Document

advertisement
1
NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI
Oleh
Dr. Deasy Arisanty, M.Sc
Abstrak
Geomorfologi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam geografi dan menjadi
matakuliah wajib untuk mahasiswa geografi. Geomorfologi juga merupakan salah
satu mata kuliah wajib pada Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNLAM.
Geomorfologi mempelajari bentuklahan dan proses yang bekerja pada bentuklahan
tersebut. Bentuklahan merupakan konfigurasi permukaan bumi yang dibentuk oleh
tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi) dan eksogen (tenaga yang bekerja
dipermukaan bumi). Bentuklahan di muka bumi terdiri atas bentuklahan asal proses
fluvial, marin, denudasional, solusional, struktural, vulkanik, eolin, dan organik.
Pemberian materi geomorfologi bukan hanya menciptakan mahasiswa yang tinggi
pengetahuannya mengenai proses dan hasil proses pada bentuklahan tetapi
terkandung juga nilai karakter didalamnya. Nilai karakter yang tercantum dalam
materi geomorfologi antara lain memahami ciptaan Tuhan bahwa alam diciptakan
sedemikian rupa dengan proses yang bekerja pada bentuklahan sangat dinamik dan
kompleks; dan menghargai, menjaga, dan melestarikan permukaan bumi sehingga
proses yang terjadi pada bentuklahan yang sifatnya merugikan seperti longsor, banjir,
kekeringan dan sebagainya dapat terkendali.
Kata kunci: nilai karakter, geomorfologi, bentuklahan
BAB I. PENDAHULUAN
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan dan proses
yang bekerja pada bentuklahan tersebut. Geomorfologi mempelajari dinamika
bentuklahan. Dinamika bentuklahan dapat terjadi karena tenaga endogen atau yang
berasal dari dalam bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari permukaan bumi.
Manusia merupakan salah satu komponen penting dalam tenaga eksogen yang turut
mempercepat perubahan penggunaan lahan, seperti penggundulan hutan yang
2
mempercepat proses erosi dan sedimentasi serta memicu terjadinya banjir,
pemotongan bukit untuk dibuat jalan atau lahan pertanian yang memicu terjadinya
erosi dan longsor, dan sebagainya.
Geomorfologi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang diajarkan di
Program Studi Pendidikan Geografi. Materei geomorfologi yang diberikan di
Program Studi pendidikan Geografi diharapkan bukan hanya memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai proses yang bekerja pada bentuklahan
tetapi juga mengandung nilai karakter didalamnya. Sesuai dengan tujuan pendidikan
karakter di perguruan tinggi yaitu meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang, sesuai dengan standar kompetensi
lulusan. Mahasiswa mampu menggunakan pengetahuannya dan juga dapat
berintegrasi dengan karakter yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan
mereka (Hasanah, 2013). Mahasiswa mendapatkan materi geomorfologi tetapi
diharapkan juga mampu menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Geomorfologi
sebagai suatu ilmu juga banyak memberikan pemahaman
mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi sekarang ini seperti banjir, tanah
longsor,erosi, sedimentasi dan sebagainya. Mahasiswa diberikan pemahaman
mengenai proses yang memicu terjadinya permasalahan lingkungan tersebut.
Pemahaman mengenai proses tersebut tidaklah cukup, perlu juga menerapkan nilai
karakter didalamnya sehingga mahasiswa juga dapat menjaga lingkungan hidupnya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Geografi
Geomorfologi merupakan bagian dari ilmu geografi. Pemahaman mengenai
ilmu geografi sangatlah penting. Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
kausal gejala-gejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi
baik yang fisikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya
3
melalui pendekatan keruangan, ekologikal, dan regional untuk kepentingan program,
proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1981). Salah satu ciri yang
membedakan geografi dengan ilmu-ilmu lain adalah pendekatan spasial atau
pendekatan keruangan (Bintarto,1988). Pendekatan keruangan banyak berhubungan
dengan beberapa unsur,yaitu:
1.
unsur jarak, baik jarak absolut maupun jarak relatif (sosial),
yang dapat
berpengaruh terhadap keakraban, keseganan, rasa asing dan kesenjangan sosial
(social gap);
2.
unsur pola atau pattern, misalnya saja adanya struktur geologi dan struktur
morfologi yang berpengaruh terhadap pola permukiman;
3.
unsur site dan situation, yang erat kaitannya dengan fungsi sebuah desa, kota
atau wilayah;
4.
unsur aksesibiltas, yang erat hubungannya dengan topografi dan teknologi suatu
wilayah tertentu;
5.
unsur keterkaitan, besar kecilnya keterkaitan banyak menentukan hubungan
fungsional antara beberapa tempat.
Objek kajian geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi hidrosfer, litosfer,
atmosfer, antroposfer, pedosfer, dan biosfer. Sudut pandang dalam ilmu geografi
adalah keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Geografi adalah apa yang
dikerjakan oleh seorang geograf (Sutikno, 2008).
