Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit
menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau
fenomena gunung es adalah penyakit HIV/AIDS. Fenomena gunung es adalah
jumlah kasus penyakit yang belum diketahui jauh lebih banyak daripada jumlah
kasus penyakit yang telah diketahui. Kasus HIV/AIDS ini masih sulit untuk
dituntaskan dikarenakan masih banyak kasus HIV/AIDS yang belum tercatat dan
terlapor sebagaimana mestinya baik di fasilitas kesehatan maupun lembaga
swadaya masyarakat yang ikut bergerak di bidang kesehatan dalam menuntaskan
penyakit HIV/AIDS.
Pengobatan HIV/AIDS merupakan tantangan dan hingga sekarang belum
ada obat yang berkhasiat penuh untuk HIV/AIDS, yang ada hanya pengobatan
untuk beberapa komplikasi tertentu dari penyakitnya, sedangkan pembuatan dan
pengembangan vaksin yang efektif masih dalam taraf penelitian dan evaluasi
sehingga masih diperlukan waktu beberapa tahun untuk dapat dipakai secara rutin
(R. Sardjito, 2009).
Menurut data United Nation Joint Program for HIV/AIDS (UNAIDS)
tahun 2015, di dunia, rate kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) pada tahun
2014 adalah 738 per 100.000 penduduk yang di antaranya 46,3% tidak
mengetahui bahwa mereka memiliki virus HIV dan membutuhkan pelayanan
pemeriksaan HIV. Persentase kasus infeksi baru HIV pada tahun 2014 adalah
5,4%.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Berdasarkan pembagian wilayah dunia, persentase kasus HIV di wilayah
Sub-sahara Afrika adalah 70%, di wilayah Asia Pasifik adalah 14%, di wilayah
Eropa Tengah, Eropa Barat, dan Amerika Utara adalah 7%, di wilayah Amerika
Latin adalah 5%, di wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah adalah 4%, di wilayah
Kepulauan Karibia dan di wilayah Timur-tengah dan Afrika Utara adalah 1%
(UNAIDS, 2015).
Pada tahun 2014, prevalensi HIV pada usia dewasa (15 – 49 tahun) secara
global adalah 8 per 1.000 populasi. Berdasarkan pembagian wilayah dunia,
prevalensi HIV pada usia dewasa (15 – 49 tahun) di wilayah Sub-sahara Afrika
adalah 48 per 1.000 populasi, di wilayah Asia-Pasifik adalah 2 per 1.000 populasi,
di wilayah Eropa Tengah, Eropa Barat, dan Amerika Utara adalah 3 per 1.000
populasi, di wilayah Amerika Latin adalah 4 per 1.000 populasi, di wilayah Eropa
Timur dan Asia Tengah adalah 9 per 1.000 populasi, di wilayah Kepulauan
Karibia adalah 11 per 1.000 populasi, dan di wilayah Timur-Tengah dan Afrika
Utara adalah 1 per 1.000 populasi (UNAIDS, 2015).
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (K.P.A.N.)
Tahun 2015, di Indonesia, rate penderita infeksi HIV yang dilaporkan adalah 12
per 100.000 populasi. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok
umur 25 – 49 tahun (70,4%), kelompok umur 20 – 24 tahun (15,9%), dan
kelompok umur >50 tahun (6,5%). Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah
hubungan seks berisiko pada heteroseksual (49,8%), Lelaki Seks Lelaki (21,8%),
dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna jarum suntik (4%).
Universitas Sumatera Utara
3
Pada tahun 2015, Provinsi Sumatera Utara mengalami penambahan kasus
baru dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2014, dengan persentase penambahan
kasus baru HIV 30,7% dan persentase penambahan kasus AIDS 0,6% sehingga
rate kasus baru HIV di Sumatera Utara dari tahun 1992 sampai tahun 2015 secara
kumulatif adalah 40 kasus per 100.000 populasi dan rate kasus AIDS adalah
sebanyak 44 kasus per 100.000 populasi. Jumlah layanan VCT HIV/AIDS di
Sumatera Utara pada tahun 2015 adalah 63 klinik VCT (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, 2015).
