Uploaded by User149796

Manuskrip Yosa Fenanda Iswanty

advertisement
PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP TINGKAT STRES
PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN DI STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA
(PENELITIAN PRA EXPERIMENTAL)
Oleh :
YOSA FERNANDA ISWANTY
(NIM : 2020-01-14201-043)
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2024
PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP TINGKAT STRES
PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN DI STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA
Yosa Fernanda Iswanty.1 Septian Mugi Rayahu.2 Vina Agustina.3
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya
xviii + 54 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 1 gambar
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Stres merupakan respon adaptif individu pada situasi yang di anggap
sebagai tantangan dan mengancam keberadaannya. Penyebab stres pada mahasiswa bisa
berasal dari berbagai aspek kehidupan akademiknya, dengan salah satu pemicu utama adalah
proses penyusunan skripsi. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk dapat mengontrol stres,
salah satu pilihannya adalah terapi musik . Mendengarkan musik dengan irama lambat
membuat tubuh mengalami relaksasi. Musik dengan karakteristik tersebut, salah satunya
adalah musik klasik. Mendengarkan musik klasik dapat mengubah secara efektif ambang
otak yang dalam keadaan stres menjadi lebih rileks. Jenis musik klasik yang dapat
mengurangi tekanan akibat keadaan stress adalah musik Mozart. Kesederhanaan bunyi yang
dihasilkan musik Mozart mampu menciptakan rasa rileks dan ketenangan bagi yang
mendengarkan.
Metode : Penelitian ini menggunakan Pre Experimental dengan rancangan One Group
Pretest-Posttest Design. Teknik sampling menggunakan total sampling. Populasi penelitian
ini adalah mahasiswa Tingkat akhir program studi sarjana keperawatan di STIKES Eka
Harap Palangka Raya berjumlah 71 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57
responden yang mengalami stres.
Hasil dan Analisis : Analisis uji statistik Wilcoxon, didapatkan hasil penelitian tingkat stres
sebelum dan setelah diberikan musik klasik menunjukkan angka sig.(2-tailed) dengan nilai
p value = 0,00 < 0,05 menunjukkan bahwa mendengarkan musik berpengaruh untuk
menurunkan tingkat stres.
Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mendengarkan
musik terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. Dengan adanya penelitian ini
disarankan menjadikan musik sebagai alternatif terapi pilihan untuk menurunkan tingkat
stres.
Kata Kunci : Musik, Stres, Mahasiswa Tingkat Akhir
Daftar Pustaka : 33 (2015-2024)
THE INFLUENCE OF LISTENING TO MUSIC ON STRESS LEVELS IN FINAL
LEVEL STUDENTS OF THE EKA HARAP PALANGKA RAYA STIKES
NURSING STUDIES PROGRAM
Yosa Fernanda Iswanty.1 Septian Mugi Rayahu.2 Vina Agustina.3
Nursing Undergraduate Study Program STIKes Eka Harap Palangka Raya
xviii + 54 pages + 8 tables + 2 charts + 1 pictures
Email : [email protected]
ABSTRACT
Background : Stress is an individual's adaptive response to situations that are considered a
challenge and threaten their existence. The causes of stress in students can come from
various aspects of their academic life, with one of the main triggers being the thesis
preparation process. Various efforts can be made to control stress, one option is music
therapy. Listening to music with a slow rhythm makes the body relax. Music with these
characteristics, one of which is classical music. Listening to classical music can effectively
change the brain's threshold which is under stress to become more relaxed. The type of
classical music that can reduce pressure due to stressful situations is Mozart's music. The
simplicity of the sounds produced by Mozart's music can create a feeling of relaxation and
calm for those who listen.
Method : This research design uses Pre Experimental with a One Group Pretest-Posttest
Design. The sampling technique uses total sampling. The population of this study was 71
students at the final level of the undergraduate nursing study program at STIKES Eka
Harapan Palangka Raya. The sample in this study consisted of 57 respondents who
experienced stress.
Results and Analysis : Analysis of the Wilcoxon statistical test, it was found that the results
of research on stress levels before and after being given classical music showed a sig number
(2-tailed) with a p value = 0.00 < 0.05, indicating that listening to music had an effect on
reducing stress levels. .
