Ringkasan - GRII Kelapa Gading

advertisement
GRII Kelapa Gading
Khotbah Minggu (10 Mei 2015)
Pengkhotbah : Bp. Jethro Rachmadi
Nas Alkitab
Tema : ……....….…..……………...….........
Tahun ke-16
: .............................................................................................................
Signifikansi Injil dalam Hidup Kita
Bp. Heruarto Salim
Lukas 19:16-30
Ringkasan Khotbah
777/816
03 Mei 2015
Perikop yang kita baca adalah tentang
pemuda yang kaya dan sebelumnya adalah
tentang Yesus memberkati anak-anak, dan
murid-murid melarang anak-anak untuk
datang kepada Tuhan Yesus, karena anakanak itu tidak punya kekuatan, tidak punya
koneksi, tidak punya finance dll., lebih baik
diberikan
kepada
orang-orang
yang
mempunyai kepentingan untuk datang,
memang anak-anak itu lucu, tetapi di ruang
publik sebaiknya anak-anak masuk ke ruang
anak-anak saja. Jadi waktu para orang tua
datang membawa anaknya kepada Tuhan
Yesus, hal pertama adalah murid-murid
menghalangi mereka, tentu karena ruang
anak-anak itu bukan di publik, ruang anakanak itu di rumah. Tetapi yang mengagetkan
adalah Tuhan berkata, sebab orang seperti
itulah yang empunya Kerajaan Allah dan
murid-murid menjadi bingung, harusnya yang
empunya Kerajaan Allah adalah orang-orang
berpengaruh bukan? Karena anak-anak ini
tidak punya kuasa dan dana untuk berbuat
apa-apa, tetapi justru Yesus berkata,
merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
Yesus ingin mengatakan, bahwa yang masuk
Kerajaan Allah adalah mereka yang menerima
Kerajaan Allah dengan iman, kepercayaan
seperti anak-anak. Kriteria anak-anak yang
paling dasar adalah anak-anak mudah percaya
dan selalu percaya kepada orang tuanya, dan
inilah yang Yesus puji dari karakter anak-anak,
mereka mempunyai ketergantungan mutlak
dan mereka juga mempunyai trust, makanya
kita sering mendengar perkataan, iman seperti
anak-anak.
Kalau tadi para murid menghalangi anakanak datang kepada Yesus, lalu kemudian
orang muda yang kaya ini datang, muridmurid tidak menghalangi, karena ini yang
harusnya datang bertemu Yesus. Dalam Lukas
dituliskan bahwa orang muda ini seorang
penguasa, wah orang muda ini pasti menjadi
kriteria para ibu untuk dijadikan menantu dan
di dalam gereja menjadi kriteria seorang
diaken, diaken harusnya seperti ini, jadi ini
adalah satu sosok ideal yang semua orang
inginkan. Kita tidak tahu bahwa waktu orang
muda ini datang kepada Tuhan Yesus dan
berkata, Guru perbuatan baik apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal? Nada pertanyaan orang muda kaya ini
kita tidak tahu, tapi setidaknya dari
pertanyaan orang muda ini kita bisa
GRII KG 777/816 (hal 4)
GRII KG 777/816 (hal 1)
mendapati ada dua asumsi dasar ketika dia
datang kepada Tuhan Yesus. Bertanya tentang
hidup yang kekal, menurut asusmsi dia hidup
yang kekal adalah something that I can do,
sesuatu yang dapat aku lakukan, apa yang
masih kurang yang harus kutambahkan dalam
hidupku untuk memperoleh hidup yang kekal?
Dan jawaban Tuhan Yesus adalah hanya satu
yang baik, jawaban Tuhan Yesus punya asumsi
dasar, engkau bertanya tentang apa, Kerajaan
Allah itu adalah tentang siapa? Is not about
what, is about who, ini yang menjadi ciri khas
dari kekristenan. Kekristenan berbeda dengan
agama-agama yang lain, agama lain berfokus
kepada perbuatan, kepada apa yang harus
manusia lakukan untuk bisa diterima oleh
Tuhan, fokus kekristenan adalah tentang
perbuatan Kristus di kayu salib, tentang siapa
yang harus kita ikuti, bukan tentang
katekismus apa yang harus saya pelajari,
tetapi tentang pribadi.
