Chapter 2 KEPUTUSAN ALOKASI ASSET GAMBARAN UMUM

advertisement
Chapter 2
KEPUTUSAN ALOKASI ASSET
I.
GAMBARAN UMUM
Dengan
beragam
pertimbangan
seorang
investor
melakukan
upaya
untuk
mengalokasikan asset di suatu lokasi. Walaupun di bidang investasi tidak ada jaminan
ataupun jalan pintas untuk melakukan investasi sukses. Investor tentu
harus
mempertimbangkan resiko-resiko yang akan mempengaruhi tingkat pengembalian (risk
drive return) dari dana yang telah ditanamkannya. Sehingga investor harus mengelola
investasinya menggunakan suatu manajemen portofolio.
Menurut Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Asset allocation is the process of deciding how
to distribute an investor’s wealth among different countries and asset classes for investment
purposes.
(Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio Management, 7Ed,2003,South-Western,p35)
Dari pendapat Frank K. Reilly & Keith C. Brown jelas bahwa perlu adanya manajemen
portofolio bagi alokasi asset karena butuh suatu proses keputusan yang berhubungan
dengan pendistribusian dana-dana investor dan pengelompokan asset berdasarkan tujuan
investasi.
Menurut pendapat penulis, secara umum investasi yang menguntungkan secara jangka
panjang adalah yang selalu mengungkapkan secara jelas tentang resiko-resiko asset, serta
secara logika selalu dipelihara dan melalui pendekatan-pendekatan secara disiplin.
II.
PROSES MANAJEMEN PORTOFOLIO
Suatu kegiatan investasi individual dapat dilakukan apabila kebutuhan akan
perencanaan financial (asuransi dan kebutuhan hidup) telah terpenuhi, dalam hal ini
investor membutuhkan suatu perencanaan bagi asset-nya agar dapat lebih berkembang.
Dengan telah terpenuhinya kebutuhan financial plan maka akan mengurangi tingkat resiko
dalam kegiatan investasi, dalam hal ini tingkat resiko setiap individu akan berbeda-beda
(kebutuhannya). Demikian pula dengan siklus hidup individu investor akan turut
mempengaruhi. Hal ini menjadi dasar strategi dalam melakukan perencanaan investasi
kedepannya.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
1
Guna mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu investasi yang diinginkan maka
dibutuhkan suatu proses perencanaan investasi, diantaranya :
1. Penetapan kebijakan investasi.
Menyusun kebijakan sebagai sebuah road map yang menitik beratkan pada tingkat
kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang investor, sejarah pemahaman tentang
pasar modal dan espektasinya, jenis resiko yang akan dihadapi serta tujuan dan
keterbatasannya. Kebijakan juga menyediakan informasi tujuan pengukuran evaluasi
kinerja portofolio.
2. Pengujian
laporan keuangan, ekonomi, politik, kondisi sosial dan proyeksi
kedepan.
Menitik beratkan pada kondisi yang diharapkan dan perkiraan-perkiraan yang akan
dating pada periode jangka pendek dan jangka menengah yang akan digunakan dalam
merekontruksi investasi secara rinci. Dalam hal ini keinginan investor digambarkan di
laporan kebijakan, perkiraan pasar uang seluruhnya di gabungkan dalam istilah
strategi investasi. Di bidang ekonomi yang bergerak dinamis; akan mempengaruhi
kemampuan industri, politik serta perubahan demografi dan aspek sosial. Juga,
investasi harus di monitor secara terus menerus dan ter-update guna mencerminkan
perubahan di perkiraan pasar uang.
Maka dalam hal ini perlu dilakukan proses
pengujian dan perkiraan tren ekonomi.
3. Implementasi rencana dengan melakukan rekonstruksi investasi.
Focus pada kebutuhan investor pada tingkat resiko terendah. Pada tahapan ini mulai
melakukan rekonstruksi portofolio, dengan laporan kebijakan investor dan perkiraan
pasar uang yang dijadikan input, di implementasikan ke strategi investasi dan
menetapkan bagaimana mengalokasikan dana yang tersedia pada Negara yang
berbeda. Dengan adanya kegiatan merekonstruksi portofolio akan meminimallisir resiko
investor melalui pemenuhan kebutuhan investor lewat laporan kebijakan. Teori
keuangan umumnya membantu rekonstruksi portofolio.
4. Melakukan umpan balik
Monitoring dan up date kebutuhan investor, kondisi sekitar (pasar modal), melakukan
evaluasi kinerja investasi ataupun men-up date kebijakan investasi yang secara
keseluruhan akan menjadi dasar dalam penetapan strategi investasi.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
2
Komponen proses monitoring sebagai alat evaluasi kinerja portofolio dan pembanding
hasil relatif guna memperkirakan dan menjadi daftar kebutuhan di laporan kebijakan
investasi.
(Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio Management, 7Ed,2003,South-Western,p39)
III. PENGARUH KEBIJAKAN DALAM PROSES PERENCANAAN
Kebijakan memiliki peran yang sangat penting dalam proses perencanaan investasi,
karena memiliki banyak pertimbangan diantaranya
1. Membantu investor dalam memahami kebutuhannya, memahami tujuan serta
keterbatasan-kerterbatasan dalam berinvestasi.
2. Kebijakan membantu investor dalam merinci tujuan yang ingin dicapai sehingga
menjadi suatu informasi yang sangat berguna termasuk didalamnya mengenai resiko
dan biaya-biaya dalam berinvestasi.
3. Membantu menilai kinerja manajer portofolio.
4. Kebijakan juga melindungi klien terhadap manajer portofolio yang berperilaku/bertindak
diluar batas investasi yang wajar dan etis.
5. Membantu dalam menghindari potensi-potensi permasalahan di masa yang akan
datang.
IV. TUJUAN DAN BATASAN YANG HARUS DIRINCI DALAM SUATU KEBIJAKAN
Sebagai bagian dari proses perencanaan investasi, maka kebijakan disusun satu
kesatuan yang didalamnya menunjang kegiatan perencanaan investasi. Hal yang utama
dalam kebijakan perencanaan investasi yaitu tujuan dan faktor-faktor yang menjadi batasan
adanya suatu investasi. Dal hal ini harus dirinci baik tujuan maupun batasan-batasan
dikarenakan kedepannya akan dijadikan acuan pelaksanaan proses investasi.
1. Tujuan Investasi
Menggambarkan harapan-harapan dari adanya kegiatan investasi termasuk penetapan
resiko dan tingkat pengembalian dari investasi. Termasuk di dalamnya mengenai
strategi yang akan dijalankan dikegiatan investasi ini, baik resiko tingkat tinggi apabila
kondisi yang cepat berubah-ubah, dengan disertai hasil analisis yang akurat sehingga
diketahui batas toleransi dari resiko yang mungkin dihadapi.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
3
2. Keterbatasan
Dalam tujuan penyusunan kebijakan terdapat batasan-batasan resiko dan tingkat
pengembalian yang akan mempengaruhi pada proses perencanaan investasi. Batasanbatasan tersebut dapat berupa kebutuhan akan dana tunai /liquidity needs, periode
waktu dari investasi /time horizon, pajak, batasan peraturan dan aspek hukum /legal
and regulatory, kebutuhan dan keinginan khusus /unique needs and preference.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
4
Chapter 3
PEMILIHAN JENIS INVESTASI DI PASAR GLOBAL
I.
GAMBARAN UMUM
Di pasar global begitu banyak peluang investasi yang dapat dijalankan namun bagi
investor harus lebih selektif dalam memilih instrumen investasi baik resiko maupun dari
segi tingkat pengembaliannya. Dan bagi investor harus memiliki pengetahuan dan
informasi secara global sesuai bidang investasi yang akan di jalaninya sehingga terjadi
pemahaman yang lebih terhadap resiko dan tingkat pengembalian. Pemahaman hal-hal
yang telah dan tengah terjadi dengan instrument investasi, dalam hal ini kasus yang terjadi
di pasar uang dan surat berharga Amerika Serikat dan Negara lain. Demikian pula adanya
pemahaman tentang instrument-instrumen investasi yang dapat dijadikan sebagai pilihan
ataupun alternatif dalam melakukan investasi.
II.
KASUS INVESTASI GLOBAL
Perkembangan yang di awali dengan investasi di Amerika Serikat di bidang saham dan
obligasi yang terjadi sekitar dua puluh tahun yang lalu dan perkembangan begitu cepat
sehingga investor saat ini dapat melakukan investasi saham dan obligasi pada pada
perusahaan di negara lain serta perkembangan alat-alat instrument investasi lainnya.
Dari kasus yang pernah terjadi bahwa dengan hanya mengandalkan investasi yang
ada di dalam negeri maka sebenarnya merupakan hal yang merugikan investor karena
peluang pengembangan 50 % lebih kecil dibandingkan dengan apabila masuk kedalam
pasar global.
Data tingkat pengembalian surat berharga perusahaan di luar Amerika Serikat
berpengaruh pula pada pasar surat berharga yang ada di Amerika Serikat
III. PILIHAN INVESTASI GLOBAL
Investor dalam melakukan investasi harus mampu memilih instrument investasi apa
yang baik untuk dijalankan, baik dari segi tingkat resiko maupun dan tingkat
pengembaliannya. Terdapat beberapa instrumen investasi yang dapat dijadikan pilihan
dalam melakukan investasi.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
5
1. Investasi Pendapatan Tetap (Instrumen obligasi, saham preferen)
Investasi dengan menggunakan system kontrak, nilai kontrak dan system pembayaran
keuntungan dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan, sehingga investasi ini
dapat diketahui tingkat resiko dan tingkat pengembaliannya. Tetapi dalam kasus
tertentu pembayaran keuntungan obligasi dapat dihentikan apabila ada pernyataan
bahwa perusahaan investasi bangkrut atau perusahaan tidak mendapat keuntungan
usaha.
