GRII Kelapa Gading Khotbah Minggu (10 Mei 2015) Pengkhotbah : Bp. Jethro Rachmadi Nas Alkitab Tema : ……....….…..……………...…......... Tahun ke-16 : ............................................................................................................. Signifikansi Injil dalam Hidup Kita Bp. Heruarto Salim Lukas 19:16-30 Ringkasan Khotbah 777/816 03 Mei 2015 Perikop yang kita baca adalah tentang pemuda yang kaya dan sebelumnya adalah tentang Yesus memberkati anak-anak, dan murid-murid melarang anak-anak untuk datang kepada Tuhan Yesus, karena anakanak itu tidak punya kekuatan, tidak punya koneksi, tidak punya finance dll., lebih baik diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kepentingan untuk datang, memang anak-anak itu lucu, tetapi di ruang publik sebaiknya anak-anak masuk ke ruang anak-anak saja. Jadi waktu para orang tua datang membawa anaknya kepada Tuhan Yesus, hal pertama adalah murid-murid menghalangi mereka, tentu karena ruang anak-anak itu bukan di publik, ruang anakanak itu di rumah. Tetapi yang mengagetkan adalah Tuhan berkata, sebab orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah dan murid-murid menjadi bingung, harusnya yang empunya Kerajaan Allah adalah orang-orang berpengaruh bukan? Karena anak-anak ini tidak punya kuasa dan dana untuk berbuat apa-apa, tetapi justru Yesus berkata, merekalah yang empunya Kerajaan Allah. Yesus ingin mengatakan, bahwa yang masuk Kerajaan Allah adalah mereka yang menerima Kerajaan Allah dengan iman, kepercayaan seperti anak-anak. Kriteria anak-anak yang paling dasar adalah anak-anak mudah percaya dan selalu percaya kepada orang tuanya, dan inilah yang Yesus puji dari karakter anak-anak, mereka mempunyai ketergantungan mutlak dan mereka juga mempunyai trust, makanya kita sering mendengar perkataan, iman seperti anak-anak. Kalau tadi para murid menghalangi anakanak datang kepada Yesus, lalu kemudian orang muda yang kaya ini datang, muridmurid tidak menghalangi, karena ini yang harusnya datang bertemu Yesus. Dalam Lukas dituliskan bahwa orang muda ini seorang penguasa, wah orang muda ini pasti menjadi kriteria para ibu untuk dijadikan menantu dan di dalam gereja menjadi kriteria seorang diaken, diaken harusnya seperti ini, jadi ini adalah satu sosok ideal yang semua orang inginkan. Kita tidak tahu bahwa waktu orang muda ini datang kepada Tuhan Yesus dan berkata, Guru perbuatan baik apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Nada pertanyaan orang muda kaya ini kita tidak tahu, tapi setidaknya dari pertanyaan orang muda ini kita bisa GRII KG 777/816 (hal 4) GRII KG 777/816 (hal 1) mendapati ada dua asumsi dasar ketika dia datang kepada Tuhan Yesus. Bertanya tentang hidup yang kekal, menurut asusmsi dia hidup yang kekal adalah something that I can do, sesuatu yang dapat aku lakukan, apa yang masih kurang yang harus kutambahkan dalam hidupku untuk memperoleh hidup yang kekal? Dan jawaban Tuhan Yesus adalah hanya satu yang baik, jawaban Tuhan Yesus punya asumsi dasar, engkau bertanya tentang apa, Kerajaan Allah itu adalah tentang siapa? Is not about what, is about who, ini yang menjadi ciri khas dari kekristenan. Kekristenan berbeda dengan agama-agama yang lain, agama lain berfokus kepada perbuatan, kepada apa yang harus manusia lakukan untuk bisa diterima oleh Tuhan, fokus kekristenan adalah tentang perbuatan Kristus di kayu salib, tentang siapa yang harus kita ikuti, bukan tentang katekismus apa yang harus saya pelajari, tetapi tentang pribadi. Waktu kita menjadi seorang kristen, apa sih esensi kita menjadi orang kristen? Kita