PEMBUATAN MUSIK DIGITAL BACKINGTRACK UNTUK PEMBELAJARAN IMPROVISASI DAN SOLO GITAR PADA ALLDINT MUSIC COURSE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Agung Darmawan 10.11.3689 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014 COMPOSING DIGITAL MUSIC BACKINGTRACK FOR LEARNING IMPROVISATION AND SOLO GUITAR FOR ALLDINT MUSIC COURSE YOGYAKARTA PEMBUATAN MUSIK DIGITAL BACKINGTRACK UNTUK PEMBELAJARAN IMPROVISASI DAN SOLO GITAR PADA ALLDINT MUSIC COURSE YOGYAKARTA Agung Darmawan Pandan P Purwacandra Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Development of Music in Yogyakarta is now increasingly promising. One of the indicator is a lot of music course build in this city. Alldint music course is one of them. Alldint mision is how to make a good and quality student, especially for guitar course, which is the most popular instrument course. To succeed the mision, while the student plays the guitar, they need partner. Partner will make their progress better. To learn improvisation in guitar they need a song without a melody called backingtrack. Backingtrack will help the student to learn at home when they dont see the instructor. Hope with this backingtrack the student can learn improvisation much better. Later this backingtrack will be made using the PreSonus Studio One recording software. Keywords : Music, Orchestra, Edirol, Fruity Loop Studio 10 1. Pendahuluan Perkembangan Perkembangan dunia IT di era sekarang ini sangat pesat. Semua negara berlomba untuk menguasai teknologi informasi. Tak terkecuali di Indonesia, contohnya adalah menjamurnya studi tentang hal ini. Perkembangan dunia musik sekarang ini juga kian menjanjikan. IT dan musik memiliki keterkaitan. Musik membutuhkan IT dan IT juga bisa diarahkan untuk bidang Musik. Sekarang ini muncul peluang untuk orang-orang IT berkarir dibidang musik. Contoh nyatanya adalah pembuatan MIDI backingtrack untuk perusahaan-perusahaan karaoke. Pembuatan musik seperti ini pure menggunakan software saja tanpa perlu menghadirkan alat-alat musik yang sesungguhnya. Dalam bermusik khususnya alat musik gitar, kita membutuhkan partner agar bisa belajar dengan maksimal. Karena dengan adanya partner kita bisa bergantian belajar iringan dan improvisasi. Untuk belajar improvisasi diperlukan iringan berbentuk lagu tanpa melodi yang disebut backingtrack. Dengan iringan lagu tersebut murid dapat melatih improvisasi gitar dan dapat pula belajar analisa tangga nada apa yang bisa digunakan. Untuk tingkat advance, iringan dapat dijadikan backingtrack untuk gitar solo. Jadi dengan adanya backingtrack ini murid-murid di kursus musik tidak membutuhkan partner untuk bermain gitar mengiringi mereka. Cukup dengan memutar lagu backingtrack mereka sudah dapat belajar dengan maksimal. Mereka bisa menggunakan iringan ini dimana saja, jadi akan lebih praktis tanpa mengurangi esensi dari pembelajaran itu sendiri. Guru juga bisa dengan bebas mencontohkan teknik improvisasi menggunakan backingtrack ini. Untuk itu dalam skripsi ini penulis bermaksud mengambil judul “ PEMBUATAN MUSIK DIGITAL BACKINGTRACK UNTUK PEMBELAJARAN IMPROVISASI DAN SOLO GITAR PADA ALLDINT MUSIC COURSE YOGYAKARTA “. Lagu backingtrack ini akan dibuat dengan memperhatikan detail instrument serta proses mixing dan mastering audio. Nantinya backingtrack ini akan dibuat menggunakan Software Recording PreSonus Studio One. 2. Dasar Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Backingtrack ini sebelumnya sudah pernah dibuat dan digunakan, namun dalam penggunaanya masih untuk keperluan show perorangan ataupun bukan untuk keperluan pembelajaran pada kursus musik. Salah satu contoh karya yang berhubungan dengan hal ini adalah : - Ananda (2014) Judul skripsi ini adalah pembuatan lagu karaoke berformat MIDI. Dalam pembuatan lagu tersebut, DAW yang dipakai adalah FL Studio 9. Dalam skripsi tersebut menghasilkan lagu berformat MIDI yang dapat digunakan sebagai peluag bisnis untuk perusahaan karaoke. - Purwacandra (2007) Judul skripsi ini adalah pembuatan ilustrasi musik berbasis MIDI. Dalam skripsi ini menghasilkan ilustrasi musik yang baik dengan memperhatikan detail dari tiap instrument yang digunakan. Dari tinjauan pustaka tentang pembuatan lagu, masih banyak yang menggunakan MIDI secara penuh. Oleh karena itu lagu backingtrack yang akan dibuat dalam skripsi ini menggunakan PreSonus Studio One. 2.2 SDLC System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. 2.3 Konversi Sistem Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Derajat kesulitan dan kompleksitas dalam pengkonversian dari sistem lama ke sistem baru tergantung sejumlah faktor. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus (canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan relatif lebih mudah. Jika konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, database baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru, jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedurnya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang. 2.4 Analisis SWOT Untuk membuat suatu rencana kita harus mengevaluasi faktor eksternal maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah menghasilkan adanya kekuatan (strength), serta mengetahui kelemahan (weakness). Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui kesempatan (opportunity) dan ancaman (treath). Analisis untuk mengetahui keempat hal tersebut disebut analisis SWOT (drs. H. Indrito Gitosudarmo, 2003:36) 2.5 Musik Digital Musik Digital pada dasarnya adalah berupa harmonisasi bunyi yang dibuat melalui perekaman dari alat-alat musik analog (konvensional) atau alat-alat musik digital (yang dibuat dengan bantuan komputer) yang disimpan dan diproses dengan media berbasis teknologi komputer. Format digital ini dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas. Musik digital ini sendiri mengalami perkembangan dari masa ke masa yang dimulai dengan piringan hitam sampai kepada CD ataupun mp3 file. 2.6 Backingtrack Backingtrack adalah audio yang direkam musisi untuk menambah bagian musik yang tidak bisa mereka mainkan pada saat perform live. Backingtrack dapat diartikan "Musik tanpa melodi Gitar atau instrument lainnya". Jika anda sedang berimprovisasi dengan menggunakan backingtrack maka anda yang bertindak sebagai 'filler atau pengisi kekosongannya'. Backingtrack merupakan sebuah bentuk partner bermain di mana seseorang dapat bermain alat musik diiringi dengan musik yang sudah direkam sebelumnya. 2.7 Bagian-bagian backingtrack Backingtrack juga dapat dikatakan sebagai sebuah lagu. Namun tanpa melodi, atau hanya sebagai iringan saja. Lagu memiliki bagian-bagian yang membuat lagu terdengar dinamis. Ada bagian yang mempunyai dinamika pelan, ada bagian lagu yang memiliki dinamika keras sehingga pendengar semakin merasakan maksud dari lagu. Bagian-bagian lagu yang baik akan membuat lagu terasa enak untuk didengarkan. Tetapi tidak semua lagu mempunyai bagian yang sangat lengkap dan tidak semua lagu mempunyai susunan bagian yang sama. bagian-bagian dalam sebuah lagu yaitu : intro, verse, bridge, chorus, solo instrument, interlude dan ending. 2.8 Gitar Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat. Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik. 3. Analisa dan Perancangan 3.1 Gambaran Umum Untuk membuat sebuah backingtrack, ide sangat diperlukan untuk mengetahui berbagai aspek yang akan terkandung nantinya dalam backingtrack tersebut. Dalam hal ini penulis membuat backingtrack yang menurut penulis mempunyai progresi kunci yang enak dan mudah dimainkan. Backingtrack ini berjudul “Jazz Backingtrack in C Major” yang diciptakan oleh penulis sendiri, awalnya backingtrack tersebut ingin dibuat bergenre pop namun setelah berbincang dengan pihak Alldint Music Course backingtrack tersebut dirubah menjadi ber-genre Jazz. Backingtrack ini memiliki nada dasar di nada C dan struktur bagian yang terdapat pada lagu Jazz Backingtrack in C Major ini tidak banyak namun ada beberapa yang diulang. Contohnya terdapat pada bagian verse atau bait dan chorus atau reffrain. 3.2 Analisis Kebutuhan 3.2.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak digunakan untuk mengolah atau mengerjakan aplikasi yang digunakan untuk mendukung bekerjanya sistem komputer. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan backingtrack ini adalah : 1. Windows 7 Ultimate 64 bit 2. PreSonus Studio One 3. AIMP dan Windows Media Player 3.2.2 Kebutuhan Hardware Perangkat keras adalah semua bagian dari komputer berupa benda fisik untuk mendukung proses kerja sistem. Perangkat keras yang digunakan oleh penulis yaitu : 1. Processor Intel(R) core(TM) i3 2. RAM 2048 MB 3. 10 Gb Harddisk 4. Sony VAIO Core i3 5. Sepasang speaker Stereo 6. Soundcard Line 6 UX2 3.3 Alldint Music Course Alldint Music Course adalah lembaga bimbingan kursus musik yang terletak dijalan Candi Gebang no 240 Yogyakarta. Alldint memiliki beberapa kelas seperti kelas dasar, lanjutan dan mahir serta kursus musik untuk anak-anak. Alldint juga memiliki banyak instrument yang bisa dipelajari seperti gitar, bass, drum, keyboard, biola dan vokal. Alldint juga menyediakan bimbingan untuk persiapan kuliah musik dan juga event organizer. Tiap 3 bulan Alldint juga menyelenggarakan Alldint Family Day yakni ajang unjuk gigi bagi para murid Alldint Music Course. 3.4 Perancangan Dan Pembuatan Backingtrack Perancangan dan pembuatan Backingtrack ini memiliki beberapa langkah diantaranya : 1. Mencari Tempo lagu yang dibuat atau biasanya disebut Detecting Tempo. 2. Menenentukan instrument yang akan dimasukan kedalam pembuatan backingtrack. 3. Membuat proyek baru didalam software PreSonus Studio One. 4. Mengkonfigurasi PreSonus Studio One untuk masing-masing instrument. 5. Menghubungkan instrument dengan PreSonus Studio One. 6. Menuliskan notasi drum kedalam piano roll dan mengedit notasi jika diperlukan. 7. Menyeimbangkan level volume. 8. Merender backingtrack menjadi file berformat mp3. 3.5 Detecting Tempo Deteksi tempo dalam pembuatan lagu merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan. Jika tempo salah, maka bisa dipastikan lagu akan lebih cepat atau lebih lambat dari seharusnya. 3.6 Pemilihan Alat Instrument Dalam Pemilihan instrument yang akan digunakan juga haruslah sesuai dengan kebutuhan instrument pada musik jazz standar agar backingtrack ini bisa digunakan sesuai fungsinya umuk pembelajaran improvisasi jazz. Dalam hal ini juga diperlukan kemampuan dan pengalaman dari seorang musisi untuk menentukan beberapa instrument tersebut. Dari analisa yang dilakukan penulis, lagu jazz backingtrack ini membutuhkan 4 instrument yang terdiri dari Drum, Elektrik Lead, Gitar Elektrik Rythm dan Gitar Bass.. Gitar 4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Sequencing Proses sequencing instrument backingtrack dimulai pada birama (bar) 1 yang dimulai dengan hitungan masuk atau count in selama 2 bar menggunakan instrument drum. Kemudian dilanjutkan dengan intro pertama berjumlah 8 bar dari instrument Gitar elektrik rythm, drum dan gitar bass. Setelah itu masuk verse 1 berjumlah 8 bar dan verse 2 