Uploaded by common.user151023

SISTEM & TEKNOLOGI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN & KELAUTAN-IBU DWI

advertisement
SISTEM DAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN SUMBER DAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
TUGAS RINGKASAN JURNAL
“SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK AQUAPONIK
TEKNOLOGI MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IoT)”
TAUFIK BUDHI PRAMONO, NANDITA IKA QOTHRUNNADA, FAISAL ASADI, TJENG WAWAN CENGGORO,
BENS PARDAMEAN
Jurnal Ilmiah Terapan: 2052-2541
2023
OLEH :
ANGELA DESTALIA ARUMPONE
E20224008
PROGRAM MAGISTER ILMU PERTANIAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024
PENDAHULUAN
A. Internet of Things (IoT)
IoT (Internet of Things) adalah konsep di mana perangkat fisik, seperti sensor, alat
elektronik, mesin, kendaraan, dan peralatan rumah tangga, terhubung ke internet dan dapat
saling berkomunikasi atau bertukar data secara otomatis. Perangkat yang tergabung dalam
IoT dilengkapi dengan sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain yang memungkinkan
mereka untuk mengumpulkan, berbagi, dan menganalisis informasi, sehingga menciptakan
sistem yang lebih cerdas dan responsif tanpa perlu campur tangan manusia (Junaidi, 2016).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memotivasi manusia untuk dapat
menciptakan inovasi-inovasi dalam memudahkan pekerjaan manusia sehingga lebih
menguntungkan dan mengefisienkan waktu. Penerapan teknologi semakin berkembang,
yang memungkinkan manusia untuk memerintah dan mengendalikan hal-hal dengan suara
selaku pemrosesan bahasa alami manusia. Secara keseluruhan, IoT membantu menciptakan
integrasi fisik dan digital, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan
efisiensi operasional yang lebih tinggi di berbagai sektor (Ganggalia dkk, 2019).
Internet of Things (IoT) memiliki Karakteristik Utama yaitu :
1. Konektivitas
Perangkat IoT terhubung ke internet dan dapat berkomunikasi satu sama lain melalui
jaringan. Ini memungkinkan pertukaran data secara real-time.
2. Sensor dan Aktuator
Sensor pada perangkat IoT mengumpulkan data dari lingkungan fisik, seperti suhu,
kelembapan, gerakan, atau cahaya. Aktuator memungkinkan perangkat IoT untuk
mengambil tindakan, seperti menghidupkan atau mematikan alat, berdasarkan data yang
dikumpulkan.
3. Analisis Data
Data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dapat dianalisis untuk memberikan wawasan
yang berguna, seperti deteksi pola atau prediksi tren, yang kemudian bisa digunakan
untuk membuat keputusan otomatis atau memberikan informasi kepada pengguna.
4. Otomatisasi dan Efisiensi
IoT memungkinkan otomatisasi banyak proses, baik di rumah (misalnya, termostat pintar
atau lampu otomatis) maupun di industri (seperti pemantauan mesin atau otomatisasi
pabrik), sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebutuhan intervensi manusia.
5. Pengendalian Jarak Jauh
Pengguna dapat mengontrol perangkat IoT dari jarak jauh melalui aplikasi atau dashboard
yang terhubung ke internet.
B. Internet of Things Dalam Perikanan Budidaya
IoT Perikanan merujuk pada penerapan teknologi (IoT) dalam sektor perikanan untuk
meningkatkan efisiensi, pengelolaan, dan produktivitas industri tersebut. Dalam konteks
perikanan, IoT mengacu pada penggunaan sensor, perangkat cerdas, dan jaringan internet
untuk memantau dan mengontrol berbagai aspek dari sistem budidaya ikan, baik di tambak,
kolam, maupun sistem akuaponik.
Dalam penerapan IoT di bidang Perikanan Budidaya, sistem IoT seringkali digunakan
dalam mengatur dan memantau parameter kualitas air pada tempat budidaya, seperti
oksigen terlarut (DO), pH, suhu, ammonia dan nitrat, dan salinitas. Akan tetapi sistem IoT
juga bisa diterapkan untuk :
1. Pemantauan Kualitas Air
2. Peringatan Dini
3. Memberikan Manajemen dan Prediksi. IoT dapat memberikan data yang dapat kita
analisis untuk memanajemen/mempridiksi waktu panen.
4. Pemantauan Jarak Jauh
5. Pemberian pakan secara otomatis
INTISARI JURNAL
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Penelitian ini berangkat dari pentingnya sektor perikanan dalam perekonomian
Indonesia. Permintaan ikan air tawar meningkat, tetapi lahan budidaya dan kualitas air yang
baik semakin terbatas karena konversi lahan dan perubahan cuaca yang tidak dapat
diprediksi. Salah satu solusi yang diusulkan untuk menghadapi masalah ini adalah akuaponik,
sebuah sistem yang memadukan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem simbiosis.
Untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan sistem akuaponik, pemantauan kualitas air
sangat penting, namun saat ini sering dilakukan secara manual, yang tidak efisien. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan kualitas air
berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat mengotomatisasi proses pemantauan dan
meningkatkan efisiensi.
Berdasarkan tantangan yang telah dijelaskan, akuaponik merupakan salah satu
solusi terhadap keterbatasan lahan dan air, yang menggabungkan sistem hidroponik dan
sistem budidaya ikan. Sistem akuaponik menggunakan limbah budidaya ikan sebagai nutrisi
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, Bakteri nutrisi bertindak sebagai filter alami untuk
menghilangkan nitrogen dan fosfor terlarut dari dalam air. Selain itu, pemantauan kualitas
air merupakan hal yang krusial dalam kegiatan akuaponik karena air merupakan media yang
sangat mempengaruhi produktivitas hewan akuatik. Oleh karena itu, pemantauan yang
intens diperlukan untuk menjaga kualitas air.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis IoT untuk memantau parameter
kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut (DO), dan amonia. Beberapa sensor digunakan
untuk mengukur parameter tersebut, dan data dikirimkan melalui modul ESP8266 ke server
cloud (Blynk). Alat yang digunakan meliputi mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan sensorsensor kualitas air yang telah dikalibrasi dengan peralatan laboratorium.
