SISTEM DAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN TUGAS RINGKASAN JURNAL “SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK AQUAPONIK TEKNOLOGI MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IoT)” TAUFIK BUDHI PRAMONO, NANDITA IKA QOTHRUNNADA, FAISAL ASADI, TJENG WAWAN CENGGORO, BENS PARDAMEAN Jurnal Ilmiah Terapan: 2052-2541 2023 OLEH : ANGELA DESTALIA ARUMPONE E20224008 PROGRAM MAGISTER ILMU PERTANIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2024 PENDAHULUAN A. Internet of Things (IoT) IoT (Internet of Things) adalah konsep di mana perangkat fisik, seperti sensor, alat elektronik, mesin, kendaraan, dan peralatan rumah tangga, terhubung ke internet dan dapat saling berkomunikasi atau bertukar data secara otomatis. Perangkat yang tergabung dalam IoT dilengkapi dengan sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan, berbagi, dan menganalisis informasi, sehingga menciptakan sistem yang lebih cerdas dan responsif tanpa perlu campur tangan manusia (Junaidi, 2016). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memotivasi manusia untuk dapat menciptakan inovasi-inovasi dalam memudahkan pekerjaan manusia sehingga lebih menguntungkan dan mengefisienkan waktu. Penerapan teknologi semakin berkembang, yang memungkinkan manusia untuk memerintah dan mengendalikan hal-hal dengan suara selaku pemrosesan bahasa alami manusia. Secara keseluruhan, IoT membantu menciptakan integrasi fisik dan digital, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan efisiensi operasional yang lebih tinggi di berbagai sektor (Ganggalia dkk, 2019). Internet of Things (IoT) memiliki Karakteristik Utama yaitu : 1. Konektivitas Perangkat IoT terhubung ke internet dan dapat berkomunikasi satu sama lain melalui jaringan. Ini memungkinkan pertukaran data secara real-time. 2. Sensor dan Aktuator Sensor pada perangkat IoT mengumpulkan data dari lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, gerakan, atau cahaya. Aktuator memungkinkan perangkat IoT untuk mengambil tindakan, seperti menghidupkan atau mematikan alat, berdasarkan data yang dikumpulkan. 3. Analisis Data Data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat dianalisis untuk memberikan wawasan yang berguna, seperti deteksi pola atau prediksi tren, yang kemudian bisa digunakan untuk membuat keputusan otomatis atau memberikan informasi kepada pengguna. 4. Otomatisasi dan Efisiensi IoT memungkinkan otomatisasi banyak proses, baik di rumah (misalnya, termostat pintar atau lampu otomatis) maupun di industri (seperti pemantauan mesin atau otomatisasi pabrik), sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebutuhan intervensi manusia. 5. Pengendalian Jarak Jauh Pengguna dapat mengontrol perangkat IoT dari jarak jauh melalui aplikasi atau dashboard yang terhubung ke internet. B. Internet of Things Dalam Perikanan Budidaya IoT Perikanan merujuk pada penerapan teknologi (IoT) dalam sektor perikanan untuk meningkatkan efisiensi, pengelolaan, dan produktivitas industri tersebut. Dalam konteks perikanan, IoT mengacu pada penggunaan sensor, perangkat cerdas, dan jaringan internet untuk memantau dan mengontrol berbagai aspek dari sistem budidaya ikan, baik di tambak, kolam, maupun sistem akuaponik. Dalam penerapan IoT di bidang Perikanan Budidaya, sistem IoT seringkali digunakan dalam mengatur dan memantau parameter kualitas air pada tempat budidaya, seperti oksigen terlarut (DO), pH, suhu, ammonia dan nitrat, dan salinitas. Akan tetapi sistem IoT juga bisa diterapkan untuk : 1. Pemantauan Kualitas Air 2. Peringatan Dini 3. Memberikan Manajemen dan Prediksi. IoT dapat memberikan data yang dapat kita analisis untuk memanajemen/mempridiksi waktu panen. 4. Pemantauan Jarak Jauh 5. Pemberian pakan secara otomatis INTISARI JURNAL A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penelitian ini berangkat dari pentingnya sektor perikanan dalam perekonomian Indonesia. Permintaan ikan air tawar meningkat, tetapi lahan budidaya dan kualitas air yang baik semakin terbatas karena konversi lahan dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Salah satu solusi yang diusulkan untuk menghadapi masalah ini adalah akuaponik, sebuah sistem yang memadukan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem simbiosis. Untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan sistem akuaponik, pemantauan kualitas air sangat penting, namun saat ini sering dilakukan secara manual, yang tidak efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan kualitas air berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat mengotomatisasi proses pemantauan dan meningkatkan efisiensi. Berdasarkan tantangan yang telah dijelaskan, akuaponik merupakan salah satu solusi terhadap keterbatasan lahan dan air, yang menggabungkan sistem hidroponik dan sistem budidaya ikan. Sistem akuaponik menggunakan limbah budidaya ikan sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, Bakteri nutrisi bertindak sebagai filter alami untuk menghilangkan nitrogen dan fosfor terlarut dari dalam air. Selain itu, pemantauan kualitas air merupakan hal yang krusial dalam kegiatan akuaponik karena air merupakan media yang sangat mempengaruhi produktivitas hewan akuatik. Oleh karena itu, pemantauan yang intens diperlukan untuk menjaga kualitas air. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis IoT untuk memantau parameter kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut (DO), dan amonia. Beberapa sensor digunakan untuk mengukur parameter tersebut, dan data dikirimkan melalui modul ESP8266 ke server cloud (Blynk). Alat yang digunakan meliputi mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan sensorsensor kualitas air yang telah dikalibrasi dengan peralatan laboratorium. Gambar 1. Media akuaponik dan sensor kualitas air yang di gunakan Sistem akuaponik lingkungan alami dengan tanaman yang digunakan dalam akuaponik seperti kangkung, dan ikan nila untuk mendukung lingkungan sistem akuaponik. Selain itu, nilai ambang batas yang digunakan untuk notifikasi adalah ambang batas ideal nilai kangkung dan nila, dan akuaponik terdiri dari satu simpul. Yang terakhir adalah bahwa ponsel aplikasi hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Android minimal versi 4.0 (Ice Cream Sandwich). C. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT berhasil diimplementasikan dan diuji. Pengujian kalibrasi menunjukkan bahwa sensor yang digunakan memiliki tingkat akurasi yang baik. Kesalahan rata-rata untuk sensor pH sebesar 1,52%, sensor suhu sebesar 0,23%, dan sensor amonia sebesar 1,723%. Pengujian juga menunjukkan bahwa semua sensor bekerja dengan baik dalam memantau kualitas air di lingkungan akuaponik, dengan nilai pH, suhu, dan amonia yang sesuai dengan standar akuaponik yang ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT berhasil diimplementasikan dan dapat berfungsi dengan baik. Sensor pH, DO, suhu, dan amonia mampu mendeteksi perubahan parameter kualitas air secara real-time. Data yang diperoleh dari sensor kemudian dibandingkan dengan alat laboratorium standar, dan hasilnya menunjukkan kesalahan yang relatif kecil, menunjukkan bahwa sistem ini cukup akurat. Hasil dari tiap sensor ditampilkan melalui aplikasi mobile, memungkinkan pemantauan jarak jauh. Selain itu, sistem memberikan notifikasi jika parameter air melebihi batas ambang yang telah ditetapkan, memastikan kontrol kualitas air yang optimal untuk sistem akuaponik. D. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa sistem IoT yang dikembangkan untuk pemantauan kualitas air pada akuaponik dapat berfungsi dengan baik dan efektif dalam menjaga keseimbangan kualitas air. Sistem ini memungkinkan monitoring otomatis dan realtime, yang sangat membantu dalam menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan budidaya ikan dan tanaman, juga membantu petani dalam mengontrol kualitas air tanpa harus hadir di lokasi secara fisik. Disarankan agar penelitian lanjutan memperbaiki ketepatan sensor amonia, mengingat kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan sensor lainnya. E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN Kelebihan Penelitian : Sistem IoT yang dikembangkan mampu memantau kualitas air secara real-time, memberikan notifikasi otomatis, dan membantu menjaga efisiensi penggunaan air dan energi dalam sistem akuaponik. Penggunaan sensor yang terintegrasi dengan aplikasi mobile memudahkan petani dalam memantau kondisi akuaponik dari jarak jauh. Akurasi sensor yang digunakan cukup baik, dengan margin kesalahan yang kecil dibandingkan alat laboratorium. Kekurangan Penelitian : Sensor amonia menunjukkan tingkat kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan sensor lainnya, dan pengujian masih terbatas pada skala laboratorium. Pengujian lebih lanjut diperlukan pada kondisi lapangan. Penelitian ini masih terbatas pada skala prototipe, sehingga perlu pengujian lebih lanjut pada kondisi lapangan yang lebih luas untuk validasi hasil. Sistem saat ini hanya kompatibel dengan perangkat Android versi tertentu, sehingga keterbatasan kompatibilitas ini bisa menjadi kendala bagi beberapa pengguna. Pengujian pada parameter lain seperti salinitas dan konduktivitas listrik tidak dilakukan, yang juga penting dalam pemantauan kualitas air. DAFTAR PUSTAKA A. Junaidi, “Internet of Things , Sejarah , Teknologi Dan Penerapannya : Review Internet of Things, Sejarah, Teknologi Dan Penerapannya : Review,” Jitter, hal. 62-66, 2016. Nurul Isna Ganggali, dkk, “Prototype Alat Pengendali Lampu dengan Perintah Suara menggunakan Arduino Uno Berbasis Web”, JURNAL RESTI (Rekayas a Sistem dan Teknologi Informasi), Vol. 3 No. 3 - 389-394, ISSN Media Elektronik: 2580-0760, 2019. Machine Translated by Google Tersedia online di http://scik.org Matematika. Komunikasi. Biologi. Ilmu Saraf. 2023, 2023:120 https://doi.org/10.28919/cmbn/8221 Jurnal Ilmiah Terapan: 2052-2541 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK AQUAPONIK TEKNOLOGI MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IoT) TAUFIK BUDHI PRAMONO1 Bahasa Indonesia: NANDITA IKA QOTHRUNNADA1 , CENGGORO2,3 Bahasa Indonesia: FAISAL ASADI2,3,* Bahasa Indonesia: TJENG WAWAN BENS PARDAMEAN3,4 1Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 53122, Indonesia 2Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, Indonesia 3Pusat Penelitian Bioinformatika dan Ilmu Data, Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, Indonesia 4Jurusan Ilmu Komputer, Program Pascasarjana BINUS – Program Magister Ilmu Komputer, Bina Nusantara Universitas, Jakarta 11480, Indonesia Hak Cipta © 2023 penulis. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons, yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar. Abstrak: Sektor perikanan memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Namun, pasokan ikan akhir-akhir ini mulai berkurang karena mahalnya harga ikan dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, hal ini meningkatkan permintaan ikan air tawar meningkat dan meningkatkan potensi akuakultur air tawar. Selain itu, mencari air yang sesuai, sumber daya dan lahan budidaya ikan sangat sulit karena keterbatasan sumber daya primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Internet of Things (IoT) yang dapat memantau parameter kualitas air, termasuk kandungan asam, oksigen terlarut, suhu air, serta amonia, dan terintegrasi dengan internet berbasis mobile aplikasi. Hasil perancangan sistem telah berhasil diimplementasikan. Struktur sistem telah berhasil menggabungkan sensor yang mengumpulkan data dari sistem dan mengirimkannya ke server cloud blynk, yang dapat *Penulis yang bersangkutan Alamat email: [email protected] Diterima 15 September 2023 1 Machine Translated by Google 2 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN dapat diakses langsung melalui internet. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas dan sirkulasi air sangat baik. diawetkan. Akurasi sensor potensi air asam hidrogen (pH) adalah kesalahan rata-rata 1,52%, suhu kesalahan sensor sebesar 0,238%, kesalahan sensor oksigen terlarut sebesar 0,23%, dan kesalahan sensor amonia sebesar 1,723%, dan sistem pemantauan berfungsi normal. Kata kunci: akuaponik; pemantauan kualitas air; internet untuk segala. Klasifikasi Subjek AMS 2020: 92B05. 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas dan memiliki sektor perikanan yang luas yang menjadi penggerak kekuatan perekonomian Indonesia karena menjadi sumber penghidupan utama masyarakat [1]. Oleh karena itu, pasokan ikan akhir-akhir ini menurun karena tingginya biaya penangkapan ikan dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi [2]. Masalah ini berdampak pada berkurangnya pasokan ikan dan Meningkatnya permintaan ikan air tawar mempengaruhi potensi pertumbuhan ikan air tawar industri akuakultur [3]–[5]. Potensi ini dibarengi dengan berbagai kendala, seperti kelangkaan lahan di wilayah perkotaan, dan pertumbuhan penduduk menyebabkan pembukaan lahan, yang menyebabkan semakin banyaknya lahan konversi lahan menjadi pemukiman [6], [7]. Hal ini menjadi permasalahan karena keterbatasan lahan budidaya Teknologi dan kualitas air yang baik diperlukan untuk menghasilkan hasil produktivitas yang tinggi [8], [9]. Berdasarkan tantangan yang telah dijelaskan, akuaponik merupakan salah satu solusi terhadap keterbatasan lahan dan air. yang menggabungkan sistem hidroponik dan sistem budidaya ikan resirkulasi [10]–[14]. Berdasarkan teori, Sistem akuaponik menggunakan limbah budidaya ikan sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman [15], [16]. Oleh karena itu, Bakteri nutrisi bertindak sebagai filter alami untuk menghilangkan nitrogen dan fosfor terlarut dari Selain itu, pemantauan kualitas air merupakan hal yang krusial dalam kegiatan akuaponik karena air merupakan media yang sangat mempengaruhi produktivitas hewan akuatik. Oleh karena itu, pemantauan diperlukan untuk menjaga kualitas air [13], [17]–[19]. Mengacu pada sebuah penelitian, pemantauan masih dilakukan secara manual untuk saat ini [20]. Kegiatan ini tidak efisien dan memakan waktu karena Petani harus hadir ke lokasi untuk menjaga kondisi lingkungan budidaya saat ini. Di era pertanian presisi 4.0, petani dapat memantau dari jarak jauh dan secara real-time melalui Internet [10], [20]–[23]. Singkatnya, penjelasan-penjelasan ini memotivasi kami untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan Internet Machine Translated by Google 3 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK sistem pemantauan IoT (Internet of Things) menggunakan modul ESP8266 sebagai modul pengiriman. Data transmisi dapat dipantau melalui aplikasi seluler, dan notifikasi dapat dikirim langsung berdasarkan ambang batas yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. STUDI SEBELUMNYA Akuaponik adalah metode pertanian tanpa tanah yang menggabungkan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan budidaya ikan. budidaya di tangki akuakultur [13]. Sistem ini memompa limbah ikan kaya amonia dari akuakultur wadah ke dasar hidroponik [13], [24]. Limbah ikan diubah menjadi pupuk organik oleh bakteri hidup di dalam bedengan. Proses ini membuat akar tanaman menyaring dan mengolah air untuk habitat ikan, yang kemudian didaur ulang kembali ke dalam wadah akuakultur [25]. Selain itu, sistem akuaponik memungkinkan tanaman dan ikan hidup berdampingan dalam lingkungan simbiosis, yang mendorong pertanian dan keberlanjutan perikanan. Parameter kualitas air di tangki akuakultur dan basis hidroponik, seperti suhu, oksigen terlarut (DO), pH, konduktivitas listrik (EC), padatan terlarut (DS), dan total amonium