Objek kajian dalam geografi adalah objek material dan objek formal. Objek
material adalah geosfer yang meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, pedosfer,
anthroposfer, yang kemudian dapat menimbulkan studi kekhususan. Objek formal
adalah sudut pandang atau cara memandang dan cara berfikir terhadap suatu gejala
dimuka bumi, baik yang sifatnya fisik maupun yang sosial, yaitu sudut pandang dari
organisasi keruangan atau spatial setting (Bintarto, 1983).
4
2.2. Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuklahan dan prosesproses yang mempengaruhi pembentukannya serta menyelidiki hubungan timbal
balik antara bentuklahan serta proses-proses tersebut dalam susunan keruangan (Van
Zuidam dan Cancelado, 1979).
Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan interpretasi bentuklahan dan khususnya pada penyebab yang
membentuk bentuklahan dan mengubah bentuklahan (Panizza, 1996). Geomorfologi
merupakan ilmu pengetahuan empiris, yang didasarkan pada observasi dan
pengalaman, penelitian yang bersifat eksperimen pada berbagai proses dan bentuk
dari bentuklahan (Panizza, 1996).
Kajian dalam geomorfologi adalah bentuklahan. Bentuklahan adalah
kenampakan medan yang dibentuk oleh proses-proses alami yang mempunyai julat
karakteristik fisikal dan visual di manapun bentuklahan itu dijumpai (Way, dalam
Van Zuidam dan Cancelado, 1979). Survei geomorfologi adalah analisis, klasifikasi,
dan pemetaan bentuklahan yang berpedoman pada morfologi, genesis, kronologi, dan
litologi (Van Zuidam dan Cancelado, 1979). Ada 4 aspek yang penting dalam survei
bentuklahan, sebagai tujuan umum dalam pemetaan geomorfologi yaitu morfologi,
morfogenesa, morfokronologi, dan morfoaransemen (Van Zuidam, 1983).
1. Morfologi
Morfologi terdiri dari morfografi dan morfometri. Morfografi merupakan
aspek deskriptif dari geomorfologi dalam suatu area, misalnya dataran, perbukitan,
pegunungan dan dataran tinggi. Morfometri merupakan aspek kuantitatif dari suatu
area, misalnya kemiringan lereng, ketinggian.
2. Morfogenesa
Morfogenesa merupakan asal dan perkembangan dari bentuklahan dan proses
yang membentuk dan bekerja pada bentuklahan tersebut. Morfogenesa dapat berupa
morfostruktur aktif, morfostruktur pasif dan morfodinamik. Morfostruktur pasif
merupakan litologi terdiri dari tipe batuan dan struktur dari batuan yang mengalami
proses denudasi, misalnya mesas, cuestas, hogbacks, dan domes. Morfostruktur
5
aktif merupakan proses endogen yang dinamik misalnya volkanik, lipatan, dan
patahan tektonik. Hasil dari tenaga endogen adalah gunungapi, perbukitan antiklinal
dan gawir sesar. Morfodinamik merupakan proses eksogen yang dinamis oleh
tenaga angin, air, es, dan gerakan massa, misalnya gumuk pasir, teras sungai, beting
gisik, moraines, dan lahan rusak.
3.
Morfokronologi
Morfokronologi merupakan umur relatif dan absolut dari variasi bentuklahan
dan prosesnya, contohnya adalah villafranchian untuk glacial berumur tua dan
monasterian untuk teras marin yang lebih muda.
4. Morfoaransemen
Morfoaransemen merupakan spasial aransemen dan hubungan antara variasi
bentuklahan dan prosesnya.
2.3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai tujuan, yaitu : (1) mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik;
(2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi
warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya
serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun
kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang
cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap
warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan
dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Pendidikan karakter dilakukan melalui
berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia
usaha, dan media massa (Kemendiknas, 2011). Proses pendidikan karakter didasarkan
pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif,
6
afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam
keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat (Kemendiknas, 2011).
Pendidikan karakter mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada pendidikan
moral karena pada pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang mana yang
benar dan mana yang salah. Pendidikan karakter terkait dengan kebiasaan (habit)
yang terus menerus dipraktekkan (Kemendiknas, 2010). Nilai pendidikan karakter
pada lingkup universitas perlu dikembangkan kedalam kurikulum dan silabus yang
sudah ada. Pendidikan karakter yang berlaku di universitas merupakan penguatan dan
pemantapan
dari
pendidikan
karakter
yang
diperoleh
di
SMA
sederajat
(Kemendiknas, 2010).
Terdapat 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,
(5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)
Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli
Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum.
Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.
2009:9-10 dalam Kemendiknas, 2011).
