POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 ISSN : 1858-3709 Aplikasi Teori Himpunan (Set Theori) untuk Efisiensi Energi Listrik pada Perancangan Instalasi Penerangan Application of Set Theory for Efficiency of Electrical Energy in Lighting Electrical Design Fibriyanti Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Padang Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576 ABSTRACT The high consumption of electrical energy can not be efficient if the the electrical lamp use is unbalanced with activity in one room. In order to be more efficient between lighting needs and electrical energy supply, it can be made an automatic electrical lighting controller. In this research, the research team use microcontroller to be more efficient and economic. The utilization of this microcontroller will be developed by using hardware and software. Controller of this ligthing installation is simulated by using set theory which can be supported by lighting sensor. This set theory which is applied in this lighting installation design will be actified by lighting sensor (LDR). Futhermore, this device can be more efficiently in electrical energy consumption (50.2%) and electrical power consumption (122 Watt) with total power is 243 Watt. Key Word : Electrical Energy, Set Theory. PENDAHULUAN Salah satu penyebab terjadinya pemborosan energi listrik adalah tidak seimbangnya pemakian beban penerangan. Dimana pemakaian lampu tidak seimbang dengan aktifitas orang dalam ruangan tersebut. Hal ini tentu akan menyebabkan pemborosan energi. Masalah ini timbul pada saat jumlah orang dalam ruangan berbeda dengan kapasitas yang seharusnya (lebih sedikit atau lebih banyak) terutama pada saat kondisi sepi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemborosan energi listrik. Untuk menjaga kebutuhan penerangan sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka perlu system pengendalian penerangan otomatis. Untuk membanguan system tersebut penulis menggunakan mikrokontroler agar lebih praktis, efisien dan ekonomis. Kemampuan mikrokontroler dapat diberdayakan melalui peningkatan kemampuan kinerja perangkat keras (hardware) atau pada perangkat lunak (software) atau perpaduan keduanya. Pada pengontrolan instalasi penerangan ini, disimulasikan dengan menggunakan teori himpunan (set theory). Ada beberapa alasan yang mendasari penulis menggunakan teori himpunan ini, yaitu: 1. Teori himpunan mudah dimengerti. 2. Teori himpunan sangat fleksibel. Pada penelitian ini penulis membuat suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengontrol pencahayaan pada suatu ruangan dengan judul “Aplikasi Teori Himpunan (Set Theori) untuk Efisiensi Energi Listrik pada Perancangan Instalasi Penerangan ”. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perangkat keras dan perangkat lunak yang dipadukan untuk menjaga kebutuhan penerangan sesuai dengan kebutuhan pemakai dan membuktikan 17 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 bahwa dengan menggunakan algoritma teori himpunan (set theori), dapat mengendalikan kebutuhan energi listrik untuk efisiensi pada pemakaian Teori Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan secara jelas dalam sembarang urutan. Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek tertentu yang tercakup dalam satu kesatuan dengan keterangan jelas. Himpunan yang tidak berhingga disebut himpunan infinit Jika S adalah suatu himpunan, maka yang disebut dengan power set adalah semua subset dari himpunan S. Power set dinotasikan sebagai P(S). Jika A dan B adalah himpunan, maka Cartesian Product dari A dan B yang dinotasikan dengan A x B merupakan himpunan dari semua pasangan terurut elemen A dan B. Sehingga AXB={(a,b)|aEA∩BEB}. Operasi Himpunan Jika A dan B adalah himpunan maka union dari A dan B dinotasikan dengan AUB adalah himpunan yang berisi semua elemen yang ada pada A, B, maupun keduanya. Jika A dan B adalah himpunan maka irisan A dan B dinotasikan dengan A∩B adalah himpunan yang berisi semua elemen yang ada pada keduanya. Dua himpunan dikatakan saling lepas (disjoint) bila irisannya adalah himpunan kosong. Jika A dan B adalah himpunan, maka beda A dan B dinotasikan dengan A-B adalah himpunan yang berisi elemen yang ada di A tapi tidak ada di B. Beda tersebut diistilahkan sebagai komplemen B terhadap A. Jika U adalah himpunan universal, komplemen himpunan A dinotasikan dengan ~A adalah komplemen dari A terhadap U. Dengan kata lain berlaku komplemen himpunan A adalah U-A. ISSN : 1858-3709 Gabungan dari sekumpulan himpunan adalah himpunan yang berisi semua elemen yang merupakan anggota dari sedikitnya satu himpunan dalam kumpulan tersebut. Irisan dari sekumpulan himpunan adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang merupakan anggota dari semua himpunan yang ada dalam kumpulan tersebut. Irisan (intersection) Notasi : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }..(1) Gabungan (union) Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.(2) Komplemen (complement) Notasi : A = { x | x ∈ U, x ∉ A }………(3) Selisih (difference) Notasi : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B ………………………………….(4) Beda Setangkup (Symmetric Difference) Notasi: A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A)........................................... (5) Perkalian Kartesian (cartesian product) Notasi: A × B = {(a, b)a ∈ A dan b ∈ B }………………………………………....(6) Efesiensi Pencahayaan Sekitar 20 % dari seluruh listrik yang dihasilkan di Amerika Serikat adalah digunakan untuk penerangan. Perancangan penerangan buatan secara kuantitas dapat dilakukan perhitungan dengan 2 metode yaitu : Metode Titik Demi Titik Metode ini hanya berlaku untuk cahaya langsung, tidak memperhitungkan cahaya pantulan, dan sumber cahaya dianggap satu titik. Gambar 1. Diagram polar intensitas cahaya lampupijar 18 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 Metode Lumen Metode lumen adalah menghitung intensitas penerangan rata-rata pada bidang kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara umum mempunyai tinggi antara 75 – 90 cm diatas lantai. Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung dari jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux (lx). E = F / A.....................................(7) Keterangan : E : Intensitas penerangan (lux) F : Fluks cahaya (luman) A : Luas bidang kerja (m2) METODOLOGI Perancangan Alat Perancangan alat ini didasarkan pada teori himpunan yang digunakan. Teori himpunan yang digunakan adalah himpunan irisan atau gabungan 2 himpunan atau ”A ∩ B” dibaca A gabungan B atau gabungan A dan B. Secara ilustrasi sebagai berikut : Irisan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A dan sekaligus merupakan anggota himpunan B. Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A ∩ B = {x x ∈ A atau x ∈ B atau x ∈ A dan B} Berdasarkan teori himpunan yang digunakan diatas maka dapat digambarkan rancangan alat sebagai berikut : A B C D L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 E F G H A,B,C,D,E,F,G,H Himpunan = ISSN : 1858-3709 L1,L2,L3,L4,L5,L6,L7,L8,L9,L10 = Lampu Gambar 2. Rancangan sistem penerangan menggunakan teori himpunan Pengujian Daya Beban Tanpa Teori Himpunan Penerangan Disini yang menjadi telok ukur penggunaan lampu adalah banyaknya energi daya lampu yang digunakan berdasarkan lampu yang aktif. Dengan adanya energi listrik yang digunakan akibat pemakian lampu tentu akan berpengaruh pada pemakaian energi/daya listrik (Watt). Dimana semakin banyak pemakaian lampu yang digunakan, maka semakin besar pula daya listrik yang dihasilkan. Berikut hasil pengujian lampu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 10 buah lampu sebagai beban penerangan. Yaitu lampu penerangan yang digunakan pada miniatur alat. Adapun gambar pengujian daya beban penerangan adalah sebagai berikut : L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L8 L10 A +3 Volt/ dc V Gambar 3. Pengujian daya beban penerangan Hasil pengujian lampu ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil pengujian daya beban penerangan 1 buah lampu No. Jumlah Lampu Tegangan (Volt) Arus (A) 1 1 buah 3 Volt 0,18 A Tabel 2. Hasil pengujian daya beban penerangan dengan beberapa lampu Jumlah Lampu Daya (Watt) 1 buah n buah 0,54 Watt N*0,54 Watt 19 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 Perhitungan Daya Beban Penerangan Perhitungan Secara Teori Himpunan Pengujian ini perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa metode toeri himpuanan yang dirancang pada alat dapat bekerja dengan baik. Berdasarkan perancangan himpunan lampu penerangan pada BAB III sebelumnya (gambar 3.2), pengujian dilakukan berdasarkan himpunan penerangan yang dibuat dimana : Himpunan A = {L1, L2}. Himpunan B = {L2, L3}. Himpunan C = {L3, L4}. Himpunan D = {L4, L5}. Himpunan L7}. Himpunan L8}. Himpunan L9}. Himpunan L10}. E = {L6, ISSN : 1858-3709 E ∩ F F ∩ G E ∩ F ∩G G∩ H F ∩ G ∩H E ∩ F ∩ G ∩H L6 + L7 + L8 L7 + L8 +L9 L6+L7 + L8 +L9 L8 + L9+L10 L7 + L8 +L9+L10 L6+L7 + L8 +L9+L10 1,62 Watt 1,62 Watt 2,16 Watt 1,62 Watt 2,16 Watt 2,70 Watt Tabel 4. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-pertama F = {L7, G = {L8, Lampu 1 H = {L9, L1 Lama Waktu Aktif 4 Jam L2 Maka berdasarkan himpunan yang dibuat maka didapatkan hasil pengujian lampu yang aktif adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil pengujian alat dengan teori himpunan Daya Yang Lampu Himpunan Terpakai Yang Aktif (Watt) A L1 + L2 1,08 Watt B L2 + L3 1,08 Watt C L3 + L4 1,08 Watt D L4 + L5 1,08 Watt E L6 + L7 1,08 Watt F L7 + L8 1,08 Watt G L8 + L9 1,08 Watt H L9 + L10 1,08 Watt A∩ B L1 + L2 + l3 1,62 Watt B∩ C A∩ B ∩C C∩ D B∩ C ∩D A∩ B∩ C ∩D L2 + L3 +L4 L1+L2 + L3 +L4 L3 + L4+L5 L2 + L3 +L4+L5 L1+L2 + L3 +L4+L5 1,62 Watt 2,16 Watt 1,62 Watt 2,16 Watt 2,70 Watt L6 Lama Waktu Aktif 4 Jam 5 Jam L7 6 Jam L3 7 Jam L8 6 Jam L4 8 Jam L9 4 Jam L5 4 Jam L10 2 Jam Lampu 2 Tabel.5. Aktifitas beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-dua Jam User 8 9 10 11 12 13 14 15 16 B,C,G,H A,D,E,F C,E,G D,B,H,F A,E,G,B H,D G,A B D,E,G,H Berdasarkan tabel 5 diatas maka keanggotaan himpunan diatas dapat di turunkan mejadi: Tabel 6. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-dua tanpa sensor cahaya 20 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 L1 Lama Waktu Aktif 3 Jam L2 ISSN : 1858-3709 Tabel 9. Aktifitas beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam L6 Lama Waktu Aktif 4 Jam 6 Jam L7 5 Jam L3 5 Jam L8 7 Jam Jam User L4 6 Jam L9 7 Jam 8 -9 C,G,H L5 4 Jam L10 4 Jam 9 -10 B,D,E 10 -11 A,H,C 11 -12 G,H 12 -13 D,E,F,B 13 -14 C,G 14 -15 A 15- 16 B,H 16 – 17 D,E Lampu 1 Lampu 2 kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIBhari keempat tanpa sensor cahaya Tabel 7. Aktifitas beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-tiga tanpa sensor cahaya Jam 8 -9 9 -10 10 -11 11 -12 12 -13 13 -14 14 -15 15- 16 16 – 17 User A,B,H C,E,F G A,D,B,H F,G,H D,B A,C A,H F,B Berdasarkan tabel 9 diatas maka keanggotaan himpunan diatas dapat di turunkan mejadi : Tabel 10. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-empat tanpa sensor cahaya Berdasarkan tabel 7 diatas maka keanggotaan himpunan diatas dapat di turunkan mejadi : Tabel 8. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari ke-tiga tanpa sensor cahaya L1 Lama Waktu Aktif 4 Jam L6 Lama Waktu Aktif 1 Jam L2 6 Jam L7 3 Jam L3 6 Jam L8 4 Jam L4 L5 4 Jam 2 Jam L9 L10 4 Jam 4 Jam Lampu 1 Lampu 2 L1 Lama Waktu Aktif 2 Jam L6 Lama Waktu Aktif 3 Jam L2 5 Jam L7 3 Jam L3 5 Jam L8 4 Jam L4 L5 6 Jam 3 Jam L9 L10 5 Jam 4 Jam Lampu 1 Lampu 2 Tabel 11. Aktifitas beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIBhari ke-lima tanpa sensor cahaya Jam 8 -9 User A,C,F 9 -10 A,E,G,H 10 -11 C,E,G,H 11 -12 A,B,F 12 -13 B 21 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 13 -14 B 14 -15 B,F 15- 16 A,E 16 – 17 A,E,G keanggotaan himpunan berdasarkan waktu aktif. Tabel 12. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari lima tanpa sensor cahaya L1 L2 (lampu) Tabel 13. Total pemakian lampu L1 tanpa sensor cahaya Berdasarkan tabel 11 diatas maka keanggotaan himpunan diatas dapat di turunkan mejadi : Lama Waktu Aktif 5 Jam ISSN : 1858-3709 Hari Kerja Waktu aktif L1 Pertama Ke-dua Ke-tiga 4 Jam 3 Jam 4 Jam Ke-empat Ke-lima Total waktu aktif 2 Jam 3 Jam 16 Jam L6 Lama Waktu Aktif 4 Jam 8 Jam L7 7 Jam Hari Kerja Waktu aktif L2 L3 6 Jam L8 6 Jam Pertama 5 Jam L4 2 Jam L9 3 Jam Ke-dua 6 Jam L5 0 Jam L10 2 Jam Ke-tiga 6 Jam Ke-empat 5 Jam Ke-lima 8 Jam Total waktu aktif 30 Jam Lampu 1 Lampu 2 Tabel 13. Keanggotaan beban penerangan menggunakan teori himpunan selama jam kerja 08.00 WIB s/d 17.00 WIB hari pertama dengan sensor cahaya L1 Lama Waktu Aktif 4 Jam L2 L3 L4 L5 Lampu 1 L6 Lama Waktu Aktif 1 Jam 5 Jam 7 Jam 7 Jam L7 L8 L9 5 Jam 6 Jam 4 Jam 4 Jam 10 2 Jam Lampu 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Beban Penerangan Menggunakan Teori Himpunan Tanpa Menggunakan Sensor Cahaya (LDR) Berdasarkan perancangan beban penerangan dengan mengunakan teori himpunan tanpa sensor cahaya diatas (table 3 s/d table 12) maka dapat ditabelkan Tabel 14. Total pemakian lampu L2 tanpa sensor cahaya Tabel 15. Total pemakian lampu L3 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L3 Pertama 7 Jam Ke-dua 5 Jam Ke-tiga 6 Jam Ke-empat 5 Jam Ke-lima 6 Jam Total waktu aktif 29 Jam Tabel 16. Total pemakian lampu L4 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L4 Pertama 8 Jam Ke-dua 6 Jam Ke-tiga 4 Jam 22 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 ISSN : 1858-3709 Ke-empat 6 Jam Ke-dua 7 Jam Ke-lima Total waktu aktif 4 Jam 28 Jam Ke-tiga 4 Jam