BAB I Pendahuluan

advertisement
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Pada tanggal 23 Januari 2002, kongres Amerika Serikat melakukan pengesahan
terhadap Sarbanes-Oxley Act (SOX). Undang–Undang tersebut bertujuan untuk
melindungi investor perusahaan publik dengan cara meningkatkan ketepatan dan
tanggung jawab terhadap corporate disclosure, terutama yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan (SEC, 2002).
Tujuan dari diberlakukannya SOX adalah untuk mengembalikan kepercayaan investor
pasca terjadinya sejumlah skandal pelaporan audit transaksi keuangan perusahaan
publik seperti Enron, WorldCom, dan Tyco. SOX mewajibkan Chief Executive
Officers (CEO) dan Chief Financial Officers (CFO) untuk menjaga akuntabilitas
laporan keuangan dengan cara menerapkan dan mengawasi penerapan dari
pengendalian internal (internal control).
Institute of Internal Auditor (IIA) mendefinisikan pengendalian (control) sebagai
"tindakan-tindakan manajemen, dewan direksi dan pihak–pihak terkait lainnya dalam
mengelola risiko dan meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan gol yang
telah ditetapkan" (Tunggak, 2007).
Sedangkan menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Tread way
Commission – (COSO), pengendalian internal (internal control) adalah sebuah proses
yang diprakarsai oleh dewan direksi, manajemen ataupun pihak lainnya yang didesain
untuk mendapatkan keyakinan yang memadai agar tercapainya (COSO, 1992):
d. Efektif dan efisien dalam operasional.
e. Laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Patuh terhadap hukum dan aturan – aturan.
Saat ini teknologi informasi sudah sangat menyatu dengan proses bisnis organisasi.
Tingginya penerapan TI dalam mendukung jalannya operasional menyebabkan CEO
dan CFO memperhatikan risiko-risiko yang mungkin timbul dari penggunaan
teknologi informasi.
1
Salah satu contoh kegagalan penerapan pengendalian internal pada sebuah sistem
informasi akuntansi terjadi pada HealthSouth Corp. HealthSouth Corp, sebuah
perusahaan penyedia layanan kesehatan di Amerika Serikat, memberhentikan Chief
Information Officer (CIO) Kenneth Livesay setelah dinyatakan bersalah oleh
pengadilan dengan tuduhan melakukan konspirasi manipulasi informasi laporan
keuangan. Kenneth Livesay bersama rekannya dengan sengaja memasukkan
transaksi–transaksi palsu dalam sistem informasi akuntansi sehingga menyebabkan
terjadinya pencatatan keuntungan semu pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
HealthSouth Corp (www.justice.gov). Apa yang dilakukan Kenneth Livesay
merupakan salah satu contoh risiko penggunaan teknologi informasi dalam mengelola
transaksi–transaksi keuangan. Kasus HealthSouth Corp tersebut merupakan contoh
pentingnya penerapan pengendalian internal pada teknologi informasi untuk menjaga
integritas dan kualitas informasi pada sebuah sistem informasi akuntansi.
Melihat penggunaan IT yang sudah begitu menyatu dengan proses bisnis organisasi,
sangatlah penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari penggunaan
teknologi informasi terhadap integritas dari laporan keuangan. Risiko–risiko tersebut
dapat timbul dari alam (contoh: banjir, gempa), manusia (contoh: penyerangan
terhadap jaringan, akses data yang tidak sah) dan lingkungan (contoh: pemadaman
listrik yang berkepanjangan, polusi). Untuk mencapai hal tersebut, salah satu
pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memperketat responsibilities
(tanggung jawab) melalui pengendalian internal (internal control).
Berdasarkan entitas komponen-komponen yang berinteraksi, terdapat dua jenis
tanggung jawab yang harus diperhatikan, yaitu: (1) tanggung jawab sistem dan (2)
tanggung jawab pengguna. Tanggung jawab sistem adalah kebenaran sistem dalam
memproses masukan menjadi keluaran, dengan melakukan pengendalian internal pada
saat
Pengembangan,
operasional
sehari-hari
dan
juga
saat
perubahan
program\upgrade. Sedangkan untuk memperketat tanggung jawab pengguna,
beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pengendalian internal
terhadap akses data, pemisahan wewenang agar tidak terjadi konflik kepentingan serta
pengendalian internal lainnya yang bertujuan untuk menjaga integritas dan kualitas
informasi yang dikeluarkan oleh sistem informasi akuntansi.