Waktu kita menjadi seorang kristen, apa
sih esensi kita menjadi orang kristen? Kita
disebut anak-anak Allah, harus mempunyai
relasi dengan sang Bapa, harus mengenal
Kristus sang Juruselamat, harus berelasi
dengan sesama kita dan bahkan sekarang kita
dipersatukan dengan satu titel sebagai
saudara-saudara seiman. Jadi penekanannya
selalu kepada relasi, hubungan kita dengan
Kristus adalah sebagai mempelai wanita,
kekristenan itu bukan tentang apa yang harus
kita lakukan, tetapi tentang siapa kita berpaut
kepadaNya. Waktu orang muda kaya ini
bertanya Yesus harusnya berkata, bukan
tentang siapa tapi siapa seharusnya yang dia
ikuti, begitu kan ya? Tetapi di sini Yesus justru
berkata jikalau engkau ingin masuk ke dalam
hidup, turutilah segala perintah Allah, kok
Yesus masuk keranah what lagi? Karena di sini
Yesus sedang masuk ke dalam cara
permainannya si anak muda ini, bagaimana
cara kita ingin menunjukkan bahwa dia itu
tidak mampu melakukan, dia benar-benar
tidak berdaya, kalahkan dia di dalam area dia
sendiri. Kata anak muda itu perintah yang
mana? Kata Yesus jangan membunuh, jangan
berzinah,
jangan
mencuri,
jangan
mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu
dan ibumu, kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri, ini adalah hukum 5-9,
lalu 1, 4 dan 10 kemana ya? Kok Yesus tidak
sebutkan semua? Kenapa? Karena memang
ada perbedaan dari hukum ke 5-9 ini dengan
hukum 1, 4 dan 10 ini. Hukum 5-9 itu lebih
mudah kita melihat tolak ukurnya, kamu
membunuh, mencuri, berzinah dan tidak
hormat sama orang tuanya kita bisa langsung
melihat, tapi kalau ditanya hukum ke 10 saja,
yaitu jangan mengingini, misalnya kalau
“Signifikansi Injil dalam Hidup Kita”
“Signifikansi Injil dalam Hidup Kita”
seseorang mencuri dalam hukum negara bisa
dijebloskan dalam penjara, kalau seseorang
mengingini, melihat istri orang lain dan
mengingininya jadi miliknya, apakah bisa
dijebloskan ke dalam penjara? Tidak bisa, itu
urusan hati, lalu hukum 1, 4 adalah hubungan
kita dengan Tuhan, siapa yang bisa tahu hati
manusia bahwa dia ikut Tuhan dengan
sungguh-sungguh atau tidak?
Jadi Tuhan Yesus sengaja memakai 5-9
dan betul anak muda ini menjawab, semuanya
itu sudah kulakukan sejak masa mudaku.
Tetapi anak muda ini tidak tahu konsep dari
10 hukum Allah adalah gagal satu gagal
semua dan ini yang hendak Tuhan Yesus capai
sedikit demi sedikit. Semuanya itu sudah
kuturuti, anak muda ini bertanya, apalagi yang
masih kurang? Kalau anak muda ini datang
dengan mentalitas agama bukan dengan
mentalitas injil, bedanya apa? Yaitu agama
selalu deep down in your heart, di dalam hati
terdalam kita kalau kita berpikir keselamatan,
kita diperkenan oleh Allah karena perbuatan
baik kita, karena moralitas kita, karena
kehebatan kita, ujung-ujungnya kita semua
akan bertanya, Tuhan hal apa yang masih
kurang supaya saya boleh diperkenan Tuhan?
