Tidak berjudul - Jurnal FKIP UNS

advertisement
JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA
SISWA KELAS X IIS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama
: Shinta Juwita Anggraeni
NIM
: K8411064
Email
: [email protected]
No. HP
: 085728288677
Dosen Pembimbing
: 1. Dr. Zaini Rohmad, M. Pd
2. Drs. Slamet Subagyo, M. Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS
GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X IIS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Shinta Juwita Anggraeni, Zaini Rohmad, Slamet Subagyo
Telp. 085728288677, Email: [email protected]
Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Shinta
Juwita
Anggraeni.
K8411064.
PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN
PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IIS 4 SMA
BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.
September 2015.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta yang
terdiri dari 47 siswa. Sumber data utama berasal dari guru dan siswa. Teknik
utama yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes,
sedangkan teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifn
dan prestasi belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta.
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa yang dimaksud meliputi prestasi belajar
kognitif dan keaktifan pembelajaran sebagai aspek psikomotorik. Berdasarkan tes
kognitif siklus I persentase hasil belajar kognitif peserta didik adalah 72% dengan
nilai rata-rata kelas 71,04, kemudian meningkat menjadi 96% dengan nilai ratarata kelas 80,49 pada siklus II. Untuk penilaian psikomotorik pada aktivitas
pembelajaran persentase ketercapaian pada siklus I adalah 79% kemudian
meningkat menjadi 91,48% pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015.
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, TGT (Teams Games Tournament),
Keaktifan dan Prestasi Belajar.
SMA
A. PENDAHULUAN
Batik
Dalam proses pembelajaran,
cukup diminati di sekitar wilayah
model pembelajaran sangat penting
Surakarta.
dalam menentukan keberhasilan suatu
pembelajarannya,
proses
Surakarta
model
pembelajaran
Surakarta
merupakan salah satu SMA swasta yang
Latar Belakang Masalah
pembelajaran.
1
Penggunaan
dalam
proses
Di
dalam
SMA
proses
Batik
menetapkan
1
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
pembelajaran merupakan upaya untuk
pelajaran
menciptakan kondisi pembelajaran yang
standar nasional yaitu 70. Peserta didik
memungkinkan siswa untuk belajar
dengan nilai lebih dari sama dengan 70
secara
dinyatakan tuntas, sedangkan peserta
aktif
dan
menyenangkan,
Sosiologi
didik
yang maksimal. Model pembelajaran
dinyatakan belum tuntas, sehingga perlu
merupakan
digunakan
mengikuti remedial. Berdasarkan data
sebagai pedoman dalam merencanakan
nilai ulangan Sosiologi pratindakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial.
kelas X IIS 4 tahun pelajaran 2014/2015
Melalui model pembelajaran guru dapat
diperoleh data bahwa terdapat 40
membentuk peserta didik mendapatkan
peserta didik dari 47 peserta didik atau
informasi,
cara
85% yang memperoleh nilai di bawah
berpikir, dan mengekspresikan ide.
KKM, dan 7 peserta didik atau 15%
Banyak model pembelajaran yang bisa
yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan
dikembangkan dalam pembelajaran di
nilai rata-rata kelas X IIS 4 tahun
kelas,
pelajaran
ide,
yang
keterampilan,
salah
satunya
model
nilai
2014/2015
di
dengan
sehingga siswa dapat memperoleh hasil
pola
dengan
sesuai
bawah
yaitu
70
60,94
pembelajaran kooperatif. Dari model
menunjukkan bahwa prestasi belajar di
tersebut
metode-
kelas tersebut masih kurang dan belum
metode pembelajaran. Untuk mencapai
maksimal, hal ini dimungkinkan karena
tujuan pembelajaran yang diinginkan
beberapa
guru harus bisa menentukan metode
pembelajaran,
yang sesuai dan tepat dengan tujuan
adalah
pembelajaran yang hendak dicapai.
diterapkan.
kemudian
dibuat
faktor
model
salah
dalam
satu
proses
faktornya
pembelajaran
yang
Berdasarkan hasil pengamatan
untuk memperbaiki hasil belajar peserta
yang dilakukan pada tanggal 23-27
didik. Hal ini yang kemudian menjadi
Maret 2015 di kelas X IIS 4, proses
refleksi atas sumber masalah yang pada
pembelajaran yang dilaksanakan masih
akhirnya mengakibatkan hasil belajar
belum mampu membuat peserta didik
siswa masih cukup rendah dan belum
menjadi
mencapai standar hasil yang ditentukan.
lebih
aktif
dan
kreatif.
