Kanon Kitab Suci NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kata bahasa Inggris canyon dipinjam dari bahasa Spanyol cañon, artinya "pipa, cerobong, ngarai." Kata Spanyol ini berasal dari bahasa Latin canna, dan bahasa Yunani awal disebut kanna, artinya "buluh." Kata Yunani kanna berasal dari kata Semitik (Ibrani - Aramaik) untuk buluh - קנהkaneh. Kata kaneh punya banyak arti: batang, buluh, tongkat, tongkat kayu pengukur, tiang lampu, lengan tiang lampu, buluh panjang, dan dalam bahasa Ibrani kemudian disebut – batang tenggorokan. Satu hal yang menarik adalah "tongkat kayu pengukur." Dalam Yehezkiel 40:3 kita membaca kata ַהמִּדָּ ה וּ ְקנֵה- "balok pengukur " -- knei mida punya arti dalam bahasa Ibrani modern sebagai "kriteria" atau "ukuran." Dalam kelanjutan pasal yang kita lihat pada Yezkiel menggunakan kata kaneh sebagai ukuran bagi bangunan. Kaneh digunakan untuk tipe ukuran lainnya dalam Yeshayahu 46:6 - יִשְׁק ֹלוּ ַבּ ָקּנֶה ְו ֶכסֶף-"dan berat perak pada tiang [ukuran timbangan]". Sehingga kata kata קנה- "membeli" berasal dari kata kaneh juga. Ini juga sama pada kata Aramaik, זבן- "ia membeli" yang dipinjam dari kata Akkadian zibanitu - "timbangan, ukuran yang sepadan." Yeshayahu menuliskan kata ini arti ganda dalam Pasal 43:24 - א- ָקנֶה ַב ֶכּסֶף לִּי ָקנִי ָת-- "Engkau tidak membelikanku wewangian seimbang dengan uang." Dari sinilah kata Kaneh berubah menjadi kata Kanah dan Kanon. Ketika kata “Kanon” dipakai untuk menetapkan Jumlah Kitab-kitab dan Kitab Apa saja yang menjadi Kitab-kitab pedoman bagi komunitas, ini hanya usaha manusia menafsirkan apa saja yang termasuk Kitab-kitab yang menjadi “UKURAN” baku bagi kelompoknya. Tetapi Kitab Suci itu sendiri tidak pernah ada menetapkan Jumlah dan Apa saja Kitab yang menjadi ukuran bagi umat percaya. Dalam sejarah bangsa Israel tidak ditetapkan kitab apa saja yang wajib menjadi ukuran baku, kecuali setelah tahun 80-100 M., pada Konsili Jamnia (Ibrani, Yavneh) dengan berkumpulnya 120 ahli kitab memutuskan 24 kitab yang disebut TaNaKh ( "תַּ ַנ:Torah, Neviim, dan Khetuvim) sebagai Ukuran baku bagi Kitab-kitab Agama Rabbinik Yudaisme sebagaimana kita lihat pada Teks Masoretik saat ini. Proses tahapan kanonisasi tersebut melalui tahapan sejak tahun 200 S.M sampai 200 M. Kitab-kitab Torah dikanonkan Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 sekitar tahun 400 S.M., Nabi-nabi sekitar tahun 200 S.M, dan Tulisan-tulisan Suci dikanonkan sekitar tahun 100 M. Disamping Kanon Ibrani ini ada juga Tulisan-tulisan Otoritatif lainnya: Talmud (Ibrani: ַתּלְ מוּדtalmūd "instruksi, pembelajaran").Talmud ada dua, yakni Talmud Babilonia penulisannya dimulai sejak Penawanan di Babilonia sekitar dan penyusunan selesai hingga akhir abad ke-5 M. Kedua adalah Talmud Yerusalem - Talmud Eretz Yisrael ditulis sejak abad ke-2 sampai selesai abad ke-4 atau 5 M. Talmud memiliki dua komponen: Mishnah (משנה, ditulis sekitar tahun200 M), merupakan kompendium Torah Lisan Rabbinik Yahudi, Gemara (sekitar tahun 500 M) merupakan penjelasan Mishnah dan berkaitan dengan tulisan-tulisan Tannaitik (tulisan-tulisan para rabbi yang menjelaskan Torah Lisan dalam Misnah, dll. Dalam Kekeristenan ini sejajar dengan Tulisan-tulisan Para Bapa Gereja). Alasan utama Konsili Jamnia (Yavneh) adalah penolakan terhadap Yeshua sebagai haMashiakh yang diyakini kaum Nasrani Yahudi, yang berasal dari Nasaret sehingga Ia disebut “Orang Nasrani”, dan pengikut-Nya membentuk Mazhab Nasrani yang dikenal sebagai Qahal Yerusalem (Gereja Yerusalem) yang awalnya dipimpin oleh Shliakh Mar Shimon Keipha (Kisah 12:1-18; 15:7). Saat kekosongan kepemimpnan dipilihlah Ya’akov ha-Tzadik saudara Maran sebagai Uskup Pertama bagi Jemaat Yerusalem Yahudi. Jumlah orang yang ikut Jemaat Yerusalem semakin banyak baik dari kalangan Sanhedrin (contoh, Nikodemus), orang Lewi (Kisah 4:36), orang-orang Farisi (Kisah 15:5), dan ribuan orang Yahudi (Kisah 21:20). Dan dipicu lagi dengan pertobatan rabbi Saul yang disebut “Paulus” yang hasil pelayanannya semakin tersebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi sehingga ia dijuluki sebagai Pemimpin Nasrani (Kisah 24:5). Melihat ini semakin menggelisahkan para pemimpin Bait Suci Kedua - Sanhedrin. Setelah Bait Suci Kedua dihancurkan oleh jenderal Romawi, Titus, semakin memperparah hubungan antara hubungan kaum Nasrani Yahudi (Pengikut Mshikha) dari kelompok Bangsa-bangsa lain dengan para pengikut Rabbi Yahudi. Dalam situasi politik pada waktu itu, paskah kehancuran Bait Suci Kedua tahun 70 M., Av-Nasi Sanhedrin Rabban Gamaliel II, melembagakan kembali Sanhedrin di Yavneh (Jamnia) yang pertama dipimpin Rabban Yokhanan ben Zakkai dan digantikan oleh Rabban Gamaliel II …" pertama yang dilakukan dengan meminta rabbi Samuel ha-Katan untuk menyusun Doa Kutukan ‘Birkat ha-Minim’ (Ibrani: " המינים ברכתBerkat pada bidatbidat") adalah doa berkat Yahudi yang merupakan eufemisme (kiasan sebaliknya yang halus) yang sebenarnya adalah “kutukan.” Berkat ini adalah ke-12 dari Delapan Belas Berkat atau Amidah. Doa ini didaraskan untuk melawan Kekeristenan – Yahudi (Nasrani – Mshikhanim), Sekte-sekte Gnostik dan bidat-bidat lainnya yang secara umum disebut Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 *min (jamak, “minim”). Untuk menghindari suatu kecurigaan bidat, hazzan harus memastikan mendaraskan doa ini dalam ibadah umum. Jika ia lupa mendaraskan, maka ia harus kembali mengulang dari awal pendarasan itu. (Tanh. B., Lev. 2a). … menurut Berakhot 28b, Samuel ha-Katan (sekitar tahun 80-110), atas undangan Gamaliel II dari Yabneh, menyusun "doa berkat menentang kaum minim," termasuk Amidah sebagai doa berkat ke-12. Ini pada dasarnya ditujukan untuk menentang Kekeristenan Yahudi, juga untuk mengeluarkan mereka dari Sinagoga-sinagoga atau menyatakan pemutusan defenitif hubungan diantara dua agama ini." Ia menyusun ini untuk menerapkan khusus kepada mereka yang dikategorikan bidatbidat Yahudi. Secara umum diasumsikan formulasi baru ini untuk memaksa orangorang pengikut Mshikha Yahudi (Nasrani) keluar dari komunitas Yahudi; pada versi Genizah, Mengekspresikan Anathema menentang orang untuk berdoa atau menyatakan kutuk terhadap mereka. Kata "Mshikha" dimaksudkan ha-Mashiakh, tapi merupakan bagian dari nama Yeshua ha-Mashiakh. Jadi, saat menyatakan doa anathema melawan "Pengikut ha-Mashiakh" sekaligus menganathema Yeshua ha-Mshiakh juga. Pada periode kolonialisasi Romawi (sejak 63 S.M sampai tahun 135 M) terjadi fase berikut ini: 1) Pindahnya Nasrani Yahudi dari Yerusalem ke Pella menyeberang ke wilayah Yordania pada tahun 70 M., dan penolakan mereka melanjutkan peperangan melawan Romawi; 2) Pelembagaan oleh patriak Rabban Gamaliel II perihal doa Delapan Belas Berkat melawan mereka yang dianggap bidat-bidat (sekitar tahun 100), 3) dan 4) kegagalan kaum Nasrani Yahudi (Mshikhanim) bergabung dengan para pemimpin mesianis Lukuas-Andreas dan Bar Kokhba dalam pemberontakan melawan Trajan (115-117) dan Hadrian (132-135), secara bersama-sama." Dalam kota kuno alkitabiah Yabneh, banyak orang Yahudi mengungsi dari pengepungan pasukan Romawi di Yerusalem pada tahun 70 M. Gamaliel menggantikan Yokhanan ben Zakkai sebagai pemimpin dari Yeshiva … Dia mendevosikan perhatian khusus terhadap regulasi ritual doa, yang menjadi sangat penting sampai saat ini sejak berhentinya ibadat korban. Dia menetapkan prinsip doa, 'amida, terdiri dari 18 (yang selanjutnya menjadi ke- 19) doa berkat, revisi akhirnya dan menyatakan ini adalah kewajiban kaum Israel untuk mendaraskan doa ini tiga kali sehari." Isi doa kutuk (Birkat ha-Minim), ditemukan di sinagoga Genizah – Kairo menyebutkan tentang kata Minim dan Notzrim ("Nesarim", yakni Pengikut "ha-Mashiakh"): "Bagi para murtadin biarlah tidak ada harapan. Dan biarlah pemerintah yang sombong segera dibinasakan pada zaman kita. Biarlah kaum Noẓerim dan Minim dibinaskan dalam sekejap. Dan biarlah mereka dikeluarkan dari Kitab Kehidupan dan tidak dicatat bersama orang benar. Terberkatilah Engkau, Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 wahai Adonai, yang merendahkan (http://en.wikipedia.org/wiki/Birkat_haMinim) orang sombong." Jelas kita melihat bahwa terjadinya Kanonisasi Kitab Suci disebabkan kelompok dominan keagamaan ingin tetap mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya sehingga mereka menyusun daftar Kitab apa saja yang dianggap kanonis dalam persfektif mereka sekaligus menyatakan bahwa kelompok lain adalah “sesat” dan kelompoknya paling benar. Ini adalah fenomena justifikasi klasik yang dilakukan oleh kelompok mayoritas dalam semua lapangan kehidupan. Hasil Konsili Jamnia perihal Kitab Suci Kanonik bagi mereka sebagai berikut: Torah – Lima Kitab Musa (Chumash): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Delapan Kitab Nabi-nabi (Neviim):Yoshua, Hakim-hakim, 1-2 Raja-raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel Dua Belas Nabi-nabi Kecil (Trei-Assar) Sebelas Kitab-kitab Tulisan Suci (Kesuvim): Tehilim (Mazmur), Mishlei (Amsal), Iyov (Ayub), Shir HaShirim (Kidung Agung), Rus (Ruth),Eicha (Ratapan), Koheles (Pengkotbah), Esther, Doniel (Daniel), Ezra/Nehemia, Divrei Hayamim (Tawarikh). Dengan demikian sejak Abad ke-2 M., telah terjadi pemisahan antara kaum Yahudi pengikut Rabbinik Farisi sebagai kelompok mayoritas dan Nesarim (Nasrani Yahudi) yang disebut Netzarim dan kemudian dari cabang ini terbentuk kaum Notzerim (bahasa Yunani, ‘Kristen”) dari hasil penginjilan Para Rasul ke seluruh dunia pada waktu itu. Kaum Yahudi Rabbinik tidk mengijinkan lagi kaum Nasrani Yahudi masuk dalam kelompok Yahudi umum di Sinagoga-sinagoga. Pada perkembangan berikutnya, kaum Nasrani Yahudi ini sejak abad ke-4 M., setelah Kekristenan alur Kekristenan GrecoRoman menjadi mayoritas juga memberikan label “bidat” pada kelompok Yahudi Nasrani sehingga kelompok ini lebur kedalam Kekristenan pada umumnya di Syria, Mesir, Assyria, India, Keltik dan Yunani. Bapa Gereja, Epiphanius, abad ke-4 memberikan deskripsi salah terhadap Netzarim (Nasrani) dengan sudut pandangnya demikian: "Sekarang kita khususnya memandang bidat-bidat yang... menyebut diri mereka sendiri Nasrani; mereka utamanya Yahudi dan tidak lain. Mereka tidak hanya menggunakan Perjanjian Baru, tapi mereka juga menggunakan jalan hidup Perjanjian Lama dari kaum Yahudi; sebab mereka tidak melarang Kitabkitab Torah, Nabi-nabi, dan Tulisan-sulisan Suci... agar mereka diakui oleh orang Yahudi, dari kaum Nasrani ini tidak berbeda dalam segala hal, dan mengakui semua dogma mengenai aturan-aturan Torah dan adat istiadat Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Yahudi, kecuali mereka percaya pada [Mashiakh]... Mereka mewartakan bahwa ada Ehad [Elohim], dan Anak-Nya [Yeshua ha Mashiakh]. Tapi mereka sangat terpelajar dalam bahasa Ibrani; sebab mereka, seperti kaum Yahudi, membaca seluruh Torah, kemudian Nabi-nabi...Mereka berbeda dari kaum Yahudi sebab mereka percaya pada ha-Mashiakh, dan dari orang-orang Kristen mereka terikat kepada ritus-ritus Yahudi, seperti Sunat, Sabat, dan upacara-upacara lain." (Epiphanius; Panarion 29) Bagi kita membaca tulisan Bapa Gereja Ephipanius adalah kepicikan bapa Gereja Kristen. Tidak mungkin Yahudi melepaskan budaya keagamaannya sebab mereka sejak lahir sudah terbentuk dalam budaya Torah Musa dan mereka tidak punya budaya lain, sedangkan Ephipanius adalah kaum Goy (non-Yahudi) yang juga punya budaya sendiri, yakni “Hellenisme” dan berpikir secara budaya Yunani – Latin. Seperti rasul Paulus katakan:” "Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Alaha. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati perintah-perintah Alaha. Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Alaha." (1 Korintus 7:17-21) Jelas sekali pernyataan Shliakh Mar Saul (Paulus) ini bahwa orang Yahudi hidup sebagai orang Yahudi dan orang Yunani hiduplah sebagai orang Yunani tetapi Iman adalah sama. (Roma 10:12). Sikap dan kepicikan bapa Gereja ini akan mempengaruhi Kanon Kitab Suci dikemudian hari, sebagaimana juga ada pengaruh kebencian Rabban Gamaliel II terhadap kaum Minim dan Netzarim Yahudi pada zamannya sehingga menetapkan Kitab Suci berbeda dengan apa yang sudah diterjemahkan kedalam kitab Tanakh (Septuaginta) berbahasa Yunani yang berbeda isi daftar Kitab-kitab Suci didalamnya. Kitab Septuaginta (LXX) adalah terjemahan dalam bahasa Yunani dari kitab Perjanjian Lama. Kata Septuaginta dalam bahasa Latin adalah 70. Kata ini didapat dari 70 atau 72 sarjana Yahudi yang menterjemahkan kitab Yahudi kedalam bahasa Yunani. Mereka bekerja di Alexandria selama kekuasaan Ptolemy II Philadelphus (285-247 S.M), menurut Surat Aristeas kepada saudaranya Philocrates. Para sarjana ini dikumpulkan untuk menterjemahkan Kitab Perjanjian Lama Ibrani kedalam bahasa Yunani sebab Yunani Koine merupakan bahasa tambahan kaum Ibrani dalam masa Periode Hellenistis, terutama di Alexandria – Mesir termasuk sebagai bahan kepustakaan Sekolah Filsafat di Mesir yang sangat terkenal saat itu. Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Aristeas datang dengan 72 sarjana dengan menghitung 6 penatua dari tiap 12 suku Israel. Sebagai tambahan legenda dan lambang bilangan adalah ide terjemahan yang dibuat dalam 72 hari. Perbedaan Jumlah Kitab-kitab Perjanjian Lama Kitab-kitab Deuterokanonikal (Septuaginta) dalam huruf miring Yahudi Torah Pentatuk Pentatuk Neviim (AWAL) Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Ortodoks* Pentatuk Bereshet Shemot Vayikra Bmidbar Dvarim Katolik Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Kitab Sejarah Kitab Sejarah Kitab Sejarah Yoshua Hakim-hakim Yoshua Hakim-hakim Yoshua Hakimhakim 1-2 Samuel (1-2 Rajaraja) 1 1-2 Rajaraja (3-4 Raja-raja) Ruth 1-2 Samuel (1-2 Raja-raja) 1 1-2 Raja-raja (3-4 Raja-raja) 1-2 Tawarikh 1 Esdras (Ezra, 2 Esdras) 3 2 Esdras (Nehemiah) Tobit Judith Esther (dengan tambahan 4) 1-2 Makkabe Catatan: Protestan Yoshua Hakimhakim Ruth Ruth 1-2 Samuel (1-2 Raja-raja) 1 1-2 Samuel 1-2 Raja-raja (3-4 Raja-raja) (1-2 Rajaraja) 1 1-2 Tawarikh 1-2 Raja1 Esdras (Ezra) 2 raja (3-4 2 Esdras (1 Esdras, Ezra) 3 Raja-raja) 2 Esdras (Nehemiah) 1-2 Tawarik Tobit Judith Ezra (1 Esther (dengan tambahan 4) Esdras, 2 1-2 Makkabe Esdras) 3 3-4 Makkabe Nehemiah (2 Esdras) Catatan: 1. (Septuaginta mengikuti tradisi Gereja Timur), 1 dan 2 Samuel (2). 1 Esdras dalam kanon digabungkan dengan kitab Raja-raja, Timur adalah versi dikenal sebagai 1-4 Raja-raja atau 1-4 Yunanidari kitab Ezra yang Kerajaan-kerajaan. Dalam kebanyakan berisi 99 ayat tambahan kanon Protestan kanon Gereja Barat, termasuk dalam versi Ibrani. kitab-kitab ini dikenal sebagai 1-2 Ini diterima sebagai Samuel (1-2 Raja-raja) and 1-2 Raja- kanonikal oleh tradisi Gereja raja (3-4 Raja-raja). Timur. 3. Kitab-kitab Ezra dan Nehemiah 4. Kitab Esther dalam aslinya dalam satu kitab. Kitab EzrakanonGereja Katolik dan Nehemiah, disebut juga kitab Esdras Ortodoks Timur tapi disebut 1 Esdras dalam terjemahan menambahkan 103 ayat yang Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 Esther NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Yunani membedakan kitab itu dari tak ada dalam versi Ibrani buku lainnya dalam periode yang sama atau kanon Protestan. (berisi 2 Tawarikh 35-36, Nehemia 7:38-8:12, dan lainnya). 5. Kitab dari Dua Belas berisi 12 Kitab Nabi-nabi: Hosea, 6. Kitab Odes adalah koleksi kidungan Yoel, Amos, Obadiah, Yunus, lima belas atau doa-doa perjanjian Mikha, Nahum, Habakkuk, Lama (contoh, Ode Pertama Musa, Zephaniah, Haggai, Zak Keluaran 15:1-19;Doa Habakkuk, Hab 3:2-19), dan Perjanjian Baru 7. Kidung Agung dikenal (Magnificat, Lukas 1:46-55; Nunc sebagai kidungan Salomo. Dimittis, Lk 2:29-32).Ini juga berisi Aria, Maleakhi. berbagai naskah tulisan Deutrokanonika (Doa Azariah, Deuterokanonikal Daniel 3:26-45; Kidungan Tiga Anak Muda Ibrani, Deuterokanonikal Daniel 3:52-88), sebagai Kidungan Fajar, disusun dari berbagai ayat Perjanjian. Ini dalam beberapa manuskrip tidak dipandang kanonis oleh tradisi-tradisi Ortodoks. Nabi-nabi (Kecil) Yesaya Yeremia Yehezkiel Kitab Dua Belas 5 9. Dalam Kanon Gereja Roma Katolik, kitab Barukh termasuk Surat Yeremia; dalam kanon Gereja Ortodoks Timur, Surat Yeremia kitab terpisah. Kitab ini tidak terdapat dalam kitab kanon Yahudi ataupun Protestan. 8. Dikenal sebagai Hikmat Yeshua ben Sira. 10. Kanon Katolik Roma dan Ortodoks Timur memasukkan Kitab-kitab Deuterokanonika dalam Daniel yang tidak ada dalam kanon Yahudi dan Perotestan: Doa Azariah, Kidung Tiga Pemuda Ibrani, Susanna, dan Bel dan Naga. Ketuvim Kitab Hikmat Kitab Hikmat Kitab Puisi Tehilim Mislei Iyov Ayub Mazmur Amsal Pengkotbah Kidung Agung 7 Ayub Mazmur [Odes 6] Amsal Ayub Mazmur Kidung Agung 7 Ruth Ratapan Hikmat Salomo dari Pengkotbah Pengkotbah Kidung Agung 7 Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 Amsal Pengkotbah Kidung Agung7 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Pengkotbah Esther Daniel Ezra Nehemiah 1-2 Tawarikh Salomo (Sirakh) 8 Nabi-nabi Yesaya Reremia Ratapan Barukh 9 Ezekiel Daniel (dengan tambahan) 10 Dua Belas 5 Hikmat dari Salomo Sirakh (Pengkotbah) 8 Nabi-nabi Nabi-nabi Yesaya Yesaya Yeremia Yeremia Ratapan Ratapan Barukh 9 Yehezkiel Surat Yeremia 9 Daniel Yehezkiel Dua Belas 5 Daniel (dengan tambahan) 10 Dua Belas 5 *Ada juga daftar Kanon berbeda dalam Gereja Ortodoks lainnya: Seperti Kanon Gereja Ethiophia, Gereja Armenia, dan Ortodoks Eropa Timur lainnya (Slavonik). Daftar berbeda kanon Ortodoks Tewahedo Etiophia: …. 2 Tawarikh (termasuk Doa Manasseh), Yubilee, Henokh, Ezra (kedua) dan Ezra Sutuel, 1-3 Makkabe, Messalë (Amsal 1–24), Tägsas (Amsal 25–31), Yeremia (termasuk Ratapan, Surat Yeremia, Barukh dan 4 Barukh),Sirakh, Josippon. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, yang beda adalah: Ser`atä Seyon (30 kanon), Te'ezaz (71 kanon), Gessew (56 kanon), Abtelis (81 kanon), I – II Perjanjian, Etiophia Klementinus, Etiophia Didaskalia. (Lihat http://www.ethiopianorthodox.org/english/canonical/books.html) Nama-nama Kitab Pshitta Tanakh 1. Kejadian - Sipra d'Berita1 ()דבעריתה סיפרה 3. Imamat- Sipra d'Kakhane 2. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Keluaran - Sipra d'Mapkana Bilangan - Sipra d'Minyane Ulangan - Sipre d'Tinyan Aurayta Ayub - Ketava d'Yob Yoshua - Ketava d'Ishu bar Nun Hakim-hakim - Sipra Dayane 1 Samuel / 2 Samuel - Ketava Kadmaya d'Shemuel / Ketava Trayana d'Shemuel Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 10. Mazmur - Ketava d'Mazmore (d'David) 12. Amsal - Ketava d'Matle 11. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 1 Raja-raja / 2 Raja-raja - Sipra Kadmaya d'Malke / Sipra Trayana d'Malke Hikmat* Pengkotbah - Ketava d'Kukhlat Kidung Agung - Tishbekhat Tishbekhata Yesaya - Ketava d'Eshaya Nebya Yeremia - Ketava d'Eramya Nebya Ratapan - Ketava d'Olyata Surat Kiriman Yeremia* Surat Kiriman Barukh* Baruch* Yehezkiel - Ketava d'Khazquiel Hosea - Ketava d'Khosha Nebya Yoel - Ketava d'Yoel Nebya Amos - Ketava d'Amos Nebya Obadiah - Ketava d'Obadya Nebya Yunus - Ketava d'Yonan Nebya 28. Mikha - Ketava d'Mikha Nebya 30. Habakkuk - Ketava d'Khabok Nebya 29. 31. 32. Nahum - Ketava d'Nakhom Nebya Zefania - Ketava d'Zefanya Nebya Haggai - Ketava d'Khagai Nebya Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 33. Zakaria - Ketava d'Zekarya Nebya 35. Daniel (with "Prayer of Azariah" and "Song of Three") - Ketava d'Daniel Nebya 34. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. Maleakhi - Ketava d'Malakhi Nebya Bel* Naga * Ruth - Ketava d'Rot Susanna* Esther - Ketava d'Ister Yudith* Ben Sirakh* 43. 1 Tawarikh / 2 Tawarikh - Sipra Kadmaya d'Dabaryamin / Sipra Beth d'Dabaryamin 44. Penyingkapan Barukh* 46. Ezra - Ketava d'Ezra 45. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 4 Ezra* Nehemia - Ketava d'Nekhemya 1 Makkabe* 2 Makkabe* 3 Makkabe* 4 Makkabe* Yosephus, Perang kaum Yahudi * (lihat: http://www.pshitta.org/english/) Kitab-kitab Inter-Perjanjian Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kitab-kitab intertestamental, banyak tulisan yang dituliskan pada masa intetestamental (masa antar-perjanjian), disebut Alkitab Apokrifa ("perkara-perkara tersembunyi") oleh kelompok Protestan, Deuterokanonikal ("kanon kedua") oleh kelompok Katolik, dan Deuterokanonikal disebut Anagignoskomena ("bacaan yang bermanfaat") oleh kelompok Ortodoks. Deuterokanonikal-Anaginoskomena (bacaan kanon kedua yang bermanfaat atau kitab-kitab yang terlambat dikanonkan) oleh kelompok Katolik Ortodoks (*kelompok Gereja Nasrani Katolik Ortodoks) memakai istilah ini lebih alkitabiah, karena tepat mengacu kepada 2 Timotius 3:16. Karya ini diakui oleh Gereja-gereja Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental sebagai bagian dari kitab suci (maka lebih tepat kita menyebut kata Deuterokanonika dari pada Apokrifa), meskipun kelompok Protestan tidak mengakui kitab-kitab tersebut sebagai ilahiah terilham. Ini disebabkan latar belakang Protestan yang menjadikan Alkitab sebagai normatif ajaran dan moral gereja dalam usahanya menolak konsep dogma Paus Tak Bisa Salah dalam menetapkan ajaran dan moral gereja pada Konsili-konsili lokal mereka. Sekaligus juga menolak Konsili-konsili Ekumenis Gereja Ortodoks Yunani dari Konsili tahun 325 sampai tahun 787 (Konsili 1 sampai 7) sebagai otoritatif Tak Bisa Salah dalam keputusan universal mereka dan menetapkan dua dogma dasar mereka: Dogma Inkarnasi dan Dogma Tritunggal hasil formulasi konsensus rasional bersama. Pada akhirnya kelompok Protestan mendeklarasikan "Innerancy Alkitab" (Alkitab Lepas dari Kesalahan) dalam the Journal of the Evangelical Theological Society tahun 1978, usaha pemindahan konsep dogma Paus Tak Bisa Salah menjadi “Alkitab Tak Bisa Salah” dalam pemikiran Protestantisme, yang kemudian lahir konsep "The Sufficiency of Scripture" (Kitab