Conclusion : From this research it can be concluded that there is an influence of listening
to music on stress levels in final year students. With this research, it is recommended that
music be used as an alternative therapy to reduce stress levels.
Keywords: Music, Stress, Final Year Students
Bibliography: 33 (2015-2024)
PENDAHULUAN
Stres merupakan respon adaptif
individu pada situasi yang di anggap
sebagai tantangan dan mengancam
keberadaannya (Purba et al., 2021).
Penyebab stres pada mahasiswa bisa
berasal dari berbagai aspek kehidupan
akademiknya, dengan salah satu
pemicu
utama
adalah proses
penyusunan skripsi. Mahasiswa
sering mengalami kesulitan dalam
menghadapi tahapan ini, seperti
proses revisi yang berulang, kesulitan
mencari referensi, lamanya umpan
balik dari dosen pembimbing,
keterbatasan waktu penelitian, serta
keterbatasan sumber daya dari dosen
pembimbing yang sibuk dan sulit
dihubungi (Gayatri et al., 2022).
Beban perkuliahan yang tinggi pada
tahap akhir studi juga dapat
menyebabkan stres pada mahasiswa,
yang dapat memunculkan berbagai
fenomena stres (Firdaus & Ruhaena,
2023 ). Mahasiswa yang sedang
menghadapi tahap akhir studi,
termasuk dalam kategori rentan
mengalami
stres.
Stres
pada
mahasiswa
dapat
memengaruhi
fungsi fisik, emosi, kognitif, dan
perilaku
mereka,
yang
pada
gilirannya dapat memperlambat
proses penyelesaian tugas akhir
mereka (Suhandiah et al., 2021).
Untuk mengatasi stres, ada berbagai
strategi yang bisa dilakukan, salah
satunya adalah dengan mendengarkan
musik. Musik sering menjadi cara
bagi orang-orang untuk mengurangi
kepenatan dengan mendengarkan
lagu favorit mereka. Musik juga dapat
memengaruhi suasana hati seseorang,
sehingga memiliki dampak yang
signifikan
bagi
pendengarnya
(Muhammad et al., 2022). Peneliti
mendapatkan fenomena yang terjadi
dilapangan sebagian besar mahasiswa
mengalami stress akibat hambatan
dalam menyelesaikan tugas akhir
seperti penolakan berulang pada judul
skripsi yang diajukan dan kurangnya
pemahaman mahasiswa terhadap alur
dalam penyusunan tugas akhir yang
membuat proses bimbingan menjadi
lebih lama, sulitnya menemukan
sumber referensi yang sesuai,
kesulitan
kesulitan
dalam
menuangkan ide yang didapat
kedalam sebuah tulisan.
Menurut hasil survey dari American
College Health Association-National
College Health Assessment (ACHANCHA) pada tahun 2022 di Amerika
menemukan bahwa dari sampel
33.774 Mahasiswa 48,9% mengalami
stres ringan, 28,4% mengalami stres
berat dan mengakui bahwa stres
adalah hambatan untuk kinerja
akademis mereka . Berdasarkan data
dari Kemenkes, penduduk Indonesia
dengan usia ≥15 tahun yang berisiko
masalah stress sebanyak 10,1%
(Kemenkes RI,2022). Sementara itu,
prevalensi
mahasiswa
yang
mengalami stres di Indonesia sendiri
didapatkan sebesar 36,7-71,6% (Budi
Wijoyo et al., 2021). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Firdaus &
Ruhaena (2023) menemukan bahwa
mahasiswa yang mengerjakan skripsi
di
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta memiliki tingkat stres
akademik yang tinggi ditunjukan
dengan adanya 62 mahasiswa yang
mengalaminya
atau
dengan
presentase 58,5%. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Christiana
(2023) di STIKES Eka Harap
Palangka Raya, dari 38 responden di
dapatkan 24% mahasiswa mengalami
stress ringan, 3% stres sedang dan 5%
mengalami stres berat. Hasil dari
survey pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti pada 3 April 2024
terhadap 8 mahasiswa program studi
S1 Keperawatan Tingkat 4B di
STIKES Eka Harap Palangka Raya
mendapatkan
2
orang
(2%)
mahasiswa menyatakan bahwa stres
yang dialami berasal dari kesulitan
menemukan topik dan menuangkan
ide kedalam tulisan, 2 orang (2%)
mengalami kesulitan dalam mencari
sumber referensi, dan 4 orang (5%)
mahasiswa menyatakan stres yang
dialami berasal dari penolakan pada
judul skripsi yang diajukan dan proses
bimbingan yang berulang. Kesulitan
dalam proses pengerjaan tugas akhir
inilah yang menyebabkan mahasiswa
mengalami stres.
