Kanon Kitab Suci - Gereja Nasrani Indonesia

advertisement
Kanon Kitab Suci
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (GNI)
Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kata bahasa Inggris canyon dipinjam dari bahasa Spanyol cañon, artinya "pipa,
cerobong, ngarai." Kata Spanyol ini berasal dari bahasa Latin canna, dan bahasa Yunani
awal disebut kanna, artinya "buluh." Kata Yunani kanna berasal dari kata Semitik
(Ibrani - Aramaik) untuk buluh - ‫ קנה‬kaneh. Kata kaneh punya banyak arti: batang, buluh,
tongkat, tongkat kayu pengukur, tiang lampu, lengan tiang lampu, buluh panjang, dan
dalam bahasa Ibrani kemudian disebut – batang tenggorokan.
Satu hal yang menarik adalah "tongkat kayu pengukur." Dalam Yehezkiel 40:3 kita
membaca kata ‫ ַהמִּדָּ ה וּ ְקנֵה‬- "balok pengukur " -- knei mida punya arti dalam bahasa Ibrani
modern sebagai "kriteria" atau "ukuran." Dalam kelanjutan pasal yang kita lihat pada
Yezkiel menggunakan kata kaneh sebagai ukuran bagi bangunan.
Kaneh digunakan untuk tipe ukuran lainnya dalam Yeshayahu 46:6 - ‫ יִשְׁק ֹלוּ ַבּ ָקּנֶה ְו ֶכסֶף‬-"dan berat perak pada tiang [ukuran timbangan]". Sehingga kata kata ‫ קנה‬- "membeli"
berasal dari kata kaneh juga. Ini juga sama pada kata Aramaik, ‫ זבן‬- "ia membeli" yang
dipinjam dari kata Akkadian zibanitu - "timbangan, ukuran yang sepadan." Yeshayahu
menuliskan kata ini arti ganda dalam Pasal 43:24 - ‫ א‬-‫ ָקנֶה ַב ֶכּסֶף לִּי ָקנִי ָת‬-- "Engkau tidak
membelikanku wewangian seimbang dengan uang." Dari sinilah kata Kaneh berubah
menjadi kata Kanah dan Kanon.
Ketika kata “Kanon” dipakai untuk menetapkan Jumlah Kitab-kitab dan Kitab Apa saja
yang menjadi Kitab-kitab pedoman bagi komunitas, ini hanya usaha manusia
menafsirkan apa saja yang termasuk Kitab-kitab yang menjadi “UKURAN” baku bagi
kelompoknya. Tetapi Kitab Suci itu sendiri tidak pernah ada menetapkan Jumlah dan
Apa saja Kitab yang menjadi ukuran bagi umat percaya.
Dalam sejarah bangsa Israel tidak ditetapkan kitab apa saja yang wajib menjadi ukuran
baku, kecuali setelah tahun 80-100 M., pada Konsili Jamnia (Ibrani, Yavneh) dengan
berkumpulnya 120 ahli kitab memutuskan 24 kitab yang disebut TaNaKh (‫ "תַּ ַנ‬:Torah,
Neviim, dan Khetuvim) sebagai Ukuran baku bagi Kitab-kitab Agama Rabbinik Yudaisme
sebagaimana kita lihat pada Teks Masoretik saat ini. Proses tahapan kanonisasi tersebut
melalui tahapan sejak tahun 200 S.M sampai 200 M. Kitab-kitab Torah dikanonkan
Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
sekitar tahun 400 S.M., Nabi-nabi sekitar tahun 200 S.M, dan Tulisan-tulisan Suci
dikanonkan sekitar tahun 100 M.
Disamping Kanon Ibrani ini ada juga Tulisan-tulisan Otoritatif lainnya:

Talmud (Ibrani: ‫ ַתּלְ מוּד‬talmūd "instruksi, pembelajaran").Talmud ada dua, yakni
Talmud Babilonia penulisannya dimulai sejak Penawanan di Babilonia sekitar
dan penyusunan selesai hingga akhir abad ke-5 M. Kedua adalah Talmud
Yerusalem - Talmud Eretz Yisrael ditulis sejak abad ke-2 sampai selesai abad ke-4
atau 5 M. Talmud memiliki dua komponen:
 Mishnah (‫משנה‬, ditulis sekitar tahun200 M), merupakan kompendium
Torah Lisan Rabbinik Yahudi,
 Gemara (sekitar tahun 500 M) merupakan penjelasan Mishnah dan
berkaitan dengan tulisan-tulisan Tannaitik (tulisan-tulisan para rabbi
yang menjelaskan Torah Lisan dalam Misnah, dll. Dalam Kekeristenan ini
sejajar dengan Tulisan-tulisan Para Bapa Gereja).
Alasan utama Konsili Jamnia (Yavneh) adalah penolakan terhadap Yeshua sebagai haMashiakh yang diyakini kaum Nasrani Yahudi, yang berasal dari Nasaret sehingga Ia
disebut “Orang Nasrani”, dan pengikut-Nya membentuk Mazhab Nasrani yang dikenal
sebagai Qahal Yerusalem (Gereja Yerusalem) yang awalnya dipimpin oleh Shliakh Mar
Shimon Keipha (Kisah 12:1-18; 15:7). Saat kekosongan kepemimpnan dipilihlah
Ya’akov ha-Tzadik saudara Maran sebagai Uskup Pertama bagi Jemaat Yerusalem
Yahudi. Jumlah orang yang ikut Jemaat Yerusalem semakin banyak baik dari kalangan
Sanhedrin (contoh, Nikodemus), orang Lewi (Kisah 4:36), orang-orang Farisi (Kisah
15:5), dan ribuan orang Yahudi (Kisah 21:20). Dan dipicu lagi dengan pertobatan rabbi
Saul yang disebut “Paulus” yang hasil pelayanannya semakin tersebar ke seluruh
wilayah Kekaisaran Romawi sehingga ia dijuluki sebagai Pemimpin Nasrani (Kisah
24:5). Melihat ini semakin menggelisahkan para pemimpin Bait Suci Kedua - Sanhedrin.
Setelah Bait Suci Kedua dihancurkan oleh jenderal Romawi, Titus, semakin
memperparah hubungan antara hubungan kaum Nasrani Yahudi (Pengikut Mshikha)
dari kelompok Bangsa-bangsa lain dengan para pengikut Rabbi Yahudi.
Dalam situasi politik pada waktu itu, paskah kehancuran Bait Suci Kedua tahun 70 M.,
Av-Nasi Sanhedrin Rabban Gamaliel II, melembagakan kembali Sanhedrin di Yavneh
(Jamnia) yang pertama dipimpin Rabban Yokhanan ben Zakkai dan digantikan oleh
Rabban Gamaliel II …" pertama yang dilakukan dengan meminta rabbi Samuel ha-Katan
untuk menyusun Doa Kutukan ‘Birkat ha-Minim’ (Ibrani: ‫" המינים ברכת‬Berkat pada bidatbidat") adalah doa berkat Yahudi yang merupakan eufemisme (kiasan sebaliknya yang
halus) yang sebenarnya adalah “kutukan.” Berkat ini adalah ke-12 dari Delapan Belas
Berkat atau Amidah. Doa ini didaraskan untuk melawan Kekeristenan – Yahudi (Nasrani
– Mshikhanim), Sekte-sekte Gnostik dan bidat-bidat lainnya yang secara umum disebut
Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
*min (jamak, “minim”). Untuk menghindari suatu kecurigaan bidat, hazzan harus
memastikan mendaraskan doa ini dalam ibadah umum. Jika ia lupa mendaraskan, maka
ia harus kembali mengulang dari awal pendarasan itu. (Tanh. B., Lev. 2a). … menurut
Berakhot 28b, Samuel ha-Katan (sekitar tahun 80-110), atas undangan Gamaliel II dari
Yabneh, menyusun "doa berkat menentang kaum minim," termasuk Amidah sebagai doa
berkat ke-12. Ini pada dasarnya ditujukan untuk menentang Kekeristenan Yahudi, juga
untuk mengeluarkan mereka dari Sinagoga-sinagoga atau menyatakan pemutusan
defenitif hubungan diantara dua agama ini."
Ia menyusun ini untuk menerapkan khusus kepada mereka yang dikategorikan bidatbidat Yahudi. Secara umum diasumsikan formulasi baru ini untuk memaksa orangorang pengikut Mshikha Yahudi (Nasrani) keluar dari komunitas Yahudi; pada versi
Genizah,
Mengekspresikan Anathema menentang orang untuk berdoa atau menyatakan kutuk
terhadap mereka. Kata "Mshikha" dimaksudkan ha-Mashiakh, tapi merupakan bagian
dari nama Yeshua ha-Mashiakh. Jadi, saat menyatakan doa anathema melawan
"Pengikut ha-Mashiakh" sekaligus menganathema Yeshua ha-Mshiakh juga. Pada
periode kolonialisasi Romawi (sejak 63 S.M sampai tahun 135 M) terjadi fase berikut ini:
1) Pindahnya Nasrani Yahudi dari Yerusalem ke Pella menyeberang ke wilayah
Yordania pada tahun 70 M., dan penolakan mereka melanjutkan peperangan
melawan Romawi;
2) Pelembagaan oleh patriak Rabban Gamaliel II perihal doa Delapan Belas Berkat
melawan mereka yang dianggap bidat-bidat (sekitar tahun 100),
3) dan 4) kegagalan kaum Nasrani Yahudi (Mshikhanim) bergabung dengan para
pemimpin mesianis Lukuas-Andreas dan Bar Kokhba dalam pemberontakan
melawan Trajan (115-117) dan Hadrian (132-135), secara bersama-sama."
Dalam kota kuno alkitabiah Yabneh, banyak orang Yahudi mengungsi dari pengepungan
pasukan Romawi di Yerusalem pada tahun 70 M. Gamaliel menggantikan Yokhanan ben
Zakkai sebagai pemimpin dari Yeshiva … Dia mendevosikan perhatian khusus terhadap
regulasi ritual doa, yang menjadi sangat penting sampai saat ini sejak berhentinya
ibadat korban. Dia menetapkan prinsip doa, 'amida, terdiri dari 18 (yang selanjutnya
menjadi ke- 19) doa berkat, revisi akhirnya dan menyatakan ini adalah kewajiban kaum
Israel untuk mendaraskan doa ini tiga kali sehari."
Isi doa kutuk (Birkat ha-Minim), ditemukan di sinagoga Genizah – Kairo menyebutkan
tentang kata Minim dan Notzrim ("Nesarim", yakni Pengikut "ha-Mashiakh"):
"Bagi para murtadin biarlah tidak ada harapan. Dan biarlah pemerintah yang
sombong segera dibinasakan pada zaman kita. Biarlah kaum Noẓerim dan
Minim dibinaskan dalam sekejap. Dan biarlah mereka dikeluarkan dari Kitab
Kehidupan dan tidak dicatat bersama orang benar. Terberkatilah Engkau,
Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
wahai
Adonai,
yang
merendahkan
(http://en.wikipedia.org/wiki/Birkat_haMinim)
orang
sombong."
Jelas kita melihat bahwa terjadinya Kanonisasi Kitab Suci disebabkan kelompok
dominan keagamaan ingin tetap mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya
sehingga mereka menyusun daftar Kitab apa saja yang dianggap kanonis dalam
persfektif mereka sekaligus menyatakan bahwa kelompok lain adalah “sesat” dan
kelompoknya paling benar. Ini adalah fenomena justifikasi klasik yang dilakukan oleh
kelompok mayoritas dalam semua lapangan kehidupan.
Hasil Konsili Jamnia perihal Kitab Suci Kanonik bagi mereka sebagai berikut:




Torah – Lima Kitab Musa (Chumash): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan,
dan Ulangan.
Delapan Kitab Nabi-nabi (Neviim):Yoshua, Hakim-hakim, 1-2 Raja-raja, Yesaya,
Yeremia, Yehezkiel
Dua Belas Nabi-nabi Kecil (Trei-Assar)
Sebelas Kitab-kitab Tulisan Suci (Kesuvim): Tehilim (Mazmur), Mishlei
(Amsal), Iyov (Ayub), Shir HaShirim (Kidung Agung), Rus (Ruth),Eicha (Ratapan),
Koheles (Pengkotbah), Esther, Doniel (Daniel), Ezra/Nehemia, Divrei Hayamim
(Tawarikh).
Dengan demikian sejak Abad ke-2 M., telah terjadi pemisahan antara kaum Yahudi
pengikut Rabbinik Farisi sebagai kelompok mayoritas dan Nesarim (Nasrani Yahudi)
yang disebut Netzarim dan kemudian dari cabang ini terbentuk kaum Notzerim (bahasa
Yunani, ‘Kristen”) dari hasil penginjilan Para Rasul ke seluruh dunia pada waktu itu.
Kaum Yahudi Rabbinik tidk mengijinkan lagi kaum Nasrani Yahudi masuk dalam
kelompok Yahudi umum di Sinagoga-sinagoga. Pada perkembangan berikutnya, kaum
Nasrani Yahudi ini sejak abad ke-4 M., setelah Kekristenan alur Kekristenan GrecoRoman menjadi mayoritas juga memberikan label “bidat” pada kelompok Yahudi
Nasrani sehingga kelompok ini lebur kedalam Kekristenan pada umumnya di Syria,
Mesir, Assyria, India, Keltik dan Yunani.
