Living Planet Report 2014

advertisement
LAPORAN INI
DISUSUN ATAS
KERJASAMA
DENGAN:
LAPORAN
IN T
2014
Living Planet
Report 2014
Ringkasan
KEANEKARAGAMAN HAYATI MENURUN TAJAM, SEMENTARA
DAN TERUS MENINGKAT. POPULASI SPESIES DI SELURUH DUNIA
MEMBUTUHKAN 1,5 KALI PLANET BUMI DARI YANG ADA
ALAM. ARTINYA, KITA SEKARANG MENGHABISKAN SUMBER
UNTUK MENOPANG KEBUTUHAN GENERASI MENDATANG.
TINGGINYA JEJAK PER KAPITA AKAN MELIPATGANDAKAN
NEGARA-NEGARA DENGAN TINGKAT PEMBANGUNAN MANUSIA
LEBIH TINGGI. TANTANGAN BAGI NEGARA-NEGARA TERSEBUT
MANUSIA MEREKA SEKALIGUS MENJAGA JEJAKNYA AGAR TETAP
SECARA GLOBAL. KITA MUNGKIN SUDAH MELEWATI
MENYEBABKAN PERUBAHAN LINGKUNGAN DENGAN CARA YANG
KESEJAHTERAAN MANUSIA TERGANTUNG PADA SUMBER DAYA
JASA EKOSISTEM SEPERTI PENYERBUKAN, DAUR ULANG HARA,
YANG PALING MISKIN TETAP MENJADI YANG PALING RENTAN,
BERKAITAN MEMPENGARUHI KITA SEMUA. PERSPEKTIF ‘SATU
UNTUK BUMI INI SEBAGAI PLANET KEHIDUPAN – DENGAN CARA
ALAM, MEMPRODUKSI DENGAN CARA YANG LEBIH BAIK,
KEUANGAN, DAN TATA KELOLA SUMBER DAYA YANG LEBIH
SELAMA INI DAN MENCARI JALUR ALTERNATIF
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 2
KEBUTUHAN KITA TERHADAP ALAM TIDAK BERKELANJUTAN
TELAH MENURUN 52% SEJAK TAHUN 1970. SAAT INI, KITA
SEKARANG UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN KITA TERHADAP
DAYA ALAM KITA, SEHINGGA NANTINYA AKAN LEBIH SULIT
EFEK GANDA DARI MENINGKATNYA POPULASI MANUSIA DAN
TEKANAN YANG KITA BERIKAN PADA SUMBER DAYA KITA.
YANG TINGGI CENDERUNG MEMILIKI JEJAK EKOLOGIS YANG JUGA
ADALAH BAGAIMANA CARANYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
RENDAH UNTUK MENCAPAI TINGKAT YANG BERKELANJUTAN
“PLANETARY BOUNDARIES” PLANET BUMI YANG DAPAT
TAK TERDUGA ATAU TIDAK DAPAT DIPULIHKAN KEMBALI.
ALAM SEPERTI AIR, TANAH YANG SUBUR, IKAN, DAN KAYU; DAN
DAN PENGENDALIAN EROSI. MESKIPUN MASYARAKAT DUNIA
MASALAH KETAHANAN PANGAN, AIR, DAN ENERGI YANG SALING
PLANET’ (ONE PLANET) DARI WWF MEMBERIKAN SOLUSI
BERFOKUS PADA PERLINDUNGAN TERHADAP SUMBER DAYA
MENGKONSUMSI DENGAN LEBIH BIJAK, MENGALIHKAN ARUS
BERKEADILAN. MEMANG TIDAK MUDAH MENGUBAH ARAH KITA LAIN. NAMUN HAL INI DAPAT DILAKUKAN.
Summary page 3
KATA PENGANTAR
Edisi terbaru Living Planet Report ini bukan untuk mereka yang
berjantung lemah. Satu hal utama yang menarik perhatian adalah
Living Planet Index (LPI), yang mengukur lebih dari 10.000
perwakilan populasi mamalia, burung, reptil, dan ikan, telah
menurun sebanyak 52% sejak 1970. Dengan kata lain, dalam
kurun waktu kurang dari dua generasi manusia, ukuran populasi
spesies vertebrata telah menurun hingga setengahnya. Ini adalah
bentuk-bentuk kehidupan yang merupakan dasar ekosistem yang
menopang kehidupan di Bumi – dan barometer dari apa yang sedang
kita lakukan terhadap planet kita, rumah kita satu-satunya. Kita
mengabaikan penurunan jumlah mereka atas risiko kita sendiri.
Kita menggunakan karunia alam ini seolah-olah kita
memiliki lebih dari satu Bumi untuk digunakan semena-mena.
Dengan mengambil lebih dari ekosistem dan proses alam daripada
yang dapat dipulihkan lagi, kita membahayakan masa depan
kita sendiri. Konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan
berjalan berdampingan. Keduanya tidak hanya tentang menjaga
keanekaragaman hayati dan alam liar, namun juga tentang menjaga
masa depan umat manusia – kesejahteraan, ekonomi, ketahanan
pangan, dan stabilitas sosial – keberlangsungan hidup kita sendiri.
Di dunia dengan begitu banyak orang yang hidup dalam
kemiskinan, mungkin melindungi alam dapat terlihat seolah-olah
menjadi sebuah kemewahan. Namun justru sebaliknya. Bagi banyak
orang yang paling miskin di dunia ini, hal ini merupakan untuk
keberlangsungan hidup. Meskipun demikian, yang paling penting
adalah kita ada di sini bersama-sama. Kita semua butuh makanan
bergizi, air tawar, dan udara bersih – di bagian dunia mana pun kita
hidup.
Keadaan saat ini terlihat sangat mengkhawatirkan hingga
kelihatannya sulit untuk merasa positif tentang masa depan. Memang
sulit, namun bukan berarti tidak mungkin – karena di dalam diri kita
sendiri, yang telah menyebabkan masalah ini, kita dapat menemukan
solusinya. Sekarang, kita harus bekerja untuk memastikan generasi
mendatang dapat meraih kesempatan yang sejauh ini telah gagal kita
gunakan, untuk menutup bagian yang merusak dalam sejarah kita,
dan membangun masa depan di mana orang-orang dapat hidup dan
sejahtera selaras dengan alam.
Kita semua saling terhubung; dan secara bersama-sama kita
mempunyai potensi untuk menemukan dan mengadopsi solusi yang
akan menyelamatkan masa depan satu-satunya planet kita ini.
Marco Lambertini
Direktur Jenderal
WWF Internasional
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 4
© WWF-Canon / Matthew Lee
Kita semua menghadapi ini bersama-sama.
