Makalah Seminar Kerja Praktek ONLINE PREVENTIVE

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
ONLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA
PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK I
1
Amalia Saraswati1., Karnoto, ST. MT.2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
email : [email protected]
2
Abstrak
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator tenaga ini biasanya
digunakan untuk mengubah energi dari pembangkit atau generator ke saluran transmisi, dari saluran transmisi ke
gardu distribusi.
Transformator tenaga ini sangat penting peranannya dalam penyaluran tenaga listrik. Untuk itu
transformator tenaga ini memerlukan perhatian yang khusus agar transformator selalu bekerja dengan baik dan
sesuai dengan karakteristik kinerjanya. Pada dasarnya, transformator tenaga ini mempunyai keandalan kerja yang
tinggi dan umur kerja yang panjang bila dirawat secara teratur.
Untuk menjaga agar kinerja transformator tenaga tetap andal, diperlukan adanya sebuah pemeliharaan
rutin. Pemeliharaan rutin ini dapat mendeteksi kerusakan atau kegagalan yang akan terjadi pada transformator
secara dini, sehingga dapat dilakukan pencegahan kerusakan transformator tersebut secara dini. Pemeliharaan
preventif ini dapat dilakukan selama transformator beroperasi maupun saat transformator sedang dilakukan
overhaul.
Kata Kunci : Transformator tenaga, Pemeliharaan preventif.
waktu kerja yang tinggi bila dilakukan
pemeliharaan secara teratur. Apabila terjadi
kegagalan atau kerusakan pada salah satu
komponen pembangkit tersebut, maka akan
memakan biaya yang tinggi dan waktu yang
lama untuk memperbaikinya.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT. Indonesia Power UBP Semarang
adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang pembangkitan energi listrik
yaitu Unit PLTU dan PLTGU Tambak
Lorok. Dalam perkembangannya PT.
Indonesia Power UBP Semarang terus
melakukan upaya untuk membangun
lingkungan kerja yang sehat dan aman demi
kelancaran proses produksi yang secara
tidak langsung dapat menjaga kontinuitas
pembangkitan energi listrik. Pada PLTGU
Tambak Lorok terdapat tiga komponen
utama dalam pembangkitan energi listrik,
yaitu turbin, generator, dan transformator
atau trafo.
Untuk menjaga keandalan kinerja
dari komponen pembangkit tersebut
diperlukan adanya kegiatan pemeliharaan
peralatan yang dapat dilakukan secara rutin
maupun berkala. Komponen pembangkit
tersebut mempunyai keandalan kerja dan
1.2
Tujuan Pelaksanaan
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini
adalah meliputi beberapa hal diantaranya :
Mengetahui proses produksi tenaga
listrik pada PLTGU Tambak Lorok
Blok I.
Mengetahui konstruksi dan bagianbagian transformator tenaga secara
umum.
Mengetahui pemeliharaan rutin
transformator tenaga yang dilakukan
pada perusahaan.
1.3
Pembatasan Masalah
Pada laporan kerja praktek ini
permasalahan hanya dibatasi pada hal-hal
1
yang bersifat umum mengenai transformator
tenaga dan pemeliharaan transformator
tenaga pada PLTGU Tambak Lorok.
dari generator turbin uap dikirim ke Trafo
Utama 11,5/150 kV (19), yang seterusnya
dialirkan melalui tiang transmisi di Switch
Yard (21) dan kemudian dikirim ke Gardu
Induk melalui Transmisi Tegangan Tinggi
dan Tegangan Ekstra Tinggi (22). Skema
dari proses PLTGU ditunjukkan Gambar
3.2.
II.
Proses Produksi Tenaga Listrik
pada PLTGU Tambak Lorok
1.
Proses PLTG
Bahan bakar berupa solar/HSD
(HighSpeedDiesel)
dialirkan
dari
Kapal/tongkang (1) ke dalam rumah pompa
BBM HSD (2) kemudian dipompa lagi
dengan Pompa Bahan Bakar (3)
dimasukkan
dalam
Ruang
Bakar/Combustion Chamber (7) untuk
menghasilkan energi panas/thermal sebagai
Penggerak/Pemutar Gas Turbine (8).
