Uploaded by User125886

pdfslide.tips makalah-tentang-anatomi-muskuloskeletal

advertisement
MAKALAH ANATOMI
TENTANG
MUSKULOSKELETAL
Disusun oleh :
1. Febri Amalia
141540134270030
2. Wika Agustin
141540134770080
3. Sely Mizholla
141540134620065
4. Nur Kholifah
131540128160059
5. Yeni Indra Widiana
141540134780081
6. Nur Eisah
141540134520055
Kelas : 1A
Prodi : D3 Kebidanan
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014/2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika
Kesehatan yang berjudul “MUSKULOSKELETAL” dengan tepat waktu tanpa
halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan
informasi kepada pembaca tentang radioaktif, energi radiasi, radiasi pengion dan
efek biologis serta terapi radiasi.
Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan
sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi
ilmu yang bermanfaat.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak.
Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap
melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas
sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam
satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan,
berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan
segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak
yaitu sistem muskuloskeletal.
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam
maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui
mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.
Gerak
pada
manusia
disebabkan
oleh
kontraksi
otot
yang
menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan
otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang
berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot,
sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga
mampu menggerakan tulang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu mahasiswa memahami tentang anatomi fisiologi sistem
muskuloskeletal tubuh manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian muskuloskeletal.
b. Memahami tentang otot (muskular)
c. Memahami tentang sistem rangka (skeletal)
d. Mengetahui kelainan pada sistem muskuloskeletal
1
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
Skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot
tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh
adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi.
B. ( Muskulus / Muscle
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk
menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga
mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu
untuk berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan
protein tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh
istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian
besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :
1. Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak.
Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat
peredaran darah dan saraf.
2. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari
jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
tendon dibedakan sebagai berikut.
3
a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak
berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak
ketika otot berkontraksi.
C. Fungsi Sistem Otot
1. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
D. Ciri-Ciri Sistem Otot
Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot
memiliki 3 karakter, yaitu:
1. Kontrakstilitas, yaitu serabut otot berkontraksi dan menegang, otot
menjadi lebih pendek dari ukuran semula.
2. Ekstensibilitas, yaitu serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks (memanjang).
3. Elastisitas, yaitu serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.
4
E. Jenis-Jenis Otot
1. Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:
a.
Otot Rangka (Otot Lurik)
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk
sel yang panjang seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki
banyak inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut
otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b.
Otot Polo
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot
seperti silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel
ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan
mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
c.
Otot Jantung
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai
struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada
jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Memilki
banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar
antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
5
2. Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :
a. Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak
belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan. Contohnya:
1) Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya
otot bisep dan otot trisep.
2) Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas),
misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
b. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling
mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadrus. (Marieb & Mallat 2001)
c. Berdasarkan letaknya, otot dapat ditemukan diberbagai daerah
bagian tubuh dengan nama-nama otot tertentu, dapat dilihat pada
gambar berikut.
3. Mekanisme Kontraksi Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron
dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori
kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan
bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel
otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin.
Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling
menggelincir satu sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut
asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai
membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang
bergerak.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen
diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP
(adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin
difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
6
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat +
energi. Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
4. Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi,
dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot.
Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak
akan terjadi tanpa tulang.
a. Fungsi Rangka
1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen,
otot, jaringan lunak dan organ.
2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow
marrow)
3) Produksi sel darah (red marrow)
4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan
lunak.
5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat
bergerak karena adanya persendian.
b. Jenis Tulang
1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:
a) Tulang Rawan (kartilago)
Ada 3 macam tulang rawan, yaitu:
(1) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung
tulang pipa.
(2) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawancawan (tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula.
(3) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun
epiglotis dan faring.
7
telinga,
b) Tulang Sejati (osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai
sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa
(periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi
rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari :
c) Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh
darah, aliran limfe
d) Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris
e) Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempenganlempengan yang mengandung sel tulang)
f) Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi
makanan sampai ke osteon)
2) Berdasarkan matriksnya, yaitu:
a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan
rapat.
b) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.
3) Berdasarkan bentuknya, yaitu:
a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran
panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur.
b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya
pendek. Contohnya tulang yang terdapat pada pangkal kaki,
pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
c) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar.
Contohnya os scapula (tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.
d) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan
bentuk yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang
belakang).
e) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os
maxilla.
8
c. Sel – Sel Penyusun Tulang
1) Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan
osteosit dan mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan
fosfat ke dalam matriks tulang.
2) Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan
untuk pertukaran kimiawi melaui tulang yang padat
3) Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan
matriks tulang.
d. Organisasi Sistem Rangk
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk
suatu kerangka tubuh. Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai
berikut.
e. Rangka Aksia
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis
panjang tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada.
1) Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8
tulang kranial dan 14 tulang fasial.


Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari:
Tulang baji (sfenoid)
: 1 buah
Tulang tapis (etmoid)
: 1 buah
Tulang pelipis (temporal)
: 2 buah
Tulang dahi (frontal)
: 1 buah
Tulang ubun-ubun (parietal)
: 2 buah
Tulang kepala belakang (oksipital)
: 1 buah
Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari:
Tulang rahang atas (maksila)
: 2 buah
Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah
Tulang pipi (zigomatikus)
Tulang langit-langit (palatinum)
9
: 2 buah
: 2 buah
Tulang hidung (nasale)
: 2 buah
Tulang mata (lakrimalis)
: 2 buah
Tulang pangkal lidah (Konka inferor)
: 1 buah
2) Tulang Pendengaran (Auditory), terdiri dari:
Tulang martil (maleus)
: 2 buah
Tulang landasan (inkus)
: 2 buah
Tulang sanggurdi (stapes)
: 2 buah
3) Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara
laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot
mulut dan lidah. : 1 buah
4) Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan
memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan
gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang belakang
berjumlah 26 buah yang terdiri dari
Tulang leher (servikal)
: 7 buah
Tulang punggung (dorsalis)
: 12 buah
Tulang pinggang (lumbal)
: 5 buah
Tulang kelangkang (sakrum)
: 1 buah
Tulang ekor (koksigea) 4 ruas berfusi menjadi satu
: 1 buah
5) Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan
tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting
yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang rusuk
juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri
dari :
Tulang Rusuk Sejati (costae vera)
: 7 pasang
Tulang Rusuk Palsu (costae spuria)
: 3 pasang
Rusuk Melayang (costae fliktuantes)
: 2 pasang
6) Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk
pipih, antara lain:
Tulang hulu (manubrium)
: 1 buah
Tulang badan (gladiolus)
: 1 buah
10
Tulang bahu pedang (sifoid)
: 1 buah
(ketiganya bergabung menjadi satu buah tulang dada)
f. Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari
tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan
bawah terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan
dan kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota
gerak atas.
a) Tulang bahu, terdiri atas dua bagian:
Tulang belikat (skapula)
: 2 buah
Tulang selangka (klavikula)
: 2 buah
b) Tulang anggota gerak atas, terdiri dari:
Tulang lengan atas (humerus)
: 2 buah
Tulang hasta (ulna)
: 2 buah
Tulang pengumpil (radius)
: 2 buah
Tulang pergelangan tangan (karpal)
: 16 buah
(8 pada tiap tangan)
Tulang tapak tangan (metakarpal)
: 10 buah
(5 pada tiap tangan)
Tulang jari-jari (phalanges)
: 28 buah
(2 kali 14 ruas jari)
2) Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang
anggota gerak bawah.
a) Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian:
Tulang usus (ileum)
: 2 buah
Tulang duduk (iskhium)
: 2 buah
Tulang kemaluan (pubis)
: 2 buah
11
b) Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari:
Tulang paha (femur)
: 2 buah
Tulang tempurung lutut (patela)
: 2 buah
Tulang betis (fibula)
: 2 buah
Tulang kering (tibia)
: 2 buah
Tulang pergelangan kaki (tarsal)
: 14 buah
(7 pada tiap kaki)
Tulang tapak kaki (metatarsal)
: 10 buah
(5 pada tiap kaki)
Tulang jari kaki (phalanges)
: 28 buah
(2 kali 14 ruas jari)
F. Pembentukan Tulang
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7
minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang
pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari
jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel
pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses
pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi
suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem
Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan
menjadi matriks tulang. Kelak didalam senyawa protein ini terdapat pula
kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut
osifikasi.
G. Hubungan Antar Tulan
Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat
bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Sendi yang
menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat
12
Terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu:
1. Sinartrosis
Sinartrosis disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara
dua tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai
pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut
sutura/suture.
2. Amfiartosi
Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan
antara dua tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini
dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang
belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3. Diartosi
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara
dua tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas.
Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian
terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi
sebagai pelumas sendi.
Diartosis dapat dibedakan menjadi:
a. Sendi Engsel
Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os.
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan
antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b. Sendi Putar
Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya.
Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
13
c. Sendi Pelana/Sendi Sellari
Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os.
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os.
Pelvis virilis.
d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid
Sendi
Kondiloid
yaitu
hubungan
antar
tulang
yang
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke
kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang.
Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu
lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius
dengan Os. Carpal.
e. Sendi Peluru
Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os.
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os.
Pelvis virilis.
f. Sendi Luncur
Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang
serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat terjadi pada
hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan
tangan dan tulang pengumpil.
H. Kelainan Pada Sistem Muskuloskeletal
Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi sistem
muskuloskeletal adalah sebagai berikut.
1. Fraktura /patah tulang
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang
akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan
untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula
14
secepat mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya
ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan
menyatu, pen/platina akan diambil kembali.
2. Fisura/retak tulang
Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang.
3. Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang
Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah,
kelainan ini antara lain seperti berikut.
a) b)
c)
a. Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan.
b. Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang,
sehingga badan terlihat bongkok.
c. Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri
atau kanan.
4. Osteoporosis
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh
dan keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam
tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar kalsium
akan berkurang sedikit demi sedikit.
5. Rakhitis
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal
ini disebabkan dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini
berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolisme
kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu, dan
minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur
di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu
pembentukan vitamin D dalam tubuh.
6. Kram
Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang.
Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot
secara terus menerus.
15
7. Hipertropi
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini
disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan berolahraga. Hipertrofi
otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan.
8. Atrofi
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini
disebabkan karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian
latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang
meliputi sistem gerak yang terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ
tubuh yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk menggerakkan
rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan
tulang
rawan
(kartilago)
sebagai
tempat
menempelnya
otot
dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain
kontraktibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya,
otot terdiri atas origo dan insersi. Jenis-jenis otot antara lain yaitu otot lurik,
otot polos, dan otot jantung.
Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler.
Skeleton aksial terdiri atas tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang,
tulang iga atau rusuk, dan tulang dada, sedangkan skeleton apendikuler terdiri
atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak tangan, tungkai dan telapak kaki.
Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu tulang rawan dan
tulang sejati. Tulang sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang kompak
dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3, yaitu
tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan antartulang disebut
persendian atau artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis,
sinartrosis, dan diartrosis.
B. Saran
1. Pentingnya pengetahuan mengenai sistem muskuloskeletal sehingga
diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang anatomi
fisiologi sistem muskuloskeletal.
2. Dari berbagai teori anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tentang
berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan sistem tersebut
17
diharapkan mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan
tepat.
3. Dengan memahami anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, mahasiswa
diharapkan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby.
Philadelphia.
http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang, 10/12/2014, 13.42 WIB.
19
Download