SIFAT-SIFAT DASAR MATRIKS SKEW - e

advertisement
Jurnal Barekeng
Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
SIFAT-SIFAT DASAR MATRIKS SKEW HERMITIAN
Basic Properties of Skew Hermitian Matrices
LIDIA SALAKA1, HENRY W. M. PATTY2, MOZART WINSTON TALAKUA3
1
Mahasiswa JurusanMatematika FMIPA UNPATTI
2,3
StafJurusan Matematika FMIPA UNPATTI
Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari elemen-elemen yang diatur
dalam baris dan kolom. Matriks dengan elemen-elemen penyusunnya merupakan bilangan
kompleks dikenal dengan matriks bilangan kompleks. Salah satu bentuk khusus dari
matriks bilangan kompleks adalah matriks Skew Hermitian beserta sifat-sifatnya yang
menjadikan matriks tersebut berbeda dengan matriks real. Penelitian ini membahas
bagaimana mengetahui bentuk dari matriks Skew Hermitian, serta sifat-sifat aljabar matriks
yang berlaku pada matriks Skew Hermitian, dengan tahapan penelitian sebagai berikut:
mengubah matriks Hermitian menjadi matriks Skew Hermitian dengan cara mengenakan
operasi pergandaan skalar ๐‘– (bilangan imajiner) pada matriks Hermitian, menyusun sifatsifat dasar matriks Skew Hermitian berdasarkan sifat dan definisi dari elemen-elemen
penyusunnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebuah matriks bujursangkar merupakan
matriks Skew Hermitian jika setiap elemen-elemen penyusunnya merupakan bilangan
kompleks beserta transpose konjugatnya dan matriks tersebut identik dengan negatif
matriks transpose konjugatnya. Keterkaitannya dengan bentuk matriks lainnya juga
merupakan suatu sifat yang berlaku pada matriks Skew Hermitian.
Kata kunci : bilangan kompleks, konjugat transpose, matriks, matriks Hermitian
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan aljabar telah ditemukan
beberapa bentuk matriks khusus dengan sifat-sifatnya
yang dapat digunakan untuk meneliti perkembangan
aljabar matriks. Salah satu diantaranya adalah bentuk
khusus dari matriks bilangan kompleks beserta sifatsifatnya yang menjadikan matriks tersebut berbeda
dengan matriks real. Salah satu bentuk dari matriks
bilangan kompleks adalah matriks Hermitian yang
ditemukan pada tahun 1855 oleh Charles Hermite, yang
menyatakan bahwa suatu matriks Hermitian adalah suatu
matriks kompleks berukuran ๐‘› × ๐‘› yang memiliki nilai
yang sama dengan matriks transpose konjugatnya, dengan
diagonal utamanya adalah bilangan real.
Seperti diketahui bahwa operasi matriks tidak
terlepas dari operasi-operasi penjumlahan, operasi
pergandaan, dan operasi pergandaan skalar. Pada matriks
Hermitian pun berlaku operasi-operasi tersebut, salah satu
diantaranya adalah operasi pergandaan skalar. Jika pada
matriks Hermitian dikenakan operasi pergandaan skalar ๐‘–
(bilangan imajiner), menghasilkan suatu matriks yang
baru, dimana negatif matriks tersebut sama dengan
matriks transpose konjugatnya, dan elemen pada diagonal
utamanya adalah bilangan imajiner murni. Bentuk matriks
baru ini yang dikenal dengan matriks Skew Hermitian.
Selanjutnya dengan memperhatikan elemen diagonal
utama
beserta
elemen
transpose
konjugatnya,
mengakibatkan adanya perbedaan bentuk dan sifat-sifat
dari matriks Skew Hermitian jika dibandingkan dengan
matriks Hermitian dan matriks lainnya. Hal inilah yang
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul Sifat-sifat Dasar Matriks Skew Hermitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Matriks adalah suatu konsep dasar dalam dunia
Aljabar yang pertama digunakan pada tahun 1850 oleh
Sylvester, yang mendefinisikan matriks sebagai susunan
20
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
elemen-elemen dalam bentuk bujursangkar. Kemudian
pada tahun 1855 Charles Hermite memperkenalkan
matriks Hermitian sebagai bentuk dari matriks bilangan
kompleks.
Dengan merujuk pada buku Schaum’s Outlines
Aljabar Linier Edisi Ketiga, matriks dapat dibedakan
menjadi matriks-matriks khusus diantaranya matriks
transpose, matriks simetri, matriks simetri miring, dan
lain-lain. Selain bentuk-bentuk matriks di atas, dalam
jurnal Lecture Notes For Math 623 Matrix Analysis,yang
disusun oleh Michael E. O’Sullivan (April 18,2013)
ditulis tentang matriks Skew Hermitian dengan
keistimewaan dan keunikannya. Berdasarkan sumber
tersebut dan dukungan beberapa literatur lainnya peneliti
mencoba menyusun sebuah penelitian dengan harapan
semoga dapat mudah dipahami.
Definisi 1 (Matriks)
Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang
dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan
kolom. Matriks ๐ด ditulis sebagai berikut:
๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ด = โ€–๐‘Ž๐‘–๐‘— โ€– = [ โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฑ
โ‹ฎ ]
๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘š๐‘›
Susunan di atas disebut sebuah matriks ๐‘š kali ๐‘› (ditulis
๐ด๐‘š×๐‘› ) karena memiliki ๐‘š baris dan ๐‘› kolom. Sebagai
aturan, kurung siku [ ], kurung biasa ( ) atau
bentuk || || digunakan untuk mengurangi susunan persegi
panjang dari bilangan-bilangan tersebut.
Teorema 1
Jika ukuran matriks ๐ด dan ๐ต adalah sedemikian sehingga
operasi matriks dapat dikerjakan, maka
(a) (๐ด๐‘‡ )๐‘‡ = ๐ด
(b) (๐ด + ๐ต)๐‘‡ = ๐ด๐‘‡ + ๐ต๐‘‡ dan (๐ด − ๐ต)๐‘‡ = ๐ด๐‘‡ − ๐ต๐‘‡
(c) (๐‘˜๐ด)๐‘‡ = ๐‘˜๐ด๐‘‡ , ๐‘˜ skalar
(d) (๐ด๐ต)๐‘‡ = ๐ต๐‘‡ ๐ด๐‘‡
Definisi 2 (Matriks Simetris Miring)
Diberikan matriks bujur sangkar ๐ด maka matriks simetris
miring adalah matriks yang memenuhi:
−๐ด = ๐ด๐‘‡
Contoh 1
0
A = [−3
4
0 −3
๐ด๐‘‡ = [ 3
0
−4 5
Jadi −๐ด = ๐ด๐‘‡
3
0
−5
4
−5]
0
−4
5 ] − ๐ด = (−1)๐ด
0
0
3 −4
= (−1) [−3 0
5]
4 −5 0
0 −3 4
=[ 3
0 −5]
−4 5
0
Definisi 3 ( Matriks Hermitian )
Diberikan matriks kompleks bujur sangkar ๐ด maka
matriks Hermitian adalah matriks yang memenuhi :
๐‘‡
๐ด = ฬ…ฬ…
๐ดฬ…ฬ…
Contoh 2
3
A = [1 + 2i
4 − 7i
1 − 2i
−4
2i
4 + 7i
−2i ]dan
5
3
AT = [1 − 2i
4 + 7i
1 + 2i
−4
−2i
4 − 7i
2i ]
5
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
3
1 − 2i 4 + 7i
ฬ…Aฬ…ฬ…Tฬ… = [1 + 2i
−4
−2i ]
4 − 7i
2i
5
3
ฬ…Aฬ…ฬ…Tฬ… = [1 + 2i
4 − 7i
1 − 2i
−4
2i
4 + 7i
−2i ] = ๐ด
5
๐‘‡
Jadi ๐ด = ฬ…ฬ…
๐ดฬ…ฬ…
Definisi 4 (Vektor)
Vektor merupakan besaran yang mempunyai arah dan
mempunyai panjang (magnitude) dan diberi notasi dengan
huruf tebal, misalnya: ๐’—, ๐’–, ๐’˜ dan ๐’‘.