Paradigma injil bukan apa yang sudah kita
lakukan tetapi apa yang sudah Kristus lakukan
dan yang Kristus sudah lakukan adalah sudah
final, satu hal yang masih kurang dari anak
muda ini justru adalah hal yang terpenting,
seperti sebuah ilustrasi dua orang muda yang
ingin menaklukkan hutan Amazon, semua
perlengkapan yang dibutuhkan sudah dibeli,
lalu pemilik toko berkata, orang muda kamu
sudah beli semua, tapi masih kurang satu hal,
apa lagi yang masih saya harus beli? Kamu
perlu pemandu lokal yang bisa mengantar
kamu sampai ke ujung Amazon, tanpa
pemandu lokal ini, sia-sia semua yang kamu
sudah beli, yang sudah kamu prepare.
Sebenarnya sama asumsi dari dua anak muda
ini dengan orang muda kaya ini yaitu dia
under estimate Amazon dan overestimate
them self, dia merasa Amazon mudah
ditaklukkan dan orang muda kaya ini juga
under estimate dosa dan overestimate
kemampuan dia untuk berbuat baik
menghapus dosa, tetapi tidak demikian, kalau
satu hal ini kurang yaitu personal relationship
dengan Tuhan, semua perbuatan baik, semua
kesalehan kita, alkitab katakan seperti kain
kotor dihadapan Tuhan. Semua agama yang
berdasarkan kepada moralitas hanya bisa
memberikan kita pengharapan mudahmudahan, karena pondasinya adalah diri kita
yaitu
lakukanlah
segala
kegiatan
keagamaanmu, datanglah ke gereja dengan
rajin, ikut katekisasi dll., semoga satu saat
engkau diterima di sisi Allah. Paradigma injil
tidak
memberikan
kemudahan,
tetapi
memberikan jaminan yang pasti, hari ini juga
engkau bersama-sama dengan Aku di Firdaus,
jaminan yang sudah begitu pasti yang Kristus
tawarkan kepada perampok yang paling
hopeless saat itu. Dan ini kan yang menjadi
cemoohan dari agama-agama lain, masa
kamu hanya percaya Yesus pasti diterima
Tuhan? Paradigma injil berkata, percaya tok,
ternyata tidak tok saja, ternyata tidak
semudah yang orang pikirkan, karena begitu
mudahnya orang tidak percaya bahwa itulah
jalan keselamatan yang Tuhan sudah berikan,
bahwa kita tidak usah lagi memfokuskan
kepada semua perbuatan baik kita, tetapi
kepada apa yang Yesus sudah lakukan, kita
hanya perlu beriman kepadaNya.
Tawaran injil bisa kita baca dalam ayat
21, jikalau engkau hendak sempurna, jual
segala harta milikmu dan inilah cara yang
Tuhan Yesus tawarkan, berbeda dengan cara
dunia, kalau dunia ini melalui iklan-iklan
berkata, anda tidak akan sempurna kalau anda
belum punya HP terbaru ini, anda rasanya
kurang kalau rumah andah tidak dikawasan
Kelapa Gading ini dst., engkau ingin
sempurna, kejarlah semua itu, dapatkan
semua itu, get, get. Tuhan Yesus berkata,
bukan, tapi beri beri. Dan di sini waktu
penekanan tadi, jual dan ikutlah Aku,
penekanannya
ada
dimana?
Kalau
penekanannya ada di yang pertama, kita akan
jatuh ke dalam poverty theology, teologi
kemiskinan, kalau mau ikut Yesus harus jual
semua hartamu, masuk ke dalam biara, hidup
miskin, hidup oleh belas kasihan orang.
