BODHISATTWA Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 15 Maret 2009 PENGERTIAN BODHISATTWA Bodhisatta (P), Bodhisattwa (S), Bakal Buddha Makhluk yang bercita-cita merealisasi Bodhi/ Pencerahan Tertinggi/ Penerangan Sempurna, menjadi Sammasambuddha. Perbedaan antara Bodhisattwa dan Arahat terletak pada penekanan aspirasi semata ~ Seorang Bodhisattwa pemula belum tentu tercerahkan, dan seorang Arahat belum tentu seorang Bodhisattwa. Arahat (& orang suci lain) yang telah tercerahkan & memunculkan Bodhicitta serta mempraktikkan paramita disebut Maha-Bodhisattwa. PENGERTIAN SEMPIT BODHISATTWA Sosok makhluk sebelum menjadi Buddha Gotama, yaitu Siddharta dan pribadipribadi sebelumnya yang menjalani lingkaran tumimbal lahir sebagaimana diriwayatkan dalam Kitab Jataka. Bakal Buddha yang akan datang: Maitreya, sekarang ada di Surga Tusita PENGERTIAN LUAS BODHISATTWA (1) Orang yang berusaha untuk mencapai Penerangan Sempurna sekaligus mengembangkan belas kasih dan altruisme ~ memunculkan Bodhicitta & mempraktikkan paramita. Untuk mencapai Kebuddhaan, ada sepuluh tingkatan (dasabhumi) yang harus dilalui oleh Bodhisattwa (Awatamsaka-sutra 26). Dibedakan: 1) makhluk duniawi 2) makhluk transenden PENGERTIAN LUAS BODHISATTWA (2) Bodhisattwa transenden dibedakan: Bodhisattwa yang telah mencapai pencerahan tetapi belum mencapai Kebuddhaan Bodhisattwa yang telah memenuhi semua persyaratan sebagai Buddha, tetapi menunda realisasi Nirwana lengkap. Mereka tetap tinggal di dunia, muncul dalam berbagai wujud untuk menolong semua makhluk. Dalam pengertian ini kata Bodhisattwa sering diikuti dengan kata Mahasattwa dan terdapat banyak bentuk personifikasi Bodhisattwa (dan Buddha) transenden. Yang populer adalah Awalokiteswara, Mahasthamaprapta, Manjusri, Samantabhadra, Ksitigarbha. IKRAR BODHISATTWA Makhluk hidup tak terbilang banyaknya, aku berikrar untuk menyelamatkan mereka; Hawa nafsu tiada habis-habisnya, aku berikrar untuk memadamkannya; Pintu Dharma tiada batasnya, Aku berikrar untuk memasukinya; Jalan Buddha tiada bandingannya, Aku berikrar untuk merealisasinya. Ikrar Bodhisattwa menunjukkan KOMITMEN Menghargai & melindungi semua bentuk kehidupan Menyingkirkan hawa nafsu & kejahatan Terus-menerus belajar, berlatih, menyempurnakan diri Dengan segala cara menghadirkan hakikat Buddha dalam kehidupan Semangat & tekad Bodhisattwa memperlihatkan dua aspek yang tidak terpisahkan, yaitu: menyempurnakan diri & membawa kebaikan bagi orang lain. BODHICITTA Kesadaran menuju Pencerahan, Batin Pencerahan, Jiwa Buddha Sekalipun manusia tidak menyadari, ia sesungguhnya memiliki Bodhicitta Bodhicitta bukan milik individual, karena esa, bersifat transenden Dua aspek Bodhicitta: kekosongan (sunyata) dan welas asih (karuna) Kekosongan merupakan implikasi praktis kebijaksanaan (prajna) di luar semua dualisme, identik dengan Yang Absolut; sedang welas asih merupakan manifestasi kekosongan atau ketanpa-akuan SILA BODHISATTWA Sila-sila pada umumnya + vegetaris Mengembangkan enam paramita (dana, sila, ksanti, wirya, dhyana, prajna) Upaya Kausalya: Kendati sila-sila harus dijaga dengan baik, kadang kala Bodhisattwa menggunakan cara-cara pendekatan yang kelihatannya melanggar sila atau berbeda dengan apa yang akan diperbuat oleh Srawaka/ Pratyekabuddha untuk menolong seseorang/ mencapai tujuan yang mulia UPAYA KAUSALYA Bodhisattwa dengan upaya kausalya menggunakan kemahirannya sesuai keadaan, mengajar/menolong semua makhluk dengan menjelma dalam wujud yang mereka sukai, memberi dengan sukarela apa yang mereka inginkan, bahkan tubuhnya sendiri. Jika manusia biasa melakukan kesalahan ia akan jatuh ke alam sengsara, sedang Bodhisattwa yang melakukan hal yang sama, ia bisa menaklukkan mara dan membuat yang lain terlahir di alam dewa; ia sendiri mampu menahan penderitaan di neraka dan terlahir di alam Brahma. Bagai lebah hitam menikmati tanpa mempunyai pemikiran untuk melekat Bodhisattwa memiliki kearifan dari kekosongan, ketiadaan corak (animitta), ketiadaan aktivitas, ketiadaan diri (anatman) sehingga tidak akan terjatuh ke alam yang rendah, tidak kehilangan kualitas akar kebajikannya, tidak mundur dari usaha mencapai Penerangan