BAB III. NILAI KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM MATERI
GEOMORFOLOGI
Permasalahan lingkungan yang terjadi sekarang ini seperti banjir, tanah
longsor, kekeringan, erosi, dan pendangkalan sungai, erat kaitannya dengan lemahnya
penerapan pendidikan karakter dilingkungan universitas khususnya dan lingkungan
masyarakat pada umumnya. Mahasiswa sebenarnya mendapatkan materi kuliah
geomorfologi yang banyak membahas mengenai permasalahan lingkungan tetapi nilai
karakter didalamnya masih belum diterapkan dengan baik dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
7
Geomorfologi merupakan salah satu ilmu yang diajarkan pada Program Studi
Pendidikan Geografi FKIP UNLAM. Geomorfologi mempelajari bentuklahan dan
proses yang bekerja pada bentuklahan tersebut. Bentuklahan merupakan kenampakan
pada permukaan bumi yang dibentuk oleh tenaga alami. Beberapa bentuklahan yang
berkembang pada permukaan bumi adalah bentuklahan asal proses fluvial,
bentuklahan asal proses marin, bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan
asal proses struktural, bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan asal proses
eolin, bentuklahan asal proses vulkanik, bentuklahan asal proses solusional,
bentuklahan asal proses organik. Bentuklahan tersebut mengalami dinamika dan
perubahan baik secara alami maupun dipercepat.
Manusia merupakan salah satu agen perubahan yang dapat mempercepat
proses yang bekerja pada bentuklahan tersebut. Perubahan penggunaan lahan
misalnya dari perubahan dari hutan menjadi lahan kosong (terjadi penggundulan
hutan) pada daerah hulu akan mempercepat proses erosi dan terjadi sedimentasi
besar-besaran pada daerah hilir. Selain terjadi sedimentasi, dapat terjadi banjir juga di
daerah hilir pada musim penghujan. Permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut
merupakan salah satu kajian dalam geomorfologi.
Geomorfologi memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
dinamika proses yang bekerja pada suatu bentuklahan. Selain itu, mahasiswa Program
Studi Pendidikan Geografi FKIP UNLAM yang mendapatkan materi geomorfologi
dapat mengambil beberapa nilai karakter yang terdapat pada materi matakuliah
tersebut, antara lain:
1. Alam diciptakan sedemikian rupa oleh Tuhan, proses yang bekerja pada suatu
bentuklahan sangat dinamik dan kompleks
2. Menghargai, menjaga, dan melestarikan permukaan bumi sehingga proses
yang terjadi pada bentuklahan yang sifatnya merugikan seperti longsor, banjir,
kekeringan dan sebagainya dapat terkendali.
Nilai karakter pada matakuliah geomorfologi memberikan manfaat kepada
mahasiswa agar dapat menjaga lingkungan hidup mereka sehingga permasalahan8
permasalahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka dapat dikurangi
dampaknya. Harapan lebih lanjut adalah dapat mengsosialisasikan kemasyarakat akan
pentingnya menjaga lingkungan hidup mereka.
Bab IV. Kesimpulan
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari proses yang bekerja pada
bentuklahan. Permasalahan lingkungan yang terjadi pada bentuklahan banyak
disebabkan oleh perubahan pada permukaan bumi yang dilakukan oleh manusia.
Materi geomorfologi seharusnya disampaikan kepada mahasiswa bukan hanya
menambah pengetahuan mahasiswa saja tetapi
mahasiswa mendapatkan nilai
karakter didalamnya agar mahasiswa dapat lebih menghargai lingkungan hidup
mereka.
Daftar Pustaka
Bintarto. 1981. Suatu Tinjauan Filsafat Geografi. Seminar Peningkatan Relevansi
Metode Pendidikan Geografi. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Bintarto. 1983. Ruang Lingkup dan Konsep Geografi Sebagai Satu Disiplin Keilmuan.
Lokakarya Pengembangan di Sekolah dalam Pengajaran di Sekolah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta.
Bintarto. 1988. Geografi, Ilmu dan Aplikasinya: Sebuah Informasi. Majalah Geografi
Indonesia. Th. 1, No 2.,September 1988. Hal 63-68.
Hasanah.2013.Implementasi Nilai-Nilai Karakter Inti di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan Karakter tahun III, Nomor 2, Juni 2013.
Kemendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan
Nasional.Jakarta
Kemendiknas.2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.Jakarta
9
Panizza,M. 1996. Enviromental Geomorphology. Dipartimento di science della Terra,
Universita degli Studi Modena. Italy.
Sutikno.2008. Geografi dan Kompetensinya dalam Kajian Geografi Fisik. Materi
Sarasehan Keilmuan Geografi. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Van Zuidam, R.A. dan F.I. Cancelado. 1979. Terrain Analysis And Classification
Using Aerial Photograph. International Institute for Aerial Survey and Earth
Science. The Netherlands.
Van Zuidam, R.A. 1983. Guide to Geomorphologic Aerial Photographic
Interpretation and Mapping. International Institute for Aerial Survey and
Earth Science. The Netherlands.
10
Download