OTORITAS JASA KEUANGAN (BAB 14) OLEH : REZEKIRO I.R (1802113408) SEJARAH PEMBENTUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) Perkembangan pasar modal di Batavia diikuti dengan pembukaan pasar saham di Surabaya dan Semarang. Namun, Perang Dunia II mempengaruhi stabilitas nasional yang memaksa pemerintah kolonial untuk menutup bursa pada tahun 1940. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945, pemerintah membuka kembali bursa di Jakarta pada tahun 1952. Setelah itu, perkembangan bursa saham berkembang dengan pesat meskipun efek yang diperdagangkan adalah sekuritas yang diterbitkan sebelum perang Dunia II. Situasi tersebut hanya berjalan hingga tahun 1958. SEJARAH PEMBENTUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) Pemerintahan orde baru pada tahun 1966 mencoba menciptakan stabilitas dan perbaikan perekonomian Indonesia. Pada tahun 1976 dibentuklah Badan Pelaksana Pasar Modal dan pada 10 Agustus 1977 pasar modal Indonesia dibuka kembali dengan memberikan PT Semen Cibinong untuk bisa melakukan penawaran saham perdana. Pada periode 1977-1987, pasar modal Indonesia berkembang sangat lambat. Selanjutnya, Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK.013/1990 tentang Pasar Modal. Sejalan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai bekerja pada tahun 1991. Untuk memperkuat perkembangan pasar modal di Indonesia, Hukum Pasar Modal diluncurkan pada tanggal 10 November 1995 dan berlaku efektif per tanggal 1 Januari 1996. SEJARAH PEMBENTUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) Untuk mengatasi masalah krisis keuangan, pemerintah Indonesia mendirikan sebuah badan khusus untuk melaksanakan pengawasan perbankan sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Namun dalam proses hingga 2010, pembentukan lembaga pengawasan tersebut atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum bisa terealisasi. Akhirnya pada tahun 2011 sebagai upaya dalam reformasi sektor keuangan, pemerintah dan DPR sepakat membentuk OJK. kemudian pada tanggal 22 November 2011 diterbitkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. OJK disebut sebagai lembaga Independen yang akan bekerja per 31 Desember 2012 yang mengalihkan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan lembaga jasa Keuangan lainnya dari menteri Keuangan dan badan pengawas pasar modal dan Lembaga Keuangan ke OJK. Kemudian pada tanggal 31 Desember 2013, giliran fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia (BI) juga dialihkan ke OJK. VISI Visi otoritas OJK adalah menjadi Lembaga pengawas industry jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industry jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum. MISI Misi otoritas OJK adalah : 1. 2. 3. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel Mewujudkan sistem keuangan berkelanjutan dan stabil yang tumbuh Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat secara TUJUAN Tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel. Selain itu OJK diharapkan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. FUNGSI Fungsi dari OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. TUGAS OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) NILAI STRATEGIS OJK Intregitas bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen Profesionalisme bekerja dengan tanggungjawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik Sinergi berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal secara produktif dan berkualitas Inklusif terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memberi kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan Visioner memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat ke depan (Forward Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box Thinking) STRUKTUR ORGANISASI OJK 1. Dewan Komisioner OJK 2. Pelaksana Kegiatan Operasional STRUKTUR DEWAN KOMISIONER 1. Ketua merangkap anggota 2. Wakil ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota 3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota 4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota 5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya merangkap anggota STRUKTUR DEWAN KOMISIONER 6. Ketua Dewan Audit merangkap anggota 7. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindunagn Konsumen 8. Anggota Ex-Officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Indonesia 9. Anggota Ex-Officio dari Kementrian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon Kementrian Keuangan Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawas Sektor Pasar Modal Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawas Sektor IKNB PELAKSANA KEGIATAN OPERASIONAL Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawas Sektor Perbankan Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen KODE ETIK Kode etik OJK adalah norma dan asas mengenai kepatutan dan kepantasan yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh Anggota Dewan Komisioner, Pejabat, dan Pegawai OJK dalam pelaksanaan tugas. PENERBITAN SEKURITAS : PROSES PENDAFTARAN Sejumlah aturan OJK mengatur pembebasan dari penawaran umum. Sebuah penawaran sekuritas tidak dianggap sebagai penawaran umum sesuai dengan UU Pasar Modal tahun 1995 jika jumlah total dana yang ditawarkan kurang dari satu miliar rupiah. Oleh karena itu, dalam penawaran tersebut tidak ada persyaratan untuk mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK. PENERBITAN SEKURITAS : > > PROSES PENDAFTARAN Pernyataan Pendaftaran Pernyataan pendaftaran bagi perusahaan kecil dan menengah di data dari total asset yang tidak lebih dari seratus juta rupiah. Termasuk di dalam pernyataan pendaftaran adalah prospektus, prospektus ringkasan laporan keuangan yang telah di audit, comfort letter, perjanjian emisi, dan lain-lain. Informasi dalam prospektus meliputi informasi dasar serta informasi tentang tujuan penggunaan dana, deskripsi dari sekuritas yang ditawarkan, dan rencana distribusi termasuk nama pokok penjamin emisi (jika ada). Pengajuan untuk obligasi harus mencakup ringkasan informasi tentang syarat dasar dalam kontrak, termasuk yang berkaitan dengan besaran utang dibandingkan dengan utang lainnya sehingga investor mendapatkan informasi tentang risiko keuangan obligasi kepada perusahaan. Pernyataan pendaftaran harus ditandatangani oleh direktur dan komisaris perusahaan. Perusahaan kemudian mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK. TINJAUAN OJK DAN PENAWARAN UMUM OJK akan memberikan pengungkapan penuh dan wajar kepada investor potensial atas semua informasi yang diperlukan untuk penilaian risiko sekuritas dan return ekspektasi. Perusahaan yang sudah memiliki saham untuk diperdagangkan secara luas juga harus dilakukan tinjauan yang sama. Setelah pernyataan pendaftaran efektif, adalah 35 hari, kecuali perusahaan menerima surat komentar (perusahaan dapat mulai menjual sekuritas kepada public. Periode tinjauan berisi kekurangan yang harus diperbaiki sebelum sekuritas dapat ditawarkan untuk dijual) dari OJK. Periode waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang telah diaudit dan dipublikasikan dalam prospectus dan tanggal efektif pernyataan pendaftaran tidak boleh melebihi 180 hari. Jika melebihi 180 hari maka laporan keuangan yang telah diaudit tersebut harus segera diserahkan. TINJAUAN OJK DAN PENAWARAN UMUM > > Kewajiban Hukum Akuntan dalam Proses Pendaftaran Hukum Pasar Modal 1995 membuat kewajiban hukum yang sangat luas bagi semua peserta dalam proses pendaftaran, dan paparan hukum ini sangat penting bagi akuntan karena pengungkapan keuangan merupakan bagian penting pernyataan pendaftaran. Dibawah aturan Bapepam-LK Nomor VIIII.G.5, akuntan bertanggung jawab atas kesalahan informasi material ataupun informasi yang salah sebelum tanggal efektif pernyataan pendaftaran tersebut. PERSYARATAN LAPORAN BERKALA UU Pasar Modal tahun 1995 mengatur perdagangan sekuritas dan membebankan persyaratan pelaporan pada perusahaan yang melakukan perdagangan efek di bursa saham. Perusahaan publik (perusahaan dengan modal lebih dari tiga miliar rupiah dan yang sekuritasnya dipegang oleh lebih dari 300 orang) diwajibkan untuk mengajukan pernyataan pendaftaran ke OJK. Setelah perusahaan dianggap sebagai emiten atau perusahaan publik, mereka harus mengajukan laporan secara berkala seperti laporan tahunan, laporan keuangan interim, serta laporan yang terkait dengan OJK. Emiten juga wajib melaporkan laporan yang tidak terjadwal (laporan insidental) yang berisi informasi material, yang mungkin memengaruhi harga sekuritas atau keputusan investor diantaranya seperti merger, akuisisi, konsolidasi, penggantian