HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMUN 1 SETU BEKASI HAMDAN Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 Setu Bekasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMUN 1 Setu sebanyak 79 orang, yang terdiri dari 52 orang wanita dan 27 orang pria yang berasal dari 40 orang siswa jurusan IPA dan 39 orang dari jurusan IPS. Untuk pengukuran percaya diri digunakan skala kepercayaan diri yang disusun oleh peneliti, berdasarkan pada karakteristik individu yang percaya diri yang diungkapkan oleh Fatimah (2006). Pada skala kepercayaan diri uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total dari seluruh item, dan reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 61 item skala kepercayaan diri yang telah diujicobakan, 45 item dinyatakan memiliki validitas yang memadai yaitu berkisar antara 0,320 sampai dengan 0,690, sedangkan nilai reliabilitas adalah 0.934. Sedangkan untuk pengukuran motivasi berprestasi digunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti, berdasarkan pada ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menurut McClelland (1987). Pada skala motivasi berprestasi dilakukan uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total dari seluruh item, dan reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Dari 60 item skala motivasi berprestasi yang telah diujicobakan, 46 item dinyatakan memiliki validitas yang memadai yaitu berkisar antara 0,312 sampai dengan 0,662, sedangkan nilai reliabilitas adalah 0,935. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 Setu Bekasidengan koefisien korelasi Pearson (r) yang diperoleh sebesar 0,525 dan nilai sig.( 1- tailed) sebesar 0,000, dimana apabila kepercayaan diri semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari siswa SMUN 1 Setu Bekasi dan sebaliknya. Kata kunci: Kepercayaan diri, Motivasi berprestasi, Siswa SMU PENDAHULUAN dengan stress, Lask (dalam Muchtar dan Latar Belakang Masalah Manan, 1993 ). Tambahan pula mata Masa gejolak remaja dimana merupakan seseorang masa menghadapi pelajaran adalah tujuan utama pada pelajar untuk datang dan banyak persoalan dan tantangan, konflik lingkungan serta kebingungan dalam proses menemukan Koentjaraningrat diri generasi dan menemukan tempatnya di bergabung sekolah. muda dengan Menurut salah satu kelemahan adalah kurangnya rasa masyarakat (Kartono,1990). Menurut Apollo percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh (2005) dalam hal pencarian jati diri selain di penelitian Afiatin dkk tahun 1997 (dalam masyarakat, sekolah juga memberikan andil Rizkiyah, 2005), bahwa permasalahan yang yang membentuk banyak dirasakan dan dialami oleh remaja kepribadian dan pola pikir remaja. Karena pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya banyak waktu yang dilalui oleh remaja salah rasa percaya diri. cukup besar dalam satunya di lingkungan sekolah. Ada beberapa Menurut Mastuti dan Aswi (2008) yang individu yang tidak percaya diri biasanya biasanya dihadapi oleh remaja di sekolah disebabkan karena individu tersebut tidak diantaranya: mata pelajaran yang paling mendidik diri sendiri dan hanya menunggu banyak sebagai sumber persoalan bagi para orang melakukan sesuatu kepada dirinya. pelajar ( 70%), sedangkan persoalan yang Percaya diri sangat bermanfaat dalam setiap muncul dalam hubungan dengan unsur-unsur keadaan, percaya diri juga menyatakan sekolah lain relatif kecil jauh dibawah mata seseorang pelajaran (dengan fasilitas sekolah 35%), pekerjaannya. dengan guru dan biaya sekolah hampir sama kehilangan suatu kepercayaan diri, maka yaitu rata-rata 24%) (Muchtar dan Manan, akan semakin sulit untuk memutuskan yang 1993) terbaik apa yang harus dilakukan pada Banyaknya masalah Karena jawab semakin atas individu menghadapi dirinya. Sikap percaya diri dapat dibentuk persoalan dengan mata pelajaran disebabkan dengan belajar terus, tidak takut untuk ada beberapa pelajaran yang menuntut waktu berbuat salah dan menerapkan pengetahuan dan pikiran yang banyak. Sebagian mata yang sudah dipelajari. pelajaran yang siswa bertanggung dianggap menimbulkan Shauger (dalam Mahrita, 1997) masalah ialah ilmu pasti dan pengetahuan menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah alam, pelajaran kimia, dianggap momok anggapan seseorang tentang kompetensi dan karena banyak istilah (terminologi) yang keterampilan harus dihafal dan banyak rumus yang harus kesanggupan untuk menangani berbagai dikuasai (Muchtar dan Manan, 1993). macam situasi. Selanjutnya Burns (dalam Itu pula sebabnya ada ahli yang mengatakan kehidupan sekolah itu penuh Iswidharmanjaya yang dan dimiliki Agung, serta 2005) mengatakan dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang individu akan dapat pengakuan, serta kebutuhan akan aktualisasi mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya diri seperti kebutuhan untuk memperoleh dengan yakin dan mantap. Kepercayaan yang kebanggaan dan kekaguman. tinggi sangat berperan dalam memberikan Menurut Maslow (dalam Djaali, sumbangan yang bermakna dalam