sepanjang 8 bar juga yang menggunakan gitar rythm, drum dan gitar bass sebagai ritme. Kemudian masuk ke bagian chorus 1 atau reffrain 1 sepanjang 8 bar yang langsung dilanjutkan dengan chorus 2 sepanjang 8 bar, dengan masih menggunakan instrument yang sama seperti sebelumnya. Setelah bagian chorus habis selesai, masuk ke bagian outro yang memiliki irama sedikit berbeda dengan intro karena outro ini temponya melambat secara bertahap sepanjang 4 bar. Pada bagian ini digunakan hanya dua instrument yaitu gitar rythm dan cymbal drum sebagai penutup lagu yang menandakan lagu sudah habis. 4.2 Penulisan Notasi Menulis notasi atau menuliskan nada di dalam PreSonus Studio One menggunakan piano roll, dengan memberikan titik pada matrix antara baris pitch dan kolom posisi di piano roll untuk menghasilkan bunyi instrument. Untuk masuk kedalam piano roll, klik kiri 2 kali pada instrument channel, maka jendela piano roll akan terbuka. Pada bagian bawah terdapat tempat untuk mengatur velocity sebuah nada yang membuat nada-nada terdengar kaku atau dinamis. Terlihat garis vertikal yang dapat digeser keatas atau kebawah. Jika diatur rendah maka bunyi yang dihasilkan pelan tapi jika diatur tinggi maka akan semakin keras suara yang dihasilkan. Didalam membuat susunan backingtrack, penulis lebih dahulu menuliskan notasi instrument drum pada piano roll untuk dijadikan acuan, karena instrument drum umumnya adalah instrument yang berfungsi untuk membuat beat dan menjaga tempo dari sebuah lagu. 4.3 Perekaman Instrument Proses perekaman ini membutuhkan kemampuan musik dasar dan kepekaan terhadap nada agar proses pembuatan lagu semakin efektif. Ketidak pekaan terhadap nada menyebabkan lagu menjadi kurang enak untuk didengarkan. 4.4 Pengeditan Notasi Didalam pembuatan notasi diperlukan pengeditan jika nada terdengar tidak seusai dengan yang diinginkan misalnya nada yang dibuat terlalu panjang, atau nada terlalu pendek. Velocity nada yang terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah sehingga bunyi nada yang dihasilkan terlalu pelan. Untuk memanjangkan notasi cukup dengan menarik notasi pada piano roll kekanan sesuai durasi yang diinginkan. Untuk menaikkkan atau menurunkan velocity pada sebuah notasi dengan mengklik pada notasi kemudian tekan tombol “alt” pada keyboard kemudian scroll keatas atau kebawah menggunakan mouse. Jika mengedit banyak note diperlukan seleksi notasi menggunakan block seperti pada microsoft word. Setelah terseleksi beberapa notasi maka lakukanlah pengeditan pada notasi tersebut. 4.5 Menyeimbangkan Volume Channel Lagu akan terdengar tidak enak disaat masing-masing instrument mempunyai level kekerasan suara yang sama. Untuk sebuah lagu menjadi enak didengar diperlukan pengaturan seperti mengatur level masing-masing instrument dengan membedakan instrument mana yang lebih nyaring dan instrument mana yang lebih pelan. Seperti pada backingtrack yang penulis buat, pada intro pertama menggunakan instrument Gitar elektrik rythm dan drum. Agar instrument Gitar rythm terdengar menonjol maka perlu dilakukan penurunan level volume untuk channel lain. 4.6 Memberikan Efek Pada Lagu Hasil PreSonus Studio One memiliki fasilitas yang menyediakan efek berfungsi untuk merubah kesan pada backingtrack. Seperti reverb yaitu efek yang membuat seolah-olah lagu tersebut berada dalam sebuah ruangan bergema ataupun chorus yang memungkinkan suara instrument terdengar lebih penuh. 4.7 Mengatur Panning Panning adalah proses pengantaran audio apakah akan berada ditengah atau berada dikiri maupun kanan pada sound. Untuk mengatur panning pada jendela PreSonus klik pilihan Mix pada kanan bawah jendela maka akan terbuka jendela Mixing. Lalu geser kekiri, kanan, tau tengah sesuai dengan keinginan ingin berada disebelah mana suara instrument tersebut. 