Gangguan atau Kelainan pada Sistem Peredaran Darah

advertisement
GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM
PEREDARAN DARAH DAN SISTEM LIMFA
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
Nama Anggota:
Ilham A. Hasan
Maulana Aziz Syani
Mohd. Khalik
Nurul Izzah
Putri Dwi Puspita Shani
Kelas: XI MIA 1
MADRASAH ALIYAH NEGERI BANDA ACEH 1
TAHUN AJARAN 2015/2016
Penyakit dan gangguan Pada Sistem Limfatik
Penyakit dan gangguan dari sistem limfatik biasanya diobati oleh immunologists. Ahli bedah
vaskular, ahli kulit, ahli kanker dan physiatrists juga terlibat dalam pengobatan berbagai
penyakit limfatik. Ada juga terapis lymphedema yang mengkhususkan diri dalam drainase
manual dari sistem limfatik.
1. Lymphedema adalah pembengkakan kronis pada tungkai yang disebabkan oleh
akumulasi cairan getah bening yang terjadi jika sistem limfatik rusak atau tidak
berfungsi dengan baik. Sementara anggota badan biasanya terlibat, wajah, leher
dan perut mungkin juga terpengaruh. Banyak mengembangkan terapi kanker
gangguan berikut – terutama kanker payudara di mana kelenjar getah bening di
bawah lengan dikeluarkan – infeksi berulang, luka atau bedah vaskuler.
2. Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker yang biasanya terjadi ketika sel-sel darah
putih dalam tubuh menjadi sakit atau rusak.
3. Penyakit Castleman disebabkan oleh tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar
getah bening. Meskipun tidak secara khusus kanker, itu adalah mirip dengan limfoma
dan sering diobati dengan kemoterapi. Penyakit Castleman terlokalisasi
mempengaruhi kelenjar getah bening perut dan dada. Penyakit multisenter Castleman
mempengaruhi lebih dari satu daerah kelenjar getah bening serta limfoid yang
mengandung organ
seperti limpa.
Lymphangiomatosis adalah penyakit yang melibatkan beberapa kista atau lesi yang
terbentuk dari pembuluh limfatik. Dalam gajah, infeksi pada pembuluh limfatik menyebabkan
penebalan kulit dan pembesaran jaringan di bawahnya, terutama di kaki dan alat kelamin.
4. Lymphangiosarcoma adalah tumor jaringan lunak ganas, sedangkan limfangioma
adalah tumor jinak yang terjadi sering berkaitan dengan sindrom Turner.
5. Lymphangioleiomyomatosis adalah tumor jinak otot polos limfatik di paru-paru.
6. Leukemia limfoid dan limfoma disebut “leukemia” ketika dalam darah atau
sumsum dan “lymphoma” ketika berada di jaringan limfatik.
Gangguan atau Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
a)
Varises
Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena) yang sering terjadi
pada bagian bawah tubuh, seperti pembuluh balik pada kaki (betis) yang menyebabkan
sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Akibat pelebaran ini, maka vena tampak berkelok-kelok
dan berwarna biru. Hal ini terjadi karena katup-katup pada vena menjadi lemah sehingga
aliran darah ke jantung terhambat dan beban vena menjadi berat. Penyebabnya dapat
terjadi karena faktor bawaan sejak lahir atau karena sering berdiri, kehamilan dan tumor.
Vena bagian dalam jarang terkena varises karena terlindungi oleh otot tulang. Gejalanya
pegal-pegal, panas dan lelah pada tungkai.
Gambar Vena penderita varises dan kaki penderita varises
Bila varises terjadi di daerah anus, maka disebut ambeien atau wasir atau
haemorhoid. Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami
oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami
wanita yang sedang hamil atau sering mengalami sembelit, sukar buang air besar sehingga
mengedan terlalu keras.
b)
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi jika tekanan darah sistole dan diastole di
atas normal, yaitu sistole lebih besar dari 140 mm Hg atau tekanan diastole lebih besar dari
99 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah tekanan sistole 120 mmHg, dan tekanan
diastole 80 mmHg. Penyebabnya antara lain adalah penyakit ginjal, banyak merokok,
kegemukan, gangguan dalam transpor garam-garam dan hormon. Tetapi dapat pula karena
faktor keturunan.