disebut anak-anak Allah, harus mempunyai relasi dengan sang Bapa, harus mengenal Kristus sang Juruselamat, harus berelasi dengan sesama kita dan bahkan sekarang kita dipersatukan dengan satu titel sebagai saudara-saudara seiman. Jadi penekanannya selalu kepada relasi, hubungan kita dengan Kristus adalah sebagai mempelai wanita, kekristenan itu bukan tentang apa yang harus kita lakukan, tetapi tentang siapa kita berpaut kepadaNya. Waktu orang muda kaya ini bertanya Yesus harusnya berkata, bukan tentang siapa tapi siapa seharusnya yang dia ikuti, begitu kan ya? Tetapi di sini Yesus justru berkata jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah, kok Yesus masuk keranah what lagi? Karena di sini Yesus sedang masuk ke dalam cara permainannya si anak muda ini, bagaimana cara kita ingin menunjukkan bahwa dia itu tidak mampu melakukan, dia benar-benar tidak berdaya, kalahkan dia di dalam area dia sendiri. Kata anak muda itu perintah yang mana? Kata Yesus jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, ini adalah hukum 5-9, lalu 1, 4 dan 10 kemana ya? Kok Yesus tidak sebutkan semua? Kenapa? Karena memang ada perbedaan dari hukum ke 5-9 ini dengan hukum 1, 4 dan 10 ini. Hukum 5-9 itu lebih mudah kita melihat tolak ukurnya, kamu membunuh, mencuri, berzinah dan tidak hormat sama orang tuanya kita bisa langsung melihat, tapi kalau ditanya hukum ke 10 saja, yaitu jangan mengingini, misalnya kalau “Signifikansi Injil dalam Hidup Kita” “Signifikansi Injil dalam Hidup Kita” seseorang mencuri dalam hukum negara bisa dijebloskan dalam penjara, kalau seseorang mengingini, melihat istri orang lain dan mengingininya jadi miliknya, apakah bisa dijebloskan ke dalam penjara? Tidak bisa, itu urusan hati, lalu hukum 1, 4 adalah hubungan kita dengan Tuhan, siapa yang bisa tahu hati manusia bahwa dia ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh atau tidak? Jadi Tuhan Yesus sengaja memakai 5-9 dan betul anak muda ini menjawab, semuanya itu sudah kulakukan sejak masa mudaku. Tetapi anak muda ini tidak tahu konsep dari 10 hukum Allah adalah gagal satu gagal semua dan ini yang hendak Tuhan Yesus capai sedikit demi sedikit. Semuanya itu sudah kuturuti, anak muda ini bertanya, apalagi yang masih kurang? Kalau anak muda ini datang dengan mentalitas agama bukan dengan mentalitas injil, bedanya apa? Yaitu agama selalu deep down in your heart, di dalam hati terdalam kita kalau kita berpikir keselamatan, kita diperkenan oleh Allah karena perbuatan baik kita, karena moralitas kita, karena kehebatan kita, ujung-ujungnya kita semua akan bertanya, Tuhan hal apa yang masih kurang supaya saya boleh diperkenan Tuhan? Paradigma injil bukan apa yang sudah kita lakukan tetapi apa yang sudah Kristus lakukan dan yang Kristus sudah lakukan adalah sudah final, satu hal yang masih kurang dari anak muda ini justru adalah hal yang terpenting, seperti sebuah ilustrasi dua orang muda yang ingin menaklukkan hutan Amazon, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah dibeli, lalu pemilik toko berkata, orang muda kamu sudah beli semua, tapi masih kurang satu hal, apa lagi yang masih saya harus beli? Kamu perlu pemandu lokal yang bisa mengantar kamu sampai ke ujung Amazon, tanpa pemandu lokal ini, sia-sia semua yang kamu sudah beli, yang sudah kamu prepare. Sebenarnya sama asumsi dari dua anak muda ini dengan orang muda kaya ini yaitu dia under estimate Amazon dan overestimate them self, dia merasa Amazon mudah ditaklukkan dan orang muda kaya ini juga under estimate dosa dan overestimate kemampuan dia untuk berbuat baik menghapus