KITA HARUS MEREBUT
KESEMPATAN UNTUK
MENUTUP BAB YANG
MERUSAK DALAM
BUKU SEJARAH KITA
INI DAN MEMBANGUN
MASA DEPAN DI MANA
MANUSIA DAPAT
HIDUP DAN SEJAHTERA
SELARAS DENGAN ALAM
SPESIES DAN RUANG,
MANUSIA DAN TEMPAT
Masyarakat dan perekonomian kita bergantung
pada planet yang sehat
Gambar 1: Ekosistem
menopang masyarakat
yang menciptakan
ekonomi.
Living Planet
Report 2014
Buku ini merupakan
ringkasan Living
Planet Report®
WWF edisi kesepuluh
(publikasi dua
tahunan yang
mendokumentasikan
keadaan planet
ini)mengenai
perubahan keadaan
keanekaragaman
hayati, ekosistem,
dan tuntutan manusia
terhadap sumber daya
alam, serta apa artinya
bagi umat manusia.
Pembangunan berkelanjutan telah menjadi sangat menonjol dalam
agenda internasional selama lebih dari seperempat abad. Banyak
orang berbicara dengan sungguh-sungguh mengenai dimensi
lingkungan, sosial, dan ekonomi pembangunan. Namun kita terus
membangun komponen ekonomi dengan pengorbanan yang cukup
besar dari komponen lingkungan. Kita berpotensi melemahkan
keuntungan sosial dan ekonomi karena tidak mampu menghargai
ketergantungan kita yang mendasar terhadap sistem lingkungan.
Keberlangsungan sosial dan ekonomi hanya mungkin dicapai dengan
keberadaan planet yang sehat.
Adalah ekosistem yang menopang masyarakat yang
menciptakan ekonomi, akan tetapi tidak sebaliknya. Namun
walaupun manusia adalah produk dari alam, kita telah menjadi
kekuatan dominan yang membentuk sistem ekologi dan biofisik.
Dengan demikian, kita tidak hanya membahayakan kesehatan,
kemakmuran, dan kesejahteraan kita, akan tetapi juga masa depan
kita sendiri. Living Planet Report® 2014 menunjukkan dampakdampak dari tekanan yang kita berikan terhadap planet bumi ini.
Laporan ini mendalami dampak-dampak yang dirasakan masyarakat
dan menggarisbawahi pentingnya pilihan yang kita buat serta
langkah-langkah yang kita ambil untuk memastikan agar planet
kehidupan ini dapat terus menopang kita semua; sekarang, dan untuk
generasi mendatang.
Unduh laporan
lengkapnya di wwf.
panda.org/lpr
Summary page 5
Hanya tersisa sekitar 880 Gorila pegunungan yang ada di alam liar,
sekitar 200an di antaranya berada di Taman Nasional Virunga di
Republik Demokratik Kongo. Walaupun statusnya tetap terancam
punah, gorila-gorila ini merupakan satu-satunya jenis kera besar
yang jumlahnya meningkat berkat upaya konservasi secara intensif
Gorila pegunungan adalah salah satu dari 218 spesies mamalia
yang ditemukan di Virunga, bersama dengan 706 spesies burung,
109 spesies reptil, 78 spesies amfibi, dan lebih dari 2.000 spesies
tumbuhan. Namun, konsesi pengusahaan minyak telah dialokasikan
di 85% luas taman nasional ini sehingga masa depan jangka panjang
dari taman nasional tersebut dalam keraguan. Pengeboran minyak
dapat menyebabkan kerusakan habitat dan juga dapat menyebabkan
kawasan tersebut kehilangan status perlindungannya dari daftar
Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) sehingga menyebabkan
satwa liar di sana semakin rentan.
Secara global, hilangnya habitat dan degradasi, perburuan dan
perubahan iklim merupakan ancaman utama bagi keanekaragaman
hayati dunia. Hal ini semua telah berkontribusi pada penurunan
Living Planet Index® sebesar 52% sejak tahun 1970. Dengan kata
lain, jumlah mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan berbagi
kehidupan dengan kita di planet bumi ini telah menurun hingga
setengahnya.
© naturepl.com / Andy Rouse / WWF-Canon
SEBUAH PLANET KEHIDUPAN
(LIVING PLANET)~
LIVING PLANET INDEX
Jumlah populasi vertebrata telah menurun hingga
setengahnya selama 40 tahun terakhir
Keadaan keanekaragaman hayati dunia tampaknya menemui
titik nadirnya. Living Planet Index (LPI) yang mengukur
kecenderungan ribuan populasi spesies vertebrata menunjukkan
penurunan sebesar 52% antara tahun 1970 dan 2010 (Gambar 2).
Dengan kata lain jumlah mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan
di seluruh dunia kini rata-rata hanya setengah dari jumlahnya pada
40 tahun lalu. Ini merupakan penurunan yang jauh lebih besar
daripada yang dilaporkan sebelumnya, di mana ini merupakan
hasil dari metodologi baru yang bertujuan untuk lebih mewakili
keanekaragaman hayati di seluruh dunia.
Keanekaragaman hayati menurun, baik di daerah beriklim
sedang maupun tropis. Akan tetapi penurunannya lebih besar
di daerah tropis. Sebanyak 6.569 populasi dari 1.606 spesies
di daerah beriklim sedang mempunyai LPI dengan penurunan
sebesar 36% dari tahun 1970 hingga 2010. Sementara LPI untuk
daerah tropis menunjukkan penurunan sebesar 56% pada 3.811
populasi 1.638 spesies untuk jangka waktu yang sama. Amerika
Latin menunjukkan penurunan yang paling memprihatinkan, yaitu
sebesar 83%. Hilangnya habitat dan degradasi serta eksploitasi
melalui perburuan dan penangkapan ikan merupakan penyebab
utama penurunan tersebut. Perubahan iklim merupakan ancaman
utama berikutnya yang paling umum di mana kemungkinan akan
memberikan tekanan lebih besar lagi terhadap populasi di masa
mendatang.
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 8
Gambar 2: Living Planet
Index
LPI global menunjukkan
penurunan 52% antara
tahun 1970 dan 2010. Hal
ini menunjukkan bahwa
rata-rata populasi spesies
vertebrata hanya sekitar
setengah dari jumlahnya
40 tahun lalu. Penurunan
ini berdasarkan pada
kecenderungan 10.380
populasi dari 3.038
spesies mamalia, burung,
reptil, amfibi, dan ikan.
Garis hitam menunjukkan
nilai indeks, dan bagian
berwarna gelap mewakili
selang kepercayaan 95%
di sekitar kecenderungan
(WWF, ZSL, 2014).