Bapa Gereja, Epiphanius, abad ke-4 memberikan deskripsi salah terhadap Netzarim
(Nasrani) dengan sudut pandangnya demikian:
"Sekarang kita khususnya memandang bidat-bidat yang... menyebut diri
mereka sendiri Nasrani; mereka utamanya Yahudi dan tidak lain. Mereka tidak
hanya menggunakan Perjanjian Baru, tapi mereka juga menggunakan jalan
hidup Perjanjian Lama dari kaum Yahudi; sebab mereka tidak melarang Kitabkitab Torah, Nabi-nabi, dan Tulisan-sulisan Suci... agar mereka diakui oleh
orang Yahudi, dari kaum Nasrani ini tidak berbeda dalam segala hal, dan
mengakui semua dogma mengenai aturan-aturan Torah dan adat istiadat
Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Yahudi, kecuali mereka percaya pada [Mashiakh]... Mereka mewartakan bahwa
ada Ehad [Elohim], dan Anak-Nya [Yeshua ha Mashiakh]. Tapi mereka sangat
terpelajar dalam bahasa Ibrani; sebab mereka, seperti kaum Yahudi, membaca
seluruh Torah, kemudian Nabi-nabi...Mereka berbeda dari kaum Yahudi sebab
mereka percaya pada ha-Mashiakh, dan dari orang-orang Kristen mereka
terikat kepada ritus-ritus Yahudi, seperti Sunat, Sabat, dan upacara-upacara
lain." (Epiphanius; Panarion 29)
Bagi kita membaca tulisan Bapa Gereja Ephipanius adalah kepicikan bapa Gereja
Kristen. Tidak mungkin Yahudi melepaskan budaya keagamaannya sebab mereka sejak
lahir sudah terbentuk dalam budaya Torah Musa dan mereka tidak punya budaya lain,
sedangkan Ephipanius adalah kaum Goy (non-Yahudi) yang juga punya budaya sendiri,
yakni “Hellenisme” dan berpikir secara budaya Yunani – Latin. Seperti rasul Paulus
katakan:”
"Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah
ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Alaha.
Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. Kalau seorang dipanggil
dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat
itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia
mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting
ialah mentaati perintah-perintah Alaha. Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam
keadaan, seperti waktu ia dipanggil Alaha." (1 Korintus 7:17-21)
Jelas sekali pernyataan Shliakh Mar Saul (Paulus) ini bahwa orang Yahudi hidup sebagai
orang Yahudi dan orang Yunani hiduplah sebagai orang Yunani tetapi Iman adalah
sama. (Roma 10:12).
Sikap dan kepicikan bapa Gereja ini akan mempengaruhi Kanon Kitab Suci dikemudian
hari, sebagaimana juga ada pengaruh kebencian Rabban Gamaliel II terhadap kaum
Minim dan Netzarim Yahudi pada zamannya sehingga menetapkan Kitab Suci berbeda
dengan apa yang sudah diterjemahkan kedalam kitab Tanakh (Septuaginta) berbahasa
Yunani yang berbeda isi daftar Kitab-kitab Suci didalamnya.
Kitab Septuaginta (LXX) adalah terjemahan dalam bahasa Yunani dari kitab Perjanjian
Lama. Kata Septuaginta dalam bahasa Latin adalah 70. Kata ini didapat dari 70 atau 72
sarjana Yahudi yang menterjemahkan kitab Yahudi kedalam bahasa Yunani. Mereka
bekerja di Alexandria selama kekuasaan Ptolemy II Philadelphus (285-247 S.M),
menurut Surat Aristeas kepada saudaranya Philocrates. Para sarjana ini dikumpulkan
untuk menterjemahkan Kitab Perjanjian Lama Ibrani kedalam bahasa Yunani sebab
Yunani Koine merupakan bahasa tambahan kaum Ibrani dalam masa Periode
Hellenistis, terutama di Alexandria – Mesir termasuk sebagai bahan kepustakaan
Sekolah Filsafat di Mesir yang sangat terkenal saat itu.
Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Aristeas datang dengan 72 sarjana dengan menghitung 6 penatua dari tiap 12 suku
Israel. Sebagai tambahan legenda dan lambang bilangan adalah ide terjemahan yang
dibuat dalam 72 hari.
Perbedaan Jumlah Kitab-kitab Perjanjian Lama
Kitab-kitab Deuterokanonikal (Septuaginta) dalam huruf miring
Yahudi
Torah
Pentatuk
Pentatuk
Neviim
(AWAL)
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Ortodoks*
Pentatuk
Bereshet
Shemot
Vayikra
Bmidbar
Dvarim
Katolik
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Kitab Sejarah
Kitab Sejarah
Kitab
Sejarah
Yoshua
Hakim-hakim
Yoshua
Hakim-hakim
Yoshua
Hakimhakim
1-2 Samuel
(1-2 Rajaraja) 1
1-2 Rajaraja (3-4
Raja-raja)
Ruth
1-2 Samuel (1-2 Raja-raja) 1
1-2 Raja-raja (3-4 Raja-raja)
1-2 Tawarikh
1 Esdras (Ezra, 2 Esdras) 3
2 Esdras (Nehemiah)
Tobit
Judith
Esther (dengan tambahan 4)
1-2 Makkabe
Catatan:
Protestan
Yoshua
Hakimhakim
Ruth
Ruth
1-2 Samuel (1-2 Raja-raja) 1 1-2 Samuel
1-2 Raja-raja (3-4 Raja-raja) (1-2 Rajaraja) 1
1-2 Tawarikh
1-2 Raja1 Esdras (Ezra) 2
raja (3-4
2 Esdras (1 Esdras, Ezra) 3
Raja-raja)
2 Esdras (Nehemiah)
1-2 Tawarik
Tobit
Judith
Ezra (1
Esther (dengan tambahan 4)
Esdras, 2
1-2 Makkabe
Esdras) 3
3-4 Makkabe
Nehemiah
(2 Esdras)
Catatan:
1. (Septuaginta mengikuti tradisi
Gereja Timur), 1 dan 2 Samuel
(2). 1 Esdras dalam kanon
digabungkan dengan kitab Raja-raja,
Timur adalah versi
dikenal sebagai 1-4 Raja-raja atau 1-4 Yunanidari kitab Ezra yang
Kerajaan-kerajaan. Dalam kebanyakan berisi 99 ayat tambahan
kanon Protestan kanon Gereja Barat, termasuk dalam versi Ibrani.
kitab-kitab ini dikenal sebagai 1-2
Ini diterima sebagai
Samuel (1-2 Raja-raja) and 1-2 Raja- kanonikal oleh tradisi Gereja
raja (3-4 Raja-raja).
Timur.
3. Kitab-kitab Ezra dan Nehemiah
4. Kitab Esther dalam
aslinya dalam satu kitab. Kitab EzrakanonGereja Katolik dan
Nehemiah, disebut juga kitab Esdras
Ortodoks Timur
tapi disebut 1 Esdras dalam terjemahan menambahkan 103 ayat yang
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
Esther
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Yunani membedakan kitab itu dari
tak ada dalam versi Ibrani
buku lainnya dalam periode yang sama
atau kanon Protestan.
(berisi 2 Tawarikh 35-36, Nehemia
7:38-8:12, dan lainnya).
5. Kitab dari Dua Belas berisi
12 Kitab Nabi-nabi: Hosea,
6. Kitab Odes adalah koleksi kidungan Yoel, Amos, Obadiah, Yunus,
lima belas atau doa-doa perjanjian
Mikha, Nahum, Habakkuk,
Lama (contoh, Ode Pertama Musa,
Zephaniah, Haggai, Zak
Keluaran 15:1-19;Doa Habakkuk, Hab
3:2-19), dan Perjanjian Baru
7. Kidung Agung dikenal
(Magnificat, Lukas 1:46-55; Nunc
sebagai kidungan Salomo.
Dimittis, Lk 2:29-32).Ini juga berisi
Aria, Maleakhi.
berbagai naskah tulisan
Deutrokanonika (Doa Azariah,
Deuterokanonikal Daniel 3:26-45;
Kidungan Tiga Anak Muda Ibrani,
Deuterokanonikal Daniel 3:52-88),
sebagai Kidungan Fajar, disusun dari
berbagai ayat Perjanjian. Ini dalam
beberapa manuskrip tidak dipandang
kanonis oleh tradisi-tradisi Ortodoks.
Nabi-nabi
(Kecil)
Yesaya
Yeremia
Yehezkiel
Kitab Dua
Belas 5
9. Dalam Kanon Gereja Roma
Katolik, kitab Barukh
termasuk Surat Yeremia;
dalam kanon Gereja Ortodoks
Timur, Surat Yeremia kitab
terpisah. Kitab ini tidak
terdapat dalam kitab kanon
Yahudi ataupun Protestan.
8. Dikenal sebagai Hikmat Yeshua ben
Sira.
10. Kanon Katolik Roma dan
Ortodoks Timur memasukkan
Kitab-kitab Deuterokanonika
dalam Daniel yang tidak ada
dalam kanon Yahudi dan
Perotestan: Doa Azariah,
Kidung Tiga Pemuda Ibrani,
Susanna, dan Bel dan Naga.
Ketuvim
Kitab Hikmat
Kitab Hikmat
Kitab Puisi
Tehilim
Mislei
Iyov
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkotbah
Kidung Agung 7
Ayub
Mazmur
[Odes 6]
Amsal
Ayub
Mazmur
Kidung
Agung 7
Ruth
Ratapan
Hikmat Salomo dari Pengkotbah
Pengkotbah
Kidung Agung 7
Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
Amsal
Pengkotbah
Kidung
Agung7
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Pengkotbah
Esther
Daniel
Ezra
Nehemiah
1-2
Tawarikh
Salomo (Sirakh) 8
Nabi-nabi
Yesaya
Reremia
Ratapan
Barukh 9
Ezekiel
Daniel (dengan tambahan) 10
Dua Belas 5
Hikmat dari Salomo
Sirakh (Pengkotbah) 8
Nabi-nabi
Nabi-nabi
Yesaya
Yesaya
Yeremia
Yeremia
Ratapan
Ratapan
Barukh 9
Yehezkiel
Surat Yeremia 9
Daniel
Yehezkiel
Dua Belas 5
Daniel (dengan tambahan)
10
Dua Belas 5
*Ada juga daftar Kanon berbeda dalam Gereja Ortodoks lainnya: Seperti Kanon Gereja
Ethiophia, Gereja Armenia, dan Ortodoks Eropa Timur lainnya (Slavonik). Daftar berbeda
kanon Ortodoks Tewahedo Etiophia: …. 2 Tawarikh (termasuk Doa Manasseh), Yubilee, Henokh,
Ezra (kedua) dan Ezra Sutuel, 1-3 Makkabe, Messalë (Amsal 1–24), Tägsas (Amsal 25–31),
Yeremia (termasuk Ratapan, Surat Yeremia, Barukh dan 4 Barukh),Sirakh, Josippon. Sedangkan
dalam Perjanjian Baru, yang beda adalah: Ser`atä Seyon (30 kanon), Te'ezaz (71 kanon), Gessew
(56 kanon), Abtelis (81 kanon), I – II Perjanjian, Etiophia Klementinus, Etiophia Didaskalia.
(Lihat http://www.ethiopianorthodox.org/english/canonical/books.html)
Nama-nama Kitab Pshitta Tanakh
1.
Kejadian - Sipra d'Berita1 (‫)דבעריתה סיפרה‬
3.
Imamat- Sipra d'Kakhane
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keluaran - Sipra d'Mapkana
Bilangan - Sipra d'Minyane
Ulangan - Sipre d'Tinyan Aurayta
Ayub - Ketava d'Yob
Yoshua - Ketava d'Ishu bar Nun
Hakim-hakim - Sipra Dayane
1 Samuel / 2 Samuel - Ketava Kadmaya d'Shemuel / Ketava Trayana d'Shemuel
Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
10.
Mazmur - Ketava d'Mazmore (d'David)
12.
Amsal - Ketava d'Matle
11.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
1 Raja-raja / 2 Raja-raja - Sipra Kadmaya d'Malke / Sipra Trayana d'Malke
Hikmat*
Pengkotbah - Ketava d'Kukhlat
Kidung Agung - Tishbekhat Tishbekhata
Yesaya - Ketava d'Eshaya Nebya
Yeremia - Ketava d'Eramya Nebya
Ratapan - Ketava d'Olyata
Surat Kiriman Yeremia*
Surat Kiriman Barukh*
Baruch*
Yehezkiel - Ketava d'Khazquiel
Hosea - Ketava d'Khosha Nebya
Yoel - Ketava d'Yoel Nebya
Amos - Ketava d'Amos Nebya
Obadiah - Ketava d'Obadya Nebya
Yunus - Ketava d'Yonan Nebya
28.
Mikha - Ketava d'Mikha Nebya
30.
Habakkuk - Ketava d'Khabok Nebya
29.
31.
32.
Nahum - Ketava d'Nakhom Nebya
Zefania - Ketava d'Zefanya Nebya
Haggai - Ketava d'Khagai Nebya
Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
33.
Zakaria - Ketava d'Zekarya Nebya
35.
Daniel (with "Prayer of Azariah" and "Song of Three") - Ketava d'Daniel Nebya
34.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Maleakhi - Ketava d'Malakhi Nebya
Bel*
Naga *
Ruth - Ketava d'Rot
Susanna*
Esther - Ketava d'Ister
Yudith*
Ben Sirakh*
43.
1 Tawarikh / 2 Tawarikh - Sipra Kadmaya d'Dabaryamin / Sipra Beth
d'Dabaryamin
44.
Penyingkapan Barukh*
46.
Ezra - Ketava d'Ezra
45.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
4 Ezra*
Nehemia - Ketava d'Nekhemya
1 Makkabe*
2 Makkabe*
3 Makkabe*
4 Makkabe*
Yosephus, Perang kaum Yahudi *
(lihat: http://www.pshitta.org/english/)
Kitab-kitab Inter-Perjanjian
Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kitab-kitab intertestamental, banyak tulisan yang dituliskan pada masa intetestamental
(masa antar-perjanjian), disebut Alkitab Apokrifa ("perkara-perkara tersembunyi") oleh
kelompok Protestan, Deuterokanonikal ("kanon kedua") oleh kelompok Katolik, dan
Deuterokanonikal disebut Anagignoskomena ("bacaan yang bermanfaat") oleh
kelompok Ortodoks. Deuterokanonikal-Anaginoskomena (bacaan kanon kedua yang
bermanfaat atau kitab-kitab yang terlambat dikanonkan) oleh kelompok Katolik
Ortodoks (*kelompok Gereja Nasrani Katolik Ortodoks) memakai istilah ini lebih
alkitabiah, karena tepat mengacu kepada 2 Timotius 3:16.