Sebagai pemutar awal saat turbin belum
menghasilkan tenaga, digunakan Motor
Listrik/Diesel (4) yang berfungsi memutar
Compresor (6) sebagai penghisap udara
luar, dengan terlebih dulu melalui AirFilter
(5), untuk sebagian kecil pembakaran dan
sebagian besar sebagai pendingin turbin.
Perputaran
poros
Generator
(10)
menghasilkan
energi
listrik
yang
tegangannya masih rendah.
2.
Proses PLTGU/Combined Cycle
Gas bekas yang keluar dari turbin
gas dimanfaatkan lagi setelah terlebih
dahulu diatur oleh Selector Valve (9) untuk
dimasukkan ke dalam Boiler/HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) (11) yang
memiliki Drum (12). Uap yang dihasilkan
dipakai untuk memutar Turbin uap (13)
agar menghasilkan tenaga listrik pada
Generator (14). Uap bekas dari turbin tadi
diembunkan lagi di Condensor (15)
kemudian Air Condensate dipompa oleh
Condensate Pump (16), selanjutnya
dimasukkan lagi ke dalam Deaerator (17)
dan oleh Feed Water Pump (18) dipompa
lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan.
3.
Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tenaga listrik yang dihasilkan dari
generator turbin gas dikirim ke Trafo
Utama 11,5/150 kV (20) dan tenaga listrik
Gambar 1. Proses PLTGU
III.
3.1
Transformator Tenaga
Tinjauan Umum Transformator
Tenaga
Transformator tenaga adalah suatu
peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Transformator tenaga ini
biasanya digunakan untuk mengubah energi
dari pembangkit atau generator ke saluran
transmisi, dari saluran transmisi ke gardu
distribusi.
Pada PLTGU Tambak Lorok Blok I
ini memiliki dua jenis transformator, yaitu :
1. UAT (Unit Auxiliary Transformer)
UAT adalah transformator penurun
tegangan dari tegangan 11,8 kV yang
dihasilkan oleh generator menjadi 4
kV. UAT merupakan trafo utama
yang digunakan untuk pemakaian
sendiri.
2. SST (Sub Station Transformer)
SST adalah trafo penaik tegangan
dari tegangan 11,8 kV yang
dihasilkan generator menjadi 150 kV
yang akan masuk pada sistem
saluran transmisi 150 kV.
2
pada kumparan tersebut timbul fluksi
yang menginduksikan tegangan, bila
pada rangkaian sekunder ditutup
(rangkaian beban) maka akan mengalir
arus pada kumparan ini. Jadi kumparan
sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
Gambar 2. Transformator tenaga
3.2
Bagian-Bagian Transformator
Tenaga
Transformator terdiri dari bagianbagian :
a. Bagian utama
1. Inti transformator
Berfungsi untuk mempermudah jalan
fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai
rugi-rugi
besi)
yang
ditimbulkan oleh Eddy Current.
Gambar 4. Belitan transformator
3. Minyak transformator
Minyak transformator merupakan
media isolasi pada transformator. Selain
sebagai media isolasi transformator,
minyak trafo ini berfungsi sebagai
pendingin yaitu mengambil panas yang
ditimbulkan sewaktu trafo berbeban lalu
melepaskannya. Dan juga minyak trafo
berfungsi untuk melindungi komponenkomponen di dalam trafo terhadap
korosi dan oksidasi. Selain itu, minyak
trafo juga dapat dijadikan media
pendeteksi gangguan yang terjadi pada
transformator.
4. Bushing
Hubungan
antara
kumparan
transformator ke jaringan luar melalui
sebuah busing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator.
Gambar 3. Inti transformator yang terbuat dari
besi lempengan
2. Belitan transformator
Umumnya
pada
transformator
terdapat kumparan primer dan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak-balik maka
3
pada saat transformator tidak berbeban
disebut Off Load Tap-Changer dan
hanya dapat dioperasikan secara manual.
Sedangkan tap changer yang dapat
dioperasikan pada saat transformator
berbeban disebut On Load TapChanger dan dapat dioperasikan secara
manual maupun otomatis.
2. Breather/alat pernafasan
transformator
Alat pernafasan pada transformator
ini berupa silica gel yang berguna untuk
menyerap kelembapan udara karena
kenaikan temperatur minyak.
