PENGUJIAN BETON DAN ASPAL AIR SEMEN AGREGAT HALUS AGREGAT G G KASAR S Udara BAHAN TAMBAHAN, BILA DIPERLUKAN TIPE PENGARUH TERHADAP CAMPURAN BETON Accelerating Mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal Retarding Memperlambat waktu pengikatan Normal water water-reducing reducing Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan Accelerating water-reducing Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan serta mempercepat p p ppengikatan g Retarding water-reducing Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan serta memperlambat waktu pengikatan Superplasticizer Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi rendah Air-entrained Membentuk gelembung udara dalam campuran beton Bertujuan untuk memeriksa mutu beton pada permukaan struktur beton pada permukaan struktur dan mengetahui mutu kekerasan suatu beton di lapangan, lapangan, juga untuk mengetahui perkiraan kekuatan dari suatu elemen yang berumur lebih dari 14 hari dan terbuat dari beton beton,, dengan cara tidak merusak struktur ((Non destructive test). test)). Sebelum digunakan, digunakan, alat Hammer test harus dikalibrasikan terlebih dahulu dahulu,, yang berfungsi untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu alat alat,, supaya alat tersebut dalam kondisi standar.. standar Kelebihan:: Kelebihan Sangat mudah dan praktis dilakukan di lapangan Dapat dilakukan dengan cepat Alatnya ringan dan dapat dipakai berulang berulang--ulang Tidak merusak struktur. struktur. Kekurangan:: Kekurangan Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan permukaan,, kelembaban beton, beton, dan umur beton Tingkat Keandalan data rendah Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton. beton. Ketentuan Output hasil benda uji: Beton dinyatakan memenuhi syarat bila perhitungan hasil uji hammer test mencapai 80% 80 % dari rencana kuat beton karakteristik. karakteristik. Ketentuan Output hasil benda uji: Ketentuan Output hasil benda uji: Ketentuan Output hasil benda uji: Toleransi Beton Apabila mutu beton pada beton yang diuji masih dalam batas toleransi dan masih dapat diterima secara teknis teknis,, maka harga satuan item pekerjaan beton struktur dapat disesuaikan dengan harga mutu beton terpasang dengan menggunakan rumus interpolasi linier linier.. Sebuah gedung bertingkat 4 dirancang menggunakan konstruksi beton bertulang dengan karakteristik mutu beton K 350 kg/cm2, yang digunakan untuk struktur utama bangunan, Kolom 40 x 40 cm dan Balok 20 x 25 cm dengan harga satuan R 2 500 000 00/ 3 Plat Rp2.500.000,00/m3. Pl t lantai l t i 15 cm menggunakan k mutu t beton K250 Kg/cm2 dengan harga satuan Rp1.500.000,00/m3. Di dalam RAB kontrak, diketahui volume kolom 40x40 cm adalah 1.500 m3 atau seluruhnya senilai Rp3.750.000,00 (Rp2 500 000 00 / m3 x 1.500 (Rp2.500.000,00 1 500 m3), m3) balok 20x25 cm sebanyak 1.250 m3 atau seluruhnya senilai Rp3.125.000.000,00 (Rp2.500.000,00/m3 x 1.250 m3) Dari hasil p pengujian g j atas kualitas mutu beton tersebut diketahui bahwa beton struktur kolom, balok dan pelat lantai tidak sesuai dengan mutu beton yang direncanakan, dimana hasil ujij kualitas mutu beton tersebut menunjukkan j mutu beton untuk kolom rata-rata K300 Kg/cm2, balok rata-rata K310 Kg/cm2 dan plat lantai K120 Kg/cm2. Untuk mutu beton p pada kolom yyang g berada p pada kisaran K300 Kg/cm2 dan balok pada kisaran K310 Kg/cm2, masih dapat diterima secara