Perkembangan Model Atom Kegiatan Belajar 1 “Lampu Neon” merupakan istilah umum untuk emisi atom yang melibatkan gas mulia (helium, neon, argon), merkuri, dan fosfor. Sinar UV dari eksitasi atom merkuri menyebabkan tabung fosfor menjadi berwarna. Sumber : Raymond Chang, Chemistry 10th Edtion Setelah mempelajari materi ini, Anda akan dapat : 1. Mendeskripsikan teori atom Dalton 2. Menganalisis sifat sinar katoda dari percobaan Thompson 3. Menganalisis sifat sinar alfa dari percobaan Rutherford 4. Menjelaskan teori atom Bohr 5. Menentukan keterkaitan antara nomor atom dengan elektron valensi 6. Menentukan keterkaitan nomor atom, nomor massa, dan isotop dengan jumlah partikel penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) 7. Membedakan unsur isotop, isoton, dan isobar 8. Menghitung kelimpahan isotop berdasarkan dari massa isotop 1 1 TEORI ATOM DALTON Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus pada abad ke lima sebelum masehi. Democritus meyakini bahwa semua materi mengandung partikel yang sangat kecil yang disebut atom, yang berarti Gambar 1. Model atom Dalton tidak dapat dibagi lagi. Pada tahun 1808 seorang ilmuwan Inggris bernama John Dalton mengemukakan bahwa bagian materi yang tidak dapat (Sumber : http://www.myrightspot.com/ 2016/06/perkembanganmodel-atom.html) dibagi dinamakan Atom. Hasil pemikiran Dalton menjadi awal dari era kimia modern. Beberapa teori Dalton dapat diringkas sebagai berikut : 1. Unsur terbentuk dari partikel kecil yang dinamakan Atom. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi dan tidak dapat dibagi (indivisible). 2. Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari suatu unsur sejenis memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sedangkan atom-atom dari unsur yang berbeda memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda pula. 3. Senyawa terbentuk dari penggabungan atom-atom dengan perbandingan bulat tertentu. 4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Reaksi kimia hanya melibatkan penataan ulang atom-atom sehingga tidak ada atom yang terbentuk maupun hilang akibat reaksi kimia. Dari 3 postulat terakhir kemudian munculah suatu hukum yang dikenal sebagai Hukum Perbandingan Berganda yang menyatakan bahwa “Bila dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa dan jika massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa itu sama maka perbandingan massa unsur yang ke dua berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Namun dalam perkembangannya diketahui bahwa Teori Atom Dalton ternyata kurang tepat. 1. Atom dapat dbagi lagi menjadi beberapa partikel subatom, unsur X unsur Y (a) Senyawa X2Y (b) Gambar 2. (a) Sesuai dengan postulat Dalton yang ke dua bahwa Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari suatu unsur sejenis memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sedangkan atom-atom dari unsur yang berbeda memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda pula. (b) Sesuai dengan postulat Dalton yang ke tiga, senyawa yang dibentuk dari unsur X dan Y dengan perbandingan jumlah atom 2:1 (Sumber : Chang, Raymond, 2011 : 30) yaitu proton, elektron, dan neutron. 2. Walaupun mempunyai sifat dan karakteristik yang sama, atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki massa yang 2 berbeda. 3. Melalui reaksi nuklir, atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain. 2 TEORI ATOM THOMSON Penemuan J. J Thomson abad ke-20 atas partikel lain yang bermuatan negatif yang disebut dengan elektron memberikan bukti ketidaksempurnaan model atom Dalton. Eksperimen Thomson dilakukan dengan mengamati dua plat elektrode dalam tabung vakum. Ketika kedua plat tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi, sinar bergerak dari Katode (elektroda negatif) menuju ke Anode (elektroda positif). Sinar yang keluar dari katoda disebut sinar katoda. Sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif. Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan bahwa sinar katoda yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif yang dinamakan elektron. Gambar 3. Eksperimen Thomson (Sumber : http://irpanpurnamansyah0077.blogspot.co.id/2015/04/partikel-dasar-atom.html) Thomson mengemukakan bahwa di dalam atom terdapat partikel listrik bermuatan negatif yang disebut elektron. Secara rinci, teori atom Thomson dapat diringkas sebagai berikut : 1. Atom berupa bola yang bermuatan positif yang homogen 2. Elektron bermuatan negatif tersebar di sekelilingnya 3. Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan netral. Gambar 4. Model atom Thomson (Sumber : http://www.myrightspot.com/ 2016/06/perkembanganmodel-atom.html) 3 Karena bentuknya yang menyerupai bola yang bermuatan positif dengan elektron di sekelilingnya, maka model atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti kismis. Meskipun demikian, teori atom Thomson tidak menjelaskan susunan inti atom dalam atom tersebut. 3 TEORI ATOM RUTHERFORD Melalui eksperimen penembakan sinar alfa (α) pada lempengan emas, pada tahun 1911 seorang fisikawan Inggris bernama Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan positif, yang berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran atom. Saat lempengan emas di tembak dengan sinar alfa (α), partikel dari sinar tersebut sebagian besar diteruskan dan sebagian kecil dibelokkan dengan sudut tertentu. Gambar 5. Eksperimen Rutherford (Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/03/sejarahpercobaan-penemuan-proton-elektron-neutron-dan-intiatom.html) Dari percobaan tersebut, secara ringkas teori Rutherford dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Atom merupakan ruang kosong atau hampa. 2. Atom tersusun dari tiga partikel subatomik, yaitu proton, neutron, dan elekron. Gambar 6. Model atom Rutherford (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/St ruktur_atom) 3. Proton dan neutron terletak dalam inti atom dengan volume yang sangat kecil. 4. Inti atom merupakan pusat massa atom yang dinamakan nukleus. 5. Elektron bergerak mengelilingi inti. 4 Seiring dengan berkembangnya zaman, teori atom Rutherford mempunyai beberapa kelemahan. 1. Teori atom Rutherford tidak bisa menjelaskan elektron tidak jatuh ke inti. 2. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap inti atom. 3. Tidak dapat menjelaskan gejala eksperimental dari spektrum atom. 4 TEORI ATOM BOHR Tahun 1913 Bohr mengusulkan model atom yang dapat memperbaiki kelemahan teori atom Rutherford. Teori atom Bohr dapat menjelaskan elektron yang bergerak spiral tidak akan jatuh ke inti dengan menggunakan dasar teori Planck. Postulat Bohr berbunyi: 1. Elektron bergerak mengelilingi inti pada orbit atau tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini dilambangkan dengan n=1 (K), n=2 (L), n=3 (M), dan seterusnya. (Perhatikan gambar 7) 2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan tetap, sehingga tidak ada energi yang diserap ataupun dipancarkan. 3. Elektron dapat pindah ke lintasan lain disertai perubahan energi. (Perhatikan gambar 8) Dalam keadaan stabil atom hidrogen memiliki energi terendah, yakni elektron berada pada tingkat energi dasar (n = 1). Jika elektron terletak pada tingkat energi n>1, dinamakan keadaan tereksitasi. Keadaan tereksitasi ini tidak stabil dan terjadi jika Gambar 7. Menurut Bohr, elektron berada pada tingkat energi tertentu. Selain itu, perpindahan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi akan menyerap energi. Dan sebaliknya, perpindahan elektron ke tingkat energi yang lebih rendah akan memancarkan energi. Keadaan tersebut dinamakan keadaan eksitasi. (Sumber : http://fisikazone.com/atommodel-atom/model-atombohr/) atom hidrogen menyerap sejumlah energi. 