Keaktifan peserta didik cenderung pasif
dan
guru
pembelajaran
masih
mendominasi
sehingga
berpengaruh
pada prestasi belajar peserta didik yang
rendah.
Hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran sosiologi
yaitu Dra. Sri Muldyahatmi, M. Si yang
merupakan guru sosiologi kelas X IIS 4
SMA
Batik
pembelajaran
1
Surakarta,
pada
mata
proses
pelajaran
sosiologi yang dilaksanakan di SMA
Batik 1 Surakarta menyatakan bahwa
proses
pembelajaran
peserta
didik
memang masih belum aktif, dan masih
tergantung pada guru, anak belum bisa
mandiri, sehingga pembelajaran masih
berpusat pada guru (Teacher Centered
Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar sosiologi pada siswa kelas X IIS
4 SMA Batik 1 Surakarta tahun
pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament)
dapat
meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar sosiologi
pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1
Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.
Learning). Hal ini bertentangan dengan
B. KAJIAN PUSTAKA
kurikulum 2013 yang mengutamakan
Penelitian Tindakan Kelas
pembelajaran
(Student
berpusat
Centered
pada
Arikunto
(2006)
yang
Oleh
menjelaskan pengertian PTK secara
karena itu, diperlukan pembelajaran
lebih sistematis, penelitian tindakan
yang
kelas yang terdiri dari unsur kata
aktif,
Learning).
siswa
kreatif,
mandiri,
dan
kooperatif dalam proses pembelajaran
pembentukannya,
yakni
penelitian,
tindakan, dan kelas. Dapat disimpulkan
menaggulangi masalah nyata di tempat
bahwa
yang bersangkutan.
yang
dimaksud
dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah(2) Diterapkan secara kontekstual, artinya
pencermatan dalam bentuk tindakan
variabel – variabel atau faktor – faktor
terhadap kegiatan belajar yang sengaja
yang ditelaah selalu terkait dengan
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
keadaan dan suasana penelitian ;
kelas secara bersamaan. Hopkins (1993)(3) Terarah
menyatakan bahwa “penelitian tindakan
pada
perbaikan
atau
peningkatan mutu kinerja guru di kelas
kelas adalah suatu bentuk kajian yang(4) Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan
bersifat reflektif” (Suwandi, 2009:9).
keadaan ) ;
Adapun tokoh lain John Eliot (1993)(5) Banyak
menyatakan:
“Penelitian
tindakan
adalah suatu kajian tentang situas sosial
dengan
tujuan
memperbaiki
mengandalkan
data
yang
diperoleh langsung dari pengamatan
atas perilaku serta refleksi peneliti ;
mutu(6) Menyerupai “penelitian eksperimental”
tindakan dalam situasi sosial tersebut.
namun tidak secara ketat mempedulikan
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk
pengendalian variabel ; dan
memperoleh penilaian praktis dalam(7) Bersifat
stasional
dan
situasi konkret. Sementara itu menurut
umumnya
dilakukan
dalam
Kemmis dan Mc Tanggart (1988)
kasus.
penelitian tindakan adalah studi yang
dilakukan
untuk
memperbaiki
diri
sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi
dilaksanakan
secara
sistematis,
terencana dan dengan sikap mawas diri.
Sementara
itu,
menurut
Rohman Natawidjaya (dalam Suwandi,
2009:14)
karakteristik
penelitian
tindakan kelas sebagai berikut :
(1) Merupakan
prosedur
penelitian
di
tempat kejadian yang dirancang untuk
spesifik,
bentuk
Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Dahlan dalam Isjoni
(2010:72) menyatakan bahwa “model
pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam
menyusun,
mengatur
materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di dalam kelas”. Menurut
Johson
and
(2011:23)
kooperatif
Johson
model
adalah
dalam
Isjoni
pembelajaran
mengelompokkan
siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kemajuan individu, dimana para siswa
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja
berlomba sebagai wakil tim mereka
sama dengan kemampuan maksimal
dengan anggota tim lain yang kinerja
yang mereka miliki dan mempelajari
akademik sebelumnya setara mereka
satu sama lain dalam kelompok besar
(Trianto, 2011:83).
tersebut”.
Model pembelajaran kooperatif
Keaktifan Belajar
Secara
(cooperative learning) dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran dijelaskan oleh
Ibrahim dalam Isjoni (2011:39) yaitu:
Hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap
perbedaan
individu,
dan
kooperatif
merupakan salah satu sistem yang di
dalamnya
komponen
terdapat
komponen
–
yang saling berkaitan.