Penekanannya bukan pada jual, tetapi pada
ikutlah Aku, karena masalah jual semua itu
bukan perintah umum pada semua orang,
seperti Zakeus tidak diperintahkan untuk
menjual semua hartanya, Zakues berkata
kepada Tuhan, hari ini aku akan memberikan
50% bagian milikku untuk kupersembahkan
bagi orang-orang miskin, Yesus menerima itu,
jadi bukan masalah hartanya, tapi follow Himnya. Bagi Zakeus 50 % itu sudah cukup untuk
dia mengikut Yesus, tetapi bagi orang muda
kaya ini, untuk bisa mengikut Yesus dia harus
menjual semua hartanya, karena itulah yang
mengikat dia, ini sudah menjadi kanker bagi
pemuda kaya ini. Syarat untuk datang kepada
Yesus adalah datanglah sebagaimana kamu
adanya, kalau di sini orang muda kaya,
dibagian lain dalam Yohanes 3 ada orang tua
kaya datang kepada Tuhan, bertanya tentang
keselamatan, yaitu Nikodemus. Diperkirakan
dia sangat kaya, religius, sangat saleh dan
Tuhan Yesus berkata kepadanya, Dia tidak
berkata jual semua hartamu, tapi Dia berkata
kepada Nikodemus, keselamatan adalah kamu
harus dilahirbarukan, Nikodemus tidak
mengerti arti lahir baru, lahir baru artinya
masuklah ke dalam Kerajaan Allah just as you
are, bayi tidak ada yang keluar sudah pakai
baju dan bawa harta, tidak ada. Setiap bayi
dilahirkan naked, setiap bayi dilahirkan just as
he is, waktu kita ingin masuk ke dalam
Kerajaan Allah, kita juga datang dengan just as
I am Lord, setiap orang berdosa datang
meninggalkan segala dosa-dosanya, setiap
orang saleh datang kepada Yesus juga
menanggalkan setiap perbuatan-perbuatan
moral yang dianggap diterima oleh Tuhan
Yesus.
Injil bukan tentang apa yang kita harus
lakukan, tetapi tentang apa yang Kristus sudah
lakukan, kalau injil adalah tentang apa yang
sudah Kristus lakukan, maka fokusnya bukan
tentang apa lagi yang masih harus saya
lakukan, apa lagi? Tetapi kita harus semakin
merenungkan masuk ke dalam kedalaman
tentang injil yaitu tentang apa yang Kristus
sudah lakukan di kayu salib, kenapa Kristus
harus inkarnasi dan memilih menjadi seorang
bayi? Yesus yang tidak terbatas oleh waktu
dan tempat, sekarang masuk ke dalam
keterbatasan waktu dan tempat, itu sangat
GRII KG 777/816 (hal 2)
menyiksa, kita saja tidak suka terbatas, waktu
kita sakit, kita tiba-tiba jadi terbatas bukan?
Manusia ingin ketidakterbatasan, kita suka
menonton film-film tentang menembus
waktu, back to the past, kita ingin tidak
terbatas oleh waktu dan tempat, tetapi dalam
inkarnasi, Yesus membatasi diri di dalam
ruang dan waktu, bukan hanya itu Dia
membatasi diri di dalam bayi, Tuhan Yesus
melewati semua proses dan di dalam Filipi
2:6-10 dikatakan injil adalah tentang apa yang
sudah Kristus lakukan, mulai dari inkarnasi,
lahir, menderita dan mati di kayu salib, itu
semua dilakukan untuk membayar apa yang
kita masih kurang dan kita tidak akan pernah
bisa membayar apa yang masih kurang itu
terhadap Tuhan, hanya satu yang bisa bayar
yaitu Tuhan Yesus, tawaran injil adalah
sempurna dan komplit. Berita buruknya
adalah
orang
muda
itu
mendengar
perkataanNya, pergilah dia dengan sedih
sebab banyak hartanya, orang muda ini pergi
dengan kecewa dan sedih. Kita bisa kecewa
dan sedih ketika apa yang paling kita inginkan
tidak tercapai, di sini anak muda ini datang
dengan attitude yang berbeda dengan apa
yang di expect, dia pikir Tuhan Yesus akan
memuji dia, akan memanggil dia jadi