Gambar 1. Media akuaponik dan sensor kualitas air yang di gunakan
Sistem akuaponik lingkungan alami dengan tanaman yang digunakan dalam
akuaponik seperti kangkung, dan ikan nila untuk mendukung lingkungan sistem akuaponik.
Selain itu, nilai ambang batas yang digunakan untuk notifikasi adalah ambang batas ideal nilai
kangkung dan nila, dan akuaponik terdiri dari satu simpul. Yang terakhir adalah bahwa ponsel
aplikasi hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Android minimal versi 4.0 (Ice Cream
Sandwich).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT berhasil diimplementasikan dan diuji.
Pengujian kalibrasi menunjukkan bahwa sensor yang digunakan memiliki tingkat akurasi yang
baik. Kesalahan rata-rata untuk sensor pH sebesar 1,52%, sensor suhu sebesar 0,23%, dan
sensor amonia sebesar 1,723%. Pengujian juga menunjukkan bahwa semua sensor bekerja
dengan baik dalam memantau kualitas air di lingkungan akuaponik, dengan nilai pH, suhu,
dan amonia yang sesuai dengan standar akuaponik yang ideal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT
berhasil diimplementasikan dan dapat berfungsi dengan baik. Sensor pH, DO, suhu, dan
amonia mampu mendeteksi perubahan parameter kualitas air secara real-time. Data yang
diperoleh dari sensor kemudian dibandingkan dengan alat laboratorium standar, dan hasilnya
menunjukkan kesalahan yang relatif kecil, menunjukkan bahwa sistem ini cukup akurat. Hasil
dari tiap sensor ditampilkan melalui aplikasi mobile, memungkinkan pemantauan jarak jauh.
Selain itu, sistem memberikan notifikasi jika parameter air melebihi batas ambang yang telah
ditetapkan, memastikan kontrol kualitas air yang optimal untuk sistem akuaponik.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa sistem IoT yang dikembangkan untuk
pemantauan kualitas air pada akuaponik dapat berfungsi dengan baik dan efektif dalam
menjaga keseimbangan kualitas air. Sistem ini memungkinkan monitoring otomatis dan realtime, yang sangat membantu dalam menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan
budidaya ikan dan tanaman, juga membantu petani dalam mengontrol kualitas air tanpa
harus hadir di lokasi secara fisik.
Disarankan agar penelitian lanjutan memperbaiki ketepatan sensor amonia,
mengingat kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan sensor lainnya.
E.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN
Kelebihan Penelitian :
 Sistem IoT yang dikembangkan mampu memantau kualitas air secara real-time,
memberikan notifikasi otomatis, dan membantu menjaga efisiensi penggunaan air
dan energi dalam sistem akuaponik.
 Penggunaan sensor yang terintegrasi dengan aplikasi mobile memudahkan petani
dalam memantau kondisi akuaponik dari jarak jauh.
 Akurasi sensor yang digunakan cukup baik, dengan margin kesalahan yang kecil
dibandingkan alat laboratorium.
Kekurangan Penelitian :
 Sensor amonia menunjukkan tingkat kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan sensor
lainnya, dan pengujian masih terbatas pada skala laboratorium. Pengujian lebih lanjut
diperlukan pada kondisi lapangan.
 Penelitian ini masih terbatas pada skala prototipe, sehingga perlu pengujian lebih
lanjut pada kondisi lapangan yang lebih luas untuk validasi hasil.
 Sistem saat ini hanya kompatibel dengan perangkat Android versi tertentu, sehingga
keterbatasan kompatibilitas ini bisa menjadi kendala bagi beberapa pengguna.
 Pengujian pada parameter lain seperti salinitas dan konduktivitas listrik tidak
dilakukan, yang juga penting dalam pemantauan kualitas air.
DAFTAR PUSTAKA
A. Junaidi, “Internet of Things , Sejarah , Teknologi Dan Penerapannya : Review Internet of Things,
Sejarah, Teknologi Dan Penerapannya : Review,” Jitter, hal. 62-66, 2016.
Nurul Isna Ganggali, dkk, “Prototype Alat Pengendali Lampu dengan Perintah Suara menggunakan
Arduino Uno Berbasis Web”, JURNAL RESTI (Rekayas a Sistem dan Teknologi Informasi),
Vol. 3 No. 3 - 389-394, ISSN Media Elektronik: 2580-0760, 2019.
Machine Translated by Google
Tersedia online di http://scik.org
Matematika. Komunikasi. Biologi. Ilmu Saraf. 2023, 2023:120
https://doi.org/10.28919/cmbn/8221
Jurnal Ilmiah Terapan: 2052-2541
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK AQUAPONIK
TEKNOLOGI MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IoT)
TAUFIK BUDHI PRAMONO1
Bahasa Indonesia:
NANDITA IKA QOTHRUNNADA1 ,
CENGGORO2,3
Bahasa Indonesia:
FAISAL ASADI2,3,*
Bahasa Indonesia:
TJENG WAWAN
BENS PARDAMEAN3,4
1Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
53122, Indonesia
2Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, Indonesia
3Pusat Penelitian Bioinformatika dan Ilmu Data, Universitas Bina Nusantara, Jakarta 11480, Indonesia
4Jurusan Ilmu Komputer, Program Pascasarjana BINUS – Program Magister Ilmu Komputer, Bina Nusantara
Universitas, Jakarta 11480, Indonesia
Hak Cipta © 2023 penulis. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons, yang mengizinkan
penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar.
