elektrokardiografi a4

advertisement
ELEKTROKARDIOGRAFI
ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIFITAS
LISTRIK JANTUNG
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)  SUATU
GRAFIK YANG MENGGAMBARKAN
REKAMAN LISTRIK JANTUNG
NILAI DIAGNOSTIK EKG PADA KEADAAN
KLINIS :

 ARITMIA JANTUNG
 HIPERTROFIATRIUM DAN VENTRIKEL
 ISKEMIA DAN INFARK MIOKARD
 EFEK OBAT-OBATAN TERUTAMA EFEK
DIGITALIS DAN ANTI ARITMIA
 GANGGUAN KESEIMBANGAN KALIUM
 FUNGSI PACU JANTUNG

ANATOMI DAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG
JANTUNG  4 RUANG  POMPA  ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL
KA/KI
SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS
LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL :
1.
NODUS SINOATRIAL (NODUS SA/SAN)  PADA PERTEMUAN
ANTARA VENA CAVA SUPERIOR DENGAN ATRIUM KANAN 
SECARA OTOMATIS DAN TERATUR MENGELUARKAN
IMPULS DENGAN FREKUENSI 60-100X/MENIT
2.
NODUS ATRIOVENTRIKULER (NODUS AV/AVN)  DI ATAS
SINUS KORONARIUS PADA DINDING POSTERIOR ATRIUM
KANAN  MENGELUARKAN IMPULS 40-60X/MENIT
3.
BERKAS HIS  MENEMBUS JARINGAN PEMISAH
MIOKARDIUM ATRIUM DAN MIOKARDIUM VENTRIKEL 
BERJALAN PADA SEPTUM VENTRIKEL  BERCABANG :
BERKAS KANAN (RIGHT BUNDLE BRANCH/RBB) DAN
BERKAS KIRI (LEFT BUNDLE BRANCH/LBB)
4.
SERABUT PURKINJE  MENGELUARKAN IMPULS DENGAN
FREKUENSI 20-40X/MENIT
ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG
KEADAAN ISTIRAHAT LUAR BERMUATAN POSITIF
DALAM BERMUATAN NEGATIF  BEDA POTENSIA 90 MILIVOLT
3 ION BERPERAN PENTING PADA ELEKTRFISIOLOGI:
1.
KALIUM
2.
NATRIUM
3.
KALSIUM
RANGSANGAN LISTRIK BISA SECARA TIBA-TIBA
MENYEBABKAN MASUKNYA ION NATRIUM DENGAN
CEPAT DARI LUAR SEL KE DALAM, SEHINGGA
MENYEBABKAN MUATAN DALAM SEL MENJADI
LEBIH POSITIF DIBANDINGKAN MUATAN DI LUAR
SEL.
PROSES TERJADINYA PERUBAHAN MUATAN AKIBAT
RANGSANGAN DINAMAKAN DEPOLARISASI.
