Uploaded by surroh.zuamah

Hari 3 - Pengujian Beton

advertisement
PENGUJIAN BETON DAN ASPAL
AIR
SEMEN
AGREGAT HALUS
AGREGAT
G G
KASAR
S
Udara
BAHAN TAMBAHAN, BILA DIPERLUKAN
TIPE
PENGARUH TERHADAP CAMPURAN BETON
Accelerating
Mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal
Retarding
Memperlambat waktu pengikatan
Normal water
water-reducing
reducing
Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan
Accelerating water-reducing
Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan serta
mempercepat
p
p ppengikatan
g
Retarding water-reducing
Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang ditetapkan serta
memperlambat waktu pengikatan
Superplasticizer
Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi rendah
Air-entrained
Membentuk gelembung udara dalam campuran beton
Bertujuan untuk memeriksa mutu beton pada permukaan
struktur beton pada permukaan struktur dan mengetahui mutu
kekerasan suatu beton di lapangan,
lapangan, juga untuk mengetahui
perkiraan kekuatan dari suatu elemen yang berumur lebih dari
14 hari dan terbuat dari beton
beton,, dengan cara tidak merusak
struktur ((Non destructive test).
test)).
Sebelum digunakan,
digunakan, alat Hammer test harus dikalibrasikan
terlebih dahulu
dahulu,, yang berfungsi untuk mencari nilai angka
koreksi dari suatu alat
alat,, supaya alat tersebut dalam kondisi
standar..
standar
Kelebihan::
Kelebihan
 Sangat mudah dan praktis dilakukan di lapangan
 Dapat dilakukan dengan cepat
 Alatnya ringan dan dapat dipakai berulang
berulang--ulang
 Tidak merusak struktur.
struktur.
Kekurangan::
Kekurangan
 Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan
permukaan,,
kelembaban beton,
beton, dan umur beton
 Tingkat Keandalan data rendah
 Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton.
beton.
Ketentuan Output hasil benda uji:
Beton
dinyatakan
memenuhi syarat bila
perhitungan hasil uji
hammer test mencapai
80%
80
% dari rencana kuat
beton karakteristik.
karakteristik.
Ketentuan Output hasil benda uji:
Ketentuan Output hasil benda uji:
Ketentuan Output hasil benda uji:
Toleransi Beton
Apabila mutu beton pada beton yang diuji masih dalam batas
toleransi dan masih dapat diterima secara teknis
teknis,, maka harga
satuan item pekerjaan beton struktur dapat disesuaikan
dengan harga mutu beton terpasang dengan menggunakan
rumus interpolasi linier
linier..
Sebuah gedung bertingkat 4 dirancang menggunakan
konstruksi beton bertulang dengan karakteristik mutu beton K
350 kg/cm2, yang digunakan untuk struktur utama bangunan,
Kolom 40 x 40 cm dan Balok 20 x 25 cm dengan harga satuan
R 2 500 000 00/ 3 Plat
Rp2.500.000,00/m3.
Pl t lantai
l t i 15 cm menggunakan
k
mutu
t
beton
K250
Kg/cm2
dengan
harga
satuan
Rp1.500.000,00/m3.
Di dalam RAB kontrak, diketahui volume kolom 40x40 cm
adalah 1.500 m3 atau seluruhnya senilai Rp3.750.000,00
(Rp2 500 000 00 / m3 x 1.500
(Rp2.500.000,00
1 500 m3),
m3) balok 20x25 cm sebanyak
1.250 m3 atau seluruhnya senilai Rp3.125.000.000,00
(Rp2.500.000,00/m3 x 1.250 m3)
Dari hasil p
pengujian
g j
atas kualitas mutu beton tersebut
diketahui bahwa beton struktur kolom, balok dan pelat lantai
tidak sesuai dengan mutu beton yang direncanakan, dimana
hasil ujij kualitas mutu beton tersebut menunjukkan
j
mutu beton
untuk kolom rata-rata K300 Kg/cm2, balok rata-rata K310
Kg/cm2 dan plat lantai K120 Kg/cm2.


