BAB II LANDASAN TEORI Perhitungan Energi Listrik Daya listrik

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Perhitungan Energi Listrik
2.1
Daya listrik adalah besaran listrik yang menyatakan besarnya energi yang
digunakan untuk mnegaktifkan komponen atau peralatan listrik / elektronik.
Dengan
kata
lain,
daya
Listrik
atau
dalam
bahasa
Inggris
disebut
dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam
sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti Tegangan listrik akan
menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan
menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat
konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik.
Daya listrikDC dirumuskan sebagai :
P = V . I ……………………………………………. (2.1)
Dimana :
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
7
8
Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga
phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada sistem satu phase:
P = V.I. cos θ …………………………………….(2.2)
Dimana :
V = tegangan kerja = 220 (Volt)
I = Arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos θ = faktor daya (cos phi)
Pada sistem tiga phase :
P = √3.V.I. cos θ ………………………………… (2.3)
dimana:
V = tegangan antar phase =380 (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Amper)
cos θ = faktor daya (cos phi)
Daya di bagi menjadi 3:
1. Daya Nyata (P)
Daya nyata merupakan daya listrik yang digunakan untuk keperluan
menggerakkan mesin-mesin listrik atau peralatan lainnya.
Line to netral / 1 fasa
P = V x I x Cos Ø ………………………………….. (2.4)
Line to line/ 3 fasa
P = √3 x V x I x Cos Ø …………………………… (2.5)
9
Ket :
P = Daya Nyata (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere)
Cos T = Faktor Daya
2. Daya Semu (S)
Daya semu merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar
transmisi atau distribusi.Daya ini merupakan hasil perkalian antara tegangan dan
arus yang melalui penghantar.
Line to netral/ 1 fasa
S = V x I ………………………………………(2.6)
Line to line/ 3 fasa
S = √3 x V x I …………………………………(2.7)
Ket :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)
3. Daya Reaktif (Q)
Daya reaktif dapat dilihat pada segitiga daya merupakan selisih antara
daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya aktif pada penghantar itu
sendiri, dimana daya ini terpakai untuk daya mekanik dan panas.Daya reaktif ini
10
adalah hasil kali antara besarnya arus dan tegangan yang dipengaruhi oleh faktor
daya.
Line to netral/ 1 fasa
Q = V x I x Sin Ø …………………………………… (2.8)
Line to line/ 3 fasa
Q = √3 x V x I x Sin Ø ………………………………….(2.9)
Ket :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
Sin T = Faktor Daya
Dari penjelasan ketiga macam daya diatas, dikenal juga sebagai segitiga
daya. Dimana defenisi umum dari segitiga daya adalah suatu hubungan antara
daya nyata, daya semu, dan daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada
gambar bentuk segitiga berikut ini :
Gambar 2.1 Segitiga Daya
dimana :
P = S x Cos Ø (Watt) ………………………….. (2.10)
11
S = √(P2 + Q2) (VA) …………………………… (2.11)
Q = S x Sin Ø
2.2
(VAR) ………………………….. (2.12)
Perhitungan Beban Pada AC
Dalam kehidupan sehari-hari banyak satuan selain watt untuk menyatakan
daya, terutama pada mesin-mesin. Satuan daya itu seperti daya kuda atau horse
power (HP), dan PK (paar de kraft –bahasa belanda yang artinya daya kuda).
Berikut konversi satuan-satuan tersebut.
1 daya kuda (HP) = 745,7 watt
Satuan HP biasa kita temui pada mesin kendaraan.Mobil balap memiliki di
kisaran 450-500 HP dan mampu melaju sampai 322 km/jam.Namun demikian,
besar daya mesin mobil tidak menentukan laju mobil yang sebenarnya.Kita juga
harus mempertimbangkan gesekan udara, bentuk aerodinamis, bentuk ban dan lain
sebagainya.
1 HP = 1,014 PK (atau dianggap sama)
Satuan PK ( Paard Kracht) biasanya digunakan pada daya kompresor
sebuah AC. Umumnya, ada yang AC berukuran 1/2 PK, 3/4 PK, 1 PK, 1 1/2 PK ,
dan 2 PK. Ingat ukuran ini sebenarnya adalah daya dari kompressor AC, bukan
daya pendingin AC.