Stres pada mahasiswa disebabkan
oleh tekanan atau beban akademik
yang signifikan. Salah satu bentuk
tekanan akademik yang dialami
mahasiswa adalah ketika mereka
harus menyusun tugas akhir (Budi
Wijoyo et al., 2021). Akibatnya,
banyak mahasiswa yang tidak dapat
lulus karena kesulitan dalam
menyelesaikan
skripsi,
yang
berdampak pada nilai di bawah
standar
kelulusan.
Beberapa
mahasiswa juga mengalami dampak
lain seperti pola makan yang tidak
teratur, perasaan negatif terhadap diri
sendiri dan orang lain, serta isolasi
dari lingkungan sekitar. Sebagian
mahasiswa
bahkan
mengalami
penurunan semangat belajar dan
memutuskan untuk berhenti kuliah,
gangguan tidur yang parah, dan dalam
kasus yang ekstrem, mereka bahkan
merenungkan untuk mengakhiri
hidup mereka (Firdaus & Ruhaena,
2023).
Solusi yang dapat diberikan oleh
perawat untuk mencegah terjadinya
stres pada mahasiswa adalah dengan
menyampaikan apa saja yang dapat
dilakukan untuk mencegah stres pada
mahasiswa. Salah satu cara yang
dapat digunakan oleh mahasiswa
untuk mengurangi stres
adalah
melalui mendengarkan musik. Musik
dapat membantu mengurangi stres
dengan stabilisasi kondisi emosional,
memberikan
rasa
kenyamanan,
meningkatkan
motivasi
atau
antusiasme, meningkatkan energi
atau suasana hati, serta memiliki efek
relaksasi. Musik diyakini memiliki
kemampuan penyembuhan pada
tubuh manusia. Musik berperan
dalam mengurangi hormon stres
(kortisol),
serta
meningkatkan
hormon oksitosin dan dopamin yang
berperan
dalam
memberikan
semangat
dan
rasa
bahagia.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Mendengarkan
Musik Terhadap Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Program
Studi Sarjana Keperawatan Di
STIKES Eka Harap Palangka Raya“.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu
penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Desain yang digunakan
pada penelitian ini yaitu pra
eksperimen (pre eksperimental), yang
hanya melibatkan satu kelompok
sebagai kelompok eksperimen tanpa
ada kelompok kontrol. Bentuk pra
eksperimen (pre-eksperimental) yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
One Group Pretest-Posttest Design.
Dalam penelitian ini tes dilakukan
sebanyak 2 kali, yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum
(O1) disebut pretest, dan observasi
yang dilakukan setelah eksperimen
(O2) disebut posttest (Hamsir, 2017).
Penelitian ini dilakukan
pada tanggal 21 Mei 2024 s.d 28
Mei 2024
Populasi
dalam
penelitian
ini adalah seluruh
mahasiswa Tingkat akhir program
studi sarjana keperawatan di STIKES
Eka Harap Palangka Raya berjumlah
71 orang. Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling.
Dengan responden yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan
sebanyak 57 responden. Instrument
yang dihunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner DASS 42 dan musik
klasik.
HASIL PENELITIAN
sarjana keperawatan di STIKES
Eka Harap Palangka Raya
Tabel 2. Hasil Identifikasi Tingkat
Stres Sebelum Mendengarkan
Musik Pada Mahasiswa Tingkat
Akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan Di STIKes Eka
Harap Palangka Raya
Kategori
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat
berat
Total
F
0
10
28
17
2
%
0
18
49
30
3
57
100
1. Data Umum
(Sumber: Data Primer, 2024).
Data umum merupakan bentuk
penyajian data demografi yang
diperoleh peneliti selama penelitian.
Karakteristik responden berdasarkan
data umum yaitu : usia dan jenis
kelamin.
Berdasarkan tabel diatas dari
57 responden, terdapat 10 responden
(17%) mengalami stres ringan, 28
responden (49,%) mengalami stres
sedang, 17 responden mengalami
stres berat (30%) dan 2 responden
mengalami stres sangat berat (3%).