Key
Living Planet Index
di seluruh dunia
(Global)
Selang kepercayaan
-39%
Terestrial LPI
SPESIES TERESTRIAL
MENURUN 39% DARI
TAHUN 1970 HINGGA
2010
-76%
LPI UNTUK SPESIES AIR
TAWAR MENUNJUKKAN
PENURUNAN RATA-RATA
SEBESAR 76%
-39%
SPESIES LAUT MENURUN
SEBESAR 39% ANTARA
TAHUN 1970 DAN 2010.
Spesies terestrial telah mengalami penurunan sebesar 39% dari
tahun 1970 hingga 2010 dengan kecenderungan yang menunjukkan
tidak adanya tanda-tanda perlambatan. Hilangnya habitat karena
penggunaan lahan untuk kepentingan manusia (khususnya untuk
pertanian, pembangunan perkotaan, dan produksi energi) terus
menjadi ancaman utama yang semakin diperparah oleh adanya
perburuan.
Air Tawar LPI
LPI untuk spesies air tawar menunjukkan penurunan rata-rata
sebesar 76%. Ancaman utama terhadap spesies air tawar adalah
hilangnya dan terfragmentasinya habitat, polusi, dan spesies invasif.
Perubahan ketinggian air dan konektivitas sistem air tawar
(contohnya melalui irigasi dan bendungan untuk pembangkit listrik
tenaga air) mempunyai dampak besar terhadap habitat air tawar.
Laut LPI
Spesies laut menurun sebesar 39% dari tahun 1970 hingga 2010.
Periode dari tahun 1970 hingga pertengahan 1980an menunjukkan
penurunan yang paling tajam, kemudian setelahnya mengalami
sedikit masa stabil sebelum akhirnya menurun kembali baru-baru
ini. Penurunan yang paling tajam terlihat di daerah tropis dan
Lautan di belahan selatan dengan spesies yang menurun di
antaranya penyu laut, berbagai spesies hiu, dan sejumlah besar
burung laut migran seperti Albatross pengembara.
Summary page 9
JEJAK EKOLOGIS
Kita menggunakan lebih dari yang dapat
disediakan oleh Bumi kita
Selama lebih dari 40 tahun, tuntutan manusia terhadap alam telah
melampaui ambang yang dapat dipulihkan kembali oleh planet
kita. Kita membutuhkan kapasitas regeneratif 1,5 kali Bumi untuk
menyediakan jasa ekologis yang saat ini kita gunakan. Keadaan yang
melampaui batas ini terjadi karena kita dapat menebang pohon
lebih cepat daripada waktu tumbuhnya, memanen lebih banyak
ikan daripada yang dapat dipulihkan kembali oleh lautan, atau
membuang lebih banyak karbon ke atmosfer daripada yang dapat
diserap oleh hutan dan lautan. Konsekuensinya adalah, persediaan
sumber daya menjadi berkurang dan limbah menjadi terakumulasi
lebih cepat daripada yang dapat diserap atau didaur ulang,
contohnya meningkatnya konsentrasi karbon di atmosfer.
Jejak Ekologis merupakan gabungan dari barang dan jasa
ekologis yang dibutuhkan manusia, yang bersaing untuk ruang.
Termasuk di dalamnya area yang produktif secara biologis (atau
biokapasitas) yang dibutuhkan untuk tanaman pangan, ladang
penggembalaan, wilayah pembangunan, lahan perikanan, dan hasil
hutan. Termasuk juga area hutan yang dibutuhkan untuk menyerap
emisi karbondioksida tambahan yang tidak dapat diserap oleh
lautan. Biokapasitas dan Jejak Ekologis dinyatakan dalam satuan
umum yang disebut global hektar (gha).
Karbon dari pembakaran bahan bakar fosil telah menjadi
komponen dominan Jejak Ekologis manusia selama lebih dari
setengah abad dan masih tetap dalam kecenderungan yang
meningkat. Pada tahun 1961, karbon hanya sebesar 36% dari
keseluruhan Jejak kita, akan tetapi pada tahun 2010 menjadi
sebesar 53%.
1 global
hektar (gha)
menggambarkan
satu hektar yang
produktif secara
biologis dengan
produktivitas
rata-rata dunia
Gambar 3: Komponenkomponen Jejak
Ekologis: komponen
karbon membentuk lebih
dari setengah dari total
Jejak Ekologis yang ada
di seluruh dunia (Global
Footprint Network, 2014).
Key
Carbon
Fishing grounds
Cropland
Built-up land
Forest products
Grazing products
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 10
Kemajuan teknologi, input pertanian, dan irigasi telah
meningkatkan rata-rata hasil panen per hektar area produktif,
terutama pada lahan pertanian, sehingga meningkatkan
biokapasitas total planet ini dari 9,9 menjadi 12 miliar global hektar
(gha) dari tahun 1961 hingga 2010. Akan tetapi selama kurun waktu
yang sama, populasi manusia di seluruh dunia juga meningkat
dari 3,1 miliar menjadi hampir 7 miliar sehingga menyebabkan
menurunnya ketersediaan biokapasitas per kapita dari 3,2 menjadi
1.7 gha. Sementara itu Jejak Ekologis meningkat dari 2.5 menjadi
2.7 gha per kapita. Dengan demikian, walaupun biokapasitas
meningkat secara global, namun sekarang lebih sedikit yang dapat
dimanfaatkan. Dengan perkiraan populasi manusia yang akan
mencapai 9,6 miliar pada tahun 2050 dan 11 miliar pada tahun
2100, jumlah biokapasitas yang tersedia untuk masing-masing
manusia akan menyusut lebih jauh lagi, dan tantangannya akan
semakin semakin besar untuk mempertahankan peningkatan
biokapasitas di tengah degradasi tanah, kelangkaan air tawar, dan
meningkatnya biaya energi
Gambar 4:
Pertumbuhan Jejak
global:
Jejak Ekologis yang
mengukur luasan yang
dibutuhkan untuk
menyediakan jasa
ekologis (meningkat
lebih cepat daripada
biokapasitas global)
menggunakan lahan yang
sebenarnya tersedia untuk
menyediakan jasa-jasa
tersebut. Peningkatan
produktivitas Bumi belum
cukup untuk mengimbangi
kebutuhan populasi global
manusia yang terus
tumbuh (Global Footprint
Network, 2014).
Pada tahun 2010, Jejak Ekologis global
adalah sebesar 18,1 miliar gha atau 2,6
gha per kapita. Sementara biokapasitas
total Bumi pada saat itu adalah sebesar
12 miliar gha atau 1.7 gha per kapita
Key
Biocapacity
Ecological Footprint
Population
Summary page 11
JEJAK EKOLOGIS
BERBAGAI NEGARA
Gambar 5: Jejak
Ekologis per kapita di
berbagai Negara tahun
2010.
