PENGATURAN FUNGSI GINJAL DAN MIKSI Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran UNAND Fungsi ginjal 1. Ekskresi sisa metabolisme 2. Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit 4. Regulasi tekanan darah 5. Regulasi keseimbangan asam basa 6. Produksi eritropoeitin 7. Fungsi metabolik khusus APARATUS JUKSTALOMERULUS • Tempat menempelnya aa.efferen dan tubuli distal – Sel bergranula/jukstaglomerulus – Sel mesangial ekstraglomerulus – Sel makula densa • Sel juxtaglomerulus menghasilkan renin • Keadaan yang dapat menimbulkan pengeluaran renin : – Penurunan laju filtrasi glomeruli – Penurunan tekanan glomeruli – Peningkatan rangsangan simpatis • Renin berdifusi ke dalam darah, masuk ke sirkulasi • Di dalam darah renin memisahkan angiotensin I dari substrat renin, yaitu alfa 2 globulin • Angiotensin I adalah deka peptida, jika mengalir ke paru-paru, akan pecah menjadi okta peptida Angiotensin II dibawah pengaruh Angitensin Converting Enzyme (ACE) yang ada di jaringan paru-paru. • Angiotensin II adalah bahan vasokonstriktor yang kuat dan dapat menimbulkan vasokonstriksi ekstensif di seluruh tubuh RENAL BLOOD FLOW • 21% COP, 1200 ml/menit • Autoregulasi GFR dan RBF (TD 75-160 mmHg) FILTRASI GLOMERULUS • Fraksi filtrasi :ditentukan oleh Laju Filtrasi Glomerulus (LFG/GFR) dan Aliran darah ginjal (RBF) – RBF melalui kedua ginjal : 650 ml/menit – GFR 125 ml/menit – Fraksi filtrasi rata-rata : 19 % FILTRASI GLOMERULUS • LFG : jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam kapsula Bowman per satuan waktu • Rata-rata LFG adalah : 125 ml/menit atau 180 liter/hari • LFG dipengaruhi oleh : – Tekanan filtrasi net – Koefisien filtrasi FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU FILTRASI GLOMERULUS • Rangsangan simpatis – Rangsangan simpatis ringan sampai moderat akan menyebabkan kontriksi arteriol afferent laju filtrasi glomerulus • Tekanan arteri – Peningkatan tekanan arteri tekanan dalam nefron meningkat laju filtrasi glomerulus – Autoregulasi : bila tekanan arteri kontriksi arteriol afferent mencegah kenaikan tekanan glomerulus Pengontrolan LFG • Pengaturan aliran darah melalui arteriol ginjal, resistensi aa.afferen dan efferen • Autoregulasi : mempertahankan LFG tetap konstan pada tekanan darah 75-160 mmHg • Hormon dan syaraf otonom Pengontrolan LFG (lanj) • Selama menit pertama sesudah perubahan tekanan arteri maka aliran darah renal akan diatur sendiri • Pada periode jam berikutnya laju filtrasi glomerulus akan diatur sendiri, sedangkan aliran darah renal juga diatur sendiri Pengontrolan LFG (lanj) • Mekanisme autoregulasi LFG-tubulo glomerular feedback – Ada 2 mekanisme umpan balik : 1. Mekanisme umpan balik vasodilator arteriol afferent 2. Mekanisme umpan balik vasokonstriktor arteriol efferent Kombinasi kedua umpan balik ini disebut Tubuloglomerular feedback Pengontrolan LFG (lanj) • Mekanisme umpan balik vasodilator afferent – Aliran filtrat glomeruli yang sangat sedikit ke dalam tubuli konsentrasi ion Cl pada macula densa dilatasi arteriol afferent aliran darah renal ke glomerulus tekanan gromerulus laju filtrasi glomerulus kembali Pengontrolan LFG (lanj) • Mekanisme umpan balik vasokonstriktor arteriol efferent – Laju filtrasi glomerulus rendah reabsorpsi berlebihan ion Cl konsentrasi ion Cl pada makula densa sel juxtaglomerular sekresi renin pembentukan angiotensin II Angiotensin II menimbulkan konstriksi pada arteriol afferent tekanan glomerulus meningkat laju filtrasi glomerulus kembali normal PERAN HORMON ALDOSTERON • Aldosteron dihasilkan oleh korteks kelenjar adrenal • Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na dan sekresi K di tubuli PERANAN ADH TERHADAP OSMOLALITAS CAIRAN EXTRASEL • Osmolalitas cairan extrasel rata-rata 300 mOsm/liter dengan konsentrasi Na 142 mEq/liter • Osmolalitas cairan extrasel sebagian besar ditimbulkan oleh ion Na • Oleh karena itu kontrol osmolalitas dan kontrol konsentrasi Na terjadi secara bersamaan • Kontrol osmolalitas terjadi melalui mekanisme umpan balik PERANAN ADH TERHADAP OSMOLALITAS CAIRAN EXTRASEL • Peningkatan osmolalitas akan merangsang osmoreseptor (hipotalamus anterior dekat nukleus supra optikum) • Sehingga akan menstimulasi pengeluaran ADH oleh hipofise posterior • ADH akan meningkatkan permeabilitas tubuli distal dan duktus koligentes sehingga meningkatkan absorpsi air, sehingga air lebih banyak ditahan dalam cairan extrasel dan osmolalitas akan kembali normal Maintaining Water and Electrolyte Balance Figure 15.9 Copyright © 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings Slide 15.32 REFLEX MIKSI REFLEKS MIKSI • Reseptor : reseptor regang pada dinding vesica urinaria • Saraf sensoris : nervus pelvikus • Pusat reflex : medula sinalis segmen sakral • Saraf motorik : nervus pelvikus yang menuju ke otot detrusor dan nervus pudendus yang menuju m.sfingter uretra externa • Efektor : m.detrusor dan m.sfingter uretra PERANGSANGAN DAN PENGHAMBATAN OLEH OTAK • Batang otak : pons • Korteks serebri