JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IIS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nama : Shinta Juwita Anggraeni NIM : K8411064 Email : [email protected] No. HP : 085728288677 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Zaini Rohmad, M. Pd 2. Drs. Slamet Subagyo, M. Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IIS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Shinta Juwita Anggraeni, Zaini Rohmad, Slamet Subagyo Telp. 085728288677, Email: [email protected] Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Shinta Juwita Anggraeni. K8411064. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IIS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. September 2015. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta yang terdiri dari 47 siswa. Sumber data utama berasal dari guru dan siswa. Teknik utama yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sedangkan teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifn dan prestasi belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa yang dimaksud meliputi prestasi belajar kognitif dan keaktifan pembelajaran sebagai aspek psikomotorik. Berdasarkan tes kognitif siklus I persentase hasil belajar kognitif peserta didik adalah 72% dengan nilai rata-rata kelas 71,04, kemudian meningkat menjadi 96% dengan nilai ratarata kelas 80,49 pada siklus II. Untuk penilaian psikomotorik pada aktivitas pembelajaran persentase ketercapaian pada siklus I adalah 79% kemudian meningkat menjadi 91,48% pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, TGT (Teams Games Tournament), Keaktifan dan Prestasi Belajar. SMA A. PENDAHULUAN Batik Dalam proses pembelajaran, cukup diminati di sekitar wilayah model pembelajaran sangat penting Surakarta. dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajarannya, proses Surakarta model pembelajaran Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang Latar Belakang Masalah pembelajaran. 1 Penggunaan dalam proses Di dalam SMA proses Batik menetapkan 1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pembelajaran merupakan upaya untuk pelajaran menciptakan kondisi pembelajaran yang standar nasional yaitu 70. Peserta didik memungkinkan siswa untuk belajar dengan nilai lebih dari sama dengan 70 secara dinyatakan tuntas, sedangkan peserta aktif dan menyenangkan, Sosiologi didik yang maksimal. Model pembelajaran dinyatakan belum tuntas, sehingga perlu merupakan digunakan mengikuti remedial. Berdasarkan data sebagai pedoman dalam merencanakan nilai ulangan Sosiologi pratindakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. kelas X IIS 4 tahun pelajaran 2014/2015 Melalui model pembelajaran guru dapat diperoleh data bahwa terdapat 40 membentuk peserta didik mendapatkan peserta didik dari 47 peserta didik atau informasi, cara 85% yang memperoleh nilai di bawah berpikir, dan mengekspresikan ide. KKM, dan 7 peserta didik atau 15% Banyak model pembelajaran yang bisa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan dikembangkan dalam pembelajaran di nilai rata-rata kelas X IIS 4 tahun kelas, pelajaran ide, yang keterampilan, salah satunya model nilai 2014/2015 di dengan sehingga siswa dapat memperoleh hasil pola dengan sesuai bawah yaitu 70 60,94 pembelajaran kooperatif. Dari model menunjukkan bahwa prestasi belajar di tersebut metode- kelas tersebut masih kurang dan belum metode pembelajaran. Untuk mencapai maksimal, hal ini dimungkinkan karena tujuan pembelajaran yang diinginkan beberapa guru harus bisa menentukan metode pembelajaran, yang sesuai dan tepat dengan tujuan adalah pembelajaran yang hendak dicapai. diterapkan. kemudian dibuat faktor model salah dalam satu proses faktornya pembelajaran yang Berdasarkan hasil pengamatan untuk memperbaiki hasil belajar peserta yang dilakukan pada tanggal 23-27 didik. Hal ini yang kemudian menjadi Maret 2015 di kelas X IIS 4, proses refleksi atas sumber masalah yang pada pembelajaran yang dilaksanakan masih akhirnya mengakibatkan hasil belajar belum mampu membuat peserta didik siswa masih cukup rendah dan belum menjadi mencapai standar hasil yang ditentukan. lebih aktif dan kreatif. Keaktifan peserta didik cenderung pasif dan guru pembelajaran masih mendominasi sehingga berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik yang rendah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran sosiologi