Uploaded by common.user150313

Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya Sekolah

advertisement
MENGATASI KETERBATASAN SUMBER DAYA
DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH
Oleh: Nafisatul Munazahro (A510220079)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
[email protected]
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jl. A Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa
Tengah 57612
Keywords:
Keterbatasan
sumber daya
Pengembanga
n sekolah
Abstract
Keterbatasan sumber daya menjadi salah satu tantangan utama dalam
pengembangan sekolah, khususnya di wilayah dengan akses terbatas
terhadap pendanaan, tenaga pendidik, dan infrastruktur. Artikel ini
membahas berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk
mengatasi keterbatasan tersebut, termasuk optimalisasi sumber daya
yang ada, kolaborasi dengan masyarakat dan pihak eksternal, serta
penggunaan teknologi dalam mendukung proses pembelajaran. Selain
itu, artikel ini menyoroti pentingnya manajemen yang efektif dan
perencanaan strategis dalam memaksimalkan potensi sumber daya
sekolah. Dengan pendekatan yang tepat, keterbatasan dapat diubah
menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih
kreatif, efisien, dan berkelanjutan. Pengembangan sekolah sering kali
menghadapi kendala keterbatasan sumber daya, baik dalam bentuk
finansial, tenaga kerja, maupun fasilitas pendukung. Peran
kepemimpinan sekolah sangat penting dalam membangun jejaring kerja
sama dengan pihak eksternal, seperti pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat lokal. Dengan strategi yang terencana dan sinergis,
keterbatasan sumber daya tidak lagi menjadi hambatan, tetapi dapat
menjadi pendorong bagi terciptanya pengembangan sekolah yang
berkelanjutan dan inovatif.
© Universitas Muhammadiyah Surakarta
1
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
PENDAHULUAN
Pengembangan sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Namun, proses ini sering kali dihadapkan
pada tantangan keterbatasan sumber daya, baik dalam bentuk dana, tenaga
pendidik, sarana prasarana, maupun teknologi pendukung. Kondisi ini
terutama dirasakan oleh sekolah-sekolah di daerah terpencil atau dengan
akses terbatas terhadap dukungan eksternal. Keterbatasan sumber daya tidak
hanya membatasi kemampuan sekolah dalam menyediakan fasilitas yang
memadai, tetapi juga memengaruhi kualitas pembelajaran dan kesejahteraan
tenaga pendidik. Oleh karena itu, Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas
pendidikan di sekolah sangat berpengaruh terhadap keaktifan dan kelancaran
pembelajaran di dalam kelas. (Darmastuti, 2014)
Menurut (Sari et al., 2024) Kurangnya fasilitas dan perlengkapan dapat
menghambat proses pembelajaran dan mengganggu minat siswa. Barangbarang yang digunakan untuk membantu siswa belajar, seperti komputer, alat
tulis, dan buku, termasuk dalam kategori sarana pendidikan. Dengan
prasarana dan fasilitas yang memadai, pendidik dapat melakukan
pembelajaran yang lebih baik karena guru maupun siswa akan merasa
nyaman dan termotivasi. Namun, beberapa sekolah masih kekurangan
fasilitas dan prasarana, yang dapat menyebabkan kesenjangan dalam
pendidikan. Untuk mendukung pengajaran, guru membutuhkan sarana dan
prasarana yang lengkap. Semakin lengkap sarana dan prasarana sekolah,
semakin mudah bagi guru untuk mengajar dengan kualitas yang lebih baik.
Keterbatasan ini memerlukan pendekatan yang inovatif dan strategis agar
tidak menjadi penghalang bagi kemajuan sekolah. Dalam menghadapi
keterbatasan sumber daya, sekolah perlu mengadopsi cara-cara kreatif untuk
memanfaatkan potensi yang ada, seperti menjalin kemitraan dengan berbagai
pihak, memberdayakan komunitas lokal, dan mengoptimalkan teknologi
2
Vol. 1 No. 1, 2024
pendidikan. Dengan pendekatan ini, kendala dapat diubah menjadi peluang
untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berdaya saing.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi sekolah
di pedesaan adalah terbatasnya fasilitas pengajaran dan pendukung
pembelajaran. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wilayah geografis
yang sulit diakses atau kurang menarik bagi para pendidik seringkali
mengalami kesulitan merekrut dan mempertahankan pengajar berkualitas
tinggi.