auditor perusahaan, dan lain-lain. Laporan insidental harus dilaporkan paling lambat dua hari kerja setelah peristiwa tersebut terjadi. Laporan lainnya adalah kewajiban direksi dan komisaris perusahaan untuk melaporkan kepada OJK mengenai kepemilikan saham dan perubahan kepemilikan. Laporan tersebut harus disampaikan tidak lebih dari 10 hari setelah tanggal transaksi. PENERAPAN KETENTUAN SARBANES-OXLEY ACT TAHUN 2002 DI PASAR MODAL INDONESIA Penerbitan Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 (SOX) pada bulan Juli 2002 telah membawa pengaruh yang signifikan bagi profesi akuntansi diseluruh dunia. Di Indonesia, beberapa ketentuan SOX diadopsi. Dewan Pengawas Perusahaan Akuntansi Publik (Public Company Accounting Oversight Board/PCAOB) Di Indonesia tidak ada badan yang setara seperti PCAOB di AS atau Jepang. OJK sebagai regulator pasar modal memerlukan pendaftaran akuntan yang ingin melakukan kegiatan di pasar modal. Selain itu, OJK memiliki kewenangan untuk menyetujui, menangguhkan, dan mencabut pendaftaran akuntan. Auditor Independen Kantor akuntan publik hanya dapat memberikan jasa audit umum untuk klien dalam waktu tidak lebih dari 6 tahun fiskal berturut-turut sedangkan untuk akuntan publik batasnya selama 3 tahun berturutturut pada tahun fiskal. Kantor akuntan publik dan akuntan publik diizinkan untuk mengaudit klien setelah satu tahun fiskal di mana klien belum diaudit. PENERAPAN KETENTUAN SARBANES-OXLEY ACT TAHUN 2002 DI PASAR MODAL INDONESIA Tanggung Jawab Perusahaan Komite Audit bertanggung jawab untuk memberikan nasihat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal lain yang telah disampaikan oleh Direksi, mengidentifikasi masalah yang perlu perhatian dan melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan tugas Dewan Direksi seperti meninjau informasi keuangan perusahaan yang akan dirilis ke public, meninjau pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal dan meninjau kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan di pasar modal. Peningkatan Pengungkapan Keuangan Sejalan dengan bagian 402 dari SOX, Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.I tahun 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu menjelaskan adanya benturan kepentingan sebagaimana perbedaan kepentingan ekonomi antara perusahaan dan direktur, komisaris, dan pemegang saham utama yang dapat merugikan perusahaan. Transaksi afiliasi harus diungkapkan kepada publik dan dilaporkan kepada OJK tidak lebih dari 2 hari setelah tanggal transaksi. Peraturan yang sejalan dengan pasal 404 dari SOX tidak disyaratkan di pasar modal Indonesia. OJK dalam Peraturan Nomor VIII.G.II tahun 2003 hanya membutuhkan pernyataan dari direksi perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab atas sistem pengendalian internal. PERSYARATAN PENGUNGKAPAN OJK mengingatkan pendaftar terhadap komitmen untuk pengungkapan secara penuh dan wajar dari informasi keuangan yang dibutuhkan oleh investor. OJK telah mensyaratkan kepada manajemen, terkait kebutuhan akan analisis dan kinerja perusahaan. Analisis dan Diskusi Manajemen Analisis dan diskusi manajemen terkait kondisi keuangan perusahaan dan hasil kinerja operasi adalah bagian dari informasi dasar yang diperlukan dalam semua pengajuan yang diberikan kepada OJK. Laporan keuangan tersebut dapat dikatakan sebagai tanggapan manajemen terhadap konsekuensi ekonomi dan keputusan yang sudah diambil dalam satu periode. Elemen kunci dalam analisis dan diskusi manajemen adalah pandangan terhadap likuiditas dan solvabilitas atas data historis maupun ekspektasi masa depan. Pengungkapan Pro Forma Pengungkapan pro forma pada dasarnya merupakan penjelasan atas penyajian keuangan yang diambil dari laporan keuangan. Pernyataan pro forma digunakan untuk menunjukkan dampak dari transaksi besar yang terjadi setelah akhir periode fiscal atau yang telah terjadi selama setahun, tetapi tidak sepenuhnya tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Jika peristiwa tersebut terjadi setelah tanggal laporan keuangan, tetapi sebelum auditor menandatangani laporan keuangan, maka informasi keuangan pro forma harus disajikan dalam catatan atas laporan keuangan (CALK) seolah-olah transaksi yang terjadi pada pernyataan terbaru dari posisi keuangan atau pada permulaan periode sebelumnya. Thanks!