Tabel 3. Hasil Identifikasi Tingkat Stres
Tabel 1. Hasil Identifikasi Data
Demografi Mahasiswa Tingkat Akhir
Program Studi Sarjana Keperawatan
di STIKes Eka Harap Palangka Raya
Usia
F
%
20
1
2
21
27
47
22
21
37
23
7
12
24
1
2
Total
57
100
Jenis
F
%
Kelamin
Laki-laki
13
23
Perempuan
44
77
Total
57
100
(Sumber: Data Primer, 2024).
2. Data Khusus
Berikut ini hasil identifikasi
Tingkat stress sebelum dan setelah
pemberian musik pada mahasiswa
Tingkat akhir program studi
Setelah Mendengarkan Musik Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi
Sarjana Keperawatan Di STIKes Eka
Harap Palangka Raya
Kategori
F
%
Normal
41
72
Ringan
8
14
Sedang
8
14
Berat
0
0
Sangat
0
0
berat
Total
57
100
(Sumber: Data Primer, 2024).
Berdasarkan tabel diatas dari 57
responden,
setelah
dilakukan
intervensi, terdapat 41 responden
(72%) tidak mengalami stres
(normal), 8 responden mengalami
stres ringan (14%), dan 8 responden
mengalami stres sedang (14%).
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon pengaruh
Mendengarkan Musik Terhadap
Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya
Descriptive Statistics
Mi Ma Me
Std.
n
x an Deviation
Tingkat
stres
sebelum
pemberian
musik
15
41 23.
82
6.012
Tingkat
stres
sesudah
pemberian
musik
6
23 13.
37
4.056
Test Statisticsa
Tingkat stres sesudah
pemberian musik - Tingkat
stres sebelum pemberian
musik
Z
Asymp.
Sig. (2tailed)
-6.574b
.000
(Sumber: Data Primer, 2024).
Berdasarkan table Descriptive
Statistics menunjukkan rata-rata
perubahan tingkat stress sebelum
diberikan music yaitu sebesar 23,82
dengan nilai rentang tingkat stres
sedang yaitu 19-25. Rata-rata tingkat
stres setelah diberikan music yaitu
sebesar 13,37 dengan nilai rentang
tingkat stres normal yaitu 0-14.
PEMBAHASAN
1) Tingkat
Stres
Sebelum
Mendengarkan Musik Pada
Mahasiswa
Tingkat
Akhir
Program
Studi
Sarjana
Keperawatan Di STIKes Eka
Harap Palangka Raya
Berdasarkan
hasil
penelitian
sebelum diberikan musik klasik
didapatkan 57 responden mahasiswa
tingkat
akhir
prodi
sarjana
keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya yang mengalami stres
pada kategori ringan berjumlah 10
responden (18%), yang mengalami
stres pada kategori sedang berjumlah
28 responden (49%), yang mengalami
stres pada kategori berat berjumlah 17
responden (30%) , yang mengalami
stres pada kategori sangat berat
berjumlah 2 responden (3%),
diantaranya responden dengan jenis
kelamin perempuan berjumlah 44
responden (77%) dan jenis kelamin
laki-laki berjumlah 13 responden
(23%).
Stres merupakan respon adaptif
individu pada situasi yang di anggap
sebagai tantangan dan mengancam
keberadaannya (Purba et al., 2021).
Penyebab stres pada mahasiswa bisa
berasal dari berbagai aspek kehidupan
akademiknya, dengan salah satu
pemicu
utama
adalah proses
penyusunan skripsi. Menurut Widana
(2022) mengatakan bahwa banyak
mahasiswa yang sedang menyusun
skripsi mengalami tingkat stres
sedang, hal ini karena mahasiswa
kesulitan dalam menyusun skripsi,
seringkali menemukan hambatanhambatan dalam menyusun skripsi,
misalanya mahasiswa kesulitan untuk
mendapatkan
referensi
dalam
menyusun skripsi dan ketidak
mampuan mahasiswa dalam tulis
menulis sehingga memicu terjadinya
stress. Akibatnya, banyak mahasiswa
yang tidak dapat lulus karena
kesulitan
dalam
menyelesaikan
skripsi, yang berdampak pada nilai di
bawah standar kelulusan. Sehingga
salah satu terapi yang digunakan
untuk mengatasi stres adalah dengan
mendengarkan musik, mendengarkan
musik tempo rendah yang akan
meringankan stres pada mahasiswa
(Widana et al., 2022). Secara alamiah
stres lebih sering ditemukan pada
perempuan yang merupakan dampak
dari perubahan biologis terutama
hormonal, perempuan memiliki
ambang stres yang lebih tinggi
dibandingkan
laki-laki.