Ke-empat 4 Jam Ke-lima Total waktu aktif 6 Jam 27 Jam Tabel 17. Total pemakian lampu L5 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L5 Pertama 4 Jam Ke-dua 4 Jam Ke-tiga 2 Jam Ke-empat 3 Jam Ke-lima 0 Jam Total waktu aktif 13 Jam Tabel 18. Total pemakian lampu L6 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L6 Pertama 4 Jam Ke-dua 4 Jam Ke-tiga Ke-empat Ke-lima 1 Jam 3 Jam 4 Jam Total waktu aktif 16 Jam Tabel 19. Total pemakian lampu L7 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L7 Pertama 6 Jam Ke-dua 5 Jam Ke-tiga 3 Jam Ke-empat 3 Jam Ke-lima 7 Jam Total waktu aktif 24 Jam Tabel 20. Total pemakian lampu L8 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L8 Pertama 6 Jam Tabel 21. Total pemakaian lampu L9 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L9 Pertama 4 Jam Ke-dua 7 Jam Ke-tiga 4 Jam Ke-empat 5 Jam Ke-lima 3 Jam Total waktu aktif 23 Jam Tabel 22. Total pemakian lampu L10 tanpa sensor cahaya Hari Kerja Waktu aktif L10 Pertama 2 Jam Ke-dua 4 Jam Ke-tiga 4 Jam Ke-empat 4 Jam Ke-lima 2 Jam Total waktu aktif 16 Jam Berdasarkan pemakaian masingmasing lampu ruangan dengan menggunakan teori himpunan selama lima hari kerja didapatkan total pemakaian lampu selama : Total lama pemakaian lampu = L1+L2+L3+L4+L5+L6+L7+L8+L9+L10 = 16 +30+29+28+13+16+24+27+23+16 = 222 Jam Sehingga total pemakaian daya lampu selama lima hari kerja adalah Daya total (teori himpunan) = 0,54 Watt x 222 Jam = 119,88 Watt 23 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 Dari perhitungan diatas maka didapatkan daya total pemakaian energi listrik selama 5 hari kerja dengan menggunakan teori motoda himpunan adalah sebesar 119,88 Watt. Analisa Efesiensi Energi Listrik Berdasarkan Teori Himpunan Tanpa Menggunakan Sensor Cahaya Untuk menghitung efesiensi energi listrik yang dihasilkan maka perlu dilakukan perhitungan terhadap daya total yang terpakai berdasarkan lamanya lampu tersebut aktif. Yaitu sebagai berikut : Perhitungan daya lampu sebelum menggunakan teori himpunan Aktifitas lampu hidup adalah selama jam kerja yaitu pada jam 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIBatau selama 10 jam, maka total daya lampu pada jam kerja selama 1 hari adalah : Dimana : Jumlah lampu = 10 buah Daya 1buah lampu = 0,54 Watt Total jam aktif masing-masing lampu = 10 Jam Maka : Total jam aktif semua lampu = 9 jam x 10 buah lampu= 90 Jam Total daya lampu selama 1 hari = 90 jam x 0,54 Watt = 48,6 Watt Total daya lampu selama 5 hari kerja = 48,6 Watt x 5 hari = 243 Watt Jadi berdasarkan perhitungan pemakaian energi listrik sebelum menggunakan teori himpunan didapatkan total daya sebesar 243 Watt, sedangkan dengan menggunakan teori himpunan didapatkan total daya sebesar 122,0 Watt. Maka effisiensi (η) energi listrik dapat diketahui dari perbandingan antara daya sesudah menggunakan teori himpunan dengan daya sebelum menggunakan teori himpunan. Effisiensi (η) energi ini dapat dicari dengan persamaan: ISSN : 1858-3709 Effisiensi(η)= Total daya sesudah te ori himpunan Total daya sebelum teori himpunan x100 % Maka efisiensi energi pemakaian beban penerangan adalah : 122,0Watt = x100% 243,0Watt = 50,2 %. Berdasarkan hasil perhitungan daya beban dan efesiensi penerangan dengan mengunakan teori himpunan, maka dapat dibuatkan tabel hasil perhitungannya, sebagai berikut : Tabel 23. Hasil perbandingan perhitungan daya beban dan efesiensi penerangan