Gambar 5. Bushing transformator
5. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari
transformator yang terendam minyak
transformator berada (ditempatkan)
dalam tangki. Tangki trafo harus cukup
kuat untuk bertahan terhadap tekanan
gas dan gaya elektromagnetik yang
dapat terjadi pada saat terjadi kegagalan
atau gangguan. Untuk menampung
pemuaian minyak transformator, tangki
dilengkapi dengan konservator.
konservator
Gambar 7. Alat pernafasan trafo (silica gel)
3. Indikator-indikator
Untuk
mengawasi
selama
transformator
beroperasi,
maka
diperlukan adanya indikator pada
transformator sebagai berikut :
a. Indikator level minyak
b. Indikator temperatur minyak
c. Indikator temperatur belitan
d. Dial type oil gauge
Gambar 6. Konservator transformator
b. Peralatan Bantu
1. Tap-changer
Peralatan ini digunakan untuk
mengubah rasio transformator dengan
tujuan untuk mendapatkan tegangan
sekunder yang lebih baik (sesuai dengan
yang
diinginkan)
dari
tegangan
jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap
changer yang hanya dapat dioperasikan
4. Pendingin
Pada inti besi dan kumparankumparan akan timbul panas akibat rugirugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila
panas tersebut mengakibatkan kenaikan
suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi (di dalam transformator). Maka
untuk mengurangi kenaikan suhu
4
transformator yang berlebihan maka
perlu dilengkapi dengan alat/ sistem
pendingin untuk menyalurkan panas
keluar transformator.
Media yang dipakai pada sistem
pendingin dapat berupa:
a. Udara/gas
b. Minyak
c. Air
d. Dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi)
dapat dengan cara:
a. Alamiah (natural)
b. Tekanan/paksaan.
Pada
cara
alamiah
(natural),
pengaliran media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk
mempercepat perpindahan panas dari
media tersebut ke udara luar diperlukan
bidang perpindahan panas yang lebih
luas antara media (minyak-udara/gas),
dengan cara melengkapi transformator
dengan sirip-sirip (Radiator).
Bila diinginkan penyaluran panas
yang
lebih
cepat
lagi,
cara
natural/alamiah
tersebut
dapat
dilengkapi dengan peralatan untuk
mempercepat sirkulasi media pendingin
dengan pompa-pompa sirkulasi minyak,
udara dan air. Cara ini disebut pendingin
paksa (Forced).
Gambar 9. Sirip radiator
c. Perlatan Proteksi
Peralatan pengaman atau proteksi pada
transformator digunakan untuk mendeteksi
keadaan gangguan pada transformator dan
mengamankan transformator pada saat
terjadi gangguan selama transformator
beroperasi. Berikut ini adalah peralatan
pengaman transformator yang terdapat pada
transformator tenaga di PLTGU Tambak
Lorok Blok I :
1. Relay suhu
2. Relay bucholz
3. Relay tekanan minyak
4. Pressure relief device
5. Sudden pressure relay (Relay
tekanan lebih)
6. Relay diferensial
7. Relay arus lebih
8. Lightning arrester
IV.
Pemeliharaan Preventif Trafo
Tenaga saat Beroperasi
Online preventive
maintenance
adalah pemeliharaan transformator saat
transformator beroperasi yang dapat
dilakukan secara rutin yaitu setiap hari atau
setiap minggu. Pemeliharaan harian atau
mingguan ini dapat mendeteksi kerusakan
atau kegagalan yang akan terjadi pada
transformator secara dini, sehingga dapat
Gambar 8. Kipas pendingin
5
dilakukan
pencegahan
kerusakan
transformator tersebut secara dini.
Pada pemeliharaan harian/mingguan
ini dapat dilakukan secara visual dengan
memeriksa bagian-bagian transformator.
Pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan
cara :
o memeriksa
alat
pernafasan
transformator (silica gel), bila sudah
berubah warna maka harus diganti
dengan yang baru
o memastikan bila level minyak pada
indikator minyak sesuai dengan batas
yang ditentukan
o memastikan bila tidak ada kebocoran
minyak pada bagian yang melekat
dan pada bagian yang di las yang
dilakukan secara visual
o memastikan bila ada gangguan
abnormal
o memastikan bila ada bau yang tidak
enak atau abnormal
o memastikan bila indikasi dari
termometer sesuai dengan petunjuk
dari temperatur yang semestinya dan
sesuai dengan nilai pengujian
kenaikan temperatur.
