MENGATASI KETERBATASAN SUMBER DAYA DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH Oleh: Nafisatul Munazahro (A510220079) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR [email protected] UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. A Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57612 Keywords: Keterbatasan sumber daya Pengembanga n sekolah Abstract Keterbatasan sumber daya menjadi salah satu tantangan utama dalam pengembangan sekolah, khususnya di wilayah dengan akses terbatas terhadap pendanaan, tenaga pendidik, dan infrastruktur. Artikel ini membahas berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan tersebut, termasuk optimalisasi sumber daya yang ada, kolaborasi dengan masyarakat dan pihak eksternal, serta penggunaan teknologi dalam mendukung proses pembelajaran. Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya manajemen yang efektif dan perencanaan strategis dalam memaksimalkan potensi sumber daya sekolah. Dengan pendekatan yang tepat, keterbatasan dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kreatif, efisien, dan berkelanjutan. Pengembangan sekolah sering kali menghadapi kendala keterbatasan sumber daya, baik dalam bentuk finansial, tenaga kerja, maupun fasilitas pendukung. Peran kepemimpinan sekolah sangat penting dalam membangun jejaring kerja sama dengan pihak eksternal, seperti pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal. Dengan strategi yang terencana dan sinergis, keterbatasan sumber daya tidak lagi menjadi hambatan, tetapi dapat menjadi pendorong bagi terciptanya pengembangan sekolah yang berkelanjutan dan inovatif. © Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah PENDAHULUAN Pengembangan sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Namun, proses ini sering kali dihadapkan pada tantangan keterbatasan sumber daya, baik dalam bentuk dana, tenaga pendidik, sarana prasarana, maupun teknologi pendukung. Kondisi ini terutama dirasakan oleh sekolah-sekolah di daerah terpencil atau dengan akses terbatas terhadap dukungan eksternal. Keterbatasan sumber daya tidak hanya membatasi kemampuan sekolah dalam menyediakan fasilitas yang memadai, tetapi juga memengaruhi kualitas pembelajaran dan kesejahteraan tenaga pendidik. Oleh karena itu, Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas pendidikan di sekolah sangat berpengaruh terhadap keaktifan dan kelancaran pembelajaran di dalam kelas. (Darmastuti, 2014) Menurut (Sari et al., 2024) Kurangnya fasilitas dan perlengkapan dapat menghambat proses pembelajaran dan mengganggu minat siswa. Barangbarang yang digunakan untuk membantu siswa belajar, seperti komputer, alat tulis, dan buku, termasuk dalam kategori sarana pendidikan. Dengan prasarana dan fasilitas yang memadai, pendidik dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik karena guru maupun siswa akan merasa nyaman dan termotivasi. Namun, beberapa sekolah masih kekurangan fasilitas dan prasarana, yang dapat menyebabkan kesenjangan dalam pendidikan. Untuk mendukung pengajaran, guru membutuhkan sarana dan prasarana yang lengkap. Semakin lengkap sarana dan prasarana sekolah, semakin mudah bagi guru untuk mengajar dengan kualitas yang lebih baik. Keterbatasan ini memerlukan pendekatan yang inovatif dan strategis agar tidak menjadi penghalang bagi kemajuan sekolah. Dalam menghadapi keterbatasan sumber daya, sekolah perlu mengadopsi cara-cara kreatif untuk memanfaatkan potensi yang ada, seperti menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, memberdayakan komunitas lokal, dan mengoptimalkan teknologi 2 Vol. 1 No. 1, 2024 pendidikan. Dengan pendekatan ini, kendala dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berdaya saing. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi sekolah di pedesaan adalah terbatasnya fasilitas pengajaran dan pendukung pembelajaran. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wilayah geografis yang sulit diakses atau kurang menarik bagi para pendidik seringkali mengalami kesulitan merekrut dan mempertahankan pengajar berkualitas tinggi. METODE Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan metode kualitatif. Model pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati setiap kegiatan yang berkaitan dengan fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah serta melakukan wawancara kepada pihak yang terkait di SD Glintang. Melalui pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan semangat siswa sebelum memulai kegiatan pembelajaran. HASIL Observasi yang dilakukan pada hari Senin, 2 Desember 2024, di SD Glintang. Kegiatan ini dihadiri oleh 3 anggota tim penelitian, 2 guru kelas, dan 16 siswa kelas 4. Pelaksanaan observasi dan wawancara dilakukan pada pagi hari sampai siang hari, dengan tujuan agar peneliti dapat mengamati sumber daya apa saja dan fasilitas yang kurang memadai pada sekolah tersebut. 3 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada SD Glintang banyak fasilitas yang kurang dan sumber daya yang kurang memadai pula. Dari segi sumber daya fisik, fasilitas kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar cukup kurang jika dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di kota. Ruang kelas pada sekolah tersebut belum memiliki lcd proyektor, penataan kelas yang kurang baik, menurut (Neneng Kurniasih, 2024) Penataan Ruang Kelas merupakan salah satu elemen penting dalam pengelolaan kelas yang berpengaruh langsung pada kualitas pembelajaran. Namun demikian, di sisi tembok kelas terdapat gambar-gambar pahlawan dan tabel lainnya yang membantu menambah pengetahuan peserta didik. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten menjadi salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan. Kompetensi guru memainkan peran penting dalam keberhasilan pembelajaran di kelas, karena guru tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga mampu mengelola kelas, memahami kebutuhan peserta didik, dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Sayangnya, di banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, kekurangan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai masih menjadi persoalan serius. 4 Vol. 1 No. 1, 2024 Gambar 1. Ruang kelas PEMBAHASAN 1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia Pendidikan yang berkualitas sangat bergantung pada tenaga pendidik yang kompeten, namun kenyataannya, banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, kekurangan guru yang memiliki keterampilan dan kualifikasi yang memadai. Guru yang berkompeten tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga memiliki kemampuan pedagogis yang baik, yaitu kemampuan untuk mengelola kelas, memahami kebutuhan belajar siswa, dan memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif dan menarik. Tanpa kompetensi ini, pembelajaran menjadi tidak maksimal dan berpotensi menghambat perkembangan siswa. Menurut (Nursin, 2016) manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan organisasi yang bertujuan untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif. Manajemen sumber daya manusia (SDM) di sekolah adalah serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisir, yang bertujuan 5 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga pendidik serta staf pendukung yang berkualitas dan berkompeten. Kegiatan ini meliputi proses rekrutmen guru yang memiliki kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan sekolah, pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan profesional, serta pemberian penghargaan dan insentif untuk mempertahankan motivasi dan komitmen para pendidik. menjelaskan sumber daya perencanaan manusia sumber daya bahwa manajemen melibatkan berbagai fungsi, termasuk manusia, rekrutmen dan seleksi, perencanaan dan pengembangan karir, kompensasi, kesejahteraan, keselamatan, kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Semua ini harus diintegrasikan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama perusahaan, pegawai, dan masyarakat. Dalam konteks pengembangan sekolah, manajemen SDM tidak hanya berfokus pada seleksi dan pelatihan guru, tetapi juga mencakup upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, memperkuat hubungan antara staf dan manajemen, serta mendorong partisipasi aktif dalam perencanaan dan implementasi program pendidikan. Selain itu, pengembangan kompetensi manajerial bagi kepala sekolah dan pengelola pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada dapat bekerja dengan maksimal, mendukung tercapainya tujuan sekolah, dan menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran. (Ngandoh, 2023) Peran manajer dalam mengelola sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks pendidikan, manajemen sumber daya manusia harus mampu memberikan kepuasan kerja yang maksimal kepada para pendidik, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja dan kontribusi positif terhadap nilai pendidikan di tingkat institusi. 6 Vol. 1 No. 1, 2024 Pendidik, dalam konteks ini guru, merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing, penilai, dan peneliti. Sebagai energi profesional, guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, kreatif, dan bergerak maju. Guru juga harus memenuhi standar profesionalisme dan berkomitmen untuk meningkatkan mutu Pendidikan Untuk mengatasi permasalahan tenaga pendidik ada beberapa langkah yang bisa diambil: 1. Rekrutmen Tenaga Pendidik yang Berkualitas ekolah harus menerapkan sistem rekrutmen yang transparan dan berbasis kompetensi untuk menarik tenaga pendidik yang sesuai dengan kebutuhan dan visi sekolah. Hal ini bisa dilakukan melalui seleksi yang ketat, termasuk wawancara, uji kompetensi, dan observasi kinerja calon guru. (Yunitasari et al., 2020) Hal ini menunjukan bahwa tenaga pendidik ini merupakan bagian integral dari keberadaan sumber daya manusia yang mempunyai peranan strategis dalam kehidupan suatu sekolah. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru akan menjadi tolak ukur Kepala Sekolah dalam membantu meningkatkan mutu dari Tenaga Pendidik. Karena Kepala Sekolah merupakan the key person dalam mencapai keberhasilan otonomi yang diberikan kepada sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan dalam pencapaian tujuan sekolah.(Rafid & Tinus, 2019) 2. Pelatihan dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan 7 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah Menyediakan program pelatihan berkelanjutan bagi tenaga pendidik untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, baik dalam aspek pedagogik maupun penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam keprofesiannya pengetahuan, tetap rangka menjaga sesuai dengan agar kompetensi perkembangan ilmu teknologi, seni, dan budaya dan/atau olah raga (Asiva Noor Rachmayani, 2015). Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan: 2012) : a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. b. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya. c. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan olehkepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas 8 Vol. 1 No. 1, 2024 mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya. d. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaanpendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi 3. Penguatan Kepemimpinan Sekolah Menurut (Mulyasa, 2005) Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan tenaga kependidikan. Oleh harena itu, kepala sekolah harus mempunyai integritas kepribadian sebagai pemimpin dan kemampuan untuk memimpin sebuah lembaga Pendidik. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus mampu mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan tenaga kependidikan yang efektif dan terarah. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola administrasi sekolah, tetapi juga harus menjadi figur yang dapat menginspirasi dan memotivasi seluruh tenaga pendidik di sekolahnya untuk mencapai kinerja terbaik. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki integritas kepribadian yang tinggi sebagai pemimpin, yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, keteladanan, dan profesionalisme. (Nurwati, 2015) Kepala sekolah merupakan pihak yang mengkomandoi dan mengawasi kinerja guru dan staf sekolah yang 9 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah lain dalam usaha mengendalikan dan menjamin kualitas pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, para kepala sekolah harus meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pengawasan pendidikan secara kontinyu dan profesional kepada semua staf di sekolahikan. kepala sekolah tidak hanya berperan dalam pengambilan keputusan strategis, tetapi juga bertanggung jawab dalam memastikan bahwa setiap aspek pendidikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya manusia di sekolah, termasuk mengarahkan, memotivasi, serta memberikan bimbingan yang diperlukan kepada staf untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik di sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Sumber daya fisik meliputi seluruh infrastruktur, fasilitas, dan peralatan yang ada di lingkungan sekolah, yang harus memadai untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung aktivitas pendidikan sehari-hari. Tanpa adanya sumber daya fisik yang cukup dan berkualitas, tujuan pendidikan yang ingin dicapai akan sulit terwujud. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait sumber daya fisik di sekolah. 1. Bangunan dan Infrastruktur Sekolah Bangunan sekolah adalah elemen utama yang menentukan kelayakan lingkungan pembelajaran. Sekolah harus memiliki ruang kelas yang cukup, terorganisir dengan baik, dan aman untuk mendukung proses pembelajaran. Ruang kelas yang nyaman, 10 Vol. 1 No. 1, 2024 terang, dan bebas dari gangguan akan membantu siswa fokus pada materi yang diajarkan. Menurut (Binsa, 2021) Bangunan merupakan gedung yang difungsikan untuk kegiatan sekolah. Bangunan harus tersedia fasilitas dan akses yang mudah, aman, dan nyaman sesuai proses pembelajaran agar suasana belajar kondusif tercapai. Selain jumlah ruang kelas, penting juga untuk memerhatikan kondisi fisik bangunan sekolah, seperti keberadaan fasilitas air bersih, sanitasi yang memadai, ventilasi yang baik, dan fasilitas keselamatan (seperti alat pemadam kebakaran dan jalur evakuasi). Semua ini mendukung terciptanya lingkungan yang aman dan sehat bagi siswa dan guru. 2. Fasilitas Pembelajaran Peralatan dan Media Pembelajaran: Fasilitas fisik seperti meja, kursi, papan tulis, proyektor, dan komputer sangat diperlukan dalam mendukung pembelajaran. Teknologi dan alat bantu ajar yang baik akan meningkatkan kualitas pembelajaran, baik untuk pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran berbasis teknologi (seperti pembelajaran daring). Laboratorium dan Ruang Praktikum: Untuk mata pelajaran yang membutuhkan percakapan langsung dengan benda atau eksperimen (misalnya, sains, seni, dan keterampilan), keberadaan laboratorium dan ruang praktikum yang lengkap sangat penting. Keberadaan fasilitas ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara lebih aplikatif dan mendalam. 11 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah 3. Perpustakaan dan Sumber Belajar lainnya. Sebagai salah satu sumber daya fisik yang esensial, perpustakaan menyediakan berbagai referensi buku, jurnal, dan materi lainnya yang mendukung pembelajaran siswa. Sebuah perpustakaan yang lengkap dan nyaman dapat menjadi tempat belajar mandiri yang penting bagi siswa. Menurut (Muhammad et al., 2023) Dengan kurang lengkapnya buku-buku diperlukan menyebabkan anakanak malas belajar sehingga dapat mempengaruhi minat belajar anak dan juga prestasi belajar anak. Oleh sebab itu orang tua perlu memikirkan untuk melengkapi buku anaknya agar meningkatkan minat belajar anak. Selain ruang kelas, sekolah juga memerlukan ruang belajar lainnya seperti ruang diskusi, ruang komputer, atau ruang seni untuk mendukung berbagai jenis kegiatan belajar yang lebih spesifik. Ruang-ruang ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dalam suasana yang berbeda, mendukung kreativitas, dan mengembangkan minat dan bakat mereka. 