Perbandingan ini
mencakup seluruh Negara
dengan populasi lebih
dari 1 juta yang data
lengkapnya tersedia
(Global Footprint Network,
2014).
Keterangan
Jejak Pembangunan
Jejak Perikanan
Jejak Hasil Hutan
Jejak Penggembalaan
Jejak Pertanian
Jejak Karbon
Biokapasitas rata-rata dunia
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 12
Besaran dan komposisi Jejak Ekologis per kapita suatu negara
ditentukan oleh barang dan jasa yang digunakan oleh rata-rata
penduduknya serta efisiensi sumber daya, termasuk bahan bakar
fosil, yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa tersebut.
Tidak mengherankan, dari sebagian besar 25 negara di atas
yang mempunyai Jejak Ekologis per kapita paling besar adalah
negara-negara berpenghasilan tinggi di mana hampir semuanya
mempunyai komponen Jejak yang paling besar berupa karbon.
Kontribusi terhadap keterlampauan ekologis secara global
bervariasi di berbagai negara. Sebagai contoh, jika seluruh
penduduk planet bumi ini mempunyai Jejak yang sama dengan
rata-rata penduduk Qatar, kita akan membutuhkan 4,8 planet. Jika
kita hidup dengan gaya hidup umumnya penduduk AS kita akan
membutuhkan 3,9 planet. Sementara bila mengikuti gaya hidup
penduduk Slovakia atau Korea Selatan, akan dibutuhkan 2 atau
2,5 planet. Jika mengikuti penduduk Afrika Selatan atau Argentina
akan dibutuhkan 1,4 atau 1,5 planet.
Pada tingkat nasional, seperempat di
antara negara-negara yang dipantau di atas
memiliki porsi Jejak karbon yang lebih dari
setengah Jejak Ekologisnya
World average biocapacity per person was 1.7 gha in 2010.
Summary page 13
KEBUTUHAN LOKAL,
TEKANAN GLOBAL~
Di pasar mingguan Vitshumbi, masyarakat membeli sayuran
segar dan ikan segar yang ditangkap di Danau Edward. Danau
ini berada di pusat kegiatan eksplorasi minyak yang dilakukan
oleh Soco International PLC, suatu perusahaan yang berbasis
di Inggris. Perusahaan tersebut telah menyetujui penghentian
operasi di Taman Nasional Virunga awal tahun ini menyusul
kampanye internasional yang dilakukan oleh WWF.
Beberapa negara mempunyai biokapasitas dan sumber daya
alam yang lebih kaya daripada Kongo. Namun penduduk negara
ini mempunyai Jejak Ekologis paling rendah di planet bumi
ini serta berada di posisi terendah pada Indeks Pembangunan
Manusia PBB yang disesuaikan untuk ketidaksetaraan
(inequality adjuster) .
Penambangan minyak di Virunga untuk mendukung gaya hidup
yang tidak berkelanjutan di negara-negara berpenghasilan tinggi
mungkin memberikan keuntungan jangka pendek bagi beberapa
pihak. Akan tetapi hal tersebut diperkirakan tidak akan
memberikan dampak pembangunan yang nyata: Di Delta Niger,
indikator kemiskinan dan ketidaksetaraan telah memburuk
sejak ditemukannya minyak. Dalam jangka panjang, satusatunya cara penduduk Kongo dapat memenuhi kebutuhannya
dan meningkatkan prospek mereka adalah melalui pengelolaan
berkelanjutan dan pemanfaatan secara bijak kekayaan alam
negaranya.
© Brent Stirton / Reportage for Getty Images / WWF-Canon
PERMINTAAN YANG TIDAK
SEIMBANG,
DAN KONSEKUENSI TIDAK
SEIMBANG
Negara-negara berpenghasilan rendah mempunyai
Jejak yang paling kecil, akan tetapi menderita
kehilangan ekosistem yang paling besar
Sebagian besar negara berpenghasilan tinggi mempertahankan
Jejak per kapita yang lebih tinggi daripada jumlah biokapasitas
yang tersedia bagi setiap orang di planet bumi ini selama lebih
dari setengah abad, di mana sebagian besar negara-negara ini
bergantung pada biokapasitas negara lain untuk mendukung
gaya hidup mereka. Penduduk di negara-negara berpenghasilan
menengah dan rendah sendiri menunjukkan sedikit kenaikan Jejak
per kapita, yang relatif kecil, selama periode waktu yang sama.
Gambar 6: Jejak
Ekologis per kapita
(gha) di negara-negara
berpenghasilan tinggi,
menengah, dan rendah
(Klasifikasi dan data
Bank Dunia) antara
tahun 1961 dan 2010.
Garis hijau menunjukkan
rata-rata biokapasitas per
kapita (Global Footprint
Network, 2014).
Keterangan
High income
Middle income
Low income
World biocapacity
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 16
Jika memperbandingkan Kecenderungan LPI di negaranegara dengan tingkat rata-rata pendapatan yang berbeda,
maka akan terlihat perbedaan yang mencolok. Negara-negara
berpenghasilan tinggi menunjukkan peningkatan keanekaragaman
hayati (10%), sedangkan negara berpenghasilan menengah
menunjukkan penurunan (18%), dan negara-negara berpenghasilan
rendah menunjukkan penurunan yang memprihatinkan dan
mencolok (58%). Namun kecenderungan ini juga menutupi
kehilangan keanekaragaman hayati dalam skala besar sebelum
tahun 1970 di Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Ini juga
mungkin mencerminkan cara negara-negara berpenghasilan tinggi
mengimpor sumber daya, sehingga dengan efektifnya mengalihkan
kehilangan keanekaragaman hayati dan dampaknya ke negaranegara berpendapatan rendah
Kecenderungan pada negara-negara
berpenghasilan rendah terus
menunjukkan bencana baik bagi
keanekaragaman hayati maupun
manusia
Gambar 8: LPI dan
kelompok pendapatan
Negara (Klasifikasi Bank
Dunia), 1970-2010 (ZSL,
WWF,2014).
Keterangan
High income
Middle income
Low income
Summary page 17
JALAN MENUJU PEMBANGUAN
BERKELANJUTAN
Sejauh ini belum ada negara yang sudah mencapai
tingkat pembangunan manusia yang tinggi dengan
Jejak yang berkelanjutan secara global, meskipun
ada beberapa di antaranya sudah bergerak ke arah
yang benar
Negara yang hendak mencapai pembangunan berkelanjutan secara
global harus mempunyai Jejak Ekologis per kapita yang lebih kecil
daripada Biokapasitas yang tersedia di planet bumi ini, dan di satu
sisi harus tetap mempertahankan standar kehidupan yang layak.