Elemen-elemen
berasal dari kata aktif yang berarti
sibuk, giat (Kamus
Indonesia:
(2009:40)
yaitu:
17).
Besar Bahasa
Aktif
mendapat
awalan ke- dan –an, sehingga menjadi
keaktifan yang mempunyai arti kegiatan
adalah kegiatan atau kesibukan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah maupun di luar sekolah yang
menunjang keberhasilan belajar siswa.
Menurut Sriyono, dkk (2005:
pembelajaran
kooperatif menurut Lie dalam bukunya
Sugiyanto
keaktifan
atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar
pengembangan keterampilan social
Pembelajaran
harfiah
Saling
ketergantungan positif, interaksi tatap
muka, akuntabilitas individual, dan
keterampilan menjalin hubungan antar
75) keaktifan jasmani dan rohani yang
dilakukan peserta didik dalam kegiatan
belajar
mengajar
adalah
keaktifan
indera,
keaktifan
akal,
keaktifan
ingatan, dan keaktifan emosi.
Jenis-jenis
pribadi.
keaktifan
belajar
siswa dalam proses belajar sangat
TGT (Teams Games Tournament)
Menurut
Slavin
(2011:163)
TGT adalah metode mengajar dengan
menggunakan tournament akademik dan
menggunakan kuis-kuis dan system skor
beragam. Seperti halnya dengan apa
yang
disampaikan
Oemar
Hamalik
(2009: 20-21) “Curiculum Guiding
Commite of the Winsconsin Cooperative
Educational
Program”
dalam
mengklasifikasikan
peserta
merupakan bukti keberhasilan yang
didik dalam proses belajar menjadi
telah dicapai oleh seseorang. Prestasi
beberapa
belajar adalah hasil dari suatu kegiatan
adapun
hal
aktivitas
yang
bentuknya
penyelidikan,
kegiatan
diklasifikasikan
yaitu:
kegiatan
latihan
kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
penyajian,
secara individu maupun kelompok”.
mekanik,
kegiatan
Kemudian
apresiasi, kegiatan observasi, kegiatan
Hamdani
ekspresi
“bahwa
kreatif,
bekerja
dalam
menurut
(2011:
prestasi
Gagne
138)
dalam
menyatakan
belajar
dibedakan
kelompok, percobaan, dan kegiatan
menjadi lima aspek, yaitu kemampuan
mengorganisasi dan menilai.
intelektual, strategi kognitif, informasi
Muhibbin Syah (2012: 146)
“faktor
mengatakan
verbal, sikap dan keterampilan”.
yang
Menurut
Muhibbin
Syah
mempengaruhi keaktifan belajar peserta
(2006: 144) bahwa prestasi belajar
didik dapat digolongkan menjadi tiga
peserta
macam, yaitu faktor internal (faktor
setidaknya
dari
faktor
Faktor internal, faktor eksternal, dan
eksternal (faktor dari luar peserta didik),
faktor pendekatan belajar (approach to
dan
learning).
dalam
peserta
faktor
didik),
pendekatan
didik
dipengaruhi
tiga
faktor
oleh
yakni:
belajar (approach to learning).
Hakikat Sosiologi
Soerjono
Prestasi Belajar
Menurut Hamdani (2011: 138)
(Mulyadi,2012:6)
Soekanto
dalam
mengartikan secara
“prestasi belajar di bidang pendidikan
harfiah, “sosiologi berarti berbicara
adalah hasil dari pengukuran terhadap
mengenai
siswa yang meliputi faktor kognitif,
(2013:5)
afektif,
setelah
konsep dan definisi sosiologi. “Secara
mengikuti proses pembelajaran yang
etimologi sosiologi berasal dari kata
diukur dengan menggunakan instrumen
Yunani
tes atau instrumen yang relevan”.
yang
Sedangkan
pembicaraan”.
dan
psikomotorik
menurut
Winkel
dalam
Hamdani (2011: 138) “prestasi belajar
masyarakat”.
