BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi zaman sekarang ini merupakan suatu hal yang paling nyata, terutama dalam bidang teknik. Dapat dilihat dari Negara-Negara maju yang ada didunia yang telah memiliki teknologi yang canggih dan modern, sehingga mampu menciptakan barang-barang teknik yang beraneka ragam sehingga dari latar belakang tersebut penulis mencoba untuk mendalami atau untuk mengetahui sebagian kecil dari bidang teknologi terutama pada teknik pendingin dan alat penukar kalor pada sebuah dispenser air minum. Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba mengambil Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Evaporator Dan Heater ( Pemanas ) Dispenser Air Minum” Adapun alasan perancangan ini karena dispenser sering dijumpai pada perkantoran, pabrik, hotel, dan rumah-rumah. Oleh karena itu penulis ingin merancang evaporator dan heater ( pemanas ) dispenser ini sehingga dapat digunakan memperoleh air panas yang cepat, air dingin dan normal yang siap saji pada pagi hari, siang , dan malam hari serta untuk menciptakan kinerja yang efektif dan efisien. Sehingga waktu dan tenaga tidak terbuang. Dengan Judul Tugas Akhir ini penulis mencoba memperhitungkan perpindahan kalor dari benda yang satu dengan benda yang lainnya, serta untuk 1 menentukan temperatur air dingin keluar dari evaporator, temperatur air panas keluar heater dan menentukan laju massa dispenser tersebut. Peracangan ini juga dimaksudkan untuk membuat alat penukar kalor yang sesuai dengan tingkat kenyamanan dan kebersihan yang baik dan maksimal. 1. 2. Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan ini adalah : Menentukan beban pendingin Menentukan sistem pendingin Menentukan tipe dan ukuran-ukuran utama evaporator dan heater Menentukan temperatur pemanasan Membuat gambar kerja 1. 3. Manfaat Adapun manfaat dari tugas akhir ini adalah untuk menambah wawasan dalam bidang teknik pendingin khususnya dalan perancangannya. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Metode Perpindahan Panas 2. 1. 1. Perpindahan Panas Konduksi Bila panas suatu benda terdapat gradien suhu ( temperatur gradien ) maka akan terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah. Katakan bahwa energi berpindah konduksi atau hantaran gradien suhu normal. q T ~ A x Gambar 2. 1. Arah Aliran Pada Perpindahan Panas Konduksi. Jika dimasukkan konstanta proporsionalitas ( proportionality konstan ) atau tetapkan kesebandingan, maka : 3 q = -KA T …………………………………………….( Lit 4, Hal 2 ) x Dimana : Q = Laju perpindahan kalor T = Gradien suhu ke arah perpindahan kalor x K = Konduktivitas thermal A = Luas perpindahan panas Gambar 2. 2. Volume Unsuran Untuk Analisis Konduksi Kalor Satu Dimensi Energi yang dihantarkan dimuka kiri + energi di bangkitkan dalam unsur itu = perubahan energi dalam atau dakhil ( internal energi ) + energi yang dihantarkan keluar unsur itu melalui muka kanan. Kuantitas energi itu adalah sebagai berikut : 4 Energi muka kiri = Qx = -KA Energi yang dibangkitkan dalam unsur = Q . A .dx Perubahan energi dalam = .C. A. = Qx + dx = - K.A T dx energi yang keluar dari muka kanan. x T x x dx T T = - A K K .dx x x x Dimana :` Q = Energi yang dibangkitkan persatuan volume , w/m3 C = Kalor spesifik bahan, j/kg 0 C = Kerapatan ( densitas ), kg/m3 Jika hubungan digabungkan maka akan di dapat : -K.A. Atau : T T T T q.A.dx = .C .A dx - A K K dx x x x x x T T K + q = C x x x ……………………………………( Lit 4, Hal 3 ) 2. 1. 