Sebuah vektor ๐’‚ berdimensi n adalah suatu aturan n tuple
dari bilangan-bilangan ditulis sebagai baris (๐‘Ž1 , ๐‘Ž2 , … , ๐‘Ž๐‘› )
atau sebagai sebuah kolom
๐‘Ž1
๐‘Ž2
[โ‹ฎ]
๐‘Ž๐‘›
๐‘Ž๐‘– merupakan komponen-komponen vektor dimana
๐‘Ž๐‘– ∈ โ„ dan ๐‘– = 1,2, … , ๐‘›.
Definisi 5 (Ruang Vektor)
Misalkan V sebarang himpunan dan ๐‘‰ ≠ ∅. Himpunan ๐‘‰
disebut ruang vektor atas lapangan ๐ฟ terhadap operasi
” + " dan ”. " yang didefinisikan padanya jika (∀๐‘ข, ๐‘ฃ, ๐‘ค ∈
๐‘‰)(∀๐‘˜, ๐‘™, ∈ ๐ฟ) dipenuhi aksioma-aksioma berikut :
1. ๐’– + ๐’— ∈ ๐‘ฝ
2. (๐’– + ๐’—) + ๐’˜ = ๐’– + (๐’— + ๐‘ค)
3. ๐’– + 0 = 0 + ๐’–
4. ๐’– + (−๐’–) = 0
5. ๐’– + ๐’— = ๐’— + ๐’–
6. ๐‘˜๐’– ∈ ๐‘ฝ
7. ๐‘˜(๐‘™๐’–) = (๐‘˜๐‘™)๐’–
8. ๐‘˜(๐’– + ๐’—) = ๐‘˜๐’– + ๐‘˜๐’—
9. (๐‘˜ + ๐‘™)๐’– = ๐‘˜๐’– + ๐‘™๐’–
10. 1 ๐’– = ๐’–
Definisi 6 (Bilangan Kompleks)
Sebuah bilangan kompleks ๐‘ง ∈ โ„‚ terdiri atas bagian nyata
๐‘ฅ = ๐‘…๐‘’(๐‘ง) dan bagian imajiner ๐‘ฆ = ๐ผ๐‘š(๐‘ง) dengan bentuk
๐‘ง = ๐‘ฅ + ๐‘–๐‘ฆ. Untuk ๐‘– sebuah bilangan imajiner ๐‘– = √−1.
Untuk selanjutnya bilangan kompleks ๐‘ง๐‘› = ๐‘ฅ๐‘› + ๐‘–๐‘ฆ๐‘›
dengan ๐‘› = 1,2,3, …
Definisi 7 (Kesekawanan/Conjugation)
Diberikan ๐‘ง ∈ โ„‚, ๐‘ง = ๐‘ฅ + ๐‘–๐‘ฆ maka sekawan ๐‘ง dituliskan
sebagai ๐‘งฬ… dan didefinisikan sebagai ๐‘งฬ… = ๐‘ฅ − ๐‘–๐‘ฆ, ๐‘งฬ… ∈ โ„‚.
Silaka|Patty |Talakua
21
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
Definisi 8 (Pembagian Bilangan Kompleks)
Diberikan ๐‘ง1 , ๐‘ง2 ∈ โ„‚ , hasil pembagian dua bilangan
kompleks berlaku sesuai dengan:
๐‘ง1 ๐‘ง1 ๐‘งฬ…2
=
๐‘ง2 ๐‘ง2 ๐‘งฬ…2
Teorema 2
Operasi-operasi yang didefinisikan pada
kompleks memenuhi hukum-hukum berikut:
(a) Hukum komutatif
(i).๐‘ง1 + ๐‘ง2 = ๐‘ง2 + ๐‘ง1 ; ii). ๐‘ง1 ๐‘ง2 = ๐‘ง2 ๐‘ง1
(b) Hukum asosiatif
(i).๐‘ง1 + (๐‘ง2 + ๐‘ง3 ) = (๐‘ง1 + ๐‘ง2 ) + ๐‘ง3 ;
(ii). ๐‘ง1 (๐‘ง2 ๐‘ง3 ) = (๐‘ง1 ๐‘ง2 )๐‘ง3
(c) Hukum distributif
๐‘ง1 (๐‘ง2 + ๐‘ง3 ) = (๐‘ง1 ๐‘ง2 + ๐‘ง1 ๐‘ง3 )
(d) Distributivitas kesekawanan
(i). ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ง1 + ๐‘ง2 = ๐‘งฬ…1 + ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ง2 ;
(ii). ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ง1 − ๐‘ง2 = ๐‘งฬ…1 − ฬ…ฬ…ฬ…;
๐‘ง2
(iii). ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ง1 ๐‘ง2 = ๐‘งฬ…1 ฬ…ฬ…ฬ…;
๐‘ง2
(iv). ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ง1 /๐‘ง2 = ๐‘งฬ…1 /๐‘งฬ…2
(e) ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘งฬ…) = ๐‘ง
(f) ๐‘ง๐‘งฬ… = (๐‘ฅ + ๐‘–๐‘ฆ)(๐‘ฅ − ๐‘–๐‘ฆ)
2
= ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฆ 2 = (๐‘…๐‘’(๐‘ง)) +
bilangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Matriks Skew Hermitian
Definisi 9
Sebuah matriks ๐ด ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› dengan transpose
konjugatnya ๐ด∗ disebut Matriks
Skew Hermitian jika,
−๐ด = ๐ด∗
dengan
elemen-elemen
penyusunnya
merupakan bilangan kompleks, dan semua elemen pada
diagonal utama merupakan bilangan imajiner. Elemen
pada baris ke-k kolom ke-l sama dengan negatif konjugat
kompleks dari elemen pada baris ke-l kolom ke-k, atau
dengan kata lain untuk setiap ๐‘Ž๐‘˜๐‘™ , ๐‘Ž๐‘™๐‘˜ ∈ โ„‚ dan ๐‘˜, ๐‘™ =
1,2, … , ๐‘›, berlaku ๐‘Ž๐‘˜๐‘™ = −๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…๐‘™๐‘˜
Matriks Skew Hermitian ๐ด dinotasikan dengan:
๐‘Ž11
๐‘Ž21
๐ด = {[ โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1
๐‘Ž12
๐‘Ž22
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž2๐‘›
] |๐‘Ž๐‘˜๐‘™ = −๐‘Žฬ…๐‘™๐‘˜ ∈ โ„‚ , ๐‘Ž๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐‘–๐‘š(๐‘ง)}
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›๐‘›
Himpunan matriks-matriks Skew Hermitian dengan orde
๐‘› dinotasikan dengan ๐’ฎ๐ป๐‘› .