4.8 Mastering Proses mastering yang sering disebut orang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai Pre Mastering. Namun dalam kenyatannya orang lebih cenderung mengatakannya sebagai mastering daripada pre mastering. Secara natural istilah pre mastering inipun berubah menjadi mastering. Mastering adalah sebuah tahap akhir dari proses sebuah musik. Mastering dalam bahasa sederhana dapat dikatakan sebagai proses polishing musik. Sama seperti furniture yang di-polish agar tampak lebih bagus, musik juga memerlukan polishing. 4.9 Menyimpan Backingtrack Kedalam Format mp3 Untuk menyimpan file backingtrack ini menjadi file yang bisa diputar di media player kita perlu menentukan format audio yang akan kita gunakan. Untuk proses pembelajaran maka kita memerlukan file format yang tidak menghasilkan file berukuran besar, agar dpat diputar di handphone atau gadget yang sering dan lumrah digunakan oleh anak-anak. File yang paling tepat menurut penulis yakni berformat .mp3. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembuatan backingtrack menggunakan PreSonus Studio One dapat diambil beberapa kesimpulan: a. File yang dihasilkan dari pembuatan backingtrack tidak terlalu besar ukurannya (file .mp3) sehingga sangat mudah untuk disimpan. b. PreSonus Studio One dapat dengan mudah melakukan pembuatan, editing dan update nada dengan rapi. c. Pembuatan backingtrack dengan Studio One menghasilkan musik dengan dinamika permainan. a. Proses mastering backingtrack dapat menggunakan fitur-fitur efek yang telah disediakan oleh Studio One.. 5.2 Saran Dari hasil kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran: 1. Dalam pembuatan backingtrack bisa dilakukan penggabungan antara virtual instrument dengan alat musik asli. 2. Penulisan notasi sebaiknya menggunakan keyboard controller untuk kemudahan penulisan. 3. Software untuk pembuatan backingtrack ini tidak hanya terbatas pada PreSonus Studio One saja, tetapi masih banyak lagi seperti Nuendo, Cubase, FL dan lainlain tergantung selera dan kebiasaan masing-masing pengguna. a. Untuk hasil yang memperhatikan kualitas memang harus memadukan instrument asli sehingga file yang dihasilkan tidak menjadi file MIDI secara penuh yang terkesan seperti musik yang dimainkan tanpa dinamika. Daftar Pustaka Ananda, A. P, 2014 PembuatanLagu Karaoke Berfromat MIDI Menggunakan FL Studio 9, Skripsi, STMIK Amikom Yogyakarta. Asociation, M.M 2009, An Introduction to MIDI http://www.midi.org/aboutmidi/intromidi.pdf (diakses pada tanggal 9 April 2014). , Gorven, Les, 1997, MIDI Studio Consortium , http://midkar.com/MidiStudio/Help/index.html (diakses pada tanggal 11 April 2014). Image-Line, Image-Line, Leach, 2010, FL Studio Reference Manual, Image-Line Software. 2013, Fl Studio Overview, http://www.imageline.com/documents/flstudio.html (diakses pada tanggal 20 April 2014). R., 2013, 7 Ways to Use and Edit MIDI Velocity, http://audio.tutsplus.com/tutorials/production/7-ways-to-use-and-edit-midivelocity/. (diakses pada tanggal 11 April 2014). Pamungkas, Adi Jarot, 2007, Mainkan gitarmu Dengan Iringan Musik Digital Komputer, Edisi 01, Yogyakarta, Andi. Purwacandra, P.P., 2007, Cepat dan Mudah Home Recording dengan Adobe Audition 1.5, Yogyakarta, Andi. Purwacandra, P.P., 2007, Pembuatan Ilustrasi Musik berbasis MIDI, Skripsi, STMIK AMIKOM Yogyakarta. Purwacandra, P. P., 2008, Asyik Berkreasi dengan MIDI, Yogyakarta, Andi. Priyadi, Slamet, Maret 2013, Istilah Tempo Dalam Musik, http://jenakaparakan.blogspot.com (diakses pada tanggal 22 April 2014). White, Paul, 2011, Basic MIDI, City, Sanctuary Publishing Limited.