dosa, tetapi tidak demikian, kalau satu hal ini kurang yaitu personal relationship dengan Tuhan, semua perbuatan baik, semua kesalehan kita, alkitab katakan seperti kain kotor dihadapan Tuhan. Semua agama yang berdasarkan kepada moralitas hanya bisa memberikan kita pengharapan mudahmudahan, karena pondasinya adalah diri kita yaitu lakukanlah segala kegiatan keagamaanmu, datanglah ke gereja dengan rajin, ikut katekisasi dll., semoga satu saat engkau diterima di sisi Allah. Paradigma injil tidak memberikan kemudahan, tetapi memberikan jaminan yang pasti, hari ini juga engkau bersama-sama dengan Aku di Firdaus, jaminan yang sudah begitu pasti yang Kristus tawarkan kepada perampok yang paling hopeless saat itu. Dan ini kan yang menjadi cemoohan dari agama-agama lain, masa kamu hanya percaya Yesus pasti diterima Tuhan? Paradigma injil berkata, percaya tok, ternyata tidak tok saja, ternyata tidak semudah yang orang pikirkan, karena begitu mudahnya orang tidak percaya bahwa itulah jalan keselamatan yang Tuhan sudah berikan, bahwa kita tidak usah lagi memfokuskan kepada semua perbuatan baik kita, tetapi kepada apa yang Yesus sudah lakukan, kita hanya perlu beriman kepadaNya. Tawaran injil bisa kita baca dalam ayat 21, jikalau engkau hendak sempurna, jual segala harta milikmu dan inilah cara yang Tuhan Yesus tawarkan, berbeda dengan cara dunia, kalau dunia ini melalui iklan-iklan berkata, anda tidak akan sempurna kalau anda belum punya HP terbaru ini, anda rasanya kurang kalau rumah andah tidak dikawasan Kelapa Gading ini dst., engkau ingin sempurna, kejarlah semua itu, dapatkan semua itu, get, get. Tuhan Yesus berkata, bukan, tapi beri beri. Dan di sini waktu penekanan tadi, jual dan ikutlah Aku, penekanannya ada dimana? Kalau penekanannya ada di yang pertama, kita akan jatuh ke dalam poverty theology, teologi kemiskinan, kalau mau ikut Yesus harus jual semua hartamu, masuk ke dalam biara, hidup miskin, hidup oleh belas kasihan orang. Penekanannya bukan pada jual, tetapi pada ikutlah Aku, karena masalah jual semua itu bukan perintah umum pada semua orang, seperti Zakeus tidak diperintahkan untuk menjual semua hartanya, Zakues berkata kepada Tuhan, hari ini aku akan memberikan 50% bagian milikku untuk kupersembahkan bagi orang-orang miskin, Yesus menerima itu, jadi bukan masalah hartanya, tapi follow Himnya. Bagi Zakeus 50 % itu sudah cukup untuk dia mengikut Yesus, tetapi bagi orang muda kaya ini, untuk bisa mengikut Yesus dia harus menjual semua hartanya, karena itulah yang mengikat dia, ini sudah menjadi kanker bagi pemuda kaya ini. Syarat untuk datang kepada Yesus adalah datanglah sebagaimana kamu adanya, kalau di sini orang muda kaya, dibagian lain dalam Yohanes 3 ada orang tua kaya datang kepada Tuhan, bertanya tentang keselamatan, yaitu Nikodemus. Diperkirakan dia sangat kaya, religius, sangat saleh dan Tuhan Yesus berkata kepadanya, Dia tidak berkata jual semua hartamu, tapi Dia berkata kepada Nikodemus, keselamatan adalah kamu harus dilahirbarukan, Nikodemus tidak mengerti arti lahir baru, lahir baru artinya masuklah ke dalam Kerajaan Allah just as you are, bayi tidak ada yang keluar sudah pakai baju dan bawa harta, tidak ada. Setiap bayi dilahirkan naked, setiap bayi dilahirkan just as he is, waktu kita ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita juga datang dengan just as I am Lord, setiap orang berdosa datang meninggalkan segala dosa-dosanya, setiap orang saleh datang kepada Yesus juga menanggalkan setiap perbuatan-perbuatan moral yang dianggap diterima oleh Tuhan Yesus. Injil bukan