Contoh 3
−๐‘–
2+๐‘–
Matriks ๐ด = [
],
−2 + ๐‘–
0
๐‘–
2+๐‘–
−2 + ๐‘–
๐ต = [−2 + ๐‘–
0
3 − 2๐‘– ] adalah matriks Skew
2 + ๐‘– −3 − 2๐‘–
0
Hermitian.
Penyelesaian :
Untuk matriks ๐ด , dengan mentranspose-konjugatkan
matriks ๐ด maka diperoleh:
−๐‘–
−2 + ๐‘–
๐ด๐‘‡ = [
]
2+๐‘–
0
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−2 + ๐‘–
๐‘‡ = [ −๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ด
]
2+๐‘–
0
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…
−2 + ๐‘–]
= [ −๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2+๐‘–
0ฬ…
๐‘–
−2 − ๐‘–
] = −๐ด
2−๐‘–
0
∗
Karena ๐ด = −๐ด , maka ๐ด adalah matriks Skew
Hermitian.
Untuk matriks ๐ต , dengan mentranspose-konjugatkan
matriks ๐ต maka diperoleh:
๐‘–
−2 + ๐‘–
2+๐‘–
๐ต๐‘‡ = [ 2 + ๐‘–
0
−3 − 2๐‘– ]
−2 + ๐‘– 3 − 2๐‘–
0
๐ด∗ = [
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘–
−2 + ๐‘–
2+๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ต๐‘‡ = [ 2 + ๐‘–
0
−3 − 2๐‘–]
−2 + ๐‘– 3 − 2๐‘–
0
๐‘–ฬ…
= [ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2+๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−2 + ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−2 + ๐‘–
0ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
3 − 2๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2+๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−3 − 2๐‘–]
0ฬ…
−๐‘–
−2 − ๐‘–
2−๐‘–
๐ต∗ = [ 2 − ๐‘–
0
−3 + 2๐‘– ] = −๐ต
−2 − ๐‘– 3 + 2๐‘–
0
Karena ๐ต ∗ = −๐ต , maka ๐ต adalah Skew Hermitian.
Sifat-Sifat Matriks Skew Hermitian
Sifat 1
Untuk sebarang matriks ๐ด ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› dengan transpose
konjugatnya ๐ด∗ ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› , maka berlaku:
(a) ๐ด + ๐ด∗ ∈ โ„‹๐‘›
(b) ๐ด − ๐ด∗ ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘›
Bukti :
Ambil sebarang ๐ด ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› dengan transpose konjugatnya
๐ด∗ ∈ โ„‚๐‘›×๐‘›
๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž11 ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž21 โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘›1
๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
โ‹ฏ
๐‘Ž๐‘›2
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž
12
22
๐ด=[ โ‹ฎ
] ,๐ด∗ = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›๐‘›
๐‘Ž1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž2๐‘› โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘›๐‘›
dimana untuk setiap ๐‘Ž๐‘˜๐‘™ , ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘˜๐‘™ ∈ โ„‚
dan ๐‘Ž๐‘˜๐‘™ = ๐‘ฅ๐‘˜๐‘™ + ๐‘–๐‘ฆ๐‘˜๐‘™ , ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘˜๐‘™ = ๐‘ฅ๐‘˜๐‘™ − ๐‘–๐‘ฆ๐‘˜๐‘™ dengan ๐‘˜, ๐‘™ =
1,2, … , ๐‘›.
(a). Dengan menjumlahkan matriks ๐ด ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› dan
๐ด∗ ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› diperoleh:
๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž
๐‘Ž21 โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘›1
11
๐‘Ž
๐‘Ž
โ‹ฏ
๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž
๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ
๐‘Ž๐‘›2
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
21
22
2๐‘›
12
22
๐ด + ๐ด∗ = [ โ‹ฎ
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ ]+[ โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›๐‘›
๐‘Ž1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž2๐‘› โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘›๐‘›
๐‘ฅ11 + ๐‘ฆ11 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–
๐‘ฅ21 + ๐‘ฆ21 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฆ2๐‘› ๐‘–
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘ฅ11 − ๐‘ฆ11 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–
๐‘ฅ − ๐‘ฆ12 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฆ๐‘›2 ๐‘–
+ [ 12
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘Ž๐‘›1
(๐‘ฅ11 + ๐‘ฆ11 ๐‘–) + (๐‘ฅ11 − ๐‘ฆ11 ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–) + (๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–)
(๐‘ฅ21 + ๐‘ฆ21 ๐‘–) + (๐‘ฅ12 − ๐‘ฆ12 ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฆ2๐‘› ๐‘–) + (๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฆ๐‘›2 ๐‘–)
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
(๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–) + (๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–) + (๐‘ฅ๐‘›๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–)
Dimisalkan ๐ด + ๐ด∗ = ๐ต maka,
2๐‘ฅ11
๐‘
๐ด + ๐ด = ๐ต = [ 21
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
∗
๐‘12
2๐‘ฅ22
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘1๐‘›
๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
Silaka|Patty |Talakua
22
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
Dengan,
๐‘12=(๐‘ฅ12 +๐‘ฅ21)+(๐‘ฆ12 –๐‘ฆ21)๐‘–
๐‘21=(๐‘ฅ21 +๐‘ฅ12)+(๐‘ฆ21 −๐‘ฆ12)๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1=(๐‘ฅ๐‘›1 +๐‘ฅ1๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›1 –๐‘ฆ1๐‘›)๐‘–
…
…
๐‘1๐‘›=(๐‘ฅ1๐‘› +๐‘ฅ๐‘›1 )+(๐‘ฆ1๐‘› −๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
๐‘2๐‘›=(๐‘ฅ2๐‘› +๐‘ฅ๐‘›2 )+(๐‘ฆ2๐‘› −๐‘ฆ๐‘›2 )๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2=(๐‘ฅ๐‘›2 +๐‘ฅ2๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›2 −๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
Untuk membuktikan bahwa ๐ด + ๐ด∗ = ๐ต adalah
Hermitian, cukup ditunjukan bahwa ๐ต = ๐ต ∗ .
