.000
241.788.000.000
653.322.000.000
(59.204.000.000)
(92.620.000.000)
(162.504.000.000)
684.286.000.000
(50.576.000.000)
633.710.000.000
212.263.000.000
140.565.000.000
352.828.000.000
490.818.000.000
(10.350.000.000)
480.468.000.000
175
Lanjutan Lampiran 5
No
Kode
Emiten
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pertumbuhan/tahun
1
AALI
1.234.832.000.000
1.149.603.000.000
1.154.194.000.000
2.920.242.000.000
3.949.435.000.000
2.081.661.200.000
-7%
0%
153%
35%
2
ANTM
1.158.308.568.000
1.202.678.418.000
2.219.888.717.000
7.282.401.912.000
1.929.668.249.000
2.758.589.172.800
4%
85%
228%
-74%
41%
3
ASII
6.932.625.000.000
8.205.759.000.000
5.871.528.000.000
10.633.605.000.000
14.950.000.000.000
9.318.703.400.000
18%
-28%
81%
4
BBCA
4.528.733.000.000
5.123.618.000.000
6.066.603.000.000
6.401.630.000.000
7.720.043.000.000
5.968.125.400.000
13%
18%
6%
21%
5
BBRI
5.731.428.000.000
5.608.363.000.000
5.906.721.000.000
7.780.074.000.000
8.822.012.000.000
6.769.719.600.000
-2%
5%
32%
13%
6
BDMN
2.584.844.000.000
2.307.886.000.000
1.961.517.000.000
3.142.205.000.000
2.432.757.000.000
2.485.841.800.000
-11%
-15%
60%
-23%
7
BMRI
7.525.002.000.000
1.232.877.000.000
2.831.196.000.000
6.333.428.000.000
8.068.560.000.000
5.198.212.600.000
BNBR
-243.078.636.000.000
-524.194.511.000
469.030.973.000
604.912.925.000
-18.750.920.464.000
130%
189%
124%
8
-84%
100%
27%
3200%
9
BNGA
754.077.000.000
746.329.000.000
931.797.000.000
2.084.023.000.000
1.084.163.000.000
1.120.077.800.000
-1%
25%
124%
-48%
10
BNII
815.213.000.000
916.252.000.000
743.490.000.000
304.883.000.000
653.322.000.000
686.632.000.000
12%
-19%
-59%
114%
No
Kode
Emiten
1
AALI
800.782.000.000
790.410.000.000
787.318.000.000
1.973.428.000.000
2.631.019.000.000
1.396.591.400.000
-1%
0%
151%
33%
2
ANTM
807.108.655.000
841.935.961.000
1.552.777.307.000
9.446.496.322.000
2.461.585.565.000
3.021.980.762.000
4%
84%
508%
-74%
35%
(52.255.961.415.400)
29%
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pertumbuhan/tahun
3
ASII
4.330.928.000.000
5.457.285.000.000
3.712.097.000.000
6.519.273.000.000
8.778.000.000.000
5.759.516.600.000
26%
-32%
76%
4
BBCA
3.195.421.000.000
3.597.400.000.000
4.242.692.000.000
4.489.252.000.000
5.776.139.000.000
4.260.180.800.000
13%
18%
6%
29%
5
BBRI
3.633.231.000.000
3.808.998.000.000
4.257.572.000.000
4.838.001.000.000
5.958.368.000.000
4.499.234.000.000
5%
12%
14%
23%
6
BDMN
1.614.687.000.000
1.312.840.000.000
1.183.608.000.000
1.943.595.000.000
1.284.942.000.000
1.467.934.400.000
-19%
-10%
64%
-34%
7
BMRI
5.255.631.000.000
603.369.000.000
2.421.405.000.000
4.346.269.000.000
5.312.821.000.000
8
BNBR
-349.814.481.000.000
-657.457.494.000
215.500.740.000
223.357.976.000
-19.007.431.117.000
3.587.899.000.000
-89%
301%
79%
22%
(73.808.102.179.000)
-100%
-133%
4%
-8610%
9
BNGA
660.293.000.000
546.921.000.000
647.732.000.000
1.508.386.000.000
687.865.000.000
810.239.400.000
10
BNII
821.582.000.000
725.118.000.000
633.710.000.000
352.828.000.000
480.468.000.000
602.741.200.000
-17%
18%
133%
-54%
-12%
-13%
-44%
36%
176
Lampiran 6. Rekapitulasi Resiko Keuangan dari 10 Perusahaan Indeks LQ45
Kode Emiten
No.