Perhitun gan Tanpa Teori Himp unan Daya Total Efesiensi 243 Watt 100 % Dengan Teori Himpunan Tanpa Sensor Cahaya 122,0 Watt 50,2 %. Dengan Teori Himpu nan Dengan Sensor Cahaya 96,6 Watt 39,7 % Pada tabel hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pengunaan teori himpunan dengan penambahan sensor cahaya pada sistem perancangan instalasi penerangan menghasilkan pemakaian energi sebesar 96,6 Watt sehingga efesiensi energi yang dihasilkan sebesar 35,7 % dari total daya maksimal pemakaian energi listrik selama lima hari kerja pada jam 08:00 sampai dengan 17.00 WIB. Sedangkan tanpa penambahan sensor cahaya menghasilkan pemakaian energi sebesar 122,0 Watt dengan efesiensi energi sebesar 50,2 % dari total daya maksimal pemakaian energi listrik selama lima hari kerja. Dimana daya total maksimal pemakaian energi listrik tanpa menggunakan teori himpunan adalah sebesar 243 Watt. 24 POLI REKAYASA Volume 8, Nomor 1, Oktober 2012 SIMPULAN Berdasarkan hasil pembuatan dan pengujian alat efisiensi energi listrik pada instalasi penerangan maka didapatkan kesimpulan akhir dari pembuatan alat tersebut. Yaitu : 1. Penggunaan sensor dapat difungsikan sebagai media pendukung pada sistem perancangan instalasi penerangan dengan metoda himpunan. 2. Metode himpunan yang dibuat pada perancangan instalasi penerangan mengaktifkan sensor cahaya LDR mampu menghasilkan efisiensi energi listrik instalasi penerangan sebesar 50,2% dengan daya pemakaian sebesar 122 Watt terhadapa daya total sebesar 243 Watt. Sedangan metode himpunan yang dibuat pada perancangan instalasi penerangan tanpa mengaktifkan sensor cahaya LDR mampu menghasilkan efisiensi energi listrik instalasi penerangan sebesar 39,7 % dengan daya pemakaian sebesar 96,6 Watt. 3. Sehingga teori himpunan pada perancangan instalasi listrik yang telah dibuat akan menghemat pemakaian energi listrik sebesar lebih kurang 50 % 4. Dengan pemakaian beberapa lampu penerangan akan berpengaruh pada pemakian energi listrik, semakin banyak pemakaian lampu yang digunakan maka semakin besar pula energi listrik yang digunakan. 5. Pemakaian lampu berdasarkan waktu pemakaian juga akan berpengaruh pada pemakian energi listrik, semakin lama pemakaian lampu yang digunakan maka semakin besar pula energi listrik yang digunakan. ISSN : 1858-3709 DAFTAR PUSTAKA Atmel International. 2000. AT89S51 “Datasheet and Typical Application Circuits”. Atmel Corporation.. Electronic device, PEDC Bandung : 1988 Light Dependent Resistor (LDR). Bandung Malvino, Albert Paul. 1996. ”PrinsipPrinsip Elektronika”. (Alih Bahasa: M. Barmawi). Jakarta: Penerbit Erlangga. Munir, Rinardi. (2005). Matematika Diskrit. Edisi ketiga. Informatika, Bandung. Nalwan,Andi,Paulus, 2003, “Teknik AntarMuka dan Pemograman Mikrokontroler AT89S51”, Jakarta , PT Elex Media Komputindo. Setiawan Ramad, 2006, “Mikrokontroler MCS-51”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Siswono, 2008, “Teknik Listrik Industri Jilid 3”, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo. (2005). Penyelesaian Masalah Optimasi dengan Teknik-teknik Heuristk. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wasito S (alih bahasa), 1996, “Data Sheet Book I Data IC, TTL dan CMOS (Kumpulan data penting komponen Elektronika)”, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo. http://www.atmel.com http://www.national.com www.delta-electronic.com http://blog.arm-electronics.com 25