Dengan mentranspose-konjugatkan matriks ๐ต maka
diperoleh :
2๐‘ฅ11
๐‘
๐ต๐‘‡ = [ 12
โ‹ฎ
๐‘1๐‘›
๐‘21
2๐‘ฅ22
โ‹ฎ
๐‘2๐‘›
โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ 2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
2๐‘ฅ11
(๐‘ฅ12 + ๐‘ฅ21 ) + (๐‘ฆ12 – ๐‘ฆ21 )๐‘–
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
=[
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 – ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 + ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 − ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
โ‹ฏ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2๐‘ฅ11
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 – ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
(๐‘ฅ12 + ๐‘ฅ21 ) + (๐‘ฆ12 – ๐‘ฆ21 )๐‘– โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 + ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 − ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
๐‘‡
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ต =[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› – ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘– โ‹ฏ
2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 – ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
2๐‘ฅ11
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘ฅ
)
(๐‘ฆ
)๐‘–
(๐‘ฅ
+
๐‘ฅ
+
–
๐‘ฆ
โ‹ฏ
12
21
12
21
๐‘›2 + ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 − ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
=
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘– โ‹ฏ
2๐‘ฅ
[ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
]
๐‘›๐‘›
2๐‘ฅ11
(๐‘ฅ12 + ๐‘ฅ21 ) − (๐‘ฆ12 – ๐‘ฆ21 )๐‘–
=[
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) − (๐‘ฆ1๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) − (๐‘ฆ๐‘›1 – ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 + ๐‘ฅ2๐‘› ) − (๐‘ฆ๐‘›2 − ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
2๐‘ฅ
โ‹ฏ
๐‘›๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ต๐‘‡ = ๐ต∗
2๐‘ฅ11
โ‹ฏ (๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
(๐‘ฅ21 + ๐‘ฅ12 ) + (๐‘ฆ21 − ๐‘ฆ12 )๐‘– โ‹ฏ (๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›2 ) + (๐‘ฆ2๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›2 )๐‘–
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
(๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 – ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘– โ‹ฏ
2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
2๐‘ฅ11
๐‘
๐ต ∗ = [ 21
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
Dengan,
๐‘12
2๐‘ฅ22
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
]=๐ต
โ‹ฎ
โ‹ฏ 2๐‘ฅ๐‘›๐‘›
๐‘12=(๐‘ฅ12 +๐‘ฅ21)+(๐‘ฆ12 −๐‘ฆ21 )๐‘–
๐‘21=(๐‘ฅ21 +๐‘ฅ12)+(๐‘ฆ21 −๐‘ฆ12 )๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1=(๐‘ฅ๐‘›1 +๐‘ฅ1๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›1 −๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
…
…
๐‘Ž11
๐‘Ž
21
๐ด − ๐ด∗ = [ โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1
=[
๐‘ฅ11 + ๐‘ฆ11 ๐‘–
๐‘ฅ21 + ๐‘ฆ21 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–
๐‘Ž12
๐‘Ž22
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2
๐‘›×๐‘›
matriks ๐ด ∈ โ„‚
โ‹ฏ ๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–
๐‘ฅ11 − ๐‘ฆ11 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฆ2๐‘› ๐‘–
๐‘ฅ − ๐‘ฆ12 ๐‘–
] − [ 12
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
Dengan,
๐‘12=(๐‘ฅ12 −๐‘ฅ21)+(๐‘ฆ12 +๐‘ฆ21 )๐‘–
๐‘21=(๐‘ฅ21 −๐‘ฅ12)+(๐‘ฆ21 +๐‘ฆ12 )๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1=(๐‘ฅ๐‘›1 −๐‘ฅ1๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›1 +๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
๐‘12
2๐‘ฆ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
…
…
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ 2๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘1๐‘›=(๐‘ฅ1๐‘› −๐‘ฅ๐‘›1)+(๐‘ฆ1๐‘› +๐‘ฆ๐‘›1)๐‘–
๐‘2๐‘›=(๐‘ฅ2๐‘› −๐‘ฅ๐‘›2)+(๐‘ฆ2๐‘› +๐‘ฆ๐‘›2)๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2=(๐‘ฅ๐‘›2 −๐‘ฅ2๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›2 +๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
Untuk membuktikan bahwa ๐ด − ๐ด∗ = ๐ถ adalah Skew
Hermitian, cukup ditunjukan bahwa −๐ถ = ๐ถ ∗.
Dengan mentranspose-konjugatkan matriks ๐ถ maka
diperoleh :
2๐‘ฆ11๐‘–
๐‘
๐ถ ๐‘‡ = [ 12
โ‹ฎ
๐‘1๐‘›
๐‘21
2๐‘ฆ22๐‘–
โ‹ฎ
๐‘2๐‘›
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘๐‘›1
๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
2๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
2๐‘ฆ11๐‘–
(๐‘ฅ12 − ๐‘ฅ21 ) + (๐‘ฆ12 + ๐‘ฆ21 )๐‘–
=[
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 + ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 + ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
2๐‘ฆ
โ‹ฏ
๐‘›๐‘›๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2๐‘ฆ11๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 + ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
(๐‘ฅ12 − ๐‘ฅ21 ) + (๐‘ฆ12 + ๐‘ฆ21 )๐‘– โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 + ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘– โ‹ฏ
2๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
2๐‘ฆ
โ‹ฏ (๐‘ฅ
11๐‘–
๐‘›1 − ๐‘ฅ1๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›1 + ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘ฅ
)
(๐‘ฆ
)๐‘–
(๐‘ฅ
−
๐‘ฅ
+
+
๐‘ฆ
โ‹ฏ
12
21
12
21
๐‘›2 − ๐‘ฅ2๐‘› ) + (๐‘ฆ๐‘›2 + ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
=
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
(๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฅ๐‘›1 ) + (๐‘ฆ1๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘– โ‹ฏ
2๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
[ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
]
−2๐‘ฆ11๐‘–
(๐‘ฅ12 − ๐‘ฅ21 ) − (๐‘ฆ12 + ๐‘ฆ21 )๐‘–
=[
โ‹ฎ
(๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฅ๐‘›1 ) − (๐‘ฆ1๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
−2๐‘ฆ11๐‘–
(−๐‘ฅ21 + ๐‘ฅ12 ) − (๐‘ฆ21 + ๐‘ฆ12 )๐‘–
=[
โ‹ฎ
(−๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฅ1๐‘› ) − (๐‘ฆ๐‘›1 + ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
๐‘1๐‘›=(๐‘ฅ1๐‘› +๐‘ฅ๐‘›1)+(๐‘ฆ1๐‘› −๐‘ฆ๐‘›1)๐‘–
๐‘2๐‘›=(๐‘ฅ2๐‘› +๐‘ฅ๐‘›2)+(๐‘ฆ2๐‘› −๐‘ฆ๐‘›2)๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2=(๐‘ฅ๐‘›2 +๐‘ฅ2๐‘› )+(๐‘ฆ๐‘›2−๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž11 ๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
21
โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘Ž12 ๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
22
]−[
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›๐‘›
๐‘Ž1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž2๐‘›
2๐‘ฆ11 ๐‘–
๐‘
๐ด − ๐ด∗ = ๐ถ = [ 21
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฅ1๐‘› ) − (๐‘ฆ๐‘›1 + ๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฅ2๐‘› ) − (๐‘ฆ๐‘›2 + ๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
−2๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
โ‹ฏ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ถ๐‘‡ = ๐ถ∗
−2๐‘ฆ11 ๐‘–
๐‘
∗
๐ถ = [ 21
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
Karna ๐ต = ๐ต ∗ , maka ๐ด + ๐ด∗ = ๐ต adalah Hermitian.