2
Penelitian ini akan membahas mengenai framework pengendalian internal pada sistem
informasi akuntansi berdasarkan kebutuhan pengendalian internal yang bersumber
dari Sarbanes Oxley dan COSO – Internal Control Integrated Framework. Tema dari
penelitian ini adalah pemanfaatan prinsip–prinsip pengendalian internal pada sebuah
sistem informasi akuntansi, dengan cara menurunkan pengendalian internal ke dalam
pengendalian internal yang berbasiskan TI (IT Control) pada sebuah sistem informasi
akuntansi.
I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara memetakan kebutuhan pengendalian internal yang terdapat
pada undang – undang Sarbanes Oxley (Sarbanes Oxley Act) menjadi
pengendalian internal berbasiskan teknologi informasi.
2. Apa saja risiko yang mungkin timbul dari penggunaan sistem informasi
akuntansi terhadap integritas dari laporan keuangan.
3. Bagaimana cara menilai dan menentukan kebutuhan pengendalian internal
pada sebuah sistem informasi akuntansi.
4. Bagaimana cara membuat pengendalian internal yang sesuai agar dapat
mengurangi risiko yang timbul dari penggunaan sistem informasi akuntansi.
I.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah framework berdasarkan kebutuhan
Sarbanes Oxley Act yang dapat digunakan sebagai acuan dalam :
1. Menilai kebutuhan pengendalian internal.
2. Menentukan dan mendesain pengendalian internal.
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Definisi, tujuan dan komponen – komponen pengendalian internal akan
mengacu pada “COSO – Internal Control Integrated Framework”(COSO,
1992) dan Sarbanes Oxley Act (SEC, 2009).
2. Ruang Lingkup sistem informasi akuntansi dibatasi pada sistem yang terkait
secara langsung dengan (Hall, 2004):
a. Sistem Pemrosesan Transaksi (transaction processing system).
3
b. Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan (general ledger/financial
reporting system).
c. Sistem Pelaporan Manajemen (Management reporting system)
I.5 Kegunaan Hasil
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini berupa usulan framework pengendalian
internal pada sistem informasi akuntansi. Adapun kegunaan dari framework tersebut
adalah:
1. Terciptanya kerahasiaan (confidentiality), ketersediaan (availability) dan
integritas (integrity) dari sistem informasi akuntansi melalui pengendalian
internal.
2. Membantu dalam menilai akan kebutuhan pengendalian internal dan
menentukan komponen aktivitas pengendalian pada sistem informasi
akuntansi
3. Sebagai panduan dalam membuat pengendali internal berbasiskan teknologi
informasi yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi
I.6 Metodologi
Langkah–langkah yang akan digunakan dalam mengerjakan penelitian ini terdiri atas:
1. Studi literatur
Pada tahapan ini dilakukan kajian, pengumpulan dan pencarian dokumen yang
terkait dengan penelitian. Studi dilakukan terhadap literatur yang membahas
tentang pengendalian internal (internal control), sistem informasi akuntansi,
keamanan informasi (information security), dan manajemen risiko.
2. Analisa kebutuhan pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi
Tahapan ini dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan (requirement) yang
bersumber dari hasil studi literatur terhadap artikel, jurnal, buku dan sumbersumber lainnya Hasil tersebut akan digunakan sebagai masukkan dalam
menentukan kebutuhan pengendalian internal pada sebuah sistem informasi
akuntansi. Selanjutnya, melakukan identifikasi terhadap sumber daya
(resource) yang perlu dilindungi, risiko–risiko, serta efek domino yang
mungkin ditimbulkan dari risiko tersebut.
4
3. Desain framework pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi
Setelah terdefinisi kebutuhan pengendalian internal serta komponen–
komponen
sistem
informasi
akuntansi,
dilakukan
identifikasi
dan
penggambaran keterhubungannya antara komponen – komponen yang
berinteraksi di dalam sistem informasi akuntansi.
4. Pembuatan framework pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi
Untuk
merancang framework, hal pertama yang harus dilakukan adalah
dengan identifikasi risiko–risiko yang mungkin timbul dan mengurutkannya
berdasarkan dampak dan intensitas dari risiko tersebut. Untuk setiap kelompok
risiko yang mungkin timbul, akan dibuat rekomendasi pengendalian internal
yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak dari risiko tersebut.
5. Pengujian
Framework yang dihasilkan pada tahap sebelumnya kemudian diujikan
dengan menyebarkan kuesioner pada organisasi yang telah menerapkan
pengendalian internal sesuai dengan yang diamanahkan oleh Sarbanes Oxley
Act (SEC, 2009).
5
Download