5 Seiring dengan berjalannya waktu ternyata teori yang diungkapkan oleh Bohr memiliki kelemahan, diantaranya: 1. Teori atom Bohr hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tapi tidak mampu menjelaskan spektrum yang berelektron Banyak. 2. Orbit dari elektron yang mengelilingi inti bukan berbetuk lingkaran, melainkan elips. 3. Elektron dalam atom tidak berpindah-pindah dalam sebuah orbit, melainkan merupakan sesuatu kebolehjadian dalam atom. 4. Spektrum Atom Hidrogen Dalam ilmu fisika, jika sinar matahari mengenai prisma, maka akan nampak gabungan dari berbagai warna yaitu merahjingga-kuning-hijau-biru-ungu. Warna yang berkesinambungan tersebut dinamakan spektrum kontinyu. (a) (b) Gambar 8. (a) Spektrum Kontinyu (b) Spektrum Diskontinyu (Sumber : Mc Murry and Fay, 2012 : 154) Berbeda dengan spektrum kontinyu, spektrum diskontinyu dihasilkan dari gas yang berpijar yang mengandung beberapa panjang gelombang secara terputus yang disebut dengan spektrum diskontinyu atau spektrum garis. 6 5 TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM Pada tahun 1920an, diketahui bahwa teori atom Bohr ternyata memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu perlu adanya pendekatan lain. Tiga ilmuwan yaitu Heisenberg (19011976), de Broglie (1892-1987), dan Schrodinger (1887-1961) membuat sebuah pendekatan yang lebih dikenal dengan mekanika kuantum atau mekanika gelombang. De Broglie (1923) mengungkapkan bahwa elektron dianggap sebagai partikel dan menunjukkan sifat gelombang. Dengan adanya gerak gelombang dari elektron, maka diperlukan teori kuantum yang dapat menerangkan gerak elektron dalam atom dan menghitung energi yang mungkin. Dengan adanya gagasan teori gelombang dari elektron, maka kedudukan elektron di sekeliling inti tak menentu. Hal ini tercakup dalam Prinsip ketidakpastian Heisenberg (1927). Sebagai akibat dari penemuan de Broglie dan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, maka muncullah ide dari Schrodinger yang dapat memberikan perhitungan mengenai energi elektron dalam atom dan kedudukan elektron yang digambarkan sebagai kebolehjadian. Partikel Penyusun Atom Pada awal abad ke-20 para ahli meyakini bahwa atom terdiri atas inti atom yang berukuran kecil dan elektron-elektron yang berada di seputar inti atom. Atom terdiri dari tiga macam partikel dasar, yaitu proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom, sedangkan elektron berada di dalam ruang seputar inti. 1. Elektron Eksperimen Thompson dilakukan dengan mengamati dua plat elektrode dalam tabung vakum. Ketika kedua plat tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi, sinar akan bergerak dari katoda (elektroda negatif) menuju ke anoda (elektroda positif). Sinar yang keluar dari katoda disebut sinar 7 katoda. Sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif. Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan bahwa sinar katoda yang dibelokkan merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif (elektron). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Thomson, fisikawan asal Amerika yang bernama Robert Andrew Milikan melakukan percobaan untuk mengukur massa elektron. Dalam percobaannya, beberapa tetes minyak disemprotkan ke dalam suatu wadah dan mengalami atomisasi. Tetesan tersebut akan mengenai sinar X yang menyebabkan molekul-molekul udara dapat memindahkan elektronnya pada tiap tetesan. Ketika muatan listrik telah diatur, gaya elektrostatik yang mengumpulkan tetesantetesan ke bagian atas yang diseimbangkan oleh gaya gravitasi yang mengumpulkan tetesan-tetesan ke bagian bawah. Milikan menghitung tiap tetesan yang mengandung muatan yang berbedabeda. Dari hasil perhitungan diperoleh massa elektron 9,1.10-28 1 gram atau 1840 massa 1 atom hidrogen. Gambar 9. Percobaan Thomson dengan mendekatkan magnet ke tabung katoda. Sinar katoda akan berbelok sesuai dengan arah medan magnet. (Sumber: Chang, 2011 : 32) Gambar 10 . Percobaan Milikan (Sumber: http://www.nafiun.com/2012/12/struktur-atomterbaru.html) 2. Proton Tahun 1886, fisikawan Jerman, Eugene Goldstein melakukan eksperimen dengan tabung sinar katoda yang telah dimodifikasi, yaitu diberi lubang di tengah katoda. Ternyata ada seberkas sinar yang berbeda dengan sinar katode yang melewati lubang katode dan bergerak dari arah anode. Sinar tersebut dinamakan sinar terusan atau sinar anode atau sinar positif. Kemudian pada tahun 1920 partikel tersebut diberi nama Proton oleh Rutherford. 8 Setiap gas yang digunakan dalam tabung memberikan rasio q/m yang berbeda-beda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proton memiliki massa 1,6726.10-24 gram. Gambar 11. Percobaan Goldstein (Sumber: http://mafia.mafiaol.com/2013/06/sejarah-penemuanproton.html) 3. Neutron James Chadwick melalui eksperimennya berhasil membuktikan adanya neutron dengan cara menembaki atom Berilium dengan sinar alfa. Dari hasil penembakan itu terdeteksi adanya partikel tidak bermuatan yang memiliki massa yang hampir sama dengan proton. Karena sifatnya yang netral, partikel tersebut dinamakan neutron. Massa neutron adalah 1,6749.10-24 gram. Gambar 12 Percobaan Chadwick dengan menembakkan sinar alfa ke lempeng berilium (Sumber: http://belajar-fun.blogspot.co.id/2012/09/penemuanneuron-oleh-chadwick.html) Sifat Partikel Subatomik Partikel elektron Simbol e- Letak Pada ruang disekitar Muatan 1- Massa Massa Relatif Sesungguhnya 1 1840 9,1.10-28 nukleus 9 Partikel Proton Simbol P 1 Letak Di dalam Muatan Massa Massa Relatif sesungghunya 1+ 1 1,6726.10-24 0 1 1,6749.10-24 nukleus Neutron N0 Di dalam nukleus NOMOR ATOM, NOMOR MASSA, DAN ISOTOP ? Pernahkah kalian mengamati sebuah tabel periodik unsur kimia ? 1 1H Nomor massa Menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam inti atom Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron Jumlah neutron dalam atom sama dengan selisih jumlah nomor massa dengan nomor atom. Jumlah neutron Nomor massa 𝐴 𝑍𝑋 dirumuskan sebagai berikut. Jumlah neutron = A - Z Nomor atom 10 Nomor atom Menunjukkan jumlah proton dalam inti atom Dalam atom yang tidak bermuatan atau netral, nomer atom juga menyatakan jumlah elektron Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron 39 K19 artinya atom kalium memiliki nomor atom 19. Jadi, dalam inti atom K terdapat 19 proton dan pada kulit atom terdapat 19 elektron juga Atom juga dapat melepas atau menerima elektron tanpa mengubah unsurnya. Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sebaliknya atom yang menerima elektron berubah menjadi ion negatif S (belerang) mempunyai nomor atom 16. Berarti memiliki 16 proton dan 16 elektron. S4+ memiliki 16 proton dan 12 elektron. Sedangkan S2- memiliki 16 proton dan 18 elektron Dalam beberapa hal, atom dari unsur tertentu tidak semua memiliki massa yang sama. Atom yang memiliki nomor atom yang sama tetapi nomor massa berbeda disebut isotop. Isotop adalah unsur yang mempunyai nomor atom sama , tetapi nomor massa berbeda. Isobar adalah unsur yang mempunyai nomor massa yang sama tetapi nomor atom berbeda Contoh: 2411Na dan 2412Mg Isoton adalah atom unsur yang memiliki jumlah neutron sama tetapi nomor atom berbeda. Contoh: 146C dan 168O 11