Sempurna. TINGKATAN BODHISATTWA Ada yang membedakan 3 tingkatan Bodhisattwa menurut kemampuan dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadi Buddha. Pannadhika-bodhisatta tinggi kebijaksanaannya, dan mampu menjadi Buddha dalam waktu singkat Saddhadhika-bodhisatta yang tinggi keyakinannya Viriyadhika-bodhisatta yang tinggi semangat atau usahanya MAITREYA Arti harfiah Cinta-kasih Satu-satunya Bodhisattwa yang dikenal oleh semua mazhab Relief di Candi Borobudur & Mendut, mahkota ditandai ikon stupa. Versi China: Bilek-hud, Milefo digambarkan sebagai Biksu Pu-tai (dinasti Tang, abad ke-10) Maitreya menurut Kanon Cakkawati-sihanada-sutta: Metteya datang di zaman keemasan setelah masa edan/masa pedang berakhir, manusia meninggalkan kejahatan, usianya rata-rata 80.000 tahun, penduduk padat tapi tak kekurangan makanan, penguasa memerintah bukan dengan senjata, melainkan dengan kebenaran. (D. III, 73-76). Gambaran serupa dalam BuddhawacanaMaitreya-Boddhisattwa-sutra, Negeri Buddha Maitreya akan terwujud 5.670 juta tahun yad. ATRIBUT TRIKAYA Dhyani-buddha: Amitabha Dhyani-bodhisattwa: Awalokiteswara Manushi-buddha: Sakyamuni Di zaman berikutnya digantikan oleh Amoghasiddhi, Wiswapani dan Maitreya Memuja satu Buddha/Bodhisattwa berarti memuja semua Buddha/Bodhisattwa di sepuluh penjuru AWALOKITESWARA Arti harfiah ‘Tuhan (Isvara) yang memperhatikan (dunia)’, atau ‘Yang memperhatikan suara (svara) dunia’; Kwan melihat, Se dunia, Im suara. Kuan Im, Guan Yin Phusat, Kannon, Chenrezig, Padmapani, Amoghapasa Legenda Putri Miao San Lahir tgl 19 bln ke-2, mencapai kesempurnaan tgl 19 bln ke-6, wafat tgl 19 bln ke-9 Imlek Pusat ziarah di Gunung Pu-to, prov. Che-kiang, Tiongkok Awalokiteswara menurut Kanon Saddharmapundarika-sutra: Awalokiteswara pada dasarnya adalah perwujudan kebenaran, kebijaksanaan dan belas kasih. Ia dapat muncul dalam berbagai wujud, entah Buddha, Brahma, dewa, raja, manusia biasa, lakilaki atau perempuan, tua atau muda, dan sebagainya (sekurang-kurangnya ada 33 perwujudannya yang diketahui orang) Menolong orang yang dengan sepenuh hati menyebut namanya Phu Men Cing (Rencana Pintu Dunia): Kwan Se Im Posat adalah ta ce memberi kebahagiaan ta pei memusnakan kesengsaraan Perwujudan Awalokiteswara Lebih sering digambarkan sebagai wanita, tangan kiri memegang botol air kehidupan, tangan kanan memegang setangkai daun yang-liu. Wujud wanita Awalokiteswara di Jawa & Tibet dinamakan Tara, dewi welas-asih Di Candi Mendut patung Awalokiteswara memakai mahkota yang dihiasi ikon kecil Amitabha Bodhisattwa ini juga dianggap memiliki seribu tangan & mata, digambarkan memiliki banyak kepala, banyak tangan membentuk sikap mudra, pada setiap telapak tangan terdapat sebuah mata, & memegang berbagai atribut. Dalai Lama dianggap penjelmaan Awalokiteswara “JURU SELAMAT” ALAM SUKAWATI Awalokiteswara (kiri) & Mahasthamaprapta (kanan) mengapit Amitabha (tengah) Sosok Bodhisattwa transenden bekerja di dunia memberi respons yang cepat & efektif dalam menjawab doa & menyelamatkan MAHASTHAMAPRAPTA Arti harfiah “pencapaian kekuatan yang sangat besar“ Bodhisattwa-Mahasattwa dari Sukawati, menuntun orang-orang yang betulbetul berusaha dengan cahaya kebijaksanaannya melepaskan diri dari kejahatan MANJUSRI Wen-shu-li Phusat Manjugosha, Kumara, Wajiswara Arti harfiah: kesempurnaan kebijaksanaan Disebut Ibu Para Buddha, representasi Adi-Buddha atau Wajradhara Pemujaan Manjusri di Jawa Tengah: Prasasti Kelurak (782) Pusat ziarah di Gunung Wutai, prov. Shan-si, Tiongkok SAMANTABHADRA Pusian Phusat Arti harfiah: berkah selamat universal. Emanasi Dhyani-buddha Wairocana, dengan Manushibuddhanya Kakusandha berdasar konsep Trikaya. Biasanya berpasangan dengan Manjusri, mengapit Awalokiteswara Pusat ziarah di Gunung O-mei, prov. Sze-chuan, Tiongkok. KSITIGARBHA Tee-cong-ong Po-sat Di Zang Wang Phusat Arti harfiah ’rahim bumi’, ~ menguasai segala yang tersimpan atau tersembunyi dalam tanah. Ksi = ’tempat kediaman’ = ’perjalanan’. Ksitigarbha-BodhisattwaPurwa-pranidhana-sutra: Prasetya jika neraka belum kosong, belum mau menjadi Buddha. Pusat ziarah di Gunung CiuHua, An-hui, Tiongkok. NAMO SARWE BODHISATTWAYA-MAHASATTWAYA TERIMA-KASIH