Rasio-Rasio
AALI
ANTM
1,46
ASII
4,16
BBCA
1,04
BBRI
1,11
BDMN
1,12
BMRI
1,14
BNBR
1,10
BNGA
1,14
BNII
1,10
1,11
1
CR
2
QR
1,04
3,26
0,79
0,52
0,78
0,78
0,59
0,93
0,88
0,85
3
Rasio Hutang
22%
40%
53%
90%
90%
88%
91%
48%
91%
90%
4
TIE
-4364,10
-106,35
-16,40
0,49
1,24
0,80
0,50
11,00
0,54
0,63
5
Fixed Chance Coverage
-4509,89
-107,44
-21,98
-0,94
-1,09
-0,63
-0,47
12,25
-0,41
-0,31
6
Perputaran Persediaan
-7,67
-3,89
-9,92
0,06
0,13
0,11
0,04
-460,73
0,09
0,05
7
Rata-rata penjualan/hari
Average Collection
Period
13.735.343.333,33
18.521.865.812,22
182.684.056.666,67
16.578.126.111,11
18.804.776.666,67
6.905.116.111,11
14.439.479.444,44
694.467.021.941,11
3.111.327.222,22
1.907.311.111,11
5,64
47,37
123,86
58,02
41,73
214,93
11865,45
59,02
32,46
15137,63
8
9
Perputaran Aktiva Tetap
3,15
3,15
5,08
1,99
4,18
1,62
1,07
108,50
1,65
0,83
10
Perputaran Total Aktiva
1,10
0,74
1,08
0,03
0,04
0,03
0,02
47,42
0,02
0,01
11
Profit Margin on Sales
30%
30%
10%
2%
3%
2%
1%
-1356%
1%
1%
12
ROI/ROA
30%
30%
10%
2%
3%
2%
1%
-1356%
1%
1%
13
Return on networth
39%
47%
24%
23%
16%
16%
13%
-3643%
16%
13%
14
Rasio Pertumbuhan
10%
-29%
-5%
2%
-9%
-31%
-177%
-17718%
-46%
-35%
15
PER
1,91
5,09
1,05
6,42
3,95
4,38
14,01
126,97
33,06
150,20
16
MBR
0,71
0,0014
0,0003
1,49
1,05
0,78
1,14
12,37
3,99
14,95
17
Nilai Buku (Saham)
2117,01
1378892,75
5895245,48
1133,92
1412,56
1904,06
1312,53
145,08
382,54
741,76
18
Beta (ß)
0,68
0,83
0,89
0,70
0,38
0,89
0,77
0,81
0,87
0,10
177
Lampiran 7. Tampilan Visual Basic.Net
178
Lanjutan Lampiran 7
179
Lanjutan Lampiran 7
180
Lanjutan Lampiran 7
181
182
Lanjutan Lampiran 7
183
Lanjutan Lampiran 7
184
Lanjutan Lampiran 7
185
Lanjutan Lampiran 7
186
Lanjutan Lampiran 7
187
Lanjutan Lampiran 7
188
Lanjutan Lampiran 7
189
Lanjutan Lampiran 7
190
Lanjutan Lampiran 7
191
Lanjutan Lampiran 7
192
Lanjutan Lampiran 7
193
Lanjutan Lampiran 7
194
Lanjutan Lampiran 7
195
Lanjutan Lampiran 7
196
Lanjutan Lampiran 7
177
Download