2. Perpindahan Panas Konveksi 5 Telah diketahui bahwa plat logam panas akan menjadi dingin lebih cepat bila ditaruh didepan kipas angin di bandingkan dengan bila mana di tempatkan di udara tenang. Gambar 2. 3. Perpindahan Kalor Konveksi Dari Suatu Plat Guna mengatakan pengaruh konveksi secara menyeluruh maka menggunakan hukum Newton tentang pendinginan, yaitu: Q = h.A ( Tw - T )……………………………………….( Lit 4, Hal 11 ) Dimana : Q = Laju perpindahan kalor ( kj/det ) h = Koefisien perpindahan kalor ( w/m3 C ) Tw = Temperatur plat ( 0 C ) T∞ = Temperatur fluida ( 0 C ) Maka, dari kedua metode ini bahwa aliran kalor menyeluruh sebagai hasil gabungan proses konduksi dan konveksi bisa dinyatakan dengan koefisien perpindahan yang meyeluruh. Dimana: Q = U.A.LMTD 6 2. 1. 3 Perpindahan Panas Radiasi Perpindahan panas ini terjadi melalui bahan antara, kalor juga dapat dipindahkan melalui daerah hampa. Mekanisnya disini adalah sinaran atau radiasi oleh elektromagnetik. Pembahasan ini dibatasi pada radiasi termal saja. Pembahasan termodinamika menunjukkan bahwa radiator ( penyinar ) ideal, atau benda hitam, memancarkan energi dengan laju yang sebanding dengan pangkat empat suhu absolut benda itu dan sebanding dengan luas permukaan jadi. Qpancaran = ×A ×T4 Dimana : = Konstanta Stefan – Boltzman = 5,669 × 10-8 W/m2.K A = Luas perpindahan panas T = Temperatur absolut Perpindahan ini hanya berlaku untuk radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pertukaran radiasi Netto antara dua permukaan berbanding dengan suhu absolut pangkat empat artinya : Q pertukarannetto A × α ( T14 – T24 )………………………………..( Lit 4, Hal 13 ) 7 Gambar 2. 4. Pertukaran radiasi netto antara dua permukaan dengan perbedaan suhu. 2. 2. Sistem Refrigerasi dan Mesin Refrigerasi Sistem refrigerasi yang dipakai adalah siklus kompresi uap. 2. 2.1. Siklus kompresi uap Kompresi uap merupakan siklus yang paling sering digunakan dimana pada siklus ini uap ditekan ( kompres ). Akibat tekanannya naik, uap pada tekanan dan temperatur tinggi ini diembunkan menjadi zat cair. Zat cair yang bertekanan tinggi diturunkan tekanannya agar cairan tesebut dapat menguap kembali ( evaporasi ) Siklus kompresi uap dapat dijelaskan dengan diagram berikut : 2 KONDENSOR 3 K.EXPANSI KOMPRESSOR 4 1 EVAPORATOR 8 Gambar 2. 5. Diagram Alir Siklus Kompresi Uap Proses- proses yang terjadi : 1-2 : Proses kompresi isentropik adiabatik Uap refrigeran dari evaporator masuk kompresor, kemudian mengalami pemanfaatan hingga pada kondisi tekanan kondensor, dimana refrigeran akan berada pada kondisi uap panas lanjut. 2-3 : Proses pelepasan kalor pada tekanan kondensor. Uap panas lanjut dari compressor didinginkan pada kondensor dengan kondisi tekanan konstan, sehingga uap tersebut menjadi fasa cair. 3-4 : Proses ekspansi adiabatik Refrigeran yang berubah fasa menjadi fasa cair keluar kondensor menuju katub ekspansi. Pada katub ekspansi ini terjadi penurunan tekanan refrigeran, yang mengakibatkan temperatur refrigeran menjadi rendah. Katub ekspansi ini juga mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. 4-1 : Proses Pemasukan Kalor Refrigeran yang masuk ke evaporator mengalami perubahan fasa menjadi uap pada tekanan konstan. Dalam proses ini panas dari udara yang dikondisikan diserap refrigeran. Kemudian refrigeran akan dihisap masuk ke dalam kompressor. Diagram tekanan enthalpy ( P – h ) akan memperjelas proses termodinamika kompresi uap. 9 Gambar 2. 6 Diagram P - H Gambar 2. 7. Diagram T - S Gambar 2. 8 Diagram P - V Keterangan : 10 1-2 : Proses kompresi isentropic adiabatic 2-3 : Proses kondensasi pada tekanan konstan 3-4 : Proses ekspansi isentropic adiabatic 4-1 : Proses evaporasi pada tekanan konstan. 