Jejak Ekologis per kapita yang lebih kecil ini diartikan bahwa
Jejak per kapitanya adalah lebih rendah dari 1,7 gha yaitu jumlah
maksimum yang dapat yang dapat ditiru dan diterapkan di seluruh
dunia tanpa mengakibatkan keterlampauan global. Sementara,
standar kehidupan yang layak dapat diartikan sebagai skor Indeks
Pembangunan Manusia yang disesuaikan terhadap ketidaksetaraan
(IHDI) PBB sebesar minimal 0,71. Hingga saat ini, belum ada
negara yang memenuhi kedua kriteria tersebut
Gambar 8: Hubungan
Jejak Ekologis dengan
Indeks Pembangunan
Manusia yang
disesuaikan terhadap
ketidaksetaraan
(selama tahun
terakhir).
Titik-titik yang mewakili
masing-masing negara
diwarnai sesuai
wilayah geografisnya
dan diberi skala relatif
terhadap populasinya.
Belum ada negara
yang berada di dalam
kuadran pembangunan
berkelanjutan global di
bagian pojok kanan bawah.
Keterangan
Africa
Middle East/
Central Asia
Asia -Pacific
South America
Central America/
Caribbean
North America
EU
Other Europe
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 18
Gambar 9: Jejak
Ekologis dalam
hubungannya dengan
HDI.
Kecenderungan waktu
(1980-2010) ditunjukkan
untuk beberapa negara.
Garis titik-titik menandai
ambang batas HDI untuk
pembangunan manusia
rendah, menengah, tinggi,
dan sangat tinggi (Global
Footprint Network, 2014).
CATATAN: Karena IHDI
belum diperkenalkan
hingga tahun 2010, dalam
grafik ini HDI tidak
disesuaikan terhadap
ketidaksetaraan.
Akan tetapi ada beberapa negara yang bergerak ke arah yang
benar. Kemajuannya bervariasi antara satu negara dengan negara
lainnya. Gambar 9 menunjukkan bahwa ada beberapa negara yang
telah meningkatkan pembangunan manusianya secara signifikan
dengan peningkatan Jejak yang relatif rendah. Sementara itu
negara-negara lainnya telah mengurangi Jejaknya sambil tetap
mempertahankan tingkat pembangunan yang tinggi.
Meningkatnya pembangunan manusia di
negara-negara berpenghasilan tinggi
dicapai dengan Jejak Ekologis yang besar.
Pemutusan dan PEMUTARBALIKAN hubungan
tersebut merupakan kunci terhadap
tantangan global ini.
Summary page 19
BATAS-BATAS PLANET BUMI
Mendefinisikan ruang yang aman untuk kehidupan
di Bumi
Informasi pelengkap beserta indikatornya memperdalam
dan memperluas pemahaman kita tentang planet kehidupan
kita dengan cara mengambil langkah mundur untuk melihat
isu global atau melihat lebih dalam pada daerah, tema, atau
spesies tertentu. Manusia telah sangat diuntungkan oleh kondisi
lingkungan yang sangat bisa diprediksi dan stabil selama 10.000
tahun terakhir, periode geologis yang dikenal sebagai Holosen,
sehingga memungkinkan komunitas manusia yang hidup menetap
untuk berevolusi dan akhirnya berkembang menjadi masyarakat
modern saat ini. Namun dunia ini telah memasuki periode baru,
yaitu “Antroposen” di mana kegiatan manusia merupakan
penggerak terbesar perubahan dalam skala planet bumi. Mengingat
kecepatan dan skala perubahan yang terjadi, kita tidak dapat
mengesampingkan kemungkinan pencapaian titik kritis yang dapat
mengubah kondisi kehidupan di Bumi secara tiba-tiba dan tidak
dapat kembali seperti semula lagi.
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 20
Gambar 10: Batasbatas planet Bumi:
Kita telah melampaui tiga
dari sembilan batas-batas
planet bumi.
Keterangan
Kemajuan hingga tahun 2009
Batasan aman
Kerangka batas-batas planet Bumi ini mengidentifikasi proses
lingkungan yang mengatur kestabilan planet bumi. Untuk masingmasingnya, dicoba untuk didefinisikan batas-batas amannya
berdasarkan ilmu pengetahuan terbaik yang ada. Di luar batasbatas tersebut, kita akan memasuki zona bahaya dengan perubahan
negatif tiba-tiba yang sangat mungkin terjadi.
Walaupun tidak mungkin untuk menentukan titik kritis
secara tepat, dapat dilihat bahwa ada tiga batas Bumi yang
telah dilampaui, yaitu (i) hilangnya keanekaragaman hayati; (ii)
perubahan iklim dan (iii) siklus nitrogen, di mana dampaknya
sudah bisa kita lihat terhadap kualitas kesehatan manusia dan
kebutuhan kita terhadap makanan, air, dan energi.
Konsep batas-batas planet Bumi ini mengemukakan
bahwa keberadaan dunia yang sudah kita kenal sekarang ini dan
sebelumnya bergantung pada zaman holosen, kini bergantung pada
tindakan kita sebagai penjaga planet ini.
Gambar 11: Donat
Oxfam – Ruang hidup
yang aman dan adil.
“Aman” karena dapat
menghindari dilampauinya
batas kritis lingkungan,
dan adil karena dapat
memastikan setiap orang
mendapatkan standar
tertentu untuk kesehatan,
kekayaan, kekuasaan, dan
partisipasi (Raworth,
2012).
Konsep batas-batas planet ini juga mengangkat pertanyaan
tentang keadilan dan pembangunan dalam batasan satu planet.
Di luar batas atas lingkungan terdapat tekanan lingkungan yang
tidak dikehendaki, sementara di bawah “fondasi sosial” terdapat
kondisi kekurangan bagi manusia yang juga tidak dikehendaki.
Summary page 21
© Brent Stirton / Reportage by Getty Images / WWF-Canon
CAHAYA TERANG~
Membangkitkan energi tidak harus selalu merusak
lingkungan. Pekerja las ini sedang bekerja pada sebuah
proyek PLTA masyarakat di Mutwanga, Republik
Demokratik Kongo, yang mengandalkan air dari Taman
Nasional Virunga. Proyek yang didirikan oleh Departemen
Hidupan Liar Kongo ini akan menyediakan listrik untuk
25.000 orang. Proyek ini juga menyuplai listrik untuk
sekolah-sekolah, satu rumah sakit, satu panti asuhan, serta
menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha. Dalam
waktu yang sama, penduduk sekitar mendapatkan insentif
yang lebih besar untuk menjaga hutan dan lahan basah
taman nasional tersebut untuk tetap menjaga suplai air.
