PERAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI DALAM KASUS TUMBUH KEMBANG OLEH : Dr. dr. SYARIEF HL, SpKFR PENDAHULUAN • Rehabilitasi adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik, psikis, edukasional, sosial, avokasional, vokasional, semaksimal mungkin, sesuai potensi yang dimiliki, impairmen dan lingkungannya. Rehabilitasi pada anakanak lebih merupakan suatu proses habilitasi, yaitu suatu proses perkembangan keterampilan yang dilakukan oleh anak. Upaya pelayanan medik komprehensinf Upaya promotif • • • Upaya preventif Upaya kuratif Mencegah terjadi Impairment, disability & handicap. Meminimalkan kecacatan. Meningkatkan kemampuan fungsional seoptimal mungkin dengan memanfaatkan kemampuan yang masih ada. Upaya rehabilitatif Upaya kedokteran fisik & rehabilitasi 2. Disabilitas : Ketidakmampuan pada tingkat diri sendiri untuk melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari. Jenis disabilitas : disabilitas perilaku, komunikasi, perawatan diri, lokomotor, disposisi tubuh. 3. Handikap : Hambatan dalam integrasi sosial / partisipasi. Jenis handikap : orientasi, independesi fisik, mobilitas, okupasi, integrasi sosial, kemandirian ekonomi. Klasifikasi Rehabilitasi Medik: 1. Impairment : Gangguan struktur atau fungsi organ/system. Jenis impairment : otak (daya pikir, psikologik lain, bahasa), telinga, mata, viseral, skeletal, kelainan bentuk organ, rasa raba, umum dll. Struktur organisasi Rehabilitasi Medik (DEPKES) Dokter Spesialis Kedoktean Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) Fisioterapi Okupasi Terapi Terapi Wicara Ortotik Prostetik KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK Definisi Klinik Tumbuh Kembang Anak (KTK) KTK adalah suatu klinik yang bertujuan untuk membantu orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi bawaannya. Tumbuh kembang mencakup 2 aspek yang berbeda yaitu : pertumbuhan yang berarti bertambah besarnya organ/alat tubuh perkembangan yang berarti menunjukkan perubahan lain seperti bentuk atau fungsi pematangan organ perindividu. Upaya Habilitasi/Rehabilitasi pada Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Rosen) Habilitasi : Proses dimana tenaga profesional ditugaskan untuk membantu individu yang mengalami disability menggunakan kapasitasnya secara maksimal, sehingga belajar untuk berfungsi lebih efektif Rehabilitasi : Proses rehabilitasi individu yang mengalami handicap ke arah perbaikan fisik, mental, sosial, vokasional dan ekonomik yang lebih sempurna sesuai kemampuan Habilitasi Penyakit Kongential - Palsi Serebral - Afasia -Keterlambatan Perkembangan Rehabilitasi Penyakit Didapat - Cedera Kepala - Cedera Medula Spinalis Pendekatan yang umum dilakukan - Evaluasi secara komprehensif - Identifikasi area spesifik yang mengalami gangguan - Perkembangan umur anak dan hasil yang diharapkan - Implementasi yang tepat dari rencana terapi - Rencana berikutnya Jenis Pelayanan 1. KLINIK BAYI DAN ANAK SEHAT - Monitoring tumbuh kembang melalui grafik berat badan, panjang badan, lingkar kepala - Penilaian perkembangan berkala 2. TERAPI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG - Terapi Okupasi - Terapi Wicara - Fisioterapi - Terapi Integrasi Sensori, Snoezelen - Terapi prilaku - Psikoterapi : Konseling Psikologi Anak / orang tua (bila perlu) 3. KONSULTASI DOKTER SPESIALIS LAIN - Spesialis Anak / Neurologi Anak - Gizi Anak - Kesehatan Jiwa Anak - THT - Mata Kasus-Kasus Gangguan Tumbuh Kembang Anak & Prinsip Penerapan Program Habilitasi/Rehabilitasi : 1.Anak dengan Retardasi Mental. 2.Anak dengan Gangguan Perilaku/Emosional 3.Anak dengan Disabilitas fisik, dll. 1. Anak dengan Retardasi Mental. Karakteristik : • Kemampuan belajar • Fokus dalam melaksanakan tugas • Konsep diri • Pemecahan masalah • Perkembangan rata-rata ½ - ¾ dari anak normal seusianya • Terdapat problem perilaku • Atensi memendek • Sering frustasi Intervensi Psikologi : Tes IQ & Level pendidikan / sekolah . 