proses 2007), manusia adalah makhluk yang tidak kehidupan seseorang, karena apabila individu pernah puas seratus persen. Jika suatu percaya dirinya mampu untuk melakukan kebutuhan telah terpenuhi, individu tidak lagi sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut, individu untuk melakukan hal-hal dalam tetapi berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. lain yang lebih tinggi tingkatannya, seperti Motivasi menurut Suryabrata kebutuhan keamanan seperti kebutuhan (dalam Djaali, 2007) adalah keadaan yang untuk memperoleh keselamatan, keamanan, terdapat yang jaminan, kebutuhan sosial seperti kebutuhan mendorongnya untuk melakukan aktivitas untuk disukai dan menyukai, dicintai dan tertentu guna pencapaian suatu tujuan. mencintai, kebutuhan harga diri seperti Sementara itu Gates dkk (dalam Djaali, kebutuhan akan kehormatan, pujian dan 2007), prestasi, dan seterusnya. Sementara itu dalam diri mengemukakan seseorang bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisioligis dan psikologis McClelland yang terdapat dalam diri seseorang yang mengemukakan bahwa di antara kebutuhan mengatur tindakannya dengan cara tertentu. hidup Sehubungan kebutuhan, dengan kebutuhan hidup (dalam manusia Djaali, terdapat yaitu 2007), tiga macam kebutuhan untuk manusia yang mendasari timbulnya motivasi, berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan Maslow kebutuhan (dalam Djaali, 2007) untuk memperoleh makanan. mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar Selanjutnya Atkinson (dalam Djaali, 2007), hidup manusia terbagi atas lima tingkatan, mengemukakan bahwa di antara kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan hidup manusia, terdapat kebutuhan untuk untuk makan, minum, berpakaian dan tempat berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tinggal, seperti hambatan, melatih kekuatan dan berusaha kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit keamanan, dan mendapatkan jaminan hidup, dengan cara yang baik dan secepat mungkin, kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk atau dengan perkataan lain usaha seseorang disukai untuk menemukan atau melampaui standar kebutuhan dan mencintai, keamanan menyukai, dicintai dan bergaul, berkelompok, keunggulan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Motivasi berprestai menurut kebutuhan akan harga diri seperti kebutuhan McClelland (dalam Djaali, 2007), adalah memperoleh motivasi pujian, kehormatan, prestasi, penghormatan, penghargaan, dan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian. Sedangkan menurut yang mempunyai motivasi berprestasi yang Heckhausen (dalam Djaali, 2007), motivasi tinggi cenderung mempunyai tingkat tingkat berprestai adalah suatu dorongan yang kepercayaan diri yang tinggi, tanggung terdapat dalam diri individu yang selalu jawab, dan aktif dalam kehidupan sosial. berusaha atau berjuang untuk meningkatkan Menurut Mastuti dan Aswi (2008), semakin atau memelihara kemampuannya setinggi individu kehilangan suatu kepercayaan diri, mungkin dalam semua aktivitas dengan maka individu tersebut akan semakin sulit menggunakan standar keunggulan. Menurut melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri. McClelland 2001) Dengan kepercayaan diri, inidividu dapat individu dengan kebutuhan berprestasi yang memotivasi dirinya mengenai pola pikirnya, tinggi selalu mencari kesempatan di mana sikap dalam mengambil keputusan, nilai-nilai mereka memiliki tanggung jawab pribadi moral, sikap dan pandangan, harapan dan dalam aspirasi serta katakutan dan kesedihannya. (dalam Munandar, menemukan jawaban-jawaban terhadap masalahnya. Menurut Karena diri individu merupakan aspek yang paling terbuka untuk (Luxori, 2005) banyak faktor-faktor yang mengubah sepanjang kehidupan individu dan dapat mempengaruhi motivasi berprestasi merupakan acuan individu, melakukan interaksi satunya dan dalam Fernald salah Fernald motivasi adalah apabila bagi individu dengan untuk lingkungan individu percaya bahwa dirinya mampu keluarga, adat budaya, kepribadian orang- untuk melakukan sesuatu, maka individu orang terdekat, prestasi dan juga peristiwa- akan peristiwa yang terjadi sepanjang kehidupan termotivasi untuk melakukan hal sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku. individu. Selain dari itu menurut Mastuti dan Aswi Berdasarkan uraian diatas, maka (2008), percaya diri dapat membuat individu penulis ingin menguji apakah ada hubungan untuk bertindak dan apabila individu tersebut antara kepercayaan diri dengan motivasi bertindak atas dasar percaya diri akan berprestasi pada remaja ? membuat individu Tujuan Penelitian mengambil keputusan tersebut menentukan Tujuan dari penelitian yang akan pilihan yang tepat, akurat, efisien dan efektif. dilakukan adalah untuk menguji apakah ada Percaya diri akan membuat individu menjadi hubungan antara kepercayaan diri dengan lebih mampu dalam memotivasi untuk motivasi berprestasi pada remaja. mengembangkan dan memperbaiki diri serta Manfaat Penelitian melakukan berbagai dan mampu