Mulyadi
mengemukakan
mengenai
socious
berarti
(teman) dan logos
kata,
perkataan
Bertolak
atau
pada
keterangan yang disampaikan Mulyadi
peneliti
jelaskan
kembali
sosiologi
merupakan
suatu
yang
Dalam pendidikan keberhasilan
didalamnya
membicarakan
tentang
belajar siswa merupakan hal yang
Selo
sangat penting. Selain hasil belajar,
Soemardjan dan Soulaiman Soumardi
proses belajar juga merupakan hal yang
“sosiologi
penting. Dalam kegiatan pembelajaran
adalah ilmu yang mempelajari struktur
di kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta,
sosial, proses sosial, dan perubahan
guru mata pelajaran Sosiologi masih
sosial.
menggunakan metode ceramah. Hal ini
teman
atau
konsep
Kerangka Berpikir
masyarakat.
mengemukakan
bahwa:
Struktur
sosial
merupakan
keseluruhan jalinan antara unsur – unsur
lah
sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial
bersemangat
adalah pengaruh hubungan timbal balik
mengikuti pelajaran sosiologi di dalam
antara berbagai segi kehidupan bersama,
kelas. Selama ini kegiatan pembelajaran
sedangkan perubahan ssial merupakan
berlangsung
perubahan yang terjadi pada struktur
menyenangkan.
masyarakat” (Mulyadi,2012:7).
menyebabkan kurangnya daya serap
yang
membuat
ketika
siswa
mereka
pasif
dan
Dan
kurang
akan
kurang
hal
ini
siswa terhadap materi yang disampaikan
oleh guru, sehingga keaktifan dan
Pengertian Penelitian Sosial
Menurut
“penelitian
sesuatu
Parson
adalah
secara
penekanan
(1946)
pencarian
sistematis
bahwa
atas
prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X
IIS 4 juga kurang memuaskan.
dengan
pencarian
ini
Oleh
karena
itu,
untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi
dilakukan terhadap masalah-masalah
belajar
siswa
peneliti
yang dapat dipecahkan”. Sedangkan
model
pembelajaran
menerapkan
TGT
(Teams
“penelitian
Games Tournament) sehingga akan
merupakan pencarian fakta menurut
tercipta pembelajaran yang menarik dan
metode
membuat siswa paham terhadap materi
menurut
John
(1949)
objektif
yang
jelas
untuk
menemukan hubungan antara fakta dan
menghasilkan
tertentu”.
dalil
atau
hukum
yang disampaikan oleh guru.
Perumusan Hipotesis Kerja
Data dan Sumber Data
Berdasarkan kerangka berfikir
Data dan sumber data yang
tersebut diatas dapat diajukan hipotesis
akan
tindakan yaitu “Melalui penggunaan
penelitian
metode
pengamatan
TGT
Tournament)
(Teams
dapat
Games
meningkatkan
keaktifan dan prestasi
belajar pada
digunakan
peneliti
dalam
adalah
seluruh
hasil
atau
observasi
yang
dilakukan selama proses pembelajaran
di
kelas
dan
yang
memberikan
mata pelajaran Sosiologi bagi siswa
informasi relevan terhadap penelitian
kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta
yang dilakukan oleh peneliti. Data dan
tahun Pelajaran 2014/2015”.
sumber data dalam penelitian ini antara
lain:
Informan.
C. METODE PENELITIAN
penelitian
Setting dan Subyek Penelitian
ini
Informan
adalah
guru
dalam
mata
Dalam penelitian ini peneliti
pelajaran Sosiologi kelas X IIS 4, yaitu
mengambil lokasi di SMA Batik 1
Ibu Sri Muldyahatmi, M.Si dan siswa
Surakarta, khususnya di kelas X IIS 4.
kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta
SMA Batik 1 Surakarta beralamat di Jl.
sebagai subyek penelitian.
Slamet Riyadi 445 Surakarta, Jawa
Tempat dan Lokasi. Tempat
Tengah. Subjek dalam penelitian ini
dilaksanakannya penelitian ini di kelas
adalah peserta didik kelas X IIS 4 SMA
X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun
Batik 1 Surakarta. Dengan jumlah 47
pelajaran 2014/2015. Sehingga lokasi
siswa. Terdiri dari 24 laki-laki dan 23
penelitian ada di dalan kelas.
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan
Peristiwa.
Peristiwa
yang
pada bulan Maret sampai September
digunakan dalam penelitian ini adalah
2015.
tersebut
proses kegiatan pembelajaran Sosiologi
diguanakn untuk mengurus surat ijin
kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta
penelitian,
tahun pelajaran 2014/2015.
