SIFAT-SIFAT INTI ATOM Adanya inti atom pertama kali diketahui oleh Rutherford (1911), dari eksperimen yang dilakukan oleh Geiger dan Marsden. Inti Atom berbentuk bola dengan jejari tertentu, bermassa dan mempunyai momentum sudut dan momen magnetik. Distribusi muatan dalam inti tidak simetris bola, hal ini menyebabkan momen listrik. A. Sifat Inti yang Tak Bergantung pada Waktu (time independent) Sifat inti yang tak bergantung waktu, terbagi menjadi massa, jari-jari atau radius, muatan, momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik. Penjelasannya sebagai berikut: 1) Massa Menurut hipotesa Dalton (1803) atom-atom suatu unsur identik. Prout (1815) menyatakan bahwa semua unsur tersusun atas hidrogen, dan massanya dapat dinyatakan sebagai : M ~ C MH MH = massa hidrogen C = bilangan bulat Dari penyelidikan yang teliti, ternyata : a) C bukanlah bilangan bulat, sehingga hipotesis Prout dianggap tidak benar. b) Crookes(1886) menyarankan kembali ide Prout. Alasan bahwa C bukan bilangan bulat adalah karena suatu unsur mungkin terdiri adalah karena suatu unsur mungkin terdiri dari beberapa campuran (isotop). Contoh: Cl mempunyai berat atom 35,46 karena terdiri dari 3 isotop, masing-masing 34,35, dan 36. c) Karena kemudian inti diketahui terdiri dari proton dan neutron, maka dapat dituliskan: M = Z(MH) + N (MN) Z dan N adalah jumlah proton dan neutron di dalam inti, MN= massa neutron Kelimpahan massa di alam telah tersusun dalam periodik tabel: 2) Jari-Jari Jari-jari inti belum bisa ditentukan/diukur secara langsung. Ada dua metode, yaitu cara Nuklir dan cara Elekromagnetik. Jika diasumsikan inti bulat (bola), maka jejarinya ditentukan dengan persamaan: R = ro A1/3 ro ditentukan melalui eksperimen, yaitu: a) Cara Nuklir Cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear force radius), yaitu jarak dari pusat inti (core) ke jarak jangkauan gaya inti. Cara yang termasuk metode ini yaitu: Hamburan partikel alfa, diperoleh ro = 1,414 x 10-13 cm Peluruhan alfa dengan hasil ro = 1,48 x 10-13 cm Hamburan neutron cepat dengan hasil ro = 1,37 x 10-13 cm b) Cara Elektromagnetik Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk kategori ini adalah hamburan elektron, mesonik atom, inti cermin (1H3, 3He3), hamburan proton dan pergeseran isotopik. 3) Muatan Model atom Rutherford dapat menerangkannya melalui spektrum sinar-x yang diukur oleh Moseley (1913). Dari data Moseley tersebut ternyata muatan inti adalah Ze dan Z yang merupakan nomor atom, sedang e = muatan elektron = 4,80298 x 10-10 esu = 1,602189 x 10-19 C. 4) Momentum Sudut Momentum sudut suatu inti atom dapat ditunjukkan dari hyperfinestructure spliting garis-garis spektrum suatu atom. Pauli menerangkan hyperfine-structure spliting ini dengan anggapan bahwa inti mempunyai momentum sudut, sehingga terjadi gandengan antara momentum sudut inti dengan momentum sudut total dari elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, inti terdiri dari A nukleon, yang masing-masing mempunyai momentum sudut orbital dan spin. : Jadi total vektor momentum sudut, apabila dipakai gandengan L S, ialah I = J = ∑π=1 πΌπ + ∑π=1 ππ Panjang vektor momentum sudut inti: | I | = √πΌ (πΌ + 1)β/2π I ialah bilangan kuantum momentum sudut total inti, atau biasa disebut spin inti. I = (l+s), (l+s-1),... |l-s| Maka jumlah harga l yang mungkin: (2s+1) untuk s < l (2l+1) untuk l < s 5) Momen Magnetik Di dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton maupun neutron mempunyai momen magnetik. Untuk proton, momen magnetik proton, Mp, dan momentum sudut orbital, Lp. ο¦ e οΆ ο·ο· Lp M lp ο½ ο§ο§ ο¨ 2Mp οΈ 6) Momen Listrik Momen listrik inti pertama kali dijelaskan oleh Schuler dan Schmidt (1935), pada hyperfine struktur Eu-151 dan Eu-153. Adanya momen kuadrupol inti berarti menunjukkan distribusi inti tidak simetris bola. Konsep multipol listrik dapat dijelaskan berdasarkan teori potensial listrik. B. Sifat Inti yang Bergantung pada Waktu (time dependent) Sifat inti yang bergantung waktu, terbagi menjadi peluruhan radioaktif dan reaksi inti. a) Peluruhan Radioaktif Peluruhan radioaktif merupakan sifat inti yang bergantung waktu (dinamik), sifat dinamik lainnya dari suatu inti radioaktif adalah reaksi inti. Baik peluruhan maupun reaksi inti menggambarkan transisi dari suatu keadaan ke keadaan lain baik secara spontan (decay) maupun buatan (reaksi). Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktivitas. Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktivitas α hanya bergantung pada jumlah inti radioaktif N dalam cuplikan dan juga pada probabilitas peluruhan λ. ……… (1) Ketika cuplikan meluruh, jumlah intinya berkurang sebanyak N buah lebih sedikit jumlah inti atom yang tertinggal. Jadi jumlah peluruhan per detik makin lama makin berkurang. Semakin besar α, semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya. Secara matematis dapat dituliskan: …….. (2) Dari persamaan 1 dan 2, ………. (3) atau, ……….. (4) Hasil integral dari persamaan 4 di atas adalah sebagai berikut. ……….. (5) Persamaan 5 di atas merupakan hukum peluruhan radioaktif eksponensial, yang memberi informasi bahwa jumlah inti radioaktif dalam suatu cuplikan meluruh terhadap waktu. Pada kenyataannya agak sulit dilakukan pengukuran N, sehingga kita dapat mengganti ungkapan persamaan dalam bentuk lain dengan mengalikan kedua ruas dengan λ, sehingga bentuk persamaan menjadi aktivitas. ………. (6) Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie. 1 curie (Ci) = 3,7 × 1010 peluruhan/detik Pada peluruhan radioaktif juga dikenal istilah waktu paruh (t1/2), yakni waktu yang diperlukan aktivitas untuk berkurang menjadi separuh aktivitas awal. ………. (7) Peluruhan dapat terjadi berkelanjutan yang disebut dengan rantai peluruhan radioaktif. Peluruhan radioaktif ditandai dengan perubahan nuklida menjadi nuklida baru yang disertai energi baik dalam bentuk partikel-partikel inti ataupun foton. Inti mengalami peluruhan untuk mencapai kondisi stabil. Suatu inti dapat meluruh dengan lebih dari satu cara. Untuk kasus ini, maka persamaan 5 dapat dimodifikasi menjadi, ………. (8) Persamaan di atas menggambarkan inti yang meluruh menghasilkan inti α dan β. b) Reaksi Inti Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan disertai munculnya energi yang sangat besar. Agar terjadi reaksi inti diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target sehingga setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai terbentuknya partikel yang baru. Inti target dapat merupakan inti atom yang stabil, sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil. Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan : Reaksi Inti Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4 → 8O17 + 1H1 yaitu inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom Oksigen dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk bersifat radioaktif. Reaksi inti dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi. 1. Reaksi Fisi Reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan inti atom berat menjadi dua inti atom lain yang lebih ringan dengan disertai timbulnya energi yang sangat besar. Misalnya inti atom uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga terbelah menjadi inti atom Xe-235 dan Sr-94 disertai dengan timbulnya 2 neutron yang memiliki energi tinggi. Reaksinya dapat dituliskan : 235 92U + 0n1 → 54Xe235 + 38Sr94 + 20n1 + Q Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev. Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron yang timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Reaksi fisi berantai yang tak terkendali akan menyebabkan timbulnya energi yang sangat besar dalam waktu relatif singkat, sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia. Reaksi berantai yang tak terkendali terjadi pada Bom Atom. Energi yang timbul dari reaksi fisi yang terkendali dapat dimanfaatkannya untuk kehidupan manusia. Reaksi fisi terkendali yaitu reaksi fisi yang terjadi dalam reaktor nuklir (Reaktor Atom). Di mana dalam reaktor nuklir neutron yang terbentuk ditangkap dan tingkat energinya diturunkan sehingga reaksi fisi dapat dikendalikan. Reaksi Fisi Dari Uranium Pada umumnya untuk menangkap neutron yang terjadi, digunakan logam yang mampu logam Cadmium atau Boron. menangkap Pengaturan neutron populasi neutron yaitu yang mengadakan reaksi fisi dikendalikan oleh batang pengendali yang terbuat dari batang logam Cadmium, yang diatur dengan jalan memasukkan batang pengendali ke dalam teras-teras bahan bakar dalam reaktor. Dalam reaktor atom, energi yang timbul kebanyakan adalah energi panas, di mana energi panas yang timbul dalam reaktor ditransfer keluar reaktor kemudian digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga diperoleh energi listrik. 2. Reaksi Fusi Reaksi fusi yaitu reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom lain yang lebih berat dengan melepaskan energi. Reaksi Fusi Dari Uranium Misalnya penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan triton dan proton dilepaskan energi sebesar kira-kira 4,03 MeV. Penggabungan deutron dengan deutron menghasilkan inti He-3 dan neutron dengan melepaskan energi sebesar 3,3 MeV. Penggabungan triton dengan triton menghasilkan inti He-4 dengan melepaskan energi sebesar 17,6 MeV, yang reaksi fusinya dapat dituliskan : 2 1H + 1H2 → 1H3 + 1H1 +4MeV 2 1H + 1H2 → 2He3 + 0n1 +3,3MeV 3 1H +1 H3 → 2He4 + 0n1 + 17,6 MeV Agar dapat terjadi reaksi fusi diperlukan temperatur yang sangat tinggi sekitar 108 K, sehingga reaksi fusi disebut juga reaksi termonuklir. Karena untuk bisa terjadi reaksi fusi diperlukan suhu yang sangat tinggi, maka di matahari merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi. Energi matahari yang sampai ke Bumi diduga merupakan hasil reaksi fusi yang terjadi dalam matahari. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa matahari banyak mengandung hidrogen (1H1). Dengan reaksi fusi berantai akan dihasilkan inti helium-4. Di mana reaksi dimulai dengan penggabungan antardua atom hidrogen membentuk deutron, selanjutnya antara deutron dengan deutron membentuk inti atom helium-3 dan akhirnya dua inti atom helium-3 bergabung membentuk inti atom helium -4 dan 2 atom hidrogen dengan melepaskan energi total sekitar 26,7 MeV, yang reaksinya dapat dituliskan: 1 1H + 1H1 → 1H2 + 1e0 +Q1 2 1H + 1H2 → 2H3 + γ+Q2 3 2H + 2H3 → 2He4 + 2 1H1 + Q3 Reaksi tersebut dapat ditulis: 4 1H1 → 2He4 + 2 1e0 + Q