BTU
BTU adalah singkatan dari British Thermal Unit merupakan satuan energi
yang digunakan di Amerika Serikat yang biasanya di definisikan per jam, menjadi
satuan BTU/hour. Satuan ini juga masih sering dijumpai di Britania Raya pada
12
sistem pemanas dan pendingin lama.Sekarang ini satuan ini mulai digantikan
dengan satuan energi dari unit SI, yaitu Joule (J).
1 BTU/hour adalah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau
mendinginkan air sebanyak 1 galon air (1 pound – sekitar 454 gram) agar
temperaturnya naik atau turun sebesar 1 derajat fahrenheit dalam 1 jam.
Hubungannya dengan AC, BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas /
mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu selama satu jam.
untuk menentukan kebutuhan BTU AC :
(L x W x H x I x E) / 60 = kebutuhan BTU ………….. (2.13)
L = Panjang Ruang (dalam feet)
W = Lebar Ruang (dalam feet)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit
dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika
menghadap timur; Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika
menghadap barat ( bila jendela menhadap barat).
1 Meter = 3,28 Feet
1 m2 = 600 BTU/h
Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h
13
AC 1½ PK = ±12.000 BTU/h
AC 2 PK = ±18.000 BTU/h
2.3
Peralatan AC & Cara Kerja AC
Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air
conditioner.Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari
pemanfaatan teknologi ini.Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah
sebagai berikut:
a. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam
evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan
refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga
udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam
penampung uap.
b.
Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor,
selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant
menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
c. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi
digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk
dalam evaporator.
d. Pada saat udara keluar dari kondensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun
pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh
kipas propeller.
14
e. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
f.
Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara
di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator
kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang
didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan panas
sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.
g. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara
yang di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan
dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian
udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini
udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara
melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
h. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan
mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap
refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam kondensor sehingga
mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.Karena air atau udara
pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut
menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah
menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup
ekspansi. Kejadian ini akan berulang kembali seperti di atas.
Udara dingin tersebut sebenarnya merupakan output dari sistem yang terdiri
dari beberapa komponen, yaitu; compressor AC, kondensor, orifice tube,
15
evaporator, katup ekspansi, dan evaporator. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai peran masing-masing bagian tersebut:
a. Compressor AC
Compressor AC adalah power unit dari sistem AC. Ketika AC dijalankan,
compressor AC mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan
rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian
diteruskan menuju kondensor.
b. Kondensor AC
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi yang kemudian
akan dialirkan ke orifice tube. Kondensor merupakan bagian yang “panas” dari
air conditioner. Kondensor bisa disebut heat exchange yang bisa memindahkan
panas ke udara atau ke intermediate fluid (semacam air larutan yang
mengandung ethylene glycol), untuk membawa panas ke orifice tube.
c. Orifice Tube
Orifice tube merupakan tempat di mana cairan bertekanan tinggi
diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah.
Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga
katup ekspansi.
16
d. Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan komponen penting dalam sistem air
conditioner. Katup ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin
melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat
pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin.
e. Evaporator AC
Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin
dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent
dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi
masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke
akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi
cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum
melalui compressor AC untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem
lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap
kelembapan dari refrigent.
f. Filter AC
Filter berfungsi agar udara yang ditiup bersih maka diperlukan filter
untuk menyaring kotoran yang ikut tertiup blower. Selain itu ada beberapa
gungsi dari filter diantaranya:
-
Menyimpan refrigerant
17
-
Menyaring benda – benda asing dan uap air, agar filter tidak bersikulasi
pada system AC
-
Memisahkan gelembung gas dengan refrigerant sebelum dimasukkan
proses selanjutnya.
g. Thermostat
Thermostat pada air conditioner beroperasi dengan menggunakan
lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini
terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika
temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng
membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor
AC aktif.
Jadi, cara kerja AC dapat dijelaskan sebagai berkut :
Gambar 2.2 Cara Kerja AC
18
Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat
untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam
compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent
fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor
penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang
dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang diperlukan
dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase
uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup
ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari
fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini
refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini
disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent
setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat
turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada
pada kondenser. Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase
uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
19
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan
maka enthalpi substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya
enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun.
Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai
dengan keinginan. Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk
mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah
dilakukan.