nitrat (TAN), digunakan untuk memastikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme dalam sistem akuaponik. Selain itu, parameter lingkungan seperti udara suhu, kelembaban relatif (RH), karbon dioksida (CO2), dan cahaya harus dipantau dan dikontrol secara otomatis secara teratur [13]. Tyson et al. [26] menyatakan bahwa akuaponik mempunyai dampak positif karena adanya kepedulian masyarakat penggunaan energi dan air dalam akuakultur. Sistem akuaponik membutuhkan tiga hal: air, energi, dan pakan ikan untuk menghasilkan produksi ikan dan tanaman [27]. Petani dapat menjaga biaya dan efisiensi di seluruh proses produksi dengan mempertimbangkan konsep teknologi buatan [28][29]. Sehingga dalam proses penentuan tingkat resiko pada sistem akuaponik diperlukan kualitas air yang baik. kemampuan manajemen untuk menghasilkan bisnis yang sukses [30]. Banyak penelitian pemantauan kualitas air telah dilakukan dalam berbagai model terkait hal ini Penelitian pertama dilakukan oleh Pu'Ad, Sidek, dan Mel [10] menggunakan WeMOS untuk menyelidiki pemantauan kualitas air dalam akuaponik data berhasil diproses menggunakan Papan WeMOS dan protokol transportasi telemetri antrian pesan (MQTT) sebelum dikirim ke Raspberry Pi (stasiun pangkalan) untuk penyimpanan dan visualisasi. Penelitian lain, juga diusulkan oleh Almetwally, Hassan, dan Mourad [21] memverifikasi bahwa sistem mendukung konsep kota pintar, Machine Translated by Google 4 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN yang tidak memerlukan interaksi manusia dan menghemat biaya tenaga kerja dan operasi. Ini juga memanfaatkan berbagai filter secara efektif untuk meningkatkan kualitas air [21], [23]. Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan IoT adalah pemantauan kolam, yang terintegrasi ke dalam aplikasi seluler [5], dan Penelitian ini berhasil dilaksanakan. Penelitian ini terutama menggabungkan lima sensor yang mengukur Parameter ekologi penting untuk menentukan kualitas air: suhu, pH, DO, total terlarut padatan (TDS), dan salinitas. Penelitian lain di kolam ikan dalam pemantauan kualitas air, juga yang dilakukan oleh [13], berhasil membangun sistem IoT dengan beberapa sensor: suhu, pH, DO, sensor kekeruhan, amonia, dan nitrat. Selanjutnya penelitian berikut terkait dengan pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Kurian, Saji, Joseph, dan Kuriakose [24], mengembangkan sistem otomatis untuk memantau kualitas air untuk akuaponik. Penelitian ini menggunakan beberapa sensor untuk pemantauan yang memantau pH, suhu, kadar amonia, dan nitrat. Sistem yang dikembangkan telah berhasil membantu petani dalam mengurangi upaya manual sambil mempertahankan sistem yang seimbang di mana ikan, tanaman, dan mikroba berada di interaksi keseimbangan yang sama. Penelitian lain yang dilakukan oleh Khaoula, Abdelouahid, Ezzahoui, dan Marzak [31], membangun arsitektur pemantauan dan kontrol untuk IoT berbasis tenaga surya sistem akuakultur. Sistem ini dapat mengendalikan kualitas air dengan memanfaatkan faktor lingkungan seperti seperti kedalaman air, suhu air, EC, CO2, dan TAN [31]. Penelitian sebelumnya tentang pemantauan kualitas air yang diusulkan oleh Taha et al. [32], meneliti gambaran komprehensif: tingkat lanjut sistem inovatif dan IoT untuk otomatisasi akuaponik. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa IoT Peluang dan potensi sistem dalam unit kontrol inovatif sistem pemantauan kualitas air cenderung menguntungkan pengguna dan membuat mereka lebih canggih dalam teknologi [32]. 3. BAHAN DAN METODE Data penelitian yang digunakan adalah data parameter kualitas air yang dikumpulkan menggunakan sensor. pH, sensor suhu, DO, dan amonia. Output sensor berupa data numerik yang ditunjukkan pada Tabel 3 - 6. Selain penelitian ini, kami membangun sistem akuaponik lingkungan alami dengan tanaman yang digunakan dalam akuaponik seperti kangkung, dan ikan nila untuk mendukung lingkungan sistem akuaponik. Selain itu, nilai ambang batas yang digunakan untuk notifikasi adalah ambang batas ideal nilai kangkung dan nila, dan akuaponik terdiri dari satu simpul. Yang terakhir adalah bahwa ponsel Machine Translated by Google 5 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK aplikasi hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Android minimal versi 4.0 (Ice Cream Sandwich). 3.1. Perangkat Lunak dan Perangkat Keras untuk Sistem IoT. Tabel 1 dan Tabel 2 merinci perangkat yang digunakan dalam penelitian ini. penelitian, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak. TABEL 1. Perangkat Keras Perangkat keras Detail Spesifikasi Mikrokontroler Arduino Mega 2560 R3 sensor pH pH-4502C Sensor suhu Nomor DS18B20 Sensor DO Gravitasi: Sensor DO Analog Sensor amonia MQ-135 Wifi gratis Bahasa Indonesia: ESP8266 Kabel Jumper 20 cm, dan 10 cm (jantan-betina, betinaperempuan, laki-laki-laki) Komputer Pribadi / Laptop Axioo MyBook Intel N3350, RAM 3GB Alat uji pH manual KL-009(Saya) Kit uji suhu manual Lutron PDO-520 Alat uji DO manual Lutron PDO-520 Alat Uji Amonia Manual TetraNH3/NH4 TABEL 2. Perangkat Lunak Perangkat lunak Detail Spesifikasi Arduino IDE Versi 1.8.7.0 BERBAHAYA Server aplikasi dan database 3.2. Flowchart Penelitian. Flowchart penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan tinjauan pustaka, desain arsitektur sistem, implementasi program, integrasi, pengujian, dan evaluasi. Gambar 1 menunjukkan diagram alir untuk penelitian ini. 3.3. Perancangan Pemantauan Kualitas Air. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk mengetahui Machine Translated by Google 6 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengkompilasi program dan melakukan perakitan perangkat keras. mikrokontroler yang digunakan untuk mengunggah program yang dikompilasi. Di sisi lain, proses ini termasuk mengembangkan antarmuka pengguna aplikasi seluler. Gambar 2 menunjukkan detail desain untuk pemantauan kualitas air. GAMBAR 1. Diagram Alir Penelitian GAMBAR 2. Perancangan Pemantauan Kualitas Air Machine Translated by Google 7 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK Skenario pemantauan kualitas air dimulai dari pemantauan sistem akuaponik yang memantau suhu, pH, DO, dan Amonia yang terhubung melalui aplikasi seluler dan disimpan pada sistem berbasis cloud (server BLYNK). Data hasil pemantauan ditampilkan di ponsel pada bagian selanjutnya. Selanjutnya, proses selanjutnya adalah data dari akuaponik ditransmisikan melalui Arduino dengan modul ESP8266. Data yang dikumpulkan dari server digunakan untuk menganalisis kualitas air yang dibahas dalam kualitas air berikut bagian evaluasi. 3.4. Sistem Integrasi. Sistem terintegrasi dimaksudkan untuk mengintegrasikan perangkat keras yang dikompilasi dan antarmuka aplikasi seluler. Pada langkah ini, poin utama yang perlu dipertimbangkan dalam proses ini adalah menggunakan pustaka yang harus mengikuti persyaratan sistem yang telah dibangun sebelumnya. Selain itu, kode Ukuran kode program harus sesuai dengan kapasitas mikrokontroler. 3.5. Pengujian dan Evaluasi. Ada tiga proses dalam proses pengujian dan evaluasi. Pengujian ini meliputi pengujian kalibrasi, pengujian fungsional, dan pengujian pemantauan. Pengujian kalibrasi adalah langkah pertama dalam memvalidasi alat yang dibuat dengan peralatan laboratorium yang dikalibrasi. Uji fungsional adalah dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem monitoring mulai dari hardware sampai notifikasi sistem, dan apakah itu berfungsi. Selain itu, pengujian pemantauan mempertahankan apakah Proses monitoring aplikasi mobile dapat berjalan secara fungsional. Yaitu visualisasi data dan ditampilkan langsung pada sistem antarmuka seluler. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Pemantauan Kualitas Air Terpadu Berbasis IoT. Sistem pemantauan Kualitas air berbasis IoT telah berhasil dikembangkan dalam penelitian ini. Akuaponik Sistem telah dibangun dan berjalan secara fungsional dan memadai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Selanjutnya, Gambar 4 juga sudah selesai menyusun semua komponen dan rangkaian. Prototipe sensor perancangan parameter sistem akuaponik juga berhasil disusun. Prototipe perancangan sensor ditunjukkan secara lengkap pada Tabel 3. Machine Translated by Google 8 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN GAMBAR 3. Sistem Akuaponik Terpadu GAMBAR 4. Seluruh Sirkuit TABEL 3. Prototipe Sensor Prototipe Sensor Angka Prototipe sensor pH Prototipe sensor suhu Prototipe sensor amonia Prototipe DO Prototipe ESP8266 4.2. Evaluasi Pengujian Kalibrasi. Hasil pengujian dari sensor dan peralatan laboratorium yang telah distandarisasi digambarkan pada Tabel 4 - 7. Hasil uji perbandingan antara sensor dan peralatan laboratorium mengungkapkan sensitivitas alat tersebut terhadap lingkungan. Sementara itu, sensor batas toleransi diuji menggunakan peralatan laboratorium standar dengan menggunakan uji regresi. Selain itu, untuk Machine Translated by Google 9 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK mengevaluasi fungsi uji kalibrasi, persamaan untuk setiap fungsi: pH, suhu, DO, dan amonia ditunjukkan pada Tabel 8. TABEL 4. Hasil Uji Kalibrasi Sensor pH Sensor Kesalahan Hasil Kalibrasi Peralatan Laboratorium (%) 3.28 5.92 5.77 0.44 4.53 6.02 6.35 0.24 5.67 7.34 7.29 0.22 6.43 7.89 7.92 0.18 7.69 8.47 8.96 0,09 8.32 9.68 9.48 0.14 9.68 10.35 10.61 0,06 10.51 Tanggal 11.09 11.29 0,05 11.98 12.56 12.51 0,04 12.94 Tanggal 13.31 Tanggal 13.29 0,02 13.46 tanggal 14.13 13.73 0,04 TABEL 5. Hasil Uji Kalibrasi Sensor Suhu Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor Kesalahan (%) 21.3 22.8 22.2 0,066 tahun 23.6 24.1 24.5 0,020 25.1 25.7 25.9 0,023 25.9 26.3 26.6 0,015 26.8 27.6 27.5 0,029 27.7 28.5 28.3 0,028 29.2 29.6 29.7 0,013 29.8 30.4 30.3 0,019 30.9 31.7 31.4 0,025 Machine Translated by Google 10 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN TABEL 6. Hasil Uji Kalibrasi Sensor DO Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor Kesalahan (%) 4.6 4.8 5.0 0,04 4.9 5.5 5.2 0.10 5.9 6.0 6.0 0,01 6.1 6.3 6.2 0,03 6.5 6.7 6.5 0,02 7.0 6.8 6.9 0,03 TABEL 7. Hasil Uji Kalibrasi Sensor Amonia Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor Kesalahan (%) 0,0001 0,0002 0,00032 0.500 0,0003 0,0005 0,00052 0.400 0,0005 0,0009 0,00072 0.440 0,0007 0,0010 0,00091 0.300 0,0011 0,0012 0,00130 0,083 tahun TABEL 8. Persamaan uji kalibrasi Kalibrasi Persamaan Persamaan pH