Sedangkan bagian-bagian trafo yang
dapat dilakukan pemeliharaan preventif saat
transformator beroperasi yaitu :
 tangki transformator, radiator
 kipas pendingin
 indikator level minyak
 indikator temperatur minyak dan
belitan
 bushing (secara visual dengan
thermograph)
 sistem pernafasan transformator dan
silica gel
 peralatan pengaman transformator
(secara visual)
 uji karakteristik minyak trafo.
dengan
sesuai.
Untuk
pemeriksaan
kecepatan putaran dapat dilakukan dengan
mengukur arus beban motor penggerak
kipas, apakah masih sesuai dengan arus
beban nominalnya.
4.2
Indikator Level Minyak
Untuk memeriksa level minyak pada
tangki konservator, dapat secara langsung
dilihat pada indikator level minyak. Setelah
melihat level minyak, lalu melihat
temperatur minyak isolasi. Setelah melihat
dua variable tersebut, dapat dilihat apakah
transformator dalam keadaan baik dengan
melihat grafik hubungan antara level minyak
dengan temperatur minyak.
Grafik hubungan antara level minyak
dengan temperatur minyak dapat dilihat di
bawah ini. Apabila titik temu antara level
dan temperatur minyak masih dalam daerah
yang diarsir, artinya transformator dalam
keadaan baik. Namun apabila titik temu
antara level dan temperatur minyak berada
di luar daerah yang diarsir, maka
transformator dalam keadaan yang kurang
baik. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Gambar 10. Grafik hubungan level minyak
dengan temperatur minyak
4.1
Kipas Pendingin
Kipas pendingin pada transformator
perlu diperiksa secara teratur apakah bekerja
6
4.3
Indikator Temperatur Minyak
dan Belitan
Indikator temperatur minyak dan
belitan
ini
digunakan
untuk
mengindikasikan
keadaan
internal
transformator. Indikator ini mengindikasikan
titik terpanas pada minyak dan belitan
berdasarkan tes temperatur yang dilakukan
oleh
pihak
pembuat
transformator.
Pemeliharaan yang dilakukan berupa
pengecekan
jarum
penunjuk
angka
temperatur. Pada indikator-indikator ini
terdapat dua buah jarum penunjuk angka,
yaitu satu yang berwarna silver/perak dan
satu lagi berwarna merah. Jarum penunjuk
yang berwarna merah menunjukkan nilai
temperatur tertinggi yang pernah dicapai
transformator selama beroperasi, sedangkan
jarum penunjuk yang berwarna silver
menunjukkan temperatur transformator.
Transformator dikatakan dalam keadaan
normal apabila jarum penunjuk silver masih
berada di bawah jarum penunjuk berwarna
merah. Jarum penunjuk pada indikator
temperatur biasanya mempunyai kontak
elektrik untuk memicu alarm dan memicu
kipas pendingin apabila temperatur minyak
dan belitan dirasakan oleh sensor suhu
melebihi batas sensor suhunya.
4.4
Bushing
Bushing merupakan peralatan yang
memisahkan
bagian
konduktor
transformator dengan tangki transformator.
Bushing ini merupakan konduktor yang
diselubungi/dilapisi
oleh
isolator.
Pemeliharaan bushing yang dilakukan saat
trafo beroperasi yaitu dengan mengecek
apakah terdapat kondisi abnormal pada
bushing. Kondisi abnormal pada bushing
berupa keretakan dan juga loose contact
pada terminal-terminalnya. Pemeriksaan
terhadap kondisi abnormal bushing dengan
menggunakan thermograph setiap bulan.
4.5
Sistem Pernafasan Transformator
dan Silica Gel
Alat pernafasan trafo yang baik
adalah yang dapat menyaring uap air yang
terdapat pada udara. Karena uap air ini
apabila masuk ke dalam tangki trafo maka
akan mencemari minyak isolasi trafo
sehingga dapat menurunkan kualitas isolasi
minyak trafo.