Perlu diketahui kunci utama dari air conditioner adalah refrigerant, yang
umumnya adalah fluorocarbon, yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan
melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap
panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan
lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah
penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi
ruangan dan sebuah compressor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas),
dan kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi
cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui
teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada compressor AC, gas refrigerant dari
cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil,
refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke
cooling coil. Sebuah thermostat AC mengontrol motor compressor AC untuk
20
mengatur suhu ruangan
2.4
AC Variable Refrigerant Volume(VRV)
Semakin hari perkembangan teknologi semakin maju.Air Conditioner
(AC) juga mengalami perkembangan.Beberapa type AC juga mengikuti
perkembangan sesuai dengan kebutuhan pengguna.Selain efektif, efisien, hemat
energi dan saat ini juga dituntut untuk ramah lingkungan.Beberapa type AC
tersebut diantaranya AC Split, AC Split Duct, AC Floor Standing, AC Central,
AC Chiller, AC AHU dan AC VRV.
VRV merupakan singkatan dari Variable Refrigerant Volume yang
artinya sistem kerja refrigerant yang berubah-ubah. VRV system adalah sebuah
teknologi yang sudah dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah
terbukti menjadi handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC
lama seperti AC Sentral, AC Split, atau AC Split Duct. Jadi dengan VRV System,
satu outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC. Selain itu VRV
mempunyai teknologi pengaturan kapasitas AC yang memiliki kemampuan untuk
mencegah pendinginan yang berlebih pada suatu ruangan,sehingga dapat
menghemat listrik si pemakai. Tak hanya dapat menghemat listrik, System AC
VRV juga memiliki tingkat kebisingan yang rendah, dan sudah menggunakan
freon type R 410A (non ozone) yang sangat ramah lingkungan.
21
Gambar 2.3 Instalasi AC VRV
Gambar 2.4 Ilustrasi Pemasangan AC VRV dalam Ruangan
22
2.4.1 Keunggulan pada Sistem AC VRV
1. Mudah Dalam Perawatan.
Dalam mengontrol kerja Compressor, PCB dan EEV, semua dapat
dilakukan pada panel depan sehingga memungkinkan pemeliharaan
sederhana dan mudah. Semua kesalahan (error) dapat dilihat pada LED
yang terdapat pada Outdoor dan ditampilkan dalam bentuk error code,
sehingga semua error dapat ditanggulangi dengan cepat.
2. Memiliki Kehandalan yang Tinggi.
System VRV mengadopsi Digital Scroll Compressor yang membutuhkan 1
PCB control sehingga pengontrolan dapat dilakukan dengan mudah.
3.
Bisa digunakan untuk kapasitas yang besar
System AC VRV memang dirancang untuk pemakaian kapasitas besar
(8~64HP), dan tidak memerlukan ruang instalasi yang besar dalam
aplikasinya, serta sistem pemipaannya (RG/RL) pun bisa dilakukan
menggunakan satu system pemipaan untuk lebih dari 64 indoor unit.
4. Berbeda unit indoor dalam satu system
Bisa dikombinasikan hingga 9 unit indoor yang berbeda dalam satu
system.
23
5. Refrigerant Type R410A.
Berbeda dengan Refrigerant R22 yang digunakan pada AC split pada
umumnya,yang bila terjadi kebocoran akan dapat merusak lapisan
ozone dan memiliki potensi pemanasan global yang tinggi,Refrigerant
R410A ini sangat ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozone (non
ozone). Di jepang dan Amerika Serikat,R 410A sudah mulai digunakan
untuk menggantikan R2 dimana sangat raamh lingkungan, hanya saja
R410A memang lebih mahal di banding R22.
2.5
Perawatan AC
Agar AC dapat bertahan lama dan tidak cepat mengalami kerusakan diperlukan
penanganan yang tepat, diantaranya:
1. AC tidak disetting di bawah suhu 22oC
Jika dilakukan setting di bawah 22 derajatakan membuat mesin AC bekerja ekstra
terus menerus dan menjadi boros energi. Komponen-komponennya dipaksa
bekerja keras setiap saat, dan malah menjadi lebih cepat rusak gan.Ibarat mesin
motor, dia gas terus tidak berhenti-henti.
AC adalah pengatur suhu ruangan (air conditioner), bukan pendingin
ruangan.Meskipun sebenarnya udara yg keluar dari AC hanya udara dingin (tidak
bisa keluar panas).Sehingga suhu AC harus diatur sesuai suhu ruangan yang
nyaman, yaitu 25 derajat.
24
2. Tempatkan bagian outdoor pada tempat yang tepat
Peletakkan AC seharusnya dijauhkan dari terik matahari secara langsung, debu
maupun air hujan.