teknis dikarenakan masih memenuhi batas toleransi mutu beton yyang g dapat p diterima,, yyaitu 85% dari mutu beton yang direncanakan, yaitu K297,5 Kg/cm2 (85% x K350 Kg/cm2). Dikarenakan mutu beton pada balok dan kolom masih dalam batas toleransi dan masih dapat diterima secara teknis, maka harga satuan item pekerjaan beton struktur disesuaikan dengan harga mutu beton terpasang. terpasang Untuk Beton Kolom K300 Kg/cm2 Y2 Y Y1 X1 X2 Y = Y1 – (X1/X2) x (Y1-Y2) Dimana: X1 = K300 Kg/cm2 X2 = K350 Kg/cm2 Y1 = Harga mutu beton K250 Kg/cm2 (batas bawah) yaitu Rp1.500.000,00/m3. Y2 = Harga mutu beton K350 Kg/cm2 (batas atas) yaitu Rp2.500.000,00/m3. Rp2 500 000 00/m3 Y = Harga mutu beton kolom K 300 Kg/cm2. Sehingga didapat harga Y atau mutu beton kolom K300 Kg/cm2 adalah: Y = Rp1.500.000,00 – (300/350) x (Rp1.500.000,00 – Rp2.000.000,00) Y = Rp2.357.142,85 / m3 Untuk Beton Balok K310 Kg/cm2 Y2 Y Y1 X1 X2 Y = Y1 – (X1/X2) x (Y1-Y2) Dimana: X1 = K310 Kg/cm2 X2 = K350 Kg/cm2 Y1 = Harga mutu beton K250 Kg/cm2 (batas bawah) yaitu Rp1.500.000,00/m3. Y2 = Harga mutu beton K350 Kg/cm2 (batas atas) yaitu Rp2.500.000,00/m3. Rp2 500 000 00/m3 Y = Harga mutu beton Balok K 310 Kg/cm2. Sehingga didapat harga Y atau mutu beton Balok K310 Kg/cm2 adalah: Y = Rp1.500.000,00 – (310/350) x (Rp1.500.000,00 – Rp2.500.000,00) Y = Rp2.385.714,28 / m3 Untuk Beton Balok K310 Kg/cm2 Dengan diketahui harga satuan untuk masing-masing mutu beton terpasang maka dapat dihitung nilai total selisih harga pekerjaan struktur beton kolom 40 x 40 cm dan balok 20 x 25 cm terpasang sebagai berikut: Item Pekerjaan Vol (m3) Harga Mutu Beton K350 ((Rp) p) Harga Mutu Beton Terpasang ((Rp) p) Selisih Harga (Rp) Beton Kolom 40x40 cm 1.500 Beton Balok 20x25 cm 1.250 Total Selsih Harga ((Rp) p) 2.500.000,00 2.357.142,85 142.857,15 214.285.725,00 2.500.000,00 2.385.714,28 114.285,72 142.857.150,00 JUMLAH 357.142.875,00 Prosedur pengujian: Siapkan Si k alat l t serta t bahan b h yangg akan k digunakan.. digunakan Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat Hammer dengan cara: cara: alat,, lalu pukulkan torak • Masukkan alat (plunger) ke dalam alat klibrasi • Catat besar pukulan atau rebound (r). (r). • Lakukan minimal 10 kali kali.. Prosedur pengujian: - Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari masing masing--masing pukulan pukulan,, hitung nilai kalibrasinya N = Jumlah pukulan r = Besar pukulan (rebound) Ř = Angka rebound ratarata-rata AK = Angka kalibrasi AK = 80 Ř Prosedur Pengujian Setelah dikalibrasi dikalibrasi,, tentukan atau pilih beberapa titik (N) pada permukaan beton yang akan diuji diuji,, dengan jarak antar tembakan satu dengan yang lainnya ± 2,5 – 4 cm, cm tergantung dari dimensi struktur atau konstruksi.. konstruksi Pada permukaan beton yang diuji suatu bidang uji titik uji yang berukuran 10 x 10 cm, atau ukuran bidang g dapat p memberikan minimal 10 x pukulan pukulan.. Prosedur Pengujian Tetapi sebaiknya diambil bidang yang lebih luas, misalnya 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, sehingga pada setiap bidang atau titik uji dapat dilakukan pemukulan sekitar 10-20 pukulan. pukulan Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada pembacaan skala dari setiap pukulan hammer test. Dari angka skala tersebut diambil nilai rata ratarata (R) Prosedur Pengujian Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan g angka g kalibrasi alat ((AK), ), lalu dikonfirmasi kepada kekuatan tekan (σ b), sesuai dengan g g grafik kalibrasi alat dan sudut pukulan. Hitung g kuat tekan beton rata-rata Prosedur Pengujian Hitung standar deviasinya Hitung kuat tekan beton karakteristik K = Nilai margin, untuk benda uji atau sampel ≥ 20 buah = 1,645 1 645 Hitung : 80% x σ bk Dalam setiap pengujian hendaknya diusahakan: - Mendapat titik sebanyak mungkin - benda b d ujiji harus h b berumur tid k kurang tidak k d i dari 14 hari dan sebaiknya diuji pada umur > 28 hari. hari Pengujian Analisa Saringan Nomor ayakan yang digunakan untuk klasifikasi ● Saringan 12 s/d ½ inc Saringan NO 4 (4,75mm) Saringan g NO 40 ((0,425mm) , ) Saringan NO 200 (0,074 mm) Untuk tanah yang lolos saringan No 4 dilakukan uji hidrometer (cara pengendapan) Jenis dan Ukuran Butir Tanah Jenis Tanah a. b. c. d. e. f. Berangkal (Boulders) Kerakal (Cobbles) Kerikil (Gravel) Pasir (Sand) Lanau (Silt) Lempung (Clay) Ukuran butir (mm) ≥ 300 150 – 300 5,0 - 150 0,074 – 5,0 0,002 – 0,074 ≤ 0,002 PENGUJIAN ANALISA SARINGAN Berrangkal Saringan (mm) 12” 304.80 6” 6 152 40 152.40 3” 76.20 2 ½” 63.50 2” 50.80 1 ½” ½ 36 10 36.10 1” 25.40 ¾” 19.10 3 /8 " ½” 12.70 4" 6" 1 1 /2 " 3 /4 " 8 4 75 4.75 No. 8 2.36 No. 10 2.00 No. 20 0.84 No. 40 0.42 100 No. 80 0.18 200 0.149 No. 200 0.074 Kerikil 3" N 4 No. No. 100 Kerakal 12" 20 40 Pasir 10 80 Lan nau dan Le empung No Saringan g dari agregat: g g Fungsi Sebagai g bahan p pengisi g ; Memberikan nilai ekonomis ; Memberikan kekuatan dan keawetan ; Memberikan stabilitas dan kekakuan terhadap beton keras. Dari ukurannya Agregat halus ; Agregat kasar ; Agregat A tC Campuran mp n; Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir yang lewat saringan no. 4 dan dapat berupa pasir alam atau batu pecah kecil dengan butiran < 5 mm ; Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir yang tertahan saringan no. 4 dan dapat berupa kerikil atau b t pecah batu h dengan d b ti butiran > 5 mm Kadar air dalam agregat halus sangat berpengaruh terhadap volumenya ; Makin halus butiran agregat halus, makin besar pengembangannya, pengembangannya disebabkan adanya lapisan air diantara butiran-butiran agregat halus. Proses terjadinya: Agregat alam ; Agregat buatan ; Proses produksinya: agregat pecah (crushed) agregat alamiah (uncrushed) Proses p pembentukannya: y batuan beku ; Batuan endapan ; Batuan metamorf. y Dari bentuknya: Bulat (rounded) Pipih (flaky) Panjang (elongated) Bersudut (angular) Tidak beraturan (irregular) Gradasi menerus (continuous/wellgraded) Gradasi senjang (gap graded) Ukuran butiran yang tidak ada Gradasi seragam (uniformly graded) Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu : Kelas A, Kelas B Kelas S. S Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas S akan digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal. Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulangulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan. Bilamana agregat g g kasar berasal dari kerikil,, mempunyai p y 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90* dan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*. *95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih. Fraksi Agregat Halus Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya. Fraksi bahan yang lolos ayakan No.200 tidak boleh melampaui dua per tiga f k i bahan fraksi b h yang lolos l l ayakan k No.40. N 40