Rumus ynya = 0,993243243x + 0,000223649 (1) kalibrasi Persamaan suhu y = 0,9499x + 2,0482 (2) kalibrasi Persamaan DO y= 0,8019x + 1,3391 (3) kalibrasi Persamaan amonia kalibrasi y=0,9932x + 0,0002 (4) Machine Translated by Google 11 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK Berdasarkan Tabel 4-7, hasil pengujian kalibrasi menunjukkan bahwa sensor pH mempunyai nilai error yang lebih kecil dari 0,05. Hasil kalibrasi serupa dengan nilai yang diambil menggunakan peralatan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor pH, suhu, DO, dan amonia dapat digunakan dengan baik [17], [32]. Hasil kalibrasi sensor parameter dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 untuk persamaan 4 pada Tabel 8. Selain itu, hasil perhitungan parameter kalibrasi ditunjukkan pada Tabel 9. 4.3. Evaluasi Kualitas Air. Penelitian ini juga mengevaluasi kualitas air dengan mengukur parameter kualitas air yaitu pH, suhu, ammonia, dan DO. Kurva rata-rata fluktuasi masing-masing parameter dalam sistem akuaponik selama waktu pengamatan penelitian disajikan. Hasil pengukuran kualitas air ditunjukkan pada Tabel 9. TABEL 9. Kurva Uji Kalibrasi Kurva Uji Kalibrasi Jenis Kalibrasi Kalibrasi sensor pH Uji Kalibrasi pH y= 0,826x + 2,6097 = 0,826x + 2,6097 15 Nilai R² = 0,9874 pH Pengukur Alat 10 5 angka 0 5 angka 0 10 15 Sensor Kalibrasi Sensor Suhu Uji Kalibrasi Suhu y= 0,9499x + 2,0482 = 0,9499x + 2,0482 40 Nilai R² = 0,9897 Laboratorium Peralatan 20 angka 0 angka 0 10 20 Sensor 30 40 Machine Translated by Google 12 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN Kalibrasi sensor DO Uji Kalibrasi DO 8 y= 0,8019x + 1,3391 Laboratorium Peralatan 6 Nilai R² = 0,9448 4 2 angka 0 2 angka 0 4 6 8 Sensor Kalibrasi sensor amonia Uji Kalibrasi Amonia y = 0,9932x + 0,0002 0,0015 Nilai R² = 0,8957 0,001 Laboratorium Peralatan 0,0005 angka 0 0,0005 angka 0 0,001 0,0015 Sensor TABEL 10. Kurva Evaluasi Kualitas Air Jenis Parameter Kurva Parameter Kualitas Rata-rata pH Rata-rata pH (pH) keasaman Tingkat 10 5 angka 0 02 Februari 09 Februari 16 Februari 23 Februari 02 Maret Waktu Observasi (Hari) Machine Translated by Google 13 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK Rata-rata suhu Rata-rata Suhu 30 28 ( oC) Suhu 26 24 02 Februari 09 Februari 16 Februari 23 Februari 02 Maret Waktu Observasi (Hari) Rata-rata sensor DO l) (mg/ DO Rata-rata DO 10 5 angka 0 02 Februari 09 Februari 16 Februari 23 Februari 02 Maret Waktu Observasi (Hari) Amonia rata-rata Rata-rata Amonia 0,01 liter) (mg/ Amoniak 0,005 angka 0 02-09 Feb-16 Feb-23 Feb-02 Feb-Mar Waktu Observasi (Hari) Mengacu pada hasil pengamatan pH pada waktu pengamatan (Tabel 10), nilai pH Hasil yang didapatkan memiliki nilai 6,5 – 8,1. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya [16], [33], [34] bahwa pH yang cocok untuk sistem nitrifikasi, budidaya ikan nila, dan hidroponik adalah 6 - 9 [16], [35]. Fluktuasi pH disebabkan oleh hubungan dengan DO, yaitu pH air. Machine Translated by Google 14 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN dipengaruhi oleh DO. Dimana semakin sedikit DO maka kecenderungan pH akan bersifat basa, dan sebaliknya syaratnya adalah jika DO terdapat dalam jumlah banyak maka akan bersifat lebih asam [16], [36]. Sejalan dengan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi DO pada kolam akuaponik relatif stabil sehingga menyebabkan pH relatif stabil. Sama halnya dengan nilai parameter suhu yaitu 25,7-28,3 ÿC, dan hasil ini juga sama dengan penelitian lainnya [16], [37], [38]. Suhu ideal untuk budidaya ikan nila adalah 25-30 ÿC, dan hasil penelitian ini optimal untuk pertumbuhan ikan nila dalam akuaponik kolam. Selain itu, hasil pengamatan parameter DO selama waktu penelitian menunjukkan bahwa nilai DO sebesar 5,7-6,8 mg/l. Hasil yang kami peroleh juga sama dan disetujui oleh [16], [35], yang menyebutkan bahwa DO cocok untuk proses nitrifikasi, budidaya ikan nila, dan sistem hidroponik dengan nilai yang lebih besar dari tiga (>3). Fluktuasi nilai DO terjadi akibat pengaruh partikel terlarut dalam air [5], [13]. Parameter terakhir adalah amonia. Hasil pengamatan amonia selama penelitian menunjukkan nilai amonia sebesar 0,00130,001 mg/l. Hasil ini mengikuti penelitian dari penelitian lain [16], [35], [39], yang menyatakan bahwa amonia untuk akuakultur akuaponik kurang dari satu (<1). Nilai amonia berfluktuasi karena konversi amonia menjadi nitrat, yang dipengaruhi oleh kelarutan oksigen [35]. Hasil ini juga berhubungan dengan laju konversi amonia menjadi nitrat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amin, Musdalifah, dan Ali [40], menyatakan bahwa sistem akuaponik dapat meningkatkan laju pertumbuhan secara signifikan konversi amonia menjadi nitrat, dimana konversi menjadi nitrat terjadi secara optimal pada kondisi DO yang stabil kondisi [26], [41], [42]. 