PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan mobilitas manusia dan barang akan mneningkatkan lalu lintas spesies di seluruh dunia, dan di antaranya ada yang dilalulintaskan secara sengaja, seperti ternak, binatang piaraan, bibit, dan produk-produk pertanian dan kehutanan. Beberapa jenis komoditas yang bempa organisme hidup banyak diimpor dari negara lain untuk berbagai tujuan. Sebagai contoh, untuk memenuhi kualitas dan kuantitas hasil pertanian, produsen mengimpor benih. Untuk memenuhi kepuasan keindahan, para penghobi tanaman hias mengimpor tanaman hias. Untuk pengendalian hayati, terjadi importasi beberapa agens hayati, seperti serangga, cendawan, maupun organisme lain. Organisme yang diimpor dapat berupa spesies tumbuhan, hewan, dan organisme lain yang bukan spesies asli suatu negara. Organisme-organisme tersebut dimasukkan secara sengaja untuk tujuan menguntungkan manusia. Selain itu, beberapa organisme dapat masuk ke suatu negara secara tidak sengaja, misalnya terbawa bersamaan dengan media pembawanya. Organisme yang masuk secara sengaja maupun tidak sengaja perlu diwaspadai karena kemungkinan dapat menimbulkan kerugian di kemudian hari. Sebagian besar spesies tumbuhan asing dibudidayakan sebagai tanaman hias (Tjitrosoedirjo 2005; Wittenberg & Cock 2001). Di Amerika Utara, hampir setengah dari 300 tumbuhan yang paling invasif dimasukkan ke kebun atau taman sebagai tanaman hias (Wittenberg & Cock 2001). Oleh karena itu, pemasukan tumbuhan sebagai tanaman hias perlu diwaspadai. Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu pemasukan yang strategis bagi masuknya berbagai jenis organisme khususnya arthropoda dan tumbuhan dari berbagai negara. Di Bandara Soekarno-Hatta terjadi banyak pemasukan berbagai jenis tanaman hias seperti Aglonema, Adenium, Anggrek, Anthurium, dan lain-lain dari berbagai negara, seperti Thailand, Jepang, China, Belanda, dan lain-lain. Selain itu, pemasukan benih rumput, tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura juga tejadi di bandara tersebut. Di Pelabuhan Tanjung Priok juga tejadi pemasukan berbagai benih dan bibit tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan rumput. Selain dimasukkan secara sengaja, beberapa organisme seperti arthropoda dan tumbuhan gulma juga dapat masuk secara tidak sengaja, misalnya terbawa melalui kontaminasi pada komoditas yang dimasukkan. Data intersepsi organisme pengganggu tumbuhan berupa arthropoda dan gulma di Balai Karantina Tumbuban Kelas I Soekarno-Hatta dan Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Priok menunjukkan beberapa spesies gulma ditemukan mengkontaminasi produk pertanian yang diimpor, salah satunya Chrornolaena odorata yang diketahui merupakan jenis tumbuhan invasif di Indonesia. Untuk mengetahui potensi invasif organisme yang masuk secara sengaja maupun tidak sengaja, kajian tentang karakterteristik biologi dan ekologi yang dimiliki oleh organisme-organisme tersebut perlu dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan pengawasan lalu lintas organisme melalui pintu-pintu pemasukan di Indonesia. Tujuan Penelitian Penelitian ini hertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis arthropoda dan tumbuhan yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekamo-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok selama tahun 2006-2007 serta mengkaji potensi invasif arthropoda dan tumbuhan tersebut. Manfaat Penelitian Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis organisme yang sering masuk ke wilayah Indonesia dan potensi invasifnya sehingga dapat membantu pengawasan lalu lintas organisme asing di Indonesia.