PERSEROAN TERBATAS

advertisement
PERSEROAN TERBATAS
UU No. 40 Tahun 2007
LN.2007-106
TLN. 4756
Sistematika pembahasan

Pengertian

Prosedur Pendirian

Modal & Saham

Rencana Kerja, Laporan Tahunan & Penggunaan Laba

RUPS

Direksi & Dewan Komisaris

Merger, Konsolidasi, Akuisisi

Pemeriksaan Perseroan

Pembubaran, Likuidasi, dan berakhirnya PT sebagai badan
hukum
Pengertian PT

Perseroan Terbatas (PT) adalah:





Badan hukum
Persekutuan Modal
Didirikan berdasarkan perjanjian
Modal seluruhnya terbagi dalam saham
Memenuhi syarat UU & peraturan
pelaksanaannya
Prosedur Pendirian




Perjanjian pendirian PT dituangkan ke dalam
Akta Notaris berbahasa Indonesia
Pendiri wajib mengambil bagian saham
Akta Pendirian memuat AD
Permohonan pengesahan dalam jangka
waktu 60 hr setelah tanggal akta (online
system)  diikuti dengan kelengkapan
dokumen fisik dalam jangka waktu 30 hari)
Prosedur Pendirian



Pengesahan Menteri  memperoleh
status Badan Hukum [7:4]
Data Perseroan  Daftar Perseroan
[29:3]
Pengumuman oleh Menteri [30:1]
Beberapa hal penting terkait
dengan proses pendirian


Syarat materiil  muatan AD [15]
Perbuatan hukum proses pendirian



Sebelum pengesahan  menjadi perikatan PT jika RUPS
Pertama secara tegas menerima & mengambil alih, atau
semua pendiri menyetujui secara tertulis jika tidak?
Menjadi tanggung jawab pribadi pelaku [13]
Perbuatan hukum sebelum pengesahan hanya dapat
dilakukan oleh Direksi bersama-sama pendiri & Komisaris 
tanggung jawab secara tanggung renteng [14]
Perubahan AD oleh RUPS [19]  pengesahan Menteri [21:1]
atau cukup pemberitahuan [21:3]
Modal & Saham







Modal Dasar minimal 50 juta rp [32:1]
Ditempatkan & disetor 25% [33:1]
Penyetoran non uang?  dinilai oleh appraisal independen
[34:2]
Penambahan modal dasar  persetujuan Menteri, sedangkan
utk modal ditempatkan  cukup pemberitahuan [42:2]
Pengurangan modal  Direksi wajib memberitahu para kreditur
melalui pengumuman di koran [44:2]
Pengurangan modal  persetujuan Menteri [46:1]
Pengurangan modal ditempatkan  penarikan/pembelian
kembali atau pengurangan nilai nominal [47:1]
Modal & Saham






Saham dikeluarkan atas nama pemiliknya [48:1]
Nilai saham dalam mata uang rupiah [49:1]
Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan
[49:2], kecuali dalam konteks Pasar Modal 
dimungkinkan [49:3]
Persyaratan kepemilikan diatur di dalam AD
Direksi mencatat saham dalam Daftar Pemegang
Saham [50:1]
Saham Direksi & Komisaris serta keluarganya dicatat
dalam daftar khusus [50:2]
Modal & Saham




AD memuat cara pemindahan hak atas
saham [55]
Pemindahan hak atas saham dilakukan
dengan Akta pemindahan hak [56:1]
Pemindahan hak atas saham dicatat di
dalam Daftar Pemegang Saham [56:3]
Preemptive right ada pada pemegang
saham lain [57:1]
Perlindungan pemegang
saham minoritas

Hak untuk dibeli sahamnya dengan
harga yang wajar [62]

Harus memenuhi syarat:



Dirugikan karena perubahan AD [62:1]
Tidak menyetujui pengalihan atau penjaminan
> 50% asset PT  tapi kalah dalam RUPS
[62:1.b]
Tidak menyetujui MKA, tapi kalah [62: 1.c]
Rencana Kerja, Laporan Tahunan & Penggunaan Laba
Direksi berkewajiban menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT), yang
juga memuat Anggaran Tahunan untuk tahun berikutnya (63-65)
Direksi wajib menyusun Laporan Tahunan sebagai bentuk
pertanggung jawaban Direksi dalam mengurus PT:  Laporan Kinerja,
dan Neraca Laba/Rugi (66-69)
Laporan harus diaudit oleh Akuntan Publik bila PT memenuhi kriteria
Ps. 68 ayat (1)
Direksi & Komisaris bertanggung jawab secara pribadi jika Laporan
Tahunan tidak benar / menyesatkan (69:3)
Rencana Kerja, Laporan Tahunan & Penggunaan Laba





PT wajib menyisihkan dana cadangan dari laba bersih yang
diperoleh  s/d minimal 20% dari modal ditempatkan
Tujuannya untuk menutup kerugian tahun berikut
Penggunaan laba bersih ditentukan oleh RUPS  dibagi dalam
bentuk dividen, jika saldo laba “positif”.
Dimungkinkan pembagian laba interim (sebelum tahun buku
berakhir) dengan kewajiban mengembalikannya kepada kas PT
jika ternyata PT rugi dalam tahun buku ybs
Dividen interim dimungkinkan jika tidak mengganggu cash flow
perusahaan dalam hubungannya dengan kewajiban thd pihak
ketiga
Corporate Social Responsibility


PT dengan bidang usaha terkait dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
CSR harus dianggarkan (dengan demikian
masuk dalam RKT) dalam Anggaran
perusahaan sebagai salah satu bentuk biaya
R.U.P.S.