5. KESIMPULAN Penelitian ini telah berhasil mengembangkan sistem pemantauan kualitas air berbasis Konsep IoT. Kami menggunakan aplikasi seluler berbasis android untuk implementasi IoT dengan spesifikasi sandwich es krim untuk pemantauan budidaya akuaponik. Penelitian ini telah dilakukan berhasil diterapkan pada budidaya ikan nila secara akuaponik, sama seperti di habitat aslinya. Hasil menunjukkan bahwa semua sensor berfungsi dengan benar, dan kisaran nilai yang dikumpulkan adalah persis sama, sebagaimana dibuktikan oleh beberapa penelitian terkait. Selain itu, modul ESP8266 yang mengirim data dari Arduino ke Blynk juga berfungsi dengan baik. Data diambil dari blynk untuk Machine Translated by Google 15 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK proses pemberitahuan peringatan aplikasi seluler, yang berjalan setiap lima belas menit. KONFLIK KEPENTINGAN Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan. REFERENSI [1] PJG Henriksson, N. Tran, CV Mohan, et al. Masa depan akuakultur Indonesia - mengevaluasi lingkungan dan potensi dan keterbatasan sosial ekonomi, J. Clean. Product. 162 (2017), 1482-1490. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.06.133. [2] Mahmud, ADB Sinrang, ANA Massiseng, Prospek pengembangan industri perikanan di Indonesia melalui media publikasi online, Int. J. Appl. Biol. 5 (2021), 117-129. [3] K. Purwandari, JWC Sigalingging, TW Cenggoro, dkk. Prakiraan cuaca multikelas dari twitter menggunakan pendekatan pembelajaran mesin, Procedia Computer Sci. 179 (2021), 47-54. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.12.006. [4] RA Renjani, Hermantoro, POA Nugraha, dkk. Tangki penyimpanan CPO IoT pintar, IOP Conf. Ser.: Lingkungan Bumi. Jurnal Sci. 998 (2022), 012045. https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012045. [5] F. Darmalim, AA Hidayat, TW Cenggoro, et al. Sistem terintegrasi aplikasi seluler dan solusi IoT untuk pemantauan kolam, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 794 (2021), 012106. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/794/1/012106. [6] C. Kubitza, VV Krishna, K. Urban, et al. Hak kepemilikan tanah, intensifikasi pertanian, dan deforestasi di Indonesia, Ecol. Econ. 147 (2018), 312–321. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2018.01.021. [7] RE Caraka, SA Bakar, B. Pardamean, et al. Regresi vektor pendukung hibrida dalam beban listrik selama nasional musim liburan, di: Konferensi Internasional 2017 tentang Teknologi Informasi Inovatif dan Kreatif (ICITech), IEEE, Salatiga, 2017: hlm.1–6. https://doi.org/10.1109/INNOCIT.2017.8319127. [8] J. Baurley, A. Perbangsa, A. Subagyo, et al. Aplikasi web dan database untuk keragaman genetik pertanian dan studi asosiasi, Int. J. Bio-Sci. Bio-Technol. 5 (2013), 33-42. https://doi.org/10.14257/ijbsbt.2013.5.6.04. [9] L. Safitri, Hermantoro, V. Kautsar, et al. Keberlanjutan jejak air berbagai jenis tanah pada perkebunan kelapa sawit perkebunan, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 998 (2022), 012004. https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012004. Machine Translated by Google 16 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN [10] MFM Pu'ad, KA Sidek, M. Mel, Sistem Pemantauan Kualitas Air Portabel untuk Akuaponik menggunakan We MOS, Int. J.Inovasi. Teknologi. Jelajahi. bahasa Inggris 9 (2019), 4141-4184. https://doi.org/10.35940/ijitee.a6108.119119. [11] A. Ferhat, T. Seizarsyah, MP Bimantio, et al. Pendekatan geolistrik untuk analisis air tanah karst, Konferensi IOP. Ser.: Bumi, Lingkungan, Sains. 998 (2022), 012012. https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012012. [12] M. Farhan Mohd Pu'ad, K. Azami Sidek, M. Mel, Sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT untuk akuaponik, J. Fisika: Edisi Konf. 1502 (2020), 012020. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1502/1/012020. [13] CN Udanor, NI Ossai, EO Nweke, dkk. Internet of Things berlabel kumpulan data untuk air kolam ikan aquaponik sistem pemantauan kualitas, Data Brief. 43 (2022), 108400. https://doi.org/10.1016/j.dib.2022.108400. [14] S. Goddek, B. Delaide, U. Mankasingh, et al. Tantangan akuaponik berkelanjutan dan komersial, Keberlanjutan. 7 (2015), 4199-4224. https://doi.org/10.3390/su7044199. [15] JO Ighalo, AG Adeniyi, G. Marques, Internet of things untuk pemantauan dan penilaian kualitas air: tinjauan pustaka tinjauan komprehensif, dalam: AE Hassanien, R. Bhatnagar, A. Darwish (Eds.), Kecerdasan Buatan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Teori, Praktik dan Aplikasi Masa Depan, Springer International Publishing, Cham, 2021: hlm. 245–259. https://doi.org/10.1007/978-3-030-51920-9_13. [16] AR Yanes, P. Martinez, R. Ahmad, Menuju akuaponik otomatis: Tinjauan tentang pemantauan, IoT, dan kecerdasan buatan. sistem, J. Produk Bersih. 263 (2020), 121571. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.121571. [17] A. Abbas Fadel, M. Ibrahim Shujaa, Sistem pemantauan kualitas air berbasis platform IOT, IOP Conf. Ser.: Jurnal.Ilmu.Teknologi. 928 (2020), 032054. https://doi.org/10.1088/1757-899x/928/3/032054. [18] Hermantoro, Suparman, DS Ariyanto, et al. Integrasi sensor IoT untuk analisis kualitas air, dalam: 2021 1st Konferensi Internasional Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI), IEEE, Jakarta, Indonesia, 2021: hlm. 361–366. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609707. [19] S. Purboseno, T. Suparyanto, AA Hidayat, et al. Analisis hidrodinamik sistem perairan di rawa dadahup daerah irigasi, di: Konferensi Internasional ke-1 tentang Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI) 2021, IEEE, Jakarta, Indonesia, 2021: hlm.400–406. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609729. [20] M. Manju, V. Karthik, S. Hariharan, et al. Pemantauan waktu nyata parameter lingkungan akuaponik sistem berbasis Internet of Things, dalam: Konferensi Internasional Ketiga tentang Sains Teknologi Teknik 2017 & Manajemen (ICONSTEM), IEEE, Chennai, 2017: hlm. 943–948. https://doi.org/10.1109/ICONSTEM.2017.8261342. [21] SAH AlMetwally, MK Hassan, MH Mourad, Kualitas air berbasis internet of things (IoT) secara real time Machine Translated by Google 17 SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK sistem manajemen, Procedia CIRP. 91 (2020), 478–485. https://doi.org/10.1016/j.procir.2020.03.107. [22] AW Krisdiarto, E. Julianto, I. Wisnubhadra, dkk. Perancangan sistem pengelolaan informasi air pada kelapa sawit perkebunan, di: Konferensi Internasional Pertama tentang Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI) 2021, IEEE, Jakarta, Indonesia, 2021: hlm.395–399. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609780. [23] N. Naj, A. Sanzgiri, Sistem pemantauan kualitas air secara real-time berbasis IoT, Asian J. Conv. Technol. 7 (2021), 44-51. https://doi.org/10.33130/AJCT.2021v07i02.010. [24] OA Kurian, A. Saji, S. Joseph, dkk. Sistem pemantauan kualitas air otomatis untuk akuaponik, Int. Bahasa Indonesia: Eng. Teknol. 6 (2019), 7832–7841. [25] C. Li, CT Lee, Y. Gao, et al. Prospek akuaponik untuk pembangunan berkelanjutan produksi pangan di perkotaan, Chem. Eng. Trans. 63 (2018), 475-480. https://doi.org/10.3303/CET1863080. [26] RV Tyson, DD Treadwell, EH Simonne, Peluang dan tantangan untuk keberlanjutan dalam sistem akuaponik, Horte. 21 (2011), 6-13. https://doi.org/10.21273/HORTTECH.21.1.6. [27] DC Love, MS Uhl, L. Genello, Penggunaan energi dan air pada sistem akuaponik rakit skala kecil di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Aquac. Eng. 68 (2015), 19-27. https://doi.org/10.1016/j.aquaeng.2015.07.003. [28] RE Caraka, NT Nugroho, SK Tai, et al. Pentingnya anatomi aorta pada aneurisma endovaskular perbaikan (EVAR) menggunakan Boruta dan Bayesian MCMC, Commun. Math. Biol. Neurosci. 2020 (2020), 22. https://doi.org/10.28919/cmbn/4584. [29] AA Hidayat, TW Cenggoro, B. Pardamean, Jaringan saraf konvolusional untuk klasifikasi suara burung hantu, Ilmu Komputer Procedia. 179 (2021), 81-87. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.12.010. [30] L. Silva Araújo, KJ Keesman, S. Goddek, Menjadikan akuaponik sebagai bisnis: sebuah kerangka kerja, Air. 13 (2021), 2978. https://doi.org/10.3390/w13212978. [31] T. Khaoula, RA Abdelouahid, I. Ezzahoui, A. Marzak, Desain arsitektur pemantauan dan pengendalian Sistem akuaponik berbasis IoT yang ditenagai oleh energi matahari, Procedia Computer Sci. 191 (2021), 493–498. https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.07.063. [32] MF Taha, G. ElMasry, M. Gouda, dkk. Kemajuan Terbaru Sistem Cerdas dan Internet of Things (IoT) untuk otomatisasi akuaponik: tinjauan komprehensif, Chemosensors. 10 (2022), 303. https://doi.org/10.3390/chemosensors10080303. [33] JE Rakocy, Aquaponics—mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman, Aquac. Product. Syst. (2012), 344-386. https://doi.org/10.1002/9781118250105.ch14. Machine Translated by Google 18 PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN [34] U. Darmalim, F. Darmalim, S. Darmalim, dkk. Solusi IoT untuk pemantauan kolam cerdas, IOP Conf. Ser.: Bumi Environ. Sci. 426 (2020), 012145. https://doi.org/10.1088/1755-1315/426/1/012145. [35] D. Azhari, AM Tomasoa, Kajian kualitas udara dan pertumbuhan ikan nila (oreochromis niloticus) yang dibudidayakan dengan sistem akuaponik, Jurnal Akuatika Indonesia. 3 (2018), 84-90. https://doi.org/10.24198/jaki.v3i2.23392. [36] RE Caraka, M. Tahmid, RM Putra, et al. Analisis pola tanaman menggunakan neraca air dan simogram berdasarkan pada tipe iklim Oldeman, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 195 (2018), 012001. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/195/1/012001. [37] MV Gupta, BO Acosta, Tinjauan praktik budidaya ikan nila global. Aquac. Asia 9 (2004), 7-12. [38] TB Pramono, RA Islamy, Saprudin, et al. Model sistem kecerdasan visual untuk identifikasi genus ikan dalam ordo siluriformes, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 794 (2021), 012114. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/794/1/012114. [39] T. Shafeena, Sistem akuaponik pintar: tantangan dan peluang, Eur. J. Adv. Eng. Technol. 3 (2016), 5255. [40] M. Amin, L. Musdalifah, M. Ali, Kinerja pertumbuhan ikan nila, Oreochromis niloticus, yang dipelihara di akuakultur sirkulasi ulang dan sistem suspensi aktif, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 441 (2020), 012135. https://doi.org/10.1088/1755-1315/441/1/012135. [41] R. Junge, B. König, M. Villarroel, dkk. Poin Strategis dalam Akuaponik, Air. 9 (2017), 182. https://doi.org/10.3390/w9030182. [42] B. Konig, R. Junge, A. Bittsanszky, dkk. Tentang keberlanjutan akuaponik, Ecocycles. 2 (2016), 26-32. https://doi.org/10.19040/ecocycles.v2i1.50.