Proyek ini akan mempunyai dampak lingkungan yang
minimal, tidak seperti pembangunan PLTA lain di banyak
tempat di dunia yang sebagian besarnya dilakukan di tempat
yang salah dan tidak direncanakan dengan matang.
Di seluruh dunia, proyek seperti ini menunjukkan bahwa
pembangunan dan konservasi dapat berjalan beriringan,
serta perlindungan terhadap kekayaan alam dapat
menghasilkan kemajuan sejati bagi aspek sosial dan
ekonomi.
MENGAPA KITA HARUS PEDULI
Perubahan lingkungan mempengaruhi kita semua
Bagi banyak orang, planet Bumi dan jaringan kehidupannya yang
mengagumkan ini, di mana kita semua berada di dalamnya, patut
dilindungi demi kepentingan kehidupan itu sendiri. Kekaguman
dan rasa hormat yang mendalam terhadap alam sangat mengakar
di berbagai budaya dan agama. Secara naluriah masyarakat
menghubungkannya dengan pepatah terkenal: Kami tidak mewarisi
Bumi ini dari nenek moyang; sebaliknya, kami meminjamnya
dari anak-anak kami. Namun, kita tidak membuktikan bahwa
kita merupakan penjaga yang baik untuk satu-satunya planet
kita ini. Kita memenuhi kebutuhan hidup sekarang dengan cara
7,2 MILIAR TAHUN 2013
9,6 MILIAR TAHUN 2050
3,6 MILIAR TAHUN 2011
6,3 MILIAR TAHUN 2050
Populasi dunia tumbuh dengan kecepatan tinggi
Mayoritas populasi dunia kini hidup di
perkotaan
2 MILIAR
15%
Ekosistem hutan
memberikan
perlindungan, mata
pencaharian, air,
bahan bakar, dan
ketahanan pangan
terhadap lebih dari 2
miliar orang
Perikanan menyuplai
15% protein hewani
dalam makanan kita
dan terus meningkat
hingga lebih dari 50%
di negara-negara
Afrika dan Asia yang
kurang berkembang
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 24
70% & 30%
Produksi pangan
menggunakan
sekitar 70% air dan
30% energi dari
konsumsi global
45%
45% air tawar yang
digunakan oleh
negara-negara
industri adalah untuk
pembangkit energi
mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhan mereka, di mana hal ini sangatlah berlawanan dengan
pembangunan berkelanjutan.
Kesejahteraan dan kemakmuran manusia, bahkan
keberadaan umat manusia, bergantung pada ekosistem yang sehat
dan jasa lingkungan yang ditawarkannya, mulai dari air bersih dan
iklim yang layak ditinggali hingga pangan, bahan bakar, serat, dan
tanah yang subur. Beberapa tahun terakhir ini telah ada kemajuan
dalam pengukuran nilai ekonomi kekayaan alam beserta dividendividennya. Penilaian (valuasi) ini membuat adanya suatu kerangka
ekonomi bagi pelestarian alam dan kehidupan yang berkelanjutan,
walaupun penilaian jasa ekosistem manapun merupakan “penilaian
yang terlalu rendah terhadap nilai tak terhingga” karena tanpanya
tidak akan ada kehidupan di muka Bumi.
660 JUTA
Ekosistem laut
mendukung lebih
dari 660 juta
pekerjaan secara
global
SEPERTIGA
Sepertiga kota-kota
besar yang ada di planet
bumi ini bergantung pada cadangan
alam untuk air minumnya
6,6 TRILIUN DOLAR AS
Perkiraan kerugian
kerusakan lingkungan
secara global tahun
2008 adalah sebesar 6,6
triliun Dolar AS (setara
dengan 11% GDP global)
768 JUTA
768 juta penduduk
tidak mempunyai
suplai air bersih yang
aman
>40%
Kebutuhan air tawar
diperkirakan akan
40% lebih besar
dari suplai saat ini
pada tahun 2030
39 dari63
Sebanyak 39 dari 63
daerah urban/perkotaan
yang paling padat
berisiko tinggi terkena
paling tidak satu dari
beberapa bencana alam
(termasuk banjir, topan,
dan kekeringan)
Summary page 25
PANGAN, AIR DAN ENERGI
Kebutuhan kita berkaitan dengan kesehatan biosfer
Dengan perkiraan populasi manusia yang membengkak hingga 2
miliar pada tahun 2050, tantangan untuk menyediakan pangan,
air, dan energi bagi setiap orang sudah merupakan permasalahan
yang menggelisahkan. Saat ini hampir satu miliar orang menderita
kelaparan, 768 juta orang hidup tanpa suplai air bersih yang
aman, serta 1,4 miliar tidak memiliki akses yang dapat diandalkan
terhadap listrik. Perubahan iklim serta berkurangnya ekosistem
dan sumber daya alam akan memperburuk situasi ini. Masalah
ketahanan pangan, air, dan energi mempengaruhi kita semua,
dan masyarakat miskin selalu menjadi pihak yang paling rentan.
Ketahanan pangan, air, dan energi erat kaitannya dengan
kesehatan lingkungan. Saling ketergantungan ini berarti
bahwa upaya mengamankan salah satu aspek saja akan dapat
dengan mudah mengganggu yang lainnya. Contohnya, upaya
meningkatkan produktivitas pertanian akan menyebabkan
peningkatan permintaan terhadap input air dan energi, serta
mempengaruhi keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan.
Cara kita memenuhi kebutuhan akan mempengaruhi
kesehatan ekosistem, dan kesehatan ekosistem akan mempengaruhi
kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini
berlaku bagi masyarakat pedesaan yang termiskin sekalipun,
yang sering kali mengandalkan alam secara langsung untuk
mata pencaharian mereka, serta bagi kota-kota besar dunia,
yang menjadi semakin rentan terhadap ancaman seperti banjir
dan polusi sebagai akibat dari kerusakan lingkungan.
Melindungi alam dan menggunakan sumber
dayanya secara bertanggung jawab merupakan prasyarat
bagi pembangunan manusia dan kesejahteraannya, serta
membangun masyarakat yang tangguh dan sehat.
Saat ini hampir satu miliar orang menderita
kelaparan, 768 orang hidup tanpa suplai
air bersih yang aman, serta 1,4 miliar tidak
memiliki akses yang dapat diandalkan
terhadap listrik
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 26
Gambar 12: Saling
keterkaitan dan saling
ketergantungan
antara biosfer dengan
ketahanan pangan, air,
dan energi.
