CT Scan Pendeteksi Dini Kanker Paru-paru HARIAN SINDO, Wednesday, 10 November 2010 SEBUAHCT Scan khusus bagi perokok berat tengah dikembangkan.Alat ini mampu mendeteksi kanker paru-paru lebih dini agar menurunkan risiko kematian. Bagi perokok berat, sebaiknya wajib membaca ini.Sebuah studi terbaru menunjukkan, Anda bisa menjalani tes skrining berupa CT Scan khusus yang dapat mendeteksi kanker paru-paru lebih dini untuk menurunkan tingginya risiko kematian. Bukti lainnya bahwa tes skrining ini juga dapat membantu melawan sejumlah jenis kanker pembunuh utama lainnya. Namun, tantangannya saat ini adalah memutuskan siapa yang harus mendapatkan CT Scan ini dan seberapa sering tes akan berlangsung? Pertanyaan ini penting karena tindakan CT Scan sendiri berisiko,antara lain paparan radiasi berulang dan banyak pertandapalsu yang memicu seseorang tidak perlu melakukan tes,bahkan operasi. “Penemuan ini memiliki implikasi penting bagi kesehatan masyarakat, dengan potensi untuk menyelamatkan nyawa banyak orang di antara mereka yang berisiko besar untuk kanker paruparu,” kata Direktur National Cancer Institute Dr Harold Varmus, yang merilis hasil studi ini,Kamis (4/11) seperti dikutip Associated Press. “Namun, (sampai saat ini) kami tidak tahu cara ideal sebelum melakukan pemeriksaan ini,” lanjutnya. Pakar spesialis dari American Cancer Society –yang tidak merekomendasikan skrining karena kurangnya bukti– direncanakan akan mengevaluasi temuan ini berdasarkan seluruh data yang telah diterbitkan dalam beberapa bulan. “Sampai saat itu, nasihat terbaik yang dapat kami berikan adalah mendorong orang untuk melakukan diskusi dengan dokter mereka tentang apakah skrining kanker paru-paru tepat bagi mereka,” kata kepala petugas medis Dr Otis Brawley. Standar sinar X di seputar dada tidak terbukti cukup ampuh mengurangi kematian akibat kanker paru-paru sehingga peneliti beralih ke CT Spiral,dengan pemindai berputar mengambil gambar paruparu dari berbagai sudut.Namun, penelitian dengan tingkat kecil sebelumnya telah memberikan hasil beragam tentang hasil CT tersebut. Dalam penelitian ini, National Lung Screening Trial secara luas meneliti 53.000 perokok berat atau mantan perokok tanpa gejala awal kanker untuk mencoba menyelesaikan perdebatan.Ditemukan angka kematian20% lebihsedikitdarikanker paru-paru pada mereka yang menjalani CT spiral dibandingkan merekayangdiberikansinarXdada. Perbedaan yang cukup signifikan ini mengakhiri penelitian lebih awal. Perbedaan yang sebenarnya, mereka yang mendapat CT spiral, sebanyak 354 orang meninggal dunia selama masa studi delapan tahun,dibandingkan dengan 442 kematian di antara mereka yang mendapat sinar X pada dadanya. Tetapi dengan sekitar 200.000 penderita kanker paru-paru baru yang didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahunnya dan 159.000 kematian di antaranya, pengurangan sederhana angka kematian dapat diterjemahkan menjadi keuntungan besar. Saat ini kanker paru-paru biasanya bisa diagnosis saat sudah stadium tinggi dan tingkat kelangsungan hidup ratarata lima tahun hanya 15%. Namun, saran terbaik untuk menghindari kanker paru-paru, seperti NCI tekankan, yaitu berhenti merokok. Perokok dan mantan perokok telah lama mencari pemindai dengan harapan bisa mendeteksi kanker paru-paru lebih dini. “Jelas itu menyelamatkan nyawa,” kata Dr Stephen Swensen dari Mayo Clinic, di antara 33 situs yang melakukan penelitian besar. “Tapi karena dia membawa beban yang tidak perlu tes dan pengobatan, masyarakat mencari tahu apakah kami mampu melakukannya,” ujar Swensen.“Kami ingin memastikan bahwa apa yang kami sarankan sudah tepat dibanding yang semua orang lakukan dan bertanya untuk itu,” tambah Dr Edward F Patz Jr dari Duke University, yang berada di komite yang membantu merancang dan mengawasi penelitian. Uji coba terbaru yang melihatkan orang berusia 55–74 tahun yang sedang atau sudah sangat perokok berat, mengisap setidaknya 30 dus rokok per tahun atau setara dengan satu bungkus rokok per hari selama 30 tahun, atau dua bungkus per hari selama 15 tahun. Mereka menjalani pemindaian sekali dalam tahun –baik CT spiral atau sinar X standar di dada– selama tiga tahun,dan kemudian kesehatan mereka terus dipantau. Varmus menekankan bahwa studi ini tidak memberikan data apakah skrining membantu perokok ringan atau perokok muda.Ada risiko bahwa CT sering salah mendeteksi jaringan parut dari infeksi lama atau beberapa benjolan jinak lainnya untuk kanker sehingga sekitar 25% penerima CT spiral mendapatkan peringatan yang palsu. “Dalam studi Mayo Clinic sebelumnyasoalCTspiral, lebihdari70% di antara partisipan memiliki gejala palsu. Karena penelitian tersebut memantau nodul paru-paru yang lebih kecil,di mana pada penelitian terbaru ini diabaikan,” ungkap Swense. Lalu ada pertanyaan soal radiasi. Studi baru tentang penggunaan CT spiral dosis rendah,setara dengan radiasi dari mamogram.Itu jauh lebih rendah dibandingkan radiasi yang dipancarkan CT Scan yang biasa digunakan untuk mendiagnosa berbagai kondisi medis, tetapi beberapa kali memancarkan sinar X lebih dari standar. “NCI akan menganalisis apakah paparan radiasi dari tiga pemindai dalam studi ini akan mengubah risiko seumur hidup perokok dengan kanker yang terkena radiasi. Dosis dapat bervariasi di rumah sakit berbeda dengan menggunakan pemindai berbeda, tetapi setiap penggunaan CT Scan untuk pemeriksaanharusberdosisrendah,” kata Swensen.(rendra hanggara)