keputusan - Hukumonline

advertisement
www.hukumonline.com
PENJELASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1982
TENTANG
PELAKSANAAN EKSPOR, IMPOR DAN LALU LINTAS DEVISA
UMUM
Akhir-akhir ini ekspor barang-barang hasil pertanian, industri dan kerajinan rakyat di pasaran
internasional mengalami kemerosotan akibat pengaruh dari resesi dunia, diskriminasi tarif, saingan
dari negara produsen lain di dunia, sehingga untuk meningkatkan ekspor perlu diambil langkahlangkah memperkuat daya saing barang-barang ekspor Indonesia.
Untuk itu perlu diciptakan suatu suasana agar para pengusaha dan eksportir dapat melakukan
usaha-usaha penerobosan pasar serta dapat menghadapi saingan dengan lebih mantap.
Kebijaksanaan yang dilakukan adalah membebaskan para eksportir dari kewajiban menjual devisa
yang diperolehnya kepada Bank Indonesia. Kebijaksanaan ini bertujuan agar para Eksportir dapat
memanfaatkan devisa semaksimal mungkin baik untuk pembelian bahan atau barang modal guna
menunjang ekspornya, maupun untuk mendapat hasil maksimal dari penggunaan devisa yang
dimilikinya.
Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah dimaksud perlu diadakan penyempurnaan cara
pembayaran transaksi ekspor dan impor dengan memperluas cara pembayaran sesuai dengan
yang lazim dipergunakan dalam perdagangan luar negeri. Dalam rangka ini Pemerintah
menyediakan pula fasilitas kredit ekspor, jaminan kredit ekspor dengan syarat-syarat lunak.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Dalam pasal ini ditegaskan asas kebebasan lalu lintas devisa. Asas kebebasan ini tidak
membedakan sumber-sumber devisa bersangkutan, sehingga baik devisa hasil ekspor maupun
devisa dari sumber lain misalnya ekspor jasa, transfer dan lain-lain bebas diperoleh, dimiliki
maupun digunakan.
Pasal 2
Ayat (1)
Devisa yang diperoleh Eksportir dari hasil ekspor barang dan atau jasa tidak diwajibkan
untuk dijual kepada Bank Indonesia, sehingga dapat dimiliki dan dapat dengan bebas
digunakan sesuai dengan keperluannya termasuk untuk mengimpor bahan-bahan yang
diperlukan.
Ayat (2)
Apabila eksportir menjual sebagian atau seluruhnya devisa yang diperoleh dari hasil ekspor
barang dan atau jasa kepada Bank Indonesia wajib membeli dengan kurs yang terjadi dalam
Bursa Valuta Asing.
Ketentuan ini berarti bahwa eksportir disamping dapat menjual devisanya kepada Bank
Indonesia dapat pula menjual sebagian atau seluruh devisanya kepada Bank Devisa importir
atau pihak-pihak lain yang memerlukan devisa. Bank Indonesia mengatur tata cara
penjualan devisa yang diperoleh dari hasil ekspor kepada Bank Devisa serta penjualannya
lebih lanjut kepada Bank Indonesia.
Ayat (3)
Apabila importir membeli sebagian atau seluruh devisa yang diperlukan untuk impor dari
Bank Indonesia, maka Bank Indonesia wajib menjualnya dengan kurs yang terjadi dalam
bursa Valuta Asing. Ketentuan ini berarti bahwa Importir disamping dapat membeli devisa
dari Bank Indonesia dapat pula membeli sebagian atau seluruh devisa yang diperlukan dari
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Bank Devisa, Eksportir atau pihak-pihak lain yang bersedia menjualnya. Bank Indonesia
mengatur tata cara pembelian devisa untuk impor yang dilakukan melalui Bank Devisa.
Pasal 3
Ayat (1)
Pembayaran Ekspor dan Impor dapat dilakukan dengan:
1.
Pembayaran di muka (Advance Payment)
2.
Letter of Credit (L/C).
3.
Wesel inkaso (Collection Draft) dengan kondisi Document Against Payment (D/P) dan
dokumen Against Acceptance (D/A).
4.
Perhitungan kemudian (Open Account)
5.
Konsinyasi.
6.
Cara Pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai
kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3210
www.hukumonline.com
Download