(b). Dengan mengurangkan
๐ด∗ ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› diperoleh :
Dimisalkan ๐ด − ๐ด∗ = ๐ถ maka,
Dengan,
dan
โ‹ฏ ๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘›1
โ‹ฏ ๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘›2
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘Ž๐‘›๐‘›
โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฆ๐‘›2 ๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
(๐‘ฅ11 + ๐‘ฆ11 ๐‘–) − (๐‘ฅ11 − ๐‘ฆ11 ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–) − (๐‘ฅ๐‘›1 − ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–)
(๐‘ฅ21 + ๐‘ฆ21 ๐‘–) − (๐‘ฅ12 − ๐‘ฆ12 ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฆ2๐‘› ๐‘–) − (๐‘ฅ๐‘›2 − ๐‘ฆ๐‘›2 ๐‘–)
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
(๐‘ฅ๐‘›1 + ๐‘ฆ๐‘›1 ๐‘–) − (๐‘ฅ1๐‘› − ๐‘ฆ1๐‘› ๐‘–) โ‹ฏ (๐‘ฅ๐‘›๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–) − (๐‘ฅ๐‘›๐‘› − ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–)
โ‹ฏ (−๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1 ) − (๐‘ฆ1๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
โ‹ฏ (−๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›2 ) − (๐‘ฆ2๐‘› + ๐‘ฆ๐‘›2 )๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
−2๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
โ‹ฏ
๐‘12
−2๐‘ฆ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
] = −๐ถ
โ‹ฎ
โ‹ฏ −2๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
…
…
๐‘1๐‘›=(−๐‘ฅ1๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›1)−(๐‘ฆ1๐‘› +๐‘ฆ๐‘›1 )๐‘–
๐‘2๐‘›=(−๐‘ฅ2๐‘› + ๐‘ฅ๐‘›2)−(๐‘ฆ2๐‘› +๐‘ฆ๐‘›2)๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2=(−๐‘ฅ๐‘›2 + ๐‘ฅ2๐‘› )−(๐‘ฆ๐‘›2+๐‘ฆ2๐‘› )๐‘–
๐‘12=(−๐‘ฅ12 +๐‘ฅ21)−(๐‘ฆ12 +๐‘ฆ21)๐‘–
๐‘21=(−๐‘ฅ21 + ๐‘ฅ12)−(๐‘ฆ21 +๐‘ฆ12 )๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1=(−๐‘ฅ๐‘›1 +๐‘ฅ1๐‘› )−(๐‘ฆ๐‘›1 +๐‘ฆ1๐‘› )๐‘–
Terlihat bahwa −๐ถ = ๐ถ ∗ . Karna −๐ถ = ๐ถ ∗ , maka
๐ด − ๐ด∗ = ๐ถ adalah Skew Hermitian.
Sifat 2
Suatu matriks ๐ด ∈ โ„‚๐‘›×๐‘› ,dapat dituliskan sebagai jumlah
dari matriks Hermitian dan matriks Skew Hermitian
1
1
๐ด = (๐ด + ๐ด∗ ) + (๐ด − ๐ด∗ )
2
2
Bukti :
Dari sifat 1 diketahui bahwa
๐ด + ๐ด∗ ∈ ๐ป๐‘› , dan ๐ด − ๐ด∗ ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘›
Silaka|Patty |Talakua
23
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
Sehingga
1
1
1
(๐ด + ๐ด∗ ) + (๐ด − ๐ด∗ ) = ((๐ด + ๐ด∗ ) + (๐ด − ๐ด∗ ))
2
2
2
1
= ((๐ด + ๐ด) + (๐ด∗ − ๐ด∗ ))
2
1
= (2๐ด)
2
1
= ( . 2) ๐ด
2
= ๐ดโˆŽ
Sifat 3
๐ด adalah Hermitian jika dan hanya jika ๐‘–๐ด adalah Skew
Hermitian
Bukti :
(⇐)Diketahui ๐‘–๐ด Skew Hermitian.
Akan ditunjukan ๐ด adalah Hermitian.
Ambil sebarang ๐ด ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘›
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ด=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
Sehingga
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘–๐ด = ๐‘– [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘ฆ11 ๐‘– 2 ๐‘Ž12 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘–
๐‘Ž21 ๐‘– ๐‘ฆ22 ๐‘– 2 โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘–
=
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
[ ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘– ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘– 2 ]
Dimisalkan ๐‘–๐ด = ๐ต maka,
−๐‘ฆ11 ๐‘12
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
๐‘21 −๐‘ฆ22 โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
๐‘–๐ด = ๐ต = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2
โ‹ฏ −๐‘ฆ๐‘›๐‘›
Untuk membuktikan bahwa
๐‘–๐ด = ๐ต adalah
Hermitian cukup ditunjukan bahwa ๐ต = ๐ต ∗ , ๐‘๐‘˜๐‘™ =
๐‘ฬ…๐‘™๐‘˜ , ๐‘๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐‘…๐‘’(๐‘ง)
Dengan mentranspose-konjugatkan matriks ๐ต maka
diperoleh :
−๐‘ฆ11 ๐‘21
โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
๐‘12 −๐‘ฆ22 โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
๐‘‡
๐ต =[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ๐‘2๐‘›
โ‹ฏ −๐‘ฆ๐‘›๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘ฆ11 ๐‘21
โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
๐‘
−๐‘ฆ
โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
12
22
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ต๐‘‡ = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ๐‘2๐‘›
โ‹ฏ −๐‘ฆ๐‘›๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘ฆ
11
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘12
=
โ‹ฎ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘
[ 1๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘
21
−๐‘ฆ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
22
โ‹ฎ
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘2๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ ๐‘
๐‘›1
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ ๐‘
๐‘›2
โ‹ฎ
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…]
−๐‘ฆ๐‘›๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘ฆ11 ๐‘
โ‹ฏ ๐‘
21
๐‘›1
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘12 −๐‘ฆ22 โ‹ฏ ๐‘
๐‘›2
=
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘2๐‘›
[ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ −๐‘ฆ๐‘›๐‘› ]
Terlihat bahwa ๐‘๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐‘…๐‘’(๐‘ง) , dan karena ๐‘๐‘˜๐‘™ = ๐‘ฬ…๐‘™๐‘˜ ,
maka matriks ๐ต ∗ dapat ditulis menjadi
−๐‘ฆ11 ๐‘12
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
๐‘
−๐‘ฆ22
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
๐ต ∗ = [ 21
]=๐ต
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2
โ‹ฏ −2๐‘ฆ๐‘›๐‘›
Karena ๐ต = ๐ต ∗ maka ๐ต adalah Hermitian.