Abstrak: Sektor perikanan memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Namun, pasokan ikan akhir-akhir ini
mulai berkurang karena mahalnya harga ikan dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, hal ini meningkatkan
permintaan ikan air tawar meningkat dan meningkatkan potensi akuakultur air tawar. Selain itu, mencari air yang sesuai,
sumber daya dan lahan budidaya ikan sangat sulit karena keterbatasan sumber daya primer. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan Internet of Things (IoT) yang dapat memantau parameter kualitas air, termasuk kandungan asam,
oksigen terlarut, suhu air, serta amonia, dan terintegrasi dengan internet berbasis mobile
aplikasi. Hasil perancangan sistem telah berhasil diimplementasikan. Struktur sistem telah
berhasil menggabungkan sensor yang mengumpulkan data dari sistem dan mengirimkannya ke server cloud blynk, yang dapat
*Penulis yang bersangkutan
Alamat email: [email protected]
Diterima 15 September 2023
1
Machine Translated by Google
2
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
dapat diakses langsung melalui internet. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas dan sirkulasi air sangat baik.
diawetkan. Akurasi sensor potensi air asam hidrogen (pH) adalah kesalahan rata-rata 1,52%, suhu
kesalahan sensor sebesar 0,238%, kesalahan sensor oksigen terlarut sebesar 0,23%, dan kesalahan sensor amonia sebesar 1,723%, dan
sistem pemantauan berfungsi normal.
Kata kunci: akuaponik; pemantauan kualitas air; internet untuk segala.
Klasifikasi Subjek AMS 2020: 92B05.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas dan memiliki sektor perikanan yang luas yang menjadi penggerak
kekuatan perekonomian Indonesia karena menjadi sumber penghidupan utama masyarakat [1].
Oleh karena itu, pasokan ikan akhir-akhir ini menurun karena tingginya biaya penangkapan ikan dan
perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi [2]. Masalah ini berdampak pada berkurangnya pasokan ikan dan
Meningkatnya permintaan ikan air tawar mempengaruhi potensi pertumbuhan ikan air tawar
industri akuakultur [3]–[5]. Potensi ini dibarengi dengan berbagai kendala, seperti kelangkaan
lahan di wilayah perkotaan, dan pertumbuhan penduduk menyebabkan pembukaan lahan, yang menyebabkan semakin banyaknya lahan
konversi lahan menjadi pemukiman [6], [7]. Hal ini menjadi permasalahan karena keterbatasan lahan budidaya
Teknologi dan kualitas air yang baik diperlukan untuk menghasilkan hasil produktivitas yang tinggi [8], [9].
Berdasarkan tantangan yang telah dijelaskan, akuaponik merupakan salah satu solusi terhadap keterbatasan lahan dan air.
yang menggabungkan sistem hidroponik dan sistem budidaya ikan resirkulasi [10]–[14]. Berdasarkan teori,
Sistem akuaponik menggunakan limbah budidaya ikan sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman [15], [16]. Oleh karena itu,
Bakteri nutrisi bertindak sebagai filter alami untuk menghilangkan nitrogen dan fosfor terlarut dari
Selain itu, pemantauan kualitas air merupakan hal yang krusial dalam kegiatan akuaponik karena air
merupakan media yang sangat mempengaruhi produktivitas hewan akuatik. Oleh karena itu, pemantauan
diperlukan untuk menjaga kualitas air [13], [17]–[19]. Mengacu pada sebuah penelitian, pemantauan masih
dilakukan secara manual untuk saat ini [20]. Kegiatan ini tidak efisien dan memakan waktu karena
Petani harus hadir ke lokasi untuk menjaga kondisi lingkungan budidaya saat ini.
Di era pertanian presisi 4.0, petani dapat memantau dari jarak jauh dan secara real-time melalui
Internet [10], [20]–[23].
Singkatnya, penjelasan-penjelasan ini memotivasi kami untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan Internet
Machine Translated by Google
3
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
sistem pemantauan IoT (Internet of Things) menggunakan modul ESP8266 sebagai modul pengiriman. Data
transmisi dapat dipantau melalui aplikasi seluler, dan notifikasi dapat dikirim langsung
berdasarkan ambang batas yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. STUDI SEBELUMNYA
Akuaponik adalah metode pertanian tanpa tanah yang menggabungkan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan budidaya ikan.
budidaya di tangki akuakultur [13]. Sistem ini memompa limbah ikan kaya amonia dari akuakultur
wadah ke dasar hidroponik [13], [24]. Limbah ikan diubah menjadi pupuk organik
oleh bakteri hidup di dalam bedengan. Proses ini membuat akar tanaman menyaring dan mengolah air untuk habitat ikan,
yang kemudian didaur ulang kembali ke dalam wadah akuakultur [25]. Selain itu, sistem akuaponik
memungkinkan tanaman dan ikan hidup berdampingan dalam lingkungan simbiosis, yang mendorong pertanian dan
keberlanjutan perikanan. Parameter kualitas air di tangki akuakultur dan basis hidroponik,
seperti suhu, oksigen terlarut (DO), pH, konduktivitas listrik (EC), padatan terlarut
(DS), dan total amonium nitrat (TAN), digunakan untuk memastikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisme dalam sistem akuaponik. Selain itu, parameter lingkungan seperti udara
suhu, kelembaban relatif (RH), karbon dioksida (CO2), dan cahaya harus dipantau dan
dikontrol secara otomatis secara teratur [13].
Tyson et al. [26] menyatakan bahwa akuaponik mempunyai dampak positif karena adanya kepedulian masyarakat
penggunaan energi dan air dalam akuakultur. Sistem akuaponik membutuhkan tiga hal: air,
energi, dan pakan ikan untuk menghasilkan produksi ikan dan tanaman [27]. Petani dapat menjaga biaya dan
efisiensi di seluruh proses produksi dengan mempertimbangkan konsep teknologi buatan [28][29]. Sehingga dalam proses penentuan tingkat resiko pada sistem akuaponik diperlukan kualitas air yang baik.
kemampuan manajemen untuk menghasilkan bisnis yang sukses [30].