Data yang diperoleh dari layanan VCT di Provinsi Sumatera Utara
kebanyakan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ditemukan pada kelompok usia
25 – 49 tahun (79,5%) pada tahun 2015 yaitu usia produktif yang akan
mempengaruhi tingkat ekonomi atau pendapatan. Berdasarkan jenis kelamin,
persentase kasus HIV (+) ditemukan lebih banyak pada laki-laki (62%)
dibandingkan dengan perempuan (38%) dengan perbandingan 1,6 : 1. Persentase
jumlah orang positif saat melakukan tes HIV mengalami fluktuasi, yakni pada
tahun 2011 sebesar 5,3%, pada tahun 2012 sebesar 5%, pada tahun 2013 sebesar
4,6%, pada tahun 2014 sebesar 5,6%, dan pada tahun 2015 sebesar 3% (Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2015).
Menurut data jumlah kasus baru penderita HIV/AIDS berdasarkan
Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 dalam Profil
Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2012, rate kasus baru HIV/AIDS di Kota Binjai
adalah 6 per 100.000 populasi.
Universitas Sumatera Utara
4
Data-data kasus HIV/AIDS yang telah diperoleh merupakan dampak dari
meningkatnya jumlah layanan VCT yang melayani konseling dan pemeriksaan
HIV/AIDS guna untuk mengurangi penularan dan pencegahan HIV/AIDS. (Profil
Kesehatan Sumatera Utara, 2013).
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI No. 129 Tahun 2013
tentang Pelaksanaan Pengendalian HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
dalam bagian memperkuat upaya promosi kesehatan pencegahan menyatakan
bahwa dinas kesehatan kabupaten/kota agar meningkatkan layanan infeksi
menular seksual di puskesmas yang dalam wilayah kerjanya terdapat hotspots
(daerah pelacuran dan atau penggunaan napza), upaya pencegahan HIV melalui
transmisi seksual (PMTS), dengan meningkatkan penemuan kasus/skrining rutin,
pengobatan IMS dan penggunaan kondom yang konsisten pada setiap hubungan
seks berisiko.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Klinik VCT
Puskesmas Rambung Binjai, terdapat sebanyak 215 orang mendapatkan layanan
VCT melakukan tes HIV pada Tahun 2014 dan pada Tahun 2015 terdapat
sebanyak 253 orang mendapatkan layanan VCT melakukan tes HIV.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dalam upaya
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV orang yang
mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas Rambung Binjai Tahun
2016.
Universitas Sumatera Utara
5
1.2 Permasalahan Penelitian
Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV
orang yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas Rambung
Binjai Tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV orang
yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas Rambung Binjai
Tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Mengetahui hubungan antara faktor risiko HIV/AIDS dengan perilaku tes
HIV orang yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas
Rambung Binjai Tahun 2016.
b.
Mengetahui hubungan antara pengetahuan terkait HIV/AIDS dengan perilaku
tes HIV orang yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas
Rambung Binjai Tahun 2016.
c.
Mengetahui hubungan antara sikap terkait HIV/AIDS dengan perilaku tes
HIV orang yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas
Rambung Binjai Tahun 2016.
d.
Mengetahui hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan perilaku
tes HIV orang yang mendapatkan layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas
Rambung Binjai Tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
6
1.4 Manfaat Penelitian
a.
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Rambung Binjai mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV orang yang mendapatkan
layanan VCT di Wilayah Kerja Puskesmas Rambung Binjai Tahun 2016
sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang berperan penting dalam
melakukan skrining HIV/AIDS di Kota Binjai.
b.
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai pentingnya melakukan
tes HIV untuk mencegah terjangkit dan tertular HIV/AIDS.
Universitas Sumatera Utara
Download