Aplikasi Teori Himpunan (Set Theori) untuk Efisiensi Energi Listrik

advertisement
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
ISSN : 1858-3709
Aplikasi Teori Himpunan (Set Theori) untuk Efisiensi Energi Listrik
pada Perancangan Instalasi Penerangan
Application of Set Theory for Efficiency of Electrical Energy in Lighting
Electrical Design
Fibriyanti
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Padang
Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576
ABSTRACT
The high consumption of electrical energy can not be efficient if the the electrical
lamp use is unbalanced with activity in one room. In order to be more efficient between
lighting needs and electrical energy supply, it can be made an automatic electrical lighting
controller. In this research, the research team use microcontroller to be more efficient and
economic. The utilization of this microcontroller will be developed by using hardware and
software. Controller of this ligthing installation is simulated by using set theory which can be
supported by lighting sensor. This set theory which is applied in this lighting installation
design will be actified by lighting sensor (LDR). Futhermore, this device can be more
efficiently in electrical energy consumption (50.2%) and electrical power consumption (122
Watt) with total power is 243 Watt.
Key Word : Electrical Energy, Set Theory.
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab terjadinya
pemborosan energi listrik adalah tidak
seimbangnya pemakian beban penerangan.
Dimana pemakaian lampu tidak seimbang
dengan aktifitas orang dalam ruangan
tersebut. Hal ini tentu akan menyebabkan
pemborosan energi.
Masalah ini timbul pada saat jumlah
orang dalam ruangan berbeda dengan
kapasitas yang seharusnya (lebih sedikit
atau lebih banyak) terutama pada saat
kondisi sepi. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya pemborosan energi listrik.
Untuk
menjaga
kebutuhan
penerangan sesuai dengan kebutuhan
pemakai, maka perlu system pengendalian
penerangan otomatis. Untuk membanguan
system tersebut penulis menggunakan
mikrokontroler agar lebih praktis, efisien
dan ekonomis. Kemampuan mikrokontroler
dapat diberdayakan melalui peningkatan
kemampuan kinerja perangkat keras
(hardware) atau pada perangkat lunak
(software) atau perpaduan keduanya.
Pada
pengontrolan
instalasi
penerangan ini, disimulasikan dengan
menggunakan teori himpunan (set theory).
Ada beberapa alasan yang mendasari
penulis menggunakan teori himpunan ini,
yaitu:
1. Teori himpunan mudah dimengerti.
2. Teori himpunan sangat fleksibel.
Pada penelitian ini penulis membuat suatu
alat yang bekerja secara otomatis untuk
mengontrol pencahayaan pada suatu
ruangan dengan judul “Aplikasi Teori
Himpunan (Set Theori) untuk Efisiensi
Energi Listrik pada Perancangan Instalasi
Penerangan ”.
Tujuan dari penelitian ini adalah
membuat perangkat keras dan perangkat
lunak yang dipadukan untuk menjaga
kebutuhan penerangan sesuai dengan
kebutuhan pemakai dan membuktikan
17
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
bahwa dengan menggunakan algoritma
teori himpunan (set theori), dapat
mengendalikan kebutuhan energi listrik
untuk efisiensi pada pemakaian
Teori Himpunan
Himpunan (set) adalah kumpulan
objek-objek yang berbeda. Objek di dalam
himpunan disebut elemen, unsur, atau
anggota.
Himpunan adalah kumpulan
objek yang didefinisikan secara jelas dalam
sembarang urutan. Himpunan adalah
kumpulan dari objek-objek tertentu yang
tercakup dalam satu kesatuan dengan
keterangan jelas.
Himpunan yang tidak berhingga
disebut himpunan infinit Jika S adalah
suatu himpunan, maka yang disebut dengan
power set adalah semua subset dari
himpunan S. Power set dinotasikan sebagai
P(S).
Jika A dan B adalah himpunan,
maka Cartesian Product dari A dan B yang
dinotasikan dengan A x B merupakan
himpunan dari semua pasangan terurut
elemen
A
dan
B.
Sehingga
AXB={(a,b)|aEA∩BEB}.
Operasi Himpunan
Jika A dan B adalah himpunan
maka union dari A dan B dinotasikan
dengan AUB adalah himpunan yang berisi
semua elemen yang ada pada A, B, maupun
keduanya. Jika A dan B adalah himpunan
maka irisan A dan B dinotasikan dengan
A∩B adalah himpunan yang berisi semua
elemen yang ada pada keduanya.