Suci Cukup – Sola Skriptura): “Kitab Suci adalah CUKUP, Alkitab adalah segalanya yang kita perlukan untuk memperlengkapi bagi hidup iman dan ibadah.” Banyak orang Kristen sebenarnya mengakui Kitab-kitab Intertestamental ini sebagai yang baik dan sangat bermanfaat sekali. Gereja Anglikan Inggris melihat apokrifa menjadi "dibaca bagi teladan hidup" tapi tidak digunakan "untuk menetapkan suatu doktrin." Martin Luther membuat pernyataan sama dengan menyebutnya: "tidak dipandang sejajar terhadap Kitab-kitab Kudus, tapi berguna dan baik untuk dibaca." Bagi kaum Nasrani melihat Kitab-kitab Tertulis tidaklah menjadi patokan utama karena Kitab Suci bagian dari dua pilar Iman lainnya; Pilar Tradisi Suci dan Pilar Wahyu sehingga Tiga Pilar Iman merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada persoalan terhadap Kitab Suci yang kanonik dan non-kanonik. Ini bukan suatu isu yang penting. Alkitab, Tradisi, dan Wahyu sama sekali tidak pernah menyatakan “kitab-kitab” apa saja yang kanonik dan tidak kanonik dan harus berapa jumlah kitab suci, kecuali tradisi manusia (human made) yang memformulasinya demikian. Sehingga usaha melepaskan Alkitab berdiri sendiri dengan cara Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 mengkanonkan Kitab-kitab tersebut dengan memberikan label kanonik dan nonkanonik sebenarnya merupakan usaha manusia mendahului Tuhan sendiri dan ada unsur motif, politis, dan kekuasaan yang bermain dibalik usaha itu semua. Sekalipun dengan alasan klasik dan klise untuk mencegah bidat-bidat muncul merupakan pernyataan absurd. Kanonik atau Non-Kanonik Kitab Suci bidat-bidat tetaplah muncul dalam diri Gereja itu sendiri yang berusaha membuat inovasi dan tafsir Alkitab untuk membangun dogma dan doktrinnya sendiri dalam usaha memproteksi “Ajaran-ajaran” yang mereka pandang sendiri alkitabiah dari pada kelompok lainnya. Semakin besar kelompok gereja yang didukung oleh politik gerejawi serta bergandengan tangan dengan penguasa duniawi maka tercipta apa yang dikatakan Alkitab Kanonik dan Nonkanonik, semakin besar juga peluang membuat inovasi ajaran-ajaran bida’ah. Besar dan kecil jumlah anggota Gereja tidak kebal dari kecenderungan membuat “ajaran-ajaran sesat yang non-alkitabiah” sebagaimana kita baca dalam Sejarah Gereja sepanjang abad terjadi pertikaian teologis sepanjang masa. Jika kita melihat hanya pada sisi Kanonis Alkitab, maka pertanyaan akan muncul, Mengapa mereka yang menyatakan Kitab Kanonik justru menciptakan ajaran-ajaran baru yang menyesatkan? Siapa yang bertikai sebenarnya? Jika Gereja – gereja besar tersebut dituntun Roh Kudus pastilah tidak ada perpecahan Gereja-gereja, faktanya justru sebaliknya. Jika begitu apa gunanya Kitab Kanonik itu? Dalam sejarah Kanonik Alkitab, kita tahu persis bahwa jumlah Kitab Suci berbeda-beda antara antara satu kelompok Kegamaan dengan lainnya (baik itu Perjanjian Lama dan Baru), dan TIDAK ADA yang disebut Kanon Alkitab Universal, kecuali hanya “ide-ide” saja, prakteknya tidak ada. Sepanjang abad masing-masing kelompok membuat daftar kanonnya sendiri seperti kita baca dibawah ini: 1. 2. 3. 4. Kanon Septuaginta (LXX), (285-247 S.M) sebanyak sekitar 53 Kitab. Kanon Tanakh Ibrani (tahun 70-80 M) sebanyak 39 Kitab. Kanon Marsion (84-160) Irenaeus (120-202) uskup dari Lugdunum di Gaul, yang disebut Lyons, Parncis, menyusun Kanon Perjnajian Baru sejumlah 21 Kitab. 5. Origenes dari Alexandria (awal tahun 200 M), menyusun Perjanjian Baru 27 Kitab. 6. Athanasius dari Alexandria (296-373): 22 Kitab Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru. 7. Fragment Muratori (1672–1750 berisi 85 fragmen Kitab Perjanjian Baru. Tahun 367 Athanasius datang dengan 73 kitab untuk Alkitab Kristen yang diyakini menjadi terilham ilahiah. Daftar ini akhirnya disetujui oleh Paus Damasus I tahun 382 M, dan secara resmi diakui oleh Konsili Gereja Roma pada tahun yang sama. Kemudian pada Konsili di Hippo (393 M) dan Kartago (397 M) disahkan daftar 73 Kitab-kitab. Pada tahun 405 M, Paus Innocent I menulis surat kepada Uskup Toulouse menegaskan ulang kanon 73 kitab. Pada tahun 419 M, Konsili Kartago menegaskan kembali daftar Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 ini, dengan persetujuan Paus Boniface. Konsili Trente, tahun 1546, dalam menjawab reformasi memisahkan 7 kitab dari daftar kanon, menegaskan kembali daftar Athanasius sebanyak 73 kitab. Martin Luther tidak suka 7 kitab dari Perjanjian Lama dengan alasan sudut pandang pribadi saja, sehingga ia membuang Kitab-kitab tersebut dari daftar Alkitab pada abad ke-16 M. Ia mengacu kepada Konsili Yamnia Yahudi tahun 90 M. Sebaliknya jika dilihat dari sudut pandang Yahudi ada perbedaan lagi; kelompok Saduki percaya hanya 5 kitab Musa, sebaliknya kelompok Rabbinik Farisi percaya pada 34 kitab Perjnajian Lama. Namun ada kelompok Yahudi Diaspora percaya kepada 7 kitab itu adalah terilham ilahiah. Sementara pada zaman Yeshua dan Para Rasul tidak ada persoalan masalah Kanon Kitab Suci, tidak ada bukti apapun Alkitab sudah dikanonkan dengan jumlah tertentu. dalam kelompok Ortodoks Timur dan Katolik berpandangan bahwa Yeshua dan Para Rasul menggunakan Kitab Tanakh terjemahan Septuaginta (LXX), ini hanya tafsiran saja dan tak ada bukti sama sekali. Kita harus ingat budaya Rabbinik di Sinagoga dan di Israel: Selama abad pertama Masehi., bahasa Ibrani tetap bahasa orang Yahudi yang tinggal di Yudea, sebagian kecil di Galilea. Bahasa Aramaik tetap bahasa kedua dan bahasa perdagangan. Orang Yahudi pada waktu itu TIDAK BERBICARA BAHASA YUNANI. Pada kenyataannya, satu tradisi yang kuat mengakar pada zaman itu bahwa “Lebih baik memberikan makan anak-anak Yahudi makan daging babi dari pada mengajari mereka bahasa Yunani!” Itu adalah kejahatan jika makan daging babi dilarang oleh Torah, alhasil, ditolak oleh orang Yahudi. Dan itu hanya diijinkan oleh pihak berwenang Yahudi orang muda pewagai pemerintah bisa belajar bahasa Yunani, dan kemudian itu hanya dimaksudkan untuk tujuan urusan politik pada tingkat Nasional atau Internasional. Bahasa Yunani adalah Sepenuhnya Tak Dapat Diakses dan Ditolak bagi masyarakat mayoritas Yahudi di Israel selama abad pertama. Pada umumnya orang Yahudi di Israel abad pertama tidak tahu bahasa Yunani.” Adalah kebiasaan Yahudi hingga zaman modern di Sinagoga membaca kitab suci Ibrani barulah diterjemahkan dalam bentuk Targum Aramaik pada abad pertama. Barangkali, jika di Mesir dan Asia Kecil yang berbahasa Yunani, bahasa Ibrani dibacakan barulah diterjemahkan kedalam bahasa lokal. Itu fakta yang benar, tidak seperti keyakinan Gereja-gereja Greco Roman yang berlebihan menafsirkan penggunaan bahasa Kitab Suci pada Abad Pertama semuanya dengan bahasa Yunani. Kitab Suci Pshitta – Kitab Suci Jemaat Kristen Timur Terjemahan Pshitta mulai dilakukan tahun 1987. Ini merupakan kesetiaan melestarikan bahasa Aramaik Asli yang didasarkan pada Peshitta Timur. Berbagai macam terjemahan dalam bahasa Inggris dicocokkan sebagai usaha perbandingan dan referensi. Tujuan Page 14- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 terjemahan ini untuk memberikan kemurnian dan terjemahan modern Kitab Suci yang bisa dimengerti dalam bahasa Inggris khususnya bagi mereka yang tak bisa membaca dan memahami teks Aslinya. Versi Pshitta mengganti nama-nama Ibrani tradisional dan frasa kata-kata yang yang ekuivalen terhadap Aramaik. Makna dan kata Kitab Suci tetap sama, yakni “PSHITTA” – Kitab ini merupakan Edisi Kitab Suci satu-satunya di muka bumi ini yang paling akurat dari SABDA ALAHA yang TAK BERUBAH sejak zaman Para Rasul hingga sekarang. Hal yang sama juga diberikan kepada nama-nama individual dan lokasi geografis. Kebanyakan referensi kata "Yahudi " diterjemahkan sebagai "kaum Israel" atau "kaum Yehuda" dan variasi yang sama di mana dirasa tepat. Nama sang Ilahi diterjemahkan langsung dari bahasa Aramaik dalam bentuk "Mar-Yah" (artinya, "YHWH Tuhan") ekuivalen terhadap sebutan yang dikenal luas dalam bentuk kata "Yahweh". Terjemahan ini berasal dari Teks Kitab Suci “Pshitta” (baca, Peshitta) yang otentik bersejarah sebagai sumber informasi kesejarahan dan dokumen yang sangat berharga. Nama “PSHITTA” adalah Aramaik dan artinya, “LURUS",”JUJUR” dan “BENAR” (asli dan naskah murni dari Kitab Suci). Pshitta adalah naskah Alkitab paling tertua dalam eksistensinya, gaung suara ini sudah dua ribu tahun disuarakan, tetapi banyak pihak menepisnya karena faktor etnosentrisme dan Anti-Semitik, khususnya Gereja-gereja Barat (persfektif Greco-Roman) yang ambisius dengan primasi politis Hellenisme – Latinisme, namun di wilayah-wilayah Timur Jauh gaung bahasa Yunani tidaklah menjangkau. Tidak ada alasan apapun menolak Pshitta yang merupakan fakta obyektif sejarah Kitab Suci yang benar! Karena Pshitta adalah SABDA ALAHA yang disimpan, dilestarikan dan dijaga kemurniannya sepanjang generasi ke generasi mulai dari masa Para Rasul (Shlikhim) masih hidup hingga akhir zaman. Pshitta itu satu-satunya teks murni Kitab Suci yang terpercaya yang berisi Kitab-kitab Israel (Tanakh: Torah, Nevii,, dan Kethuvim) dan Kitab Mshikhanuth (Brith Chadasha: Beshura, Misnah, dan Igeret) yang dituliskan dalam bahasa Aramaik dan Aramaik dialek bahasa yang diucapkan oleh Maran Yeshua Mshikha dan Para Murid-Nya (talmidim) pada Abad Pertama Masehi. Dialek Aramaik ini disebut “Nasramit” (Ibrani-Aramaik) yang tetap lestari dalam Gerejagereja Timur (the East bukan the Eastern) Ortodoks Katolik Timur, terutama Assyria, Syria dan India. Jika pihak Gereja-gereja Greco Roman (Kekeristenan Yunani-Latin) mengklaim bahwa Yeshua dan Para Rasul menggunakan bahasa Yunani dengan berbagai klaim dalam argumentasinya, kita biarkan saja karena tergantung sudut pandang mata mereka sendiri dan tidak perlu kita perdebatkan. Bagi kita jelas tahu bahwa “Orang Yahudi” adalah anti-Yunani dan anti-Latin sejak zaman kuno bagaimana mereka bisa menerima bahasa Yunani sebagai bahasa mereka? Bagi kita klaim semacam itu hanya bagi anakanak sekolah minggu dan dongeng yang diajarkan selama berabad-abad. Page 15- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Selintas Pandang Kanon Kitab Suci Dikenal dengan baik fakta bahwa Gereja Timur (the East) menerima Kitab-kitab tertentu sebagai Kitab Suci yang dikemudian ditolak oleh pihak lain. Cukup jelas memang sekitar tahun 100 M., kanon “Perjanjian Baru” secara menyeluruh diterima oleh mayoritas Gereja-gereja yang berisi: dua 27 Kitab-kitab, tetapi ada 5 Kitab lagi dipertanyakan keotentikannya dan tidak diterima secara universal yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Igeret Keipha ke-2, Igeret Yaa’kov, Igeret 2 Yokhanan, Igeret 3 Yokhanan, Sefer Gilyana. Kelima Kitab yang dipersoalkan itu dipertanyakan juga diwilayah-wilayah tertentu, sebaliknya diterima seutuhnya di wilayah lain. Beberapa kaum Nasrani Assyria di Cina menerima 27 Kitab, sementara pada komunitas lainnya di Cina, India, dan Asia