Untuk mutu beton p
pada kolom yyang
g berada p
pada kisaran
K300 Kg/cm2 dan balok pada kisaran K310 Kg/cm2, masih
dapat diterima secara teknis dikarenakan masih memenuhi
batas toleransi mutu beton yyang
g dapat
p diterima,, yyaitu 85%
dari mutu beton yang direncanakan, yaitu K297,5 Kg/cm2
(85% x K350 Kg/cm2).
Dikarenakan mutu beton pada balok dan kolom masih
dalam batas toleransi dan masih dapat diterima secara
teknis, maka harga satuan item pekerjaan beton struktur
disesuaikan dengan harga mutu beton terpasang.
terpasang
Untuk Beton Kolom K300 Kg/cm2
Y2
Y
Y1
X1
X2
Y = Y1 – (X1/X2) x (Y1-Y2)
Dimana:
X1 = K300 Kg/cm2
X2 = K350 Kg/cm2
Y1 = Harga mutu beton K250 Kg/cm2 (batas bawah) yaitu Rp1.500.000,00/m3.
Y2 = Harga mutu beton K350 Kg/cm2 (batas atas) yaitu Rp2.500.000,00/m3.
Rp2 500 000 00/m3
Y = Harga mutu beton kolom K 300 Kg/cm2.
Sehingga didapat harga Y atau mutu beton kolom K300 Kg/cm2 adalah:
Y = Rp1.500.000,00 – (300/350) x (Rp1.500.000,00 – Rp2.000.000,00)
Y = Rp2.357.142,85 / m3
Untuk Beton Balok K310 Kg/cm2
Y2
Y
Y1
X1
X2
Y = Y1 – (X1/X2) x (Y1-Y2)
Dimana:
X1 = K310 Kg/cm2
X2 = K350 Kg/cm2
Y1 = Harga mutu beton K250 Kg/cm2 (batas bawah) yaitu Rp1.500.000,00/m3.
Y2 = Harga mutu beton K350 Kg/cm2 (batas atas) yaitu Rp2.500.000,00/m3.
Rp2 500 000 00/m3
Y = Harga mutu beton Balok K 310 Kg/cm2.
Sehingga didapat harga Y atau mutu beton Balok K310 Kg/cm2 adalah:
Y = Rp1.500.000,00 – (310/350) x (Rp1.500.000,00 – Rp2.500.000,00)
Y = Rp2.385.714,28 / m3
Untuk Beton Balok K310 Kg/cm2
Dengan diketahui harga satuan untuk masing-masing mutu beton terpasang maka
dapat dihitung nilai total selisih harga pekerjaan struktur beton kolom 40 x 40 cm dan
balok 20 x 25 cm terpasang sebagai berikut:
Item
Pekerjaan
Vol
(m3)
Harga Mutu
Beton K350
((Rp)
p)
Harga Mutu
Beton Terpasang
((Rp)
p)
Selisih Harga
(Rp)
Beton Kolom
40x40 cm
1.500
Beton Balok
20x25 cm
1.250
Total Selsih
Harga
((Rp)
p)
2.500.000,00
2.357.142,85
142.857,15
214.285.725,00
2.500.000,00
2.385.714,28
114.285,72
142.857.150,00
JUMLAH
357.142.875,00
Prosedur pengujian:
 Siapkan
Si k
alat
l t serta
t bahan
b h
yangg akan
k
digunakan..
digunakan
 Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada
alat Hammer dengan cara:
cara:
alat,, lalu pukulkan torak
• Masukkan alat
(plunger) ke dalam alat klibrasi
• Catat besar pukulan atau rebound (r).
(r).
• Lakukan minimal 10 kali
kali..
Prosedur pengujian:
- Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai
rebound dari masing
masing--masing pukulan
pukulan,, hitung
nilai kalibrasinya
N = Jumlah pukulan
r = Besar pukulan (rebound)
Ř = Angka rebound ratarata-rata
AK = Angka kalibrasi
AK = 80
Ř
Prosedur Pengujian
Setelah dikalibrasi
dikalibrasi,, tentukan atau pilih
beberapa titik (N) pada permukaan beton
yang akan diuji
diuji,, dengan jarak antar
tembakan satu dengan yang lainnya ± 2,5 –
4 cm,
cm tergantung dari dimensi struktur atau
konstruksi..
konstruksi
 Pada permukaan beton yang diuji suatu
bidang uji titik uji yang berukuran 10 x 10 cm,
atau ukuran bidang
g dapat
p
memberikan
minimal 10 x pukulan
pukulan..