Dua himpunan dikatakan saling
lepas (disjoint) bila irisannya adalah
himpunan kosong. Jika A dan B adalah
himpunan, maka beda A dan B dinotasikan
dengan A-B adalah himpunan yang berisi
elemen yang ada di A tapi tidak ada di B.
Beda
tersebut
diistilahkan
sebagai
komplemen B terhadap A.
Jika U adalah himpunan universal,
komplemen himpunan A dinotasikan
dengan ~A adalah komplemen dari A
terhadap U. Dengan kata lain berlaku
komplemen himpunan A adalah U-A.
ISSN : 1858-3709
Gabungan dari sekumpulan himpunan
adalah himpunan yang berisi semua elemen
yang merupakan anggota dari sedikitnya
satu himpunan dalam kumpulan tersebut.
Irisan dari sekumpulan himpunan adalah
himpunan yang terdiri dari semua elemen
yang merupakan anggota dari semua
himpunan yang ada dalam kumpulan
tersebut.
Irisan (intersection)
Notasi : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }..(1)
Gabungan (union)
Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.(2)
Komplemen (complement)
Notasi : A = { x | x ∈ U, x ∉ A }………(3)
Selisih (difference)
Notasi : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } =
A ∩ B ………………………………….(4)
Beda Setangkup (Symmetric Difference)
Notasi: A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A –
B) ∪ (B – A)........................................... (5)
Perkalian Kartesian (cartesian product)
Notasi: A × B = {(a, b)a ∈ A dan b ∈ B
}………………………………………....(6)
Efesiensi Pencahayaan
Sekitar 20 % dari seluruh listrik
yang dihasilkan di Amerika Serikat adalah
digunakan untuk penerangan.
Perancangan penerangan buatan
secara
kuantitas
dapat
dilakukan
perhitungan dengan 2 metode yaitu :
Metode Titik Demi Titik
Metode ini hanya berlaku untuk
cahaya langsung, tidak memperhitungkan
cahaya pantulan, dan sumber cahaya
dianggap satu titik.
Gambar 1. Diagram polar intensitas cahaya
lampupijar
18
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
Metode Lumen
Metode lumen adalah menghitung
intensitas penerangan rata-rata pada bidang
kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang
kerja, yang secara umum mempunyai tinggi
antara 75 – 90 cm diatas lantai. Besarnya
intensitas penerangan (E) bergantung dari
jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja
yang dinyatakan dalam lux (lx).
E = F / A.....................................(7)
Keterangan :
E : Intensitas penerangan (lux)
F : Fluks cahaya (luman)
A : Luas bidang kerja (m2)
METODOLOGI
Perancangan Alat
Perancangan alat ini didasarkan
pada teori himpunan yang digunakan. Teori
himpunan
yang
digunakan
adalah
himpunan irisan atau gabungan 2 himpunan
atau ”A ∩ B” dibaca A gabungan B atau
gabungan A dan B.
Secara ilustrasi sebagai berikut :
Irisan himpunan A dan B adalah
suatu
himpunan
yang
anggotanya
merupakan anggota himpunan A dan
sekaligus merupakan anggota himpunan B.
Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk
himpunan maka
A
∩
B
=
{x x ∈ A atau x ∈ B atau x ∈ A dan B}
Berdasarkan teori himpunan yang
digunakan diatas maka dapat digambarkan
rancangan alat sebagai berikut :
A
B
C
D
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
L8
L9
L10
E
F
G
H
A,B,C,D,E,F,G,H
Himpunan
=
ISSN : 1858-3709
L1,L2,L3,L4,L5,L6,L7,L8,L9,L10
= Lampu
Gambar 2. Rancangan sistem penerangan
menggunakan teori himpunan
Pengujian Daya Beban
Tanpa Teori Himpunan
Penerangan
Disini yang menjadi telok ukur
penggunaan lampu adalah banyaknya
energi daya lampu yang digunakan
berdasarkan lampu yang aktif. Dengan
adanya energi listrik yang digunakan akibat
pemakian lampu tentu akan berpengaruh
pada pemakaian energi/daya listrik (Watt).
Dimana semakin banyak pemakaian lampu
yang digunakan, maka semakin besar pula
daya listrik yang dihasilkan. Berikut hasil
pengujian lampu.
Pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan 10 buah lampu sebagai beban
penerangan. Yaitu lampu penerangan yang
digunakan pada miniatur alat.
Adapun gambar pengujian daya beban
penerangan adalah sebagai berikut :
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
L8
L8
L10
A
+3 Volt/
dc
V
Gambar 3. Pengujian daya beban penerangan
Hasil pengujian lampu ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pengujian daya beban
penerangan 1 buah lampu
No.
Jumlah
Lampu
Tegangan
(Volt)
Arus
(A)
1
1 buah
3 Volt
0,18 A
Tabel 2. Hasil pengujian daya beban
penerangan dengan beberapa lampu
Jumlah Lampu
Daya (Watt)
1 buah
n buah
0,54 Watt
N*0,54 Watt
19
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
Perhitungan Daya Beban Penerangan
Perhitungan Secara Teori Himpunan
Pengujian ini perlu dilakukan untuk
membuktikan
bahwa
metode
toeri
himpuanan yang dirancang pada alat dapat
bekerja
dengan
baik.
Berdasarkan
perancangan himpunan lampu penerangan
pada BAB III sebelumnya (gambar 3.2),
pengujian dilakukan berdasarkan himpunan
penerangan yang dibuat dimana :
Himpunan A = {L1,
L2}.
Himpunan B = {L2,
L3}. Himpunan C =
{L3, L4}.
Himpunan D = {L4,
L5}.
Himpunan
L7}.
Himpunan
L8}.
Himpunan
L9}.
Himpunan
L10}.
E = {L6,
ISSN : 1858-3709
E ∩ F
F ∩ G
E ∩ F
∩G
G∩ H
F ∩ G
∩H
E ∩ F ∩
G ∩H
L6 + L7 + L8
L7 + L8 +L9
L6+L7 + L8
+L9
L8 + L9+L10
L7 + L8
+L9+L10
L6+L7 + L8
+L9+L10
1,62 Watt
1,62 Watt
2,16 Watt
1,62 Watt
2,16 Watt
2,70 Watt
Tabel 4. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-pertama
F = {L7,
G = {L8,
Lampu 1
H = {L9,
L1
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
L2
Maka berdasarkan himpunan yang
dibuat maka didapatkan hasil pengujian
lampu yang aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil pengujian alat dengan teori
himpunan
Daya Yang
Lampu
Himpunan
Terpakai
Yang Aktif
(Watt)
A
L1 + L2
1,08 Watt
B
L2 + L3
1,08 Watt
C
L3 + L4
1,08 Watt
D
L4 + L5
1,08 Watt
E
L6 + L7
1,08 Watt
F
L7 + L8
1,08 Watt
G
L8 + L9
1,08 Watt
H
L9 + L10
1,08 Watt
A∩ B
L1 + L2 + l3
1,62 Watt
B∩ C
A∩ B
∩C
C∩ D
B∩ C
∩D
A∩ B∩
C ∩D
L2 + L3 +L4
L1+L2 + L3
+L4
L3 + L4+L5
L2 + L3
+L4+L5
L1+L2 + L3
+L4+L5
1,62 Watt
2,16 Watt
1,62 Watt
2,16 Watt
2,70 Watt
L6
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
5 Jam
L7
6 Jam
L3
7 Jam
L8
6 Jam
L4
8 Jam
L9
4 Jam
L5
4 Jam
L10
2 Jam
Lampu 2
Tabel.5.