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
terdapat
tingkat stres yang lebih tinggi pada
wanita jika dibandingkan dengan pria
(Anggraini, 2022).
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan oleh peneliti antara fakta
dan teori terdapat kesamaan. Sesuai
teori yang mengatakan mahasiswa
yang sedang Menyusun skripsi lebih
banyak mengalami stress sedang. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian
yang didapatkan yaitu sebanyak 28
responden (49,1%) yang mengalami
tingkat stress sedang. Dan sesuai
dengan teori yang mengatakan stress
sering terjadi pada Perempuan
dibandingkan laki-laki. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang
didapatkan pada mahasiswa tingkat
akhir prodi sarjana keperawatan di
STIKes Eka Harap Palangka Raya,
dimana stress lebih dominan dialami
oleh responden dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 44 responden
dan jenis kelamin laki-laki berjumlah
13 responden.
Jenis kelamin
berpengaruh pada tingkat stres, yaitu
tingkat stres yang lebih tinggi sering
dijumpai pada Perempuan. Hal ini
diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan
oleh
Putri
Dewi
Ambarawati (2019), hasil penelitian
jenis kelamin didapatkan bahwa jenis
kelamin perempuan lebih dominan
mengalami stres sedang dan berat.
Perempuan beresiko dua kali lebih
besar mengalami stres. Alasanya
adalah terdapat perebedaan hormonal
dan perbedaan stressor psikologis
bagi perempuan dan laki-laki,
perempuan cenderung memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.
2) Tingkat
Stres
Setelah
Mendengarkan Musik Pada
Mahasiswa
Tingkat
Akhir
Program
Studi
Sarjana
Keperawatan Di STIKes Eka
Harap Palangka Raya
Berdasarkan hasil penelitian
tingkat stres setela diberikan musik
klasik menunjukkan bahwa ada 57
mahasiswa tingkat akhir prodi sarjana
keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya, responden yang tidak
mengalami stres atau kategori normal
berjumlah 41 responden (72%), yang
mengalami stres pada kategori ringan
berjumlah 8 responden (14%), yang
mengalami stres pada kategori sedang
berjumlah 8 responden (14%),
diantaranya responden yang berusia
21 tahun berjumlah 27 responden
(47%), berusia 22 tahun berjumlah 21
responden (37%), berusia 23 tahun
berjumlah 7 responden (12%), dan
berusia 24 tahun berjumlah 1
responden (2%).
Pada mahasiswa tingkat akhir
lebih dominan berusia 21 tahun. Usia
21 tahun termasuk usia dewasa awal.
Pada masa dewasa awal ini mahasiwa
mengalami
stres
dikarenakan
berbagai faktor baik dari luar maupun
dari dalam diri sendiri. Stres
merupakan suatu keadaan yang dapat
disebabkan oleh tuntutan fisik,
lingkungan, dan situasi sosial yang
tidak terkontrol Tuntutan akademis
yang harus dihadapi dan tidak siapnya
individu untuk menghadapinya juga
dapat mengakibatkan gangguan
psikologis seperti stres. Seseorang
mengalami stres biasanya karena
terlalu berat beban yang dihadapi.
Mahasiswa juga tidak bisa terhindar
dari stres yang disebabkan oleh
banyaknya tanggung jawab seperti,
tugas kuliah yang harus segera
diselesaikan. Menurut Shaleha (2019)
orang dewasa yang berusia lebih dari
18 tahun menghabiskan waktu ratarata 21 jam perminggunya untuk
mendengarkan musik, yang artinya
orang dewasa menyukai dan
membutuhkan
musik
dalam
kehidupannya sehari-hari, karena
musik berpengaruh pada psikologis
individu dan melalui musik kita bisa
merasa senang, sedih, merasa
termotivasi, dan juga tenang. Musik
merupakan suara buatan yang akrab
di telinga manusia. Musik bisa
mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
pribadi kita, karena musik sanggup
membuat manusia terharu, gembira,
takut, gelisah, bahkan merasa geli.