Karya ini diakui oleh Gereja-gereja Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks
Oriental sebagai bagian dari kitab suci (maka lebih tepat kita menyebut kata
Deuterokanonika dari pada Apokrifa), meskipun kelompok Protestan tidak mengakui
kitab-kitab tersebut sebagai ilahiah terilham. Ini disebabkan latar belakang Protestan
yang menjadikan Alkitab sebagai normatif ajaran dan moral gereja dalam usahanya
menolak konsep dogma Paus Tak Bisa Salah dalam menetapkan ajaran dan moral gereja
pada Konsili-konsili lokal mereka. Sekaligus juga menolak Konsili-konsili Ekumenis
Gereja Ortodoks Yunani dari Konsili tahun 325 sampai tahun 787 (Konsili 1 sampai 7)
sebagai otoritatif Tak Bisa Salah dalam keputusan universal mereka dan menetapkan
dua dogma dasar mereka: Dogma Inkarnasi dan Dogma Tritunggal hasil formulasi
konsensus rasional bersama.
Pada akhirnya kelompok Protestan mendeklarasikan "Innerancy Alkitab" (Alkitab Lepas
dari Kesalahan) dalam the Journal of the Evangelical Theological Society tahun 1978,
usaha pemindahan konsep dogma Paus Tak Bisa Salah menjadi “Alkitab Tak Bisa Salah”
dalam pemikiran Protestantisme, yang kemudian lahir konsep "The Sufficiency of
Scripture" (Kitab Suci Cukup – Sola Skriptura): “Kitab Suci adalah CUKUP, Alkitab adalah
segalanya yang kita perlukan untuk memperlengkapi bagi hidup iman dan ibadah.”
Banyak orang Kristen sebenarnya mengakui Kitab-kitab Intertestamental ini sebagai
yang baik dan sangat bermanfaat sekali. Gereja Anglikan Inggris melihat apokrifa
menjadi "dibaca bagi teladan hidup" tapi tidak digunakan "untuk menetapkan suatu
doktrin." Martin Luther membuat pernyataan sama dengan menyebutnya: "tidak
dipandang sejajar terhadap Kitab-kitab Kudus, tapi berguna dan baik untuk dibaca."
Bagi kaum Nasrani melihat Kitab-kitab Tertulis tidaklah menjadi patokan utama karena
Kitab Suci bagian dari dua pilar Iman lainnya; Pilar Tradisi Suci dan Pilar Wahyu
sehingga Tiga Pilar Iman merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan tidak bisa
berdiri sendiri.
Oleh sebab itu, tidak ada persoalan terhadap Kitab Suci yang kanonik dan non-kanonik.
Ini bukan suatu isu yang penting. Alkitab, Tradisi, dan Wahyu sama sekali tidak pernah
menyatakan “kitab-kitab” apa saja yang kanonik dan tidak kanonik dan harus berapa
jumlah kitab suci, kecuali tradisi manusia (human made) yang memformulasinya
demikian. Sehingga usaha melepaskan Alkitab berdiri sendiri dengan cara
Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
mengkanonkan Kitab-kitab tersebut dengan memberikan label kanonik dan nonkanonik sebenarnya merupakan usaha manusia mendahului Tuhan sendiri dan ada
unsur motif, politis, dan kekuasaan yang bermain dibalik usaha itu semua. Sekalipun
dengan alasan klasik dan klise untuk mencegah bidat-bidat muncul merupakan
pernyataan absurd. Kanonik atau Non-Kanonik Kitab Suci bidat-bidat tetaplah muncul
dalam diri Gereja itu sendiri yang berusaha membuat inovasi dan tafsir Alkitab untuk
membangun dogma dan doktrinnya sendiri dalam usaha memproteksi “Ajaran-ajaran”
yang mereka pandang sendiri alkitabiah dari pada kelompok lainnya. Semakin besar
kelompok gereja yang didukung oleh politik gerejawi serta bergandengan tangan
dengan penguasa duniawi maka tercipta apa yang dikatakan Alkitab Kanonik dan Nonkanonik, semakin besar juga peluang membuat inovasi ajaran-ajaran bida’ah. Besar dan
kecil jumlah anggota Gereja tidak kebal dari kecenderungan membuat “ajaran-ajaran
sesat yang non-alkitabiah” sebagaimana kita baca dalam Sejarah Gereja sepanjang abad
terjadi pertikaian teologis sepanjang masa. Jika kita melihat hanya pada sisi Kanonis
Alkitab, maka pertanyaan akan muncul, Mengapa mereka yang menyatakan Kitab
Kanonik justru menciptakan ajaran-ajaran baru yang menyesatkan? Siapa yang bertikai
sebenarnya? Jika Gereja – gereja besar tersebut dituntun Roh Kudus pastilah tidak ada
perpecahan Gereja-gereja, faktanya justru sebaliknya. Jika begitu apa gunanya Kitab
Kanonik itu?
Dalam sejarah Kanonik Alkitab, kita tahu persis bahwa jumlah Kitab Suci berbeda-beda
antara antara satu kelompok Kegamaan dengan lainnya (baik itu Perjanjian Lama dan
Baru), dan TIDAK ADA yang disebut Kanon Alkitab Universal, kecuali hanya “ide-ide”
saja, prakteknya tidak ada. Sepanjang abad masing-masing kelompok membuat daftar
kanonnya sendiri seperti kita baca dibawah ini:
1.
2.
3.
4.
Kanon Septuaginta (LXX), (285-247 S.M) sebanyak sekitar 53 Kitab.
Kanon Tanakh Ibrani (tahun 70-80 M) sebanyak 39 Kitab.
Kanon Marsion (84-160)
Irenaeus (120-202) uskup dari Lugdunum di Gaul, yang disebut Lyons, Parncis,
menyusun Kanon Perjnajian Baru sejumlah 21 Kitab.
5. Origenes dari Alexandria (awal tahun 200 M), menyusun Perjanjian Baru 27
Kitab.
6. Athanasius dari Alexandria (296-373): 22 Kitab Perjanjian Lama dan 27
Perjanjian Baru.
7. Fragment Muratori (1672–1750 berisi 85 fragmen Kitab Perjanjian Baru.
Tahun 367 Athanasius datang dengan 73 kitab untuk Alkitab Kristen yang diyakini
menjadi terilham ilahiah. Daftar ini akhirnya disetujui oleh Paus Damasus I tahun 382
M, dan secara resmi diakui oleh Konsili Gereja Roma pada tahun yang sama. Kemudian
pada Konsili di Hippo (393 M) dan Kartago (397 M) disahkan daftar 73 Kitab-kitab.
Pada tahun 405 M, Paus Innocent I menulis surat kepada Uskup Toulouse menegaskan
ulang kanon 73 kitab. Pada tahun 419 M, Konsili Kartago menegaskan kembali daftar
Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
ini, dengan persetujuan Paus Boniface. Konsili Trente, tahun 1546, dalam menjawab
reformasi memisahkan 7 kitab dari daftar kanon, menegaskan kembali daftar
Athanasius sebanyak 73 kitab.
Martin Luther tidak suka 7 kitab dari Perjanjian Lama dengan alasan sudut pandang
pribadi saja, sehingga ia membuang Kitab-kitab tersebut dari daftar Alkitab pada abad
ke-16 M. Ia mengacu kepada Konsili Yamnia Yahudi tahun 90 M. Sebaliknya jika dilihat
dari sudut pandang Yahudi ada perbedaan lagi; kelompok Saduki percaya hanya 5 kitab
Musa, sebaliknya kelompok Rabbinik Farisi percaya pada 34 kitab Perjnajian Lama.
Namun ada kelompok Yahudi Diaspora percaya kepada 7 kitab itu adalah terilham
ilahiah. Sementara pada zaman Yeshua dan Para Rasul tidak ada persoalan masalah
Kanon Kitab Suci, tidak ada bukti apapun Alkitab sudah dikanonkan dengan jumlah
tertentu. dalam kelompok Ortodoks Timur dan Katolik berpandangan bahwa Yeshua
dan Para Rasul menggunakan Kitab Tanakh terjemahan Septuaginta (LXX), ini hanya
tafsiran saja dan tak ada bukti sama sekali. Kita harus ingat budaya Rabbinik di
Sinagoga dan di Israel:
Selama abad pertama Masehi., bahasa Ibrani tetap bahasa orang Yahudi yang
tinggal di Yudea, sebagian kecil di Galilea. Bahasa Aramaik tetap bahasa kedua
dan bahasa perdagangan. Orang Yahudi pada waktu itu TIDAK BERBICARA
BAHASA YUNANI. Pada kenyataannya, satu tradisi yang kuat mengakar pada
zaman itu bahwa “Lebih baik memberikan makan anak-anak Yahudi makan
daging babi dari pada mengajari mereka bahasa Yunani!” Itu adalah
kejahatan jika makan daging babi dilarang oleh Torah, alhasil, ditolak oleh
orang Yahudi. Dan itu hanya diijinkan oleh pihak berwenang Yahudi orang
muda pewagai pemerintah bisa belajar bahasa Yunani, dan kemudian itu hanya
dimaksudkan untuk tujuan urusan politik pada tingkat Nasional atau
Internasional. Bahasa Yunani adalah Sepenuhnya Tak Dapat Diakses dan
Ditolak bagi masyarakat mayoritas Yahudi di Israel selama abad pertama. Pada
umumnya orang Yahudi di Israel abad pertama tidak tahu bahasa Yunani.”
Adalah kebiasaan Yahudi hingga zaman modern di Sinagoga membaca kitab suci Ibrani
barulah diterjemahkan dalam bentuk Targum Aramaik pada abad pertama. Barangkali,
jika di Mesir dan Asia Kecil yang berbahasa Yunani, bahasa Ibrani dibacakan barulah
diterjemahkan kedalam bahasa lokal. Itu fakta yang benar, tidak seperti keyakinan
Gereja-gereja Greco Roman yang berlebihan menafsirkan penggunaan bahasa Kitab Suci
pada Abad Pertama semuanya dengan bahasa Yunani.
Kitab Suci Pshitta – Kitab Suci Jemaat Kristen Timur
Terjemahan Pshitta mulai dilakukan tahun 1987. Ini merupakan kesetiaan melestarikan
bahasa Aramaik Asli yang didasarkan pada Peshitta Timur. Berbagai macam terjemahan
dalam bahasa Inggris dicocokkan sebagai usaha perbandingan dan referensi. Tujuan
Page 14- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
terjemahan ini untuk memberikan kemurnian dan terjemahan modern Kitab Suci yang
bisa dimengerti dalam bahasa Inggris khususnya bagi mereka yang tak bisa membaca
dan memahami teks Aslinya.
Versi Pshitta mengganti nama-nama Ibrani tradisional dan frasa kata-kata yang yang
ekuivalen terhadap Aramaik. Makna dan kata Kitab Suci tetap sama, yakni “PSHITTA” –
Kitab ini merupakan Edisi Kitab Suci satu-satunya di muka bumi ini yang paling akurat
dari SABDA ALAHA yang TAK BERUBAH sejak zaman Para Rasul hingga sekarang. Hal
yang sama juga diberikan kepada nama-nama individual dan lokasi geografis.
Kebanyakan referensi kata "Yahudi " diterjemahkan sebagai "kaum Israel" atau "kaum
Yehuda" dan variasi yang sama di mana dirasa tepat. Nama sang Ilahi diterjemahkan
langsung dari bahasa Aramaik dalam bentuk "Mar-Yah" (artinya, "YHWH Tuhan")
ekuivalen terhadap sebutan yang dikenal luas dalam bentuk kata "Yahweh".
Terjemahan ini berasal dari Teks Kitab Suci “Pshitta” (baca, Peshitta) yang otentik
bersejarah sebagai sumber informasi kesejarahan dan dokumen yang sangat berharga.
Nama “PSHITTA” adalah Aramaik dan artinya, “LURUS",”JUJUR” dan “BENAR” (asli dan
naskah murni dari Kitab Suci). Pshitta adalah naskah Alkitab paling tertua dalam
eksistensinya, gaung suara ini sudah dua ribu tahun disuarakan, tetapi banyak pihak
menepisnya karena faktor etnosentrisme dan Anti-Semitik, khususnya Gereja-gereja
Barat (persfektif Greco-Roman) yang ambisius dengan primasi politis Hellenisme –
Latinisme, namun di wilayah-wilayah Timur Jauh gaung bahasa Yunani tidaklah
menjangkau. Tidak ada alasan apapun menolak Pshitta yang merupakan fakta obyektif
sejarah Kitab Suci yang benar! Karena Pshitta adalah SABDA ALAHA yang disimpan,
dilestarikan dan dijaga kemurniannya sepanjang generasi ke generasi mulai dari masa
Para Rasul (Shlikhim) masih hidup hingga akhir zaman. Pshitta itu satu-satunya teks
murni Kitab Suci yang terpercaya yang berisi Kitab-kitab Israel (Tanakh: Torah, Nevii,,
dan Kethuvim) dan Kitab Mshikhanuth (Brith Chadasha: Beshura, Misnah, dan Igeret)
yang dituliskan dalam bahasa Aramaik dan Aramaik dialek bahasa yang diucapkan oleh
Maran Yeshua Mshikha dan Para Murid-Nya (talmidim) pada Abad Pertama Masehi.
Dialek Aramaik ini disebut “Nasramit” (Ibrani-Aramaik) yang tetap lestari dalam Gerejagereja Timur (the East bukan the Eastern) Ortodoks Katolik Timur, terutama Assyria,
Syria dan India.
Jika pihak Gereja-gereja Greco Roman (Kekeristenan Yunani-Latin) mengklaim bahwa
Yeshua dan Para Rasul menggunakan bahasa Yunani dengan berbagai klaim dalam
argumentasinya, kita biarkan saja karena tergantung sudut pandang mata mereka
sendiri dan tidak perlu kita perdebatkan. Bagi kita jelas tahu bahwa “Orang Yahudi”
adalah anti-Yunani dan anti-Latin sejak zaman kuno bagaimana mereka bisa menerima
bahasa Yunani sebagai bahasa mereka? Bagi kita klaim semacam itu hanya bagi anakanak sekolah minggu dan dongeng yang diajarkan selama berabad-abad.
Page 15- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Selintas Pandang Kanon Kitab Suci
Dikenal dengan baik fakta bahwa Gereja Timur (the East) menerima Kitab-kitab
tertentu sebagai Kitab Suci yang dikemudian ditolak oleh pihak lain. Cukup jelas
memang sekitar tahun 100 M., kanon “Perjanjian Baru” secara menyeluruh diterima
oleh mayoritas Gereja-gereja yang berisi: dua 27 Kitab-kitab, tetapi ada 5 Kitab lagi
dipertanyakan keotentikannya dan tidak diterima secara universal yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Igeret Keipha ke-2,
Igeret Yaa’kov,
Igeret 2 Yokhanan,
Igeret 3 Yokhanan,
Sefer Gilyana.