SETELAH DEPOLARISASI TERJADI PENGEMBALIAN
MUATAN KE KEADAAN SEMULA, PROSES INI
DINAMAKAN REPOLARISASI. SELURUH PROSES
TERSEBUT DISEBUT AKSIPOTENSIAL
FASE AKSI POTENSIAL :
 FASE 0  FASE DEPOLARISASI  MENGGAMBARKAN ARUS
MASUKNYA NATRIUM DARI LUAR SEL KE DALAM DENGAN
CEPAT  MUATAN DALAM SEL MENJADI POSITIF, DI LUAR
MENJADI NEGATIF
 FASE 1  FASE PERMULAAN REPOLARISASI 
MENGEMBALIKAN POTENSIAL DALAM SEL KE 0 MILIVOLT 
AKIBAT PENUTUPAN SALURAN NATRIUM
 FASE 2  KALSIUM BERGERAK MASUK KE DALAM SEL OTOT
JANTUNG DENGAN LAJU RELATIF LEBIH LAMBAT  KEADAAN
STABIL AGAK LAMA SESUAI MASA REFRAKTER ABSOLUT
DARI MIOKARDIUM
 FASE 3  PENGEMBALIAN POTENSIAL INTRASEL KE
POTENSIAL ISTIRAHAT  KALIUM KELUAR DARI DALAM SEL
 MUATAN POSITIF DALAM SEL BERKURANG
 FASE 4  FASE ISTIRAHAT  DALAM SEL OTOT BERMUATAN
NEGATIF, LUAR SEL BERMUATAN POSITIF  POLARISASI
SANDAPAN EKG
UNTUK MEMPEROLEH REKAMAN EKG DIPASANG
ELEKTRODE-ELEKTRODE DI KULIT PADA
TEMPAT-TEMPAT TERTENTU  LOKASI HARUS
DIPERHATIKAN  SALAH PENEMPATAN
MENGHASILKAN PENCATATAN BERBEDA
JENIS SANDAPAN (“LEAD”) EKG :
1. SANDAPAN BIPOLAR : MEREKAM PERBEDAAN
POTENSIAL DARI 2 ELEKTRODA  TANDA I, II,
III
SANDAPAN I  MEREKAM BEDA POTENSIAL
ANTARA TANGAN KANAN (RA) DENGAN
TANGAN KIRI (LA)  TANGAN KANAN NEGATIF,
TANGAN KIRI POSITIF
SANDAPAN II  MEREKAM BEDA POTENSIAL
ANTARA TANGAN KANAN (RA) DENGAN KAKI
KIRI (LF) TANGAN KANAN NEGATIF, KAKI KIRI
POSITIF
SANDAPAN III  MEREKAM BEDA POTENSIAL
ANTARA TANGAN KIRI (LA) DENGAN KAKI
KIRI(LF)  TANGAN KIRI NEGATF, KAKI KIRI
POSITIF
KETIGA SANDAPAN INI DAPAT DIGAMBARKAN
SEBAGAI SEBUAH SEGI TIGA SAMA SISI, YANG
LAZIM DISEBUT SEGI TIGA “EINTHOVEN”
2. SANDAPAN UNIPOLAR
SANDAPAN UNIPOLAR EKSTRMITAS  MEREKAM
BEDA POTENSIAL LISTRIK PADA SATU
EKSTREMITAS  ELEKTRODA EKPLORASI
DILETAKKAN PADA EKSTREMITAS YANG AKAN
DIUKUR  GABUNGAN ELEKTRODA
–ELEKTRODA PADA EKSTREMITAS YANG LAIN
MEMBENTUK ELEKTRODA INDEFEREN
(POTENSIAL 0)
a.
SANDAPAN aVR  MEREKAM POTENSIAL
LISTRIK TANGAN KANAN (RA) YANG
BERMUATAN POSITIF, TANGAN KIRI DAN KAKI
KIRI MEMBENTUK ELEKTRODA INDEFEREN
b.
