1. Nilai Sesaat, Nilai Maksimum dan Nilai Efektif Pada Bab 3 telah diajarkan tentang mengukur tegangan DC dengan menggunakan voltmeter DC. Langka yang oenting untuk mengukur tegangan DC yaitu, kita harus menghubungkan titik yang tegangannya lebih tinggi ke kutub positif (+ atau merah) voltmeter DC dan titik yang tegangannya lebih rendah ke kutub negative ( - atau hitam) voltmeter DC. Jika hubungan dengan polaritas terbalik, jarung penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol. Sekarang cobalah mengukur tegangan AC menggunakan voltmeter DC. Bagaimana hasil pengukurannya? Baik voltmeter atau amperemeter DC untuk tegangan DC konstan yang tidak bergantung pada waktu seperti tegangan batu baterai, tegangan yang diukur voltmeter DC sama dengan tegangan keluar batu materai. Misalnya tegangan keluar batu baterai 1,5 volt, maka tegangan rata-rata hasil pengukuran voltmeter DC akan sama dengan 1.5 volt,bagaimana jika tegangan DC tidak konstan, tetapi tidak berbalik polaritas? Misalkan tegangan sesaat dinyatakan dengan v(t) sehingga nilai rata-rata sesuai defenisi kalkulus sebagai berikut: ( ) ∫ T = priode fungsi tegangan sesaat Perhatikan grafik dibawa ini: v v + O (1-1) t O + - t (1b (1a) ) tegangan antara kutub sebuah baterai terhadap waktu ditunjukan pada gambar 1.a sedangkan tegangan antara dua loang pada stop kontak listri di dinding rumah-rumah ditunjukkan pada gambar 1b. pada gambara 1a tampak bahwa baterai memberikan suatu tegangan yang tetap seperti tegangan keluarnya. Jika materai menyuplai rangkaian yang hanya mengandung resistor, arus yang mengalir melalui rangakaian tetap tidak bergantuang tehadap waktu. Jika baterai menyuplai rangkaian RC atau RL, untuk selang waktu tertentu arusnya dapat berubah terhadap waktu, tetapi selalu akan mendekati nilai yang tetap untuk jangakau waktu lama setelah membuka atau menutup sakalar. Seperti yang anda pelajarai bahwa arus listrik yang hanya mengalir satu arah disebut arus searah (direct curren disingkat DC). Pada gambar 1b, tampak bahwa stop kontak di dinding rumah memberikan tegangan yang berubah terhadap waktu secara sinusoidal dengan periode waktu tertentu. Tampak juga bahwa tegangan sinusoidal ini dapat berbalik polaritas dari positif ke negatif atau sebaliknya setelah jangkauan waktu tertentu secara periodik. Tegangan yang polaritasnya bergantian positif dan negatif setiap jangkauan waktu tertentu disebut tegangan bolak-balik (tegangan AC) arus yang dihasilkan sumber tegangan ini pun arahnya senantiasa bergantian perhatikan gambar berikut ini: i i Gambar 1c; yakni setiap setengan siklus, polaritas tegangan erganti positif dan negatif sehingga menghasilkan arus yang senantiasa berbalik arah secara priodik i i (2c) Setengan siklus ketika bagian atas polaritaspositif, arus listrik dalam rangkaian mengalir searah jarum jam (ditunjukkan oleh garis utuh) yang disebut sebagai arus maju. Setengan siklus berikutnya, bagian arus berpolaritas negative sehingga arus listrik berbalik arah, yaitu mengalir berlawanan arah jarum jam (mundur). Seterusnya berung kembali secara periodic. Arus maju dan mundur yang terjadi secara periodic ini disebut arus bolak balik di singkat AC. Arus AC selalu berubah arah secara periodic sehingga untuk memasang amperemeter AC atau voltmeter AC anda tidak perlu memperhatikan polaritas titi mana pada rangkaian yang tegangannya leih positif, s eperti ketika anda menhubungkan meter DC pada rangkaian. Kurva yang kita peroleh ketika menggambarkan tegangan yang digambarkan stop kontak di dinding rumah kita adalah tegangan AC berbentuk sinusoidal ) perhatikan gambar 1b) tegangan ini pun akan menghasilkan arus AC yang juga berbentuk