Banyak penelitian pemantauan kualitas air telah dilakukan dalam berbagai model terkait hal ini
Penelitian pertama dilakukan oleh Pu'Ad, Sidek, dan Mel [10] menggunakan WeMOS untuk
menyelidiki pemantauan kualitas air dalam akuaponik data berhasil diproses menggunakan
Papan WeMOS dan protokol transportasi telemetri antrian pesan (MQTT) sebelum dikirim
ke Raspberry Pi (stasiun pangkalan) untuk penyimpanan dan visualisasi. Penelitian lain, juga diusulkan oleh
Almetwally, Hassan, dan Mourad [21] memverifikasi bahwa sistem mendukung konsep kota pintar,
Machine Translated by Google
4
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
yang tidak memerlukan interaksi manusia dan menghemat biaya tenaga kerja dan operasi. Ini juga
memanfaatkan berbagai filter secara efektif untuk meningkatkan kualitas air [21], [23]. Penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan IoT adalah pemantauan kolam, yang terintegrasi ke dalam aplikasi seluler [5], dan
Penelitian ini berhasil dilaksanakan. Penelitian ini terutama menggabungkan lima sensor yang mengukur
Parameter ekologi penting untuk menentukan kualitas air: suhu, pH, DO, total terlarut
padatan (TDS), dan salinitas. Penelitian lain di kolam ikan dalam pemantauan kualitas air, juga
yang dilakukan oleh [13], berhasil membangun sistem IoT dengan beberapa sensor: suhu, pH, DO,
sensor kekeruhan, amonia, dan nitrat.
Selanjutnya penelitian berikut terkait dengan pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Kurian,
Saji, Joseph, dan Kuriakose [24], mengembangkan sistem otomatis untuk memantau kualitas air untuk
akuaponik. Penelitian ini menggunakan beberapa sensor untuk pemantauan yang memantau pH, suhu,
kadar amonia, dan nitrat. Sistem yang dikembangkan telah berhasil membantu petani dalam mengurangi
upaya manual sambil mempertahankan sistem yang seimbang di mana ikan, tanaman, dan mikroba berada di
interaksi keseimbangan yang sama. Penelitian lain yang dilakukan oleh Khaoula, Abdelouahid, Ezzahoui, dan
Marzak [31], membangun arsitektur pemantauan dan kontrol untuk IoT berbasis tenaga surya
sistem akuakultur. Sistem ini dapat mengendalikan kualitas air dengan memanfaatkan faktor lingkungan seperti
seperti kedalaman air, suhu air, EC, CO2, dan TAN [31]. Penelitian sebelumnya tentang pemantauan
kualitas air yang diusulkan oleh Taha et al. [32], meneliti gambaran komprehensif: tingkat lanjut
sistem inovatif dan IoT untuk otomatisasi akuaponik. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa IoT
Peluang dan potensi sistem dalam unit kontrol inovatif sistem pemantauan kualitas air
cenderung menguntungkan pengguna dan membuat mereka lebih canggih dalam teknologi [32].
3. BAHAN DAN METODE
Data penelitian yang digunakan adalah data parameter kualitas air yang dikumpulkan menggunakan sensor. pH,
sensor suhu, DO, dan amonia. Output sensor berupa data numerik yang ditunjukkan pada Tabel 3
- 6. Selain penelitian ini, kami membangun sistem akuaponik lingkungan alami dengan
tanaman yang digunakan dalam akuaponik seperti kangkung, dan ikan nila untuk mendukung lingkungan
sistem akuaponik. Selain itu, nilai ambang batas yang digunakan untuk notifikasi adalah ambang batas ideal
nilai kangkung dan nila, dan akuaponik terdiri dari satu simpul. Yang terakhir adalah bahwa ponsel
Machine Translated by Google
5
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
aplikasi hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Android minimal versi 4.0 (Ice Cream
Sandwich).
3.1. Perangkat Lunak dan Perangkat Keras untuk Sistem IoT. Tabel 1 dan Tabel 2 merinci perangkat yang digunakan dalam penelitian ini.
penelitian, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak.
TABEL 1. Perangkat Keras
Perangkat keras
Detail Spesifikasi
Mikrokontroler
Arduino Mega 2560 R3
sensor pH
pH-4502C
Sensor suhu
Nomor DS18B20
Sensor DO
Gravitasi: Sensor DO Analog
Sensor amonia
MQ-135
Wifi gratis
Bahasa Indonesia: ESP8266
Kabel Jumper
20 cm, dan 10 cm (jantan-betina, betinaperempuan, laki-laki-laki)
Komputer Pribadi / Laptop Axioo MyBook Intel N3350, RAM 3GB
Alat uji pH manual
KL-009(Saya)
Kit uji suhu manual Lutron PDO-520
Alat uji DO manual
Lutron PDO-520
Alat Uji Amonia Manual
TetraNH3/NH4
TABEL 2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak
Detail Spesifikasi
Arduino IDE
Versi 1.8.7.0
BERBAHAYA
Server aplikasi dan database
3.2. Flowchart Penelitian. Flowchart penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan
tinjauan pustaka, desain arsitektur sistem, implementasi program, integrasi, pengujian, dan
evaluasi. Gambar 1 menunjukkan diagram alir untuk penelitian ini.
3.3. Perancangan Pemantauan Kualitas Air. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk mengetahui
Machine Translated by Google
6
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengkompilasi program dan melakukan perakitan perangkat keras.
mikrokontroler yang digunakan untuk mengunggah program yang dikompilasi. Di sisi lain, proses ini termasuk
mengembangkan antarmuka pengguna aplikasi seluler. Gambar 2 menunjukkan detail desain untuk pemantauan
kualitas air.
GAMBAR 1. Diagram Alir Penelitian
GAMBAR 2. Perancangan Pemantauan Kualitas Air
Machine Translated by Google
7
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
Skenario pemantauan kualitas air dimulai dari pemantauan sistem akuaponik
yang memantau suhu, pH, DO, dan Amonia yang terhubung melalui aplikasi seluler dan
disimpan pada sistem berbasis cloud (server BLYNK). Data hasil pemantauan ditampilkan
di ponsel pada bagian selanjutnya. Selanjutnya, proses selanjutnya adalah data dari
akuaponik ditransmisikan melalui Arduino dengan modul ESP8266. Data yang dikumpulkan dari
server digunakan untuk menganalisis kualitas air yang dibahas dalam kualitas air berikut
bagian evaluasi.