METODE
Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan
metode kualitatif. Model pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung
mengamati setiap kegiatan yang berkaitan dengan fasilitas dan sumber daya
yang ada di sekolah serta melakukan wawancara kepada pihak yang terkait di
SD Glintang. Melalui pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian dapat
memberikan kontribusi dalam meningkatkan semangat siswa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran.
HASIL
Observasi yang dilakukan pada hari Senin, 2 Desember 2024, di SD
Glintang. Kegiatan ini dihadiri oleh 3 anggota tim penelitian, 2 guru kelas,
dan 16 siswa kelas 4. Pelaksanaan observasi dan wawancara dilakukan pada
pagi hari sampai siang hari, dengan tujuan agar peneliti dapat mengamati
sumber daya apa saja dan fasilitas yang kurang memadai pada sekolah
tersebut.
3
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada SD Glintang banyak
fasilitas yang kurang dan sumber daya yang kurang memadai pula. Dari segi
sumber daya fisik, fasilitas kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar cukup kurang jika dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di
kota. Ruang kelas pada sekolah tersebut belum memiliki lcd proyektor,
penataan kelas yang kurang baik, menurut (Neneng Kurniasih, 2024)
Penataan Ruang Kelas merupakan salah satu elemen penting dalam
pengelolaan kelas yang berpengaruh langsung pada kualitas pembelajaran.
Namun demikian, di sisi tembok kelas terdapat gambar-gambar pahlawan dan
tabel lainnya yang membantu menambah pengetahuan peserta didik.
Kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten menjadi salah satu
tantangan besar dalam dunia pendidikan. Kompetensi guru memainkan peran
penting dalam keberhasilan pembelajaran di kelas, karena guru tidak hanya
dituntut menguasai materi, tetapi juga mampu mengelola kelas, memahami
kebutuhan peserta didik, dan menerapkan metode pembelajaran yang
inovatif. Sayangnya, di banyak daerah, terutama di wilayah terpencil,
kekurangan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
memadai masih menjadi persoalan serius.
4
Vol. 1 No. 1, 2024
Gambar 1. Ruang kelas
PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Pendidikan yang berkualitas sangat bergantung pada tenaga pendidik
yang kompeten, namun kenyataannya, banyak sekolah, terutama di
daerah terpencil, kekurangan guru yang memiliki keterampilan dan
kualifikasi yang memadai. Guru yang berkompeten tidak hanya
menguasai materi pelajaran, tetapi juga memiliki kemampuan
pedagogis yang baik, yaitu kemampuan untuk mengelola kelas,
memahami kebutuhan belajar siswa, dan memfasilitasi proses
pembelajaran yang efektif dan menarik. Tanpa kompetensi ini,
pembelajaran menjadi tidak maksimal dan berpotensi menghambat
perkembangan siswa. Menurut (Nursin, 2016) manajemen sumber
daya
manusia
adalah
serangkaian
kegiatan organisasi
yang
bertujuan untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
tenaga kerja yang efektif.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) di sekolah adalah
serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisir, yang bertujuan
5
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga
pendidik serta staf pendukung yang berkualitas dan berkompeten.
Kegiatan ini meliputi proses rekrutmen guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan sekolah, pelatihan
berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan profesional, serta
pemberian penghargaan dan insentif untuk mempertahankan motivasi
dan komitmen para pendidik. menjelaskan
sumber
daya
perencanaan
manusia
sumber
daya
bahwa
manajemen
melibatkan berbagai fungsi, termasuk
manusia,
rekrutmen
dan
seleksi,
perencanaan dan pengembangan karir, kompensasi, kesejahteraan,
keselamatan, kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Semua
ini harus diintegrasikan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan bersama perusahaan, pegawai, dan masyarakat.
Dalam konteks pengembangan sekolah, manajemen SDM tidak hanya
berfokus pada seleksi dan pelatihan guru, tetapi juga mencakup upaya
untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, memperkuat
hubungan antara staf dan manajemen, serta mendorong partisipasi aktif
dalam perencanaan dan implementasi program pendidikan. Selain itu,
pengembangan kompetensi manajerial bagi kepala sekolah dan
pengelola pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa sumber
daya manusia yang ada dapat bekerja dengan maksimal, mendukung
tercapainya tujuan sekolah, dan menciptakan inovasi dalam proses
pembelajaran. (Ngandoh, 2023) Peran manajer dalam mengelola
sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan
organisasi. Dalam konteks pendidikan, manajemen sumber daya
manusia harus mampu memberikan kepuasan kerja yang maksimal
kepada para pendidik, yang pada gilirannya dapat memengaruhi
kinerja dan kontribusi positif terhadap nilai pendidikan di tingkat
institusi.