inovasi sebagai kelanjutannya. Dari hasil penelitian yang telah diungkapkan oleh Marini tahun 2003 (dalam Rizkiyah, 2005), terungkap bahwa seseorang Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. yang tinggi dapat menyebabkan motivasi Manfaat Teoritis Hasil penelitian menunjukkan 2. berprestasi pula dan sebaliknya. bahwa terdapat hubungan yang positif Diharapkan dapat memberikan manfaat antara kepercayaan diri dengan motivasi serta masukan kepada para pengajar berprestasi, dimana kepercayaan diri maupun siswa SMU tentang pentingnya yang tinggi dapat menyebabkan motivasi pengembangan kepercayaan diri yang berprestasi pula. Maka penelitian ini tinggi, khususnya siswa SMU yang diharapkan dapat memperkaya khasanah duduk di kelas 3. Dan membantu para ilmu pengetahuan khususnya dibidang siswa SMU agar dapat meningkatkan psikologi pendidikan berupa informasi kepercayaan diri agar lebih maksimal dan sehingga pengetahuan baru. Dan untuk lebih termotivasi untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih berprestasi dalam bidang akademik. memperhatikan hal-hal yang berkaitan Dalam dengan ciri-ciri dari kepercayaan diri pengembangan kepribadian, pola belajar yang yang dibuat lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi hal ini dapat berupa berprestasi. bisa berinteraksi dengan orang lain, Manfaat Praktis selalu berikanlah reward kepada diri Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kepercayaan diri sendiri ketika mendapatkan suatu keberhasilan dan selalu berpikir positif. TINJAUAN PUSTAKA bahwa motivasi adalah suatu kondisi Motivasi Berprestasi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam Menurut Suryabrata (dalam Djaali diri seseorang yang mendorongnya untuk 2000) motivasi adalah suatu keadaan yang melakukan aktivitas tertentu guna mencapai terdapat suatu tujuan (kebutuhan). dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu Menurut guna mencapai Gates (dalam Menurut Woolfolk (1993) suatu tujuan. mengatakan bahwa motivasi berprestasi yaitu Djaali 2000) suatu keinginan untuk berhasil, berusaha mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu keras, kondisi yang berdasarkan suatu standar mutu tertentu. terdapat dalam diri seseorang yang mengatur Gage dan Berliner (1992) mengemukakan tindakannya dengan cara tertentu. Greenberg bahwa motivasi berprestasi adalah untuk (dalam Djaali 2000) mengemukakan bahwa meraih sukses dan menjadi yang terbaik motivasi dalam fisiologis adalah membangkitkan, dan psikologis suatu mengarahkan, proses dan mengungguli melakukan sesuatu. orang lain Sedangkan dan menurut McClelland (dalam Dimyati & memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Mudjiono 1999) mengatakan bahwa salah Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan satu motivasi yang berperan dalam individu yaitu, motivasi berprestasi (Achievement McClelland (1987) mengemukakan motive). motivasi berprestasi ini mendorong beberapa ciri yang membedakan individu seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi, dalam untuk mencapai melaksanakan keberhasilan tugasnya dimana individu bekerja sebaik mungkin dengan yaitu : a. usaha yang sungguh-sungguh. Menurut Atkinson Resiko pemilihan tugas Cenderung memilih tugas dengan derajat dan Raynor kesulitan yang sedang, yang (1978) motivasi berprestasi adalah faktor- memungkinkan faktor yang nenentukan perilaku manusia menghindari tugas yang terlalu mudah dalam mencapai prestasi yang berkaitan karena dengan beberapa kriteria-kriteria keunggulan. kepuasan yang didapat. Mereka yang Motivasi berprestasi terjadi ketika individu menghindari tugas yang terlalu sulit tahu bahwa terdapat penilaian (dari diri kemungkinan sendiri ataupun dari orang lain). kecil. Menurut Morgan dkk (dalam Tresnawati, 2001) di b. berhasil. sedikitnya tantangan untuk berhasil Mereka atau sangat Membutuhkan umpan balik dalam buku “introduction to psychology” Lebih menyukai bekerja dalam situasi merumuskan bahwa motivasi berprestasi dimana adalah suatu usaha untuk mecapai sesuatu umpan balik yang konkret tentang apa dan menjadi sukses dalam menampilkan yang mereka lakukan karena jika tidak, tugas. 2003) mereka tidak dapat mengetahui apakah merumuskan bahwa motivasi berprestasi mereka sudah melakukan sesuatu dengan adalah untuk baik dibandingkan dengan yang lain. menyempurnakan sesuatu, untuk mencapai Umpan balik ini selanjutnya digunakan sebuah standar keunggulan dan mencurahkan untuk memperbaiki prestasinya. Santrock suatu (dalam Sobur, dorongan usaha atau upaya untuk mengungguli. c. mereka dapat memperoleh Tanggung jawab Jadi dapat disimpulkan bahwa yang Lebih bertanggung jawab secara pribadi dimaksud dengan motivasi berprestasi adalah pada awal kinerjanya, karena dengan suatu keinginan untuk berhasil, meraih begitu mereka dapat merasa puas saat sukses dan menjadi yang terbaik dengan dapat bekerja sebaik mungkin dengan usaha yang dengan baik. sungguh-sungguh untuk mencapai sebuah d. menyelesaikan sesuatu tugas Ketekunan standar keunggulan dan mencurahkan usaha Lebih bertahan atau lebih tekun dalam untuk mengungguli. mengerjakan tugas, bahkan saat tugas tersebut menjadi sulit. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi e. Kesempatan untuk unggul Lebih tertarik dan tugas-tugas yang melibatkan kompetisi dan kesempatan untuk unggul. Mereka juga lebih berorientasi pada orang digunakan pada kemampuan dan tugas dan mencoba untuk mengerjakan dan pengetahuan personal untuk memaksimalkan menyelesaikan lebih banyak tugas dari pada efek. individu dengan motivasi berprestasi rendah. f. McClelland (dalam Luxori, 2005) Berprestasi bahwa kepercayaan diri merupakan kontrol Lebih tertarik untuk berprestasi dalam internal, perasaan akan adanya sumber bekerja. kekuatan dalam diri, sadar akan kemampuankemampuan dan bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan Percaya Diri Menurut telah (2006) ditetapkannya. Menurut Tosi dkk (dalam Lie, kepercayaan diri adalah sikap positif seorang 2003) mengungkapkan bahwa kepercayaan individu yang memampukan dirinya untuk diri merupakan suatu keyakinan dalam diri mengembangkan baik seseorang bahwa individu mampu meraih terhadap kesuksesan dengan berpijak pada usahanya terhadap diri Fatimah yang penilaian sendiri positif, maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya. sendiri. Sedangkan menurut Guilford ( dalam Hakim, 2004) bahwa kepercayaan diri adalah pengharapan umum tentang keberhasilan Branden (dalam Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah penilaian positif terhadap diri sendiri Iswidarmanjaya mengenai kemampuan yang ada dalam dan Agung, 2005) mengemukakan bahwa dirinya untuk menghadapi berbagai situasi kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang dan tantangan serta kemampuan mental pada kemampuan yang ada dalam dirinya. untuk mengurangi pengaruh negatif dari Bandura (dalam Iswidarmanjaya dan Agung, keragu-raguan yang mendorong individu 2005) diri untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan sebagai suatu perasaan yang berisi kekuatan, tanpa tergantung kepada pihak lain dan kemampuan, bertanggung jawab atas keputusan yang telah mendefinisikan dan kepercayaan keterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang ditetapkannya. dilandasi keyakinan untuk sukses. Selanjutnya Radenbach (1998) menyatakan bahwa percaya diri bukan berarti Karakteristik Individu yang Percaya Diri menjadi keras atau seseorang yang paling Fatimah (2006) mengemukakan sering menghibur dalam suatu kelompok, beberapa ciri-ciri atau karakteristik individu percaya diri tidak juga menjadi kebal yang mempunyai rasa percaya diri yang terhadap ketakutan. Percaya diri adalah proporsional adalah sebagai berikut : kemampuan a. mental untuk mengurangi Percaya akan pengaruh negatif dari keragu-raguan, dengan kompetensi demikian biarkan rasa percaya diri setiap membutuhkan kemampuan diri, hingga pujian, atau tidak pengakuan, b. c. d. e. penerimaan ataupun hormat dari orang terjadi lain. diantaranya Tidak terdorong untuk menunjukkan fisik. Percepatan yang berlipat ganda dalam sikap konformis demi diterima oleh perubahan orang lain atau kelompok perubahan bentuk tubuh, perubahan suara Berani menerima dan menghadapi dan dalam fisik ini satu perubahan-perubahan seperti sebagainya. tinggi Sedangkan badan, menurut Wirowidjojo (dalam Sarwono, 1984) remaja sendiri adalah seorang yang pada jenjang waktu Punya pengendalian diri yang baik (tidak tertentu dalam tumbuh kembangnya antara moody dan emosi stabil) anak dan tingkat dewasa. Remaja ini telah Memiliki internal locus of control melewati masa anak sekolah dasar, tetapi (memandang belum sampai pada ambang pintu untuk keberhasilan bergantung atau pada usaha memasuki alam kedewasaan. sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib g. adalah remaja penolakan orang lain, berani menjadi diri kegagalan, f. masa atau keadaan serta tidak Istilah masa remaja digunakan untuk menunjukkan masa bergantung atau mengharapkan bantuan ketergantungan dan orang lain) dewasa pada ketergantungan terhadap diri Mempunyai cara pandang yang positif sendiri dan penentuan diri sendiri. Masa terhadap diri sendiri, orang lain dan remaja situasi di luar dirinya serangkaian perubahan fisiologis yang kritis, Memiliki harapan yang realistik terhadap yang membawa individu pada kematangan diri sendiri, sehingga ketika harapan itu fisik dan biologis (Semiun, 2006). Masa terwujud, ia tetap mampu melihat sisi remaja dimaksudkan sebagai periode transisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. antara masa kanak-kanak dan masa dewasa ditandai peralihan dari perlindungan orang dengan munculnya batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, tetapi kira-kira berawal dari usia 12 Remaja Remaja adalah suatu peralihan tahun sampai dengan akhir usia belasan, saat antara akil balik (puberty) dan dewasa, suatu pertumbuhan fisik hampir lengkap (Atkinson masa pancaroba dalam perkembangan fisik, dkk, 1993) kognitif (cognitive), emosi dan sosial, juga Berdasarkan definisi yang merupakan suatu masa transisi