(⇒)Diketahui ๐ด Hermitian .
Akan ditunjukan bahwa ๐‘–๐ดadalah Skew Hermitian.
Ambil sebarang ๐ด ∈ โ„‹๐‘›
๐‘ฅ11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘ฅ22 โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ด=[ โ‹ฎ
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘›
Sehingga
๐‘ฅ11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘ฅ22 โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘–๐ด = ๐‘– [ โ‹ฎ
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘›
๐‘ฅ11 ๐‘– ๐‘Ž12 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘–
๐‘Ž21 ๐‘– ๐‘ฅ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘–
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘– ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘ฅ๐‘›๐‘› ๐‘–
Dimisalkan ๐‘–๐ด = ๐ถ maka,
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘12
๐‘21 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
๐‘–๐ด = ๐ถ = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘›๐‘–
Untuk membuktikan bahwa ๐‘–๐ด = ๐ถ adalah Skew
hermitian cukup ditunjukan bahwa
๐ถ = −๐ถ ∗ ,
๐‘๐‘˜๐‘™ = −๐‘
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…๐‘™๐‘˜ , ๐‘๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐ผ๐‘š(๐‘ง)
Untuk matriks ๐ถ, dengan mentranspose-konjugatkan
matriks ๐ถmaka diperoleh :
โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘21
โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
๐‘
๐‘ฆ
๐‘–
12
22
๐ถ๐‘‡ = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ๐‘2๐‘› โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘21 โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
๐‘12 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ถ๐‘‡ = [ โ‹ฎ
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ๐‘2๐‘› โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘๐‘›1
21
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘12 ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘๐‘›2
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘2๐‘› โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
−๐‘ฆ11 ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘12
=[
โ‹ฎ
๐‘1๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
21
−๐‘ฆ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘2๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘ฆ11 ๐‘– ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘21
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘
๐‘ฆ22 ๐‘–
12
−๐ถ ∗ = [
โ‹ฎ
โ‹ฎ
−๐‘1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘2๐‘›
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘๐‘›1
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ −๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ −๐‘
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘›1
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
Silaka|Patty |Talakua
24
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
Terlihat bahwa ๐‘๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐ผ๐‘š(๐‘ง) , dan karena ๐‘๐‘˜๐‘™ = −๐‘ฬ…๐‘™๐‘˜ ,
maka matriks −๐ถ ∗ dapat ditulis menjadi
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘12
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
๐‘
๐‘ฆ
๐‘–
21
22
−๐ถ ∗ = [
]= ๐ถ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
Karena ๐ถ = −๐ถ ∗ , maka ๐ถ adalah Skew hermitian.
Dari(⇐)dan (⇐) maka sifat 3 terbukti.
Sifat 4
Diberikan ๐ด, ๐ต matriks Skew Hermitian
a) ๐ด + ๐ต adalah Skew Hermitian
b) Jika ๐ด๐ต = ๐ต๐ด (berlaku sifat komutatif)
๐ด๐ตadalah Skew Hermitian
c) Jika c∈ โ„›,maka c๐ด adalah Skew Hermitian
maka
Bukti :
Diketahui ๐ด, ๐ต adalah matriks Skew Hermitian.
Akan ditunjukan:
a) ๐ด + ๐ต adalah matriks Skew Hermitian
Ambil sebarang matriks ๐ด, ๐ต ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘›
Dengan,
๐›ผ11 ๐‘–
๐‘Ž21
๐ด=[
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1
Maka
๐‘Ž12
๐›ผ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2
๐›ผ11 ๐‘–
๐‘Ž21
๐ด+๐ต =[
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐›ฝ11 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘
], ๐ต = [ 21
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘Ž12
๐›ผ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2
๐›ผ11 ๐‘– + ๐›ฝ11 ๐‘–
๐‘Ž + ๐‘21
= [ 21
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 + ๐‘๐‘›1
๐‘12
๐›ฝ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐›ฝ11 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘
] + [ 21
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘Ž12 + ๐‘12
๐›ผ22 ๐‘– + ๐›ฝ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2 + ๐‘๐‘›2
Dimisalkan ๐ด + ๐ต = ๐ถ maka,
๐›พ11 ๐‘–
๐‘21
๐ถ=[
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1
๐‘12
๐›พ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
๐‘12
๐›ฝ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘1๐‘›
๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘› + ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘› + ๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘– + ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
Untuk membuktikan bahwa ๐ด + ๐ต = ๐ถ adalah Skew
Hermitian, cukup ditunjukan bahwa ๐ถ = −๐ถ ∗
Dengan mentranspose-konjugatkan matriks ๐ถ diperoleh:
๐›พ11 ๐‘–
๐‘12
๐‘‡
๐ถ = [
โ‹ฎ
๐‘1๐‘›
๐‘21
๐›พ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘2๐‘›
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘๐‘›1
๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐›พ11 ๐‘– ๐‘21 โ‹ฏ ๐‘๐‘›1
๐‘12 ๐›พ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘๐‘›2
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐ถ๐‘‡ = [ โ‹ฎ
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ๐‘2๐‘› โ‹ฏ ๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐›พ
11 ๐‘–
๐‘12
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
=[
โ‹ฎ
๐‘1๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘21
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐›พ
22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘2๐‘›
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘›1
๐‘๐‘›2
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
]
โ‹ฎ
๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ ๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘›1
โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘๐‘›2
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ −๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
−๐›พ11 ๐‘–
๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
21
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘12
−๐›พ22 ๐‘–
=[
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘1๐‘› ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐‘2๐‘›
−๐‘๐‘›1
๐›พ11 ๐‘– ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘21 โ‹ฏ ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ
−๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
−๐‘
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
๐›พ
๐‘–
๐‘›2
12
22
−๐ถ ∗ = [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
−๐‘1๐‘› −๐‘ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…
โ‹ฏ ๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
2๐‘›
Karena ๐‘๐‘˜๐‘™ = −๐‘
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…๐‘™๐‘˜ , ๐‘๐‘˜๐‘˜ ∈ ๐ผ๐‘š(๐‘ง) maka matriks −๐ถ ∗ dapat
ditulis menjadi
๐›พ11 ๐‘– ๐‘12 โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
๐‘21 ๐›พ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
−๐ถ ∗ = [
]=๐ถ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2 โ‹ฏ ๐›พ๐‘›๐‘› ๐‘–
Karna ๐ถ = −๐ถ ∗ , maka ๐ด + ๐ต = ๐ถ adalah Skew
Hermitian
b) Jika ๐ด๐ต = ๐ต๐ด (berlaku sifat
adalah Skew Hermitian.