muridNya, ternyata tidak. Dia kecewa karena
zaman itu sama seperti kita juga, mereka
mencari guru-guru untuk mendapatkan new
insight, ah saya mau tanya kalau menurut Rabi
Yesus ini, bagaimana mendapatkan jalan
keselamatan atau hidup yang kekal, mungkin
berbeda dengan rabi-rabi yang lain, saya ingin
mendapatkan new insight. Tetapi yang dia
dapatkan
bukan
new
insight,
bukan
pengetahuan baru, yang dia dapatkan adalah
tantangan yang baru, dia tidak mengharapkan
ditantang oleh Tuhan, dia mengharapkan
dapat pujian dan mungkin banyak dari kita
yang datang ke dalam ibadah tidak
mempersiapkan hati untuk ditegur Tuhan,
untuk dibuka segala kebobrokan hati kita, kita
datang beribadah dengan mentalitas saya
belajar new insight apa hari ini? Wah kalau pak
Billy yang khotbah banyak dapat insight, saya
suka, insight memang baik untuk memperkaya
kita, tetapi itu tidak cukup, kita harus
mempersiapkan hati kita datang ke dalam
ibadah untuk ditegur dan dikoreksi oleh
Tuhan.
Dan anak muda ini mendapat koreksi
dari Tuhan saat itu juga, karena kalau kita mau
bertemu Tuhan Yesus, kita pasti akan ditegur,
karena kita semua adalah orang berdosa yang
belum sempurna, ketika kita benar-benar
bertemu Yesus di dalam satu ibadah, pasti
cahaya itu akan menerangi hati kita yang
gelap. Tetapi kalau kita datang kepada
berhala, mentalitasnya berbeda, datang
kepada berhala tidak mengagetkan, tidak ada
surprises, karena kita yang kontrol, kalau
datang kepada Tuhan Yesus pasti banyak
surprises, sebab Dia yang pegang kontrol.
Kalau kita datang kepada berhala, kita
memiliki bargaining power, misalnya kalau
ingin hujan, harus persembahkan ayam dan
bebek, saya ingin peresmian kantor, saya
harus persembahkan kambing, saya ingin
menikah, wah sesajennya harus lebih naik lagi
dst., jadi sesajennya ada level up and down,
tergantung bargaining power-nya. Tapi kalau
kita bertemu Tuhan Yesus yang sejati, Dia
GRII KG 777/816 (hal 3)
tidak minta sesajen, waktu kita bertemu Tuhan
Yesus, yang Dia minta adalah seperti kepada
orang muda ini yaitu Dia minta kita semuanya,
ready or not, di awal sudah kita bicarakan,
definisi injil adalah bukan tentang apa yang
kita lakukan, tetapi apa yang Kristus sudah
lakukan dan definisi kedua adalah injil selalu
menuntut lebih dari apa yang kita bisa
bayangkan atau kita tawarkan kepada Tuhan
Yesus. Anak muda ini mungkin berkata I am
good enough, tetapi dia tidak menyangka
Tuhan Yesus berkata, no, nothing is good
enough, I want everything, ekspektasinya lebih
dari ekspektasi apa yang bisa kita tawarkan
kepada Tuhan Yesus dan anak muda ini tidak
siap untuk memberikan semuanya. Sekali lagi
inti permasalahan bukan dihartanya, inti
permasalahanya adalah hartanya ini sudah
menjadi berhala bagi si anak muda ini, karena
ternyata di Kerajaan Allah banyak kok orangorang kaya, bukan tentang jual harta, tetapi
tentang buang berhalamu. Waktu Allah
datang kepada Abraham, Allah tidak
mengatakan,
Abraham
juallah
segala
ternakmu, tidak, karena berhala Abraham,
ikatan yang paling kuat itu bukan kepada
hartanya, tetapi kepada Ishak, anaknya, masa
depannya itu. Ketika Tuhan berkata,
persembahkanlah Ishak, mungkin Abraham
bisa berkata, jangan Ishak Tuhan, kalau mau
kambing dombaku ribuan, kuberikan padaMu,
kalau
masih
kurang,
budak-budakku
kuberikan padaMu, kalau masih kurang juga
istriku ini akan kuberikan padaMu, semuanya
asal jangan Ishak.