Musik tertentu dapat meredam stres,
dan depresi (Sari, 2019). Seperti
musik klasik yang menggunakan
nada/suara yang membangkitkan
semangat yang terkandung dalam
ritme,melodi dan harmoni. Musik
klasik merupakan musik opera yang
mempunyai ketukan yang sangat khas
dari para penciptanya, memiliki
kualitas abadi, keindahan intelektual
yang
tinggi,
dan
dapat
menyinkronkan tubuh dan juga
pikiran. Karya Mozart adalah salah
satu contoh musik klasik yang
memiliki efek terapeutik untuk
mengurangi
tingkat
stres
(Febriani,2024).
Berdasarkan hasil penelitian
yang didapatkan antara fakta dan teori
terdapat kesamaan. Sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa pada
usia lebih dari 18 tahun menyukai
musik. Hal ini dapat dilihat pada saat
pemberian musik klasik tidak sulit
bagi responden untuk merespon
musik sehingga merasa tenang dan
rileks. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang didapatkan pada
mahasiswa tingkat akhir prodi sarjana
keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya, dapat dilihat dari ratarata perubahan tingkat stres sebelum
diberikan musik yaitu dengan rentang
tingkat stres sedang dan rata-rata
tingkat stres setelah diberikan musik
yaitu dengan rentang tingkat stres
normal. Dan hasil dari penelitian ini
didapatkan bahwa rerata usia
responden adalah 21 tahun, Dimana
usia tersebut berada pada kategori
dewasa awal. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian oleh Gayatri (2022)
yang menyatakan bahwa mahasiswa
tingkat akhir berada pada kategori
usia dewasa awal. Masa dewasa awal
merupakan masa pengaturan, dimana
seseorang mulai dibebankan dengan
tanggung jawab untuk menentukan
karir serta kehidupan masa depannya.
Menyelesaikan
pendidikan
di
perguruan
tinggi
merupakan
kewajiban bagi dewasa muda agar
memiliki bekal untuk berkarir.
3) Analisis
Pengaruh
Mendengarkan Musik Terhadap
Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Studi
Sarjana Keperawatan di STIKes
Eka Harap Palangka Raya
Berdasarkan hasil uji statistik
Pengaruh Mendengarkan Musik
Terhadap Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Program
Studi Sarjana Keperawatan di STIKes
Eka
Harap
Palangka
Raya,
didapatkan nilai dari Wilcoxon Signed
Rank Test dengan p < 0,05 karena
nilai Asymp.Sig = 0,000 maka H1
diterima yang berarti menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan
bermakna antara pengaruh pemberian
musik klasik terhadap tingkat stres
dengan perbedaan rata-rata tingkat
stres sebelum diberikan musik yaitu
sebesar sebesar 23,82 dengan nilai
rentang tingkat stres sedang yaitu 1925. Rata-rata tingkat stres setelah
diberikan musik yaitu sebesar 13,37
dengan nilai rentang tingkat stres
normal yaitu 0-14 pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
Setiap orang pasti mengalami
stres, stres dapat terjadi karena
berbagai faktor baik dari luar maupun
dari dalam diri sendiri. Stres
merupakan suatu keadaan yang dapat
disebabkan oleh tuntutan fisik,
lingkungan, dan situasi sosial yang
tidak terkontrol Tuntutan akademis
yang harus dihadapi dan tidak siapnya
individu untuk menghadapinya juga
dapat mengakibatkan gangguan
psikologis seperti stres. Seseorang
mengalami stres biasanya karena
terlalu berat beban yang dihadapi.
Mahasiswa juga tidak bisa terhindar
dari stres yang disebabkan oleh
banyaknya tanggung jawab seperti,
tugas kuliah yang harus segera
diselesaikan. (Ambarwati et all,
2017). Banyak cara yang dapat
digunakan untuk menangani stres
salah satunya dengan mendengarkan
musik. Musik memiliki kekuatan
untuk mengobati penyakit dan
meningkatkan kemampuan pikiran
seseorang.
Musik
dapat
meningkatkan
dan
memelihara
kesehatan fisik emosional, social dan
spiritual. Musik memiliki pengaruh
besar
terhadap
pikiran.
