hukum benda

advertisement
HUKUM PERDATA
(2. HUKUM BENDA)
Bagian Hukum Perdata
2012/2013
HUKUM BENDA
1.
2.
3.
4.
Tempat Pengaturan
Pengertian Benda
Macam-macam atau Pembedaan Benda
Hak Kebendaan
a. Pengertian
b. Macam-macam hak kebendaan
c. Cara memperoleh hak milik
1. Tempat Pengaturan
• Hukum benda diatur dalam Buku II
KUHPerdata tentang Benda.
• Buku ke II KUHPerdata bersifat tertutup :
Ketentuan yang ada di dalamnya tidak
dapat disimpangi, sebagai hukum
pemaksa (dwingen recht)
Berlakunya Buku II KUHPerdata setelah
berlakunya UU No. 5 Tahun 1960 (UUPA)
a. Ada pasal-pasal yang tidak berlaku :
yang mengatur mengenai bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.
b. Berlaku sebagian : pengertian hak milik
tidak berlaku untuk benda-benda yang
berupa tanah.
c. Berlaku penuh
2. Pengertian Benda
• Barang dan hak yang dapat dimiliki atau
dikuasai oleh hak milik (Ps. 499)
Segala sesuatu yang dapat menjadi
obyek hak milik.
3. Macam-macam atau
Pembedaan Benda
a. Benda berujud dan benda tak berujud
Benda berujud : Benda yang dapat
ditangkap dengan
panca indera.
Benda tak berujud :
Benda yang tidak dapat ditangkap dengan
panca indera, yaitu yang berupa hak.
b. Benda bergerak & benda tetap (tak bergerak)
Benda bergerak : benda yang dapat dipindahkan
atau dapat berpindah sendiri.
Benda tetap
: Tanah termasuk bangunan dan
tanaman yang masih menyatu
dengan tanah tersebut atau benda
lain yang oleh undang-undang
digolongkan sebagai benda tetap.
c. Benda yang dipakai habis dan benda
yang dipakai tidak habis
Benda dipakai habis
: Pinjam mengganti
Benda yg dipakai tidak habis
: Pinjam pakai
d. Benda yang sudah ada dan benda yang
akan ada
Benda yang akan ada :
Absolut : bendanya benar-benar belum ada
Relatif : bendanya sudah ada tetapi belum
dibawah penguasaan.
e. Benda dalam perdagangan dan benda
diluar perdagangan
Benda dalam perdagangan :
benda yang dapat menjadi obyek
perjanjian
Benda diluar perdagangan : benda-benda
untuk kepentingan umum, seperti jalan
raya, dermaga, dll.
f. Benda yang dapat dibagi-bagi dan benda
yang tidak dapat dibagi-bagi
g. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar
Benda terdaftar : benda yang
kepemilikannya harus dengan didaftarkan
terlebih dahulu.
Benda tidak terdaftar : benda yang
kepemilikannya cukup dengan menguasai
secara nyata.
4. Hak Kebendaan
• Hak keperdataan :
1. Hak relatif (hak perorangan) : dalam
hukum perjanjian/perikatan
2. Hak absolut
: - hak kepribadian
- hak keluarga
- hak kebendaan
Hak Kebendaan
(Hak mutlak atas suatu benda)
Sifat hak kebendaan :
1. Bersifat mutlak;
2. Selalu mengikuti bendanya (droit de suit)
3. Mempunyai hak untuk didahulukan (droit
de preference)
Macam-macam hak kebendaan
a. Hak kebendaan yang memberikan
kenikmatan : hak milik, bezit, hak pakai,
hak memungut hasil.
b. Hak kebendaan yang memberikan
jaminan : gadai, fiducia, hipotik, hak
tanggungan.
Cara memperoleh hak milik
(Pasal 584 KUHPerd)
1. Pendakuan (toeeigening)
Pendakuan dari benda-benda bergerak
yang belum ada pemiliknya (res nullius)
Pendakuan dari binatang-binatang buruan,
pendakuan ikan di perairan
2. Ikutan (netrekking)
“Segala apa yang melekat pada suatu
kebendaan, atau yang merupakan sebuah
tubuh dengan kebendaan itu, adalah milik
orang yang dianggap sebagai pemiliknya”.
3. Lampaunya waktu/kadaluarsa (verjaring)
“Hak milik atas suatu kebendaan diperoleh
karena kadaluarsa (verjaring), apabila
seseorang telah memegang kedudukan
berkuasa (bezit) atasnya selama aktu
tertentu dan menurut syarat-syarat
tertentu”.