Cara kita memproduksi
pangan, menggunakan
air, atau membangkitkan
energi mempengaruhi
biosfer yang mendukung
kebutuhan kita tersebut.
Masyarakat yang sehat merupakan
dasar dari kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial kita. Dan dasar
dari masyarakat yang sehat adalah
lingkungan yang sehat
Summary page 27
SOLUSI ONE PLANET
Kita bisa membuat pilihan yang lebih baik dan solusi
praktis bisa dilakukan
Perspektif One Planet WWF menguraikan pilihan-pilihan yang lebih
baik untuk mengelola, menggunakan, dan berbagi sumber daya alam
yang jumlahnya terbatas dalam planet bumi ini untuk menjamin
ketahanan pangan, air, dan energi untuk seluruh umat manusia.
Memelihara Kekayaan Alam
memulihkan ekosistem yang rusak, menghentikan
hilangnya habitat prioritas, memperluas kawasan
yang dilindungi secara signifikan
Produksi lebih baik
mengurangi input dan limbah, mengelola
sumber daya secara berkelanjutan,
meningkatkan produksi energi terbarukan
Mengonsumsi lebih baik
dengan gaya hidup rendah Jejak,
penggunaan energi berkelanjutan, dan
pola konsumsi makanan yang lebih sehat
Pengalihan arus keuangan
memvaluasi alam, memperhitungkan biaya
lingkungan dan sosial, memberikan dukungan dan
imbal balik bagi upaya konservasi, pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan, dan inovasi
Tata kelola sumber daya yang adil
berbagi sumber daya yang ada,
membuat pilihan-pilihan yang adil dan
mempertimbangkan aspek ekologis,
mengukur keberhasilan tidak sebatas PDB
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 28
BETTER CHOICES
FROM A ONE PLANET
PERSPECTIVE
PRESERVE
NATURAL CAPITAL
REDIRECT
FINANCIAL
FLOWS
PRODUCE BETTER
EQUITABLE
RESOURCE
GOVERNANCE
CONSUME
MORE WISELY
ECOSYSTEM
INTEGRITY
Gambar 12:
Perspektif One
Planet WWF
BIODIVERSITY
CONSERVATION
FOOD, WATER AND
ENERGY SECURITY
Summary page 29
PERSPEKTIF ONE PLANET
DALAM BENTUK TINDAKAN
Baca studi kasus berikut ini dan lihat
penjelasannya pada wwf.panda.org/lpr
Denmark: Tenaga angin
menyuplai 57,4% dari
konsumsi listrik Denmark
pada bulan Desember 2013
sebagai hasil dari inovasi dan
kebijakan selama beberapa
dekade.
Earth Hour City Challenge: Semakin banyak kota
yang memperlihatkan kemauan mereka untuk menjadi
yang terdepan dalam peralihan menuju jejak yang lebih
rendah untuk masa depan yang berkelanjutan.
Belize: Rencana baru
untuk pengelolaan pesisir
dengan memperhitungkan
nilai yang luar biasa dari
ekosistem alami seperti
terumbu karang dan
bakau untuk pariwisata,
perikanan, dan
perlindungan pesisir.
Chile: Para praktisi
konservasi bekerja sama
dengan para mitra termasuk
masyarakat adat, industri
perikanan dan budi daya
perairan, pemerintah, dan
sektor keuangan dan retail
untuk melindungi salah satu
ekosistem laut yang paling
penting di dunia
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 30
Rwanda/Uganda:
Inisiatif ekowisata
telah memberi manfaat
signifikan bagi masyarakat
lokal sambil membantu
meningkatkan jumlah
Gorila pegunungan yang
terancam punah.
Afrika Selatan: Perencanaan
penggunaan lahan yang cerdas
telah membantu memulihkan
lahan basah yang kritis,
sehingga hutan tanaman
komersial dan Situs Warisan
Dunia dapat berkembang
berdampingan.
Australia: Praktek pertanian
tebu yang lebih efisien
membantu melestarikan
Great Barrier Reef dengan
cara mengurangi dampak
limpasan bahan kimia dan
tanah.
Summary page 31
MELOMPAT KE MASA
DEPAN~
Republik Demokratik Kongo adalah salah satu negara
dengan populasi yang paling muda dan paling cepat
berkembang di dunia. Namun, masa depan seperti apa yang
tersimpan untuk anak-anak yang berasal dari desa nelayan
Vitshumbi di tepi selatan Danau Edward ini?
Taman Nasional Virunga merupakan warisan bagi mereka,
dan Taman Nasional ini menawarkan potensi besar. Penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh WWF menunjukkan
bahwa dalam situasi stabil (yaitu kawasan taman nasional
terlindungi dengan baik), nilai ekonominya dapat mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun. Pembangunan
industri yang bertanggung jawab seperti pariwisata di dalam
kawasan taman nasional dapat menyediakan pekerjaan bagi
45.000 orang.
© Brent Stirton / Reportage by Getty Images / WWF-Canon
JALAN YANG MEMBENTANG DI DEPAN
Indikator-indikator yang sama, yang menunjukkan
apa saja kesalahan yang telah kita lakukan di masa
silam dapat juga menuntun kita menuju jalan yang
lebih baik
Penurunan LPI yang terjadi secara terus menerus atau melonjaknya
keterlampauan ekologis yang kita lakukan bukannya tidak dapat dihindari.
Hal-hal semacam ini merupakan hasil dari jutaan keputusan yang dibuat
dengan sedikit pertimbangan, atau bahkan tanpa pertimbangan sama
sekali, mengenai pentingnya melindungi alam kita: tata kelola yang buruk
di tingkat daerah, nasional, dan internasional; kebijakan dengan fokus tak
terarah terhadap pertumbuhan ekonomi serta kepentingan yang sempit;
model usaha yang hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek dan
tidak mampu memperhitungkan biaya eksternalitas dan jangka panjang;
cara yang tidak efisien, ketinggalan jaman, dan sembarangan merusak
dalam membangkitkan dan menggunakan energi, menangkap ikan,
meningkatkan pangan, mengirim barang dan transportasi manusia;
strategi asal-asalan untuk mendapatkan nafkah; dan konsumsi berlebihan
yang hanya memberikan kebahagiaan atau kesehatan bagi hanya sedikit
orang.
Terdapat pilihan yang lebih baik untuk setiap hal di atas. Mengubah
jalur kita dan menemukan jalan alternatif memang tidak akan mudah,
namun tetap dapat dilakukan.
