Penikahan Beda Agama

advertisement
Penikahan Beda Agama
Oleh:
Muhammad Subhan
Misbahul Rizal
Abdul Wahab
Apa itu Pernikahan ?
• Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 pengertian pernikahan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Pernikahan beda agama ?
• adalah pernikahan yang dilakukan antar
agama, antara orang yang berlainan agama,
yang salah satu beragama islam dan salah satu
lainnya beragama selain dari agama islam.
Landasan Hukum
• Al-Baqarah 221
• Al-Maidah 5
• Al- Mumtahanah 10
‫‪• Al-Baqarah‬‬
‫ت َحتَّى يُؤْ ِم َّن َوأل َ َمةٌ ُّمؤْ ِمنَةٌ َخي ُْر ِ ِّمن •‬
‫َوالَ ت َ ْن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِر َكا ِ‬
‫ين َحتَّى يُؤْ ِمنُوا َولَعَ ْبدٌ‬
‫ُّم ْش ِر َك ٍة َولَ ْو أ َ ْع َجبَتْ ُك ْم َوالَ تُن ِك ُحوا ْال ُم ْش ِر ِك َ‬
‫ار‬
‫ع َ‬
‫ُّمؤْ ِم ٌن َخي ُْر ِ ِّمن ُّم ْش ِر ٍك َولَ ْو أ َ ْع َجبَ ُك ْم أ ُ ْوالَئِ َك يَ ْد ُ‬
‫ون ِإلَى النَّ ِ‬
‫اس لَعَلَّ ُه ْم‬
‫َوهللاُ يَ ْد ُ‬
‫عوا ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغ ِف َر ِة ِبإِ ْذ ِن ِه َويُبَ ِي ُِّن َءايَا ِت ِه ِللنَّ ِ‬
‫ون {‪}221‬‬
‫يَتَذَ َّك ُر َ‬
Aababun Nuzul
• Asbabun al-Nuzul ayat ini turun pada seorang
sahabat yang beranama Abi Marsad al-Ganawi. Ia
datang kepada Nabi agar supaya di izinkan
menikah dengan seorang wanita yang sangat
cantik dan menarik, akan tetapi wanita itu
seorang yang menyekutukan Allah SWT. Lantas ia
bertanya” Wahai Rosulullah, sesungguhnya
wanita sangat cantik dan memikat hatiku”
Kemudian, turunlah ayat ini sebagai bukti
larangan menikahi wanita musrik.
Tafsir Ayat : 221
• Maksudnya, { ‫“ } َوالَ ت َ ْن ِك ُح ْوا‬Dan janganlah kamu
menikahi” wanita-wanita, { ‫ت‬
ِ ‫ْال ُم ْش ِر َكا‬
} “musyrik” selama mereka masih dalam
kesyirikan mereka, { ‫“ } َحتَّى يُؤْ ِم َّن‬hingga mereka
beriman”; karena seorang wanita mukmin
walaupun sangat jelek parasnya adalah lebih
baik daripada seorang wanita musyrik
walaupun sangat cantik parasnya.
Hikmah Larangan menikah beda
agama
• “Mereka mengajak ke neraka”, yaitu, dalam
perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan,
dan kondisi-kondisi mereka. Maka bergaul
dengan mereka adalah merupakan suatu yang
bahaya, dan bahayanya bukanlah bahaya
duniawi, akan tetapi bahaya kesengsaraan
yang abadi.
‫‪Al-Maidah 5‬‬
‫ْاليَ ْو َم أ ُ ِح َّل لَ ُك ُم َّ‬
‫ات َو َ‬
‫الط ِيِّبَ ُ‬
‫اب ِح ُل •‬
‫طعَا ُم الَّ ِذ َ‬
‫ين أُوتُوا ْال ِكت َ َ‬
‫لَّ ُك ْم َ َ‬
‫صن ُ‬
‫صنَ ُ‬
‫َات‬
‫ات ِم َن ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت َو ْال ُم ْح َ‬
‫طعَا ُم ُك ْم ِح ُل لَّ ُه ْم َو ْال ُم ْح َ‬
‫ور ُه َّن‬
‫ِم َن الَّ ِذ َ‬
‫ين أُوتُوا ْال ِكت َ َ‬
‫اب ِمن قَ ْب ِل ُك ْم ِإذَا َءات َ ْيت ُ ُمو ُه َّن أ ُ ُج َ‬
‫ين َ‬
‫ان َو َمن يَ ْكفُ ْر‬
‫سا ِف ِح َ‬
‫ص ِن َ‬
‫ُم ْح ِ‬
‫غي َْر ُم َ‬
‫ين َوالَ ُمت َّ ِخ ِذي أ َ ْخدَ ٍ‬
‫ان فَقَ ْد َح ِب َ‬
‫ين {‪}5‬‬
‫ع َملُهُ َو ُه َو فِي اْأل َ ِخ َرةِ ِم َن ْالخَا ِس ِر َ‬
‫ط َ‬
‫ِبا ْ ِإلي َم ِ‬
• (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara wanita yang
beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara wanita yang diberi Al-Kitab
(Ahlu Kitab) sebelum kamu, bila kamu telah
membayar maskawin mereka dengan maksud
menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan
tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.
Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak
menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah
amal-amalnya dan ia di akhirat termasuk orangorang merugi.” (QS. Al-Maidah[5]:5)
surat al-Mumtahanah (60): 10.
• Surat nya ????
• “…Maka jika kamu telah mengetahui bahwa
mereka (benar-benar) beriman maka
janganlah kamu kembalikan mereka kepada
(suami-suami mereka) orang-orang kafir.
Mereka (wanita mukmin) tiada halal bagi
orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu
tiada halal bagi mereka…” (QS. alMumtahanah [60]:10).
Bedasarkan KHI dan UUP
KHI
• dinyatakan dalam Bab IV pasal 44 tentang
larangan perkawinan beda agama. Pasal
tersebut berbunyi “ Seorang wanita islam
dilarang melangsungkan perkawinan dengan
seoarang pria yang tidak beragama islam”.
UUP
• dalam UU ini terdapat larangan perkawinan
antara dua orang yang oleh agamanya pun
terdapat larangan, karena pernikahan itu
dikatakan sah apabila dilakukan menurut
agama masing-masing.
Batasan Musyrik
• Yusuf al-Qardhawi membagi golongan musyrik
terhadap golongan orang-orang penyembah
berhala.
Al-Tabari (wanita musyrik dibagi 3)
1. mencakup wanita-wanita musyrik dari
bangsa Arab dan bangsa lainnya.
2. bangsa Arab yang tidak memiliki kitab suci
dan menyembah berhala.
3. semua perempuan yang menganut
politheisme dalam segala bentuknya, baik
Yahudi, Kristen maupun Majusi.
Batasan Ahlul Kitab (Al ajiri)
• 1. Golongan yang mempunyai semacam
kitab Samawi. Disini di contohkan seperti
halnya mereka orang-orang Majusi.
• 2. Golongan yang memiliki kitab suci,
mereka adalah orang-orang yang beragama
Yahudi dan Nasrani yang percaya kepada Kitab
Taurat dan Injil.
Pembagian Pernikahan Beda
Agama
Pernikahan Antara Pria Muslim Dengan
Wanita Non-Muslim
Dibolehkan dengan syarat :
1. Jelas Nasabnya
2. Benar-benar Berpegang Teguh Pada Kitab
Taurat dan Kitab Injil
3. Wanita Ahli Kitab tersebut nantinya mampu
menjaga anak-anaknya kelak dari bahaya
fitnah
Pernikahan Antara Pria Non-Muslim Dengan Wanita
Muslimah
• diharamkan, baik menikah dengan pria Ahli
Kitab maupun dengan seorang pria musyrik.
Pernikahan Beda Agama Menurut
Mazhab Empat
Mazhab Hanafi
• Diharamkan , kecuali wanita ahlul kitab
(Yahudi dan Nasrani),
• Boleh mengawini wanita ahlul kitab zimmi
(Makruh Tanzih)
• wanita kitabiyah yang ada di Darul Harbi
adalah (Makruh Tahrim)
Mazhab Syafi’i
• boleh menikahi wanita ahlul kitab (wanitawanita Yahudi dan Nasrani keturunan orangorang bangsa Israel dan tidak termasuk
bangsa lainnya, sekalipun termasuk penganut
Yahudi dan Nasrani. )
Mazhab Hambali
• haram menikahi wanita-wanita musyrik, dan
bolek menikahi wanita Yahudi dan Narani.
• Mengikuti gurunya yaitu imam Syafi’I
• tidak membatasi yang termasuk ahlul kitab
adalah Yahudi dan Nasrani dari Bangsa Israel.
Saja, tapi menyatakan bahwa wanita-wanita
yang menganut Yahudi dan Nasrani sejak saat
Nabi Muhammad belum diutus menjadi Rasul.
Mazhab Maliki
• Ada 2 pendapat :
1. nikah dengan kitabiyah hukumnya makruh
mutlak (dzimmiyah dan Harbiyah)
2. tidak makruh mutlak karena ayat tersebut
tidak melarang secara mutlak.
Sekian dan Terimakasih
Download