ASUHAN KEPERAWATAN STRIKTURA URETRA KONSEP TEORI 1. Pengertian Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya. Penyempitan lumen ini disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum. 2. Etiologi a. Infeksi Infeksi uretra yang paling sering menimbulkan striktura uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus. b. Trauma Trauma yang menyebabkan striktura uretra adalah trauma tumpul pada slangkangan (straddle injury), fraktur tulang pelvis dan istrumentasi pada uretra yang kurang hati-hati. 3. Patofisiologi Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra Jaringan sikatriks dinding uretra (sekitar uretra) Hambatan aliran urine Urine mencari jalan lain untuk keluar Mengumpul di suatu tempat di luar uretra (peri uretra) Jika terinfeksi timbul abses periuretra yang kemudian pecah Fistula uretro kutan Fistula multipel memberi gambaran seperti seruling (uretra seruling) (Basuki B. Purnomo, 2000). 4. Derajat Penyempitan Uretra Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktura uretra dibagi menjadi 3 tingkatan : a. Ringan : Jika onklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra. b. Sedang : Jika terdapat 1/3-1/2 diameter lumen uretra. c. Berat : Jika onklusi terjadi lebih dari ½ diameter lumen uretra. Kadang kala pada keadaan striktura berat teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis. 4. Terapi a. Businasi (dilatasi) b. Uretrotomi interna c. Uretrotomi Eksterna d. Kontrol berkala U/ Dilatasi berkala dengan busi dan kateterisasi bersih mandiri berkala. 5. Komplikasi a. Infeksi saluran kemih.(prostatitis, sistitis, divertikel buli-buli/uretra, abses periuretra, batu uretra, fistel utero-kutan. b. Degenerasi maligna menjadi karsinoma uretra. 9. Asuhan Keperawatan A.Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran Kencing 1) Aktivitas/istrirahat Kaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera pada medulla Spinalis. 2) Sirkulasi Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat. 3) Eliminasi Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus) Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan /dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan pola berkemih. 4) Makanan / cairan; Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi abdominal, penurunan bising usus. 5) Nyeri/kenyamanan Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya pada panggul di regio sudut kostovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha’genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi . 6) Keamanan Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau menggigil. 7) Riwayat Penyakit : Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D. 10 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ; 1) Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan, pembentukan oedema, iskemia seluler. 2) Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik. 3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal, diuresis paska obstruksi. 4) Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N O. Diagnosa Keperawatan Tujuan-Kriteria yang diharapkan Intervensi Rasionalisasi 1. Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi /dorongan kontraksi ureteral, trauma jaringan, pembentukan edema, iskemia seluler. Nyeri hilang dengan spasme terkontrol. Catat lokasi,lamanya intensitas,penyebara n,perhatikan tandatanda non verbal,misalnya merintih,mengaduh dan gelisahansietas. Jelaskan penyebab nyeri dan perubahan karakteristik nyeri. Evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus serta membantu dalam meningkatkan kemampuan koping pasien serta menurunkan ansietas Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, ciptakan lingkungan yang tenang. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan otot,serta mengarahkan kembali perhatian pasien Bantu dengan ambulasi sering s/d indikasi tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 lt/hariatau s/d indikasi. Meningkatkan lewatnya batu,mencegah stasis urine,mencegah pembentukan batu selanjutnya. Obstruksi lengkap ureter dpt.menyebabkan ferforasi,dan ekstravasasi urine ke dalam area perirenal. Berikan kompres hangat pada punggung Dipakai selama episode akut, untuk menurunkan kolik ureter dan relaksasi otot. Kolaborasi: Berikan obat sesuai dengan indikasi - Narkotik - Antispasmodik - Kortikosteroid Menurunkan refleks spasme shg. Mengurangi nyeri dan kolik. Menurunkan edema jaringan ,shg. Membantu gerakan batu. Kriteria ; - Pasien tampak rileks. - Pasien mampu tidur/istirahat dengan tenang - Tidak gelisah, tidak merintih 2. 3. Retensi urine b/d inflamsi atau obstruksi mekanik. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, diuresis pasca obstruksi. Perubahan eliminasi urine tidak terjadi Kriteria : - Haematuria tidak ada. - Piuria tidak terjadi - Rasa terbakar tidak ada. - Dorongan ingin berkemih terus berkurang. Keseimbangan cairan adekuat Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine Dorong meningkatkan pemasukan cairan Catat adanya pengeluaran dalam urinek/p kirim ke lab untuk dianalisa. Observasi keluhan kandung kemih,palpasi dan perhatikan output,dan edema. Obserevasi perubahan status mental.,prilaku atau tingkat kesadaran. Kolaborasi ; Monitoring pem.Lab,BUN.kreati nin Evaluasi fungsi ginjal dgn.memerhatikan tandatanda komplikasi misalnya infeksi,atau perdarahan. Kalkulus dpt.menyebabkan eksitabiliats saraf,yg.menyebabkan kebutuhan sensasi berkemih .segera. Membilas bakteri,darah.dan debris,membantu lewatnya batu. Identifikasi tipe batudan alternatif terapi Kolaborasi dalam pemberian obat Meningkatkan pH.urine menurunkan pembentukan batu asam. Mencegah stasis urine Menurunkan pembentukan batu fosfat Mengesampingkan kejadian abdominal lain. Catat insiden muntah, diare, perhatikan Kriteria : karakteristik, dan - Intake dan output frekuensi. seimbang Tingkatkan - Tanda vital stabil pemasukan cairan (TD 120/80 3-4 lt / hari dalam mmHg. Nadi 60- toleransi jantung. 100, RR16-20, suhu 36.5°-37°C) Awasi tanda vital, - -Membran evaluasi nadi, turgor mukosa lembab kulit dan membran - Turgor kulit mukosa. baik. Timbang berat badan tiap hari Kolaborasi: Awasi Hb,Ht,elektrolit, Berikan cairan IV Peninggian BUN,indikasi disfungsi ginjal. Mempertahankan keseimbangan cairan dan homeostasis. Penurunan LFG.merangasang produksi renin, yg. Bekerja meningktakan TD. Peningkatan BB.yang cepat,waspada retensi Mengkaji hidrasi, kebutuhan intervensdi. Mempertahankan volume Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut s/d toleransi Berikan obat s/d indikasi antiemetik,(misal compazin ) sirkulasi Mempertahnakan keseimbangan nutruisi. Menurunkan mual muntah DAFTAR PUSTAKA Basuki B Punomo, (2000), Dasar-Dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang Carpenito, Linda Juall (1995), Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan ( terjemahan), PT EGC, Jakarta. Doenges,et al, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ( terjemahan), PT EGC, Jakarta Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.