Kelima Kitab yang dipersoalkan itu dipertanyakan juga diwilayah-wilayah tertentu,
sebaliknya diterima seutuhnya di wilayah lain. Beberapa kaum Nasrani Assyria di Cina
menerima 27 Kitab, sementara pada komunitas lainnya di Cina, India, dan Asia
Tenggara tak menerima 5 Kitab yang dipersoalkan tersebut. Kemudian, banyak dari
kaum Nasrani yang awalnya menerima 5 Kitab yang dipersoalkan itu menolak Kitabkitab tersebut akhirnya menerimanya, dan ada yang memasukkannya dalam daftar
kanon sejajar dengan kanon Deuterokanonika Perjanjian Baru. Tidak semua Gerejagereja di Timur ataupun Barat menerima kanon yang sama. Gereja-gereja di Timur dan
Barat tidak ada kata sepakat hingga sekitar tahun 400 M., dan masih ada beberapa
Gereja-gereja di Timur tidak setuju dengan Kitab-kitab yang diseleksi pada waktu itu.
Tidak setiap kelompok setuju punya Kitab-kitab seperti: Surat Kiriman Penggembalaan
Hermes, Klemen Pertama, Didakhe (Limudah), Hikmat Salomo, Wahyu Petrus, dll.,
dalam kanon khusus mereka. Ada yang melihat bahwa Kitab-kitab yang tak diakui oleh
Gereja-gereja lain dilihat dalam Tiga Pilar Iman tidaklah menjadi kontradiktif,
sebaliknya saling dukung mendukung satu sama lain. Memang diakui ada tingkat
penerimaan Isi yang harus diperhatikan pada tiap Kitab, tetapi tidak bisa dilihat hanya
Kitab mencocokkan Kitab tetapi Tiga Pilar Iman yang harus sinkron satu sama lain: Pilar
Kitab Suci, Pilar Tradisi, dan Pilar Wahyu. Jika suatu kitab dicocokkan dengan kitab suci
lainnya pastilah satu sama lain ada yang kontradiktif dan akhirnya manusia ambil alih
sebagai penafsir kitab suci menjadi hakim diantara kitab suci sehingga lahirlah istilah
kanonik dan non-kanonik. Sebenarnya ini hanya usaha manusia dalam menafsirkan
kitab suci dengan menyatakan satu kitab suci layak dan tak layak, sekalipun itu
dilakukan melalui usaha kritis teks tingkat tinggi (high texts criticis) dengan berbagai
media linguistic bukanlah jawaban yang tepat.
Melalui Tiga Pilar Iman kita akan bisa melihat bahwa suatu kitab itu bermanfaat atau
tidak dalam mengajar, menyatakan kesalahan, mengajarkan kebenaran dan
memeprbaiki perilaku hidup pembacanya itulah yang inti dengan adanya Kitab Suci (2
Page 16- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Timotius 3:16). Bisa saja didalam teks ada kesalahan manusia dalam menyalin atau
salah geofrafis dan sebagainya tetapi inti pesan itu yang penting. Dengan demikian tidak
ada pertikaian teologis dan tafsir kitab suci yang menimbulkan perpecahan gereja
Kristen menjadi ribuan sekte hingga abad modern ini. Jiwa Yudaisme Alkitabiah tidak
melihat Alkitab sebagai satu-satunya pegangan dalam Iman (Emunah) tetapi Tiga Pilar
Iman. Kebanyakan Gereja-gereja hanya punya bagian-bagian apa yang dikenal luas di
Barat sebagai ”Perjanjian Baru.” Namun, Gereja-gereja lainnya punya koleksi Kitab-kitab
yang berbeda. Ini bukan saja sangat sulit mensirkulasikan Kitab-kitab yang tepat sama
pada komunitas-komunitas yang membentang dari Yudea ke Asia Kecil hingga ke
wilayah Asia Timur Jauh, tetapi juga sejumlah teks berbeda didistribusikan. Banyak
orang hingga sekarang berasumsi bahwa hanya ada 27 Kitab-kitab yang beredar dan
semua itu merupakan kanon lengkap yang salinannya semua berjumlah 27 manuskrip.
Fakta yang sebenarnya ada lusinan selama masa Abad Pertama dan Kedua yang diklaim
memiliki otoritas Rasuliah. Terkadang teks-teks ini digunakan sebagai Kitab Suci dalam
Gereja-gereja. Banyak dari 27 Kitab-kitab itu bahkan tidak dikenal oleh banyak Gerejagereja, khususnya mereka yang berada di Asia Tenggara dan Timur Jauh. Beberapa
Kitab-kitab tertentu diterima pada waktu yang berbeda di wilayah yang berbeda pula.
Itulah sebabnya aturan-aturan Kanon berbeda-beda di tiap wilayah. Batasan-batasan
kanon mencair pada abad ke-2 dan ke-4 M. Gereja mengakui sebagai Kitab Suci pada
abad ke-4 dengan merangkum Tulisan-tulisan yang menuntun hidupnya, paling
sedikitnya diakui bersama di beberapa wilayah di masa abad-abad sebelumnya. Kitabkitab Ibrani tampaknya diterima tanpa mempertanyakannya sebagai Kitab Suci lebih
awal dalam Gereja Timur dari pada di Barat; dan sebaliknya Kitab Wahyu lebih dahulu
di terima di Barat sebagai bagian Kitab Suci dari pada di Timur, meskipun faktanya
Barat dan Timur sudah memiliki Salinan - salinan Kitab-kitab Ibrani dan Wahyu dari
tahun 100 M. Akan tetapi, di wilayah Asia Timur Jauh tidak tahu Kitab Wahyu ataupun
tidak tahu banyak tentang tulisan-tulisan Surat Kiriman Rasul Paulus hingga setelah
tahun 600 M! Beberapa Surat Kiriman itu mereka masukkan kedalam “Kanon
Deuterokanonika” (Apokrifa), yakni kelompok manuskrip Kitab-kitab kuno (Pra-Rasulrasul) dan yang terakhir (masa Rasul-rasul). Beberapa kitab-kitab “Kanon
Deuterokanonika” sesungguhnya ada yang lebih tua dari pada Kitab-kitab hasil tulisantulisan Rasuli (seperti Kitab Henok), tetapi Kitab ini dianggap kanonik kemudian atau
tidak diakui resmi oleh Gereja hingga kemudian, Kitab itu dimasukkan kedalam “Kanon
Terakhir” (Deuterokanonika), tetapi bukan berarti kualitasnya lebih rendah dari kitab
lainnya, semua kitab-kitab normatif! Tapi apakah cocok dengan Tradisi dan Wahyu? Itu
yang harus menjadi prinsip.
Salah satu alasan mengapa Tulisan Rasul Paulus dikelompokkan masuk dalam daftar
“Kanon Terakhir” ("Deuterokanonika - Apokrifa") dikarenakan fakta aslinya diterima
oleh Jemaat-jemaat di Asia Timur Jauh dalam naskah bahasa Yunani dan kemudian
diterjemahkan ulang kedalam bahasa dialek Aramaik dengan menggunakan teks
Aramaik Timur dari Pshitta.
Page 17- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kanon Jemaat Nasrani Katolik Ortodoks dikategorikan dalam 9 bagian: Torah, Nabinabi, Tulisan-tulisan Suci, Injil, Sejarah, Surat Kiriman, Kidungan, Mishna, dan
Deuterokanonika.
A. Peshitta (Tanakh & Brith Chadasha):
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
Torah: 1. Sipra d'Berita, 2. Sipra d'Mapkana, 3. Sipra d'Kakhane.4. Sipra
d'Minyane. 5. Sipre d'Tinyan Aurayta.
Neviim: Ketava d'Ishu bar Nun, Sipra Dayane, Ketava Kadmaya d'Shemuel /
Ketava Trayana d'Shemuel, Sipra Kadmaya d'Malke / Sipra Trayana d'Malke,
Ketava d'Eshaya Nebya, Ketava d'Eramya Nebya, Igeret d'Eramya Nebya*,
Ketava d'Khazquiel, Ketava d'Khosha Nebya, Ketava d'Yoel Nebya, Ketava
d'Amos Nebya, Ketava d'Obadya Nebya, Ketava d'Yonan Nebya, Ketava
d'Mikha Nebya, Ketava d'Nakhom Nebya, Ketava d'Khabok Nebya, Ketava
d'Zefanya Nebya, Ketava d'Khagai Nebya, Ketava d'Zekarya Nebya, Ketava
d'Malakhi Nebya,Ketava d'Yob, Ketava d'Eramya Nebya, Ketava d'Olyata,
Ketava d'Amos Nebya, Ketava d'Nekhemya, Ketava d'Daniel Nebya.
Kethuvim: Ketava d'Mazmore, Ketava d'Matle, Choqma*, Ketava d'Kukhlat,
Tishbekhat Tishbekhata, Igeret d’ Barukh*, Baruch*, Daniel ("Doa Azariah"
dan"Kidung Tiga Anak Muda"), Bel*, Naga*, Ketava d'Rot, Susanna*, Ketava
d'Ister, Yudith*, Ben Sirakh*, Penyingkapan Barukh*, 4 Ezra*, Ezra - Ketava
d'Ezra,1-4 Makkabe*,Yosephus, Perang kaum Yahudi,* Sefer Pirkei Avot.
Beshorah: Mar Mattai (Matius), Mar Markus (Markus), Mar Lukas, Mar
Yokhanan (Yohanes), Mar Thoma (Thomas), Injil Nasrani – Injil Dua Belas
(Aramaik), dan berbagai Injil lainnya. (lihat; lampiran dibawah).
Sejarah: Ma’asei Shliakh Mar Thoma, Maasei ha-Shlichim (Termasuk
‘Limudah’ juga disebut "Didakhe"), Sejarah Kehilla (Kisah Kerasulan Jemaat
setelah Rasul Dua Belas).
Igeret / Surat Kiriman: al’Ivrim, Ya’akov, 1 Keipha, 1 Yokhanan, Sefer B'nai
Ohr, Derekh d'Kehilla, Derekh Torah, Sefer Didaskalia, Klementinus, Gembala
Hermas, Surat-surat Ignatius, dll.
Kidungan: Shirim ha'Shabbat (Kidungan Sabat), Tehilat Oda Alaha
(Kidungan Ucapan Syukur kepada Alaha) termasuk Odes dari Shlimon, Sefer
ha'Shnatluakh (Kitab Hari Kudus, Musim-musim Perayaan dan Kalender
Suci).
Page 18- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
VIII.
IX.
Mishna: Sefer Mar Addai, Sefer Av-kadmonim (tulisan-tulisan Para Uskup
Agung dan Mistikus Ortodoks Katolik), Khamis bar Kardahe, Etika dari Para
Bapa, Sefer Mar Odisho, Sefer Dvor, Yeshua Sutra.
Deuterokanonika: Sefer Yashar, Sefer Enokh, Jubilees, Sefer B'nai Ya'aqub,
Tobit, Yehudit, Maccabees, Sefer bar Sirakh (Ben Sirach), Barukh, Doa
Manasseh, Damkhalti (juga disebut "Diatessaron"), Igeret Kiriman Romanim,
1-3 Korintim, Galatim, Efesim, Filipim, Kolosim, 1 - 2 Tesalonikim, 1-2
Timoteos, Titus, Philemon, 2 Kepiha, 2 dan 3 Yokhanan, Yudah, Gilyana, Sefer
Rabban bar Sauma, Sefer Hazon d'Sadhu, Dua Belas Bapa, Sefer Bnai Ohr dan
Kitab Persaudaraan Biara Mshikha Raja, Sefer Choqma Melkisedek, Imam
Melkisedek, dan Penyingkapan Saudara Serafim.
Kitab Torah, Neviim dan Ketuvim semuanya asli ditulis dalam bahasa Ibrani dan
beberapa pasal dari bahasa Aramaik, juga Injil Mar Mattai, Surat Kiriman Ya'aqub dan
Kitab Ibrani. Kitab-kitab yang dikenal sebagai Sefer B'nai Ohr, Derekh d'Kehilla, Derekh
Torah adalah berasal dari dialek Aramaik yang dekat sekali ke bahasa Ibrani. Kitabkitab kategori “Kidungan” dilihat bersifat Hebraik (Ibrani) dengan keterkecualian Kitab
yang dikenal sebagai Sefer ha'Shnatluakh. Injil Mar Thoma berasal dari dialek Aramaik
yang sedikit dipengaruhi bahasa Koptik. Sefer Mar Addai berasal dari sumber Syria.
Sefer Avkadmonim terdiri dari beberapa kitab, koleksi kutipan-kutipan dan tulisantulisan ringkas dari semua para Rosh Mebaqqer mulai dari tulisan Mar Ya'aqub hingga
kepada Patriak berikutnya. Koleksi Kitab-kitab ini juga terdiri dari tulisan-tulisan Para
Rabbanim sepanjang generasi Jemaat termasuk tulisan-tulisan dari Rabbanim Jemaat
pada abad ke-2 atau ketiga dari Tibet. Etika Para Bapa berasal dari sumber Ibrani Aramaik, bagian dari adaptasi traktat Pirkei Avot tradisional.
Derekh Torah terdiri dari kategori daftar 613 Mitzvoth karya Rabbi Yahudi. Derekh
d'Kehilla, menunjuk sebagai "Kitab Perihal Aturan Cara Hidup Jemaat", terdiri dari
variasi tulisan-tulisan dari abad Pertama dan Kedua, termasuk versi tulisan Limudah,
versi tulisan singkat Sefer B'nai Or, dan aneka ragam Surat-surat yang ditujukan bagi
Jemaat-jemaat. dari berbagai variasi Injil (Beshura) dengan beberapa teks berdasarkan
pada Derekh d'Kehilla. Yeshua Sutra dikaitkan kepada Para Uskup Alopen di Cina.