3.4. Sistem Integrasi. Sistem terintegrasi dimaksudkan untuk mengintegrasikan perangkat keras yang dikompilasi
dan antarmuka aplikasi seluler. Pada langkah ini, poin utama yang perlu dipertimbangkan dalam proses ini adalah
menggunakan pustaka yang harus mengikuti persyaratan sistem yang telah dibangun sebelumnya. Selain itu, kode
Ukuran kode program harus sesuai dengan kapasitas mikrokontroler.
3.5. Pengujian dan Evaluasi. Ada tiga proses dalam proses pengujian dan evaluasi.
Pengujian ini meliputi pengujian kalibrasi, pengujian fungsional, dan pengujian pemantauan. Pengujian kalibrasi adalah
langkah pertama dalam memvalidasi alat yang dibuat dengan peralatan laboratorium yang dikalibrasi. Uji fungsional adalah
dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem monitoring mulai dari hardware sampai notifikasi
sistem, dan apakah itu berfungsi. Selain itu, pengujian pemantauan mempertahankan apakah
Proses monitoring aplikasi mobile dapat berjalan secara fungsional. Yaitu visualisasi data dan
ditampilkan langsung pada sistem antarmuka seluler.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sistem Pemantauan Kualitas Air Terpadu Berbasis IoT. Sistem pemantauan
Kualitas air berbasis IoT telah berhasil dikembangkan dalam penelitian ini. Akuaponik
Sistem telah dibangun dan berjalan secara fungsional dan memadai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Selanjutnya,
Gambar 4 juga sudah selesai menyusun semua komponen dan rangkaian. Prototipe sensor
perancangan parameter sistem akuaponik juga berhasil disusun. Prototipe perancangan
sensor ditunjukkan secara lengkap pada Tabel 3.
Machine Translated by Google
8
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
GAMBAR 3. Sistem Akuaponik Terpadu
GAMBAR 4. Seluruh Sirkuit
TABEL 3. Prototipe Sensor
Prototipe Sensor
Angka
Prototipe sensor pH
Prototipe sensor suhu
Prototipe sensor amonia
Prototipe DO
Prototipe ESP8266
4.2. Evaluasi Pengujian Kalibrasi. Hasil pengujian dari sensor dan peralatan laboratorium yang
telah distandarisasi digambarkan pada Tabel 4 - 7. Hasil uji perbandingan antara sensor
dan peralatan laboratorium mengungkapkan sensitivitas alat tersebut terhadap lingkungan. Sementara itu, sensor
batas toleransi diuji menggunakan peralatan laboratorium standar dengan menggunakan uji regresi. Selain itu, untuk
Machine Translated by Google
9
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
mengevaluasi fungsi uji kalibrasi, persamaan untuk setiap fungsi: pH, suhu, DO, dan
amonia ditunjukkan pada Tabel 8.
TABEL 4. Hasil Uji Kalibrasi Sensor pH
Sensor
Kesalahan Hasil Kalibrasi Peralatan Laboratorium (%)
3.28
5.92
5.77
0.44
4.53
6.02
6.35
0.24
5.67
7.34
7.29
0.22
6.43
7.89
7.92
0.18
7.69
8.47
8.96
0,09
8.32
9.68
9.48
0.14
9.68
10.35
10.61
0,06
10.51
Tanggal 11.09
11.29
0,05
11.98
12.56
12.51
0,04
12.94
Tanggal 13.31
Tanggal 13.29
0,02
13.46
tanggal 14.13
13.73
0,04
TABEL 5. Hasil Uji Kalibrasi Sensor Suhu
Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor Kesalahan (%)
21.3
22.8
22.2
0,066 tahun
23.6
24.1
24.5
0,020
25.1
25.7
25.9
0,023
25.9
26.3
26.6
0,015
26.8
27.6
27.5
0,029
27.7
28.5
28.3
0,028
29.2
29.6
29.7
0,013
29.8
30.4
30.3
0,019
30.9
31.7
31.4
0,025
Machine Translated by Google
10
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
TABEL 6. Hasil Uji Kalibrasi Sensor DO
Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor
Kesalahan (%)
4.6
4.8
5.0
0,04
4.9
5.5
5.2
0.10
5.9
6.0
6.0
0,01
6.1
6.3
6.2
0,03
6.5
6.7
6.5
0,02
7.0
6.8
6.9
0,03
TABEL 7. Hasil Uji Kalibrasi Sensor Amonia
Hasil Kalibrasi Peralatan Lab Sensor Kesalahan (%)
0,0001
0,0002
0,00032
0.500
0,0003
0,0005
0,00052
0.400
0,0005
0,0009
0,00072
0.440
0,0007
0,0010
0,00091
0.300
0,0011
0,0012
0,00130
0,083 tahun
TABEL 8. Persamaan uji kalibrasi
Kalibrasi Persamaan
Persamaan pH
Rumus
ynya = 0,993243243x + 0,000223649 (1)
kalibrasi
Persamaan suhu
y = 0,9499x + 2,0482 (2)
kalibrasi
Persamaan DO
y= 0,8019x + 1,3391 (3)
kalibrasi
Persamaan amonia
kalibrasi
y=0,9932x + 0,0002 (4)
Machine Translated by Google
11
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
Berdasarkan Tabel 4-7, hasil pengujian kalibrasi menunjukkan bahwa sensor pH mempunyai nilai error yang lebih kecil
dari 0,05. Hasil kalibrasi serupa dengan nilai yang diambil menggunakan peralatan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor pH, suhu, DO, dan amonia dapat digunakan dengan baik [17],
[32]. Hasil kalibrasi sensor parameter dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 untuk persamaan
4 pada Tabel 8. Selain itu, hasil perhitungan parameter kalibrasi ditunjukkan pada Tabel 9.