6
Vol. 1 No. 1, 2024
Pendidik, dalam konteks ini guru, merupakan komponen penting
dalam sistem pendidikan. Guru tidak hanya bertugas sebagai
pengajar tetapi juga sebagai pembimbing, penilai, dan peneliti.
Sebagai energi profesional, guru memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna, kreatif, dan
bergerak maju. Guru juga harus memenuhi standar profesionalisme
dan berkomitmen untuk meningkatkan mutu Pendidikan
Untuk mengatasi permasalahan tenaga pendidik ada beberapa langkah
yang bisa diambil:
1. Rekrutmen Tenaga Pendidik yang Berkualitas
ekolah harus menerapkan sistem rekrutmen yang transparan dan
berbasis kompetensi untuk menarik tenaga pendidik yang sesuai
dengan kebutuhan dan visi sekolah. Hal ini bisa dilakukan melalui
seleksi yang ketat, termasuk wawancara, uji kompetensi, dan
observasi kinerja calon guru. (Yunitasari et al., 2020) Hal ini
menunjukan bahwa tenaga pendidik ini merupakan bagian integral
dari keberadaan sumber daya manusia yang mempunyai peranan
strategis dalam kehidupan suatu sekolah.
Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru akan menjadi
tolak ukur Kepala Sekolah dalam membantu meningkatkan mutu
dari Tenaga Pendidik. Karena Kepala Sekolah merupakan the key
person dalam mencapai keberhasilan otonomi yang diberikan
kepada sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber
daya manusia untuk kepentingan dalam pencapaian tujuan
sekolah.(Rafid & Tinus, 2019)
2. Pelatihan dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan
7
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
Menyediakan program pelatihan berkelanjutan bagi tenaga
pendidik untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan
mereka, baik dalam aspek pedagogik maupun penggunaan
teknologi dalam pembelajaran. Pengembangan dan peningkatan
kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
dilakukan
dalam
keprofesiannya
pengetahuan,
tetap
rangka
menjaga
sesuai
dengan
agar kompetensi
perkembangan
ilmu
teknologi, seni, dan budaya dan/atau olah raga
(Asiva Noor Rachmayani, 2015).
Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai
strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan
bukan
diklat,
antara
lain seperti berikut ini (Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan: 2012) :
a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah
pelatihan yang dilaksanakan secara internal KKG/MGMP,
sekolah
atau
tempat lain
yang
ditetapkan
untuk
menyelenggarakan pelatihan.
b. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah
dapat dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pemerintah
atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat
dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan
melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa
beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat
dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi profesionalnya.
c. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini
dilaksanakan olehkepala sekolah dan guru-guru yang memiliki
kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas
8
Vol. 1 No. 1, 2024
mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi
dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
d. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan
lanjut juga merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru
di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan
lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas
belajar, baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru
yang berprestasi. Pelaksanaanpendidikan lanjut ini akan
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu
guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi
3. Penguatan Kepemimpinan Sekolah
Menurut (Mulyasa, 2005) Kepemimpinan kepala sekolah yang
baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan tenaga kependidikan. Oleh harena itu, kepala
sekolah
harus
mempunyai
integritas
kepribadian
sebagai
pemimpin dan kemampuan untuk memimpin sebuah lembaga
Pendidik. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus mampu
mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program
pembinaan tenaga kependidikan yang efektif dan terarah. Dalam
hal ini, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk
mengelola administrasi sekolah, tetapi juga harus menjadi figur
yang dapat menginspirasi dan memotivasi seluruh tenaga pendidik
di sekolahnya untuk mencapai kinerja terbaik. Oleh karena itu,
kepala sekolah harus memiliki integritas kepribadian yang tinggi
sebagai pemimpin, yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran,
keteladanan, dan profesionalisme.
(Nurwati, 2015) Kepala sekolah merupakan pihak yang
mengkomandoi dan mengawasi kinerja guru dan staf sekolah yang
9
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
lain dalam
usaha mengendalikan dan menjamin kualitas
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, para kepala sekolah
harus meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pengawasan
pendidikan
secara
kontinyu
dan
profesional
kepada
semua staf di sekolahikan. kepala sekolah tidak hanya berperan
dalam pengambilan keputusan strategis, tetapi juga bertanggung
jawab dalam memastikan bahwa setiap aspek pendidikan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mengelola
sumber
daya
manusia
di
sekolah,
termasuk
mengarahkan, memotivasi, serta memberikan bimbingan yang
diperlukan kepada staf untuk mencapai tujuan bersama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik di sekolah merupakan komponen yang sangat
penting dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif dan
berkualitas. Sumber daya fisik meliputi seluruh infrastruktur, fasilitas,
dan peralatan yang ada di lingkungan sekolah, yang harus memadai
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung
aktivitas pendidikan sehari-hari. Tanpa adanya sumber daya fisik yang
cukup dan berkualitas, tujuan pendidikan yang ingin dicapai akan sulit
terwujud. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait sumber
daya fisik di sekolah.