yaitu Dra. Sri Muldyahatmi, M. Si yang merupakan guru sosiologi kelas X IIS 4 SMA Batik pembelajaran 1 Surakarta, pada mata proses pelajaran sosiologi yang dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta menyatakan bahwa proses pembelajaran peserta didik memang masih belum aktif, dan masih tergantung pada guru, anak belum bisa mandiri, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered Rumusan Masalah Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Learning). Hal ini bertentangan dengan B. KAJIAN PUSTAKA kurikulum 2013 yang mengutamakan Penelitian Tindakan Kelas pembelajaran (Student berpusat Centered pada Arikunto (2006) yang Oleh menjelaskan pengertian PTK secara karena itu, diperlukan pembelajaran lebih sistematis, penelitian tindakan yang kelas yang terdiri dari unsur kata aktif, Learning). siswa kreatif, mandiri, dan kooperatif dalam proses pembelajaran pembentukannya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Dapat disimpulkan menaggulangi masalah nyata di tempat bahwa yang bersangkutan. yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah(2) Diterapkan secara kontekstual, artinya pencermatan dalam bentuk tindakan variabel – variabel atau faktor – faktor terhadap kegiatan belajar yang sengaja yang ditelaah selalu terkait dengan dimunculkan dan terjadi dalam sebuah keadaan dan suasana penelitian ; kelas secara bersamaan. Hopkins (1993)(3) Terarah menyatakan bahwa “penelitian tindakan pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas kelas adalah suatu bentuk kajian yang(4) Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan bersifat reflektif” (Suwandi, 2009:9). keadaan ) ; Adapun tokoh lain John Eliot (1993)(5) Banyak menyatakan: “Penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang situas sosial dengan tujuan memperbaiki mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti ; mutu(6) Menyerupai “penelitian eksperimental” tindakan dalam situasi sosial tersebut. namun tidak secara ketat mempedulikan Tujuan penelitian tersebut adalah untuk pengendalian variabel ; dan memperoleh penilaian praktis dalam(7) Bersifat stasional dan situasi konkret. Sementara itu menurut umumnya dilakukan dalam Kemmis dan Mc Tanggart (1988) kasus. penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Sementara itu, menurut Rohman Natawidjaya (dalam Suwandi, 2009:14) karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut : (1) Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk spesifik, bentuk Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Dahlan dalam Isjoni (2010:72) menyatakan bahwa “model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di dalam kelas”. Menurut Johson and (2011:23) kooperatif Johson model adalah dalam Isjoni pembelajaran mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kemajuan individu, dimana para siswa kelompok kecil agar siswa dapat bekerja berlomba sebagai wakil tim mereka sama dengan kemampuan maksimal dengan anggota tim lain yang kinerja yang mereka miliki dan mempelajari akademik sebelumnya setara mereka satu sama lain dalam kelompok besar (Trianto, 2011:83). tersebut”. Model pembelajaran kooperatif Keaktifan Belajar Secara (cooperative learning) dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran dijelaskan oleh Ibrahim dalam Isjoni (2011:39) yaitu: Hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan kooperatif merupakan salah satu sistem yang di dalamnya komponen terdapat komponen – yang saling berkaitan. Elemen-elemen berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat (Kamus Indonesia: (2009:40) yaitu: 17). Besar Bahasa Aktif mendapat awalan ke- dan –an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Menurut Sriyono, dkk (2005: pembelajaran kooperatif menurut Lie dalam bukunya Sugiyanto keaktifan atau kesibukan. Jadi, keaktifan belajar pengembangan keterampilan social Pembelajaran harfiah Saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan menjalin hubungan antar 75) keaktifan jasmani dan rohani yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah keaktifan indera, keaktifan akal, keaktifan ingatan, dan keaktifan emosi. Jenis-jenis pribadi. keaktifan belajar siswa dalam proses belajar sangat TGT (Teams Games Tournament) Menurut Slavin (2011:163) TGT adalah metode mengajar dengan menggunakan tournament akademik dan menggunakan kuis-kuis dan system skor beragam. Seperti