Pemeliharaan peralatan pernafasan
transformator
ini
dilakukan
dengan
penggantian silica gel secara teratur.
Penggantian silica gel ini dilakukan apabila
warna silica gel sudah berubah dari warna
semula. Perubahan warna ini terjadi karena
adanya uap air yang disaring oleh silica gel
sehingga tidak ada udara luar yang masuk ke
dalam tangki transformator. Silica gel ini
dalam keadaan baru berwarna putih dan bila
telah terkontaminasi akan berwarna coklat
kekuningan. Sehingga untuk pengecekan
bagus atau tidaknya silica gel ini dapat
dilihat saja pada tangki silica gel. Bila telah
berubah warna maka harus diganti dengan
silica gel yang baru.
Jarum penunjuk
silver
Jarum penunjuk merah
4.6
Peralatan Pengaman Trafo
Pemeliharaan peralatan pengaman
ini dilakukan secara visual dengan
menggunakan thermograph.
Gambar 11. Indikator temperatur
7
1. Relay suhu, relay bucholz, relay tekanan
minyak, relay diferensial, relay arus
lebih
Pemeliharaan beberapa relay tersebut
dilakukan dengan cara memeriksa seal pada
tempat masuk kabel tripping dan memeriksa
alarm apakah masih berfungsi dengan baik.
Apabila alarm tidak berfungsi dengan baik
maka harus segera diganti dengan yang
baru. Periksa juga kebocoran minyak yang
mungkin terdapat pada permukaan relay.
2. Pressure relief device
Peralatan pengaman ini berfungsi untuk
melindungi transformator terhadap hubung
singkat yang terjadi pada transformator yang
menyebabkan terjadinya tekanan internal
yang berlebihan yang dapat merusak
transformator. Pemeliharaan yang dilakukan
untuk menjaga kinerja perlatan ini yaitu
memeriksa apakah terdapat kebocoran
minyak pada sela-sela peralatan yang
seharusnya melekat.
3. Sudden pressure relay
Sudden pressure relay digunakan untuk
mendeteksi
tekanan
berlebih
pada
transformator pada saat terjadi kegagalan
internal pada transformator. Relay ini akan
mendeteksi tekanan lebih yang timbul akibat
adanya busur api. Pemeliharaan peralatan ini
berupa
pengecekan
terhadap
alarm
peralatan. Pengetesan alarm perlu dilakukan
untuk mengetahui kondisi alarm apakah
masih berfungsi dengan baik atau tidak.
Sudden pressure relay akan mengabaikan
perubahan tekanan yang biasa terjadi karena
perubahan temperatur, surja pompa minyak,
dan lain-lain.
4. Lightning arrester
Lightning arrester adalah peralatan
pengaman yang melindungi transformator
dari tegangan berlebih akibat adanya surja
tegangan yang diakibatkan oleh surja petir
maupun surja hubung. Pemeliharaan yang
rutin dilakukan terhadap perlatan ini adalah
mengecek dan memeriksa discharge counter,
yaitu penghitung surja tegangan yang
terjadi. Mencatat bila ada kenaikan jumlah
discharge counter dari jumlah sebelumnya.
4.7
Uji Karakteristik Minyak Trafo
Untuk mengetahui kondisi dari
minyak trafo maka dilakukan suatu
pengujian terhadap minyak trafo. Pengujian
minyak trafo ini dapat dijadikan sebagai
indikasi keadaan minyak trafo, apakah
masih dalam keadaan baik atau sudah
tercemari oleh lingkungan luar. Pengujian
minyak trafo ini dapat dilakukan secara
rutin, yaitu setiap 6 bulan sekali atau
tergantung
dari
kondisi
operasi
transformator
tersebut.
Pengujian
karakteristik minyak trafo ini dilakukan oleh
pihak ketiga atau independent laboratorium,
bukan dari pihak pembangkit.
Hasil dari pengujian karakteristik
minyak trafo ini dapat dijadikan acuan untuk
merencanakan tindakan operasi dan
pemeliharaan selanjutnya. Sehingga untuk
ke depannya diharapkan transformator dapat
beroperasi dengan lebih baik.
Berikut ini adalah tabel standar
pengujian karakteristik minyak tafo untuk
transformator tenaga dengan tegangan kerja
antara 72,5 kV-170 kV (kategori B).
