I. PENDAHULUAN Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu

advertisement
I.
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara.
Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan
masyarakat Indonesia diperkirakan penderita.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh
status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas
utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup
besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati,
mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula
dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut
berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit
tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas.
Ada 3 macam tipe DM :
DM tipe I atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat kekurangan
insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol
adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar
penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan
memerlukan insulin seumur hidup.
DM tipe II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada
tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat
tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah
tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM tipe II dengan obersitas atau ada
sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulinresistant tipe 1 diabetes, double diabetes, tipe 2 diabetes which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of adults, tipe 1.5" diabetes, tipe 3 diabetes, LADA) atau
diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan
keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin
dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan
hidup
II. RUMUSAN MASALAH
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Apa pengertian Diabetes Militus (DM)?
Apa saja tipe Diabetes Militus?
Apa saja tanda - tanda dan gejala Diabetes Militus?
Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
Apa dampak Diabetes Melitus pada organ tubuh?
Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?
Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Diabetes Militus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin:
mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah
kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia
kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari defisiensi
sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya defisiensi transporter glukosa . Berbagai
penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxiatelangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis,
penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis,
demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin
(hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum
adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang
tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal
dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2
jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
B. Tipe-tipe Diabetes Melitus
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan
perawatan dan simtoma:
Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas
yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan
patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom
resistansi insulin. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan
menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi: Insulin requiring for survival
diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk
mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
 NOT INSULIN REQUIRING DIABETES 
Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,
juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena
berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet
maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang
baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap
insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi
autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu
oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian
insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin
melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat
dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang
dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui
"inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi
aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan
dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe
1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l. Beberapa dokter
menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan
angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".Angka di atas 200 mg/dl (10
mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga
menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan
secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut
hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, noninsulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan
disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme
yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi
GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati
menjadi kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik
namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada
kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang
tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju
reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin,
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi
dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi
produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang,
dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab
pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor
predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines
( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas ditemukan di kira-kira 90%
dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi
mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai
untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2
biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya
pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali
kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh,
di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk.
Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan [antidiabetic drugs.
[Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang,
lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi
hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang
glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin),
dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal,
ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat
tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah
direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil
kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini
diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat
penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan
sel tumor maupun kanker.
Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi
metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironina
menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks
V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif,
menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam
mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV.
Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi oksidatif
mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta
akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan
pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari
peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini
dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa.
Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin, diketahui
menyebabkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
peningkatan mRNA glukokinase
peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati
peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati
penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan 3hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol asiltransferase
8. penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara lain
dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase
9. meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis
10. sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan
glukosa-6 fosfatase di dalam hati. Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak
ditemukan pada buah jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis
anggur.
Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent
autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus
yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM
bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat
disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat
bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat
otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan
mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan
sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum
terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan
dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila
ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan
makrosomia, seperti distosia bahu.
C.
Tanda dan gejala Diabetes Militus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu
dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam
darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang
mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
D. Faktor Penyebab Diabetes Militus
Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, diantaranya:
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar
gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar
untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi
untuk terserang diabetes mellitus.
3.
Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan
gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang
pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat
yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
5.
Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas
yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormonhormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
6.
Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas
berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena
olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang
tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain
disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negaranegara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota
ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea,
Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya,
mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang
rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
7. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak
tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori
(tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per
hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum
ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita
kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
8.
Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah
satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes
melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya
penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah
dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan
kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat
disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak,
termasuk gorengan.
9. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari
obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong
camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue
manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang
memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi.
Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam
menaikkan kadar gula dalam darah.
10. Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat.
Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu
makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan
berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
11. Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang,
tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik
dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa
untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres
berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
12. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan
bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula
bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
13. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau
progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr
Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil
kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa
bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas
menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
14. Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia
22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat
badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu
terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan
kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
E. Dampak Diabetes Melitus Bagi Organ Tubuh
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis
ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta
kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.
Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.
Komplikasi jangka panjang dari diabetes organ/jaringan yg terkena yang terjadi komplikasi
pembuluh darah. Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di
jantung, otak, tungkai & penis. Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga
pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran.
Sirkulasi yang jelek menyebabkan penyembuhan luka yang jelek & bisa menyebabkan penyakit
jantung, stroke, gangren kaki & tangan, impoten & infeksi:
1. Mata
a) Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina
b) Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi kebutaan
2.
a)
b)
c)
d)
e)
Ginjal
Penebalan pembuluh darah ginjal
Protein bocor ke dalam air kemih
Darah tidak disaring secara normal
Fungsi ginjal yg buruk
Gagal ginjal
3.
a)
b)
c)
d)
Saraf
Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran darah
Berkurang Kelemahan tungkai yg terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan
Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun
4. Sistem saraf otonom
Kerusakan pada saraf yg mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan
5. Tekanan darah yg naik-turun
Kesulitan menelan & perubahan fungsi pencernaan disertai serangan diare
6. Kulit
a) Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yg menyebabkan cedera berulang
b) Luka, infeksi dalam (ulkus diabetikum)
c) Penyembuhan luka yg jelek
7. DarahGangguan fungsi sel darah putih
Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit
8. Jaringan ikat
a) Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau berkontraksi
b) Sindroma terowongan karpal Kontraktur Dupuytren
F. Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir,
Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga
secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah
menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.
Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.
Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah.
PERAWATAN PREVENTIF
1.
2.
3.
4.
5.
Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen pengobatan
Vaksinasi
Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan influensa
Tidak merokok
Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
Perawatan kaki
G. Hubungan diabetes militus dengan anggota tubuh
 Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus
Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak
semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan
tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes
melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi
kronis bisa jadi orang tersebut pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu
sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang
disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang
memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat
maka orang tersebut berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan
faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol
rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu
memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin
mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika
orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam
plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa
berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi
dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium
tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa.
Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh
mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk
keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun.
Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.
 Diabetes dan Kesehatan Mata
Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari ketidakmampuan tubuh
untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, membawa gula
berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian akan digunakan jika diperlukan.
Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih. Analoginya
seperti
mobil yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi untuk
menggerakkan mobil, tersebut tetapi tidak bisa menggunakannya dengan maksimal.
Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar kasus yang dialami
adalah diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40 tahun. Salah
satu faktor risiko termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu.
Keturunan Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi risikonya.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya
adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati diabetik adalah
penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya yang berjajar di
belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa hidup mereka, sekitar
16 juta penderita diabetes akan mengalami berbagai tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya
25.000 menjadi buta tiap tahunnya. Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan
pudarnya penglihatan normal. Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali mengalami
katarak dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda. Hubungan
antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling umum) telah
membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko
dua kali terkena glaukoma daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-baru
ini telah mempertanyakan hal ini. Yang lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai
glaukoma sudut terbuka kemudian menderita diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu
yang tidak mempunyai penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu
dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes adalah yang paling sering. Pada beberapa kasus
retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina menjadi rusak. Retina kemudian memproduksi
pembuluh darah baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris
(bagian berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan pada mata.
Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah
laser untuk mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan retina.
Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting bagi
penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi Mata
Nasional (National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan mata
mereka setahun sekali.
 Diabetes dan luka pada bagian kaki
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes.
Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak
menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala
penyakit dapat merusak kaki secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan
kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut
menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan
perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan komplikasi
yang berkaitan dengan morbiditas akibat diabetes mellitus.
IV. KESIMPULAN
Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti contohnya: Obesitas(berat
badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan
masih banyak yang lainnya.
Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna
dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami sangat berharap saran
dan kritik dari pembaca demi menciptakan sebuah makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi para bembaca.
Download