Prosedur Pengujian
Tetapi sebaiknya diambil bidang yang lebih
luas, misalnya 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20
cm, sehingga pada setiap bidang atau titik uji
dapat dilakukan pemukulan sekitar 10-20
pukulan.
pukulan
 Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10
angka rebound (r) pada pembacaan skala
dari setiap pukulan hammer test.
 Dari angka skala tersebut diambil nilai rata
ratarata (R)

Prosedur Pengujian
Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan
dengan
g
angka
g
kalibrasi alat ((AK),
), lalu
dikonfirmasi kepada kekuatan tekan (σ b),
sesuai dengan
g g
grafik kalibrasi alat dan sudut
pukulan.
 Hitung
g kuat tekan beton rata-rata

Prosedur Pengujian

Hitung standar deviasinya

Hitung kuat tekan beton karakteristik
K = Nilai margin, untuk benda uji atau sampel ≥
20 buah = 1,645
1 645

Hitung : 80% x σ bk
Dalam
setiap
pengujian
hendaknya
diusahakan:
- Mendapat titik sebanyak mungkin
- benda
b d ujiji harus
h
b
berumur
tid k kurang
tidak
k
d i
dari
14 hari dan sebaiknya diuji pada umur > 28
hari.
hari

Pengujian Analisa Saringan
Nomor ayakan yang digunakan untuk
klasifikasi
● Saringan 12 s/d ½ inc
 Saringan NO 4
(4,75mm)
 Saringan
g NO 40 ((0,425mm)
,
)
 Saringan NO 200 (0,074 mm)

Untuk tanah yang lolos saringan No
4 dilakukan uji hidrometer (cara
pengendapan)
Jenis dan Ukuran Butir Tanah
Jenis Tanah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Berangkal (Boulders)
Kerakal (Cobbles)
Kerikil (Gravel)
Pasir (Sand)
Lanau (Silt)
Lempung (Clay)
Ukuran butir (mm)
≥ 300
150 – 300
5,0 - 150
0,074 – 5,0
0,002 – 0,074
≤ 0,002
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN
Berrangkal
Saringan (mm)
12”
304.80
6”
6
152 40
152.40
3”
76.20
2 ½”
63.50
2”
50.80
1 ½”
½
36 10
36.10
1”
25.40
¾”
19.10
3 /8 "
½”
12.70
4"
6"
1 1 /2 "
3 /4 "
8
4 75
4.75
No. 8
2.36
No. 10
2.00
No. 20
0.84
No. 40
0.42
100
No. 80
0.18
200
0.149
No. 200
0.074
Kerikil
3"
N 4
No.
No. 100
Kerakal
12"
20
40
Pasir
10
80
Lan
nau dan
Le
empung
No Saringan
g dari agregat:
g g
Fungsi

Sebagai
g bahan p
pengisi
g ;

Memberikan nilai ekonomis ;

Memberikan kekuatan dan keawetan ;

Memberikan stabilitas dan kekakuan terhadap
beton keras.
Dari ukurannya
 Agregat halus ;
 Agregat kasar ;
 Agregat
A
tC
Campuran
mp
n;
Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir yang
lewat saringan no. 4 dan dapat berupa pasir alam atau
batu pecah kecil dengan butiran < 5 mm ;
Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir yang
tertahan saringan no. 4 dan dapat berupa kerikil atau
b t pecah
batu
h dengan
d
b ti
butiran
> 5 mm


Kadar air dalam agregat halus sangat
berpengaruh terhadap volumenya ;
Makin halus butiran agregat halus, makin
besar pengembangannya,
pengembangannya disebabkan adanya
lapisan air diantara butiran-butiran agregat
halus.
Proses terjadinya:
 Agregat alam ;
 Agregat buatan ;
Proses produksinya:
 agregat pecah (crushed)
 agregat alamiah (uncrushed)
Proses p
pembentukannya:
y
 batuan beku ;
 Batuan endapan ;
 Batuan metamorf.
y
Dari bentuknya:
 Bulat (rounded)
 Pipih (flaky)
 Panjang (elongated)
 Bersudut (angular)
 Tidak beraturan (irregular)
Gradasi menerus (continuous/wellgraded)
Gradasi senjang (gap graded)
Ukuran butiran yang tidak ada
Gradasi seragam (uniformly graded)
Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat
yaitu :
Kelas A,
Kelas B
Kelas S.
S
Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu
Lapis Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal,
dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi
Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas S akan digunakan untuk
bahu jalan tanpa penutup aspal.
Fraksi Agregat Kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm
harus terdiri dari partikel atau pecahan batu atau kerikil
yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulangulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
Bilamana agregat
g g kasar berasal dari kerikil,, mempunyai
p y
100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*
dan
untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang berasal dari
kerikil mempunyai 60 % berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90*.
*95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan
90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua
atau lebih.
Fraksi Agregat Halus
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus
terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus
dan partikel halus lainnya. Fraksi bahan yang lolos
ayakan No.200 tidak boleh melampaui dua per tiga
f k i bahan
fraksi
b h yang lolos
l l ayakan
k No.40.
N 40
Download