Aktifitas
beban
penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-dua
Jam
User
8
9
10
11
12
13
14
15
16
B,C,G,H
A,D,E,F
C,E,G
D,B,H,F
A,E,G,B
H,D
G,A
B
D,E,G,H
Berdasarkan tabel 5 diatas maka
keanggotaan himpunan diatas dapat di
turunkan mejadi:
Tabel 6. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-dua tanpa
sensor cahaya
20
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
L1
Lama
Waktu
Aktif
3 Jam
L2
ISSN : 1858-3709
Tabel 9. Aktifitas beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam
L6
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
6 Jam
L7
5 Jam
L3
5 Jam
L8
7 Jam
Jam
User
L4
6 Jam
L9
7 Jam
8 -9
C,G,H
L5
4 Jam
L10
4 Jam
9 -10
B,D,E
10 -11
A,H,C
11 -12
G,H
12 -13
D,E,F,B
13 -14
C,G
14 -15
A
15- 16
B,H
16 – 17
D,E
Lampu 1
Lampu 2
kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIBhari keempat tanpa sensor cahaya
Tabel 7. Aktifitas beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-tiga tanpa
sensor cahaya
Jam
8 -9
9 -10
10 -11
11 -12
12 -13
13 -14
14 -15
15- 16
16 – 17
User
A,B,H
C,E,F
G
A,D,B,H
F,G,H
D,B
A,C
A,H
F,B
Berdasarkan tabel 9 diatas maka
keanggotaan himpunan diatas dapat di
turunkan mejadi :
Tabel 10. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-empat tanpa
sensor cahaya
Berdasarkan tabel 7 diatas maka
keanggotaan himpunan diatas dapat di
turunkan mejadi :
Tabel 8. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-tiga tanpa
sensor cahaya
L1
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
L6
Lama
Waktu
Aktif
1 Jam
L2
6 Jam
L7
3 Jam
L3
6 Jam
L8
4 Jam
L4
L5
4 Jam
2 Jam
L9
L10
4 Jam
4 Jam
Lampu 1
Lampu 2
L1
Lama
Waktu
Aktif
2 Jam
L6
Lama
Waktu
Aktif
3 Jam
L2
5 Jam
L7
3 Jam
L3
5 Jam
L8
4 Jam
L4
L5
6 Jam
3 Jam
L9
L10
5 Jam
4 Jam
Lampu 1
Lampu 2
Tabel 11. Aktifitas beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIBhari ke-lima tanpa
sensor cahaya
Jam
8 -9
User
A,C,F
9 -10
A,E,G,H
10 -11
C,E,G,H
11 -12
A,B,F
12 -13
B
21
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
13 -14
B
14 -15
B,F
15- 16
A,E
16 – 17
A,E,G
keanggotaan
himpunan
berdasarkan waktu aktif.
Tabel 12. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari lima tanpa
sensor cahaya
L1
L2
(lampu)
Tabel 13. Total pemakian lampu L1 tanpa
sensor cahaya
Berdasarkan tabel 11 diatas maka
keanggotaan himpunan diatas dapat di
turunkan mejadi :
Lama
Waktu
Aktif
5 Jam
ISSN : 1858-3709
Hari Kerja
Waktu aktif L1
Pertama
Ke-dua
Ke-tiga
4 Jam
3 Jam
4 Jam
Ke-empat
Ke-lima
Total waktu aktif
2 Jam
3 Jam
16 Jam
L6
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
8 Jam
L7
7 Jam
Hari Kerja
Waktu aktif L2
L3
6 Jam
L8
6 Jam
Pertama
5 Jam
L4
2 Jam
L9
3 Jam
Ke-dua
6 Jam
L5
0 Jam
L10
2 Jam
Ke-tiga
6 Jam
Ke-empat
5 Jam
Ke-lima
8 Jam
Total waktu aktif
30 Jam
Lampu 1
Lampu 2
Tabel 13. Keanggotaan beban penerangan
menggunakan teori himpunan selama jam kerja
08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari pertama dengan
sensor cahaya
L1
Lama
Waktu
Aktif
4 Jam
L2
L3
L4
L5
Lampu 1
L6
Lama
Waktu
Aktif
1 Jam
5 Jam
7 Jam
7 Jam
L7
L8
L9
5 Jam
6 Jam
4 Jam
4 Jam
10
2 Jam
Lampu 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya Beban Penerangan Menggunakan
Teori Himpunan Tanpa Menggunakan
Sensor Cahaya (LDR)
Berdasarkan perancangan beban
penerangan dengan mengunakan teori
himpunan tanpa sensor cahaya diatas (table
3 s/d table 12) maka dapat ditabelkan
Tabel 14. Total pemakian lampu L2 tanpa
sensor cahaya
Tabel 15. Total pemakian lampu L3 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L3
Pertama
7 Jam
Ke-dua