Tenggara tak menerima 5 Kitab yang dipersoalkan tersebut. Kemudian, banyak dari kaum Nasrani yang awalnya menerima 5 Kitab yang dipersoalkan itu menolak Kitabkitab tersebut akhirnya menerimanya, dan ada yang memasukkannya dalam daftar kanon sejajar dengan kanon Deuterokanonika Perjanjian Baru. Tidak semua Gerejagereja di Timur ataupun Barat menerima kanon yang sama. Gereja-gereja di Timur dan Barat tidak ada kata sepakat hingga sekitar tahun 400 M., dan masih ada beberapa Gereja-gereja di Timur tidak setuju dengan Kitab-kitab yang diseleksi pada waktu itu. Tidak setiap kelompok setuju punya Kitab-kitab seperti: Surat Kiriman Penggembalaan Hermes, Klemen Pertama, Didakhe (Limudah), Hikmat Salomo, Wahyu Petrus, dll., dalam kanon khusus mereka. Ada yang melihat bahwa Kitab-kitab yang tak diakui oleh Gereja-gereja lain dilihat dalam Tiga Pilar Iman tidaklah menjadi kontradiktif, sebaliknya saling dukung mendukung satu sama lain. Memang diakui ada tingkat penerimaan Isi yang harus diperhatikan pada tiap Kitab, tetapi tidak bisa dilihat hanya Kitab mencocokkan Kitab tetapi Tiga Pilar Iman yang harus sinkron satu sama lain: Pilar Kitab Suci, Pilar Tradisi, dan Pilar Wahyu. Jika suatu kitab dicocokkan dengan kitab suci lainnya pastilah satu sama lain ada yang kontradiktif dan akhirnya manusia ambil alih sebagai penafsir kitab suci menjadi hakim diantara kitab suci sehingga lahirlah istilah kanonik dan non-kanonik. Sebenarnya ini hanya usaha manusia dalam menafsirkan kitab suci dengan menyatakan satu kitab suci layak dan tak layak, sekalipun itu dilakukan melalui usaha kritis teks tingkat tinggi (high texts criticis) dengan berbagai media linguistic bukanlah jawaban yang tepat. Melalui Tiga Pilar Iman kita akan bisa melihat bahwa suatu kitab itu bermanfaat atau tidak dalam mengajar, menyatakan kesalahan, mengajarkan kebenaran dan memeprbaiki perilaku hidup pembacanya itulah yang inti dengan adanya Kitab Suci (2 Page 16- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Timotius 3:16). Bisa saja didalam teks ada kesalahan manusia dalam menyalin atau salah geofrafis dan sebagainya tetapi inti pesan itu yang penting. Dengan demikian tidak ada pertikaian teologis dan tafsir kitab suci yang menimbulkan perpecahan gereja Kristen menjadi ribuan sekte hingga abad modern ini. Jiwa Yudaisme Alkitabiah tidak melihat Alkitab sebagai satu-satunya pegangan dalam Iman (Emunah) tetapi Tiga Pilar Iman. Kebanyakan Gereja-gereja hanya punya bagian-bagian apa yang dikenal luas di Barat sebagai ”Perjanjian Baru.” Namun, Gereja-gereja lainnya punya koleksi Kitab-kitab yang berbeda. Ini bukan saja sangat sulit mensirkulasikan Kitab-kitab yang tepat sama pada komunitas-komunitas yang membentang dari Yudea ke Asia Kecil hingga ke wilayah Asia Timur Jauh, tetapi juga sejumlah teks berbeda didistribusikan. Banyak orang hingga sekarang berasumsi bahwa hanya ada 27 Kitab-kitab yang beredar dan semua itu merupakan kanon lengkap yang salinannya semua berjumlah 27 manuskrip. Fakta yang sebenarnya ada lusinan selama masa Abad Pertama dan Kedua yang diklaim memiliki otoritas Rasuliah. Terkadang teks-teks ini digunakan sebagai Kitab Suci dalam Gereja-gereja. Banyak dari 27 Kitab-kitab itu bahkan tidak dikenal oleh banyak Gerejagereja, khususnya mereka yang berada di Asia Tenggara dan Timur Jauh. Beberapa Kitab-kitab tertentu diterima pada waktu yang berbeda di wilayah yang berbeda pula. Itulah sebabnya aturan-aturan Kanon berbeda-beda di tiap wilayah. Batasan-batasan kanon mencair pada abad ke-2 dan ke-4 M. Gereja mengakui sebagai Kitab Suci pada abad ke-4 dengan merangkum Tulisan-tulisan yang menuntun hidupnya, paling sedikitnya diakui bersama di beberapa wilayah di masa abad-abad sebelumnya. Kitabkitab Ibrani tampaknya diterima tanpa mempertanyakannya sebagai Kitab Suci lebih awal dalam Gereja Timur dari pada di Barat; dan sebaliknya Kitab Wahyu lebih dahulu di terima di Barat sebagai bagian Kitab Suci dari pada di Timur, meskipun faktanya Barat dan Timur sudah memiliki Salinan - salinan Kitab-kitab Ibrani dan Wahyu dari tahun 100 M. Akan tetapi, di wilayah Asia Timur Jauh tidak tahu Kitab Wahyu ataupun tidak tahu banyak tentang tulisan-tulisan Surat Kiriman Rasul Paulus hingga setelah tahun 600 M! Beberapa Surat Kiriman itu mereka masukkan kedalam “Kanon Deuterokanonika” (Apokrifa), yakni kelompok manuskrip Kitab-kitab kuno (Pra-Rasulrasul) dan yang terakhir (masa Rasul-rasul). Beberapa kitab-kitab “Kanon Deuterokanonika” sesungguhnya ada yang lebih tua dari pada Kitab-kitab hasil tulisantulisan Rasuli (seperti Kitab Henok), tetapi Kitab ini dianggap kanonik kemudian atau tidak diakui resmi oleh Gereja hingga kemudian, Kitab itu dimasukkan kedalam “Kanon Terakhir” (Deuterokanonika), tetapi bukan berarti kualitasnya lebih rendah dari kitab lainnya, semua kitab-kitab normatif! Tapi apakah cocok dengan Tradisi dan Wahyu? Itu yang harus menjadi prinsip. Salah satu alasan mengapa Tulisan Rasul Paulus dikelompokkan masuk dalam daftar “Kanon Terakhir” ("Deuterokanonika - Apokrifa") dikarenakan fakta aslinya diterima oleh Jemaat-jemaat di Asia Timur Jauh dalam naskah bahasa Yunani dan kemudian diterjemahkan ulang kedalam bahasa dialek Aramaik dengan menggunakan teks Aramaik Timur dari Pshitta. Page 17- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kanon Jemaat Nasrani Katolik Ortodoks dikategorikan dalam 9 bagian: Torah, Nabinabi, Tulisan-tulisan Suci, Injil, Sejarah, Surat Kiriman, Kidungan, Mishna, dan Deuterokanonika. A. Peshitta (Tanakh & Brith Chadasha): I. II. III. IV. V. VI. VII. Torah: 1. Sipra d'Berita, 2. Sipra d'Mapkana, 3. Sipra d'Kakhane.4. Sipra d'Minyane. 5. Sipre d'Tinyan Aurayta. Neviim: Ketava d'Ishu bar Nun, Sipra Dayane, Ketava Kadmaya d'Shemuel / Ketava Trayana d'Shemuel, Sipra Kadmaya d'Malke / Sipra Trayana d'Malke, Ketava d'Eshaya Nebya, Ketava d'Eramya Nebya, Igeret d'Eramya Nebya*, Ketava d'Khazquiel, Ketava d'Khosha Nebya, Ketava d'Yoel Nebya, Ketava d'Amos Nebya, Ketava d'Obadya Nebya, Ketava d'Yonan Nebya, Ketava d'Mikha Nebya, Ketava d'Nakhom Nebya, Ketava d'Khabok Nebya, Ketava d'Zefanya Nebya, Ketava d'Khagai Nebya, Ketava d'Zekarya Nebya, Ketava d'Malakhi Nebya,Ketava d'Yob, Ketava d'Eramya Nebya, Ketava d'Olyata, Ketava d'Amos Nebya, Ketava d'Nekhemya, Ketava d'Daniel Nebya. Kethuvim: Ketava d'Mazmore, Ketava d'Matle, Choqma*, Ketava d'Kukhlat, Tishbekhat Tishbekhata, Igeret d’ Barukh*, Baruch*, Daniel ("Doa Azariah" dan"Kidung Tiga Anak Muda"), Bel*, Naga*, Ketava d'Rot, Susanna*, Ketava d'Ister, Yudith*, Ben Sirakh*, Penyingkapan Barukh*, 4 Ezra*, Ezra - Ketava d'Ezra,1-4 Makkabe*,Yosephus, Perang kaum Yahudi,* Sefer Pirkei Avot. Beshorah: Mar Mattai (Matius), Mar Markus (Markus), Mar Lukas, Mar Yokhanan (Yohanes), Mar Thoma (Thomas), Injil Nasrani – Injil Dua Belas (Aramaik), dan berbagai Injil lainnya. (lihat; lampiran dibawah). Sejarah: Ma’asei Shliakh Mar Thoma, Maasei ha-Shlichim (Termasuk ‘Limudah’ juga disebut "Didakhe"), Sejarah Kehilla (Kisah Kerasulan Jemaat setelah Rasul Dua Belas). Igeret / Surat Kiriman: al’Ivrim, Ya’akov, 1 Keipha, 1 Yokhanan, Sefer B'nai Ohr, Derekh d'Kehilla, Derekh Torah, Sefer Didaskalia, Klementinus, Gembala Hermas, Surat-surat Ignatius, dll. Kidungan: Shirim ha'Shabbat (Kidungan Sabat), Tehilat Oda Alaha (Kidungan Ucapan Syukur kepada Alaha) termasuk Odes dari Shlimon, Sefer ha'Shnatluakh (Kitab Hari Kudus, Musim-musim Perayaan dan Kalender Suci). Page 18- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 VIII. IX. Mishna: Sefer Mar Addai, Sefer Av-kadmonim (tulisan-tulisan Para Uskup Agung dan Mistikus Ortodoks Katolik), Khamis bar Kardahe, Etika dari Para Bapa, Sefer Mar Odisho, Sefer Dvor, Yeshua Sutra. Deuterokanonika: Sefer Yashar, Sefer Enokh, Jubilees, Sefer B'nai Ya'aqub, Tobit, Yehudit, Maccabees, Sefer bar Sirakh (Ben Sirach), Barukh, Doa Manasseh, Damkhalti (juga disebut "Diatessaron"), Igeret Kiriman Romanim, 1-3 Korintim, Galatim, Efesim, Filipim, Kolosim, 1 - 2 Tesalonikim, 1-2 Timoteos, Titus, Philemon, 2 Kepiha, 2 dan 3 Yokhanan, Yudah, Gilyana, Sefer Rabban bar Sauma, Sefer Hazon d'Sadhu, Dua Belas Bapa, Sefer Bnai Ohr dan Kitab Persaudaraan Biara Mshikha Raja, Sefer Choqma Melkisedek, Imam Melkisedek, dan Penyingkapan Saudara Serafim. Kitab Torah, Neviim dan Ketuvim semuanya asli ditulis dalam bahasa Ibrani dan beberapa pasal dari bahasa Aramaik, juga Injil Mar Mattai, Surat Kiriman Ya'aqub dan Kitab Ibrani. Kitab-kitab yang dikenal sebagai Sefer B'nai Ohr, Derekh d'Kehilla, Derekh Torah adalah berasal dari dialek Aramaik yang dekat sekali ke bahasa Ibrani. Kitabkitab kategori “Kidungan” dilihat bersifat Hebraik (Ibrani) dengan keterkecualian Kitab yang dikenal sebagai Sefer ha'Shnatluakh. Injil Mar Thoma berasal dari dialek Aramaik yang sedikit dipengaruhi bahasa Koptik. Sefer Mar Addai berasal dari sumber Syria. Sefer Avkadmonim terdiri dari beberapa kitab, koleksi kutipan-kutipan dan tulisantulisan ringkas dari semua para Rosh Mebaqqer mulai dari tulisan Mar Ya'aqub hingga kepada Patriak berikutnya. Koleksi Kitab-kitab ini juga terdiri dari tulisan-tulisan Para Rabbanim sepanjang generasi Jemaat termasuk tulisan-tulisan dari Rabbanim Jemaat pada abad ke-2 atau ketiga dari Tibet. Etika Para Bapa berasal dari sumber Ibrani Aramaik, bagian dari adaptasi traktat Pirkei Avot tradisional. Derekh Torah terdiri dari kategori daftar 613 Mitzvoth karya Rabbi Yahudi. Derekh d'Kehilla, menunjuk sebagai "Kitab Perihal Aturan Cara Hidup Jemaat", terdiri dari variasi tulisan-tulisan dari abad Pertama dan Kedua, termasuk versi tulisan Limudah, versi tulisan singkat Sefer B'nai Or, dan aneka ragam Surat-surat yang ditujukan bagi Jemaat-jemaat. dari berbagai variasi Injil (Beshura) dengan beberapa teks berdasarkan pada Derekh d'Kehilla. Yeshua Sutra dikaitkan kepada Para Uskup Alopen di Cina. Kitab Sefer Yashar, Sefer Enokh, dan Yubilee milik sumber ibrani – Qumran yang dipengaruhi diwaktu kemudian oleh sumber Yunani dan Koptik. Seberapa luas pengaruh ini belum bisa diketahui. Banyak Kitab-kitab lainnya yang bersumber bahasa Aramaik, Syria dan Yunani. Sumber Yunani dikaitkan dengan Kitab-kitab: Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Thessalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus, Philemon, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu. Page 19- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kitab Sefer Rabban bar Sauma dan Sefer Hazon d'Sadhu adalah tulisan-tulisan masa kini yang ditambahkan kedalam Kanon Katolik Ortodoks melalui sudut Pandang Tiga Pilar dan diterima dalam bahasa Aramaik dan Urdu. Klasifikasi Kitab Melalui Beda Budaya Hampir semua Kitab-kitab Suci keseluruhan bersifat Semitik mayoritas, dengan kekecualian seperti Kitab "Sefer Hazon d'Sadhu" karena asal-usulnya dari India dalam bahasa Urdu. Pertama kali tulisan-tulisan Rasul Paulus dipandang dengan rasa curiga oleh Jemaat