RUPS memiliki kewenangan yg tidak diserahkan kepada Direksi
& Komisaris
Dimungkinkan RUPS via teleconference  asalkan semua
peserta dapat saling mendengar, melihat secara langsung dan
berpartisipasi dalam rapat
RUPS = RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa
RUPS Tahunan wajib diselenggarakan dalam kurun waktu 6
bulan pasca tutup tahun buku.
RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan setiap saat
berdasarkan adanya kebutuhan untuk kepentingan PT
Penyelenggara RUPS adalah Direksi, kecuali dalam hal-hal yg
ditentukan oleh UU
R.U.P.S.

Setiap saham memiliki satu hak suara, kecuali ditentukan lain
dalam AD (84:1)

Saham-saham tertentu tidak memiliki hak suara (84:2)

RUPS sah jika memenuhi quorum yang ditentukan oleh AD dan
UUPT

Putusan RUPS diambil berdasarkan prinsip musyawarah utk
mufakat

Jika musyawarah tidak mencapai mufakat, putusan RUPS
diambil berdasarkan voting

RUPS dituangkan dalam Risalah Rapat

Pemegang saham dapat mengambil keputusan diluar rapat
dengan syarat semua pemegang saham menyetujui secara
tertulis usulan yang diajukan untuk diputuskan
1. Direksi adalah organ PT yang berwenang dan bertanggung jawab
atas pengurusan PT (1.5)
2. Wewenang mengurus  (1) to manage the business (92:1 &
97:1) (2) to administrate the assets (100:1), (3) acting
(representation/agent) on behalf the PT (98:1)
3. Landasan kewenangan: (1) UU PT, (2) AD, (3) Per-UU-an terkait
4. Pelaksanaan kewenangan dan batasannya: Intra vires vs. Ultra
vires  fiduciary duty (92:2), UUPT, AD, Good Faith (97:2)
5. Intra Vires, lawful, skillful (duty of skill), proper (duty of care) 
tidak bertanggung jawab secara pribadi
6. Ultra vires, unlawful, negligent  bertanggung jawab secara
pribadi (97:3)
1. Anggota Direksi dianggkat oleh RUPS (94:1)
2. Jangka waktu tertentu, tapi dapat diangkat kembali (94:3)
3. Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian diatur di dalam
AD (94:4)
4. Dalam hal RUPS tidak menentukan “saat” pengangkatan,
penggantian atau pemberhentian, maka penutupan RUPS
merupakan “saat” tersebut (94:6)
5. Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian wajib
diberitahukan kepada Menteri dalam jangka waktu 30 hari sejak
saat pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian untuk
dicatat dalam Daftar Perseroan
6. Pengangkatan Direksi yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 93
adalah batal demi hukum sejak saat diketahui adanya persyaratan
yang tidak terpenuhi (95:1)
1. Direksi dapat memberikan kuasa Direksi kepada pihak lain (103)
2. Direksi harus mendapatkan persetujuan PT bila hendak
mengajukan permohonan pailit atas PT ybs (104)
3. Direksi dapat diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris
(106:1)
4. Dalam jangka waktu 30 hari harus ada RUPS untuk menguatkan
atau mencabut pemberhentian oleh Komisaris tsb (106:4,5,6)
5. Dalam AD diatur mengenai pengurus sementara jika seluruh
anggota Direksi berhalangan atau diberhentikan sementara
(107)
1. Komisaris adalah organ PT yang bertugas mengawasi Direksi (1.6)
2. Komisaris adalah suatu badan kolegial, anggotanya tidak dapat
bertindak sendiri-sendiri (108:4)
3. Dewan Komisaris wajib ada dengan minimal 2 anggota untuk PT
yang memenuhi kualifikasi tertentu (108:5)
4. Syarat menjadi Komisaris?  (110:1)
5. Komisaris diangkat oleh RUPS (111:1)
6. Kewenangan supervisory dengan landasan iktikad baik (good faith)
dan kehati-hatian (duty of care, prudent) (114:2)
1. Setiap anggota Dewan Komisaris dapat dipertanggungjawabkan
secara pribadi apabila ia salah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
(114:3), kecuali jika anggota Komisaris tsb dapat membuktikan bahwa
dirinya tidak salah / lalai (114:5)
2. Pertanggungjawaban tersebut dilakukan secara tanggung
menanggung bila anggota Dewan Komisaris lebih dari 1 orang (114:4)
3. Dalam AD dapat ditetapkan kewenangan Komisaris utk memberikan
persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan
hukum tertentu (117:1)
4. Pemegang saham minimal 10% dapat melakukan derivative action
untuk menggugat Komisaris yang dianggap salah atau lalai (114:6).
Tuntutan yang sama juga dapat dilakukan terhadap Direksi (97:6)
1. Pemeriksaan dapat dilakukan bila ada dugaan perbuatan melawan
hukum yang merugikan perseroan, pemegang saham, atau pihak
ketiga (138:1)
2. Pemeriksaan dilakukan oleh PN setempat melalui permohonan yang
disertai alasan-alasannya (138:2)
3. Permohonan dapat diajukan oleh: (a) minimal 10% pemegang
saham, (b) pihak lain berdasarkan UU, AD PT atau perjanjian, (c)
kejaksaan utkkepentingan umum (138:3)
4. Prosedur pemeriksaan dilakukan berdasarkan Pasal 139
Download