Kitab Sefer Yashar, Sefer Enokh, dan Yubilee milik sumber ibrani – Qumran yang
dipengaruhi diwaktu kemudian oleh sumber Yunani dan Koptik. Seberapa luas
pengaruh ini belum bisa diketahui. Banyak Kitab-kitab lainnya yang bersumber bahasa
Aramaik, Syria dan Yunani. Sumber Yunani dikaitkan dengan Kitab-kitab: Roma, 1 dan 2
Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Thessalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus,
Philemon, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu.
Page 19- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kitab Sefer Rabban bar Sauma dan Sefer Hazon d'Sadhu adalah tulisan-tulisan masa kini
yang ditambahkan kedalam Kanon Katolik Ortodoks melalui sudut Pandang Tiga Pilar
dan diterima dalam bahasa Aramaik dan Urdu.
Klasifikasi Kitab Melalui Beda Budaya
Hampir semua Kitab-kitab Suci keseluruhan bersifat Semitik mayoritas, dengan
kekecualian seperti Kitab "Sefer Hazon d'Sadhu" karena asal-usulnya dari India dalam
bahasa Urdu. Pertama kali tulisan-tulisan Rasul Paulus dipandang dengan rasa curiga
oleh Jemaat sebelum tahun 600-an di Cina karena naskah-naskahnya tertulis dalam
bahasa Yunani. Kitab-kitab ini lambat laun semakin dikenal (dan digunakan) diantara
kaum Nasrani di Cina dan kaum Mshikani Mar Thoma di India dan selanjutnya diterima
secara bertahap oleh mereka sebagai bagian Kitab Suci. Dengan demikian Kitab-kitab
yang disebut “Kanon Terakhir” (Deuterokanonik) bisa dipandang sebagai "Thomasin"
(termasuk Injil dan Kisah Rasul Mar Thoma, dan Kisah Rasul Mar Addai). Kaum
Mshikhani Mar Thoma sangat akrab dengan Sefer Hazon d'Sadhu. Teks khusus ini tidak
diterima oleh Jemaat yang berakiatan dengan instruksi pengungkapan. Naskah
Ortodoks termasuk Kitab-kitab seperti Yeshua Sutra, Sefer Rabban bar Sauma dan Sefer
Dvor. Kitab Sefer B'nai Or, Derekh d'Kehilla, Limudah, dan Derekh Torah termasuk teksteks kanonis awal diterima oleh Jemaat. Limudah itu merupakan Dekrit Rasuliah
(Apostolic Decree) yang dikirimkan dari Yerusalem kepada komunitas –komunitas
Orang Percaya Baru yang berasal dari kaum Goyim. Tulisan-tulisan ini kemudian
disatukan serta ditambahkan dalam Kitab Kisah Para Rasul pada abad ke-4. Jemaat
selalu
memegang
teguh
posisi
ini.
Gulungan Laut Mati
Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) merupakan sumber naskah dokumen Abad
Pertama yang merupakan bagian dari Kitab Suci Mshikhani. Jemaat Orang Percaya
mentransplantasikan banyak kitab-kitab ke kirbet Qumran dari Yerusalem dan para
sarjana ahli arkeologi telah salah memperkirakan penanggalan dokumen-dokumen ini
dengan memperkirakan dokumen itu berasal dari periode lebih tua. Naskah Qumran
sebenarnya tidaklah satu-satunya situs Naskah-naskah Kuno yang ditinggalkan, situs ini
terbentang dari Mesir, Syria, Arabia, Afrika, Mesopotamia, Tibet, Cina, India, Asia
Tenggara, Inggris (bangsa Keltik), dan bahkan sampai Meksiko (Amerika). Hanya
penggalian para ahli arkeologis dan juga sumber pemegang naskah belum mau
membuka suara hingga zaman modern ini.
Oleh karena itu, sangat miskin jika kita hanya terpaku pada daftar Kanonisasi Kitab Suci
baik oleh Konsili Yamnia - Yahudi maupun Kristen. Gereja Nasrani Katolik Ortodoks
khususnya tidak punya keyakinan Kanon Kitab Suci Tertutup sebab misteri Ilahi
Page 20- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
sungguh merupakan rahasia yang tak terselami dan maha luas yang tak terjangkau akal.
Biarlah seiring waktu Alaha berbicara melalui para nabinya untuk menyingkap
semuanya ini. Contoh, sebelum penemuan naskah Qumran di laut mati, telah
disingkapkan perihal naskah – naskah kuno kaum Esseni Qumran kepada Uskup Agung
John Sebastian Marlow Ward pada tahun 1920 perihal naskah-naskah yang hilang salah
satunya Naskah Logia Imam Melkisedek dan Keimamatan Melkisedek sehingga beliau
bekerjasama dengan W.A Wigram, utusan Gereja Anglikan dan Kerajaan Inggris
mengumpulkan semua sumber-sumber naskah dan data arkeologis Kekristenan praNikea yang ada pada Gereja Assyria di Iran-Irak sehingga terbentuklah satu Museum
Naskah kuno milik Gereja Katolik Ortodoks yang sekarang dipindah ke Australia.
Jika kita melihat dari daftar jumlah Kanon-kanon Kitab Suci Gereja Nasrani Katolik
Ortodoks ini jelas sekali ada perbedaan signifikan dengan komunitas-komunitas Gereja
pada umumnya. Harus diketahui dengan jelas dan sekaligus kami tegaskan bahwa
TIDAK ADA KANON UNIVERSAL DITERIMA OLEH SEMUA KELOMPOK KEAGAMAAN
KRISTEN DI MUKA BUMI INI SEPANJANG ABAD. Persoalannya bukan pada Kitab Suci
tetapi Siapa yang mengkoleksi dan Mengapa harus dikoleksi ini semua kembali kepada
masalah Doktrin Gereja masing-masing.
Tidak ada satu kelompok gerejapun punya hak menyatakan suatu kelompok sesat atau
menyesatkan yang dianggap bidat, sebab semua itu tergantung siapa yang menyatakan.
Bagi sudut pandang Gereja-gereja Ortodoks Timur melihat Gereja Roma Katolik adalah
sesat, begitupun sebaliknya Roma Katolik melihat Gereja-gereja Ortodoks Timur adalah
sesat karena tidak tunduk kepada tahta Kepausan maka senjata perlu diarahkan ke
tubuh Gereja-gereja Ortodoks Timur yang keras kepala menurut pandangan Roma
Katolik. Maka jalan satu-satunya, membentuk Kaum UNIAT Roma Katolik untuk
menggembosi Gereja-gereja Ortodoks Timur. Begitu juga Gereja-gereja Reformasi
Protestantisme melihat semua Gereja-gereja Rasuliah Katolik dan Ortodoks adalah
bunda-bunda penyesat Kekristenan sehingga dialogpun diadakan melalui Dewan
Gereja-gereja Sedunia.
Sekali lagi tegas kita nyatakan bahwa setiap Komunitas gerejawi adalah INDEPENDEN
sebagaimana sejak semula dari akar sejarahnya pada abad pertama, jika ada usaha
mendominasi kelompok-kelompok independen ini tidak lain tidak bukan adalah usaha
POLITIK GEREJAWI KAWIN DENGAN POLITIK SEKULER menekan dan memarjinalkan
kelompok kecil independen. Ini fakta sejarah selama 2000 tahun ini, dan jelas ini selalu
akan ditutupi oleh pihak-pihak merasa diri berkuasa.
Kanon kitab suci, doktrin, dogma, ethos, tradisi, sistem pemerintah Gereja Kristen erat
kaitannya dengan politik gerejawi setelah Rasul-rasul wafat. Ini tak bisa disangkal
kecuali mereka yang sengaja berusaha menutupinya.
Page 21- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Jadi berapa jumlah kitab suci yang dianggap kanonis bagi Jemaat, semua itu tergantung
kepada keputusan suatu Gereja berkorelasi kepada dasar doktrin mereka sendiri.
Denominasi Reformasi Protestan pada umumnya mengikuti Martin Luther hanya
dengan 66 kitab saja, ini disebabkan dasar doktrin mereka sendiri yang menganggap
jumlah 66 kitab sudah cukup melalui doktrin/dogma Kecukupan Kitab Suci (Sola
Scriptura). Gereja Roma Katolik sekitar 73 Kitab dan begitu juga ada Gereja rasuliah
lainnya sejumlah 75 kitab dan lain sebagainya.
Bagi Jemaat Nasrani Katolik Ortodoks masalah Kitab Suci berapa jumlahnya tidak
dipersoalkan sebab “Kitab Suci tidak menafsirkan Kitab Suci”, tetapi Kitab Suci
ditafsirkan Tradisi Suci dan Tradisi Wahyu, dengan demikian tepat seperti yang
dinasihatkan Shliakh Mar Saul kepada Timotius:
“Oleh sebab itu, saudara-saudara, berdirilah teguh pada Perintah-perintah yang
kamu pelajari dan jungjung tinggi, entahkah itu yang kami sampaikan secara
Lisan langsung atau melalui Surat kami. (2 Tesalonika 2:15 Peshitta)
Selanjutnya, Shliakh Mar Saul menasihati Mar Timotheos:
Akan tetapi, engkau hendaklah tetap berpegang teguh terhadap apa yang
engkau telah pelajari dan melalui Siapa engkau diteguhkan (dimshikhna).
Sebab engkau tahu dari siapa engkau belajar, Dan dari sejak masa kecil, engkau
telah mempelajari kitab-Kitab Suci (kitab Perjanjian Lama) yang disampaikan
kepadamu perihal hikmat hidup kekal melalui iman dalam Eashoa Msheekha.
Sebab setiap Tulisan yang dituliskan melalui Rukha d’Kudsha adalah
bermanfaat dalam mengajar dan menjelaskan, dan untuk membangun dan
mendidik orang kepada kebenaran, Agar setiap umat Alaha bisa sepenuhnya
didorong,* untuk melakukan setiap perbuatan baik dan menjadi penganut yang
setia. (2 Timotius 3:14-17 Pshitta)
Dalam Kitab Suci kita tidak menemukan perintah berapa jumlah dan kitab apa saja yang
menjadi Kitab Suci yang harus dikanonkan sebagai Kitab-kitab Kanonik yang wajib
digunakan Jemaat Mshikha di bumi.
Kalaupun ada perkataan larangan MENAMBAH DAN MENGURANGI ALKITAB terdapat:
Dalam Kitab Musa:
“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan
janganlah kamu menguranginya , dengan demikian kamu berpegang pada
perintah Mar-YAH, Alahamu, yang kusampaikan kepadamu.” (Ulangan
4:2; 12:32)
Page 22- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Larangan menambahi Kitab Musa (Bereshit, Shemot, Vayikra, Bmidbar, Dvarim), tetapi
perintah ini dilanggar dengan adanya tambahan tulisan yang dituliskan bukan oleh
Musa (Ulangan 34:1-12). Tetapi Tidak ada perintah yang sama berlaku bagi Kitab Para
Nabi, dan Tulisan-tulisan Suci lainnya (Ketuvim).
Dalam Kitab Wahyu Shliakh Mar Yokhanan:
"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan
nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Alaha akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab
nubuat ini, maka Alaha akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan
dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
(Wahyu 22:18-19)
Tidak ada secara khusus dibicarakan mengenai JUMLAH Kitab Suci yang menjadi
Pedoman Jemaat Rasuliah, kecuali setelah Kekristenan menjadi Agama Resmi Negara
Kekaisaran Romawi maka pada tahun 381 ditetapkan sejumlah Kitab-kitab yang diakui
sebagai “Kanonik” bagi semua Gereja-gereja Universal Tak Terbagi.
Persoalannya, ketika ada kitab yang dianggap kanonis dan non-kanonis dengan dalih
mencegah munculnya bidat-bidat adalah alasan tersembunyi dibalik kekuasaan Gereja
Besar pada abad ke-4 yang dilindungi oleh kekaisaran Romawi – Byzantium. Ini terkait
kepada kesatuan gereja di wilayah Kekaisaran untuk menjaga stabilitas politik
Kekaisaran itu sendiri dengan adanya kesatuan jumlah kitab suci. Mereka yang
mengkoleksi Kitab-kitab Suci merasa diberi wewenang menetapkan jumlah kitab suci
wajib dimiliki dan melalui pertimbangan rasional kitab-kitab mana saja yang dianggap
tak layak. Semua ini inti dasarnya adalah “Apa keyakinan yang mereka anut pada waktu
itu” menyebabkan kitab suci hanya berjumlah tertentu yang dianggap kanonis. Tapi
sepanjang perjalanan sejarah ternyata faktanya tiap Gereja menetapkan kanonnya
sendiri.
Jika ada suara-suara sumbang mengatakan mengapa Gereja Nasrani Katolik Ortodoks
mengkoleksi dan tidak mengikuti kanon umum? Pertanyaannya menurut kanon siapa?
Dan untuk siapa? Menurut ajaran siapa? Kami adalah kami, jika kami sama maka
tentulah kami melebur dengan anda, tetapi kami tahu kami berbeda, maka pandangan
kami juga berbeda perihal Kitab Suci.
Kitab-kitab Pelengkap
Literatur Alkitab
Page 23- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Nama
Pentatuk
Komentar
Pertama Lima Kitab-kitab
dari Perjanjian Lama
situliskan sekitar abad ke15 S.M
Secara tradisional dikaitkan kepada Musa, seperti
Torah atau Hukum, kitab-kitab ini membentuk dasar
bagi Alkitab lainnya. Ditetapkan paling sedikitnya
tiga revisi mayor pada abad ke-11 dan abad ke-5
S.M., secara bersama-sama.
Kebanyakan kitab-kitab ini dipandang sebagai
Kitab-kitab Para Nabi oleh kaum Yahudi. Beberapa
ada catatan – catatan semi-resmi, lainnya lebih
pribadi; tapi secara kolektif semua meliputi sejarah
orang Yahudi dari abad ke-15 sanpai abad ke-5 S.M.
Dengan kitab-kitab lain, ini secara kolektif sebagai
Ketuvim (tulisan-tulisan suci), dan hanya resmi
ditambahkan kepada Kanon Yahudi tahun 95 M.
Kebanyakan adalah karya tulis Daud dan Salomo,
meskipun kitab Ayub boleh jadi lebih awal dari
Musa.