sinusoidal (gambar 3a). Im sebagai kuat arus maksimum atau kuat arus puncak, i sebagai kuat arus sesaat dan T periode kurva dalam satu siklus. Kurva merupakan fungsi periodic sehingga untuk memudahkan kita, maka senut saja kurva sinusoidal ini seagai gelombang sinusoidal. Alat ukur DC mengukur kat arus atau tegangan rata-rata yang secara matematis dirumuskan oleh persamaan (1a). Polaritas kuat arus a tau tegangan DC sesaat hanya dapat positif saja atau negative saja (tidak dapat berbalik dari positif ke negates, atau sebaliknya), sehingga nilai rata-ratanya tidak mungkin nol. Apakah nilai dan tegangan dan arus AC juga dapat ditampilkan oleh nilai rata-rata seperti pada nilai tegangan dan arus DC? Perhatikan gambar 7.3a dalam sau siklus gelomang, setengah siklus (0 ≤ θ ≤ π ) kurva berada di sumbu θ, yakni bagian positif (daerah yang diasir) adapun setengah siklus kemudian (π ≤ θ ≤ 2π ) kurva berada di bawa simbu θ, yakni bagian negative(daerah yang diarsir). Tampak bahwa luas bagian positif sama dengan bagian negative sehingga nilai rata-rata arus AC dalam satu siklus adalah nol. Oleh karena itu, arus AC tidak layak jika dinyatakan dengan nilai ratarata seperti pada DC. Bagaimana kita nyatakan kuat arus atau tegangan AC? Metode terbaik adalah mengukurnya seperti untuk arus DC. Seperti anda ketahui daya yang dibuang dalam bentuk panas(daya disipasi) pada peralatan listrik dengan hambatan R adalah p = i2R. (1-1) untuk arus DC, nilai i adalah arus rata-rata, seperi anda telah ketahui bahwa nila arus rata-rata untuk arus AC adalah nol sehingga daya disipasinya akan nol. Hal ini tentu saja salah. Bagainman jika arus searah AC, i = Im2 sin θ, ini kita kuadratkan, kemudian kita gambar kurvanya. Kita peroleh fungsi i2 = Im sin2 θ. Kurva i2 selalu di atas sumbu θ sehigga jelas harga rata-ratanya tidak nol seperti harga rata-rata i. supaya kita dapat mengukur AC s eperti arus DC maka pakar listrik mengusulkan untuk menggunakan harga rata-rata i2 ini dan menarik akarnya, yang disebut arus rms (singkatan dari roo mean square) yang berarti kara dari kuadrat rata-rata atau Arus efektif ditilis (Im atau Ief) Ief = √( ) (1-2) Dengan demikian daya disipasi pada arus AC sekarang dapat dirumuskan seperti pada arus DC dengan mengganti arus rata-rata i pada DC dengan arus efektif, Ief pada AC sebagai berikut p = Ief 2R. (1-3) arus efektif pada AC berperan sepertiarus rata-rata pada DC. Misalkan seperti kita mengatakan nilai efektif arus AC adalah 4 A, ini berarti bahwa arus AC akan mendisipasidaya dalam bentuk panas yang sama seperti arus DC ketika keduanya melalui hambatan R yang sama. Dengan menggunakan definisi nilai rata-rata fungsi pada kalkulus, kita d engan mudah dapat menghitung nilai efektif dari arus AC sinusoidal/ i = Im2 sin θ dimana i2 = Im sin2 θ Ief = √( ) ) = √( Perhatikan kurva pada gambar 3b. setiap selang π membentuk kurva berulang. Hal ini berarti periode dari fungsi i2 = Im sin2 θ adalah θ = π. Sehingga menjadi Ief = √ ∫ ( ) Selanjutnya berdiskusilah dengan kelompokmu dan hitunglah integral di ruas kanan sampai tuntas seingga diperoleh arus efektif Ief = √ Berikut ini kita akan menurunkan nilai efektif arus DC dengan menyamakan daya dan p = Ief 2R. dengan ( ) disipasi yang diperoleh dari p = ( ) R. arus sinudoidal dapat kit abaca dari grafik terhadap θ pada gambar 7.3b. jika kita tarik garis mendatar patah-patah dengan i2 = untuk kita dapatkan bahwa luas bagian di atas garis patah-patah sama dengan luas bagian di bawah garis patah-patah. Dengan demikian nilai rata-rata i2 sama dengan . p=( ) p= R I2ef R = I2ef = R R √ I2ef = Nilai efektif arus Nilai efektif tegangan Vef = √ √ = 0,7071 Im = 0.707 Vm (1-4) (1-5)