tentang apa yang kita harus lakukan, tetapi tentang apa yang Kristus sudah lakukan, kalau injil adalah tentang apa yang sudah Kristus lakukan, maka fokusnya bukan tentang apa lagi yang masih harus saya lakukan, apa lagi? Tetapi kita harus semakin merenungkan masuk ke dalam kedalaman tentang injil yaitu tentang apa yang Kristus sudah lakukan di kayu salib, kenapa Kristus harus inkarnasi dan memilih menjadi seorang bayi? Yesus yang tidak terbatas oleh waktu dan tempat, sekarang masuk ke dalam keterbatasan waktu dan tempat, itu sangat GRII KG 777/816 (hal 2) menyiksa, kita saja tidak suka terbatas, waktu kita sakit, kita tiba-tiba jadi terbatas bukan? Manusia ingin ketidakterbatasan, kita suka menonton film-film tentang menembus waktu, back to the past, kita ingin tidak terbatas oleh waktu dan tempat, tetapi dalam inkarnasi, Yesus membatasi diri di dalam ruang dan waktu, bukan hanya itu Dia membatasi diri di dalam bayi, Tuhan Yesus melewati semua proses dan di dalam Filipi 2:6-10 dikatakan injil adalah tentang apa yang sudah Kristus lakukan, mulai dari inkarnasi, lahir, menderita dan mati di kayu salib, itu semua dilakukan untuk membayar apa yang kita masih kurang dan kita tidak akan pernah bisa membayar apa yang masih kurang itu terhadap Tuhan, hanya satu yang bisa bayar yaitu Tuhan Yesus, tawaran injil adalah sempurna dan komplit. Berita buruknya adalah orang muda itu mendengar perkataanNya, pergilah dia dengan sedih sebab banyak hartanya, orang muda ini pergi dengan kecewa dan sedih. Kita bisa kecewa dan sedih ketika apa yang paling kita inginkan tidak tercapai, di sini anak muda ini datang dengan attitude yang berbeda dengan apa yang di expect, dia pikir Tuhan Yesus akan memuji dia, akan memanggil dia jadi muridNya, ternyata tidak. Dia kecewa karena zaman itu sama seperti kita juga, mereka mencari guru-guru untuk mendapatkan new insight, ah saya mau tanya kalau menurut Rabi Yesus ini, bagaimana mendapatkan jalan keselamatan atau hidup yang kekal, mungkin berbeda dengan rabi-rabi yang lain, saya ingin mendapatkan new insight. Tetapi yang dia dapatkan bukan new insight, bukan pengetahuan baru, yang dia dapatkan adalah tantangan yang baru, dia tidak mengharapkan ditantang oleh Tuhan, dia mengharapkan dapat pujian dan mungkin banyak dari kita yang datang ke dalam ibadah tidak mempersiapkan hati untuk ditegur Tuhan, untuk dibuka segala kebobrokan hati kita, kita datang beribadah dengan mentalitas saya belajar new insight apa hari ini? Wah kalau pak Billy yang khotbah banyak dapat insight, saya suka, insight memang baik untuk memperkaya kita, tetapi itu tidak cukup, kita harus mempersiapkan hati kita datang ke dalam ibadah untuk ditegur dan dikoreksi oleh Tuhan. Dan anak muda ini mendapat koreksi dari Tuhan saat itu juga, karena kalau kita mau bertemu Tuhan Yesus, kita pasti akan ditegur, karena kita semua adalah orang berdosa yang belum sempurna, ketika kita benar-benar bertemu Yesus di dalam satu ibadah, pasti cahaya itu akan menerangi hati kita yang gelap. Tetapi kalau kita datang kepada berhala, mentalitasnya berbeda, datang kepada berhala tidak mengagetkan, tidak ada surprises, karena kita yang kontrol, kalau datang kepada Tuhan Yesus pasti banyak surprises, sebab Dia yang pegang kontrol. Kalau kita datang kepada berhala, kita memiliki bargaining power, misalnya kalau ingin hujan, harus persembahkan ayam dan bebek, saya ingin peresmian kantor, saya harus persembahkan kambing, saya ingin menikah, wah sesajennya harus lebih naik lagi dst., jadi sesajennya ada level up and down, tergantung bargaining