ANALISIS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG ABSTRAK Hasil analisis menunjukan bahwa Suami-Istri mempunyai pendapat yang berbeda tentang batasan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), suami berpendapat Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan yang sifatnya fisikal saja sedangkan istri menilai termasuk juga tindakan yang sifatnya non fisikal yang mengakibatkan penderitaan bagi orang lain, Suami-Istri dalam rumah tangganya mengalami lebih dari satu jenis dan bentuk kekerasan antara lain kekerasan seksual, fisik, psikologis dan ekonomi, faktor-faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangganya adalah kondisi kepribadian dan psikologis suami istri, perselingkuhan, masalah anak, cemburu dan campur tangan orang ketiga. Kata kunci : Kekerasan, Rumah Tangga Pendahuluan Tindakan kekerasan yang mengandung faktor jenis kelamin dikenal dengan istilah Gender Violence, dan merupakan persoalan yang jamak dan dapat terjadi ragam masyarakat mana saja di seluruh belahan dunia. Gender Violence menimpa nyaris seluruh ruang dalam kehidupan perempuan, mulai dari rumah, tempat kerja, tempat umum dan jalanan. Meskipun wujud ragam kekerasan tersebut bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya, namun ada satu benang merah yang muncul mengatasi batasan suku/ras, agamamaupun kelas sosialekonomi, yaitu bahwa perempuan rentan terhadap tin dakan kekerasan karena jenis kelaminnya sebagai perempuan. Kekerasan terhadap perempuan telah menjadi kecemasan bagi setiap Negara di dunia, termasuk Negara-negara yang dikatakan sangat menghargai dan peduli tentang hak-hak asasi manusia. Sebuah penelitian di negara Inggris dan Amerika Utara menyimpulkan bahwa kekerasan domestik terjadi pada setiap satu dari empat keluarga, dan bahwa satu dari sepuluh perempuan mengalami kekerasan dari pasangan hidupnya. (NSW Child Protection Council,1996 : 5) Tindakan kekerasan terhadap perempuan secara umum merupakan suatu masalah serius yang dialami oleh banyak perempuan di Indonesia, karena masalah ini ibarat sebuah piramid yang kecil pada puncaknyaa tapi besar pada bagian dasarnya, sebab sulit mendapatkan angka yang pasti karena “pekanya” permasalahan tersebut. Apalagi jika tindak kekerasan tersebut terjadi di dalam rumah tangga, lebih sulit lagi mendapatkan data yang akurat sebab masihdianggap tabu untuk dibuka di tingkat publik. Artinya bahwa masih banyak korban kekerasan dan keluarga memilih menutup mulut dan menyimpan persoalan kekerasan tersebut rapat-rapat, dan dianggap sebagai privacy keluarga. Hal ini di karenakan para perempuan korban kekerasan justru akan dipersalahkan oleh masyarakat sebagai penyebab terjadi kekerasan terhadap dirinya. Oleh sebab itu persoalan kekerasan dalam rumah tangga tidak pernah dianggap sebagai persoalan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, karena dianggap sebagai perkara privat (domestik) yang harus diselesaikan secara privat juga. Bahkan ketika penganiayaan dan kekerasan terhapat perempuan menimbulkan cacad fisik atau korban jiwa, kekerasan tersebut dianggap sebagai peristiwa kriminal biasa. Realita ini disebabkan karena budaya patriarkhi yang begitu mengakar di Indonesia. Domestic violence, atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pada prinsipnya merupakan salah satu fenomena pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sehingga masalah ini tercangkup sebagai salah satu bentuk driskiminasi, khususnya terhadap perempuan. Diskiminasi sendiri telah di rumuskan dalam berbagai instrument hukum di Indonesia seperti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 yang merupakan bentuk ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan yang dirumuskan oleh PBB, dan yang lebih mutakhir adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pengahapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), namun masih belum ada dampak berarti bagi peluang korban diskriminasi. Pada kenyataannnya, masih sangat sedikit yang memahami isi, apalagi menerapkan undang-undang ini dari kalangan penegak hukum sendiri. Mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga (domestic violence) yang teridentifikasi di Kelurahan Kiaracondong bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga bukan saja dialami oleh perempuan tetapi juga oleh laki-laki (seperti kekerasan emosional dan ekonomi), namun mayoritas korban masih di dominasi oleh perempuan, seperti kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami terhadapistri yang berdampak pada kematian istri dan diproses secara hukum (kasus TI, 38 thn). Realitas ini menurut penulis menarik untuk dikaji, karena kekerasan di dalam rumah tangga bisa terjadi kapan saja dan oleh siapa saja baik yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang rendah, menengah maupun atas, dan korban kekerasan juga dialami oleh laki-laki dimana terjadi dalam masyarakat yang menganut pola hubungan paternalistik. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan kepada kekerasan yang dilakukan oleh suami kepada istri dan istri kepada suami dalam keluarga. Tujuan penelitian ini adalah medeskripsikan pendapat suami-istri tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Mengidentifikasikan jenis dan bentuk-bentuk kekerasan yang dialami suami-istri dalam rumah tangganya. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan kekerasan suami-istri yang dialami dalam rumah tangganya. A.Saraswati, Ayu, Luth. 2000. Kekerasan Negara, Perempuan, Dari Refleksi Negara Patriarkhi Dalam Negara Dan Kekerasan Terhadap Perempuan. Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta Baso, Zohra, dkk. 2002. Menghadang Langkah Perempuan. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Jogjakarta. Black, J.A dan D.J Champion. 1992. Metode Dan Masalah Penelitian Sosial. PT.Eresco, Bandung. Branen, Julia. 2002. Memandu Metode Penelitian Kulitatif Dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Budiman, Arief. 1982. Pembagian Kerja Secara Seksual. Gramedia, Jakarta. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Camara, Dom Helder. 2000. Spiral Kekerasan. Jogjakarta: Pres bersama Pustaka Pelajar, Pengantar Lambang Trijon. Ch, Mufida. 2004. Paradigma Gender. Edisi revisi, Bayu Media Malang. Daniel, J. Sonkin dan Michael Druphy. 1989. Learning to live Without Violence. A Handbook for Men. Djanah, Fathul, dkk. 2003. Kekerasan Terhadap Istri. LkiS, Jogjakarta. Fakih, Mansour. 1997. Analisis Gender dan Tranformasi Sosial. Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Fromm, Erich. 2000. Akar Kekerasan Analisis Sosio-Psikologi atas Watak Manusia. Pustaka Pelajar, Jogjakarta.