2. Anak dengan Gangguan Perilaku/emosional A. ASD : - Gangguan Autistik, PPD NOS, ADHD Karakteristik : Pola perilaku : - Keterbatasan fungsi sosial & menarik diri. - Ketidakmampuan berkomunikasi dengan orang lain. - Keinginan kuat terhadap hal yang sama dalam lingkungan (itu-itu saja) - Kecenderungan terlibat dalam kegiatan rutin yang berulang dan “streotipik” - Terlalu pasif atau sangat sensitif Intervensi : - Terapi perilaku / Behavior therapy. - Terapi okupasi : aktifitas perawatan diri, prescholar skills, fine motor function, Integrasi Sensori & Diet Sensori, Snoezelen. - Terapi wicara : Ekpresif, Reseptif. - Pola asuh : sistem reward dan punishment. - Massage. B. ADHD • Karakteristik • Intervensi • • • : Atensi, Impulsif & Hiperaktif : - Terapi Perilaku, - Terapi Okupasi : Aktifitas perawatan diri, kemampuan pra sekolah, fine motorik halus, Integrasi Sensori & diet sensori & snoezelen. Edukasi pada orang tua Intervensi pendidikan massage 3. Anak dengan Disabilitas Fisik : A. Palsi Serebral. * Kumpulan gejala/sindrom neuromuskular * Akibat kerusakan otak imatur * Bersifat non progresif * Dapat disertai / tidak MR, gangguan penglihatan, pendengaran atau kelainan nervus kranialis lainnya. Intervensi : Fisioterapi : Bobath, Stimulasi postural, Stimulasi Motor kasar. Okupasi terapi : Gerakan tangan, Keterampilan tangan. Terapi wicara : Reseptif, Ekspresif. Manajemen feeding, drooling, gangguan menelan, Ortosis : AFO (prognosis berjalan) Pendekatan psikososial, edukasi orang tua dan keluarga B. Down Syndrome : Karakteristik : - Bayi tampak lemah / floopy. - Tidak banyak menangis. - Bentuk muka khas. - Mata sipit dan miring ke atas, dll. Intervensi : * Fisioterapi : Stimulasi proporiosepsi, taktil, weight transfering, sequences of movement, keseimbangan, bermain. * Okupasi terapi dengan SI : latihan keterampilan tangan, melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, stimulasi kognisi dengan terapi bermain. * Terapi Wicara : Stimulasi bicara dan bahasa, refleks, menelan dan oral motor, manajemen feeding. • Ortosis : Orthopedic Shoes ? • Konsultasi psikolog untuk evaluasi dan analisa IQ serta sosialisasi. • Edukasi : Orang tua GOAL DALAM MELAKUKAN TERAPI / INTERVENSI 1. Meningkatkan komponen Kemampuan/keterampilan setelah ditemukan komponen keterampilan yang mengalami keterlambatan, terganggu atau hilang, maka komponen inilah yang menjadi fokus intervensi misalnya mengenggam, meraih serta manipulasi. 2. Meningkatkan aktifitas fungsional Diperlukan pendekatan global untuk meningkatkan keterampilan. Strategi : terhadap kemampuan AKS, bermain dan aktifitas sekolah. Memodifikasi aktifitas tersebut sehingga anak lebih berfungsi dan mandiri. 3. Modifikasi lingkungan Menganjurkan atau mengatur dilakukan perubahan dalam lingkungan sekitar anak agar dapat melakukan fungsi secara optimal, didiskusikan dengan anggota tim lainnya serta keluarga. Misal : modifikasi permainan, struktur bangunan/rumah/lingkungan sekitar dan peralatan rumah tangga. 4. Mencegah terjadinya disabilitas dan handicap Misal : terlambat mobilitas, terlambat kemampuan sensor motor dan sebagainya, diberi program dengan perangkat sebagai persepsi aktifitas sehingga disabilitas tidak terjadi. misal : juga menyediakan lingkungan yang aman mulai dari merangkak hingga berjalan 5. Meningkatkan aktualisasi diri, agar anak dapat menghadapi dan mengontrol lingkungan, inisiatif dan berinteraksi secara mandiri 6. Membangkitkan interaksi positif dan hubungan antar orang-orang disekitar agar anak mampu melakukan fungsinya dalam lingkungan melalui program edukasi pada orang tua, pengasuh dan keluarga lainnya mengenai