sebelum tahun 600-an di Cina karena naskah-naskahnya tertulis dalam bahasa Yunani. Kitab-kitab ini lambat laun semakin dikenal (dan digunakan) diantara kaum Nasrani di Cina dan kaum Mshikani Mar Thoma di India dan selanjutnya diterima secara bertahap oleh mereka sebagai bagian Kitab Suci. Dengan demikian Kitab-kitab yang disebut “Kanon Terakhir” (Deuterokanonik) bisa dipandang sebagai "Thomasin" (termasuk Injil dan Kisah Rasul Mar Thoma, dan Kisah Rasul Mar Addai). Kaum Mshikhani Mar Thoma sangat akrab dengan Sefer Hazon d'Sadhu. Teks khusus ini tidak diterima oleh Jemaat yang berakiatan dengan instruksi pengungkapan. Naskah Ortodoks termasuk Kitab-kitab seperti Yeshua Sutra, Sefer Rabban bar Sauma dan Sefer Dvor. Kitab Sefer B'nai Or, Derekh d'Kehilla, Limudah, dan Derekh Torah termasuk teksteks kanonis awal diterima oleh Jemaat. Limudah itu merupakan Dekrit Rasuliah (Apostolic Decree) yang dikirimkan dari Yerusalem kepada komunitas –komunitas Orang Percaya Baru yang berasal dari kaum Goyim. Tulisan-tulisan ini kemudian disatukan serta ditambahkan dalam Kitab Kisah Para Rasul pada abad ke-4. Jemaat selalu memegang teguh posisi ini. Gulungan Laut Mati Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) merupakan sumber naskah dokumen Abad Pertama yang merupakan bagian dari Kitab Suci Mshikhani. Jemaat Orang Percaya mentransplantasikan banyak kitab-kitab ke kirbet Qumran dari Yerusalem dan para sarjana ahli arkeologi telah salah memperkirakan penanggalan dokumen-dokumen ini dengan memperkirakan dokumen itu berasal dari periode lebih tua. Naskah Qumran sebenarnya tidaklah satu-satunya situs Naskah-naskah Kuno yang ditinggalkan, situs ini terbentang dari Mesir, Syria, Arabia, Afrika, Mesopotamia, Tibet, Cina, India, Asia Tenggara, Inggris (bangsa Keltik), dan bahkan sampai Meksiko (Amerika). Hanya penggalian para ahli arkeologis dan juga sumber pemegang naskah belum mau membuka suara hingga zaman modern ini. Oleh karena itu, sangat miskin jika kita hanya terpaku pada daftar Kanonisasi Kitab Suci baik oleh Konsili Yamnia - Yahudi maupun Kristen. Gereja Nasrani Katolik Ortodoks khususnya tidak punya keyakinan Kanon Kitab Suci Tertutup sebab misteri Ilahi Page 20- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 sungguh merupakan rahasia yang tak terselami dan maha luas yang tak terjangkau akal. Biarlah seiring waktu Alaha berbicara melalui para nabinya untuk menyingkap semuanya ini. Contoh, sebelum penemuan naskah Qumran di laut mati, telah disingkapkan perihal naskah – naskah kuno kaum Esseni Qumran kepada Uskup Agung John Sebastian Marlow Ward pada tahun 1920 perihal naskah-naskah yang hilang salah satunya Naskah Logia Imam Melkisedek dan Keimamatan Melkisedek sehingga beliau bekerjasama dengan W.A Wigram, utusan Gereja Anglikan dan Kerajaan Inggris mengumpulkan semua sumber-sumber naskah dan data arkeologis Kekristenan praNikea yang ada pada Gereja Assyria di Iran-Irak sehingga terbentuklah satu Museum Naskah kuno milik Gereja Katolik Ortodoks yang sekarang dipindah ke Australia. Jika kita melihat dari daftar jumlah Kanon-kanon Kitab Suci Gereja Nasrani Katolik Ortodoks ini jelas sekali ada perbedaan signifikan dengan komunitas-komunitas Gereja pada umumnya. Harus diketahui dengan jelas dan sekaligus kami tegaskan bahwa TIDAK ADA KANON UNIVERSAL DITERIMA OLEH SEMUA KELOMPOK KEAGAMAAN KRISTEN DI MUKA BUMI INI SEPANJANG ABAD. Persoalannya bukan pada Kitab Suci tetapi Siapa yang mengkoleksi dan Mengapa harus dikoleksi ini semua kembali kepada masalah Doktrin Gereja masing-masing. Tidak ada satu kelompok gerejapun punya hak menyatakan suatu kelompok sesat atau menyesatkan yang dianggap bidat, sebab semua itu tergantung siapa yang menyatakan. Bagi sudut pandang Gereja-gereja Ortodoks Timur melihat Gereja Roma Katolik adalah sesat, begitupun sebaliknya Roma Katolik melihat Gereja-gereja Ortodoks Timur adalah sesat karena tidak tunduk kepada tahta Kepausan maka senjata perlu diarahkan ke tubuh Gereja-gereja Ortodoks Timur yang keras kepala menurut pandangan Roma Katolik. Maka jalan satu-satunya, membentuk Kaum UNIAT Roma Katolik untuk menggembosi Gereja-gereja Ortodoks Timur. Begitu juga Gereja-gereja Reformasi Protestantisme melihat semua Gereja-gereja Rasuliah Katolik dan Ortodoks adalah bunda-bunda penyesat Kekristenan sehingga dialogpun diadakan melalui Dewan Gereja-gereja Sedunia. Sekali lagi tegas kita nyatakan bahwa setiap Komunitas gerejawi adalah INDEPENDEN sebagaimana sejak semula dari akar sejarahnya pada abad pertama, jika ada usaha mendominasi kelompok-kelompok independen ini tidak lain tidak bukan adalah usaha POLITIK GEREJAWI KAWIN DENGAN POLITIK SEKULER menekan dan memarjinalkan kelompok kecil independen. Ini fakta sejarah selama 2000 tahun ini, dan jelas ini selalu akan ditutupi oleh pihak-pihak merasa diri berkuasa. Kanon kitab suci, doktrin, dogma, ethos, tradisi, sistem pemerintah Gereja Kristen erat kaitannya dengan politik gerejawi setelah Rasul-rasul wafat. Ini tak bisa disangkal kecuali mereka yang sengaja berusaha menutupinya. Page 21- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Jadi berapa jumlah kitab suci yang dianggap kanonis bagi Jemaat, semua itu tergantung kepada keputusan suatu Gereja berkorelasi kepada dasar doktrin mereka sendiri. Denominasi Reformasi Protestan pada umumnya mengikuti Martin Luther hanya dengan 66 kitab saja, ini disebabkan dasar doktrin mereka sendiri yang menganggap jumlah 66 kitab sudah cukup melalui doktrin/dogma Kecukupan Kitab Suci (Sola Scriptura). Gereja Roma Katolik sekitar 73 Kitab dan begitu juga ada Gereja rasuliah lainnya sejumlah 75 kitab dan lain sebagainya. Bagi Jemaat Nasrani Katolik Ortodoks masalah Kitab Suci berapa jumlahnya tidak dipersoalkan sebab “Kitab Suci tidak menafsirkan Kitab Suci”, tetapi Kitab Suci ditafsirkan Tradisi Suci dan Tradisi Wahyu, dengan demikian tepat seperti yang dinasihatkan Shliakh Mar Saul kepada Timotius: “Oleh sebab itu, saudara-saudara, berdirilah teguh pada Perintah-perintah yang kamu pelajari dan jungjung tinggi, entahkah itu yang kami sampaikan secara Lisan langsung atau melalui Surat kami. (2 Tesalonika 2:15 Peshitta) Selanjutnya, Shliakh Mar Saul menasihati Mar Timotheos: Akan tetapi, engkau hendaklah tetap berpegang teguh terhadap apa yang engkau telah pelajari dan melalui Siapa engkau diteguhkan (dimshikhna). Sebab engkau tahu dari siapa engkau belajar, Dan dari sejak masa kecil, engkau telah mempelajari kitab-Kitab Suci (kitab Perjanjian Lama) yang disampaikan kepadamu perihal hikmat hidup kekal melalui iman dalam Eashoa Msheekha. Sebab setiap Tulisan yang dituliskan melalui Rukha d’Kudsha adalah bermanfaat dalam mengajar dan menjelaskan, dan untuk membangun dan mendidik orang kepada kebenaran, Agar setiap umat Alaha bisa sepenuhnya didorong,* untuk melakukan setiap perbuatan baik dan menjadi penganut yang setia. (2 Timotius 3:14-17 Pshitta) Dalam Kitab Suci kita tidak menemukan perintah berapa jumlah dan kitab apa saja yang menjadi Kitab Suci yang harus dikanonkan sebagai Kitab-kitab Kanonik yang wajib digunakan Jemaat Mshikha di bumi. Kalaupun ada perkataan larangan MENAMBAH DAN MENGURANGI ALKITAB terdapat: Dalam Kitab Musa: “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya , dengan demikian kamu berpegang pada perintah Mar-YAH, Alahamu, yang kusampaikan kepadamu.” (Ulangan 4:2; 12:32) Page 22- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Larangan menambahi Kitab Musa (Bereshit, Shemot, Vayikra, Bmidbar, Dvarim), tetapi perintah ini dilanggar dengan adanya tambahan tulisan yang dituliskan bukan oleh Musa (Ulangan 34:1-12). Tetapi Tidak ada perintah yang sama berlaku bagi Kitab Para Nabi, dan Tulisan-tulisan Suci lainnya (Ketuvim). Dalam Kitab Wahyu Shliakh Mar Yokhanan: "Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Alaha akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Alaha akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." (Wahyu 22:18-19) Tidak ada secara khusus dibicarakan mengenai JUMLAH Kitab Suci yang menjadi Pedoman Jemaat Rasuliah, kecuali setelah Kekristenan menjadi Agama Resmi Negara Kekaisaran Romawi maka pada tahun 381 ditetapkan sejumlah Kitab-kitab yang diakui sebagai “Kanonik” bagi semua Gereja-gereja Universal Tak Terbagi. Persoalannya, ketika ada kitab yang dianggap kanonis dan non-kanonis dengan dalih mencegah munculnya bidat-bidat adalah alasan tersembunyi dibalik kekuasaan Gereja Besar pada abad ke-4 yang dilindungi oleh kekaisaran Romawi – Byzantium. Ini terkait kepada kesatuan gereja di wilayah Kekaisaran untuk menjaga stabilitas politik Kekaisaran itu sendiri dengan adanya kesatuan jumlah kitab suci. Mereka yang mengkoleksi Kitab-kitab Suci merasa diberi wewenang menetapkan jumlah kitab suci wajib dimiliki dan melalui pertimbangan rasional kitab-kitab mana saja yang dianggap tak layak. Semua ini inti dasarnya adalah “Apa keyakinan yang mereka anut pada waktu itu” menyebabkan kitab suci hanya berjumlah tertentu yang dianggap kanonis. Tapi sepanjang perjalanan sejarah ternyata faktanya tiap Gereja menetapkan kanonnya sendiri. Jika ada suara-suara sumbang mengatakan mengapa Gereja Nasrani Katolik Ortodoks mengkoleksi dan tidak mengikuti kanon umum? Pertanyaannya menurut kanon siapa? Dan untuk siapa? Menurut ajaran siapa? Kami adalah kami, jika kami sama maka tentulah kami melebur dengan anda, tetapi kami tahu kami berbeda, maka pandangan kami juga berbeda perihal Kitab Suci. Kitab-kitab Pelengkap Literatur Alkitab Page 23- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Nama Pentatuk Komentar Pertama Lima Kitab-kitab dari Perjanjian Lama situliskan sekitar abad ke15 S.M Secara tradisional dikaitkan kepada Musa, seperti Torah atau Hukum, kitab-kitab ini membentuk dasar bagi Alkitab lainnya. Ditetapkan paling sedikitnya tiga revisi mayor pada abad ke-11 dan abad ke-5 S.M., secara bersama-sama. Kebanyakan kitab-kitab ini dipandang sebagai Kitab-kitab Para Nabi oleh kaum Yahudi. Beberapa ada catatan – catatan semi-resmi, lainnya lebih pribadi; tapi secara kolektif semua meliputi sejarah orang Yahudi dari abad ke-15 sanpai abad ke-5 S.M. Dengan kitab-kitab lain, ini secara kolektif sebagai Ketuvim (tulisan-tulisan suci), dan hanya resmi ditambahkan kepada Kanon Yahudi tahun 95 M. Kebanyakan adalah karya tulis Daud dan Salomo, meskipun kitab Ayub boleh jadi lebih awal dari Musa. Bertarikh umumnya diantara abad ke-8 dan abad ke-4 S.M., kitab-kitab ini adalah “nabi-nabi” setengah dari “Torah dan Nabi-nabi” begitu seringkali dirujuk oleh Mshikha secara resmi sebagai kitab suci oleh kaum Yahudi hanya setelah Kembali dari Pembuangan. Tujuh Kitab-kitab ini, bersama dengan tambahan Yunani bagi kitab Daniel, dan Esther, dan semua bertarikh dari periode inter-perjanjian, ditambahkan pada Alkitab oleh Gereja Roma pada abad ke-16 M. Dituliskan oleh kaum Esseni dan lainnya dari abad ke-3 S.M., hingga abad ke-1 