Mendengarkan
musik
klasik
membantu dalam mengurangi stres.
Mendengarkan musik klasik Mozart
dapat mempengaruhi tubuh, pikiran
dan
emosi,
sehingga
dapat
memberikan
ketenangan
dan
kedamaian ketika aktivitas mental
meningkat
sekaligus
dapat
mengurangi tekanan akibat keadaan
stres (Anggraini,2022).
Berdasarkan
hasil
penelitian
terdapat kesamaan antara fakta dan
teori. Dari hasil pretest dan posttest,
didapatkan terjadi penurunan tingkat
stress setelah diberikan intervensi
musik klasik selama 2 kali dalam 1
minggu. Hal ini dikarenakan musik
klasik karya Mozart adalah salah satu
musik klasik yang memiliki efek
terapeutik untuk mengurangi tingkat
stres, . Hasil analisis uji statistik
didapatkan didapatkan nilai dari
Wilcoxon Signed Rank Test dengan p
< 0,05 karena nilai Asymp.Sig = 0,000
maka keputusannya H1 diterima
yang berarti menunjukkan pengaruh
yang signifikan dan bermakna antara
pengaruh
mendengarkan
musik
terhadap
tingkat
stres
pada
mahasiswa tingkat akhir program
studi sarjana keperawatan di STIKes
Eka Harap Palangka Raya, oleh
karena itu pentingnya peran perawat
sebagai pendidik/edukator untuk
memajukan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
diharapkan dapat meningkatkan
derajat Kesehatan mental pada
mahasiswa dalam pemberian terapi
untuk penurunan stres salah satunya
mendengarkan musik. Karena, Musik
dapat meningkatkan dan memelihara
kesehatan fisik emosional, sosial dan
spiritual. Musik memiliki pengaruh
besar terhadap pikiran dan musik
berperan dalam mengurangi hormon
stres (kortisol), serta meningkatkan
hormon oksitosin dan dopamin yang
berperan
dalam
memberikan
semangat dan rasa bahagia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelilitian
Pengaruh Mendengarkan Musik
Terhadap Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Program
Studi Sarjana Keperawatan di STIKes
Eka Harap Palangka Raya, dari 57
responden didapatkan hasil uji
statistik tingkat stres sebelum dan
sesudah diberikan musik klasik
didapatkan nilai dari Wilcoxon Signed
Rank Test dengan p < 0,05 karena
nilai Asymp.Sig = 0,000 maka H1
diterima yang berarti menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan
bermakna antara pengaruh pemberian
musik klasik terhadap tingkat stres
dengan perbedaan rata-rata tingkat
stres sebelum diberikan musik yaitu
sebesar sebesar 23,82 dengan nilai
rentang tingkat stres sedang yaitu 1925. Rata-rata tingkat stres setelah
diberikan musik yaitu sebesar 13,37
dengan nilai rentang tingkat stres
normal yaitu 0-14 pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan di STIKes Eka Harap
Palangka Raya. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh
mendengarkan
musik
terhadap
tingkat
stres
pada
mahasiswa tingkat akhir karena
musik berperan dalam mengurangi
hormon stres (kortisol), serta
meningkatkan hormon oksitosin dan
dopamin yang berperan dalam
memberikan semangat dan rasa
bahagia.
SARAN
Bagi ilmu pengetahuan dan
Teknologi Hasil penelitian disarankan
untuk menjadi dasar pertimbangan
penelitian lebih lanjut mengenai
terapi
nonfarmakologi
dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
tentang
Pengaruh
Mendengarkan Musik Terhadap
Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan Di STIKES Eka Harap
Palangka Raya.agar dapat lebih
berkembang
sesuai
dengan
perkembangan
zaman.
Bagi
mahasiswa dan peneliti selanjutnya
disarankan agar menggunakan hasil
penelitian ini sebagai bahan acuan
dan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Penelitian ini dapat
dikembangkan dengan mengunakan
desain penelitian seperti penelitian
eksperimen menggunakan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
dan dengan sampel yang berbeda
misalnya pada mahasiswa yang baru
melaksanakan Praktek Pra Klinik.
Disarankan juga untuk menyewa
sound khusus agar output musik yang
dikeluarkan lebih efektif, akan lebih
bagus juga jika untuk penelitian
selanjutnya menggunakan earphone.