2. 2. 2. Kompresor Kompresor adalah alat dari kompressi uap, fungsi dari kompresor pada mesin pendingin adalah untuk mensirkulasikan refrigeran dari titik ( 1 ) menuju titik ( 2 ) sesuai dengan tekanan-enthalpi ( P - h ) garis enthalpi. Kompresi yang terjadi pada mesin pendingin adalah kompresi isentropic, sehingga yang dilakukan kompresor selama proses ( 1 - 2 ) dapat dinyatakan sebagai berikut: Wk = M ( h2 – h1 ) Dimana : Wk = Kerja kompresor h1 = Kandungan enthalpi masuk kompresor h2 = Kandungan entalphi keluar kompresor M = Laju aliran refrigeran 2. 2. 3. Kondensor Kondensor gunanya untuk mengkondensasikan uap refrigeran menjadi fasa cair. Fluida mengalir kedalam pipa kondensor dimana pipa-pipa ini didinginkan oleh udara sekitar sehingga panas yang dibawa fluida kerja dibuang ke udara sekitar. 11 Aliran refrigeran dalam kondensor adalah aliran yang merata pada kondensor sistem mengeluarkan panas. Sehingga panas yang dibuang kondensor dinyatakan sebagai berikut : Qkondensor = M ( h2 – h3 ) Dimana : Qkondensor = Panas yang dibuang kondensor h2 = Kandungan entalphi masuk kondensor h3 = Kandungan entalphi keluar kondensor. 2. 2. 4. Pipa kapiler Pipa ini berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerasi dan mengatur aliran refrigerasi masuk evaporator. Proses ini terjadi pada kandungan kalor yang tetap dimana tidak terjadi perpindahan kalor, yaitu : h3 = h4 Dimana : h3 = Kandungan entalphi masuk pipa kapiler h4 = Kandungan entalphi keluar pipa kapiler. 2. 2. 5. Proses penyerapan kalor di evaporator Pada evaporator refrigeran akan menyerap panas dari luar, karena pipa-pipa evaporator dialiri uap refrigeran maka panas yang dikandung air tersebut akan diserap, dalam hal ini temperatur air masuk lebih tinggi dibandingkan temperatur air 12 keluar. Sehingga besarnya panas yang diserap evaporator dapat dinyatakan sebagai berikut : Qeva= M ( h1 – h4 ) Dimana : Qeva = Panas yang diserap evaporator M = Laju aliran massa refrigeran h1 = Kandungan entalphi keluar evaporator h4 = Kandungan entalphi masuk evaporator 2. 2. 6. Efek Refrigeran Kenaikan entalphi refrigeran di dalam evaporator dinamakan efek refrigerasi, dan dapat dihitung dengan persamaan : RE = h1 – h4 2. 2. 7. Koefisien prestasi sistem refrigerasi Koefisien sistem refrigerasi adalah dampak refrigerasi dibagi dengan kerja kompresi, yaitu: COP = h1 h4 h2 h1 Suatu sistem refrigerasi yang efisien,akan memiliki nilai koefisien prestasi yang tinggi. 13 2. 3. Kapasitas Refrigerasi ( q ) q = w ( h1 – h4 ) Kw…………………………….( Lit.2, Hal 200 ) Dengan h1 - h4 masing-masing adalah entalphi dalam kilojoule per kilogram refrigeran yang meninggalkan dan memasuki evaporator. Dampak refrigerasi : h1- h4 naik sedikit dengan naiknya tekanan hisap, seperti pada gambar. Gambar 2. 9. Dampak ( Effect ) refrigerasi dan kapasitas kompresor ideal Asalkan entalphi refrigeran yang memasuki katup ekspansi tetap konstan. Kenaikan ini disebabkan oleh entalphi uap jenuh yang sedikit lebih tinggi pada suhu evaporator yang lebih tinggi. 2. 4. Kapasitas Pendinginan dari Evaporator Jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran dari benda atau fluida yang hendak didinginkan, dapat ditulis sebagai berikut: Q = K. A. tm Atau A= Q K .tm 14 Dimana : Q = Jumlah kalor yang diserap oleh refigeran dalam evaporator ( k.cal/jam ) K = Koefisien perpindahan kalor ( kal/m2jam 0C ) A = Luas bidang perpindahan kalor( m2 ) ∆tm = Perbedaan temperatur rata-rata ( 0C ) 15 16