Ambil sebarang ๐ด, ๐ต ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘›
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐›ผ11 ๐‘– ๐‘Ž12
๐‘Ž21 ๐›ผ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ด=[
],๐ต
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐›ฝ11 ๐‘– ๐‘12
๐‘
๐›ฝ22 ๐‘–
= [ 21
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2
๐›ผ11 ๐‘–
๐‘Ž21
๐ด๐ต = [
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1
๐‘Ž12
๐›ผ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›2
komutatif) maka ๐ด๐ต
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘› ๐›ฝ11 ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘
] [ 21
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘– ๐‘๐‘›1
๐›ผ11 ๐‘–๐›ฝ11 ๐‘– + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘๐‘›1
๐‘Ž ๐›ฝ ๐‘– + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘๐‘›1
= [ 21 11
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐›ฝ11 ๐‘– + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘๐‘›1
๐‘1๐‘›
๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘12
๐›ฝ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘๐‘›2
โ‹ฏ ๐‘1๐‘›
โ‹ฏ ๐‘2๐‘›
]
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐›ผ11 ๐‘–๐‘1๐‘› + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž21 ๐‘1๐‘› + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘1๐‘› + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–
Jika hasil kali ๐ด๐ต๐‘› × ๐‘› matriks ๐ถ, maka
๐‘›
๐ถ๐‘–๐‘— = ∑ ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— ๐‘– = 1, 2, … , ๐‘›๐‘— = 1,2, … , ๐‘›
๐‘˜=1
Sehingga ∑๐‘›๐‘˜=1 ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— ∈ โ„‚ (sifat tertutup terhadap
pergandaan pada bilangan kompleks).
Dengan cara yang sama diperoleh:
๐›ฝ11 ๐‘– ๐‘12
โ‹ฏ ๐‘1๐‘› ๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘21 ๐›ฝ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘2๐‘› ๐‘Ž21 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ต๐ด = [
][
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐‘๐‘›2 โ‹ฏ ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘– ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐›ฝ11 ๐‘–๐›ผ11 ๐‘– + โ‹ฏ + ๐‘1๐‘› ๐‘Ž๐‘›1
๐‘ ๐›ผ ๐‘– + โ‹ฏ + ๐‘2๐‘› ๐‘Ž๐‘›1
= [ 21 11
โ‹ฎ
๐‘๐‘›1 ๐›ผ11 ๐‘– + โ‹ฏ + ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘Ž๐‘›1
โ‹ฏ ๐›ฝ11 ๐‘–๐‘Ž1๐‘› + โ‹ฏ + ๐‘1๐‘› ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘21 ๐‘Ž1๐‘› + โ‹ฏ + ๐‘2๐‘› ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐‘๐‘›1 ๐‘Ž1๐‘› + โ‹ฏ + ๐›ฝ๐‘›๐‘› ๐‘–๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
Jika hasil kali ๐ต๐ด๐‘› × ๐‘› matriks ๐ท, maka
๐‘›
๐ท๐‘–๐‘— = ∑ ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— ๐‘– = 1, 2, … , ๐‘›๐‘— = 1,2, … , ๐‘›
๐‘˜=1
Silaka|Patty |Talakua
25
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
Sehingga
๐‘›
∑ ๐‘๐‘–๐‘˜ ๐‘Ž๐‘˜๐‘— ∈ โ„‚
๐‘˜=1
(sifat tertutup terhadap pergandaan pada bilangan
kompleks).
Dari kedua hasil kali matriks di atas, elemen-elemen
penyusunnya haruslah merupakan bilangan kompleks
dengan negatif transpose konjugatnya. Untuk sebarang
๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— ∈ โ„‚ berlaku:
๐‘›
๐ถ๐‘–๐‘— = ∑ ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— = ๐‘Ž๐‘–1 ๐‘1๐‘— + ๐‘Ž๐‘–2 ๐‘2๐‘— + โ‹ฏ + ๐‘Ž๐‘–๐‘› ๐‘๐‘›๐‘—
๐‘˜=1
= −๐‘Ž๐‘–1 ๐‘1๐‘— − ๐‘Ž๐‘–2 ๐‘2๐‘— − โ‹ฏ − ๐‘Ž๐‘–๐‘› ๐‘๐‘›๐‘—
= −๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…1๐‘– ๐‘ฬ…๐‘—1 − ๐‘Žฬ…2๐‘– ๐‘ฬ…๐‘—2 − โ‹ฏ − ๐‘Žฬ…๐‘›๐‘– ๐‘ฬ…๐‘—๐‘›
= −๐‘ฬ…๐‘—1 ๐‘Žฬ…1๐‘– − ๐‘ฬ…๐‘—2 ๐‘Žฬ…2๐‘– − โ‹ฏ − ๐‘ฬ…๐‘—๐‘› ๐‘Žฬ…๐‘›๐‘–
= (−1)(๐‘ฬ…๐‘—1 ๐‘Žฬ…1๐‘– + ๐‘ฬ…๐‘—2 ๐‘Žฬ…2๐‘– + โ‹ฏ + ๐‘ฬ…๐‘—๐‘› ๐‘Žฬ…๐‘›๐‘– )
๐‘›
= (−1) ∑ ๐‘ฬ…๐‘—๐‘˜ ๐‘Žฬ…๐‘˜๐‘–
๐‘˜=1
Karena ๐ด๐ต = ๐ต๐ด, diperoleh:
๐‘›
๐‘›
๐ถ๐‘–๐‘— = ∑ ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— = ๐ท๐‘–๐‘— = ∑ ๐‘๐‘–๐‘˜ ๐‘Ž๐‘˜๐‘—
๐‘˜=1
๐‘˜=1
๐‘›
๐‘›
(−1) ∑ ๐‘ฬ…๐‘—๐‘˜ ๐‘Žฬ…๐‘˜๐‘– = (−1) ∑ ๐‘Žฬ…๐‘—๐‘˜ ๐‘ฬ…๐‘˜๐‘–
๐‘˜=1
๐‘˜=1
dari kedua persamaan diatas diperoleh:
๐‘›
๐‘›
๐‘›
∑ ๐‘Ž๐‘–๐‘˜ ๐‘๐‘˜๐‘— = ∑ ๐‘๐‘–๐‘˜ ๐‘Ž๐‘˜๐‘— = (−1) ∑ ๐‘ฬ…๐‘—๐‘˜ ๐‘Žฬ…๐‘˜๐‘–
๐‘˜=1
๐‘˜=1
๐‘›
๐‘˜=1
= (−1) ∑ ๐‘Žฬ…๐‘—๐‘˜ ๐‘ฬ…๐‘˜๐‘–
๐‘˜=1
Karena elemen-elemen penyusunnya merupakan bilangan
kompleks dengan negatif transpose konjugatnya, maka
๐ด๐ต = ๐ต๐ด juga merupakan matriks Skew Hermitian.
c) Ambil sebarang ๐ด ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘› . dan ๐‘ skalar
๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐‘Ž21 ๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐‘๐ด = ๐‘ [
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
๐‘๐‘ฆ11 ๐‘– ๐‘๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘๐‘Ž1๐‘›
๐‘๐‘Ž21 ๐‘๐‘ฆ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘๐‘Ž2๐‘›
=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘๐‘Ž๐‘›1 ๐‘๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐‘๐‘ฆ๐‘›๐‘› ๐‘–
diperoleh ๐‘๐‘Ž๐‘–๐‘— ∈ โ„‚ (sifat tertutup terhadap pergandaan
pada bilangan kompleks). Ambil sebarang ๐‘๐‘Ž๐‘–๐‘— ∈ โ„‚
karena ๐‘Ž๐‘–๐‘— = −๐‘Žฬ…๐‘—๐‘– maka๐‘๐‘Ž๐‘–๐‘— = −๐‘๐‘Ž
ฬ…ฬ…ฬ…๐‘—๐‘– . Sesuai definisi 1
maka ๐‘๐ด ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘› . โˆŽ
Sifat 5
Jika ๐ด ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘› maka ⟨๐ด๐’™, ๐’š⟩ = ⟨๐’™, ๐ด๐‘‡ ๐’š⟩ untuk setiap๐’™, ๐’š ∈
โ„‚๐‘›×1 .