Bertarikh umumnya diantara abad ke-8 dan abad
ke-4 S.M., kitab-kitab ini adalah “nabi-nabi” setengah
dari “Torah dan Nabi-nabi” begitu seringkali dirujuk
oleh Mshikha secara resmi sebagai kitab suci oleh
kaum Yahudi hanya setelah Kembali dari
Pembuangan.
Tujuh Kitab-kitab ini, bersama dengan tambahan
Yunani bagi kitab Daniel, dan Esther, dan semua
bertarikh dari periode inter-perjanjian,
ditambahkan pada Alkitab oleh Gereja Roma pada
abad ke-16 M.
Dituliskan oleh kaum Esseni dan lainnya dari abad
ke-3 S.M., hingga abad ke-1 M., kitab-kitab ini
dikaitkan kepada figur Alkitabiah sebagai suatu
usaha untuk mendapatkan penerimaaan dari umat.
Yoshua, Hakim-hakim, Ruth,
I & II Samuel, I & II Rajaraja, I & II Tawarikh, Ezra,
Nehemiah & Esther
Kitab-kitab
Sejarah
Kitab-kitab Puisi
Ayub, Mazmur, Amsal,
Pengkotbah, dan Kidung
Agung (Nyanyian Pendek)
Yesaya, Yeremia (termasuk
Ratapan) Yhezkiel, Daniel
dan 13 Nabi-nabi Kecil
Nabi-nabi
I & II Makkabe, Tobit,
Yudith, Baruch, Hikmat,
Pengkotbah
Kitab-kitab
Apokrifa
Perjanjian Lama
Kitab-kitab
Pseudepigrapha
Yahudi
Sejarah
Perjanjian Baru
Surat-surat
Perjanjian Baru
Pewahyuan
Perjanjian Baru
Sejarah Apokrifa
Perjanjian Baru
Surat-surat
Apokrifa
Perjanjian Baru
Deskripsi
Karya tulisan-tulisan
Pseudo-Alkitabiah dari
masa inter-perjanjian, tidak
resmi diterima sebagai kitab
suci
Injil-injil dan Kisah Para
Rasul meliputi periode dari
sekitar 10 S.M., hingga tahun
62 M.
Dituliskan antara sekitar
tahun 50 M., dan 110 M, ini
utamanya mendevosikan
bagi teologi praktis.
Ada bagian-bagian
pewahyuan lain dalam
Perjanjian Baru tapi hanya
kitab “Wahyu” yang dikenal
luas.
Ada banyak Injil-injil
Apokrifa dan berbagai
macam Kisah Para Rasul.
Hanya ada beberapa yang
bernilai sejarah riil.
Ini mulai dari Surat-surat
yang kemungkinan besar
dituliskan oleh Mar Saul,
Mar Barnabas, Mar Ignatius
& Mar Clement, yang begitu
banyak dikemudian hari
Ini menggambarkan peristiwa-peristiwa mengarah
kepada kelahiran Mshikha, Hidup-Nya dan awal
tahun – tahun Jemaat Mshikhani (Nasrani), singkat
sebelum wafatnya Mar Saul.
Setelah Konsili Yerusalem pada tahun 50 M, Mar
Saul dan lainnya menulis dengan teratur kepada
kelompok-kelompok mereka dengan siapa mereka
secara khusus berafiliasi.
Dituliskan sekitar tahu 90 M., Wahyu dari Shliakh
Mar Yokhanan adalah satu-satunya dari banyak
karya-karya Pewahyuan Mshikhani awal yang
dimasukkan kedalam Perjanjian Baru.
Dari persfektif sejarah, paling penting dan dapat
dipercaya dari kitab-kitab ini adalah he
Protevangelion dan yang disebut “Injil pseudoMatthai”bersama dengan yang disebut literatur
“pseudo-Clementine”.
Sekitar setengah dari Surat-surat dari Mar Ignatius
dipandang asli atau tidak dipandang sebagai kitab
suci sebab ia menulis setelah masa Shliakh Mar
Yokhanan. Surat pertama Mar Clement, dan Mar
Barnabas termasuk dalam Alkitab tertua, Kodeks
Siniatikus.
Page 24- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Pewahyuan
Apokrifa
Perjanjian Baru
dipalsukan.
Perihal beberapa “Wahyuwahyu” Apokrifa yang
dikaitkan kepada Shliakh
Mar Keipha dan bertarikh
dari abad ke-2 M., adalah
sangat signifikan.
Semua dituliskan setelah wafat dari pribadi kepada
siapa mereka kaitkan dan oleh karena itu
merefleksikan keyakinan dari abad ke-2 dan 3 M.,
dari pada abad ke-1 M. Beberapa adalah jelas asli
berasal dari Yahudi-Mshikhani (Nasrani) dan
banyak kesamaan dengan Pseudepigrapha Yahudi.
Enam Kitab Perjanjian Baru, yakni Surat Kiriman Ibrani, 2 Keipha, 2 & 3 Yokhanan,
Yudas dan Wahyu hanya “dimasukkan” kedalam Perjanjian Baru (catatan: Peshitta
aslinya tidak memasukkan daftar Kitab ini karena keterlambatan sirkulasi tapi abad ke4 dimasukkan dalam dafatar lengkap), dan sama sejumlah lainnya, yakni kitab Didakhe
(Limudah), kitab Protevangelion (Injil Awal), Gembala Hermas, Surat Kiriman ke-3 dari
Mar Saul kepada umat Korintus, Surat Kiriman Pertama Klementinus dan Surat Kiriman
Barnbas hampir dimasukkan dalam daftar dan seharusnya dipandang dengan senilai
dengan itab Perjanjian Baru lainnya. Sebab hanya karena penulisannya saja dikemudian
hari, (sekitar tahun 115 M) meskipun Igeret Mar Ignatius asli seringkali dilihat sebagai
karya tulis literature Bapa-bapa Gereja saja, dari pada sebagai bagian dari kitab-kitab
Apokrifa Perjanjian Baru, tapi secara sejarah, kitab-kitab ini sebanding nilainya dengan
karya tulis Shliakh Mar Yokhanan, dituliskan hanya sekitar satu dekade lebih awal.
Catatan: Apokrifa dalam pemahaman kita disebut “Kitab-kitab terlambat dimasukkan dalam Kanon
Kristen, nilainya sejajar dengan apa yang dikanonkan, oleh karena itu, kitab-kitab ini masuk dalam Kitab
Suci.”
Apokrifa Perjanjian Baru
Apokrifa Perjanjian Baru adalah nama yang diberikan bagi bagian kepustakaan Kristen
Kuno yang tak diterima kedalam Kanon Perjanjian Baru ketika apokrifa berakhir
dituliskan pada abad ke-4 M., dan terdiri dari sejumlah besar karya tulis, memiliki
berbagai macam tingkat kepercayaan. Dalam beberapa kasus penentuan termasuk
karya –karya tulis tertentu dalam Kanon Kitab Suci dan mengeluarkan lainnya tampak
cukup arbitrer (berubah-ubah) dan beberapa kitab apokrifa baik itu lainnya tampak
cukup berubah-ubah dan beberapa Kitab Apokrifa adalah sejarah dan teologis
sebanding kepada bagian-bagian dari Perjanjian Baru. Dalam kasus lainnya alasan bagi
mengeluarkan cukup jelas. Barangkali suatu kitab dituliskan dengan mengklaim
dituliskan oleh seorang figur Perjanjian Baru meskipun hal itu jelas nantinya ditulis
beberapa abad kemudian. Atau barangkali teologi dicurigai.
*Kitab Apokrifa, jika dilihat dari segi isinya merupakan Kitab-kitab MISNAH.
Sebagaimana Tradisi Yahudi yang tadinya hanya diterus sampaikan secara Lisan (Oral
Torah), tetapi kemudian pada abad ke-2 M dituliskan agar tidak musnah. Demikian pula
Kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Baru bisa digolongkan sebagai kelompok Kitab-kitab
Misnah bagi Kekristenan Rasuli. Namun, pada perkembangannya karena ada silang
Page 25- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
pendapat dan tafsir oleh Bapa-bapa Gereja Kristen yang mendominasi khususnya
Kekristenan Barat (budaya Yunani-Latin) sehingga arti kata “Apokrifa” itu adalah ‘kitabkitab yang disembunyikan dan dikeluarkan dengan sengaja oleh karena motif tertentu”,
tetapi lebih tepat lagi daftar Kitab-kitab yang terlambat dikanonkan.”
Tidak ada daftar otoritatif dari Kitab-kitab atau “Kanon” dari Apokrifa Perjanjian Baru,
dan daftar-daftar yang menyertai, tidak bisa dipandang kadaluarsa. Kitab-kitab ini
menyediakan referensi penting. Kitab-kitab ini secara cakupan luas dibagi kedalam
empat kategori:
1. Kitab-kitab Injil, atau kisah-kisah seputar Hidup Yeshua;
2. Disebut “Kisah”, cerita tentang “Kisah-kisah Perbuatan” atau sejarah dari satu
atau lebih Para Rasul;
3. Wahyu atau Penglihatan - penglihatan.
4. Surat – surat Kiriman (Aramaik, “Igeret”).
Tambahan bagi karya semacam itu, ada sejumlah dari Kitab-kitab “pseudepigrapis” –
karya-karya tulis ini dituliskan sekitar periode yang sama, tapi mengklaim dituliskan
oleh otoritas penulis Perjanjian Lama. Campuraduk ini hampir tidak kelihatan kedalam
Apokrifa Perjanjian Lama, dan “Pseudepigrapha” Yahudi, yang tak diragukan dituliskan
sebelum zaman Mshikha – kemungkinan oleh kaum Esseni. Kelompok-kelompok
lainnya melukiskan pesan pseudo-Kristen atau Nasrani yang biasanya berasal dari satu
dari kelompok – kelompok Kristen – Yahudi (Nasrani) atau tradisi Kristen Yunani-Latin.
Lebih jarang ini bisa ditelusuri kepada tradisi – tradisi kelompok-kelompok
Mshikhanim (Kristen) Timur Jauh yang berkembang di wilayah Kerajaan Parthian dan
and Sassanian sebelum penaklukan Muslim dan bahkan di India dan Cina 1.
Akhirnya ada dokumen – dokumen yang dengan terng-terangan bida’a – dituliskan bagi
kelompok Gnostik atau lainnya yang memiliki sudut pandang cukup berbeda dari
mereka Kekristenan tradisional. Tabel yang terlampir di bawah ini sudah dikeluarkan
dari daftar semacam kitab itu. Tabel menyediakan nama – nama, pengarang jika dikenal,
seperti asal abad dan tingkat kredibilitas. Klasifikasi dari kepercayaan adalah
kekecualian yang sulit, tapi secara meluas saya menyediakan empat kategori.
1
Kekristenan Timur Jauh berkembang dengan subur selama berabad-abad, tapi akhirnya disapu bersih meluas
sejak munculnya penganiayaan oleh Islam. Penganiayaan semacam itu segera mulai setelah penaklukan
kaum Muslim menguasai Mesopotamia dan Persia (abad ke-7 dan ke-8) dan berpuncak pada pembantaian
massal yang membentuk gunungan tengkorak manusia pada kekuasaan Tamerlane bangsa Tartar. (1336 1405) masa kegemilangannya – dibawah kerajaan Sassanian di Persian pada abad ke-3 sampai ke-6 dan
selanjutnya timur untuk suatu masa setelahnya, bentuk Kekristenan ini mengembangkan masyarakat yang
berkembang, seutuhnya berbeda dari kekristenan Yunani-Roma yang adalah sumber dari tradisi kami
sendiri. Sebagian dari fakta-fakta sebelumnya bahwa ini memandang Ruakh ha-Kodesh adalah feminim dan
dalam banyak area menerima keyakinan reinkarnasi, kita tahu sangat sedikit perihal Tradisi Timur Jauh ini.
Kami juga, tahu, namun, beberapa dari garis suksesi rasuli gerejawi kami sendiri berasal dari mereka ini dan
oleh karena itu minat dalam hal ini kuat sekali.
Page 26- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Beberapa berlabel “Sangat Tinggi” adalah Kitab – kitab yang pada zaman itu termasuk
kedalam kanon Kitab Suci, atau dikenal secara umum dibaca secara teratur dalam
Rumah – rumah Ibadah. Kitab – kitab ini dipandang kredibilitasnya sejajar dengan enam
Kitab Perjanjian Baru “yang hampr tidak dimasukkan kedalam Perjanjian Baru (Igeret
Ibrani, Igeret 2 Yokhanan, Igeret 3 Yokhanan, Igeret 2 Keipha, Igeret Yudas dan Wahyu).
Kitab – kitab ini bebas dari doktrinal dan kesalahan mayoritas sejarah, dan kebanyakan
pastinya dituliskan oleh orang yang kepada dia dari mana Kitab-kitab itu berasal,
meskipun seperti kitab-kitab kanonik ini telah menerima “catatan – catatan
keterangan” atau tambahan pada masa berikutnya. Kitab-kitab diberi label “tinggi”
adalah juga secara meluas bebas dari doktrinal atau kesalahan sejarah, dan secara
umum dipandang dengan hormat pada masa lalu, tapi lebih rendah sedikit otoritatif
dari pada kelompok kitab-kitab pertama. Kitab-kitab ini bisa atau tidak dituliskan oleh
pengarang kepada siapa kitab-kitab ini dicantolkan. Kitab-kitab berlabel “biasa”
barangkali adalah lebih awal ketimbang kitab-kitab lainnya karena didasarkan pada
karya – karya tulis lebih awal. Kitab-kitab ini seringkali termasuk kisah – kisah
khayalan, namun kebanyakan bebas dari kesalahan doktrin. Kitab-kitab berlabel
“kurang” adalah kitab – kitab lebih baru, atau dinodai doktrin salah. Kitab-kitab
didasarkan pada catatan-catatan lebih awal, tapi tidak bisa disejajarkan kepada
kredibilitas sejarah dari kitab-kitab itu sendiri. Tabel pertama menyediakan daftar
Kitab – kitab Injil Apokrifa Utama (Kitab-kitab Misnah Injil Utama) sebagai berikut:
INJIL APOKRIFA
Pengarang
Asal Abad
Kredibilitas
Tak diketahui
Yaakov
Ke-4
Kemungkinan
sebelum abad ke-1
Biasa
Sangat Tinggi
Abad ke-3
Biasa
Abad ke-2
Tinggi
Setelah abad ke-4
Kurang
Abad ke-1
Abad ke-2
Abad ke-1
Abad ke-1
Abad ke1
Tinggi
Biasa
Biasa
Biasa
Tinggi
Judul
Kitab-kitab Injil Masa Anak
Injil Kanak-kanak Miriam
Injil Awal Yaakov
Injil Masa Kanak-kanak Ya’akov
Injil pertama Masa Kanak-kanak Yeshua Mshikha
Injil Arab Masa Kanak-kanak Juruselamat
Injil Pseudo-Mattai
Injil Thomas
The Sejarah Yosip Tukang Kayu
INJIL – INJIL UMUM
Rahasia Injil Markus (Ikhtisar saja)
Injil Keipha
Injil Orang Mesir
(Ikhtisar saja)
Injil Miriam
(Ikhtisar saja)
Injil Thomas.