5 Jam
Ke-tiga
6 Jam
Ke-empat
5 Jam
Ke-lima
6 Jam
Total waktu aktif
29 Jam
Tabel 16. Total pemakian lampu L4 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L4
Pertama
8 Jam
Ke-dua
6 Jam
Ke-tiga
4 Jam
22
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
ISSN : 1858-3709
Ke-empat
6 Jam
Ke-dua
7 Jam
Ke-lima
Total waktu aktif
4 Jam
28 Jam
Ke-tiga
4 Jam
Ke-empat
4 Jam
Ke-lima
Total waktu aktif
6 Jam
27 Jam
Tabel 17. Total pemakian lampu L5 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L5
Pertama
4 Jam
Ke-dua
4 Jam
Ke-tiga
2 Jam
Ke-empat
3 Jam
Ke-lima
0 Jam
Total waktu aktif
13 Jam
Tabel 18. Total pemakian lampu L6 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L6
Pertama
4 Jam
Ke-dua
4 Jam
Ke-tiga
Ke-empat
Ke-lima
1 Jam
3 Jam
4 Jam
Total waktu aktif
16 Jam
Tabel 19. Total pemakian lampu L7 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L7
Pertama
6 Jam
Ke-dua
5 Jam
Ke-tiga
3 Jam
Ke-empat
3 Jam
Ke-lima
7 Jam
Total waktu aktif
24 Jam
Tabel 20. Total pemakian lampu L8 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L8
Pertama
6 Jam
Tabel 21. Total pemakaian lampu L9 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L9
Pertama
4 Jam
Ke-dua
7 Jam
Ke-tiga
4 Jam
Ke-empat
5 Jam
Ke-lima
3 Jam
Total waktu aktif
23 Jam
Tabel 22. Total pemakian lampu L10 tanpa
sensor cahaya
Hari Kerja
Waktu aktif L10
Pertama
2 Jam
Ke-dua
4 Jam
Ke-tiga
4 Jam
Ke-empat
4 Jam
Ke-lima
2 Jam
Total waktu aktif
16 Jam
Berdasarkan pemakaian masingmasing
lampu
ruangan
dengan
menggunakan teori himpunan selama lima
hari kerja didapatkan total pemakaian
lampu selama :
Total lama pemakaian lampu =
L1+L2+L3+L4+L5+L6+L7+L8+L9+L10
= 16
+30+29+28+13+16+24+27+23+16
= 222
Jam
Sehingga total pemakaian daya lampu
selama lima hari kerja adalah
Daya total (teori himpunan) = 0,54
Watt x 222 Jam = 119,88 Watt
23
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
Dari perhitungan diatas maka
didapatkan daya total pemakaian energi
listrik selama 5 hari kerja dengan
menggunakan teori motoda himpunan
adalah sebesar 119,88 Watt.
Analisa Efesiensi Energi Listrik
Berdasarkan Teori Himpunan Tanpa
Menggunakan Sensor Cahaya
Untuk menghitung efesiensi energi
listrik yang dihasilkan maka perlu
dilakukan perhitungan terhadap daya total
yang terpakai berdasarkan lamanya lampu
tersebut aktif. Yaitu sebagai berikut :
Perhitungan daya lampu sebelum
menggunakan teori himpunan
Aktifitas lampu hidup adalah selama
jam kerja yaitu pada jam 08.00 WIB
sampai dengan 17.00 WIBatau
selama 10 jam, maka total daya
lampu pada jam kerja selama 1 hari
adalah :
Dimana :
Jumlah lampu
= 10 buah
Daya 1buah lampu = 0,54 Watt
Total jam aktif masing-masing
lampu = 10 Jam
Maka :
Total jam aktif semua lampu
= 9 jam x 10 buah lampu= 90 Jam
Total daya lampu selama 1 hari
= 90 jam x 0,54 Watt = 48,6 Watt
Total daya lampu selama 5 hari
kerja = 48,6 Watt x 5 hari
= 243 Watt
Jadi
berdasarkan
perhitungan
pemakaian
energi
listrik
sebelum
menggunakan teori himpunan didapatkan
total daya sebesar 243 Watt, sedangkan
dengan menggunakan teori himpunan
didapatkan total daya sebesar 122,0 Watt.
Maka effisiensi (η) energi listrik dapat
diketahui dari perbandingan antara daya
sesudah menggunakan teori himpunan
dengan daya sebelum menggunakan teori
himpunan. Effisiensi (η) energi ini dapat
dicari dengan persamaan:
ISSN : 1858-3709
Effisiensi(η)=
Total daya sesudah te ori himpunan
Total daya sebelum teori himpunan
x100 %
Maka efisiensi energi pemakaian beban
penerangan adalah :
122,0Watt
=
x100%
243,0Watt
= 50,2 %.