Pada
kurun
waktu
menyusun
instrumen,
pengumpulan data dan pelaksanaan
Dokumen atau Arsip. Arsip
penelitian, analisis data dan menyusun
yang digunakan dalam penelitian ini
laporan penelitian.
meliputi rekap nilai mata pelajaran
Sosiologi
sebelum
penelitian
berlangsung, silabus untuk kelas X,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Rencana
dan siswa pada saat menggunakan
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), buku referensi mata pelajaran
model
Sosiologi
Games Tournament) pada setiap siklus.
kelas
dokumentasi
X.
yang
sedangkan
diambil
peneliti, atau gambar atau video yang
diambil pada saat proses pembelajaran
Diskripsi Pra Tindakan
Berikut
peserta
Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini
observasi,
menggunakan
wawancara,
dokumentasi,
dan tes sebagai teknik utama untuk
mengumpulkan
data,
mengetahui hasil
didik
tes
untuk
belajar kognitif
peserta didik.
pada
uji
pembelajaran
analisis
dalam
data
penelitian
yang
adalah
menerapkan
TGT
(Teams
secara
keseluruhan
peningkatan.
Maka
kualitatif.
perbandingan
prestasi
analisis
data
teknik
dilakukan
kuantitatif
model
Games
Tournament) pada siswa kelas X IIS 4
teknik analisis secara kuantitatif dan
Pada
coba
Deskripsi Siklus I dan Siklus II
Analisis Data
digunakan
belajar
Prestasi belajar peserta didik
X IIS 4
Jumlah
Kriteria
peserta
Persentase (%)
didik
Tuntas
7
15 %
Tidak
40
85%
Tuntas
Total
47
100 %
Setelah
Teknik
prestasi
pratindakan:
Teknik Pengumpulan Data
dengan
(Teams
D. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
sebagai data pendukung penelitian.
lain
TGT
dalam
penelitian ini berupa tulisan atau catatan
antara
pembelajaran
mengalami
dapat
belajar
dilihat
antar
dengan
sikus siswa di kelas X IIS 4 SMA 1
membandingkan peningkatan belajar
Batik Surakarta dengan menggunakan
siswa pada setiap siklus. Sedangakn
model
pembelajaran
TGT
pada teknik kualitatif analisis data yang
Games
Tournament)
adapun
dilakukan dengan cara mengamati dan
perbandingannya
membandingkan
berikut:
proses
kegiatan
adalah
(Teams
hasil
sebagai
Tahap
KKM
Nilai rata-rata
Prasiklus
70
60,94
Siklus I
70
71,04
Siklus II
70
80,49
Rata-rata
prestasi
Kriteria
Tuntas
67-100
Belum
Tuntas
0-66
Prasiklus
Siswa
%
7
15%
Siklus II
Siswa
%
45
96%
40
85%
13
28%
2
4%
47
100%
47
100%
47
100%
Dengan
belajar
Siklus I
Siswa
%
34
72%
penerapan
peserta didik kelas X IIS 4 SMA 1 Batik
pembelajaran
Surakarta
Tournament) dapat peneliti uraikan
mengalami
peningkatan
TGT
model
Games
setelah penerapan model pembelajaran
bahwa
kooperatif
Games
belajar dalam aspek kognitif peserta
Tournament). Dapat diketahui bahwa
didik kelas X IIS 4 dilihat dari jumlah
sebelum dilakukan tindakan/prasiklus
peserta didik yang berhasil melewati
nilai rata-rata peserta didik kelas X IIS 4
batas
adalah 60,94, setelah penerapan model
(KKM) yaitu 70. Dari kegiatan awal
pembelajaran
TGT
(Teams
Games
sebelum penerapan model pembelajaran
Tournament)
pada
siklus
pertama
TGT
(Teams
TGT
terjadi
(Teams
Kriteria
(Teams
peningkatan
Ketuntasan
Games
peserta
didik
prestasi
Minimal
Tournament)
meningkat menjadi 71,04. Sedangkan
jumlah
pada siklus kedua kembali mengalami
melewati KKM hanya 7 peserta didik
peningkatan nilai rata-ratanya menjadi
dengan persentase sebesar 15%. Setelah
80,49.
penerapan
model
yang
pembelajan
dapat
TGT
prestasi
(Teams Games Tournament) jumlah
belajar peserta didik, berikut peneliti
peserta didik yang dapat melewati KKM
gambarkan ketuntasan belajar peserta
meningkat menjadi 34 orang dengan
didik yang mengalami peningkatan
persentase
setelah penerapan siklus I dan siklus II.
siklus
Sebagai
penunjang
72% pada siklus I. Pada
berikutnya,
yaitu
siklus
II
kembali terjadi peningkatan prestasi
belajar aspek kognitif peserta didik
kelas X IIS 4 ditinjau dari jumlah
peserta didik yaitu 45 peserta didik
dengan persentase sebesar 96%.