M., kitab-kitab ini dikaitkan kepada figur Alkitabiah sebagai suatu usaha untuk mendapatkan penerimaaan dari umat. Yoshua, Hakim-hakim, Ruth, I & II Samuel, I & II Rajaraja, I & II Tawarikh, Ezra, Nehemiah & Esther Kitab-kitab Sejarah Kitab-kitab Puisi Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung (Nyanyian Pendek) Yesaya, Yeremia (termasuk Ratapan) Yhezkiel, Daniel dan 13 Nabi-nabi Kecil Nabi-nabi I & II Makkabe, Tobit, Yudith, Baruch, Hikmat, Pengkotbah Kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Lama Kitab-kitab Pseudepigrapha Yahudi Sejarah Perjanjian Baru Surat-surat Perjanjian Baru Pewahyuan Perjanjian Baru Sejarah Apokrifa Perjanjian Baru Surat-surat Apokrifa Perjanjian Baru Deskripsi Karya tulisan-tulisan Pseudo-Alkitabiah dari masa inter-perjanjian, tidak resmi diterima sebagai kitab suci Injil-injil dan Kisah Para Rasul meliputi periode dari sekitar 10 S.M., hingga tahun 62 M. Dituliskan antara sekitar tahun 50 M., dan 110 M, ini utamanya mendevosikan bagi teologi praktis. Ada bagian-bagian pewahyuan lain dalam Perjanjian Baru tapi hanya kitab “Wahyu” yang dikenal luas. Ada banyak Injil-injil Apokrifa dan berbagai macam Kisah Para Rasul. Hanya ada beberapa yang bernilai sejarah riil. Ini mulai dari Surat-surat yang kemungkinan besar dituliskan oleh Mar Saul, Mar Barnabas, Mar Ignatius & Mar Clement, yang begitu banyak dikemudian hari Ini menggambarkan peristiwa-peristiwa mengarah kepada kelahiran Mshikha, Hidup-Nya dan awal tahun – tahun Jemaat Mshikhani (Nasrani), singkat sebelum wafatnya Mar Saul. Setelah Konsili Yerusalem pada tahun 50 M, Mar Saul dan lainnya menulis dengan teratur kepada kelompok-kelompok mereka dengan siapa mereka secara khusus berafiliasi. Dituliskan sekitar tahu 90 M., Wahyu dari Shliakh Mar Yokhanan adalah satu-satunya dari banyak karya-karya Pewahyuan Mshikhani awal yang dimasukkan kedalam Perjanjian Baru. Dari persfektif sejarah, paling penting dan dapat dipercaya dari kitab-kitab ini adalah he Protevangelion dan yang disebut “Injil pseudoMatthai”bersama dengan yang disebut literatur “pseudo-Clementine”. Sekitar setengah dari Surat-surat dari Mar Ignatius dipandang asli atau tidak dipandang sebagai kitab suci sebab ia menulis setelah masa Shliakh Mar Yokhanan. Surat pertama Mar Clement, dan Mar Barnabas termasuk dalam Alkitab tertua, Kodeks Siniatikus. Page 24- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Pewahyuan Apokrifa Perjanjian Baru dipalsukan. Perihal beberapa “Wahyuwahyu” Apokrifa yang dikaitkan kepada Shliakh Mar Keipha dan bertarikh dari abad ke-2 M., adalah sangat signifikan. Semua dituliskan setelah wafat dari pribadi kepada siapa mereka kaitkan dan oleh karena itu merefleksikan keyakinan dari abad ke-2 dan 3 M., dari pada abad ke-1 M. Beberapa adalah jelas asli berasal dari Yahudi-Mshikhani (Nasrani) dan banyak kesamaan dengan Pseudepigrapha Yahudi. Enam Kitab Perjanjian Baru, yakni Surat Kiriman Ibrani, 2 Keipha, 2 & 3 Yokhanan, Yudas dan Wahyu hanya “dimasukkan” kedalam Perjanjian Baru (catatan: Peshitta aslinya tidak memasukkan daftar Kitab ini karena keterlambatan sirkulasi tapi abad ke4 dimasukkan dalam dafatar lengkap), dan sama sejumlah lainnya, yakni kitab Didakhe (Limudah), kitab Protevangelion (Injil Awal), Gembala Hermas, Surat Kiriman ke-3 dari Mar Saul kepada umat Korintus, Surat Kiriman Pertama Klementinus dan Surat Kiriman Barnbas hampir dimasukkan dalam daftar dan seharusnya dipandang dengan senilai dengan itab Perjanjian Baru lainnya. Sebab hanya karena penulisannya saja dikemudian hari, (sekitar tahun 115 M) meskipun Igeret Mar Ignatius asli seringkali dilihat sebagai karya tulis literature Bapa-bapa Gereja saja, dari pada sebagai bagian dari kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Baru, tapi secara sejarah, kitab-kitab ini sebanding nilainya dengan karya tulis Shliakh Mar Yokhanan, dituliskan hanya sekitar satu dekade lebih awal. Catatan: Apokrifa dalam pemahaman kita disebut “Kitab-kitab terlambat dimasukkan dalam Kanon Kristen, nilainya sejajar dengan apa yang dikanonkan, oleh karena itu, kitab-kitab ini masuk dalam Kitab Suci.” Apokrifa Perjanjian Baru Apokrifa Perjanjian Baru adalah nama yang diberikan bagi bagian kepustakaan Kristen Kuno yang tak diterima kedalam Kanon Perjanjian Baru ketika apokrifa berakhir dituliskan pada abad ke-4 M., dan terdiri dari sejumlah besar karya tulis, memiliki berbagai macam tingkat kepercayaan. Dalam beberapa kasus penentuan termasuk karya –karya tulis tertentu dalam Kanon Kitab Suci dan mengeluarkan lainnya tampak cukup arbitrer (berubah-ubah) dan beberapa kitab apokrifa baik itu lainnya tampak cukup berubah-ubah dan beberapa Kitab Apokrifa adalah sejarah dan teologis sebanding kepada bagian-bagian dari Perjanjian Baru. Dalam kasus lainnya alasan bagi mengeluarkan cukup jelas. Barangkali suatu kitab dituliskan dengan mengklaim dituliskan oleh seorang figur Perjanjian Baru meskipun hal itu jelas nantinya ditulis beberapa abad kemudian. Atau barangkali teologi dicurigai. *Kitab Apokrifa, jika dilihat dari segi isinya merupakan Kitab-kitab MISNAH. Sebagaimana Tradisi Yahudi yang tadinya hanya diterus sampaikan secara Lisan (Oral Torah), tetapi kemudian pada abad ke-2 M dituliskan agar tidak musnah. Demikian pula Kitab-kitab Apokrifa Perjanjian Baru bisa digolongkan sebagai kelompok Kitab-kitab Misnah bagi Kekristenan Rasuli. Namun, pada perkembangannya karena ada silang Page 25- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 pendapat dan tafsir oleh Bapa-bapa Gereja Kristen yang mendominasi khususnya Kekristenan Barat (budaya Yunani-Latin) sehingga arti kata “Apokrifa” itu adalah ‘kitabkitab yang disembunyikan dan dikeluarkan dengan sengaja oleh karena motif tertentu”, tetapi lebih tepat lagi daftar Kitab-kitab yang terlambat dikanonkan.” Tidak ada daftar otoritatif dari Kitab-kitab atau “Kanon” dari Apokrifa Perjanjian Baru, dan daftar-daftar yang menyertai, tidak bisa dipandang kadaluarsa. Kitab-kitab ini menyediakan referensi penting. Kitab-kitab ini secara cakupan luas dibagi kedalam empat kategori: 1. Kitab-kitab Injil, atau kisah-kisah seputar Hidup Yeshua; 2. Disebut “Kisah”, cerita tentang “Kisah-kisah Perbuatan” atau sejarah dari satu atau lebih Para Rasul; 3. Wahyu atau Penglihatan - penglihatan. 4. Surat – surat Kiriman (Aramaik, “Igeret”). Tambahan bagi karya semacam itu, ada sejumlah dari Kitab-kitab “pseudepigrapis” – karya-karya tulis ini dituliskan sekitar periode yang sama, tapi mengklaim dituliskan oleh otoritas penulis Perjanjian Lama. Campuraduk ini hampir tidak kelihatan kedalam Apokrifa Perjanjian Lama, dan “Pseudepigrapha” Yahudi, yang tak diragukan dituliskan sebelum zaman Mshikha – kemungkinan oleh kaum Esseni. Kelompok-kelompok lainnya melukiskan pesan pseudo-Kristen atau Nasrani yang biasanya berasal dari satu dari kelompok – kelompok Kristen – Yahudi (Nasrani) atau tradisi Kristen Yunani-Latin. Lebih jarang ini bisa ditelusuri kepada tradisi – tradisi kelompok-kelompok Mshikhanim (Kristen) Timur Jauh yang berkembang di wilayah Kerajaan Parthian dan and Sassanian sebelum penaklukan Muslim dan bahkan di India dan Cina 1. Akhirnya ada dokumen – dokumen yang dengan terng-terangan bida’a – dituliskan bagi kelompok Gnostik atau lainnya yang memiliki sudut pandang cukup berbeda dari mereka Kekristenan tradisional. Tabel yang terlampir di bawah ini sudah dikeluarkan dari daftar semacam kitab itu. Tabel menyediakan nama – nama, pengarang jika dikenal, seperti asal abad dan tingkat kredibilitas. Klasifikasi dari kepercayaan adalah kekecualian yang sulit, tapi secara meluas saya menyediakan empat kategori. 1 Kekristenan Timur Jauh berkembang dengan subur selama berabad-abad, tapi akhirnya disapu bersih meluas sejak munculnya penganiayaan oleh Islam. Penganiayaan semacam itu segera mulai setelah penaklukan kaum Muslim menguasai Mesopotamia dan Persia (abad ke-7 dan ke-8) dan berpuncak pada pembantaian massal yang membentuk gunungan tengkorak manusia pada kekuasaan Tamerlane bangsa Tartar. (1336 1405) masa kegemilangannya – dibawah kerajaan Sassanian di Persian pada abad ke-3 sampai ke-6 dan selanjutnya timur untuk suatu masa setelahnya, bentuk Kekristenan ini mengembangkan masyarakat yang berkembang, seutuhnya berbeda dari kekristenan Yunani-Roma yang adalah sumber dari tradisi kami sendiri. Sebagian dari fakta-fakta sebelumnya bahwa ini memandang Ruakh ha-Kodesh adalah feminim dan dalam banyak area menerima keyakinan reinkarnasi, kita tahu sangat sedikit perihal Tradisi Timur Jauh ini. Kami juga, tahu, namun, beberapa dari garis suksesi rasuli gerejawi kami sendiri berasal dari mereka ini dan oleh karena itu minat dalam hal ini kuat sekali. Page 26- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Beberapa berlabel “Sangat Tinggi” adalah Kitab – kitab yang pada zaman itu termasuk kedalam kanon Kitab Suci, atau dikenal secara umum dibaca secara teratur dalam Rumah – rumah Ibadah. Kitab – kitab ini dipandang kredibilitasnya sejajar dengan enam Kitab Perjanjian Baru “yang hampr tidak dimasukkan kedalam Perjanjian Baru (Igeret Ibrani, Igeret 2 Yokhanan, Igeret 3 Yokhanan, Igeret 2 Keipha, Igeret Yudas dan Wahyu). Kitab – kitab ini bebas dari doktrinal dan kesalahan mayoritas sejarah, dan kebanyakan pastinya dituliskan oleh orang yang kepada dia dari mana Kitab-kitab itu berasal, meskipun seperti kitab-kitab kanonik ini telah menerima “catatan – catatan keterangan” atau tambahan pada masa berikutnya. Kitab-kitab diberi label “tinggi” adalah juga secara meluas bebas dari doktrinal atau kesalahan sejarah, dan secara umum dipandang dengan hormat pada masa lalu, tapi lebih rendah sedikit otoritatif dari pada kelompok kitab-kitab pertama. Kitab-kitab ini bisa atau tidak dituliskan oleh pengarang kepada siapa kitab-kitab ini dicantolkan. Kitab-kitab berlabel “biasa” barangkali adalah lebih awal ketimbang kitab-kitab lainnya karena didasarkan pada karya – karya tulis lebih awal. Kitab-kitab ini seringkali termasuk kisah – kisah khayalan, namun kebanyakan bebas dari kesalahan doktrin. Kitab-kitab berlabel “kurang” adalah kitab – kitab lebih baru, atau dinodai doktrin salah. Kitab-kitab didasarkan pada catatan-catatan lebih awal, tapi tidak bisa disejajarkan kepada kredibilitas sejarah dari kitab-kitab itu sendiri. Tabel pertama menyediakan daftar Kitab – kitab Injil Apokrifa Utama (Kitab-kitab Misnah Injil Utama) sebagai berikut: INJIL APOKRIFA Pengarang Asal Abad Kredibilitas Tak diketahui Yaakov Ke-4 Kemungkinan sebelum abad ke-1 Biasa Sangat Tinggi Abad ke-3 Biasa Abad ke-2 Tinggi Setelah abad ke-4 Kurang Abad ke-1 Abad ke-2 Abad ke-1 Abad ke-1 Abad ke1 Tinggi Biasa Biasa Biasa Tinggi Judul Kitab-kitab Injil Masa Anak Injil Kanak-kanak Miriam Injil Awal Yaakov Injil Masa Kanak-kanak Ya’akov Injil pertama Masa Kanak-kanak Yeshua Mshikha Injil Arab Masa Kanak-kanak Juruselamat Injil Pseudo-Mattai Injil Thomas The Sejarah Yosip Tukang Kayu INJIL – INJIL UMUM Rahasia Injil Markus (Ikhtisar saja) Injil Keipha Injil Orang Mesir (Ikhtisar saja) Injil Miriam (Ikhtisar saja) Injil Thomas. (Rahasia Ucapan-ucapan Yeshua) Sama di atas Tak diketahui Dari atas Tak diketahuiu Dari Atas Tak diketahui Markus Tak dikenal Tak diketahui Magdalena Thomas Page 27- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 The Injil Thomas sang Peragu. Injil Ibrani (Kutipan-kutipan saja) INJIL Masa SENGSARA Injil Nikodemus (termasuk Kisah Pilatus) Kitab Kebangkitan Mshikha oleh Rasul Bartolomeus Injil Para Rasul atau Perjanjian Maran kita di Galilea Narasi Yosip Injil Bartholomew Pembalasan Juruselamat (Veronica) Tak dikenal Akhir abad ke-1 Biasa Tak diketahui Bartholomew Tak diketahui Arimathea Tak diketahui Tak diketahui Abad ke-3 Setelah abad ke-4 Abad ke-2 Abad ke-1 Abad ke-2 Setelah abad ke-4 Kurang Kurang Tinggi Biasa Biasa Kurang Tak diketahui Abad ke-1 Tinggi Sejumlah kitab tersebut adalah penting dalam menyediakan informasi yang signifikan tentang kelahiran Mshikha. Kitab-kitab ini berasal dari tiga sumber asli umum, yakni: 1. Pseudo-Matthai, yang diterjemahkan dari bahasa “Ibrani” (kemungkinan besar Aramaik) oleh Jerome pada abad ke-5; dan berbagai versi yang disebut Injil Masa Kanak-kanak dari Thomas, yang tampak berasal dari bagian kemudian dari kitab itu. Meskipun disebut “Pseudo” Matthai, tidak ada pengarang lain yang serius menerima sebagai dalil, dan kitab ini mungkin paling sedikit didasarkan pada Injil Awal Asli Mar Mattai. 