Tabel Periodik Unsur

advertisement
Tabel Periodik Unsur
Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat mengalami perkembangan dari yang
paling sederhana hingga modren. Sejarah perkembangan tersebut diuraikan pada materi berikut
A. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-unsur
1. Pemgelompokan Unsur Berdasarkan Logam dan Non Logam
Para ilmua arab dan persia membagi unsur-unsur mejadi dua kelompok, yaitu
lugham (logam) dan Laysa Lugham (bukan logam) pengelompokan unsur-unsur menjadi
logam dan bukan logam berlangsung sampai abad – 19.
2. Hukum Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat yang
ada. Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut Triade.
Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan massa atomatomnya, terutama massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata
dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya
hubungan antara massa atom dengan sifat-sifat unsur.
Kelemahan pengelompokan ini terletak pada kenyataan bahwa jumlah unsur yang memiliki
kemiripan sifat tidak hanya 3 buah.
Tabel Daftar Triade Doberreiner
3. Hukum Oktaf Newlands
Tahun 1864, A.R. Newlands mengunakan penemuannya yang disebut hukum oktaf.
Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan kanaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsurunsur yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor 1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst)
menujukkan kemiripan sifat atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur
Kecendrungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Nweland, yaitu : jika unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan.
Tabel pengelompokan unsur dalam Oktaf Newlands
Pada daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan
ternyata pengelompokan ini hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan (Ar rendah).
4. Hukum Mendeleyev
Tahun 1869. Sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan
pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat
unsur fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun
menurut kanaikan massa atom relatif, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang
mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Dalam mengelompokkan unsur – unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan
dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Dalam mengelompokan unsur-unsur, medeleyev lebih menekakankan pada
persamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom relatif, sehingga terdapat
tempat-temat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang
kemudian diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Dikemudian
hari ramalan itu terbukti dengan menenukan unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang
mirip sesuai ramalanya.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut.
a. Penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif karena
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
b. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada massa itu sehingga dalam tabel terdapat
banyak tempat kosong.
Tabel Periodik Mendeleyev
5. Tabel Periodik Modren
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa unsur dalam tabel periodik
sesuai kenaikan nomor atom. Tabel periodik modren yang disebut juga tabel periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modren
ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Perodik Mendeleyev.
Tabel Periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun menurut
kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan kenaikan nomor
atomnya.
a. Lajur vertikal (golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.
1) Golongan A (Golongan Utama)
Gol.
IA
: Alkali
IIA
: Alkali Tanah
IIIA
: Aliminium
IVA
: Karbon
Gol.
VA
: Nitrogen
VIA
: Kalkogen
VIIA
: Haologen
o
VIIIA ( ) : gas mulia
2) Golongan Transisi/Golongan Tambahan Golongan B), terbagi atas:
a) Golongan Transisi (Gol.B), yaitu : IIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
b) Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
1) Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan
2) Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya,
yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur
Aktinida. Supaya tabel ini tidak terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan
tersendiri pada bagian bawah sistem periodik
Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA.
Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena
mempunyai elektron valensi (elekron di kulit terluar) yang sama.
b. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7 periode
Periode 1 berisi 2 unsur
Periode 2 berisi 8 unsur
Periode 3 birisi 8 unsur
Periode 4 berisi 18 unsur
Periode 15 berisi 18 unsur
Periode 6 berisi 32 unsur
Periode 7 berisi 23 unsur (belum lengkap)
Tabel Periodik Unsur
B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Perhatikan konfigurasi elektron Golongan IA berikut.
Golongan IA
Perhatikan juga konvogurasi elektron periode berikut
Periode dua
Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut dapat ditarik hubungan antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor golongandan periode) dalam tabel periodik
sebagai berikut.
1. Jumlah elektron valensi
: nomor golongan
2. Jumlah kulit elektron
: nomor Periode
Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada golonga gas
mulia (VIIIA).
C. Sifat –sifat Unsur dan Mass Atom Relatif (Ar)
1. Sifat-sifat Unsur
Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam tabel periodik,
kita dapat mengetui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom menentukan jumlah elektron
dan jumlah elektron menentukan konfogurasi elektron yang menentukan periode dan
golongan unsur. Sementara itu, periode dan golongan mentukan sifat-sifat unsur
Sifat-sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logm dan nonlogam. Unsur logam dan
nonlogam menempati posisi yang khas didalam tabel periodik. Unsur-unsur logam terdapt
di sebelah kanan tabel periodik.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam cendrung melepaskan elektron
(energi ionisasi kecil), sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan
besar). Pada tabel periodik. Sifat-sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah
sedangkan semakin ke kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat,
sedangkan unsur-unsur paling kenan (VIIA) mempunyai sifat nonlogam paling kuat. Antara
unsur logam dan nonlogam sekaligus.
2. Massa Aeom Relatif
Massa satu atom atau massa satu molekul zat memiliki satuan massa atom (sma).
Penentuan massa atom dilakukan dengan cara membandingkan massa atom yang akan
ditentukan terhadapa massa atom unsur yang massanya telah ditetapkan (massa atom
acuan). Dengan cara ini massa setiap atom dapat ditentukan.
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendifinisikan massa atom suatu unsur
sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika
ada pertanyaan bahwa massa atom karbon = 12, maka bisa diartikan bahwa satu atom
katbon 12 kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.
D. Sifat Keperiodikan Unsur
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai
dengan kenaikan nomor atom unsur.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
a. Dalam satu golongan dari atas kebawah jari – jari atom semakin besar.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil
Penjelasan :
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah
kulit=nomo periodik), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
b. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah
elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara
inti dengan kulit elektron semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.
Tabel jari-jari Atom Beberapa Unsur
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
kedua disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama
Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang
b. Dalam satu golongan dari kiri kekanan energi ionisasi cendrung bertambah.
Kecendrungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Dari atas kebawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik inti
terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepaskan dan energi
yang diperlukan untuk melepaskan makin kecil.
b. Dari kiri kekanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron tentunya semakin besar.
Tabel energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur (Kj/mol)
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron semakin kecil.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanak afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan.
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda
negatif (-). Apa bila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan / diserap
dinyatakan dengan tanda positif (+).
Kecendrungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingan dengan energi ionisasi
Tabel Harga afinitas Elektron Beberapa Unsur (Kj/mol)
Unsur-unsur halogen (Gol. VIIA) mempunyai afinitas elektron paling besar/paling negatif
yang bearti paling mudah menerima elektron.
Kecendrungan afinitas elektron menujukkan pola yang sama dengan pola kecendrungan
energi ionisasi.
Grafik kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam TPU
4. Kelektronegatifan
Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecendrungan suatu unsur menarik elektron
dalam suatu molekul senyawa.
a. Dalam sat golongan dari atas kebawah ke elektronegatifan semakin berkurang
b. Dalam satu periodik dari kiri ke kanan ke elektronegtifan unsur-unsur.
Penjelasan :
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan / membandingakan
kelektronegatifan unsur-unsur.
Energi ionisasi dan afinitas eletron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron.
Semakin besar gaya tarik menarik elektron semaikn besar energi ionisasi, juga semakin besar
(semakin negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur (misalnya Fluor) yang mempunyai
energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektroniegatifan yang
besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cendrung makin mudah membentuk ion
negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cendrung makin sulit membentuk ion
negatif, dan cendrung semakin mudah membentuk ion positif.
Tabel Skala Elektronegativan Unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur.
Download