power-nya. Tapi kalau kita bertemu Tuhan Yesus yang sejati, Dia GRII KG 777/816 (hal 3) tidak minta sesajen, waktu kita bertemu Tuhan Yesus, yang Dia minta adalah seperti kepada orang muda ini yaitu Dia minta kita semuanya, ready or not, di awal sudah kita bicarakan, definisi injil adalah bukan tentang apa yang kita lakukan, tetapi apa yang Kristus sudah lakukan dan definisi kedua adalah injil selalu menuntut lebih dari apa yang kita bisa bayangkan atau kita tawarkan kepada Tuhan Yesus. Anak muda ini mungkin berkata I am good enough, tetapi dia tidak menyangka Tuhan Yesus berkata, no, nothing is good enough, I want everything, ekspektasinya lebih dari ekspektasi apa yang bisa kita tawarkan kepada Tuhan Yesus dan anak muda ini tidak siap untuk memberikan semuanya. Sekali lagi inti permasalahan bukan dihartanya, inti permasalahanya adalah hartanya ini sudah menjadi berhala bagi si anak muda ini, karena ternyata di Kerajaan Allah banyak kok orangorang kaya, bukan tentang jual harta, tetapi tentang buang berhalamu. Waktu Allah datang kepada Abraham, Allah tidak mengatakan, Abraham juallah segala ternakmu, tidak, karena berhala Abraham, ikatan yang paling kuat itu bukan kepada hartanya, tetapi kepada Ishak, anaknya, masa depannya itu. Ketika Tuhan berkata, persembahkanlah Ishak, mungkin Abraham bisa berkata, jangan Ishak Tuhan, kalau mau kambing dombaku ribuan, kuberikan padaMu, kalau masih kurang, budak-budakku kuberikan padaMu, kalau masih kurang juga istriku ini akan kuberikan padaMu, semuanya asal jangan Ishak. Karena itulah yang diminta Tuhan, gospel always ask more than what we expect, apa yang menjadi berhala kita? Apa yang menjadi hal paling berharga, yang kalau Tuhan minta, kita akan pergi dengan kecewa, karena hal ini tidak boleh disentuh Tuhan, hal yang lain boleh, hal yang ini tidak, karena ini yang menjadi identiitas saya, ini yang menjadi masa depan saya, ini yang menjadi keberadaan eksistensi saya. Bagi si anak muda ini berhalanya adalah harta, bagi beberapa orang yang lain berhalanya adalah anak, pasangan, jabatan, kuasa dll., yang menarik adalah berhala itu selalu undercover, tidak kita sadari, sampai kita bertemu dengan krisis yang harus membuat kita memilih yang mana dan krisiskrisis itu tidak harus langsung besar-besar, tetapi bisa lewat cicipan-cicipan kita sudah mulai tahu berhala kita dimana. Kalau kita memberikan perpuluhan dengan hati yang sangat berat atau bahkan kita tidak lagi memberikan perpuluhan atau tidak pergi ke gereja karena anak masih tidur, kita mulai tahu, kita terpikat pada apa, kita bisa mulai lihat apa sih berhala yang mengikat kita? Saya tidak mau pelayanan dulu karena saya tidak ada waktu, saya sedang fokus kepada pengembangan karir saya, saya tidak ada waktu untuk bersekutu bahkan kalau waktunya bentrok dengan gereja, kan saya bisa mendengar khotbah dari televisi dll., dari sini kita bisa melihat cicipan-cicipan itu bentrokan-bentrokan kecil itu, apa sih yang menjadi berhala di dalam hati kita? Apa yang tidak bisa kita lepaskan? Kalau kita melihat injil baru kita bisa dibebaskan dari berhala kita, kalau anak muda ini tidak mau melepaskan berhalanya, dia pegang erat-erat dan dia pergi dengan kecewa. Tetapi di dalam satu perumpamaan Tuhan Yesus, ada seseorang yang melihat mutiara, yang begitu berharga, langsung dia pergi dan menjual segala hartanya dengan sukacita, dan pergi membeli mutiara tersebut dengan sukacita, point-nya adalah bukan masalah jual harta dengan tidak jual harta, kita melihat keindahan injil atau tidak? Kalau orang yang benar-benar melihat Tuhan Yesus dan