4.3. Evaluasi Kualitas Air. Penelitian ini juga mengevaluasi kualitas air dengan mengukur
parameter kualitas air yaitu pH, suhu, ammonia, dan DO. Kurva rata-rata fluktuasi
masing-masing parameter dalam sistem akuaponik selama waktu pengamatan penelitian disajikan.
Hasil pengukuran kualitas air ditunjukkan pada Tabel 9.
TABEL 9. Kurva Uji Kalibrasi
Kurva Uji Kalibrasi
Jenis Kalibrasi
Kalibrasi sensor pH
Uji Kalibrasi pH
y= 0,826x + 2,6097 = 0,826x + 2,6097
15
Nilai R² = 0,9874
pH
Pengukur
Alat
10
5
angka 0
5
angka 0
10
15
Sensor
Kalibrasi Sensor Suhu
Uji Kalibrasi Suhu
y= 0,9499x + 2,0482 = 0,9499x + 2,0482
40
Nilai R² = 0,9897
Laboratorium
Peralatan
20
angka 0
angka 0
10
20
Sensor
30
40
Machine Translated by Google
12
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
Kalibrasi sensor DO
Uji Kalibrasi DO
8
y= 0,8019x + 1,3391
Laboratorium
Peralatan
6
Nilai R² = 0,9448
4
2
angka 0
2
angka 0
4
6
8
Sensor
Kalibrasi sensor amonia
Uji Kalibrasi Amonia
y = 0,9932x + 0,0002
0,0015
Nilai R² = 0,8957
0,001
Laboratorium
Peralatan
0,0005
angka 0
0,0005
angka 0
0,001
0,0015
Sensor
TABEL 10. Kurva Evaluasi Kualitas Air
Jenis Parameter
Kurva Parameter Kualitas
Rata-rata pH
Rata-rata pH
(pH)
keasaman
Tingkat
10
5
angka 0
02 Februari
09 Februari
16 Februari
23 Februari 02 Maret
Waktu Observasi (Hari)
Machine Translated by Google
13
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
Rata-rata suhu
Rata-rata Suhu
30
28
( oC)
Suhu
26
24
02 Februari
09 Februari
16 Februari
23 Februari 02 Maret
Waktu Observasi (Hari)
Rata-rata sensor DO
l)
(mg/
DO
Rata-rata DO
10
5
angka 0
02 Februari
09 Februari
16 Februari
23 Februari 02 Maret
Waktu Observasi (Hari)
Amonia rata-rata
Rata-rata Amonia
0,01
liter)
(mg/
Amoniak
0,005
angka 0
02-09 Feb-16 Feb-23 Feb-02 Feb-Mar
Waktu Observasi (Hari)
Mengacu pada hasil pengamatan pH pada waktu pengamatan (Tabel 10), nilai pH
Hasil yang didapatkan memiliki nilai 6,5 – 8,1. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya [16], [33], [34]
bahwa pH yang cocok untuk sistem nitrifikasi, budidaya ikan nila, dan hidroponik adalah 6 - 9 [16], [35].
Fluktuasi pH disebabkan oleh hubungan dengan DO, yaitu pH air.
Machine Translated by Google
14
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
dipengaruhi oleh DO. Dimana semakin sedikit DO maka kecenderungan pH akan bersifat basa, dan sebaliknya
syaratnya adalah jika DO terdapat dalam jumlah banyak maka akan bersifat lebih asam [16], [36]. Sejalan dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi DO pada kolam akuaponik relatif stabil sehingga menyebabkan
pH relatif stabil. Sama halnya dengan nilai parameter suhu yaitu 25,7-28,3 ÿC, dan hasil ini
juga sama dengan penelitian lainnya [16], [37], [38]. Suhu ideal untuk budidaya ikan nila
adalah 25-30 ÿC, dan hasil penelitian ini optimal untuk pertumbuhan ikan nila dalam akuaponik
kolam.
Selain itu, hasil pengamatan parameter DO selama waktu penelitian menunjukkan bahwa
nilai DO sebesar 5,7-6,8 mg/l. Hasil yang kami peroleh juga sama dan disetujui oleh
[16], [35], yang menyebutkan bahwa DO cocok untuk proses nitrifikasi, budidaya ikan nila, dan
sistem hidroponik dengan nilai yang lebih besar dari tiga (>3). Fluktuasi nilai DO
terjadi akibat pengaruh partikel terlarut dalam air [5], [13]. Parameter terakhir adalah amonia.
Hasil pengamatan amonia selama penelitian menunjukkan nilai amonia sebesar 0,00130,001 mg/l. Hasil ini mengikuti penelitian dari penelitian lain [16], [35], [39], yang menyatakan bahwa
amonia untuk akuakultur akuaponik kurang dari satu (<1). Nilai amonia berfluktuasi karena
konversi amonia menjadi nitrat, yang dipengaruhi oleh kelarutan oksigen [35]. Hasil ini
juga berhubungan dengan laju konversi amonia menjadi nitrat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amin,
Musdalifah, dan Ali [40], menyatakan bahwa sistem akuaponik dapat meningkatkan laju pertumbuhan secara signifikan
konversi amonia menjadi nitrat, dimana konversi menjadi nitrat terjadi secara optimal pada kondisi DO yang stabil
kondisi [26], [41], [42].
5. KESIMPULAN
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan sistem pemantauan kualitas air berbasis
Konsep IoT. Kami menggunakan aplikasi seluler berbasis android untuk implementasi IoT dengan
spesifikasi sandwich es krim untuk pemantauan budidaya akuaponik. Penelitian ini telah dilakukan
berhasil diterapkan pada budidaya ikan nila secara akuaponik, sama seperti di habitat aslinya. Hasil
menunjukkan bahwa semua sensor berfungsi dengan benar, dan kisaran nilai yang dikumpulkan adalah
persis sama, sebagaimana dibuktikan oleh beberapa penelitian terkait. Selain itu, modul ESP8266
yang mengirim data dari Arduino ke Blynk juga berfungsi dengan baik. Data diambil dari blynk untuk
Machine Translated by Google
15
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
proses pemberitahuan peringatan aplikasi seluler, yang berjalan setiap lima belas menit.
KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
REFERENSI
[1] PJG Henriksson, N. Tran, CV Mohan, et al. Masa depan akuakultur Indonesia - mengevaluasi lingkungan dan
potensi dan keterbatasan sosial ekonomi, J. Clean. Product. 162 (2017), 1482-1490.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.06.133.
[2] Mahmud, ADB Sinrang, ANA Massiseng, Prospek pengembangan industri perikanan di Indonesia melalui
media publikasi online, Int. J. Appl. Biol. 5 (2021), 117-129.
[3] K. Purwandari, JWC Sigalingging, TW Cenggoro, dkk. Prakiraan cuaca multikelas dari twitter menggunakan
pendekatan pembelajaran mesin, Procedia Computer Sci. 179 (2021), 47-54.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.12.006.
[4] RA Renjani, Hermantoro, POA Nugraha, dkk. Tangki penyimpanan CPO IoT pintar, IOP Conf. Ser.: Lingkungan Bumi.
Jurnal Sci. 998 (2022), 012045. https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012045.
[5] F. Darmalim, AA Hidayat, TW Cenggoro, et al. Sistem terintegrasi aplikasi seluler dan solusi IoT
untuk pemantauan kolam, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 794 (2021), 012106. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/794/1/012106.
[6] C. Kubitza, VV Krishna, K. Urban, et al. Hak kepemilikan tanah, intensifikasi pertanian, dan deforestasi di
Indonesia, Ecol. Econ. 147 (2018), 312–321. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2018.01.021.
[7] RE Caraka, SA Bakar, B. Pardamean, et al. Regresi vektor pendukung hibrida dalam beban listrik selama nasional
musim liburan, di: Konferensi Internasional 2017 tentang Teknologi Informasi Inovatif dan Kreatif (ICITech),
IEEE, Salatiga, 2017: hlm.1–6. https://doi.org/10.1109/INNOCIT.2017.8319127.
[8] J. Baurley, A. Perbangsa, A. Subagyo, et al. Aplikasi web dan database untuk keragaman genetik pertanian dan
studi asosiasi, Int. J. Bio-Sci. Bio-Technol. 5 (2013), 33-42. https://doi.org/10.14257/ijbsbt.2013.5.6.04.
[9] L. Safitri, Hermantoro, V. Kautsar, et al. Keberlanjutan jejak air berbagai jenis tanah pada perkebunan kelapa sawit
perkebunan, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 998 (2022), 012004.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012004.
Machine Translated by Google
16
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
[10] MFM Pu'ad, KA Sidek, M. Mel, Sistem Pemantauan Kualitas Air Portabel untuk Akuaponik menggunakan We MOS,
Int. J.Inovasi. Teknologi. Jelajahi. bahasa Inggris 9 (2019), 4141-4184. https://doi.org/10.35940/ijitee.a6108.119119.
[11] A. Ferhat, T. Seizarsyah, MP Bimantio, et al. Pendekatan geolistrik untuk analisis air tanah karst, Konferensi IOP.
Ser.: Bumi, Lingkungan, Sains. 998 (2022), 012012. https://doi.org/10.1088/1755-1315/998/1/012012.
[12] M. Farhan Mohd Pu'ad, K. Azami Sidek, M. Mel, Sistem pemantauan kualitas air berbasis IoT untuk akuaponik, J.
Fisika: Edisi Konf. 1502 (2020), 012020. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1502/1/012020.
[13] CN Udanor, NI Ossai, EO Nweke, dkk. Internet of Things berlabel kumpulan data untuk air kolam ikan aquaponik
sistem pemantauan kualitas, Data Brief. 43 (2022), 108400. https://doi.org/10.1016/j.dib.2022.108400.
[14] S. Goddek, B. Delaide, U. Mankasingh, et al. Tantangan akuaponik berkelanjutan dan komersial,
Keberlanjutan. 7 (2015), 4199-4224. https://doi.org/10.3390/su7044199.
[15] JO Ighalo, AG Adeniyi, G. Marques, Internet of things untuk pemantauan dan penilaian kualitas air: tinjauan pustaka
tinjauan komprehensif, dalam: AE Hassanien, R. Bhatnagar, A. Darwish (Eds.), Kecerdasan Buatan untuk
Pembangunan Berkelanjutan: Teori, Praktik dan Aplikasi Masa Depan, Springer International Publishing, Cham,
2021: hlm. 245–259. https://doi.org/10.1007/978-3-030-51920-9_13.
[16] AR Yanes, P. Martinez, R. Ahmad, Menuju akuaponik otomatis: Tinjauan tentang pemantauan, IoT, dan kecerdasan buatan.
sistem, J. Produk Bersih. 263 (2020), 121571. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.121571.
[17] A. Abbas Fadel, M. Ibrahim Shujaa, Sistem pemantauan kualitas air berbasis platform IOT, IOP Conf. Ser.:
Jurnal.Ilmu.Teknologi. 928 (2020), 032054. https://doi.org/10.1088/1757-899x/928/3/032054.
[18] Hermantoro, Suparman, DS Ariyanto, et al. Integrasi sensor IoT untuk analisis kualitas air, dalam: 2021 1st
Konferensi Internasional Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI), IEEE, Jakarta, Indonesia,
2021: hlm. 361–366. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609707.
[19] S. Purboseno, T. Suparyanto, AA Hidayat, et al. Analisis hidrodinamik sistem perairan di rawa dadahup
daerah irigasi, di: Konferensi Internasional ke-1 tentang Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI) 2021,
IEEE, Jakarta, Indonesia, 2021: hlm.400–406. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609729.
[20] M. Manju, V. Karthik, S. Hariharan, et al. Pemantauan waktu nyata parameter lingkungan akuaponik
sistem berbasis Internet of Things, dalam: Konferensi Internasional Ketiga tentang Sains Teknologi Teknik 2017
& Manajemen (ICONSTEM), IEEE, Chennai, 2017: hlm. 943–948.
https://doi.org/10.1109/ICONSTEM.2017.8261342.