disabilitas anak. 7. Merekomendasikan cara mengasuh dan merawat anak sehingga terbentuk interaksi yang positif. misalnya : cara kontak mata yang benar, posisi anak saat bermain, penggunaan katakata yang tepat dalam berbicara meningkatkan keterampilan dalam makan dan berkomunikasi dengan bantuan alat bila diperlukan. INTERVENSI 1. Perkembangan kontrol postural. Dilakukan dengan dua fasilitasi yaitu : neuro development treatment dari Bobath dengan tiga prinsip dasar : inhibisi postur reflek abnormal, fasilitasi, potensi postur normal dan pola pergerakan serta meningkatkan tonus postur refleks dan hubungan timbal balik. diperlukan integrasi dari informasi visual, vestibular dan somatosensoris Mempelajari keterampilan motorik yang baru. 2. Perkembangan keterampilan. komponen yang berpengaruh adalah keterampilan visual, fungsi somatosensoris, sensori integrasi, persepsi visual dan kognitif. 3. Psikososial dan emosional. 4. Kemampuan makan dan oral motor. 5. Cara perawatan diri dan adaptasi untuk kehidupan mandiri. 6. Bermain sebagai terapi : untuk meningkatkan kemampuan spesifik seperti fine motor, gross motor, kognitif dan psikososial. Serta memfasilitasi kegiatan untuk bermain 7. Keterampilan menulis. 8. Mobilisasi ( mengembangkan kemampuan fungsi motor yang optimal). 9. Sensori integrasi : perkembangan anak dipengaruhi proses pertumbuhan sensori terutama melalui rangsangan festibular, taktil dan proprioseptip yang merupakan fungsi utama dari CNS. PENATALAKSANAAN 1. 2. Medical team (menangani seluruh permasalahan medis) Okupasi terapi dan fisioterapi bekerja dengan mempunyai goal yang sama tapi berbeda metode pendekatannya. Misalnya goal untuk stabilisasi tulang belakang : fisioterapi melakukan dengan latihan duduk dan jalan bila perlu dengan modalitas, sedangkan okupasi terapi melatih keterampilan / kekuatan tangan agar aktifitas AKS dapat dilakukan. bila ada masalah seluruh team melakukan diskusi agar goal yang dituju dapat dilaksanakan/dirubah sesuai dengan kemampuan anak. dibutuhkan anggota tim lain setelah anak dewasa dan berbaur dimasyarakat. FASILITAS RUANGAN : - RUANG TIM DOKTER / RUANG PSIKOTERAPI - RUANG TERAPI WICARA - RUANG TERAPI OKUPASI - RUANG SENSORI INTEGRASI - RUANG FISIOTERAPI - RUANG SNOEZELEN ALAT : - ALAT ASSESMEN - ALAT TERAPI MASING-MASING RUANGAN - BERA STRUKTUR KERJA KTK MANAJEMEN RS TIM PENGAMAT (KERJA TIM) dr. Sp. Anak dr. SpKFR PAKAR LAIN TERKAIT - SYARAF ANAK - KESEHATAN JIWA ANAK - PSIKOLOGI - ENDOKRINOLOGI - THT - MATA - GENETIKA Para Terapis TERAPIS OKUPASI INTEGRASI SENSORI , SNOEZELEN PRILAKU TERAPIS WICARA FISIOTERAPIS ORTOTIK PROSTETIK ALUR KERJA PASIEN KTK Follow Up Skrining Periodik Pasien Intern Dokter Ri/Ra Normal Pasien KTK Tim dokter KTK -Dokter Anak -Dokter Rehab Medik Pasien Rujukan OT/SI Diagnosa & Terapi TW PT Abnormal Dokter Spesialis lain - Psikiatri -THT - Mata - Psikologi - Neurologi - dll Terapis KERJASAMA ANTAR ANGGOTA TIM Suatu tim yang menangani kasus-kasus tumbuh kembang terdiri dari beberapa bidang profesi yaitu : Dokter spesialis rehabilitasi medik dengan anggota timnya terdiri dari : fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik, perawat, psikolog. Dokter spesialis lainnya. Seperti : spesialis anak, psikiatri, THT, bedah ortophedi, kebidanan, guru, sosial worker, pengasuh dan lain-lain. Seluruh anggota tim tetap berkomunikasi dengan masing masing bidang merencanakan agar saling mengisi. Metode kolaborasi berupa team work untuk mencapai metode terbaik. KESIMPULAN Keberhasilan program Tumbuh Kembang ditunjang oleh pemilihan, pendekatan, metode, teknik dan media yang akan digunakan serta didasarkan pada pemeriksaan yang mendetail, diagnosa yang tepat, dan dilakukan secara profesional, melalui penatalaksanaan program pelayanan kesehatan multidisiplin dan holistik.