SANDAPAN aVL  MEREKAM POTENSIAL
LISTRIK PADA TANGAN KIRI (LA) YANG
BERMUATAN POSITIF, TANGAN KANAN DAN
KAKI KIRI MEMBENTUK ELEKTRODA
INDEFEREN
c. SANDAPAN Avf  MEEKAM POTENSIAL LISTRIK
KAKI KIRI (LF)  KAKI KIRI BERMUATAN
POSITIF, TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI
MEMBENTUK ELEKTRODA INDIFEREN
d. SANDAPAN UNIPOLAR PREKORDIAL 
MEREKAM BESAR POTENSIAL LISTRIK JANTUNG
DENGAN BANTUAN ELEKTRODA EKSPLORASI
YANG DITEMPATKAN DIBEBERAPA TEMPAT
DINDING DADA. ELEKTRODA INDEFEREN
DIPEROLEH DENGAN MENGGABUNGKAN KETIGA
ELEKTRODA EKSTREMITAS
LETAK SANDAPAN :
V1 : RUANG INTERKOSTAL IV GARIS STERNAL KANAN
V2 : RUANG INTERKOSTAL IV GARIS STERNAL KIRI
V3 : PERTENGAHAN ANTARA V2 DAN V4
V4 : RUANG INTERKOSTAL V GARIS MIDKLAVIKULA
KIRI
V5 : SEJAJAR V4 GARIS AKSILA DEPAN
V6 : SEJAJAR V5 GARIS AKSILA TENGAH
 UMUMNYA PEREKAMAN EKG LENGKAP DIBUAT 12
SANDAPAN(LEAD), TETAPI PADA KEADAAN
TERTENTU PEREKAMAN DIBUAT SAMPAI V7, V8
DAN V9, ATAU V3R DAN V4R
Sandapan Prekordial
Sandapan prekordial
KERTAS EKG
 KERTAS GRAFIK YANG TERDIRI DARI GARIS HORIZONTAL
DAN VERTIKAL DENGAN JARAK 1 mm (SERING DISEBUT
KOTAK KECIL). GARIS YANG LEBIH TEBAL PADA SETIAP 5
mm (KOTAK BESAR)
 GARIS HORIZONTAL MENUNJUKKAN WAKTU, DIMANA 1
mm = 0.04 DETIK,  5 mm = 20 DETIK
 GARIS VERTIKAL MENGGAMBARKAN VOLTASE, 1 mm = 0.1
mVOLT  10 mm = 1mVOLT
 PADA PRAKTEK SEHARI-HARI PEREKAMAN DIBUAT
DENGAN KECEPATAN 25 mm/DETIK. DENGAN KALIBRASI
1 mVOLT, YANG MENIMBULKAN DEFLEKSI 10 mm.
KEADAAN TERTENTU KALIBRASI DAPAT DIPERBESAR 
DEFLEKSI 20 mm ATAU DIPERKECIL  DEFLEKSI 5 mm 
HARUS DICATAT PADA SAAT PEREKAMAN EKG 
INTEPRETASI SESUAI
KURVA EKG
 PROSES LISTRIK PADA ATRIUM DAN VENTRIKEL :

 DEPOLAISASI ATRIUM
 REPOLARISASI ATRIUM
 DEPOLARISASI VENTRIKEL
 REPOLARISASI VENTRIKEL
SETIAP HANTARAN EKG NORMAL MEMPERLIHATKAN 3
PROSES LISTRIK, YAITU
 DEPOLARISASI ATRIUM
 DEPOLARISASI VENTRIKEL
 REPOLARISASI VENTRIKEL
 REPOLARISASI ATRIUM UMUMNYA TIDAK TERLIHAT PADA
EKG KARENA INTENSITASNYA KECIL DAN WAKTU NYA
BERSAMAAN DENGAN DEPOLARISASI VENTRIKEL YANG
MEMPUNYAI INTENSITAS JAUH LEBIH BESAR
 KURVA EKG NORMAL TERDIRI DARI GELOMBANG :
P, Q, R, S DAN T, SERTA KADANG TERLIHAT GEL. U
 ADA BEBERAPA INTERVAL DAN SEGMEN EKG
GELOMBANG P
 GAMBARAN PROSES DEPOLARISASI ATRIUM
 Positif di I, II, dan aVF
 Negatif di aVR
 Positif, Negatif, atau Bifasik di aVL dan III
 GELOMBANG P NORMAL : LEBAR < 0,12 DETIK,
TINGGI < 0,3 mVOLT, POSITIF DI LEAD II,
NEGATIF DI LEAD aVR
GELOMBANG QRS (GEL. Q, GEL R, GEL. S)
 PROSES DEPOLARISASI VENTRIKEL
 GEL. QRS NORMAL : LEBAR 0,06 – 0,12 DETIK,
TINGGI TERGANTUNG LEAD
GELOMBANG Q
 DEFLEKSI NEGATIF PERTAMA PADA GEL. QRS
 GEL. Q NORMAL : LEBAR < 0,04 DETIK, TINGGI
< 1/3 TINGGI R
 GEL. Q ABNORMAL = GEL. Q PATHOLOGIS
GELOMBANG R
 DEFLEKSI POSITIF PERTAMA GEL. QRS
 POSITIF DI LEAD I, II, V5, V6.