Hipertensi dapat menyebabkan jantung harus bekerja keras sehingga otot-ototnya
menebal, beban terhadap arteri semakin besar sehingga mudah pecah. Bila arteri yang
menuju otak pecah dapat menimbulkan stroke. Hipertensi ditandai dengan badan lemah,
pusing, napas pendek, dan palpitasi jantung.
c)
Hipotensi
Hipotensi atau
tekanan
darah
rendah
merupakan
suatu
keadaan
yang
ditandai dengan tekanan sistole dan diastolnya di bawah ukuran normal (<90/70
mmHg). Tekanan darah rendah ditandai dengan gejala mudah pusing ketika bangun tidur,
badan cepat lelah atau lesu, tangan dan kaki terasa dingin, mata berkunang-kunang
terutama setelah jongkok lalu berdiri, atau pingsan. Hipotensi dapat disebabkan oleh
pendarahan, diare yang disertai muntah, kekurangan mineral dalam makanan (diet terlalu
ketat), atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan.
d)
Gangguan Jantung
Gangguan jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena adanya
gangguan pada peredaran darah koroner (peredaran darah pada otot jantung), akibatnya
aliran darah ke jantung berkurang. Gejalanya adalah rasa nyeri di daerah dada lalu
menjalar ke lengan sebelah kiri. Rasa nyeri berkurang bila diistirahatkan. Penyebab lainnya
dalah pengendapan kolesterol dalam pembuluh darah, yang dapat membentuk bongkahan
kolesterol yang menghalangi aliran darah.
e)
Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi menurunnya kekuatan kontraksi jantung sehingga
terjadi gangguan pada volume peredaran darah ke seluruh tubuh. Gejalanya berupa cepat
lelah, sesak nafas, bengkak pada kaki (oedema) dan pembengkakan pada paru-paru dan
jantung akibat tertimbunnya darah pada organ-organ tubuh tersebut.
f)
Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama
unsur hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit kurang
darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin
ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga
mengganggu fungsi kerja sel.
Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah, sakit
kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar, dan denyut nadi
meningkat.
Anemia dapat terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah.
Sehingga cara yang bisa dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi
(Fe) dan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang
terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh
dan cepat rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa
(α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk.
Thalasemia merupakan penyakit menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah
hemoglobin yang kurang bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita
thalasemia melakukan transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat
berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita
thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja
limpa sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel
merah lebih banyak. Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi
memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel
darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal
ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara
kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia yang selselnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin S. Apabila
hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2) yang berkonsentrasi rendah, Hb S
membentuk gel, sehingga menyebabkan perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang
fleksibel dan cenderung mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan
eritrosit oleh makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak
membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara
Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak memberikan
gejala (sickle cell trait). Keturunan homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia
sel sabit penuh.
g)
Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan leukosit yang abnormal pada jaringan yang
memproduksi sel darah putih. Penyebabnya antara lain terpapar sinar radioaktif, virus, zat
kimia beracun dan kerentanan bawaan pada keluarga tertentu. Gejalanya dapat berupa
anemia, berkurangnya trombosit sehingga penderita menjadi pucat, lesu, kulit mudah memar
bila terbentur, pendarahan hidung, berat badan turun, sering demam dan berkeringat di
malam hari.
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu keadaan berupa kelebihan produksi
leukosit. Leukimia disebabkan oleh keadaan sumsum tulang atau jaringan limfa yang
abnormal, sehingga produksi leukosit berlipat ganda.
Di dalam dunia medis, gangguan leukemia ini sukar diobati. Namun, cara yang
seringkali dilakukan adalah dengan sinar X, kemoterapi atau terkadang diperlukan
transplantasi (pencangkokan) sel-sel mieoloid. Kebalikan leukimia adalah agranulositosis,
yakni kekurangan leukosit. Akibat yang ditimbulkan adalah daya tahan tubuh terhadap
penyakit menurun. Pengobatannya dapat dilakukan denga sinar X, kemoterapi, atau
terkadang diperlukan transplantasi sel-sel mieoloid.