Karena itulah yang diminta Tuhan, gospel
always ask more than what we expect, apa
yang menjadi berhala kita? Apa yang menjadi
hal paling berharga, yang kalau Tuhan minta,
kita akan pergi dengan kecewa, karena hal ini
tidak boleh disentuh Tuhan, hal yang lain
boleh, hal yang ini tidak, karena ini yang
menjadi identiitas saya, ini yang menjadi masa
depan saya, ini yang menjadi keberadaan
eksistensi saya. Bagi si anak muda ini
berhalanya adalah harta, bagi beberapa orang
yang lain berhalanya adalah anak, pasangan,
jabatan, kuasa dll., yang menarik adalah
berhala itu selalu undercover, tidak kita sadari,
sampai kita bertemu dengan krisis yang harus
membuat kita memilih yang mana dan krisiskrisis itu tidak harus langsung besar-besar,
tetapi bisa lewat cicipan-cicipan kita sudah
mulai tahu berhala kita dimana. Kalau kita
memberikan perpuluhan dengan hati yang
sangat berat atau bahkan kita tidak lagi
memberikan perpuluhan atau tidak pergi ke
gereja karena anak masih tidur, kita mulai
tahu, kita terpikat pada apa, kita bisa mulai
lihat apa sih berhala yang mengikat kita? Saya
tidak mau pelayanan dulu karena saya tidak
ada waktu, saya sedang fokus kepada
pengembangan karir saya, saya tidak ada
waktu untuk bersekutu bahkan kalau
waktunya bentrok dengan gereja, kan saya
bisa mendengar khotbah dari televisi dll., dari
sini kita bisa melihat cicipan-cicipan itu
bentrokan-bentrokan kecil itu, apa sih yang
menjadi berhala di dalam hati kita? Apa yang
tidak bisa kita lepaskan? Kalau kita melihat injil
baru kita bisa dibebaskan dari berhala kita,
kalau anak muda ini tidak mau melepaskan
berhalanya, dia pegang erat-erat dan dia pergi
dengan kecewa. Tetapi di dalam satu
perumpamaan Tuhan Yesus, ada seseorang
yang melihat mutiara, yang begitu berharga,
langsung dia pergi dan menjual segala
hartanya dengan sukacita, dan pergi membeli
mutiara tersebut dengan sukacita, point-nya
adalah bukan masalah jual harta dengan tidak
jual harta, kita melihat keindahan injil atau
tidak? Kalau orang yang benar-benar melihat
Tuhan Yesus dan injil, apa yang sudah Dia
lakukan, segala sesuatu yang kita miliki itu
rasanya menjadi tidak berarti lagi, mutiara
pada zaman itu bisa berharga sangat-sangat
tinggi, seseorang akan menjual segalanya
demi membeli mutiara yang berharga itu,
inikah yang kita dapatkan di dalam injil? Inikah
yang kita lihat betapa berharganya injil,
sampai kita mau melepaskan segala sesuatu
dengan penuh sukacita?
Yang berikutnya adalah Tuhan Yesus
berkata kepada murid-muridNya, Aku berkata
kepadamu sesungguhnya sukar sekali seorang
kaya masuk ke dalam Kerajaan sorga, sekali
lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah
seekor unta masuk ke dalam lubang jarum
dari pada seorang kaya masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Unta binatang terbesar di
Timur Tengah saat itu, lubang jarum adalah
lubang terkecil, ada penafsir yang berkata,
dulu di Timur Tengah itu ada gerbang kecil
yang namanya lubang jarum, hanya muat
untuk unta, tapi beban-bebannya tidak ada.