dari kanak- dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa kanak menjadi dewasa (Tjokrohusada dalam remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak Sampoerno & Azwar, 1987). menuju Menurut Prawiratirta (dalam dewasa, menunjukkan dari ketergantungan peralihan masa dan Gunarsa, 1983) masa remaja merupakan perlindungan masa transisi dari kanak-kanak menuju ketergantungan terhadap diri sendiri dan dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang penentuan diri sendiri. orang dewasa pada kesanggupan untuk menangani berbagai Hubungan Antara Percaya Diri dengan macam situasi. Selanjutnya Burns (dalam Motivasi Berprestasi Luxori, Pada Siswa SMUN 1 Setu Bekasi kepercayaan diri yang cukup, seseorang 2005) individu akan mengatakan dapat dengan mengaktualisasikan Berdasarkan uraian di atas dapat potensi yang dimilikinya dengan yakin dan disimpulkan bahwa percaya diri merupakan mantap. Kepercayaan yang tinggi sangat penilaian berperan dalam memberikan sumbangan positif terhadap diri sendiri mengenai kemampuan, bakat kepemimpinan, yang bermakna dalam proses serta kemampuan mental untuk mengurangi seseorang, karena apabila individu percaya pengaruh negatif dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, memiliki ketentraman dari keragu-raguan, mampu maka akan timbul motivasi pada diri individu menyalurkan segala yang individu ketahui untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. dan segala yang individu kerjakan, serta Selain merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai dilakukan oleh Gough (dalam Apollo, 2005) tujuan di dalam kehidupan. melaporkan bahwa siswa yang percaya Menurut Agung (2005) diri, kehidupan Iswidharmanjaya kepercayaan diri itu dari hasil penelitian yang dan dirinya rendah lebih banyak tercatat siswa bukan tidak berprestasi, rendahnya tanggung jawab merupakan aspek yang dibawa seseorang sosial dan motivasinya. sejak lahir. Terbentuknya kepercayaan diri Menurut Winkel (dalam Tresnawati, seseorang tidak lepas dari perkembangan 2001) motivasi berprestasi adalah suatu daya manusia penggerak pada perkembangan umumnya, khususnya kepribadiannya. Aspek dalam memperoleh diri suatu seseorang untuk keberhasilan dan kepribadian inilah yang mempunyai fungsi melibatkan diri dalam kegiatan, dimana penting manusia, keberhasilan tergantung pada usaha pribadi keberhasilan. dan kemampuan yang dimiliki. Menurut dalam khususnya kehidupan dalam Kepercayaan diri meraih juga berperan dalam Atkinson (dalam Djaali, 2007), di antara memberikan semangat serta motivasi kepada kebutuhan individu untuk dapat bereaksi secara tepat kebutuhan untuk berprestasi, yaitu dorongan terhadap tantangan dan kesempatan yang untuk datang pada merasakan seseorang berbagai hidup mengatasi manusia, hambatan, terdapat melatih maupun untuk kekuatan, dan berusaha untuk melakukan kebahagiaan dalam suatu pekerjaan yang sulit dengan cara yang hidupnya. baik dan secepat mungkin, atau dengan Shauger (dalam Mahrita, 1997) perkataan lain usaha seseorang untuk menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah menemukan anggapan seseorang tentang kompetensi dan keunggulan. Seseorang yang mempunyai keterampilan motivasi yang dimiliki serta atau berprestasi melampaui yang tinggi standar pada umumnya harapan akan suksesnya selalu Menurut Mastuti dan Aswi (2008) mengalahkan rasa takut akan mengalami percaya diri akan membuat individu menjadi kegagalan. Individu selalu merasa optimis lebih mampu dalam memotivasi untuk dalam mengembangkan dan memperbaiki diri serta mengerjakan setiap apa yang dihadapinya, sehingga setiap saat selalu melakukan termotivasi untuk mencapai tujuannya. kelanjutannya. Wellington & Wellington berbagai inovasi sebagai Menurut Apollo (2005) bahwa siswa (dalam Apollo, 2005) mengatakan murid- yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi murid yang mempunyai kepercayaan diri menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi di akan lebih cenderung termotivasi, rasa sekolah. Sebaliknya siswa yang mempunyai tanggung jawab dan kesungguhan dalam motivasi berprestasi yang rendah akan mencapai tujuan. Sikap percaya diri dibentuk kesulitan dalam mengatur diri, hubungan dengan belajar terus, tidak takut untuk interpersonal berbuat salah dan menerapkan pengetahuan dengan teman sebaya di sekolah, kurang suka bergaul, tertekan, yang sudah dipelajari. kecemasan dan pesimisme terhadap masa depan. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan Heckhausen (dalam Tresnawati, diri dapat mempengaruhi motivasi 2001) mengemukakan beberapa aspek dari berprestasi individu. Karena dengan percaya individu yang memiliki motivasi berprestasi diri, individu dapat memotivasi dirinya yang tinggi, yaitu : 1) Individu tersebut mengenai memiliki kepercayaan diri yang tinggi, 2) mengambil berorientasi 3) sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi cenderung memilih tugas dalam tingkat terhadap masa depan, serta ketakutan dan kesukaran sedang, 4) tidak suka membuang- kesedihannya. buang waktu, 5) cenderung berteman dengan Hipotesis kepada masa depan, pola pikirnya, keputusan, sikap dalam nilai-nilai moral, orang yang memiliki kemampuan dan 6) Berdasarkan tinjauan pustaka di mengerjakan tugas dengan tangguh dan ulet. atas, maka dapat ditarik hipotesis yaitu ada Selain itu dari hasil penelitian yang telah hubungan yang positif antara kepercayaan diungkapkan oleh Marini tahun 2003 (dalam diri dengan motivasi berprestasi pada remaja, Rizkiyah, 2005), terungkap bahwa seseorang di mana remaja yang memiliki kepercayaan yang mempunyai motivasi berprestasi yang diri yang tinggi akan memiliki motivasi tinggi cenderung mempunyai tingkat tingkat berprestasi yang tinggi pula dan sebaliknya. kepercayaan diri yang tinggi, tanggung jawab, dan aktif dalam kehidupan sosial. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat hubungan, yaitu menghubungkan antara variable satu dengan yang lain. Total subjek dalam penelitian ini tugas, membutuhkan umpan balik, tanggung adalah sebanyak 79 siswa. Sampel penelitian jawab, ketekunan, kesempatan untuk unggul, yaitu siswa kelas 3 IPA sejumlah 40 siswa dan berprestasi dan kelas 3 IPS sejumlah 39 orang di SMUN Uji validitas dalam penelitian ini 1 SETU Bekasi. Sedangkan metode yang adalah dengan mengkolerasikan skor setiap digunakan dalam pengambilan sampel adalah item dengan total item (metode item total dengan purposive sampling yaitu dengan correlation), dengan menggunakan korelasi menentukan kriteria-kriteria sampel yang Product Moment dari Pearson (Azwar, 2006). dibutuhkan dalam penelitian antara lain siswa Sedangkan untuk menguji reliabilitas alat dan siswi SMU kelas 3 dan berumur antara ukur motivasi berprestasi dilakukan dengan 17-19 tahun. menggunakan Pada pengumpulan penelitian data ini teknik dilakukan dengan analisis Alpha Cronbach (Azwar, 2006). Teknik analisis korelasi yaitu untuk menggunakan angket atau kuesioner. Untuk mengetahui variabel kepercayaan diri digunakan skala sebagai variabel Independent (X) terhadap kepercayaan diri yang berbentuk skala likert motivasi berprestasi siswa sebagai variabel dan untuk variabel motivasi berprestasi Dependent digunakan skala yang berbentuk skala likert. dengan bantuan program SPSS Versi 13.0 Pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kepercayaan diri disusun hubungan (Y). kepercayaan Analisis ini diri dilakukan for Windows. HASIL PENELITIAN berdasarkan karakteristik kepercayaan diri Penelitian ini dilaksanakan dengan dari Fatimah (2006) yaitu percaya akan mempersiapan alat ukur meliputi penyusunan kemampuan dan kompetensi diri, tidak skala kepercayaan diri dan Skala motivasi konformis demi diterima oleh orang lain atau berprestasi. Pada skala kepercayaan diri kelompok, berani menghadapi penolakan dipersiapkan 61 pernyataan, yang terdiri dari orang lain, punya pengendalian diri yang 30 item favorabel dan 31 item unfavorabel. baik, memiliki internal locus of control, Sedangkan mempunyai positif dipersiapkan 60 pernyataan, yang terdiri dari terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di 31 item favorabel dan 29 item unfavorable. luar dirinya, memiliki harapan yang realistik. kemudian dilakukan pengambilan data yaitu Sedangkan yang pada hari Senin tanggal 1 Maret 2009 di motivasi SMUN 1 Setu Bekasi. Peneliti memberikan berprestasi yaitu dengan menggunakan skala kuesioner kepada 79 subjek penelitian untuk motivasi digunakan cara pandang pengumpulan untuk yang data mengukur skala motivasi berprestasi berprestasi yang disusun pengambilan data. ciri-ciri individu dengan Uji validitas dan Reliabilitas Skala tinggi menurut Pada skala kepercayaan diri yang McClelland (1987), yaitu: resiko pemilihan disusun dengan menggunakan skala likert, berdasarkan motivasi berprestasi dari 61 item yang digunakan, diperoleh 45 berprestasi pada sampel yang telah diambil item yang valid, sementara 16 item yang lain adalah normal.. dinyatakan gugur. Item valid memiliki nilai Uji Linearitas dan Uji Hipotesis korelasi antara 0,320 – 0,690, sedangkan Pada penelitian ini didapat bahwa pada uji reliabilitas dilakukan dengan teknik variabel x (percaya diri) dan y (motivasi Alpha Cronbach yang diperoleh dengan nilai berprestasi) reliabilitas sebesar 0,934. Pengujian validitas linearitas menunjukkan nilai sig 0,000 (p < dan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan ada program SPSS Versi 13.0 for Windows. hubungan yang linear antara kepercayaan diri Sedangkan pada skala motivasi berprestasi dengan motivasi berprestasi pada siswa yang disusun dengan menggunakan skala SMUN 1 Setu Bekasi, sedangkan untuk uji likert, digunakan, hipotesis berdasarkan analisis data yang diperoleh 46 item yang valid, sementara 14 dilakukan dengan menggunakan korelasi item yang lain dinyatakan gugur. Item valid Product Moment Pearson (1 tailed) dibantu memiliki nilai korelasi antara 0,312 – 0,662, dengan program SPSS Ver 13 for Windows. sedangkan pada uji reliabilitas dilakukan Dari hasil analisis data diketahui bahwa dengan yang koefisien korelasi Pearson yang diperoleh diperoleh dengan nilai reliabilitas sebesar sebesar 0,525 dengan nilai sig.