(Rahasia Ucapan-ucapan Yeshua)
Sama di atas
Tak diketahui
Dari atas
Tak
diketahuiu
Dari Atas
Tak diketahui
Markus
Tak dikenal
Tak diketahui
Magdalena
Thomas
Page 27- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
The Injil Thomas sang Peragu.
Injil Ibrani (Kutipan-kutipan saja)
INJIL Masa SENGSARA
Injil Nikodemus (termasuk Kisah Pilatus)
Kitab Kebangkitan Mshikha oleh Rasul Bartolomeus
Injil Para Rasul atau Perjanjian Maran kita di Galilea
Narasi Yosip
Injil Bartholomew
Pembalasan Juruselamat (Veronica)
Tak dikenal
Akhir abad ke-1
Biasa
Tak diketahui
Bartholomew
Tak diketahui
Arimathea
Tak diketahui
Tak diketahui
Abad ke-3
Setelah abad ke-4
Abad ke-2
Abad ke-1
Abad ke-2
Setelah abad ke-4
Kurang
Kurang
Tinggi
Biasa
Biasa
Kurang
Tak diketahui
Abad ke-1
Tinggi
Sejumlah kitab tersebut adalah penting dalam menyediakan informasi yang signifikan
tentang kelahiran Mshikha. Kitab-kitab ini berasal dari tiga sumber asli umum, yakni:
1. Pseudo-Matthai, yang diterjemahkan dari bahasa “Ibrani” (kemungkinan besar
Aramaik) oleh Jerome pada abad ke-5; dan berbagai versi yang disebut Injil Masa
Kanak-kanak dari Thomas, yang tampak berasal dari bagian kemudian dari kitab itu.
Meskipun disebut “Pseudo” Matthai, tidak ada pengarang lain yang serius menerima
sebagai dalil, dan kitab ini mungkin paling sedikit didasarkan pada Injil Awal Asli
Mar Mattai.
2. Kitab-kitab Injil Masa Kanak-kanak, yang mengakui didasarkan pada catatan
pada Imam Besar Kayafas dan baik itu dari berbagai variasi teks Barat dan Arab
yang ada. Dalam bentuk penyajiannya Injil – injil ini adalah terkemudian dari pada
dua sumber lainnya, tapi bisa didasarkan pada karya lebih awal yang hilang, dan
hanya kemungkinan saja berasal dari catatan-catatan Imam Besar yang tak terkenal
seperti yang diakui.
3. Injil Awal Ya’akov. (yang disebut Injil Masa Kanak-kanak Ya’akov, adalah suatu
variasi.) Ini bisa saja Injil paling tertua dari semuanya. Kitab ini mengaku didasarkan
pada catatan-catatan yang dibuat oleh Ya’akov sendiri (anak Yosip dan saudara
Yeshua) tak tak lama berselang setelah kematian Herodes pada abad ke-4 SM. Pada
waktu ini Ya’akov ada pada masa usia remaja tapi ia merevisi karya tulis pendek itu
sebelum ia wafat pada tahun 62 atau 63 M.
Beberapa daftar kitab Injil – injil lain dikenal hanya karya kemudian hari, tapi beberapa
tampak bernilai tinggi dalam masa kunonya, terkenal dengan Injil Orang Ibrani dan
Rahasia Injil Markus. Lainnya tampak berisi banyak ajaran-ajaran rahasia Yeshua
kepada Para Rasul-Nya2 dan dilestarikan di Gereja Alexandria, di mana Mar Markus
tinggal. Kitab ini ketat dijaga dan dibuat tersedia hanya sepenuhnya bagi orang Kristen
yang dipercayai. Injil Mar Markus kanonis boleh jadi suatu ringkasan untuk publikasi
umum.
2
Mar Markus 4: 34; “Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.”
Page 28- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Beberapa kisah kemudian boleh jadi hanyalah dongeng perumpamaan kesalehan, dan
ada bukti bentuk literatur yang aslinya berasal dari Mesir dan daerah sekitarnya dan
bertanggal dari abad ke-5 hingga ke-8. (Beberapa kitab dari Alkitab Muslim, Koran,
masuk dalam kategori ini.) Sebaliknya yang lain kemungkinan didasarkan pada kisah –
kisah lebih awal dan bisa berisi unsur-unsur fakta sejarah, sementara beberapa, seperti
Injil Nikodemus, dengan kisahnya perihal Mshikha masuk kedalam Neraka yang jelas
merefleksikan konsep-konsep yang kemudian hari, dari pada keyakinan asli orang
Kristen.
WAHYU – WAHYU & -LAINNYA
Judul
Didakhe
Perjanjian-perjanjian
(Ebionit?)
Gembala Hermas
dari
Pengarang
Dua
Penyingkapan
Shimon
Mar
Tradisional3)
Wahyu Paulus
Penyingkapan Thomas
Ucapan dan Wahyu Esdras
Wahyu Musa
Penyingkapan sang Perawan
Wahyu Mar Yokhanan sang Teolog.
Kitab Yokhanan sang Penginjil
Belas
Keipha
Patriak
(Versi
Tak diketahui
Pseudepigraphikal
Hermas
Tak diketahui
Tak diketahui
Tak diketahui
Pseudepigraphikal
Pseudepigraphikal
Tak dikenal
Tak diketahui
Tak dikenal
Abad
Kredibilita
s
Awal abad
ke-2
Awal abad
ke-2
Sangat
Tinggi
Biasa
Abad ke-4
Abad ke-3
Abad ke-3
Abad ke-3
Abad ke-4
Abad ke-4
Setelah
abad ke-4
Biasa
Biasa
Kurang
Kurang
Kurang
Biasa
Kurang
Awal abad
ke-2
Abad ke-2
Sabgat
Tinggi
Tinggi
Dua Kitab ini, Didakhe (Yunani untuk “Ajaran”) dan Gembala Hermas adalah diantara
paling otoritatif dari semua. Keduanya diperlakukan sebagai kitab suci oleh beberapa
pemimpin Gereja, dan Didakhe (Limudah) secara khusus banyak menguraikan “Ajaranajaran dari Dua Belas Rasul” dan keyakinan dan praktek Gereja Awal. Ini termasuk
rincian tentang bentuk Mikveh dan Qurbana Kudus pada periode itu. Kitab tersebut
berisi “Doa-doa setelah Pemanunggalan” yang hampir identik dengan apa yang kita
miliki. Perjanjian dari Dua Belas Patriak sesungguhnya boleh jadi berasal dari
3
Ada juga Gnostik tak terkait sama sekali (Kodeks Nag Hammadi) kitab-kitab yang sama.
Page 29- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
pesudografikal Yahudi untuk bagian-bagian dari kitab itu ditemukan diantara Gulungan
– gulungan Laut Mati, tapi ide – ide Kristen ditambahkan pada versi berikutnya.
Begitu juga perihal yang disebut Kitab Penyingkapan, Keipha, dipandang sangat kuno,
tapi tentunya tidak dituliskan oleh Shimon Keipha sang Rasul. Ini dikutip dalam naskah
yang masih bertahan kecuali dari abad ke-2, Theodotus dan oleh karena itu pastilah
sekitar abad itu penulisannya. Lainnya juga dituliskan pada abad berikutnya, atau
tampak berasal dari tradisi kitab-kitab pseudegrafis Yahudi kontemporer. Banyak kitabkitab Pseudegrafis Yahudi dituliskan oleh kaum Esseni, dan oleh mereka pada zaman
kejatuhan Yerusalem tahun 70 M., yang banyak dari mereka menerima Mshikha. Mereka
terserab4 kedalam Kekristenan Yahudi (Judaeo-Christianity), dan banyak para petobat
adalah sumber dari Karya – karya Pseudegrafis ini.
Sejarah dan Kisah Para Rasul
Sementara Perjanjian Lama berisi sejumlah besar kitab-kitab sejarah, Perjanjian Baru
kanonis hanya punya satu –“Kisah Para Rasul” tulisan Mar Lukas. Meskipun namanya,
banyak dari seputar Kisah Rasul Mar Saul, tapi ada sejumlah Apokrifa Kisah Para Rasul “Acta” (Latin; Kisah Rasul) yang menggambarkan pengalaman-pengalaman dari Para
Rasul lainnya. Beberapa dari ini cukup kuno dan umumnya dipandang baik. Kisah Para
Rasul Barnabas, contoh banyak yang actual menjadi apa yang kitab itu klaim – kisah
saksi mata oleh Shliakh Mar Markus, yang dikenal menemani Barnabas saat terakhir
bagian teman dengan Shliakh Mar Saul dan dikembalikan ke tanah kelahirannya di
Siprus. (Kisah 15: 39) Sesungguhnya Mar Markus tampak ada sebab ketidaksepakatan
mereka. Dia ada cukup muda saat ia pertama menemani Mar Saul dan pamannya5,
Barnabas pada misi perjalanan pertama mereka. Dia barangkali rindu kampong
halaman dan meninggalkan mereka untuk kembali ke Yerusalem. (Kisah 13:13). Dan
meskipun Pseudo-Klementinus umumnya bertarikh dari paling sedikit seabad setelah
murid terkenal dari Shliakh Mar Keipha, ada begitu banyak rincian sejarah akurat dalam
kitab yang barangkali didasarkan pada karya-karya lebih awal – bahkan barangkali
pada pengalaman-pengalaman Klementinus sendiri.
Kitab-kitab lain meskipun kemudian, bisa didasarkan kisah-kisah lebih awal, dan
tentunya berisi informasi bernilai. Tentang hal ini, beberapa seperti Kisah Rasul Keipha
dan Saul umumnya dipandang luas sebagai sejarah. Contoh ini hampir pasti bahwa
4
Mar Yokhanan ha-Mikveh adalah kuat terhubung dengan kaum Esseni, dan barngkali banyak sekali menarik
murid-muridnya dari mereka dan para pendukung mereka. Pada Kisah Rasul 19: 3; Mar Saul menemukan
beberapa murid yang bukan para pengikut Mshikha, tapi dimikveh “pada Mikveh Yokhanan.” Dalam hal ini
paling sedikitnya, ia tidak ada masalah membawa mereka masuk kedalam Jemaat.
5
Kolose 4:10 menceritakan kepada kita bahwa Barnabas adalah saudara dari Miriam, Ibu dari Markus. Lihat
juga Kisah Rasul 12:12: yang menggambarkan dia (bukan suaminya) sebagai pemilik rumah, menunjukkan
bahwa ia seorang janda. Demikianlah Mar Barnabas memikul tanggungjawab bagi Markus.
Page 30- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
mereka keduanya dihukum mati pada hari yang sama, seperti kisah ini ceritakan. Shliah
Rav Mar Saul dipenggal, dan Shliakh Mar Shimon Keipha Disalibkan. Namun, alasan Mar
Saul dipenggal adalah tidak, seperti kisah yang dituturkan, sebab ia dipandang sedikit
bersalah dari pada Mar Keipha, tapi sebab ia adalah seorang warganegara Romawi, dan
dipenggal adalah hanya bentuk dari hukuman mati bagi warganegara Romawi yang
dijatuhi hukuman dibawah undang-undang Romawi.
Sejarah & Kisah Para Rasul
Judul
Tulisan-tulisan Pseudo-Klementinus.
(Kish panjang lebar tentang Shliakh Mar Keipha diklaim dari
sudut pandang muridnya Klementinus tapi umumnya
dianggap bertarikh penanggalan dari abad ke-3 Masehi
meskipun karya itu didasarkan pada catatan lebih awal)
Diremehkan di Barat sebab penghormatan kepada Ya’akov
ha-Tzadik saudara Tuhan, ada dalam Dua bentu, “KotbahkotbahH” dan “Pengakuan-pengakuan.”
Kemartiran Rasul Kudus dan Gemilang Mar Bartholomew
(Tulmay)
Kisah Rasul Kudus dan Penginjil Mar Yokhanan sang Teolog
Kisah Rasul Mar Saul
Kisah Mar Saul dan Thecla
Kisah Rasul Kudus Mar Thaddaeus (Mar Addai atau Addeus),
Satu dari Dua Belas.
Kisah Rasul Mar Thoma
Kisah Rasul Kudus Mar Keipha dan Mar Saul.
Kisah Perpetua.
Kisah Rasul Mar Keipha.
Kisah dan Martir Shliakh Mar Mattai.
Kisah Rasul Mar Yokhanan
Wahyu Misteri Salib dari Kisah Rasul Mar Yokhanan.
Kisah Rasul Mar Barnabas
Pengarang
Tak dikenal
tapi
kemungkina
n
besar
berdasarkan
Pengalaman
pengalaman
Klementinus
.
Tak
dikentahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Dari atas
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Dari atas
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Dari atas
Markus?
Abad
Penulisan
Kredibilita
s
Abad ke-3
tapi
didasarka
n
pada
abad ke-2
Tinggi
Abad ke-3
Kurang
Abad ke-2
Biasa
Awal ke-2
Tinggi
Akhir
abad ke-1
Abad ke-2
Tinggi
Abad ke-2
Biasa
Abad ke-2
Biasa
Abad ke-2
Abad ke-3
Abad ke-1
Page 31- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
Tinggi
Tinggi
Kurang
Tinggi
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kisah Mar Andreos dan Mar Matthai
Kisah Rasul Mar Keipha dan Mar Andreos (Kelanjutan
atas)
Kisah Mar Andreos.
di
Kisah Rasul dan Martir dari Shliakh Kudus Mar Andreos.