DAFTAR PUSTAKA
American
College
Health
Association. (2022). American
College Health AssociationNational
College
Health
Assessment III (ACHA-NCHA
III): Reference group executive
Summary Fall 2022. Silver
Spring, MD: American College
Health Association..
Abdullah, K., Jannah, M., Aiman,
U., Hasda, S., Fadilla, Z.,
Taqwin, Masita, Ardiawan, K.
N., & Sari., M. E. (2021).
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif.
In
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif (Issue May).
Ambarwati, D.P, S.S Pinilih dan R.T
Astuti.
2017.
Gambaran
Tingkat Stres Mahasiswa.
Jurnal Keperawatan Jiwa 5 (1):
40.
Anggraini, D,. (2022). Pengaruh
Media Musik Klasik Terhadap
Penurunan
Stres
Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir
Jurusan Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Bahrien, B., & Ardianty, S. (2017).
Pengaruh Efektivitas Terapi Self
Healing Menggunakan Energi Reiki
terhadap Kecemasan Menghadapi
Ujian Skripsi. Psympathic : Jurnal
Ilmiah Psikologi, 4(1), 141–148.
Budi Wijoyo, E., Yoyoh, I., & Hastuti, H.
(2021). Pengaruh Intervensi Terapi
Musik Terhadap Tingkat Stres
Mahasiswa
Selama
Proses
Penyusunan Tugas Akhir: Literature
Review.
Jurnal
Berita
Ilmu
Keperawatan, 14(2), 2021.
Febriani, T. ( 2024 ). Pengaruh Pemberian
Terapi Musik Klasik Terhadap
Kualitas Tidur Pada Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang
Palangka Raya. Skripsi. Yayasan Eka
Harap
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Kesehatan Eka Harap (STIKES).
Palangka Raya.
Firdaus,M.D
&
Ruhaena,L.
(2023)
‘Hubungan Antara Mendengarkan
Musik Dan Manajemen Stres Dengan
Stres Akademik Pada Mahasiswa
Semester
Akhir
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
‘.Universitas Surakarta
Gaol, N. T. L. (2016). Teori Stres: Stimulus,
Respons,
dan
Transaksional.
BuletinPsikologi, 24(1), hal. 1–11.
doi: 10.22146/bpsi.11224
Gayatri,R.P.,Pratiwi,N.W.,Eka,A.P.(2022).
Pengaruh Musik Mozart Terhadap
Penurunan Stres Mahasiswa Dalam
Menghadapi Skripsi Di Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
6(2):1036-1041
Handayani, S.E. (2022). Kesehatan Mental
(Mental
Hygiene).
Kayutangi
Banjarmasin: Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad AlBanjari Banjarmasin
Hidayat. (2017). Metode penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis.
Jakarta: Salemba Medika.
Khadijah, L. P. (2023). Efektivitas
Terapi
Musik
Untuk
Menurunkan Tingkat Stres Dan
Kecemasan. Jurnal Inovasi Riset
Ilmu Kesehatan, 1(3), 91–98.
Marsidi, S. R. (2021). Identification of
Stress, Anxiety, and Depression
Levels of Students in Preparation
for the Exit Exam Competency
Test. Journal of Vocational
Health Studies, 5(2), 87.
https://doi.org/10.20473/jvhs.v5.
i2.2021.87-93
Nabila, N., & Sayekti, A. (2021).
Manajemen
Stres
pada
Mahasiswa dalam Penyusunan
Skripsi di Institut Pertanian
Bogor. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 12(2), 156–165.
https://doi.org/10.29244/jmo.v12
i2.36941
Nalendra, B. A., Daffa, R., Alfaaris, A.,
& Rafi, M. (2023). Pengaruh
Musik Terhadap Tingkat Stres
Pada Remaja (Vol. 4, Issue 2).
Notoatmodjo. (2015). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta.
Nursalam.
(2016).
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pendekatan Praktis. Salemba
Medika.
Nugroho, P. S. (2020) Analisis Data
Penelitian Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Widana, I. M. A. P., Putra, G. N. W., &
Ridayanti, P. W. (2022). Pengaruh
Terapi Musik Klasik Terhadap
Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Keperawatan Dalam Menyusun.
Jurnal
Kesehatan
MIDWINERSLION, 7(September),
1–7.
Download