Jadi kalau unta mau masuk ke gerbang yang
namanya lubang jarum itu, semua bebanbebannya harus dilepaskan terlebih dahulu
baru untanya masuk, itu sekedar mencoba
merelatifisasikan bagian ini, karena hampir
semua komentari berkata tidak ada yang
namanya gerbang lubang jarum itu. Justru kita
kehilangan dari retoriknya di sini adalah
impossible, oleh sebab itu dalam ayat 25
murid-murid langsung gempar, lalu orang
kaya di dalam bagian ini juga mulai gempar
juga, lalu bagaimana? Dalam Matius 5:13
dikatakan, berbahagialah orang yang miskin
dihadapan Allah, jadi yang penting itu bukan
masalah harta kita, kaya miskinnya bukan
berdasarkan berapa depositonya di bank,
tetapi kaya miskin dihadapan Allah. Tetapi
sekaligus juga di sini kita perlu mencoba
meresapi bahwa orang kaya itu memang sulit
masuk, orang kaya yang materinya banyak itu
memang sulit masuk Kerajaan sorga, kenapa?
Karena kekayaan, materi, harta itu mempunyai
satu ciri khas adalah memberikan rasa secure,
memberikan rasa bahwa kita berkuasa,
memberikan rasa bahwa kita punya power
untuk membeli apa yang kita inginkan, sampai
satu saat kita tidak lagi bergantung kepada
Tuhan, tapi bergantung kepada apa yang kita
punya, itu efek dari harta. Ayat 25, 26 waktu
murid-murid
mendengar
itu
sangat
gemparlah mereka, jika demikian siapakah
yang diselamatkan? Yesus memandang
mereka dan berkata, bagi manusia hal ini tidak
mungkin, bagi Allah segala sesuatu mungkin,
konteks histiorisnya adalah di zaman Yahudi
saat itu kekayaan adalah simbol atau tanda
bahwa Allah berkenan kepada engkau dan
memang di dalam PL kita banyak membaca,
kalau engkau taat pada TauratNya, kalau
engkau mengikuti jalan yang ditetapan oleh
Tuhan, maka panen akan terjaga, engkau akan
beranak cucu, engkau akan diberkati oleh
Tuhan. Betul kekayaan itu berkat dari Tuhan
dan tanda engkau diperkenan oleh Tuhan,
tetapi tidak selalu, itu tanda tapi tidak mutlak,
karena waktu di sini dikatakan tidak mungkin
orang kaya masuk ke dalam Kerajaan sorga,
itu Tuhan Yesus sedang menjungkirbalikkan
semua pemikiran mereka bahwa orang kaya
adalah diperkenan Tuhan, karena ini tandanya
dia taat kepada Tuhan, makanya Tuhan
melimpahkan harta kekayaan kepada dia. Lalu
Tuhan Yesus berkata orang kaya susah masuk
Kerajaan
sorga,
bukan hanya
susah,
impossible, jika demikian siapa yang dapat
diselamatkan? Kalau injil ekspektasi-nya
begitu tinggi, siapa yang bisa?
Ayat 27-30 ini adalah bagian kedua dari
injil, injil menawarkan hal yang kita tidak
dapat bayangkan, Petrus menjawab, kami
telah meninggalkan segala sesuatu dan
mengikut Engkau, jadi apakah yang akan kami
peroleh? Kata Yesus kepada mereka, Aku
berkata kepadamu pada aktu penciptaan
kembali, apabila Anak Manusia bersemayam
di tahta kemulianNya, kamu yang telah
mengikut Aku akan duduk juga di atas
keduabelas
tahta.