4. Fasilitas olahraga Fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, basket, voli, dan gedung olahraga lainnya berperan dalam mendukung kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan fisik siswa. Kegiatan fisik sangat penting untuk membangun keseimbangan antara kecerdasan akademis dan kesehatan fisik siswa. Taman sekolah atau ruang terbuka hijau juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang nyaman dan menyegarkan bagi siswa. Ruang ini tidak hanya berguna untuk rekreasi, tetapi juga dapat digunakan untuk kegiatan outdoor yang 12 Vol. 1 No. 1, 2024 mendukung pembelajaran, seperti kegiatan praktikum atau eksplorasi alam. 5. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS): Sekolah harus memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, seperti ruang UKS yang lengkap dengan perlengkapan medis dasar. Ketersediaan fasilitas kesehatan ini penting untuk menjaga kesehatan siswa dan guru, serta memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat. Kebersihan dan Sanitasi: Sanitasi yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan di lingkungan sekolah. Fasilitas toilet yang bersih, tempat cuci tangan yang memadai, dan sistem pembuangan sampah yang efektif menjadi faktor penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan siswa. 13 Mengatasi Keterbatasan Sumber Daya dalam Pengembangan Sekolah SIMPULAN Pengelolaan sumber daya di sekolah, baik sumber daya manusia maupun sumber daya fisik, memainkan peran penting dalam menjamin keberhasilan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengawasi, memotivasi, dan meningkatkan kinerja tenaga pendidik serta staf melalui program pembinaan yang efektif. Dengan integritas dan kemampuan kepemimpinan yang baik, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan profesional, yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran. Selain itu, sumber daya fisik seperti bangunan sekolah, fasilitas pembelajaran, laboratorium, perpustakaan, fasilitas olahraga, dan unit kesehatan sekolah juga menjadi penentu utama terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Sumber daya fisik yang memadai, terkelola dengan baik, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dapat mendukung pembelajaran yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan siswa serta guru. Namun, tantangan seperti keterbatasan anggaran, penyalahgunaan fasilitas, dan ketidaksesuaian sumber daya dengan kebutuhan harus diatasi dengan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efektif, serta kolaborasi antara pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Pemeliharaan rutin dan pengawasan terhadap fasilitas juga menjadi langkah penting untuk menjaga keberlangsungan sumber daya fisik. Secara keseluruhan, keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya manusia dan fisik yang profesional, efektif, dan berkelanjutan. Melalui kepemimpinan yang visioner, dukungan teknologi, serta sinergi dengan berbagai pihak, sekolah dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi. 14 Vol. 1 No. 1, 2024 DAFTAR PUSTAKA Asiva Noor Rachmayani. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高 齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. 6. Binsa, U. H. (2021). Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini Di TK Pelangi Anak Negri Yogyakarta. Children Advisory Research and Education Jurnal CARE, 8(2), 2021. http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD Darmastuti, H. dan K. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer dan Informatika di SMK Negeri 2 Surabaya. Inspirasi Manajemen Pendidikan, 3(3), 9–20. Muhammad, A., Zaini Rahmah, A., & Az zahra, S. (2023). Pengaruh Kurangnya Sarana Dan Prasarana Sekolah Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Sentra Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 43–51. https://doi.org/10.51544/sentra.v2i1.3551 Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala sekolah profesional. PT. Remaja Rosda Karya. Neneng Kurniasih. (2024). Serumpun Mendidik Volume 01 Nomor 2, Juli 2024. ANALISIS PENATAAN RUANG KELAS DALAM MELIHAT RESPON SISWA, 01, 81–87. https://jurnal.edusm.id/index.php/sm/article/view/17/11 Ngandoh, A. M. (2023). Journal of Applied Management and Business Research ( JAMBiR ) Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Produktivitas Kerja. 3(2), 120–124. Nursin, E. (2016). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kompetensi Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banggai. 1–23. Nurwati, T. (2015). PENGUATAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM LINGKUPINTRA DAN EKSTRA SEKOLAH1. 9(1), 37–54. Rafid, R., & Tinus, A. (2019). Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7(2), 188–198. https://doi.org/10.21831/amp.v7i2.28012 Sari, U. P., Sulastri, W., & Oktapiani, C. D. (2024). MENINGKATKAN AKSESIBILITAS PEMBELAJARAN DI TENGAH KENDALA SUMBER DAYA : MENGATASI KETERBATASAN BUKU PAKET , KURANGNYA FASILITAS SEKOLAH , DAN AKSES. 8(7), 667–676. Yunitasari, N., Nugroho, P. J., & Siram, R. (2020). KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SDN 5 MENTENG PALANGKA RAYA. Equity In Education Journal. https://doi.org/10.37304/eej.v2i1.1684 15