(1-tailed) 0,934. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sebesar 0,000. dengan demikian hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS yang menyatakan ada hubungan antara Versi 13.0 for Windows. kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi Uji Normalitas pada dari 60 teknik item Alpha yang Cronbach Uji normalitas dilakukan dengan linear, siswa karena SMUN 1 pada SETU tabel Bekasi, hubungannya bersifat positif yaitu apabila bantuan program SPSS Ver 13 for Windows kepercayaan dan menggunakan One-Sample Kolmogorov- semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari Smirnov Tes seseorang untuk menguji normalitas sebaran skor. Hasil bahwa pada diri dan semakin tinggi sebaliknya. Hal maka ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini pengujian tabel menunjukkan Kolmogorov-Smirnov diterima. Pembahasan untuk skala kepercayaan diri menunjukkan Berdasarkan penelitian ini diketahui angka 0,078 (p > 0,05). Dengan demikian bahwa hipotesis diterima, dengan demikian distribusi kepercayaan diri pada sampel yang terdapat hubungan yang signifikan dengan telah diambil adalah normal. Selain itu, hasil arah yang positif antara kepercayaan diri pengujian normalitas pada skala motivasi dengan motivasi berprestasi pada siswa berprestasi menunjukkan angka 0,200 (p > SMUN 1 SETU Bekasi. 0,05). Dengan demikian distribusi motivasi Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan angka positif yaitu sebesar 0,525, hal ini berarti terdapat kecenderungan dan semakin tinggi kepercayaan diri maka akan dihadapinya. Sementara itu, kepercayaan diri semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang rendah akan mengakibatkan hal yang yang dimiliki siswa SMUN 1SETU Bekasi. buruk bagi siswa SMUN 1 SETU Bekasi dan Semakin tinggi kepercayaan diri mengambil mempengaruhi kesempatan yang kemampuannya dalam maka akan semakin tinggi pula motivasi mengahadapi setiap permasalahan. Semakin berprestasi yang dimiliki oleh siswa SMUN 1 mereka kehilangan kepercayaan diri maka SETU Bekasi. Hal ini dimungkinkan karena akan semakin menghambat mereka dalam siswa yang mempunyai kepercayaan diri mengembangkan potensi diri, pesimis dalam yang tinggi mempunyai kepercayaan akan menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu kemampuan sendiri yang memadai dan dalam menyampaikan gagasan, bimbang menyadari akan kemampuan yang dimiliki, dalam serta dapat memanfaatkannya secara tepat membanding-bandingkan (Iswidharmanjaya & Agung, 2004). orang lain. Individu dapat mempunyai menentukan Hasil pilihan dan sering dirinya penelitian dengan menunjukkan kepercayaan diri yang baik apabila individu bahwa siswa SMUN 1 SETU Bekasi tersebut terhadap memiliki tingkat kepercayaan diri pada kemampuan diri sendiri dan menghargai diri kategori rata-rata. Yang dapat dilihat dari sendiri secara positif, yakin akan kemampuan mean empirik sebesar 127,47. Selanjutnya diri sendiri tanpa terpengaruh oleh sikap atau untuk motivasi berprestasi diperoleh mean pendapat orang lain, merasa optimis, tenang, empirik sebesar 144,05 yang berada pada aman, tidak mudah cemas dan tidak ragu- kategori tinggi. cenderung ragu realistik menghadapi (Iswidharmanjaya kepercayaan diri yang cukup dan tingkat motivasi berprestasi yang Berdasarkan uraian diatas maka subjek baik pada siswa SMUN 1 SETU Bekasi penelitian dapat cenderung diri yang Agung, Dengan 2004). kepercayaan & permasalahan mempunyai tinggi sehingga memungkinkan berprestasi, yang Siswa menghadapi merasa setiap optimis permasalahan, dalam menjadi pribadi yang selalu menghadapi tantangan, mereka dapat menyadari atas kemampuan dimiliki, mereka ingin mencapai kesuksesan. yang memiliki kepercayaan diri serta memungkinkan pula siswa menjadi lebih mereka tidak terpengaruh oleh pendapat bertanggung jawab, optimis, bersifat realistik orang lain dan tidak ragu-ragu dalam setiap terhadap kemampuan yang dimiliki, serta permasalahan yang mereka hadapi. tidak mudah cemas dan ragu-ragu dalam Kepercayaan diri juga merupakan menghadapi setiap permasalahan yang modal dasar untuk pengembangan dalam dihadapi. Sebaliknya siswa yang memiliki aktualisasi segala kepercayaan diri dan motivasi berbprestasi kemampuan dalam diri). Berani bertindak yang rendah akan bersikap pesimis akan diri (eksplorasi kemampuan yang dimiliki, merasa bimbang melakukan penelitian bukan hanya di dan juga selalu membandingkan dirinya SMU saja, tetapi juga bisa dilakukan di dengan orang lain. SMK atau sekolah menengah atas Kesimpulan lainnya. Sehingga lebih menggambarkan Berdasarkan hasil penelitian, dari karakteristik kepercayaan diri pada dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan dengan arah yang positif antara kepercayaan 3. Diharapkan bagi orang tua yang anaknya dengan menuntut ilmu di SMU agar dapat motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 memberikan dukungan dan masukan- SETU masukan untuk membantu sang anak Bekasi. Dimana diri remaja pada umumnya. semakin tinggi kepercayaan diri maka akan semakin tinggi dalam pula motivasi berprestasi yang dimiliki oleh dirinya agar dapat terus termotivasi siswa SMUN 1 SETU Bekasi. untuk mendapatkan hasil yang terbaik di Saran sekolahnya. Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa saran sebagai 4. mengembangkan kepercayaan Bagi penulis selanjutnya, diharapkan untuk menindaklanjuti hasil penelitian berikut : ini dengan penelitian lanjutan serta 1. Karena hasil penelitian menunjukkan dengan subjek yang berbeda, seperti kepercayaan diri mempunyai hubungan subjek dengan kelas sosial ekonomi dengan maka yang rendah. Dengan cara ini diharapkan ingin dapat memperkaya ilmu pengetahuan tinggi khususnya motivasi diharapkan bagi berprestasi, siswa melanjutkan ke diharapkan lebih yang perguruan meningkatkan dibidang psikologi DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2004). Psikologi Jakarta : UMM Press. kepribadian. pendidikan. kepercayaan dirinya melalui belajar berdiskusi dengan teman, ikut extrakulikuler agar dapat berprestasi di perguruan tinggi yang ia jalani. Dengan kepercayaan diri siswa yang tinggi tersebut dapat memotivasi dirinya untuk selalu merasa optimis dan dapat bersaing untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 2. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 79 siswa dan hanya menggunakan salah satu SMU sebagai sampelnya karena keterbatasan waktu dan biaya. Maka diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat Atkinson, R. L,. Atkinson, R. C., Smith, E. E. & Bem, D. J. (1993). Pengantar psikologi. Alih Bahasa: Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara Atkinson, J. & Raynor, J. (1978). Personality, motivation & achievement. New York : Halstead Press, John Willey & Sons. Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Angelis, B. D. (2005). Confidence : percaya diri sumber sukses dan kemandirian. Jakarta : Utama. PT. Gramedia Pustaka Apollo. (2005). Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. 3, 46-63. Centi, P. J. (1993). Mengapa rendah diri. Kanisius : Jakarta. Djaali, H. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Djaali, H. (2000). Psikologi pendidikan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Dimyati & Mudjiono. (1992). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta. Fatimah, E. (2006). Psikologi perkembangan : perkembangan peserta didik. Bandung : Pustaka Setia Gage, N. L & Berliner, D. C. (1992). Educational psychologi. 5th ed. Boston : Houghton Mifflin Company. Gunarsa, S. D & Gunarsa, Yulia. S. D. (1983). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia Hakim, T. (2004). Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Puspa Swara Hurlock, E.B. (1993). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang tentang kehidupan. (Alih Bahasa: Istiwidayanti & Soejarwo). Jakarta:Erlangga. Iswidharmanjaya, A dan Agung, G. (2005). Satu hari menjadi lebih percaya diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Kartono, Kartini. (1990). Psikologi anak. Bandung : Mandar Maju. Luxori, Y. (2005). Percaya diri. Jakarta : Khalifa. Lie, A. (2003). 1001 Cara menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita. Munandar, A. S., (2001). Psikologi industri & organisasi. Jakarta : Penerbit UI. McClelland, D. C. (1987). Human motivation. New York : Cambridge University. Mahrita, E. (1997). Pengembangan inventori kepercayaan diri (penelitian reliabilitas, validitas dan norma pada sampel mahasiswa berusia 18-27 tahun di Jakarta dan sekitarnya). skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Muchtar, R & Manan, A. M (1993). Remaja pelajar SMU dan lingkungan sosial: permasalahan dan upaya mereka mengatasinya. Jurnal Masyarakat Indonesia. 20, 387-397. Riyanti, D.B.P & Prabowo, H. (1998). Psikologi umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma. Redenbach, R. (1998). Tampil penuh dengan percaya diri. Jakarta : PT. Handal Niaga Pustaka. Rifa’I, M. S. S. (1984). Psikologi perkembangan remaja dari segi kehidupan sosial. Bandung: Bina Aksara Rizkiyah. (2005). Hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan kepercayaan diri remaja awal siswa kelas XI IPS SMAN 5 Bekasi. skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam AsSyafi’iyah. Singarimbun, M & Effendi, S. (1989). Metode penelitian survai. Jakarta : PT. Midas Surya Grafindo Sampoerna, D & Azwar, A. (1987). Perkawinan dan kehamilan pada wanita muda usia. Jakarta: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Sarwono, S. W. (1984). Perkawinan remaja. Jakarta: PT. Sinar Agape Press Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Kanisius Sarwono, S.W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Press. Tresnawati, F. L. (2001). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepercayaan diri pada siswa kelas 3 IPS SMUN 15. Jakarta Utara. skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Persada.YAI. Woolfolk, A. E. (1993). Educational psychologi. 4th ed. Englewood Cliff New Jersey : Prentice Hall Inc.