halnya dengan apa yang disampaikan Oemar Hamalik (2009: 20-21) “Curiculum Guiding Commite of the Winsconsin Cooperative Educational Program” dalam mengklasifikasikan peserta merupakan bukti keberhasilan yang didik dalam proses belajar menjadi telah dicapai oleh seseorang. Prestasi beberapa belajar adalah hasil dari suatu kegiatan adapun hal aktivitas yang bentuknya penyelidikan, kegiatan diklasifikasikan yaitu: kegiatan latihan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik penyajian, secara individu maupun kelompok”. mekanik, kegiatan Kemudian apresiasi, kegiatan observasi, kegiatan Hamdani ekspresi “bahwa kreatif, bekerja dalam menurut (2011: prestasi Gagne 138) dalam menyatakan belajar dibedakan kelompok, percobaan, dan kegiatan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan mengorganisasi dan menilai. intelektual, strategi kognitif, informasi Muhibbin Syah (2012: 146) “faktor mengatakan verbal, sikap dan keterampilan”. yang Menurut Muhibbin Syah mempengaruhi keaktifan belajar peserta (2006: 144) bahwa prestasi belajar didik dapat digolongkan menjadi tiga peserta macam, yaitu faktor internal (faktor setidaknya dari faktor Faktor internal, faktor eksternal, dan eksternal (faktor dari luar peserta didik), faktor pendekatan belajar (approach to dan learning). dalam peserta faktor didik), pendekatan didik dipengaruhi tiga faktor oleh yakni: belajar (approach to learning). Hakikat Sosiologi Soerjono Prestasi Belajar Menurut Hamdani (2011: 138) (Mulyadi,2012:6) Soekanto dalam mengartikan secara “prestasi belajar di bidang pendidikan harfiah, “sosiologi berarti berbicara adalah hasil dari pengukuran terhadap mengenai siswa yang meliputi faktor kognitif, (2013:5) afektif, setelah konsep dan definisi sosiologi. “Secara mengikuti proses pembelajaran yang etimologi sosiologi berasal dari kata diukur dengan menggunakan instrumen Yunani tes atau instrumen yang relevan”. yang Sedangkan pembicaraan”. dan psikomotorik menurut Winkel dalam Hamdani (2011: 138) “prestasi belajar masyarakat”. Mulyadi mengemukakan mengenai socious berarti (teman) dan logos kata, perkataan Bertolak atau pada keterangan yang disampaikan Mulyadi peneliti jelaskan kembali sosiologi merupakan suatu yang Dalam pendidikan keberhasilan didalamnya membicarakan tentang belajar siswa merupakan hal yang Selo sangat penting. Selain hasil belajar, Soemardjan dan Soulaiman Soumardi proses belajar juga merupakan hal yang “sosiologi penting. Dalam kegiatan pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari struktur di kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta, sosial, proses sosial, dan perubahan guru mata pelajaran Sosiologi masih sosial. menggunakan metode ceramah. Hal ini teman atau konsep Kerangka Berpikir masyarakat. mengemukakan bahwa: Struktur sosial merupakan keseluruhan jalinan antara unsur – unsur lah sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial bersemangat adalah pengaruh hubungan timbal balik mengikuti pelajaran sosiologi di dalam antara berbagai segi kehidupan bersama, kelas. Selama ini kegiatan pembelajaran sedangkan perubahan ssial merupakan berlangsung perubahan yang terjadi pada struktur menyenangkan. masyarakat” (Mulyadi,2012:7). menyebabkan kurangnya daya serap yang membuat ketika siswa mereka pasif dan Dan kurang akan kurang hal ini siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga keaktifan dan Pengertian Penelitian Sosial Menurut “penelitian sesuatu Parson adalah secara penekanan (1946) pencarian sistematis bahwa atas prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IIS 4 juga kurang memuaskan. dengan pencarian ini Oleh karena itu, untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi dilakukan terhadap masalah-masalah belajar siswa peneliti yang dapat dipecahkan”. Sedangkan model pembelajaran menerapkan TGT (Teams “penelitian Games Tournament) sehingga akan merupakan pencarian fakta menurut tercipta pembelajaran yang menarik dan metode membuat siswa paham terhadap materi menurut John (1949) objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan tertentu”. dalil atau hukum yang disampaikan oleh guru. Perumusan Hipotesis Kerja Data dan Sumber Data Berdasarkan kerangka berfikir Data dan sumber data yang tersebut diatas dapat diajukan hipotesis akan tindakan yaitu “Melalui penggunaan penelitian metode pengamatan TGT Tournament) (Teams dapat Games meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada digunakan peneliti dalam adalah seluruh hasil atau observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran di kelas dan yang memberikan mata pelajaran Sosiologi bagi siswa informasi relevan terhadap penelitian kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta yang dilakukan oleh peneliti. Data dan tahun Pelajaran 2014/2015”. sumber data dalam penelitian ini antara lain: Informan. C. METODE PENELITIAN penelitian Setting dan Subyek Penelitian ini Informan adalah guru dalam mata Dalam penelitian ini peneliti pelajaran Sosiologi kelas X IIS 4, yaitu mengambil lokasi di SMA Batik 1 Ibu Sri Muldyahatmi, M.Si dan siswa Surakarta, khususnya di kelas X IIS 4. kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta SMA Batik 1 Surakarta beralamat di Jl. sebagai subyek penelitian. Slamet Riyadi 445 Surakarta, Jawa Tempat dan Lokasi. Tempat Tengah. Subjek dalam penelitian ini dilaksanakannya penelitian ini di kelas adalah peserta didik kelas X IIS 4 SMA X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun Batik 1 Surakarta. Dengan jumlah 47 pelajaran 2014/2015. Sehingga lokasi siswa. Terdiri dari 24 laki-laki dan 23 penelitian ada di dalan kelas. perempuan. Penelitian ini dilaksanakan Peristiwa. Peristiwa yang pada bulan Maret sampai September digunakan dalam penelitian ini adalah 2015. tersebut proses kegiatan pembelajaran Sosiologi diguanakn untuk mengurus surat ijin kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta penelitian, tahun pelajaran 2014/2015. Pada kurun waktu menyusun instrumen, pengumpulan data dan pelaksanaan Dokumen atau Arsip. Arsip penelitian, analisis data dan menyusun yang digunakan dalam penelitian ini laporan penelitian. meliputi rekap nilai mata pelajaran Sosiologi sebelum penelitian berlangsung, silabus untuk kelas X, pembelajaran yang dilakukan oleh guru Rencana dan siswa pada saat menggunakan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku referensi mata pelajaran model Sosiologi Games Tournament) pada setiap siklus. kelas dokumentasi X. yang sedangkan diambil peneliti, atau gambar atau video yang diambil pada saat proses pembelajaran Diskripsi Pra Tindakan Berikut peserta Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini observasi, menggunakan wawancara, dokumentasi, dan tes sebagai teknik utama untuk mengumpulkan data, mengetahui hasil didik tes untuk belajar kognitif peserta didik. pada uji pembelajaran analisis dalam data penelitian yang adalah menerapkan TGT (Teams secara keseluruhan peningkatan. Maka kualitatif. perbandingan prestasi analisis data teknik dilakukan kuantitatif model Games Tournament) pada siswa kelas X IIS 4 teknik analisis secara kuantitatif dan Pada coba Deskripsi Siklus I dan Siklus II Analisis Data digunakan belajar Prestasi belajar peserta didik X IIS 4 Jumlah Kriteria peserta Persentase (%) didik Tuntas 7 15 % Tidak 40 85% Tuntas Total 47 100 % Setelah Teknik prestasi pratindakan: Teknik Pengumpulan Data dengan (Teams D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sebagai data pendukung penelitian. lain TGT dalam penelitian ini berupa tulisan atau catatan antara pembelajaran mengalami dapat belajar dilihat antar dengan sikus siswa di kelas X IIS 4 SMA 1 membandingkan peningkatan belajar Batik Surakarta dengan menggunakan siswa pada setiap siklus. Sedangakn model pembelajaran TGT pada teknik kualitatif analisis data yang Games Tournament) adapun dilakukan dengan cara mengamati dan perbandingannya membandingkan berikut: proses kegiatan adalah (Teams hasil sebagai Tahap KKM Nilai rata-rata Prasiklus 70 60,94 Siklus I 70 71,04 Siklus II 70 80,49 Rata-rata prestasi Kriteria Tuntas 67-100 Belum Tuntas 0-66 Prasiklus Siswa % 7 15% Siklus II Siswa % 45 96% 40 85% 13 28% 2 4% 47 100% 47 100% 47 100% Dengan belajar Siklus I Siswa % 34 72% penerapan peserta didik kelas X IIS 4 SMA 1 Batik pembelajaran Surakarta Tournament) dapat peneliti uraikan mengalami peningkatan TGT model Games setelah penerapan model pembelajaran bahwa kooperatif Games belajar dalam aspek kognitif peserta Tournament). Dapat diketahui bahwa didik kelas X IIS 4 dilihat dari jumlah sebelum dilakukan tindakan/prasiklus peserta didik yang berhasil melewati nilai rata-rata peserta didik kelas X IIS 4 batas adalah 60,94, setelah penerapan model (KKM) yaitu 70. Dari kegiatan awal pembelajaran