2. Kitab-kitab Injil Masa Kanak-kanak, yang mengakui didasarkan pada catatan pada Imam Besar Kayafas dan baik itu dari berbagai variasi teks Barat dan Arab yang ada. Dalam bentuk penyajiannya Injil – injil ini adalah terkemudian dari pada dua sumber lainnya, tapi bisa didasarkan pada karya lebih awal yang hilang, dan hanya kemungkinan saja berasal dari catatan-catatan Imam Besar yang tak terkenal seperti yang diakui. 3. Injil Awal Ya’akov. (yang disebut Injil Masa Kanak-kanak Ya’akov, adalah suatu variasi.) Ini bisa saja Injil paling tertua dari semuanya. Kitab ini mengaku didasarkan pada catatan-catatan yang dibuat oleh Ya’akov sendiri (anak Yosip dan saudara Yeshua) tak tak lama berselang setelah kematian Herodes pada abad ke-4 SM. Pada waktu ini Ya’akov ada pada masa usia remaja tapi ia merevisi karya tulis pendek itu sebelum ia wafat pada tahun 62 atau 63 M. Beberapa daftar kitab Injil – injil lain dikenal hanya karya kemudian hari, tapi beberapa tampak bernilai tinggi dalam masa kunonya, terkenal dengan Injil Orang Ibrani dan Rahasia Injil Markus. Lainnya tampak berisi banyak ajaran-ajaran rahasia Yeshua kepada Para Rasul-Nya2 dan dilestarikan di Gereja Alexandria, di mana Mar Markus tinggal. Kitab ini ketat dijaga dan dibuat tersedia hanya sepenuhnya bagi orang Kristen yang dipercayai. Injil Mar Markus kanonis boleh jadi suatu ringkasan untuk publikasi umum. 2 Mar Markus 4: 34; “Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.” Page 28- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Beberapa kisah kemudian boleh jadi hanyalah dongeng perumpamaan kesalehan, dan ada bukti bentuk literatur yang aslinya berasal dari Mesir dan daerah sekitarnya dan bertanggal dari abad ke-5 hingga ke-8. (Beberapa kitab dari Alkitab Muslim, Koran, masuk dalam kategori ini.) Sebaliknya yang lain kemungkinan didasarkan pada kisah – kisah lebih awal dan bisa berisi unsur-unsur fakta sejarah, sementara beberapa, seperti Injil Nikodemus, dengan kisahnya perihal Mshikha masuk kedalam Neraka yang jelas merefleksikan konsep-konsep yang kemudian hari, dari pada keyakinan asli orang Kristen. WAHYU – WAHYU & -LAINNYA Judul Didakhe Perjanjian-perjanjian (Ebionit?) Gembala Hermas dari Pengarang Dua Penyingkapan Shimon Mar Tradisional3) Wahyu Paulus Penyingkapan Thomas Ucapan dan Wahyu Esdras Wahyu Musa Penyingkapan sang Perawan Wahyu Mar Yokhanan sang Teolog. Kitab Yokhanan sang Penginjil Belas Keipha Patriak (Versi Tak diketahui Pseudepigraphikal Hermas Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Pseudepigraphikal Pseudepigraphikal Tak dikenal Tak diketahui Tak dikenal Abad Kredibilita s Awal abad ke-2 Awal abad ke-2 Sangat Tinggi Biasa Abad ke-4 Abad ke-3 Abad ke-3 Abad ke-3 Abad ke-4 Abad ke-4 Setelah abad ke-4 Biasa Biasa Kurang Kurang Kurang Biasa Kurang Awal abad ke-2 Abad ke-2 Sabgat Tinggi Tinggi Dua Kitab ini, Didakhe (Yunani untuk “Ajaran”) dan Gembala Hermas adalah diantara paling otoritatif dari semua. Keduanya diperlakukan sebagai kitab suci oleh beberapa pemimpin Gereja, dan Didakhe (Limudah) secara khusus banyak menguraikan “Ajaranajaran dari Dua Belas Rasul” dan keyakinan dan praktek Gereja Awal. Ini termasuk rincian tentang bentuk Mikveh dan Qurbana Kudus pada periode itu. Kitab tersebut berisi “Doa-doa setelah Pemanunggalan” yang hampir identik dengan apa yang kita miliki. Perjanjian dari Dua Belas Patriak sesungguhnya boleh jadi berasal dari 3 Ada juga Gnostik tak terkait sama sekali (Kodeks Nag Hammadi) kitab-kitab yang sama. Page 29- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 pesudografikal Yahudi untuk bagian-bagian dari kitab itu ditemukan diantara Gulungan – gulungan Laut Mati, tapi ide – ide Kristen ditambahkan pada versi berikutnya. Begitu juga perihal yang disebut Kitab Penyingkapan, Keipha, dipandang sangat kuno, tapi tentunya tidak dituliskan oleh Shimon Keipha sang Rasul. Ini dikutip dalam naskah yang masih bertahan kecuali dari abad ke-2, Theodotus dan oleh karena itu pastilah sekitar abad itu penulisannya. Lainnya juga dituliskan pada abad berikutnya, atau tampak berasal dari tradisi kitab-kitab pseudegrafis Yahudi kontemporer. Banyak kitabkitab Pseudegrafis Yahudi dituliskan oleh kaum Esseni, dan oleh mereka pada zaman kejatuhan Yerusalem tahun 70 M., yang banyak dari mereka menerima Mshikha. Mereka terserab4 kedalam Kekristenan Yahudi (Judaeo-Christianity), dan banyak para petobat adalah sumber dari Karya – karya Pseudegrafis ini. Sejarah dan Kisah Para Rasul Sementara Perjanjian Lama berisi sejumlah besar kitab-kitab sejarah, Perjanjian Baru kanonis hanya punya satu –“Kisah Para Rasul” tulisan Mar Lukas. Meskipun namanya, banyak dari seputar Kisah Rasul Mar Saul, tapi ada sejumlah Apokrifa Kisah Para Rasul “Acta” (Latin; Kisah Rasul) yang menggambarkan pengalaman-pengalaman dari Para Rasul lainnya. Beberapa dari ini cukup kuno dan umumnya dipandang baik. Kisah Para Rasul Barnabas, contoh banyak yang actual menjadi apa yang kitab itu klaim – kisah saksi mata oleh Shliakh Mar Markus, yang dikenal menemani Barnabas saat terakhir bagian teman dengan Shliakh Mar Saul dan dikembalikan ke tanah kelahirannya di Siprus. (Kisah 15: 39) Sesungguhnya Mar Markus tampak ada sebab ketidaksepakatan mereka. Dia ada cukup muda saat ia pertama menemani Mar Saul dan pamannya5, Barnabas pada misi perjalanan pertama mereka. Dia barangkali rindu kampong halaman dan meninggalkan mereka untuk kembali ke Yerusalem. (Kisah 13:13). Dan meskipun Pseudo-Klementinus umumnya bertarikh dari paling sedikit seabad setelah murid terkenal dari Shliakh Mar Keipha, ada begitu banyak rincian sejarah akurat dalam kitab yang barangkali didasarkan pada karya-karya lebih awal – bahkan barangkali pada pengalaman-pengalaman Klementinus sendiri. Kitab-kitab lain meskipun kemudian, bisa didasarkan kisah-kisah lebih awal, dan tentunya berisi informasi bernilai. Tentang hal ini, beberapa seperti Kisah Rasul Keipha dan Saul umumnya dipandang luas sebagai sejarah. Contoh ini hampir pasti bahwa 4 Mar Yokhanan ha-Mikveh adalah kuat terhubung dengan kaum Esseni, dan barngkali banyak sekali menarik murid-muridnya dari mereka dan para pendukung mereka. Pada Kisah Rasul 19: 3; Mar Saul menemukan beberapa murid yang bukan para pengikut Mshikha, tapi dimikveh “pada Mikveh Yokhanan.” Dalam hal ini paling sedikitnya, ia tidak ada masalah membawa mereka masuk kedalam Jemaat. 5 Kolose 4:10 menceritakan kepada kita bahwa Barnabas adalah saudara dari Miriam, Ibu dari Markus. Lihat juga Kisah Rasul 12:12: yang menggambarkan dia (bukan suaminya) sebagai pemilik rumah, menunjukkan bahwa ia seorang janda. Demikianlah Mar Barnabas memikul tanggungjawab bagi Markus. Page 30- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 mereka keduanya dihukum mati pada hari yang sama, seperti kisah ini ceritakan. Shliah Rav Mar Saul dipenggal, dan Shliakh Mar Shimon Keipha Disalibkan. Namun, alasan Mar Saul dipenggal adalah tidak, seperti kisah yang dituturkan, sebab ia dipandang sedikit bersalah dari pada Mar Keipha, tapi sebab ia adalah seorang warganegara Romawi, dan dipenggal adalah hanya bentuk dari hukuman mati bagi warganegara Romawi yang dijatuhi hukuman dibawah undang-undang Romawi. Sejarah & Kisah Para Rasul Judul Tulisan-tulisan Pseudo-Klementinus. (Kish panjang lebar tentang Shliakh Mar Keipha diklaim dari sudut pandang muridnya Klementinus tapi umumnya dianggap bertarikh penanggalan dari abad ke-3 Masehi meskipun karya itu didasarkan pada catatan lebih awal) Diremehkan di Barat sebab penghormatan kepada Ya’akov ha-Tzadik saudara Tuhan, ada dalam Dua bentu, “KotbahkotbahH” dan “Pengakuan-pengakuan.” Kemartiran Rasul Kudus dan Gemilang Mar Bartholomew (Tulmay) Kisah Rasul Kudus dan Penginjil Mar Yokhanan sang Teolog Kisah Rasul Mar Saul Kisah Mar Saul dan Thecla Kisah Rasul Kudus Mar Thaddaeus (Mar Addai atau Addeus), Satu dari Dua Belas. Kisah Rasul Mar Thoma Kisah Rasul Kudus Mar Keipha dan Mar Saul. Kisah Perpetua. Kisah Rasul Mar Keipha. Kisah dan Martir Shliakh Mar Mattai. Kisah Rasul Mar Yokhanan Wahyu Misteri Salib dari Kisah Rasul Mar Yokhanan. Kisah Rasul Mar Barnabas Pengarang Tak dikenal tapi kemungkina n besar berdasarkan Pengalaman pengalaman Klementinus . Tak dikentahui Tak diketahui Tak diketahui Dari atas Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Dari atas Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Dari atas Markus? Abad Penulisan Kredibilita s Abad ke-3 tapi didasarka n pada abad ke-2 Tinggi Abad ke-3 Kurang Abad ke-2 Biasa Awal ke-2 Tinggi Akhir abad ke-1 Abad ke-2 Tinggi Abad ke-2 Biasa Abad ke-2 Biasa Abad ke-2 Abad ke-3 Abad ke-1 Page 31- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 Tinggi Tinggi Kurang Tinggi NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kisah Mar Andreos dan Mar Matthai Kisah Rasul Mar Keipha dan Mar Andreos (Kelanjutan atas) Kisah Mar Andreos. di Kisah Rasul dan Martir dari Shliakh Kudus Mar Andreos. Kisah Rasul Kudus Mar Thoma. Penyempurnaan Shliakh Mar Thoma. Kisah Rasul Mar Filipus Tambahan Kisah Mar Filipus. Kisah Shliakh Mar Filipus Saat Pergi Kedataran Tinggi Hellas. Perjalanan-perjalanan Shliakh Mar Filipus. Perihal Wafat Perawan Miriam Terberkati. Kisah Mar Yokhanan sang Teolog perihal Wafatnya sang Bunda Kudus dari Alaha. Martir Mar Ignatius Edaran Igeret Jemaat di Smyrna. (Mengenai Martir Kudus Mar Polikarpus) Menyerahnya