Kisah Rasul Kudus Mar Thoma.
Penyempurnaan Shliakh Mar Thoma.
Kisah Rasul Mar Filipus
Tambahan Kisah Mar Filipus.
Kisah Shliakh Mar Filipus Saat Pergi Kedataran Tinggi
Hellas.
Perjalanan-perjalanan Shliakh Mar Filipus.
Perihal Wafat Perawan Miriam Terberkati.
Kisah Mar Yokhanan sang Teolog perihal Wafatnya sang
Bunda Kudus dari Alaha.
Martir Mar Ignatius
Edaran Igeret Jemaat di Smyrna.
(Mengenai Martir Kudus Mar Polikarpus)
Menyerahnya Pontius Pilatus.
Kematian Pilatus, Yang Menghukum Yeshua.
Wahyu Mar Stefanus (wafatnya)
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Dari atas
Abad ke-4
Kurang
Abad ke-3
Biasa
Abad ke-2
Biasa
Tak
diketahui
Dari atas
Abad ke-2
Tinggi
Setelah
ke- 4
Setelah
abad ke- 4
Kurang
Tak
diketahui
Dari atas
Abad ke-4
Kurang
Dari atas
Dari atas
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak
diketahui
Tak dikenal
Tak dikenal
Tak dikenal
Kurang
Awal abad
ke- 2
Mid 2nd
Tinggi
Abad ke-3
Kurang
Abad ke-3
Abad ke-3
Tinggi
Kurang
Biasa
Kisah-kisah lain banyak kemudian dan umumnya dipandang sebagai hikayat-hikayat
kesalehan, meskipun barangkali didasarkan pada fakta. Contoh; berbagai kisah dari
pengalaman-pengalaman Pilatus tidak seluruhnya satu sama lain cocok. Tidak ada bukti
kuno bahwa kaisar Tiberius sungguh menjemput Yeshua dari Palestina agar Ia
menyembuhkan penyakit Kaisar, hanya diketahui bahwa Pilatus mengeksekusi mati Dia
beberapa waktu lebih awal. Namun, ini diketahui bahwa Pilatus dipanggil ke Roma
untuk dilengserkan, sekitar periode waktu itu dan menurut beberapa sumber dihukum
mati atau dipaksa untuk melakukan bunuh diri.6
Kisah-kisah Kemartiran Mar Ignatius dan Polikarpus hampir pastinya didasarkan pada
saksi mata yang melaporkan dan keduanya sangat menarik, meskipun untuk alasan
yang berbeda. Kemartiran Mar Ignatius (pasal 7: 2-3) menuturkan bagaimana pada
malam berikut mati martirnya ia, para muridnya meratapi hingga tengah malam, dan
hingga akhirnya mereka tertidur. Mar Ignatius kemudian menampakkan diri beberapa
6
Meskipun Gereja Ethiopia memandang ia sebagai seorang suci sebab ia berkata, “Aku tak bersalah terhadap
darah Orang Benar ini.” Kita tidak!
Page 32- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
kali kepada mereka dalam mimpi-mimpi mereka, dan ketika mereka bangun mereka
saling menceritakan penglihatan-penglihatan mereka. Fakta itu bahwa begitu banyak
orang tampaknya bertemu dengan dia dalam mimpi-mimpi mereka, pada waktu yang
sama tampak menjadi begitu luar biasa bukti konklusif dari ajaran-ajaran kita perihal
pokok pengajaran hidup setelah mati, dan dengan cara itulah kita bisa bertemu dengan
orang mati dalam mimpi-mimpi kita.
Kemartiran Mar Polikarpus juga begitu menarik. Mar Polikarpus adalah uskup Smyrna,
dan adalah satu dari Murid-murid paling muda dari Mar Yokhanan sang Rasul. Smyrna
adalah satu dari tujuh Jemaat Asia kepada siapa Mar Yokhanan snag Rasul menuliskan
Surat dalam kitab Wahyu (pasal 2; 8;) Kisah itu sendiri adalah kisah paling tertua dari
suatu kemartiran. Ini agaknya dituliskan dalam bentuk suatu surat “edaran” – yakni
“Surat Kiriman Umum” bersirkulasi diantara gereja-gereja lain dari wilayah itu.
(Barangkali sesungguhnya hanya Tujuh Gereja Asia tapi kemudian lebih meluas lagi.)
Mar Polikarpus adalah satu dari Orang – orang Kristen (Mshikhanim) yang dikenal baik
pada zamannya dan jelasnya jemaatnya sendiri (Smyrna) merasa itu adalah kewajiban
melaporkan kemartirannya kepada saudara – saudara Jemaat-jemaat lainnya.
Igeretim dan Surat-surat
Sebagain besar Perjanjian Baru Kanonis itu sendiri terdiri dari Surat-surat oleh para
pemimpin Jemaat awal dan literatur Apokrifa Perjanjian Baru juga berisi banyak
semacam Surat-surat Kiriman (Igeretim). Beberapa yang terbaik dikenal karya-karya ini
adalah terdaftar dibawah ini, tapi sebagaimana kitab-kitab Apokrifa lainnya banyak
pastinya bukan karya dari salah satu yang mereka kaitkan. Dalam kasus lainnya kitabkitab bisa jadi asli, dan dalam beberapa kasus yang mereka defenisikan.
Satu dari yang paling menarik adalah “korespondensi” antara Mshikha dan Abgarus,
yang mana Abgarus menawarkan untuk berbagi terhadap “kerajaan kecilnya” dengan
Mshikha. Meskipun secara umum dipandang bertarikh paling sedikitnya seabad
setelahnya, ada referensi apokrifa lainnya terkait, dan ada fakta sejarah dibalik legenda
kisah tersebut. Tidak ada keraguan bahwa Edessa menjadi pusat Mshikhanuth
(Kekristenan) dari sangat awal sekali, dan ada juga hubungan dengan banyak legenda
dikemudian hari seperti kisah Veronica (wanita yang membersihkan wajah Yeshua saat
menggotong Salib-Nya), yang mana sapu tangan ini sendiri boleh jadi mengindikasikan
“Kain Kafan Turin” yang sangat terkenal itu lebih tua dari pada yang diterima umumnya.
Korespondensi antara Mar Saul dan Seneka paling sedikitnya sepertinya akurat. Di sini,
bukti menunjukkan seorang penulis lebih dari pada 200 tahun kemudian setelah
peristiwa, dan meskipun ada semacam kontak antara Mar Saul dan Seneka cukup
mungkin, ada sedikit otoritas kuno untuk itu.
Page 33- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Igeretim dan Surat-surat
Judul
Pengarang
Surat-surat Mshikha dan Abgarus
Igeret ke-3 Mar Saul kepada umat Korintus
(diambil dari kanon Gereja Armenia)
Igeret Mar Keipha kepada Mar Ya’akov. (jika ini ditulis oleh
Mar Keipha, Pseudo-Klementinus bisa jadi dituliskan oleh
Klementinus juga.)
Igeret kepada umat Laodikea
Igeret Mar Barnabas
Igeret Pertama Kelmentinus kepada umat Korintus.
Biasa
Keipha?
Abad ke1
Tinggi
Mar Saul
Barnabas
Klementin
us
Tak
dikenal
Klementinus Kedua
Igeret Mar Ignatius kepada umat Efesus
Ignatius
Igeret Mar Ignatius kepada umat Philadelphian
Igeret Mar Ignatius kepada umat Magnesian
Igeret Mar Ignatius kepada umat Roma
sebagai Igeret ke-3)
Abad ke2
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Korespondensi Mar Saul dan Seneka
Ignatius
Ignatius
(juka dikenal
Kredibilita
s
Tak
diketahui
Saul
Igeret Shliakh Mar Saul kepada umat Kolose.
Abad
Ignatius
Igeret Mar Ignatius kepada umat Smyrna
Ignatius
Igeret Mar Ignatius kepada umat Trallian
Ignatius
Igeret Mar Ignatius kepada Mar Polikarpus.
Ignatius
Abad ke1
Abad
1
Abad
3
Abad
3
Abad
1
Awal
abad
2
Abad
3
Awal
abad
2
Awal
abad
2
Awal
abad
2
Awal
abad
2
Awal
abad
2
Awal
abad
2
Awal
abad
2
kekekekeke-
ke-
Sangat
Tinggi
Tinggi
Kurang
Kurang
Tinggi
Sangat
tinggi
Biasa
ke-
Tinggi
ke-
Tinggi
ke-
Tinggi
ke-
Sangat
Tinggi
ke-
Tinggi
ke-
Tinggi
ke-
Sangat
Tinggi
Page 34- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Igeret Mar Ignatius kepada Perawan Miriam
Jawaban Perawan Terberkati terhadap Surat ini.
Igeret (UtamaM) Mar Ignatius kepada Shliakh Mar
Yokhanan
Igeret Kedua Mar Ignatius kepada Mar Yokhanan.
Igeret Maria sang Proselit kepada Mar Ignatius
Igeret Mar Ignatius kepada Maria di Neapolis, Dekat
Zarbus
Igeret Mar Ignatius kepada Hero, seorang Diakon Antiokia
Igeret Mar Ignatius kepada umat Antiokia
Igeret Mar Ignatius kepada kaum Tarsian
Igeret Kedua Mar Ignatius kepada kaum Efesus
Igeret Mar Ignatius kepada kaum Filipi
Igeret Mar Polikarpus kepada kaum Filipi
Surat Pilatus kepada Tiberius
Igeret (H)Adrian ast Nama kaum Mshikhanim.
Igeret Antoninus kepada Jemaat Besar Asia.
Igeret Marcus Aurelius kepada Dewan Senat
Igeret Mathetes kepada Diognetus
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Polikarpu
s
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Tak
dikenal
Mathetes
Abad
3 -4
Abad
3-4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
3 -4
Abad
2
Abad
3
Abad
2
Abad
2
Abad
2
Abad
2
kekekekekekekekekekekekekekekekeke-
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Tinggi
Kurang
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Sebaliknya ada sedikit keraguan bahwa Mar Saul adalah pengarang dari Surat Kiriman
singkat Ketiga kepada orang Korintus dan barangkali juga kepada orang Laodikea
meskupun orang Kolose (bukan Kolose kanonik) dipercayai lebih banyak dipalsukan.
Paling penting dari Surat-surat Kiriman adalah Surat Kiriman Clementinus kepada umat
Korintus, yang mendapat jalan masuk kedalam banyak Alkitab kuno dan juga beberapa
Surat kiriman Mar Ignatius, yang tentunya otentik. Terhadap Surat Kiriman ini kepada
umat Roma dan Surat Kiriman kepada Polikarpus adalah paling berharga.
Mar Clementinus memaparkan secara panjang lebar Perjanjian Lama dalam Surat
Kirimannya, yang dipandang terlalu panjang untuk alasan ini. Surat Kiriman Ignatius
adalah lebih pendek, dan sedikit menggunakan kutipan. Kebanyakan bagian, Surat
Page 35- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
Kiriman ada dalam dua atau lebih versi kuno yang sejajar, satu yang signifikan lebih
panjang dari pada lainnya. Ini tak pasti apakah versi yang panjang termasuk yang asli,
atau apakah bentuk yang pendek adalah ringkasan. Seperti bagan di atas perlihatkan,
beberapa Igeretim Mar Ignatius dipandang berasal dari penulisan beberapa abad
kemudian setelah beliau wafat dan oleh karena itu dipandang lancung. Sebaliknya
beberapa dari karya tulis ini cocok dengan kisah perjalanan ke Roma sebagaimana kita
buat garis besar adalah otentik, dan bisa jadi salinan atau variasi yang hilang tetapi
masih asli. Igeretim itu termasuk juga korespondensi antara Mar Ignatius Muda dan
Bunda Miriam dan Shliakh Mar Yokhanan, dan juga korespondensinya kemudian
dengan Miriam si proselit, dan akhirnya pelantikannya sebagai diakonnya Hero (Earon)
menjadi penggantinya.
Kerumitan lebih lanjut dalam analisis tentang Igeretim Mar Ignatius adalah fakta bahwa
Igeretim ada dalam versi bahasa Yunani dan Syria. Umum dipercayai bahwa Igeretim ini
aslinya dituliskan dalam bahasa Yunani, tapi disalin langsung dalam bahasa Syria atau
Aramaik (atau sebaliknya) bagi keperluan mereka dalam waktu yang sama kepada
mereka yang berbicara bahasa mereka masing-masing. Fakta lainnya bahwa Mar
Ignatius itu sendiri adalah seorang Yahudi, (dalam hal ini ia berbiacara bahasa Aramaik
bahasa negerinya)!
Ada banyak tulisan-tulisan lain dari abad ketiga dan selanjutnya, tapi karya-karya ini
lebih tepat disebut karya tulis Bapa-bapa Gereja, dan terkait kepada Sejarah Gereja, dari
pada Apokrifa.
Apokrifa Perjanjian Baru menyediakan sudut pandang yang sangat berharga kedalam
dunia Mshikha dan Para Rasul-Nya. Meskipun tidak selalu terkait sejarah, kitab-kitab ini
menyediakan kunci latar belakang informasi yang menolong untuk menjelaskan
pemahaman kita tentang Hidup dan zaman Yeshua. Kita akan menggunakan banyak
Kitab-kitab ini, dan khususnya kisah – kisah apokrifa tentang peristiwa-peristiwa
seputar Kelahiran duniawi Mshikha.
Setelah kita mengulas panjang lebar masalah Kitab Suci, tentunya pembaca akan
menanyakan versi Kitab Suci yang mana digunakan oleh Gereja Nasrani Indonesia?
Jawabnya, Kitab Pshitta Timur (Versi Lamsa dan JPS Tanakh RDN Edition) dan berbagai
versi Pshitta lainnya sebagai pembanding. Meskipun demikian, kami tidak menutup diri
untuk membaca dan memperbandingkan dengan kitab versi berbahasa Yunani (Koine
Yunani) dan Vulgata Latin dan berbagai terjemahan Inggris lainnya.
Page 36- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015
UNTUK KALANGAN SENDIRI!!!
Untuk memperbanyak MATERI
PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan
untuk meminta izin tertulis:
[email protected]
0813.19190730
021.70403378
www.nasraniindonesia.org
Page 37- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
Download