3. Insulasi ruangan yang baik
Banyak faktor yang menyebabkan AC nya tidak dingin, antara lain : banyak
bukaan (jendela), salah penempatan indoor, jarak indoor dan outdoor yg terlalu
jauh. Selain itu, semakin besar beda suhu target yang diinginkan dengan suhu
lingkungan luar, maka semakin berat kerja AC, terlebih jika insulasi kamar tidak
bagus.
4. Perawatan yang teratur 3-6 bulan sekali
AC harus dilakukan perawatan antara 3 – 6 bulan sekali sesuai dengan kondisi
pemakaian AC tersebut.Perawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Pembersihan unit AC.
Dari beberapa komponen AC yang harus dibersihkan adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan Filter Udara
Membersihkan filter udara pada indoor unit merupakan cara yang efektif
untuk menjaga kondisi AC agar tetap bersih tanpa mengeluarkan biaya karena
sangat mudah yaitu dengan cara membuka penutup indoor unit dan
25
mengambil filter yang berbentuk seperti jaring kemudian dicuci sampai bersih
lalu dikeringkan setelah itu kembalikan filter pada indoor unit seperti semula.
Mengingat filter merupakan pelindung agar kotoran tidak mencapai
evapurator, membersihkan filter merupakan langkah yang baik untuk
mencegah penumpukan kotoran pada evapurator yang menyebabkan udara
kotor dan mengurangi kemampuan pendinginan. Membersihkan filter udara
sebaiknya dilakukan sesering mungkin 1 atau 2 minggu sekali karena filter
hanya menempel pada indoor unit sehingga tidak berpengaruh pada mesin
AC.
2. Membersihkan Evapurator
Membersihkan evapurator merupakan hal yang sangat penting sebab
evapurator merupakan bagian utama mesin pendingin yang berfungsi untuk
menyerap panas pada ruangan oleh karena itu apabila evapurator kotor dapat
menghambat proses penyerapan panas dan menghambat sirkulasi udara selain
itu juga mengakibatkan udara kotor. Penumpukan kotoran yang terlalu
banyak pada evapurator dalam waktu lama dapat menimbulkan jamur pada
evapurator dan berpotensi merusak kompresor sebab proses sirkulasi refrigran
terhambat. Untuk membersihkan evapurator perlu menggunakan plastik
penampungan air dan air bertekanan. Cara untuk membersihkan evaporator
adalah: buka penutup indoor unit lalu pasang plastik penampung air yang
berfungsi untuk mengalirkan air ke tempat pembuangan air untuk itu pastikan
plastik terpasang dengan baik sehingga air tidak menetes kemana-mana,
26
setelah itu semprot evapurator dengan air bertekanan sampai bersih hati-hati
jangan sampai terkena rangkaian yang berada disebelah kanan evapurator,
setelah itu bersihkan blower dan saluran air dengan cara disemprot dengan air
bertekanan sehingga sirkulasi udara lancar dan pembuangan air lancar, setelah
itu lepas plastik penampung air dan kembalikan indoor unit seperti semula.
Membersihkan evapurator sebaiknya dilakukan minimal 3 bulan sekali.Pada
saat menyemprot indoor unit AC harus dalam keadaan mati.
3. Membersihkan Outdoor Unit
Membersihkan outdoor unit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dengan membersihkan indoor unit sebab sebagian besar komponen mesin
pendingin berada pada outdoor unit. Outdoor unit menjadi penting untuk
dibersihkan sebab terdapat kondensor yang berfungsi untuk membuang panas
yang diserap oleh evapurator dan juga terdapat fan yang berfungsi untuk
membantu sirkulasi udara sehingga mempercepat proses pembuangan panas.
Cara untuk membersihkan kondensor adalah menyemprotkan air bertekanan
ke sela-sela kondensor hampir sama seperti membersihkan evaporator
pastikan tidak ada kotoran pada sela-sela kondensor sebab apabila sirkulasi
udara pada kondensor terhambat mengakibatkan proses pembuangan panas
tidak sempurna sehingga proses pendinginan kurang maksimal. Pada saat
menyemprot outdoor unit AC harus dalam keadaan mati. Membersihkan
outdoor unit sebaiknya dilakukan bersamaan dengan indoor unit.
27
b. Melakukan pengecekan secara rutin
Pengecekan secara rutin sesuai dengan kebutuhan perlu dilakukan.
Pengecekan AC yang perlu dilakukan diantaranya:
-
Check kebersihan filter
-
Check Freon
-
Check Arus
28
Halaman ini sengaja dikosongkan
Download