 DI LEAD aVR, V1 DAN V2 BIASANYA SANGAT
KECIL ATAU TIDAK ADA SAMA SEKALI
GELOMBANG S
 DEFLEKSI NEGATIF SETELAH GEL R
 DI LEAD AVR DAN V1 TERLIHAT DALAM, V2 KE
V6 MAKIN LAMA MAKIN HILANG ATAU
BERKURANG
GELOMBANG T
 PROSES REPOLARISASI VENTRIKEL
 POSITIF DI LEAD I,II, V3, V6 DAN TERBALIK DI AVR
GELOMBANG U
 TIMBUL SETELAH GEL. T SEBELUM GEL. P
 TIMBUL DIDUGA AKIBAT REPOLARISASI LAMBAT SISTEM
KONDUKSI INTERVENTRIKEL
INTERVAL PR
 DIUKUR DARI PERMUKAAN GEL. P SAMPAI PERMULAAN
GEL. QRS
 NORMAL : 0,12 – 0,20 DETIK
SEGMEN ST
 DUKUR DARI AKHIR GEL. S SAMPAI AWAL GEL. T
 NORMAL ISOELEKTRIS, TAPI PADA LEAD PREKORDIAL
DAPAT BERVRIASI DARI -O,5 SAMPAI +2 mm
 ST NAIK = ELEVASI, TURUN = DEPRESI
Bentuk Dasar Gel EKG
CARA MENILAI EKG :
•
•
•
•
•
•
Tentukan Frekuensi ( HR)
Tentukan Irama jantung (Rhythm)
Tentukan Sumbu Jantung (Axist)
Tentukan ada tidaknya Hipertrofi
Tentukan ada tidaknya tanda iskemia/
infark
Tentukan ada tidaknya tanda akibat
gangguan lain seperti efek obat – obatan
atau gangguan keseimbangan elektrolit
Tiga cara menentukan frekuensi
a.
300
-------------------------------------Jumlah kotak besar antara R – R
b.
1500
-------------------------------------Jumlah kotak kecil antara R – R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung
jumlah QRS dan kalikan 10
Atau ambil EKG 12 detik hitung jumlah QRS
dan kalikan dengan 5.
MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
–
–
–
–
–
–
Tentukan apakah berirama teratur atau tidak
Tentukan berapa frekuensi jantung
Tentukan gelombang P normal atau tidak
Tentukan Interval PR normal atau tidak
Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Interpretasi
Irama Sinus
criteria :
 Irama
teratur
 Frekuensi Jantung (HR) antara 60 – 100 x per
menit
 Gelombang P normal, selalu didikuti oleh
gelombang QRS dan T
 Interval PR normal (0,12 – 0,20 detik)
 Gelombang QRS normal (0,06 – 0,12 detik)
 Semua Gelombang sama
Irama yang tidak memiliki criteria seperti diatas disebut
Disritmia, bisa karena gangguan pembentukan impuls
atau penghantaran impuls.
Contoh EKG Normal
Menentukan Sumbu Jantung
Untuk menentukan axis dapat dipakai
beberapa cara :
 a.
Aksis pada bidang Frontal



Setiap sandapan dapat dipakai untuk
menghitung aksis tetapi yang paling mudah
dan cepat adalah pada sandapan I dan AVF
karena saling tegak lurus .seperti contoh
penghitungan berikut
Contoh Penghitungan
B. Aksis Pada Bidang Horisontal
Tanda – tanda Hipertrofi
a.
Hipertrofi Atrium
 1.