Gambar penderita leukemia dan keadaan darah penderita
h)
Polisetemia
Polisetemia merupakan suatu keadaan kelebihan produksi eritrosit dalam tubuh
seseorang. Disebut juga eritrima atau penyakit vasques esler, yaitu suatu keadaan
peningkatan jumlah sel darah merah hingga mencapai 11-14 juta per mm3 darah. Kelainan
ini disebabkan oleh adanya tumor pada organ pembuat sel darah.
Darah penderita menjadi kental, sehingga memperlambat aliran darah di dalam
pembuluh atau dapat juga membentuk gumpalan di dalam darah. Gumpalan darah dapat
menyebabkan ganggren/kematian jaringan jika terjadi pada jantung, sehingga dapat
menyebabkan kematian bagi penderita. Gejala yang ditimbulkannya dapat berupa sakit
kepala dan pusing.
Gambar Penderita Polisitemia vera dengan orang normal
i)
Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar
dihentikan. Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis
hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilia klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya
kecenderungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut
diturunkan secara resesif melalui kromosom wanita.
Dinamakan filia karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai
gen-gen yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami
defisiensi, maka akan menurunkan penyakit tersebut kepada separuh anak laki-laki.
j)
Trombositopenia
Kelainan ini ditandai dengan sedikitnya jumlah trombosit di dalam sistem peredaran
darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan seperti halnya pada
hemofilia. Bedanya ialah pendarahan trombositopenia berasal dari kapiler-kapiler kecil, dan
bukan dari pembuluh besar seperti yang terjadi pada hemofilia. Sebagai akibat kelainan
ini,timbul bintik-bintik pendarahan di seluruh jaringan tubuh.
Gambar Kaki dari seorang penderita trombositopenia
Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit
itu disebut trombositopenia purpura. Sedangkan kelainan yang ditandai dengan banyaknya
jumlah trombosit disebut trombositosis.
k)
Hipertrofi Kardiomiopati
Hipertrofi Kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan sekumpulan
penyakit jantung yang ditandai dengan adanya penebalan pada dinding ventrikel.
Hipertrofi merupakan suatu keadaan menebalnya otot-otot jantung sebagai akibat katupkatup jantung tidak berfungsi sehingga jantung bekerja ekstra. Akibatnya, saat tertentu,
jantung tidak dapat lagi memberi cukup oksigen (O2) terhadap jaringan.
l)
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh
darah arteri dan vena, yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya adalah
arteriosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan lemak. Sementara,
arterosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) akibat endapan zat kapur.
Gambar penderita jantung koroner
m)
Embolisme Koroner
Embolisme
koroner merupakan
suatu
gangguan
pada
arteri koroner
yang
mengakibatkan pembuluh terisi oleh bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah ini
berasal dari bagian tubuh lain yang terbawa oleh aliran darah menuju arteri koroner.
n)
Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke
dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran
darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacingcacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran
limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki
sehingga kaki menjadi bengkak.
o) Arteriosklerosis dan Artherossklerosis
Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat kapur,
sedangkan Artherosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat
lemak
p) Aneurism
Yaitu terbentuknya suatu lapisan baru, non seluler dari suatu senyawa tertentu yang
menyebabkn terbentuknya gelembung pada dinding arteri sehingga dinding arteri jadi
menyempit. Aneurism sangat berhubungan dengan arteriosklerosis dan syndrome Marfan’s.
Arteriosklerosis menyebabkan menyebabkan elastisitas dinding arteri kurang karena
kalsifikasi, sedangkan sindrom Marfan’s karena adanya kelainan pada jarigan ikat di
pembuluh darah. Stroke merupakan contoh aneurism pada jaringan ot
q) Trombus
Yaitu Proses terjadinya gumpalan atau bekuan darah yang menempel pada permukaan
dalam pembuluh darah
Download