Bukti :
Ambil sebarang ๐ด ∈ ๐’ฎ๐ป๐‘› dan ๐’™, ๐’š ∈ โ„‚n×1
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›
๐›ผ11 ๐‘– ๐‘Ž12
๐‘Ž21 ๐›ผ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘›
๐ด=[
]
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–
โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ1
๐‘ฆ1
๐›ผ11 ๐‘– ๐‘Ž12
๐‘Ž21 ๐›ผ22 ๐‘– โ‹ฏ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ2 ๐‘ฆ2
⟨๐ด๐’™, ๐’š⟩ = ⟨[
] [ โ‹ฎ ] , [ โ‹ฎ ]⟩
โ‹ฎ
โ‹ฎ
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘– ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ๐‘›
๐‘ฆ1
๐›ผ11 ๐‘–๐‘ฅ1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ๐‘›
๐‘ฆ2
๐‘Ž21 ๐‘ฅ1 + ๐›ผ22 ๐‘–๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ๐‘›
=< [
],[ โ‹ฎ ] >
โ‹ฎ
๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฅ1 + ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ๐‘›
= (๐›ผ11 ๐‘–๐‘ฅ1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ๐‘› )๐‘ฆ1
+ (๐‘Ž21 ๐‘ฅ1 + ๐›ผ22 ๐‘–๐‘ฅ2 + โ‹ฏ
+ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ๐‘› )๐‘ฆ2 + (๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฅ1
+ ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘ฅ๐‘› )๐‘ฆ๐‘›
= ๐›ผ11 ๐‘–๐‘ฅ1 ๐‘ฆ1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ2 ๐‘ฆ1 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ1
+ ๐‘Ž21 ๐‘ฅ1 ๐‘ฆ2 + ๐›ผ22 ๐‘–๐‘ฅ2 ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ
+ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ2 + ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฅ1 ๐‘ฆ๐‘›
+ ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฅ2 ๐‘ฆ๐‘› + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ๐‘›
= ๐›ผ11 ๐‘–๐‘ฅ1 ๐‘ฆ1 + ๐‘Ž21 ๐‘ฅ1 ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฅ1 ๐‘ฆ๐‘›
+ ๐‘Ž12 ๐‘ฅ2 ๐‘ฆ1 + ๐›ผ22 ๐‘–๐‘ฅ2 ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ
+ ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฅ2 ๐‘ฆ๐‘› + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ1
+ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘ฅ๐‘› ๐‘ฆ๐‘›
= ๐‘ฅ1 (๐›ผ11 ๐‘–๐‘ฆ1 + ๐‘Ž21 ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฆ๐‘› )
+ ๐‘ฅ2 (๐‘Ž12 ๐‘ฆ1 + ๐›ผ22 ๐‘–๐‘ฆ2 + โ‹ฏ
+ ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฆ๐‘› ) + โ‹ฏ + ๐‘ฅ๐‘› (๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฆ1
+ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฆ2 + โ‹ฏ + ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘–๐‘ฆ๐‘› )
๐‘ฅ1 ๐›ผ11 ๐‘–
๐‘ฅ2
๐‘Ž12
= ⟨[ โ‹ฎ ] , [
โ‹ฎ
๐‘ฅ๐‘›
๐‘Ž1๐‘›
= ⟨๐‘ฅ, ๐ด๐‘‡ ๐‘ฆ⟩โˆŽ
๐‘Ž21
๐›ผ22 ๐‘–
โ‹ฎ
๐‘Ž2๐‘›
โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘ฆ1
โ‹ฏ ๐‘Ž๐‘›2 ๐‘ฆ2
] [ โ‹ฎ ]⟩
โ‹ฎ
โ‹ฏ ๐›ผ๐‘›๐‘› ๐‘– ๐‘ฆ๐‘›
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dan uraian pada bab-bab
sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain :
1. Sebuah matriks bujur sangkar merupakan
matriks Skew Hermitian jika setiap elemenelemen penyusunnya merupakan bilangan
kompleks beserta transpose konjugatnya dan
matriks tersebut identik dengan negatif matriks
transpose konjugatnya.
2. Beberapa sifat-sifat aljabar matriks yang berlaku
pada matriks Skew Hermitian adalah sebagai
berikut:
(i). Pengurangan suatu matriks kompleks
dengan konjugatnya adalah matriks Skew
Hermitian.
(ii). Suatu matriks kompleks merupakan
jumlahan dari matriks Hermitian dan
matriks Skew Hermitian.
(iii). Sebarang matriks Hermitian A jika dan
hanya jika iA adalah Skew Hermitian.
(iv). Berlaku sifat tertutup terhadap penjumlahan
2 matriks Skew Hermitian dan terhadap
pergandaan skalar.
Silaka|Patty |Talakua
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 19 – 26 (2013)
26
(v). Jika berlaku sifat komutatif pada
pergandaan matriks (๐ด๐ต = ๐ต๐ด) maka AB
adalah matriks Skew Hermitian.
(vi). Himpunan matriks Skew Hermitian
merupakan ruang vektor โ„.
(vii). Untuk sebarang matriks Skew Hermitian
berlaku ⟨๐ด๐‘ฅ, ๐‘ฆ⟩ = ⟨๐‘ฅ, ๐ด๐‘‡ ๐‘ฆ⟩ untuk semua
๐‘ฅ, ๐‘ฆ ∈ ๐ถ ๐‘›×1.
DAFTAR PUSTAKA
Hadley, G, 1983, Aljabar Linear, Edisi Revisi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Hogben, Leslie, 2007, Handbook of Linear Algebra.
Dalam. Barret, Wayne, (1973), Hermitian and Positive
Definite Matrices, Taylor & Francis, Group,
USA: 130-131.
Michael,E,O’Sullivan,(2013), Lecture Notes for Math 623
Matrix Analysis.
Paliouras, John D, 1975, Peubah Kompleks untuk
Ilmuwan dan Insinyur, Penerbit
Erlangga,
Jakarta.
Spiegel, Murray R, Teori dan Soal-soal Peubah
Kompleks, Seri Buku Schaum, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Wolfram, 1999, Hermitian Matrix - from Wolfram
MathWorld
Silaka|Patty |Talakua
Download