injil, apa yang sudah Dia lakukan, segala sesuatu yang kita miliki itu rasanya menjadi tidak berarti lagi, mutiara pada zaman itu bisa berharga sangat-sangat tinggi, seseorang akan menjual segalanya demi membeli mutiara yang berharga itu, inikah yang kita dapatkan di dalam injil? Inikah yang kita lihat betapa berharganya injil, sampai kita mau melepaskan segala sesuatu dengan penuh sukacita? Yang berikutnya adalah Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya, Aku berkata kepadamu sesungguhnya sukar sekali seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan sorga, sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Unta binatang terbesar di Timur Tengah saat itu, lubang jarum adalah lubang terkecil, ada penafsir yang berkata, dulu di Timur Tengah itu ada gerbang kecil yang namanya lubang jarum, hanya muat untuk unta, tapi beban-bebannya tidak ada. Jadi kalau unta mau masuk ke gerbang yang namanya lubang jarum itu, semua bebanbebannya harus dilepaskan terlebih dahulu baru untanya masuk, itu sekedar mencoba merelatifisasikan bagian ini, karena hampir semua komentari berkata tidak ada yang namanya gerbang lubang jarum itu. Justru kita kehilangan dari retoriknya di sini adalah impossible, oleh sebab itu dalam ayat 25 murid-murid langsung gempar, lalu orang kaya di dalam bagian ini juga mulai gempar juga, lalu bagaimana? Dalam Matius 5:13 dikatakan, berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, jadi yang penting itu bukan masalah harta kita, kaya miskinnya bukan berdasarkan berapa depositonya di bank, tetapi kaya miskin dihadapan Allah. Tetapi sekaligus juga di sini kita perlu mencoba meresapi bahwa orang kaya itu memang sulit masuk, orang kaya yang materinya banyak itu memang sulit masuk Kerajaan sorga, kenapa? Karena kekayaan, materi, harta itu mempunyai satu ciri khas adalah memberikan rasa secure, memberikan rasa bahwa kita berkuasa, memberikan rasa bahwa kita punya power untuk membeli apa yang kita inginkan, sampai satu saat kita tidak lagi bergantung kepada Tuhan, tapi bergantung kepada apa yang kita punya, itu efek dari harta. Ayat 25, 26 waktu murid-murid mendengar itu sangat gemparlah mereka, jika demikian siapakah yang diselamatkan? Yesus memandang mereka dan berkata, bagi manusia hal ini tidak mungkin, bagi Allah segala sesuatu mungkin, konteks histiorisnya adalah di zaman Yahudi saat itu kekayaan adalah simbol atau tanda bahwa Allah berkenan kepada engkau dan memang di dalam PL kita banyak membaca, kalau engkau taat pada TauratNya, kalau engkau mengikuti jalan yang ditetapan oleh Tuhan, maka panen akan terjaga, engkau akan beranak cucu, engkau akan diberkati oleh Tuhan. Betul kekayaan itu berkat dari Tuhan dan tanda engkau diperkenan oleh Tuhan, tetapi tidak selalu, itu tanda tapi tidak mutlak, karena waktu di sini dikatakan tidak mungkin orang kaya masuk ke dalam Kerajaan sorga, itu Tuhan Yesus sedang menjungkirbalikkan semua pemikiran mereka bahwa orang kaya adalah diperkenan Tuhan, karena ini tandanya dia taat kepada Tuhan, makanya Tuhan melimpahkan harta kekayaan kepada dia. Lalu Tuhan Yesus berkata orang kaya susah masuk Kerajaan sorga, bukan hanya susah, impossible, jika demikian siapa yang dapat diselamatkan? Kalau injil ekspektasi-nya begitu tinggi, siapa yang bisa? Ayat 27-30 ini adalah bagian kedua dari injil, injil menawarkan hal yang kita tidak dapat bayangkan, Petrus menjawab, kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau, jadi apakah yang akan kami peroleh? Kata Yesus kepada mereka, Aku berkata kepadamu pada aktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di