Pada konferensi Rio+20 tahun 2012, negara-negara di dunia
menegaskan komitmen mereka untuk “masa depan yang berkelanjutan
secara ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk planet bumi kita, untuk
masa kini dan untuk generasi mendatang. Ini merupakan “Visi Bersama”,
yakni tempat yang menjadi tujuan kita. Ini dapat dilihat dalam kuadran
pembangunan berkelanjutan global, ruang di mana sampai saat ini masih
belum ada negara manapun yang menempati, di mana setiap orang dapat
menikmati pembangunan manusia tingkat tinggi dengan Jejak Ekologis
yang berada di dalam kemampuan biokapasitas global (Gambar 8). Hal ini
pada dasarnya adalah ruang yang sama dengan yang digambarkan dalam
Donat Oxfam, yaitu “ruang hidup yang aman dan adil” dan tetap berada
dalam batas-batas planet Bumi di samping memastikan agar setiap orang
bisa memperoleh tingkat kesehatan, kesejahteraan, dan kesempatan yang
layak (Gambar 11).
Perspektif One Planet WWF (Gambar 13) memberikan gambaran
tentang bagaimana kita dapat mencapainya, yaitu melalui serangkaian
tindakan praktis: kita harus mengalihkan investasi dari model yang
menyebabkan permasalahan lingkungan menjadi yang berkontribusi bagi
solusi; membuat pilihan-pilihan mengenai cara kita mengelola sumber
daya bersama dengan adil, berpandangan bijak jauh ke depan, dan
terinformasi secara ekologis; melestarikan kekayaan alam yang masih ada,
melindungi dan memulihkan ekosistem dan habitat penting; memproduksi
lebih baik dan mengonsumsi dengan lebih bijak.
WWF Living Planet Report 2014 Summary page 34
KITA TAHU KE
MANA ARAH
YANG KITA TUJU
KITA TAHU
BAGAIMANA
CARA MENUJU
KE SANA
SEKARANG
ADALAH
SAATNYA KITA
BERGERAK
WWF WORLDWIDE NETWORK
WWF Offices*
WWF Associates
Armenia
Madagascar
Fundación Vida Silvestre (Argentina)
Australia
Malaysia
Pasaules Dabas Fonds (Latvia)
Austria
Mauritania
Nigerian Conservation Foundation
Azerbaijan
Mexico
(Nigeria)
Belgium
Mongolia
Belize
Mozambique
Bhutan
Myanmar
Bolívia
Namibia
Rincian publikasi
Brazil
Nepal
Bulgaria
Netherlands
Cambodia
New Zealand
Cameroon
Norway
Canada
Pakistan
Central African Republic
Panama
Chile
Papua New Guinea
China
Paraguay
Colombia
Peru
Dipublikasikan pada bulan September
2014 oleh World Wide Fund for Nature –
sebelumnya World Wildlife Fund), Gland,
Swiss (“WWF”). Setiap penggandaan
publikasi ini, baik seluruh maupun
sebagiannya, harus sesuai dengan aturan
di bawah ini serta menyebutkan judul dan
memberi acuan kepada penerbit yang telah
disebutkan di atas sebagai pemegang hak
cipta.
Cuba
Philippines
Democratic Republic of Congo
Poland
Denmark
Republic of Korea
Ecuador
Romania
Finland
Russia
Fiji
Senegal
France
Singapore
French Guyana
Solomon Islands
Gabon
South Africa
Gambia
Spain
Georgia
Suriname
Germany
Sweden
Ghana
Switzerland
Greece
Tanzania
Guatemala
Thailand
Guyana
Tunisia
Honduras
Turkey
Hong Kong
Uganda
Hungary
United Arab Emirates
India
United Kingdom
Indonesia
United States of America
Penggandaan publikasi ini (kecuali
foto) untuk tujuan pendidikan dan non
komersial adalah diperbolehkan dan harus
memberitahukan secara tertulis terlebih
dahulu ke WWF serta mencantumkan
pengakuan dengan semestinya seperti telah
disebutkan di atas. Penggandaan publikasi
ini untuk dijual atau tujuan komersial lainnya
tanpa izin tertulis WWF adalah dilarang.
Penggandaan foto untuk tujuan apa pun harus
berdasarkan persetujuan tertulis dari WWF.
Penunjukan entitas geografis dalam laporan
ini serta bahan presentasinya tidak mewakili
penyataan atau pendapat apapun dari pihak
WWF mengenai status hukum suatu negara,
wilayah, area, otoritas, atau bahkan mengenai
penetapan batas wilayah atau perbatasannya
Italy
Viet Nam
Desain oleh: millerdesign.co.uk
Japan
Zambia
Kenya
Zimbabwe
Foto sampul: © European Space Agency
Laos
*As at July 2014
Pengutipan yang disarankan:
WWF. 2014. Living Planet Report 2014:
Summary [McLellan, R., Iyengar, L.,
Jeffries, B. dan N. Oerlemans (Editor)]. WWF
International, Gland, Switzerland.
Pemberitahuan untuk teks, foto, dan grafik:
©2014 WWF. Semua hak dilindungi.
ISBN 978-2-940529-10-0
©
Lihat LPR 2014 untuk daftar lengkap referensi dan
sumber seluruh data dalam ringkasan ini.
Mixed Source
60%
From responsible resources
Cert on FSC-C021878
www.fsc.org
©1996 Forest Stewardship Council
Summary page 35
Living Planet Report 2014
©
LIVING PLANET REPORT 2014
FSC
60%
SPESIES
TEMPAT
Mulai dari hutan hingga sungai
dan terumbu karang, ekosistem
alami merupakan dasar untuk
membangun masyarakat yang
sehat dan tangguh.
Populasi spesies vertebrata
telah turun hingga setengahnya
sejak 1970 berdasarkan Living
Planet Index.
RUANG
MANUSIA
Kebutuhan, kesejahteraan,
dan kemakmuran kita
bergantung pada alam.
Dengan manusia yang saat
ini menuntut sumber daya
sebesar 1,5 kali planet,
tekanan terhadap ekosistem
terus meningkat.
INT
Why we are here
To stop the degradation of the planet’s natural environment and
to build a future in which humans live in harmony with nature.
panda.org/lpr
® “WWF” is a WWF Registered Trademark. WWF, Avenue du Mont-Blanc, 1196 Gland,
information, visit our international website at panda.org
© NASA
Switzerland – Tel. +41 22 364 9111; Fax. +41 22 364 0332. For contact details and further
WWF.ORG
© 1986 Panda symbol WWF – World Wide Fund For Nature (Formerly World Wildlife Fund)
Download