TGT (Teams Games sebelum penerapan model pembelajaran Tournament) pada siklus pertama TGT (Teams TGT terjadi (Teams Kriteria (Teams peningkatan Ketuntasan Games peserta didik prestasi Minimal Tournament) meningkat menjadi 71,04. Sedangkan jumlah pada siklus kedua kembali mengalami melewati KKM hanya 7 peserta didik peningkatan nilai rata-ratanya menjadi dengan persentase sebesar 15%. Setelah 80,49. penerapan model yang pembelajan dapat TGT prestasi (Teams Games Tournament) jumlah belajar peserta didik, berikut peneliti peserta didik yang dapat melewati KKM gambarkan ketuntasan belajar peserta meningkat menjadi 34 orang dengan didik yang mengalami peningkatan persentase setelah penerapan siklus I dan siklus II. siklus Sebagai penunjang 72% pada siklus I. Pada berikutnya, yaitu siklus II kembali terjadi peningkatan prestasi belajar aspek kognitif peserta didik kelas X IIS 4 ditinjau dari jumlah peserta didik yaitu 45 peserta didik dengan persentase sebesar 96%. Berdasarkan perhitungan Perbandingan Capaian Indikator Keaktifan akumulasi dari data diatas maka untuk sebagaimana capaian keaktifan yang telah ditentukan yakni keberhasilan pada siklus I sebesar 60% dan sikus II sebesar 80%. Hasil observasi dan akumulasi perhitungan 100% Persentase (%) keberhasilah 80% 60% 40% 20% 0% Tdk Aktif Krg Aktif Ckp Aktif Aktif Sgt Aktif Pra Tindakan 89% 11% 0% 0% 0% Siklus I 0% 21% 58.50% 15% Siklus II 0% 0% data keaktifan pada peserta didik lebih rinci di sajikan dalam tabel berikut: Keberhasi Capaian lan Tahap Ket Prasiklus - 0% - Siklus I 60% 79% Tercapai Siklus II 80% 91,48% Tercapai 26.50% 18% 55.50% E. PENUTUP Simpulan Penerapan model pembelajaran Adapun perbandingan capaian keaktifan pada peserta didik di kelas X IIS 4 SMA 1 Batik Surakarta dengan penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) sebagai berikut : TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Sosiologi pada siswa kelas X IIS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Pada pra tindakan diperoleh data aktifitas pembelajaran peserta didikmasih belum dapat dikatakan aktif karena guru masih menggunakan metode lama, setelah dilakukan tindakan pada 5.50% siklus I keaktifan pembelajaran peserta didik menjadi 79% dan dilakukan tindakan kedua aktifitas pembelajaran di kelas X IIS 4 meningkat menjadi 91,48%. Hasil kegiatan pratindakan yang lulus Kriteria Ketuntasan Minimal menunjukkan bahwa prestasi belajar (KKM) sebesar 96% dengan rata-rata Sosiologi pada peserta didik kelas X IIS 80,49. 4masih banyak peserta didik yang Saran prestasi belajarnya di bawah Kriteria Berdasarkan penelitian Ketuntasan Minimal (KKM)70. Rata- tindakan kelas yang telah dilaksanakan, rata nilai Sosiologi pada kegiatan maka dapat peneliti sampaikan beberapa pratindakan adalah 60,94 dengan nilai saran sebagai batas Minimal antara lain sebagai berikut : (1) Bagi (KKM) sebesar 70.Setelah diterapkan Guru. Guru hendaknya dapat memilih model dan menggunakan model pembelajaran Kriteria Ketuntasan pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I, yang prestasi belajarSosiologi peserta didik menggunakan kelas Games X IIS 4 Surakartamengalami Peserta didik Ketuntasan yang Minimal SMA Batik 1 peningkatan. lulus Kriteria (KKM) pada tepat, bahan pertimbangan, bila memungkinkan model TGT (Teams Tournament) untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. (2) Bagi Peserta Didik. Penerapan model pembelajaran TGT (Teams pratindakan sebanyak 7peserta didik Games Tournament) diharapkan dapat dan meningkat menjadi 34 peserta didik meningkatkan pada siklus I kemudian meningkat lagi berkomunikasi pada siklus II menjadi 45 peserta didik. mampu meningkatkan rasa percaya diri Persentase peserta didik yang lulus dalam bertanya dan mengungkapkan KKM dari 15% meningkat menjadi pendapat. (3) Bagi Sekolah. Sekolah 72% hendaknya pada siklus I dengan rata-rata keterampilan peserta mendorong didik guru serta untuk 71,04.Pada siklus II, prestasi belajar melakukan penelitian tindakan kelas peserta didik lebih meningkat, ditandai sebagai upaya perbaikan pembelajaran jumlah peserta didik yang lulus Kriteria agar proses pembelajaran berlangsung Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak dengan 45 peserta didik dari jumlah total 47 sehingga peserta didik. Persentase peserta didik pembelajaran lebih baik dapat dan maksimal mencapai yang tujuan diharapkan.