Kamu
mempunyai
kemuliaan,
kamu
akan
menghakimi
keduabelas suku, kamu akan mempunyai
power, kekuasaan dan apa yang kamu
lepaskan, ladangmu dll., kamu akan menerima
seratus kali lipat, kamu akan mempunyai
treasure in heaven, harta di sorga dan setiap
orang yang meninggalkan anaknya dan
ibunya, dia akan menerimanya kembali,
relationship. Bukankah ini yang dicari banyak
orang di dalam dunia, kemuliaan, kuasa, harta,
relationship, empat hal ini juga yang bisa
memisahkan kita dari Kristus bukan? Misalnya
kalau kita menikah dengan orang yang tidak
percaya, lalu kita mulai jauh dari Tuhan, kalau
kita bekerja dalam perusahaan yang begitu
menuntut kita secara drastis, sampai kita tidak
punya lagi waktu bagi Tuhan dll., kita
mengejar power, glory, relationship, harta,
tetapi Tuhan Yesus bilang buang semua,
tinggalkan semua. Kalau kita mengikut Yusus
semua yang kita tinggalkan justru akan
diberikan kembali, Dia tidak meminta demi
kepuasan, Dia berhak meminta apa yang
paling berharga dalam hidup kita, Dia berhak
karena Dia sudah memberikan AnakNya yang
tunggal, yang berharga bagi kita. Sehingga
tidak ada dari kita satupun yang boleh berkata
Tuhan, hal ini terlalu berharga, semua boleh
Engkau minta, kecuali ini, Tuhan, anakku
bolehlah melayani dll., tetapi kalau jadi hamba
Tuhan, jangan Tuhan, nanti perusahaan saya
siapa yang meneruskan? Kalau ada satu hal
yang kita pikir paling berharga, sampai kita
tidak bisa persembahkan kepada Tuhan, kita
tidak berhak, Tuhan berhak meminta semua
yang paling berharga karena Dia sudah
memberikan contoh.
Dalam kisah Para Rasul kita bisa melihat
cara hidup jemaat mula-mula mereka hidup
saling berbagai satu dengan yang lain, kok
bisa ya? Kenapa kita yang di Kelapa Gading
kok tidak bisa ya? Kenapa bisa, salah satunya
adalah konteks historis, mereka di dalam
penganiayaan, tetapi salah satunya saya
pecaya juga karena mereka benar-benar
melihat kemuliaan injil, yang sampai harta pun
tidak lagi mereka sayangkan, bahkan para
martir itu bukan hanya harta yang mereka
tidak sayangkan lagi, kalau saya harus memilih
antara kaisar dan Yesus, dan saya memilih
Yesus sampai kepala dengan tubuh saya
terpisah pun itu tidak lebih berharga dari apa
yang sudah Yesus Kristus lakukan bagiku. Ini
injil yang begitu berharga yang ditawarkan
kepada kita, sehingga kita bisa dengan bebas
GRII KG 777/816 (hal 4)
mempersembahkan segala sesuatu kepada
Kristus, bukan karena nanti supaya kita dapat
apa ya dari Tuhan, supaya kita punya
bargaining power, Tuhan, saya sudah
membeirkan
perpuluhan,
nanti
tolong
perusahaan saya diberkati, supaya nanti kalau
saya sakit disembuhkan dll., bukan semacam
itu. Tetapi waktu Tuhan Yesus sudah
memberikan segalanya, kita bisa dengan
bebas, tidak lagi mengejar harta, kuasa dll.,
tapi kita bisa dengan tulus mengikut Tuhan
Yesus. Mari kita menilik hati kita, apa sih yang
harus kita korbankan demi mengikut Yesus,
Tuhan Yesus pernah mengatakan, kalau
matamu membuat engkau terpisah dari
Kerajaan sorga, cungkillah matamu, kalau
tanganmu memisahkan engkau dari Kerajaan
sorga, potong tanganmu, tidak ada satu hal
yang lebih berharga yang memisahkan kita
dari kasih Kristus dan itulah injil. Dan
keyakinannya adalah dituliskan dalam Roma 8,
tidak ada satu hal pun yang bisa memisahkan
kita dari kasih Kristus kalau kita mengikut Dia,
kalau kita punya personal relationship dengan
Tuhan Yesus. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa
oleh pengkhotbah (AS)
GRII KG 777/816 (hal 1)
Download