Karisma, dalam konteks Gereja Katolik, mengacu pada karunia atau rahmat khusus yang dianugerahkan Roh Kudus kepada individu atau kelompok untuk melayani Gereja dan orang lain. Ini adalah cara khusus di mana seseorang atau komunitas dipanggil untuk menghidupi iman mereka dan berkontribusi pada misi Gereja. Katekismus Gereja Katolik tidak memiliki paragraf khusus yang didedikasikan untuk menjelaskan konsep karisma. Namun, itu menyebutkan istilah di beberapa tempat. Misalnya, dalam paragraf 799, berbicara tentang berbagai karunia dan karisma yang diberikan Roh Kudus kepada para anggota Gereja untuk pembangunan Tubuh Kristus. Selain itu, dalam paragraf 2003, disebutkan bahwa Roh Kudus membagikan karisma di antara umat beriman untuk membuat mereka "siap dan siap untuk melakukan berbagai tugas dan jabatan untuk pembaharuan dan pembangunan Gereja." Singkatnya, karisma adalah karunia atau rahmat khusus yang diberikan oleh Roh Kudus kepada individu atau kelompok di dalam Gereja untuk memenuhi peran khusus dan berkontribusi pada misi Gereja. Karunia-karunia karismatik dikelompokkan menjadi dua katagori, yaitu karunia yang menumbuhkan Gereja dari dalam dan ke luar. Katagori pertama adalah karunia-karunia karismatik yang membantu para pemimpin Gereja untuk melaksanakan tugasnya di dalam Gereja. Terdapat tujuh macam karisma, yaitu: 1) sebagai rasul; 2) sebagai nabi/bernubuat; 3) membedakan bermacam-macam roh; 4) sebagai pengajar; 5) berkata-kata dengan hikmat dan pengetahuan; 6) untuk melayani; 7) untuk memimpin. Katagori kedua adalah karunia-karunia karismatik yang mengerjakan mukjizat. Terdapat lima karisma, yaitu: 1) untuk meningkatkan iman; 2) kuasa mengadakan mukjizat; 3) untuk menyembuhkan; 4) berkata-kata dalam bahasa roh; 5) dan menafsirkan bahasa roh. Tentang bahasa roh, Rasul Paulus berkata, “Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih baik daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dalam bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya…” (1Kor 14:5). Apa beda karunia dan karisma? Karisma berasal dari supranatural yang diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang tertentu. Karisma juga merupakan karunia Roh Kudus untuk membantu Gereja. (1 Korintus 12, 7). Mereka berguna untuk misi dan karena itu tidak bersifat pribadi (untuk kepentingan pribadi, penggunaan pribadi), juga tidak berlebihan Tujuan dari karunia: Agar kita mampu bersyukur dan mengembangkan kemampuan kita sesuai dengan rencanaNya. Karisma adalah istilah bahasa Yunani untuk karunia atau talenta. Pada dasarnya setiap kita punya karunia dan kita mempunyainya berbeda satu dengan yang lain. Sebenarnya ada dua macam karunia. Yang pertama bersifat jasmani, misalnya karunia bermain sepak boia, karunia bernyanyi. Yang kedua adalah karunia rohani, yaitu karunia yan diberikan Tuhan yang bersifat supranatural, seperti karunia bernubuat, karunia membedakan roh, karunia kesembuhan. Gereja yang percaya atau mempraktekkan karunia Roh, disebut Gereja Karismatik. Setiap karunia memang harus dikembangkan hingga bertumbuh maksimal, tetapi jangan terlalu berbangga dengannya. Jangan pernah membandingkan karunia Anda dengan karunia orang lain. Mengapa? Karena karunia itu pemberian Tuhan. Karunia itu seperti hadiah, bahkan hadiah yang diberikan tergantung dengan kontribusi kita. Bagaimana dengan karakter? Alkitab menuliskan karakter itu dengan istilah buah Roh. Karakter bukan seperti sidik jari yang lahir bersama dengan kita dan tidak bisa diubah. la tidak lahir bersama kita, kita yang bertanggung jawab untuk membentuknya. Secara umum karakter dapat diartikan: jati diri kita, yaitu siapa diri kita. Setiap kita bertanggung jawab membentuknya, tetapi karakter yang unggul tidak terbentuk dengan gampang, melainkan melalui kesesakan, penderitaan dan kegigihan. Bacaan Firman di atas memperingatkan tentang orang yang berkarunia supranatural seperti bernubuat dan menyembuhkan orang sakit, tetapi ditolak masuk surga karena ia tidak mempunyai buah Roh, atau tidak mempunyai karakter yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalianpembuat kejahatan!” Jadi, di dalam kehidupan ini jangan hanya mengembangkan karunia saja, tetapi utamakanlah juga mengembangkan karakter Anda. Pembentukan karakter memang tidak terjadi secara gampang, diperlukan proses melalui penderitaan yang sering kita alami. Karisma dapat membuat seseorang sukses sampai ke puncak, tetapi karakterlah yang dapat mempertahankan kesuksesan tetap ada di puncak. Sehebat apa pun kharisma Anda, itu hanya berguna di dunia yang sementata ini. Namun, jika Anda berkarakter unggul, karakter itu akan terus Anda bawa sampai kepada kekekalan. Sehebat apa pun kharisma Anda, jika Anda berkarakter tidak baik, Anda bisa ditolak masuk Kerajaan Allah karena Allah tidak mengenal Anda. Contoh orang-orang yang memiliki karisma. Pemimpin Umat Katolik se-dunia Bapak Paus Fransiskus Mother Theresa dari Calcuta Santo-Santa – Orang-Orang Kudus Para Pendiri Kongregasi Imam, Biarawan, Biarawati: Santo Ignatius Loyola Pendiri Kongregasi Imam Serikat Jesus (SJ) Pator Eduard Michelis Pendiri Kongregasi Suster Penyelenggaraan Ilahi (PI/SDP) Nama baptis sebenarnya mengingatkan orang yang dibaptis bahwa ia tergabung dengan Kristus sebagai anggota-Nya dan ia didorong untuk hidup sesuai dengan panggilannya sebagai anak angkat Allah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh teladan/karisma orang kudus yang namanya diambilnya melalui Pembaptisan itu.