[21] SAH AlMetwally, MK Hassan, MH Mourad, Kualitas air berbasis internet of things (IoT) secara real time
Machine Translated by Google
17
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR UNTUK TEKNOLOGI AQUAPONIK
sistem manajemen, Procedia CIRP. 91 (2020), 478–485. https://doi.org/10.1016/j.procir.2020.03.107.
[22] AW Krisdiarto, E. Julianto, I. Wisnubhadra, dkk. Perancangan sistem pengelolaan informasi air pada kelapa sawit
perkebunan, di: Konferensi Internasional Pertama tentang Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (ICCSAI) 2021,
IEEE, Jakarta, Indonesia, 2021: hlm.395–399. https://doi.org/10.1109/ICCSAI53272.2021.9609780.
[23] N. Naj, A. Sanzgiri, Sistem pemantauan kualitas air secara real-time berbasis IoT, Asian J. Conv. Technol. 7 (2021),
44-51. https://doi.org/10.33130/AJCT.2021v07i02.010.
[24] OA Kurian, A. Saji, S. Joseph, dkk. Sistem pemantauan kualitas air otomatis untuk akuaponik, Int.
Bahasa Indonesia: Eng. Teknol. 6 (2019), 7832–7841.
[25] C. Li, CT Lee, Y. Gao, et al. Prospek akuaponik untuk pembangunan berkelanjutan produksi pangan di
perkotaan, Chem. Eng. Trans. 63 (2018), 475-480. https://doi.org/10.3303/CET1863080.
[26] RV Tyson, DD Treadwell, EH Simonne, Peluang dan tantangan untuk keberlanjutan dalam sistem akuaponik,
Horte. 21 (2011), 6-13. https://doi.org/10.21273/HORTTECH.21.1.6.
[27] DC Love, MS Uhl, L. Genello, Penggunaan energi dan air pada sistem akuaponik rakit skala kecil di Baltimore,
Maryland, Amerika Serikat, Aquac. Eng. 68 (2015), 19-27. https://doi.org/10.1016/j.aquaeng.2015.07.003.
[28] RE Caraka, NT Nugroho, SK Tai, et al. Pentingnya anatomi aorta pada aneurisma endovaskular
perbaikan (EVAR) menggunakan Boruta dan Bayesian MCMC, Commun. Math. Biol. Neurosci. 2020 (2020), 22.
https://doi.org/10.28919/cmbn/4584.
[29] AA Hidayat, TW Cenggoro, B. Pardamean, Jaringan saraf konvolusional untuk klasifikasi suara burung hantu,
Ilmu Komputer Procedia. 179 (2021), 81-87. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.12.010.
[30] L. Silva Araújo, KJ Keesman, S. Goddek, Menjadikan akuaponik sebagai bisnis: sebuah kerangka kerja, Air. 13 (2021), 2978.
https://doi.org/10.3390/w13212978.
[31] T. Khaoula, RA Abdelouahid, I. Ezzahoui, A. Marzak, Desain arsitektur pemantauan dan pengendalian
Sistem akuaponik berbasis IoT yang ditenagai oleh energi matahari, Procedia Computer Sci. 191 (2021), 493–498.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.07.063.
[32] MF Taha, G. ElMasry, M. Gouda, dkk. Kemajuan Terbaru Sistem Cerdas dan Internet of Things (IoT) untuk
otomatisasi akuaponik: tinjauan komprehensif, Chemosensors. 10 (2022), 303.
https://doi.org/10.3390/chemosensors10080303.
[33] JE Rakocy, Aquaponics—mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman, Aquac. Product. Syst. (2012), 344-386.
https://doi.org/10.1002/9781118250105.ch14.
Machine Translated by Google
18
PRAMONO, QOTHRUNNADA, ASADI, CENGGORO, PARDAMEAN
[34] U. Darmalim, F. Darmalim, S. Darmalim, dkk. Solusi IoT untuk pemantauan kolam cerdas, IOP Conf. Ser.:
Bumi Environ. Sci. 426 (2020), 012145. https://doi.org/10.1088/1755-1315/426/1/012145.
[35] D. Azhari, AM Tomasoa, Kajian kualitas udara dan pertumbuhan ikan nila (oreochromis niloticus) yang
dibudidayakan dengan sistem akuaponik, Jurnal Akuatika Indonesia. 3 (2018), 84-90.
https://doi.org/10.24198/jaki.v3i2.23392.
[36] RE Caraka, M. Tahmid, RM Putra, et al. Analisis pola tanaman menggunakan neraca air dan simogram berdasarkan
pada tipe iklim Oldeman, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 195 (2018), 012001. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/195/1/012001.
[37] MV Gupta, BO Acosta, Tinjauan praktik budidaya ikan nila global. Aquac. Asia 9 (2004), 7-12.
[38] TB Pramono, RA Islamy, Saprudin, et al. Model sistem kecerdasan visual untuk identifikasi genus ikan
dalam ordo siluriformes, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 794 (2021), 012114. https://doi.org/10.1088/1755Nomor telepon 1315/794/1/012114.
[39] T. Shafeena, Sistem akuaponik pintar: tantangan dan peluang, Eur. J. Adv. Eng. Technol. 3 (2016), 5255.
[40] M. Amin, L. Musdalifah, M. Ali, Kinerja pertumbuhan ikan nila, Oreochromis niloticus, yang dipelihara di
akuakultur sirkulasi ulang dan sistem suspensi aktif, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 441 (2020), 012135.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/441/1/012135.
[41] R. Junge, B. König, M. Villarroel, dkk. Poin Strategis dalam Akuaponik, Air. 9 (2017), 182.
https://doi.org/10.3390/w9030182.
[42] B. Konig, R. Junge, A. Bittsanszky, dkk. Tentang keberlanjutan akuaponik, Ecocycles. 2 (2016), 26-32.
https://doi.org/10.19040/ecocycles.v2i1.50.
Download