tahta kemulianNya, kamu yang telah mengikut Aku akan duduk juga di atas keduabelas tahta. Kamu mempunyai kemuliaan, kamu akan menghakimi keduabelas suku, kamu akan mempunyai power, kekuasaan dan apa yang kamu lepaskan, ladangmu dll., kamu akan menerima seratus kali lipat, kamu akan mempunyai treasure in heaven, harta di sorga dan setiap orang yang meninggalkan anaknya dan ibunya, dia akan menerimanya kembali, relationship. Bukankah ini yang dicari banyak orang di dalam dunia, kemuliaan, kuasa, harta, relationship, empat hal ini juga yang bisa memisahkan kita dari Kristus bukan? Misalnya kalau kita menikah dengan orang yang tidak percaya, lalu kita mulai jauh dari Tuhan, kalau kita bekerja dalam perusahaan yang begitu menuntut kita secara drastis, sampai kita tidak punya lagi waktu bagi Tuhan dll., kita mengejar power, glory, relationship, harta, tetapi Tuhan Yesus bilang buang semua, tinggalkan semua. Kalau kita mengikut Yusus semua yang kita tinggalkan justru akan diberikan kembali, Dia tidak meminta demi kepuasan, Dia berhak meminta apa yang paling berharga dalam hidup kita, Dia berhak karena Dia sudah memberikan AnakNya yang tunggal, yang berharga bagi kita. Sehingga tidak ada dari kita satupun yang boleh berkata Tuhan, hal ini terlalu berharga, semua boleh Engkau minta, kecuali ini, Tuhan, anakku bolehlah melayani dll., tetapi kalau jadi hamba Tuhan, jangan Tuhan, nanti perusahaan saya siapa yang meneruskan? Kalau ada satu hal yang kita pikir paling berharga, sampai kita tidak bisa persembahkan kepada Tuhan, kita tidak berhak, Tuhan berhak meminta semua yang paling berharga karena Dia sudah memberikan contoh. Dalam kisah Para Rasul kita bisa melihat cara hidup jemaat mula-mula mereka hidup saling berbagai satu dengan yang lain, kok bisa ya? Kenapa kita yang di Kelapa Gading kok tidak bisa ya? Kenapa bisa, salah satunya adalah konteks historis, mereka di dalam penganiayaan, tetapi salah satunya saya pecaya juga karena mereka benar-benar melihat kemuliaan injil, yang sampai harta pun tidak lagi mereka sayangkan, bahkan para martir itu bukan hanya harta yang mereka tidak sayangkan lagi, kalau saya harus memilih antara kaisar dan Yesus, dan saya memilih Yesus sampai kepala dengan tubuh saya terpisah pun itu tidak lebih berharga dari apa yang sudah Yesus Kristus lakukan bagiku. Ini injil yang begitu berharga yang ditawarkan kepada kita, sehingga kita bisa dengan bebas GRII KG 777/816 (hal 4) mempersembahkan segala sesuatu kepada Kristus, bukan karena nanti supaya kita dapat apa ya dari Tuhan, supaya kita punya bargaining power, Tuhan, saya sudah membeirkan perpuluhan, nanti tolong perusahaan saya diberkati, supaya nanti kalau saya sakit disembuhkan dll., bukan semacam itu. Tetapi waktu Tuhan Yesus sudah memberikan segalanya, kita bisa dengan bebas, tidak lagi mengejar harta, kuasa dll., tapi kita bisa dengan tulus mengikut Tuhan Yesus. Mari kita menilik hati kita, apa sih yang harus kita korbankan demi mengikut Yesus, Tuhan Yesus pernah mengatakan, kalau matamu membuat engkau terpisah dari Kerajaan sorga, cungkillah matamu, kalau tanganmu memisahkan engkau dari Kerajaan sorga, potong tanganmu, tidak ada satu hal yang lebih berharga yang memisahkan kita dari kasih Kristus dan itulah injil. Dan keyakinannya adalah dituliskan dalam Roma 8, tidak ada satu hal pun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus kalau kita mengikut Dia, kalau kita punya personal relationship dengan Tuhan Yesus. Amin. Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS) GRII KG 777/816 (hal 1)