Berdasarkan hasil perhitungan daya
beban dan efesiensi penerangan dengan
mengunakan teori himpunan, maka dapat
dibuatkan tabel hasil perhitungannya,
sebagai berikut :
Tabel 23. Hasil perbandingan perhitungan daya
beban dan efesiensi penerangan
Perhitun
gan
Tanpa
Teori
Himp
unan
Daya
Total
Efesiensi
243
Watt
100 %
Dengan
Teori
Himpunan
Tanpa
Sensor
Cahaya
122,0 Watt
50,2 %.
Dengan
Teori
Himpu
nan
Dengan
Sensor
Cahaya
96,6
Watt
39,7 %
Pada tabel hasil perhitungan diatas
dapat disimpulkan bahwa pengunaan teori
himpunan dengan penambahan sensor
cahaya pada sistem perancangan instalasi
penerangan
menghasilkan
pemakaian
energi sebesar 96,6 Watt sehingga efesiensi
energi yang dihasilkan sebesar 35,7 % dari
total daya maksimal pemakaian energi
listrik selama lima hari kerja pada jam
08:00 sampai dengan 17.00 WIB.
Sedangkan tanpa penambahan sensor
cahaya menghasilkan pemakaian energi
sebesar 122,0 Watt dengan efesiensi energi
sebesar 50,2 % dari total daya maksimal
pemakaian energi listrik selama lima hari
kerja. Dimana daya total maksimal
pemakaian
energi
listrik
tanpa
menggunakan teori himpunan adalah
sebesar 243 Watt.
24
POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembuatan dan
pengujian alat efisiensi energi listrik pada
instalasi penerangan maka didapatkan
kesimpulan akhir dari pembuatan alat
tersebut. Yaitu :
1. Penggunaan
sensor
dapat
difungsikan
sebagai
media
pendukung pada sistem perancangan
instalasi penerangan dengan metoda
himpunan.
2. Metode himpunan yang dibuat pada
perancangan instalasi penerangan
mengaktifkan sensor cahaya LDR
mampu menghasilkan efisiensi
energi listrik instalasi penerangan
sebesar
50,2% dengan daya
pemakaian sebesar 122 Watt
terhadapa daya total sebesar 243
Watt.
Sedangan metode himpunan yang
dibuat pada perancangan instalasi
penerangan tanpa mengaktifkan
sensor cahaya LDR mampu
menghasilkan efisiensi energi listrik
instalasi penerangan sebesar 39,7 %
dengan daya pemakaian sebesar
96,6 Watt.
3. Sehingga teori himpunan pada
perancangan instalasi listrik yang
telah dibuat akan menghemat
pemakaian energi listrik sebesar
lebih kurang 50 %
4. Dengan pemakaian beberapa lampu
penerangan akan berpengaruh pada
pemakian energi listrik, semakin
banyak pemakaian lampu yang
digunakan maka semakin besar pula
energi listrik yang digunakan.
5. Pemakaian
lampu
berdasarkan
waktu pemakaian juga akan
berpengaruh pada pemakian energi
listrik, semakin lama pemakaian
lampu yang digunakan maka
semakin besar pula energi listrik
yang digunakan.
ISSN : 1858-3709
DAFTAR PUSTAKA
Atmel International. 2000. AT89S51
“Datasheet and Typical Application
Circuits”. Atmel Corporation..
Electronic device, PEDC Bandung : 1988
Light Dependent Resistor (LDR).
Bandung
Malvino, Albert Paul. 1996. ”PrinsipPrinsip Elektronika”. (Alih Bahasa:
M. Barmawi). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Munir, Rinardi. (2005). Matematika
Diskrit. Edisi ketiga. Informatika,
Bandung.
Nalwan,Andi,Paulus,
2003,
“Teknik
AntarMuka
dan
Pemograman
Mikrokontroler AT89S51”, Jakarta ,
PT Elex Media Komputindo.
Setiawan Ramad, 2006, “Mikrokontroler
MCS-51”, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Siswono, 2008, “Teknik Listrik Industri
Jilid
3”, Penerbit Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sri Kusumadewi, Hari Purnomo. (2005).
Penyelesaian Masalah Optimasi
dengan Teknik-teknik Heuristk.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wasito S (alih bahasa), 1996, “Data Sheet
Book I Data IC, TTL dan CMOS
(Kumpulan data penting komponen
Elektronika)”, Jakarta,
PT. Elex
Media Komputindo.
http://www.atmel.com
http://www.national.com
www.delta-electronic.com
http://blog.arm-electronics.com
25
Download