2. Instrumen Ekuitas (saham umum)
Instrumen
ini
berbeda
dengan
Investasi
Pendapatan
Tetap
karena
tingkat
pengembalian tidak berdasarkan kontrak perjanjian, sehingga kita dapat menerima
pengembalian yang jauh lebih baik atau sebaliknya jauh lebih buruk dari nilai
obligasinya sendiri.
3. Kontrak Masa Depan (jual beli saham)
Investasi melalui suatu kontrak kerjasama transaksi terhadap nilai tukar asset dengan
jangka waktu 9 bulan.
4. Perusahaan Investasi (Money Market Funds, Bond Funds)
Investasi yang di lakukan secara individu dengan melakukan pembelian saham, obligasi
ataupun gabungan dari kedua instrument tersebut dari suatu perusahaan.
5. Real estate (Real estate Investment Trusts, Direct Real estate Investment, Raw Land,
Land Development, Rental Property)
Salah satu bentuk investasi yang difavoritkan karena dianggap menarik dan
menguntungkan adalah investasi di bidang real estate.
6. Investasi Tingkat Likuiditas Rendah (Barang Antik, Seni, Uang Coin, Perangko,
Permata)
Bentuk investasi dengan tingkat likuiditas yang rendah dan identik dengan high
transaction cost
dibandingkan dengan saham ataupun obligasi serta no national
market, dengan pertimbangan tersebut maka bentuk ini lebih sekedar hobi
dibandingkan dengan sebuah investasi. Umumnya investasi ini di jual di pasar lelang
dengan tingkat harga yang sangat bervariasi.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
6
IV. TINGKAT RESIKO DAN PENGEMBALIAN HISTORIS DI INVESTASI ALTERNATIF
Investor dalam melakukan kegiatan investasi tentu telah mempertimbangkan tingkat
biaya yang dikeluarkan dan tingkat keuntungan atas kepemilikan barang-barang investasi
tersebut. Dalam pelaksanaannya tetap dilakukan monitoring terhadap nilai investasi yang
sedang dijalani baik tingkat resiko maupun tingkat pengembaliannya, termasuk didalamnya
tingkat inflasi, yang dapat mempengaruhi nilai investasi.
1. Saham, Obligasi, T-Bills
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan data historis yang dilakukan oleh
Ibbotson dan Singuefield (I&S) terhadap pengelompokan alat ukur asset instrument
investasi yang ada di Amerika Serikat ternyata tingkat pengembalian/rate of return
dibandingkan dengan risk premium dan alat ukur resiko lainnya, secara umum lebih
konsisten
dengan tingkat pengembalian tiap tahunnya, yang diukur menggunakan
standar deviasi tingkat pengembalian pertahun.
(Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio Management, 7Ed,2003,South-Western,p91)
2. Seni dan Barang Antik
Berbeda dengan pasar surat berharga yang umumnya tercatat secara harian,
maka lain halnya dengan investasi seni dan barang antik tidak tercatat secara formal,
sehingga terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data dan informasi. Informasi
tentang data barang antic dan seni serta perubahan nilainya, yang telah dikembangkan
seperti di balai lelang Sotheby. Pengolahan dan pengujian data nilai dari benda seni
dan antic tersebut sehingga memunculkan suatu nilai tingkat pengembalian dan tingkat
resikonya. Dan karena hasilnya tidak dapat digambarkan secara umum maka setiap
benda seni dan antic tersebut masing-masing memiliki nilai yang berbeda-beda.
(Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio Management, 7Ed,2003,South-Western,p94)
3. Real estate
Dalam mengukur tingkat resiko dan tingkat pengembalian di investasi real estate
memiliki kesulitan mengelompokkan yang mirip dengan investasi di benda seni dan
antik karena jumlah transaksi yang terbatas dan keterbatasan data sumber daya yang
sangat dibutuhkan dalam melakukan pengukuran tingkat pengembalian.
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
7
Berdasarkan hasil penelitian oleh Goetzman dan Ibbotson menghasilkan suatu
indikasi bahwa tingkat pengembalian di investasi realestate adalah equal atau slightly
lebih rendah dari tingkat pengembalian investasi di saham umum, tetapi investasi
realestate memiliki hasil resiko yang menjajnjikan, artinya di investasi ini standar
deviasinya lebih rendah sebagai suatu asset yang unik.
Daftar Pustaka:
1. Frank K. Reilly & Keith C. Brown, Investment Analysis & Portofolio
Management, 7Ed,2003,South-Western
Hendry Adam I Resume Chapter 2 & 3
8
Download