8
Tabel 1. Standar pengujian minyak trafo kategori
transformator B
Macam tes
Standar /
Batas yang
acuan
diijinkan
ISO
Bersih, tanpa
2049 /
kontaminasi
IEC 296
yang terlihat
IEC 156
>40 kV/2,5mm
Interfacial Tension
ISO
Min : 15 mN/m
(IFT)
6295
Kandungan gas
IEC 567
Warna minyak
Tegangan
Korosi belerang
Oil quality index
599
instruksi
pihak
trafo.
Sesuai
dengan
standar IEC
599
ISO
-
2719
Kandungan air
IEC 814
<= 40 mg/kg
/ IEC
733
Nilai netralisasi
IEC 296
Endapan
-
-
Resistivitas
-
Pada 20°C :
5.2
1.
2.
min. 60GΩ.m
Pada 90°C :
min. 0,2GΩ.m
IEC 247
WP 222
-
Max :0,5 mg
KOH/g
Faktor disipasi
korosi belerang
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang
telah penulis laksanakan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Pemeliharaan trafo tenaga bertujuan
untuk menjaga keandalan dan
mencegah kerusakan/kegagalan yang
akan terjadi pada transformator
tenaga.
2. Preventive maintenance trafo tenaga
bertujuan untuk mencegah kerusakan
dan kegagalan internal
yang
mungkin terjadi pada transformator
tenaga yang akan menggangu
kinerjanya dan mengurangu umur
kerja transformator.
3. Bagian trafo tenaga yang perlu
diberikan preventive maintenance
yaitu tangki trafo, konservator,
radiator dan kipas pendingin, alat
pernafasan trafo, bushing, indikator
level
minyak
serta
indikator
temperatur minyak dan belitan, alat
pengaman trafo, dan minyak trafo.
pembuat
Titik nyala
1275-B
V.
5.1
Sesuai
dari
Tidak terdapat
number (OQIN)
tembus/breakdown
/ IEC
ASTM D
Maks. : 1,0
dielektrik, tangent
delta pada 90°C
dan 40Hz-60Hz
9
Saran
Perawatan terhadap alat-alat proses
produksi tenaga listrik harus
ditingkatkan.
Perbaikan terhadap alat-alat proses
produksi tenaga listrik yang sudah
rusak atau sudah tidak layak pakai
harus segera diperbaiki agar proses
produksi
tenaga
listrik
tidak
berkurang atau terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI
1. Gill, A.S. 1982. Electrical Equipment
Testing & Maintenance. Virginia :
Reston Publishing Company.
2. Harlow, James H. 2007. Electric Power
Transformer Engineering. Boca Raton :
CRC Press.
3. Kiameh, Philip. 2002. Power Generation
Handbook. McGraw-Hill.
4. Meidensha
Corporation.
1995.
Instruction Manual for 110/145 MVA
Gas Turbine Generator Transformer.
Semarang : Perusahaan Umum Listrik
Negara Tambak Lorok Gas Turbine
Power Plant Block II.
5. Sumitomo Corporation. 1994. Tambak
Lorok Electrical B.O.P Operation &
Maintenance Manual. Semarang : PT.
Indonesia Power UBP Semarang.
6. Sumitomo Corporation. 1994. Tambak
Lorok Phase I GTG Project Codes and
Standard. Semarang : PT. Indonesia
Power UBP Semarang.
7. Tim Penyusunan Materi Pelatihan O &
M Trafo Tenaga. 2003. Panduan
Pemeliharaan Trafo Tenaga. PT. PLN
(Persero)
Pusat
Penyaluran
dan
Pengaturan Beban.
8. United States Department of The Interior
Bureau
of
Reclamation.
2000.
Transformer Maintenance. Colorado.
9. http://www.google.com
Amalia Saraswati
(L2F008005)
Dilahirkan di Semarang
24 Oktober 1990. Telah
menempuh pendidikan di
SDN Pedurungan Kidul
02 Semarang, SMPN 2
Semarang, SMAN 3
Semarang dan sekarang
sedang menikmati pendidikan di Universitas
Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Elektro Konsentrasi Teknik Energi Listrik.
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Karnoto, ST. MT.
NIP. 196907091997021001
10
Download