Hipertrofi Atrium Kanan (RAH)
 Ditandai dengan adanya :
P yang lancip dan tinggi, paling jelas
terlihat di lead I dan II biasanya disebut
P-Pulmonal
Gambaran Gel P Pulmonal pd
RAH
2. Hipertrofi Atrium Kiri (LAH)
 Ditandai
dengan adanya :
gelombang P yang lebar dan berlekuk
palin terlihat jelas pada lead I dan II biasa
disebut gelombang P Mitral.
Gambaran Gel P Mitral pd LAH
b. Hipertrofi Ventrikel.
 1.Hipertrofi
Ventrikel Kanan (RVH)
 Ditandai dengan :
Gelombang R lebih besar dari
gelombang S pd Lead Prekordial Ka
VAT > 0,03 detik di VI
Gelombang menetap di V5/ V6
Depresi segmen ST dan gelombang
T terbalik di VI – V3
RAD
Contoh Gambaran RVH
2.Hipertrofi Ventrikel Kiri
(LVH)
Ditandai dengan :
 Gelombang R pada V5/ V6 lebih
dari 27 mm atau gel S di V1 + gel
R di V5 lebih dar 35 mm.
 VAT > 0,05 detik di V5/ V6
 Depresi segmen ST dan gel T
terbalik di V5/ V6
 LAD.
Contoh Gambaran LVH
TANDA – TANDA ISKEMIA
DAN INFARK




Iskemia miokard : depresi segmen ST
atau gel T terbalik,
Injuri : Elevasi ST
Infark miokard :adanya gel Q patologis
yaitu - lebar ≥ 0,04 detik
- dalam ≥ 4mm atau ≥ 25% tinggi R
Hiperkalemia
T
tinggi dan lancip
 R pendek
 QRS melebar
 QRS bersatu dengan T sehingga segmen
ST hilang
 P mengecil akhirnya menghilang
Hipokalemia
U
menjadi Prominen
 T makin mendatar
 Deprasi ST
 Interval PR memanjang
Hiper & Hipokalsemia
Hiperkalsemia :
- Interval QT memndek
Hipokalsemia :
- Interval QT memanjang karena
perpanjangan segmen ST
Digitalis
 Interval
QT Memendek
 Depresi ST- menurun landai bagian akhir
naik dg Curam
 T sering rendah
Perikarditis
 Elevasi
ST : luas kecuali VI, aVR
konkaf cekung keatas
Kurang dari 5 mm
 T menjadi terbalik
 Tidak timbul Q
Gambaran Infark/ Iskemia
. Disritmia karena gangguan pembentukan impuls adalah :
Nodus SA.
–
–
–
–
Takikardi Sinus (ST)
Bradi kardi Sinus (SB)
Aritmia Sinus
Sinus Arrest
Atrium
–
–
–
–
Ekstrasistole Atrial (AES/ PAB/ PAC)
Takikardi Atrial ((PAT)
Flutter Atrial
Fibrilasi Atrial
Nodus AV
–
–
–
Irama Junctional (JR)
Ekstrasistole Junctional (JES/ PJB/ PJC)
Takikardi Junctional
Supra Ventrikel
–
–
Ekstrasistole Supraventrikel (SVES)
Takikardi Supraventrikel (SVT)
Ventrikel
–
–
–
Ekstrasistole Ventrikel (VES/ PVB/ PVC)
Takikardi Ventrikel (VT)
Fibrilasi Ventrikel (VF)
Disritmia karena gangguan penghantaran Impuls:
Nodus SA
– Blok Sinoatrial (SA Block)
Nodus AV
– Blok AV derajat 1 (First Degree AV Block)
– Blok AV derajat 2 (Second Degree AV Block)
– Tipe Mobitz 1 (Wenckebach)
– Tpe Mobitz II
– Block AV derajat 3 (Total AV Block)
Interventrikel
– Right bundle branch block (RBBB)
– Left bundle branch block (LBBB)
aritmia
brady
Ecg trace aritmia
Ecg trace H desease
Hipertrophic cardiomyopathy
Ecg read 2
Download