TEMPAT PENJUALAN HEWAN Pemenuhan kebutuhan hewan kurban di wilayah Provinsi Jawa Barat umumnya berasal dari hewan yang didatangkan dari berbagai daerah dan diperdagangkan di wilayah Provinsi Jawa Barat. Masih banyak tempat penjualan hewan berada di lokasi yang tidak diperuntukkan sebagai tempat penjualan hewan. Fasilitas tempat penjualan hewan terkadang tidak memenuhi persyaratan, padahal umumnya hewan yang diperdagangkan berada di tempat penjualan lebih dari 1 minggu. Penanganan dan kondisi hewan kurban di tempat penjualan hewan juga sering tidak diperhatikan dengan baik. 1 Lokasi, Fasilitas, dan Kondisi Tempat Penjualan Hewan a. Tempat penjualan hewan berada di tempat yang tidak mengganggu ketertiban umum, misalnya tidak di atas trotoar atau di tengah pemukiman yang padat (Gambar 2). Gambar 2 Hewan tidak boleh dijual di trotoar jalan atau tempat yang mengganggu ketertiban umum lainnya b. Penjualan hewan dilakukan di tempat penjualan yang resmi atau di tempat yang diijinkan oleh Dinas terkait. c. Tempat penjualan mampu melindungi hewan dari pengaruh cuaca yang ekstrim, seperti panas matahari dan hujan (Gambar 3). Gambar 3 Tempat penjualan hewan mampu melindungi hewan dari pengaruh cuaca ekstrim d. Kapasitas tempat penjualan hewan disesuaikan dengan jumlah dan jenis hewan yang akan dijual. Luas tempat penjualan hewan minimal 1 m2/ekor untuk domba atau kambing dan 2 m2/ekor untuk sapi atau kerbau. e. Hewan ditempatkan pada kandang yang bersih dan kering (Gambar 4). Gambar 4 Tempat penjualan hewan harus bersih dan kering serta diberi pembatas yang kuat f. Tempat penjualan hewan diberi pembatas/pagar yang kuat dan tidak terdapat bagian yang bisa menyebabkan hewan terluka/cedera atau sakit, serta tidak memungkinkan hewan untuk melarikan diri. g. Terdapat akses jalan dan fasilitas yang memudahkan penurunan dan pengangkutan hewan sesuai dengan jenis hewan. Gambar 5 Lantai tidak boleh licin, basah, becek, dan terdapat genangan air h. Lantai tidak licin, dibuat miring agar air tidak menggenang, dan diberi alas yang memadai sehingga hewan tidak langsung kontak dengan lantai yang basah dan atau kotor (Gambar 5). i. Terdapat saluran atau fasilitas pembuangan limbah sehingga kotoran hewan tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan bau busuk/menyengat. j. Terdapat tempat pakan dan tempat minum yang terjaga kebersihannya, mencukupi jumlahnya, dan mudah dijangkau hewan. 2 Penerimaan dan Penanganan Hewan a. Hewan yang baru tiba diperiksa kondisinya. Jika hewan terlihat sakit/cacat/cedera dipisahkan dan dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan di kecamatan/suku dinas/dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan. Hewan sakit/cacat tidak dijual sebagai hewan kurban. b. Hewan dari jenis (ras) dan ukuran yang berbeda tidak dicampur dalam satu kandang, contoh: sapi tidak dicampur dengan domba dalam satu kandang. Bila memungkinkan sapi kecil tidak dicampur dengan sapi besar. c. Hewan yang agresif dipisahkan dari hewan yang lain. d. Bila hewan diikat, panjang tali masih memungkinkan hewan leluasa bergerak, istirahat/berbaring dan makan/minum. Harus dipastikan agar tali tidak mencekik dan tidak menjerat hewan tersebut dan hewan lain di sekitarnya (Gambar 6). e. Kondisi hewan harus dipantau minimal 2 kali sehari untuk memastikan kondisi hewan tetap baik. f. Tidak boleh memberi perlakuan yang dapat menyebabkan hewan tertekan/stres, sakit, atau panik, seperti memukul, mencambuk, atau perlakuan kasar lainnya. Gambar 6 3 Panjang tali yang digunakan untuk mengikat hewan masih memungkinkan hewan leluasa bergerak, istirahat/berbaring dan makan/minum Ketersediaan Pakan dan Minum a. Pakan untuk hewan disediakan secara cukup dan air minum yang tidak terbatas. Pakan sapi berupa rumput sebanyak 20 kg/ekor/hari dan atau konsentrat sebanyak 5 kg/ekor/hari. Pakan kambing/domba berupa rumput sebanyak 3 kg/ekor/hari dan atau konsentrat sebanyak 0,5 kg/ekor/hari. b. Khusus untuk pakan yang basah dan mudah berbau/basi, sisa pakan pada hari sebelumnya dibuang sebelum pemberian pakan yang baru. c. Air minum dipastikan dalam kondisi bersih, tidak keruh, dan tidak berbau. 4 Penanganan Hewan Sakit a. Bila terdapat hewan sakit, pisahkan hewan tersebut dari hewan sehat. Segera laporkan hewan sakit ke petugas kesehatan hewan di kecamatan/suku dinas/dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan. b. Hewan sakit atau dalam masa pengobatan dengan obat yang dapat meninggalkan residu yang merugikan kesehatan konsumen, seperti antibiotik, tidak boleh dijual untuk disembelih sebagai hewan kurban.