Pontius Pilatus. Kematian Pilatus, Yang Menghukum Yeshua. Wahyu Mar Stefanus (wafatnya) Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Dari atas Abad ke-4 Kurang Abad ke-3 Biasa Abad ke-2 Biasa Tak diketahui Dari atas Abad ke-2 Tinggi Setelah ke- 4 Setelah abad ke- 4 Kurang Tak diketahui Dari atas Abad ke-4 Kurang Dari atas Dari atas Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak diketahui Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Kurang Awal abad ke- 2 Mid 2nd Tinggi Abad ke-3 Kurang Abad ke-3 Abad ke-3 Tinggi Kurang Biasa Kisah-kisah lain banyak kemudian dan umumnya dipandang sebagai hikayat-hikayat kesalehan, meskipun barangkali didasarkan pada fakta. Contoh; berbagai kisah dari pengalaman-pengalaman Pilatus tidak seluruhnya satu sama lain cocok. Tidak ada bukti kuno bahwa kaisar Tiberius sungguh menjemput Yeshua dari Palestina agar Ia menyembuhkan penyakit Kaisar, hanya diketahui bahwa Pilatus mengeksekusi mati Dia beberapa waktu lebih awal. Namun, ini diketahui bahwa Pilatus dipanggil ke Roma untuk dilengserkan, sekitar periode waktu itu dan menurut beberapa sumber dihukum mati atau dipaksa untuk melakukan bunuh diri.6 Kisah-kisah Kemartiran Mar Ignatius dan Polikarpus hampir pastinya didasarkan pada saksi mata yang melaporkan dan keduanya sangat menarik, meskipun untuk alasan yang berbeda. Kemartiran Mar Ignatius (pasal 7: 2-3) menuturkan bagaimana pada malam berikut mati martirnya ia, para muridnya meratapi hingga tengah malam, dan hingga akhirnya mereka tertidur. Mar Ignatius kemudian menampakkan diri beberapa 6 Meskipun Gereja Ethiopia memandang ia sebagai seorang suci sebab ia berkata, “Aku tak bersalah terhadap darah Orang Benar ini.” Kita tidak! Page 32- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 kali kepada mereka dalam mimpi-mimpi mereka, dan ketika mereka bangun mereka saling menceritakan penglihatan-penglihatan mereka. Fakta itu bahwa begitu banyak orang tampaknya bertemu dengan dia dalam mimpi-mimpi mereka, pada waktu yang sama tampak menjadi begitu luar biasa bukti konklusif dari ajaran-ajaran kita perihal pokok pengajaran hidup setelah mati, dan dengan cara itulah kita bisa bertemu dengan orang mati dalam mimpi-mimpi kita. Kemartiran Mar Polikarpus juga begitu menarik. Mar Polikarpus adalah uskup Smyrna, dan adalah satu dari Murid-murid paling muda dari Mar Yokhanan sang Rasul. Smyrna adalah satu dari tujuh Jemaat Asia kepada siapa Mar Yokhanan snag Rasul menuliskan Surat dalam kitab Wahyu (pasal 2; 8;) Kisah itu sendiri adalah kisah paling tertua dari suatu kemartiran. Ini agaknya dituliskan dalam bentuk suatu surat “edaran” – yakni “Surat Kiriman Umum” bersirkulasi diantara gereja-gereja lain dari wilayah itu. (Barangkali sesungguhnya hanya Tujuh Gereja Asia tapi kemudian lebih meluas lagi.) Mar Polikarpus adalah satu dari Orang – orang Kristen (Mshikhanim) yang dikenal baik pada zamannya dan jelasnya jemaatnya sendiri (Smyrna) merasa itu adalah kewajiban melaporkan kemartirannya kepada saudara – saudara Jemaat-jemaat lainnya. Igeretim dan Surat-surat Sebagain besar Perjanjian Baru Kanonis itu sendiri terdiri dari Surat-surat oleh para pemimpin Jemaat awal dan literatur Apokrifa Perjanjian Baru juga berisi banyak semacam Surat-surat Kiriman (Igeretim). Beberapa yang terbaik dikenal karya-karya ini adalah terdaftar dibawah ini, tapi sebagaimana kitab-kitab Apokrifa lainnya banyak pastinya bukan karya dari salah satu yang mereka kaitkan. Dalam kasus lainnya kitabkitab bisa jadi asli, dan dalam beberapa kasus yang mereka defenisikan. Satu dari yang paling menarik adalah “korespondensi” antara Mshikha dan Abgarus, yang mana Abgarus menawarkan untuk berbagi terhadap “kerajaan kecilnya” dengan Mshikha. Meskipun secara umum dipandang bertarikh paling sedikitnya seabad setelahnya, ada referensi apokrifa lainnya terkait, dan ada fakta sejarah dibalik legenda kisah tersebut. Tidak ada keraguan bahwa Edessa menjadi pusat Mshikhanuth (Kekristenan) dari sangat awal sekali, dan ada juga hubungan dengan banyak legenda dikemudian hari seperti kisah Veronica (wanita yang membersihkan wajah Yeshua saat menggotong Salib-Nya), yang mana sapu tangan ini sendiri boleh jadi mengindikasikan “Kain Kafan Turin” yang sangat terkenal itu lebih tua dari pada yang diterima umumnya. Korespondensi antara Mar Saul dan Seneka paling sedikitnya sepertinya akurat. Di sini, bukti menunjukkan seorang penulis lebih dari pada 200 tahun kemudian setelah peristiwa, dan meskipun ada semacam kontak antara Mar Saul dan Seneka cukup mungkin, ada sedikit otoritas kuno untuk itu. Page 33- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Igeretim dan Surat-surat Judul Pengarang Surat-surat Mshikha dan Abgarus Igeret ke-3 Mar Saul kepada umat Korintus (diambil dari kanon Gereja Armenia) Igeret Mar Keipha kepada Mar Ya’akov. (jika ini ditulis oleh Mar Keipha, Pseudo-Klementinus bisa jadi dituliskan oleh Klementinus juga.) Igeret kepada umat Laodikea Igeret Mar Barnabas Igeret Pertama Kelmentinus kepada umat Korintus. Biasa Keipha? Abad ke1 Tinggi Mar Saul Barnabas Klementin us Tak dikenal Klementinus Kedua Igeret Mar Ignatius kepada umat Efesus Ignatius Igeret Mar Ignatius kepada umat Philadelphian Igeret Mar Ignatius kepada umat Magnesian Igeret Mar Ignatius kepada umat Roma sebagai Igeret ke-3) Abad ke2 Tak dikenal Tak dikenal Korespondensi Mar Saul dan Seneka Ignatius Ignatius (juka dikenal Kredibilita s Tak diketahui Saul Igeret Shliakh Mar Saul kepada umat Kolose. Abad Ignatius Igeret Mar Ignatius kepada umat Smyrna Ignatius Igeret Mar Ignatius kepada umat Trallian Ignatius Igeret Mar Ignatius kepada Mar Polikarpus. Ignatius Abad ke1 Abad 1 Abad 3 Abad 3 Abad 1 Awal abad 2 Abad 3 Awal abad 2 Awal abad 2 Awal abad 2 Awal abad 2 Awal abad 2 Awal abad 2 Awal abad 2 kekekekeke- ke- Sangat Tinggi Tinggi Kurang Kurang Tinggi Sangat tinggi Biasa ke- Tinggi ke- Tinggi ke- Tinggi ke- Sangat Tinggi ke- Tinggi ke- Tinggi ke- Sangat Tinggi Page 34- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Igeret Mar Ignatius kepada Perawan Miriam Jawaban Perawan Terberkati terhadap Surat ini. Igeret (UtamaM) Mar Ignatius kepada Shliakh Mar Yokhanan Igeret Kedua Mar Ignatius kepada Mar Yokhanan. Igeret Maria sang Proselit kepada Mar Ignatius Igeret Mar Ignatius kepada Maria di Neapolis, Dekat Zarbus Igeret Mar Ignatius kepada Hero, seorang Diakon Antiokia Igeret Mar Ignatius kepada umat Antiokia Igeret Mar Ignatius kepada kaum Tarsian Igeret Kedua Mar Ignatius kepada kaum Efesus Igeret Mar Ignatius kepada kaum Filipi Igeret Mar Polikarpus kepada kaum Filipi Surat Pilatus kepada Tiberius Igeret (H)Adrian ast Nama kaum Mshikhanim. Igeret Antoninus kepada Jemaat Besar Asia. Igeret Marcus Aurelius kepada Dewan Senat Igeret Mathetes kepada Diognetus Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Polikarpu s Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Tak dikenal Mathetes Abad 3 -4 Abad 3-4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 3 -4 Abad 2 Abad 3 Abad 2 Abad 2 Abad 2 Abad 2 kekekekekekekekekekekekekekekekeke- Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Tinggi Kurang Biasa Biasa Biasa Biasa Sebaliknya ada sedikit keraguan bahwa Mar Saul adalah pengarang dari Surat Kiriman singkat Ketiga kepada orang Korintus dan barangkali juga kepada orang Laodikea meskupun orang Kolose (bukan Kolose kanonik) dipercayai lebih banyak dipalsukan. Paling penting dari Surat-surat Kiriman adalah Surat Kiriman Clementinus kepada umat Korintus, yang mendapat jalan masuk kedalam banyak Alkitab kuno dan juga beberapa Surat kiriman Mar Ignatius, yang tentunya otentik. Terhadap Surat Kiriman ini kepada umat Roma dan Surat Kiriman kepada Polikarpus adalah paling berharga. Mar Clementinus memaparkan secara panjang lebar Perjanjian Lama dalam Surat Kirimannya, yang dipandang terlalu panjang untuk alasan ini. Surat Kiriman Ignatius adalah lebih pendek, dan sedikit menggunakan kutipan. Kebanyakan bagian, Surat Page 35- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 Kiriman ada dalam dua atau lebih versi kuno yang sejajar, satu yang signifikan lebih panjang dari pada lainnya. Ini tak pasti apakah versi yang panjang termasuk yang asli, atau apakah bentuk yang pendek adalah ringkasan. Seperti bagan di atas perlihatkan, beberapa Igeretim Mar Ignatius dipandang berasal dari penulisan beberapa abad kemudian setelah beliau wafat dan oleh karena itu dipandang lancung. Sebaliknya beberapa dari karya tulis ini cocok dengan kisah perjalanan ke Roma sebagaimana kita buat garis besar adalah otentik, dan bisa jadi salinan atau variasi yang hilang tetapi masih asli. Igeretim itu termasuk juga korespondensi antara Mar Ignatius Muda dan Bunda Miriam dan Shliakh Mar Yokhanan, dan juga korespondensinya kemudian dengan Miriam si proselit, dan akhirnya pelantikannya sebagai diakonnya Hero (Earon) menjadi penggantinya. Kerumitan lebih lanjut dalam analisis tentang Igeretim Mar Ignatius adalah fakta bahwa Igeretim ada dalam versi bahasa Yunani dan Syria. Umum dipercayai bahwa Igeretim ini aslinya dituliskan dalam bahasa Yunani, tapi disalin langsung dalam bahasa Syria atau Aramaik (atau sebaliknya) bagi keperluan mereka dalam waktu yang sama kepada mereka yang berbicara bahasa mereka masing-masing. Fakta lainnya bahwa Mar Ignatius itu sendiri adalah seorang Yahudi, (dalam hal ini ia berbiacara bahasa Aramaik bahasa negerinya)! Ada banyak tulisan-tulisan lain dari abad ketiga dan selanjutnya, tapi karya-karya ini lebih tepat disebut karya tulis Bapa-bapa Gereja, dan terkait kepada Sejarah Gereja, dari pada Apokrifa. Apokrifa Perjanjian Baru menyediakan sudut pandang yang sangat berharga kedalam dunia Mshikha dan Para Rasul-Nya. Meskipun tidak selalu terkait sejarah, kitab-kitab ini menyediakan kunci latar belakang informasi yang menolong untuk menjelaskan pemahaman kita tentang Hidup dan zaman Yeshua. Kita akan menggunakan banyak Kitab-kitab ini, dan khususnya kisah – kisah apokrifa tentang peristiwa-peristiwa seputar Kelahiran duniawi Mshikha. Setelah kita mengulas panjang lebar masalah Kitab Suci, tentunya pembaca akan menanyakan versi Kitab Suci yang mana digunakan oleh Gereja Nasrani Indonesia? Jawabnya, Kitab Pshitta Timur (Versi Lamsa dan JPS Tanakh RDN Edition) dan berbagai versi Pshitta lainnya sebagai pembanding. Meskipun demikian, kami tidak menutup diri untuk membaca dan memperbandingkan dengan kitab versi berbahasa Yunani (Koine Yunani) dan Vulgata Latin dan berbagai terjemahan Inggris lainnya. Page 36- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015 NO:03/GNI/A/Pel.Umum/II/2015 UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! Untuk memperbanyak MATERI PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan untuk meminta izin tertulis: [email protected] 0813.19190730 021.70403378 www.nasraniindonesia.org Page 37- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015