1. Bangunan dan Infrastruktur Sekolah
Bangunan sekolah adalah elemen utama yang menentukan
kelayakan lingkungan pembelajaran. Sekolah harus memiliki
ruang kelas yang cukup, terorganisir dengan baik, dan aman untuk
mendukung proses pembelajaran. Ruang kelas yang nyaman,
10
Vol. 1 No. 1, 2024
terang, dan bebas dari gangguan akan membantu siswa fokus pada
materi yang diajarkan. Menurut (Binsa, 2021) Bangunan
merupakan gedung yang difungsikan untuk kegiatan sekolah.
Bangunan harus tersedia fasilitas dan akses yang mudah, aman, dan
nyaman sesuai proses pembelajaran agar suasana belajar
kondusif tercapai.
Selain jumlah ruang kelas, penting juga untuk memerhatikan
kondisi fisik bangunan sekolah, seperti keberadaan fasilitas air
bersih, sanitasi yang memadai, ventilasi yang baik, dan fasilitas
keselamatan (seperti alat pemadam kebakaran dan jalur evakuasi).
Semua ini mendukung terciptanya lingkungan yang aman dan
sehat bagi siswa dan guru.
2. Fasilitas Pembelajaran
Peralatan dan Media Pembelajaran: Fasilitas fisik seperti meja,
kursi, papan tulis, proyektor, dan komputer sangat diperlukan
dalam mendukung pembelajaran. Teknologi dan alat bantu ajar
yang baik akan meningkatkan kualitas pembelajaran, baik untuk
pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran berbasis teknologi
(seperti pembelajaran daring).
Laboratorium dan Ruang Praktikum: Untuk mata pelajaran yang
membutuhkan
percakapan
langsung
dengan
benda
atau
eksperimen (misalnya, sains, seni, dan keterampilan), keberadaan
laboratorium dan ruang praktikum yang lengkap sangat penting.
Keberadaan fasilitas ini memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara lebih aplikatif dan mendalam.
11
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
3. Perpustakaan dan Sumber Belajar lainnya.
Sebagai salah satu sumber daya fisik yang esensial, perpustakaan
menyediakan berbagai referensi buku, jurnal, dan materi lainnya
yang mendukung pembelajaran siswa. Sebuah perpustakaan yang
lengkap dan nyaman dapat menjadi tempat belajar mandiri yang
penting bagi siswa. Menurut (Muhammad et al., 2023) Dengan
kurang lengkapnya buku-buku diperlukan menyebabkan anakanak malas belajar sehingga dapat mempengaruhi minat belajar
anak dan juga prestasi belajar anak. Oleh sebab itu orang tua perlu
memikirkan untuk melengkapi buku anaknya agar meningkatkan
minat belajar anak.
Selain ruang kelas, sekolah juga memerlukan ruang belajar lainnya
seperti ruang diskusi, ruang komputer, atau ruang seni untuk
mendukung berbagai jenis kegiatan belajar yang lebih spesifik.
Ruang-ruang ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar
dalam suasana yang berbeda, mendukung kreativitas, dan
mengembangkan minat dan bakat mereka.
4. Fasilitas olahraga
Fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, basket, voli, dan
gedung olahraga lainnya berperan dalam mendukung kegiatan
ekstrakurikuler dan pembinaan fisik siswa. Kegiatan fisik sangat
penting untuk membangun keseimbangan antara kecerdasan
akademis dan kesehatan fisik siswa.
Taman sekolah atau ruang terbuka hijau juga memainkan peran
penting
dalam
menciptakan
suasana
yang
nyaman
dan
menyegarkan bagi siswa. Ruang ini tidak hanya berguna untuk
rekreasi, tetapi juga dapat digunakan untuk kegiatan outdoor yang
12
Vol. 1 No. 1, 2024
mendukung pembelajaran, seperti kegiatan praktikum atau
eksplorasi alam.
5. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Unit Kesehatan Sekolah (UKS): Sekolah harus memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai, seperti ruang UKS yang lengkap dengan
perlengkapan medis dasar. Ketersediaan fasilitas kesehatan ini
penting untuk menjaga kesehatan siswa dan guru, serta
memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau
kondisi darurat.
Kebersihan dan Sanitasi: Sanitasi yang baik sangat penting untuk
menjaga kesehatan di lingkungan sekolah. Fasilitas toilet yang
bersih, tempat cuci tangan yang memadai, dan sistem pembuangan
sampah yang efektif menjadi faktor penting dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan siswa.
13
Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah
SIMPULAN
Pengelolaan sumber daya di sekolah, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya fisik, memainkan peran penting dalam menjamin
keberhasilan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga
pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengawasi, memotivasi, dan
meningkatkan kinerja tenaga pendidik serta staf melalui program pembinaan
yang efektif. Dengan integritas dan kemampuan kepemimpinan yang baik,
kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan
profesional, yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran.
Selain itu, sumber daya fisik seperti bangunan sekolah, fasilitas
pembelajaran, laboratorium, perpustakaan, fasilitas olahraga, dan unit
kesehatan sekolah juga menjadi penentu utama terciptanya lingkungan belajar
yang kondusif. Sumber daya fisik yang memadai, terkelola dengan baik, dan
sesuai dengan kebutuhan pendidikan dapat mendukung pembelajaran yang
efektif dan meningkatkan kesejahteraan siswa serta guru.
Namun, tantangan seperti keterbatasan anggaran, penyalahgunaan
fasilitas, dan ketidaksesuaian sumber daya dengan kebutuhan harus diatasi
dengan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efektif, serta kolaborasi
antara pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Pemeliharaan rutin dan
pengawasan terhadap fasilitas juga menjadi langkah penting untuk menjaga
keberlangsungan sumber daya fisik.
Secara keseluruhan, keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya manusia dan
fisik yang profesional, efektif, dan berkelanjutan. Melalui kepemimpinan
yang visioner, dukungan teknologi, serta sinergi dengan berbagai pihak,
sekolah dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan
berdaya saing tinggi.
14
Vol. 1 No. 1, 2024
DAFTAR PUSTAKA
Asiva Noor Rachmayani. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高
齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. 6.
Binsa, U. H. (2021). Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Anak Usia
Dini Di TK Pelangi Anak Negri Yogyakarta. Children Advisory
Research and Education Jurnal CARE, 8(2), 2021. http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD
Darmastuti, H. dan K. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam
Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik
Komputer dan Informatika di SMK Negeri 2 Surabaya. Inspirasi
Manajemen Pendidikan, 3(3), 9–20.
Muhammad, A., Zaini Rahmah, A., & Az zahra, S. (2023). Pengaruh
Kurangnya Sarana Dan Prasarana Sekolah Terhadap Perkembangan
Anak. Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 43–51.
https://doi.org/10.51544/sentra.v2i1.3551
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala sekolah profesional. PT. Remaja
Rosda Karya.
Neneng Kurniasih. (2024). Serumpun Mendidik Volume 01 Nomor 2, Juli
2024. ANALISIS PENATAAN RUANG KELAS DALAM MELIHAT
RESPON SISWA, 01, 81–87.
https://jurnal.edusm.id/index.php/sm/article/view/17/11
Ngandoh, A. M. (2023). Journal of Applied Management and Business
Research ( JAMBiR ) Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap
Produktivitas Kerja. 3(2), 120–124.
Nursin, E. (2016). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terhadap Kompetensi Pegawai pada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Banggai. 1–23.
Nurwati, T. (2015). PENGUATAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM LINGKUPINTRA DAN EKSTRA SEKOLAH1. 9(1), 37–54.
Rafid, R., & Tinus, A. (2019). Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu tenaga pendidik. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan,
7(2), 188–198. https://doi.org/10.21831/amp.v7i2.28012
Sari, U. P., Sulastri, W., & Oktapiani, C. D. (2024). MENINGKATKAN
AKSESIBILITAS PEMBELAJARAN DI TENGAH KENDALA SUMBER
DAYA : MENGATASI KETERBATASAN BUKU PAKET ,
KURANGNYA FASILITAS SEKOLAH , DAN AKSES. 8(7), 667–676.
Yunitasari, N., Nugroho, P. J., & Siram, R. (2020). KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL KEPALA SDN 5 MENTENG PALANGKA
RAYA. Equity In Education Journal.
https://doi.org/10.37304/eej.v2i1.1684
15
Download