Verjaring sebagai cara untuk memperoleh hak-hak
kebendaan (termasuk hak milik) disebut
Acquisitieve Verjaring
Syarat-syarat Acquisitieve Verjaring :
- Harus ada bezit sebagai pemilik;
- Bezitnya harus beritikad baik;
- Membezitnya harus terus menerus (tidak putus);
- membezitnya tidak terganggu;
- Membezitnya harus diketahui umum;
- Membezitnya harus selama 20 tahun dalam hal
ada alas hak yang sah, atau 30 tahun dalam hal
tidak ada alas hak.
Benda-benda yang dapat dimiliki
dengan cara ini adalah benda-benda tetap
dan piutang-piutang yang bukan atas
tunjuk (aan toonder);
benda bergerak dan piutang atas tunjuk
tidak mungkin dikenakan verjaring.
4. Pewarisan
5. Penyerahan (Levering)
• Merupakan cara memperoleh hak milik
yang paling penting dan paling sering
terjadi dalam masyarakat.
• Penyerahan suatu benda oleh pemilik atau
atas namanya kepada orang lain,
sehingga orang lain tersebut memperoleh
hak milik atas benda tersebut.
Macam-macam cara penyerahan
(levering)
a. Benda tetap : dilakukan dengan balik
nama (yuridis); dan penyerahan nyata
b. Benda bergerak :
- benda bergerak yang berujud
- benda bergerak tidak berujud
Benda bergerak :
Benda bergerak yang berujud : dilakukan
dengan penyerahan nyata atau
penyerahan kunci gudang tempat benda
tersebut berada.
• Benda bergerak yang tidak berujud
1. Penyerahan piutang atas tunjuk (aan toonder)
dengan endosemen (menulis dibalik surat
piutang tersebut yang menyatakan kepada
siapa piutang tersebut dipindahkan);
2. Penyerahan piutang atas nama (op naam) :
dilakukan dengan cessie (suatu akta otentik
atau bawah tangan yang menyatakan bahwa
piutang telah dipindahkan kepada seseorang);
3. Penyerahan piutang atas bawa (aan order) :
dilakukan dengan penyerahan nyata dari fisik
piutang yang menjadi obyek levering.
• Untuk peralihan hak milik, diperlukan 2
macam penyerahan, yaitu :
Penyerahan nyata dan penyerahan
yuridis.
Syarat-syarat penyerahan
a. Harus ada perjanjian zakelijk yang sah (perjanjian
yang menyebabkan berpindahnya hak-hak
kebendaan);
b. Harus ada hak (titel) : adanya hubungan hukum
yang mengakibatkan penyerahan atau peralihan
benda;
c. Harus dilakukan oleh orang yang berwenang
menguasai benda;
d. Pemyerahan sesuai dengan ketentuan UU
(tergantung bendanya, jika benda tetap dengan balik
nama dan penyerahan nyata, jika benda bergerak
berwujud dengan penyerahan nyata atau
penyerahan kunci gudang dan jika benda bergerak
tidak berwujud maka dengan penyerahan nyata
(piutang atas bawa), endosemen (piutang atas
tunjuk) atau cessie (piutang atas nama)).
Kasus
Hukum Benda
Suatu hari, Karyo dan Paiman bertengkar. Masalah itu berawal
dari keinginan Karyo membuat sebuah sumur di pekarangan
rumahnya. Ia kemudian menghubungi Paiman, penggali sumur
di desa tersebut. Karyo dan Paiman sepakat bahwa pekerjaan
membuat sumur tersebut biayanya 2 juta dengan jaminan air
keluar. Dimulailah pekerjaan tersebut. Sampai pada kedalaman
13 meter cangkul paiman membentur benda keras, dan setelah
diangkat ternyata sebuah peti yang berisi harta karun. Karyo
dan Paiman merasa sama-sama berhak atas harta tersebut
dan sama-sama ingin memiliki. Pertengkaran berlangsung
terus, dan akhirnya dicapai kesepakatan bahwa mereka akan
menemui saudara, satu-satunya mahasiswa Diploma 3 Hukum
yang ada di desa itu untuk minta penyelesaian. Apa yang dapat
Saudara sarankan pada Karyo dan Paiman ? Siapa pemilik dari
harta karun itu ? Jika Paiman berhak mendapatkan harta itu
apakah ia masih berhak juga mendapatkan pembayaran 2 juta
untuk penggalian sumur tersebut ? Berikan alasan dan dasar
hukumnya ! (baca mengenai cara memeperoleh hak milik)
Kasus
Download