Berdasarkan
perhitungan
Perbandingan Capaian
Indikator Keaktifan
akumulasi dari data diatas maka untuk
sebagaimana
capaian
keaktifan
yang telah ditentukan
yakni keberhasilan pada siklus I sebesar
60% dan sikus II sebesar 80%. Hasil
observasi dan akumulasi perhitungan
100%
Persentase (%)
keberhasilah
80%
60%
40%
20%
0%
Tdk
Aktif
Krg
Aktif
Ckp
Aktif
Aktif
Sgt
Aktif
Pra Tindakan
89%
11%
0%
0%
0%
Siklus I
0%
21% 58.50% 15%
Siklus II
0%
0%
data keaktifan pada peserta didik lebih
rinci di sajikan dalam tabel berikut:
Keberhasi
Capaian
lan
Tahap
Ket
Prasiklus
-
0%
-
Siklus I
60%
79%
Tercapai
Siklus II
80%
91,48% Tercapai
26.50% 18% 55.50%
E. PENUTUP
Simpulan
Penerapan model pembelajaran
Adapun perbandingan capaian
keaktifan pada peserta didik di kelas X
IIS 4 SMA 1 Batik Surakarta dengan
penerapan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) sebagai
berikut :
TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS
4 SMA Batik 1 Surakarta tahun
pelajaran 2014/2015. Pada pra tindakan
diperoleh data aktifitas pembelajaran
peserta
didikmasih
belum
dapat
dikatakan aktif karena guru masih
menggunakan metode lama, setelah
dilakukan
tindakan
pada
5.50%
siklus
I
keaktifan pembelajaran peserta didik
menjadi 79% dan dilakukan tindakan
kedua aktifitas pembelajaran di kelas X
IIS 4 meningkat menjadi 91,48%.
Hasil
kegiatan
pratindakan
yang lulus Kriteria Ketuntasan Minimal
menunjukkan bahwa prestasi belajar
(KKM) sebesar 96% dengan rata-rata
Sosiologi pada peserta didik kelas X IIS
80,49.
4masih banyak peserta didik yang
Saran
prestasi belajarnya di bawah Kriteria
Berdasarkan
penelitian
Ketuntasan Minimal (KKM)70. Rata-
tindakan kelas yang telah dilaksanakan,
rata nilai Sosiologi pada kegiatan
maka dapat peneliti sampaikan beberapa
pratindakan adalah 60,94 dengan nilai
saran sebagai
batas
Minimal
antara lain sebagai berikut : (1) Bagi
(KKM) sebesar 70.Setelah diterapkan
Guru. Guru hendaknya dapat memilih
model
dan menggunakan model pembelajaran
Kriteria
Ketuntasan
pembelajaran
TGT
(Teams
Games Tournament) pada siklus I,
yang
prestasi belajarSosiologi peserta didik
menggunakan
kelas
Games
X
IIS
4
Surakartamengalami
Peserta
didik
Ketuntasan
yang
Minimal
SMA
Batik
1
peningkatan.
lulus
Kriteria
(KKM)
pada
tepat,
bahan
pertimbangan,
bila
memungkinkan
model
TGT
(Teams
Tournament)
untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. (2) Bagi Peserta Didik. Penerapan
model
pembelajaran
TGT
(Teams
pratindakan sebanyak 7peserta didik
Games Tournament) diharapkan dapat
dan meningkat menjadi 34 peserta didik
meningkatkan
pada siklus I kemudian meningkat lagi
berkomunikasi
pada siklus II menjadi 45 peserta didik.
mampu meningkatkan rasa percaya diri
Persentase peserta didik yang lulus
dalam bertanya dan mengungkapkan
KKM dari 15% meningkat menjadi
pendapat. (3) Bagi Sekolah. Sekolah
72%
hendaknya
pada siklus I dengan rata-rata
keterampilan
peserta
mendorong
didik
guru
serta
untuk
71,04.Pada siklus II, prestasi belajar
melakukan penelitian tindakan kelas
peserta didik lebih meningkat, ditandai
sebagai upaya perbaikan pembelajaran
jumlah peserta didik yang lulus Kriteria
agar proses pembelajaran berlangsung
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak
dengan
45 peserta didik dari jumlah total 47
sehingga
peserta didik. Persentase peserta didik
pembelajaran
lebih
baik
dapat
dan
maksimal
mencapai
yang
tujuan
diharapkan.
Download