Depdiknas BNSP. 2013. Prosedur Operasional

advertisement
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PELAKSANAAN PROGRAM MENUJU SUKSES UJIAN
NASIONAL BAHASA INDONESIA DI SMP 1 KUDUS
TAHUN 2012/2013
Achmad Siswoyo1
Sri anitah2
Muhammad Akhyar3
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
Dosen Pembimbing I Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
3
Dosen Pembimbing II Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
1
2
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
Hasil ujian nasional diperlukan untuk menentukan kelulusan peserta didik
dan memetakan pencapaian kompetensi lulusan secara tepat pada
sekolah/madrasah dan daerah, sebagai salah satu indikator pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskantentang program perencanaan
menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus 2.
Menjelaskan tentang pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional
Bahasa Indonesia tahun 2013. 3.
Menjelaskan
evaluasi
tentang
pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di
SMP 1 Kudus. 4. Menjelaskan tentang hambatan-hambatan pelaksanaan
program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus.
Metode: Dalam penelitian ini jenis penelitian adalah penelitian diskriptik
kualitatif yang menghasilkan data deskriptik dengan menggambarkan
perilaku subjek yang diteliti. Alat pengambil data penelitian ini adalah
angket, wawancara dan data hasil ujian nasional Bahasa Indonesia tiga
tahun terakhir. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model
interactive Miles and Huberman. Pembahasan dilakukan dengan melihat
program menuju sukses Ujian Nasional yaitu melihat perencanaan dan
pelaksanaan program peningkatan nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia di
SMP 1 Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan Program khusus.
Perencaanaan dan pelaksanaan program khusus berupa program
pelaksanaan peningkatan nilai ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas
langkah, yaitu: 1. sosialisasi Ujian Nasional kepada orang tua siswa 2. dialog
dengan orang tua siswa 3. Les sore 4. Try Out Ujian Nasional 5. Les
desperitas
6. Metode Belajar Teman Sebaya 7. Klinik akademis 8.
Penambahan jam Pelajaran untuk mata pelajaran Ujian Nasional 9.
Pembuatan soal yang esensial 10. Peran Guru Bimbingan dan Konseling 11.
Memotivasi Anak.
Hasil: Hasil ujian Nasional 1 tahun terakhir, jika dilihat dari nilai rerata
nasional Bahasa Indonesia, maka nilai Ujian Akhir Bahasa Indonesia di SMP
1 Kudus 8.84 masih diatas rerata nasional 6.93.
Kata Kunci:
Ujian Nasional, les desperitas, belajar teman sebaya, klinik
akademis
333
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
PENDAHULUAN
pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma
Ujian Nasional (UN) merupakan hal
yang
nol)
Depdiknas
BNSP.
Prosedur
Ujian
Nasional
harus dihadapi oleh seluruh siswa kelas IX
Operasional
pendidikan
dasar
pendidikan
SMP/MTs Jakarta. Sesuai KTSP SMP 1 pada
menengah.
Ujian
bertujuan
Visi dan Misi sekolah, maka SMP 1 Kudus
dan
XII
Nasional
menilai
pencapaian
secara
nasional
kompetensi
Standar
2013.
lulusan
mempunyai tujuan khusus sebagai yaitu:
pelajaran
Sekolah mampu meningkat kan pencapaian
tertentu dalam kelompok mata pelajaran
nilai rata-rata Ujian Nasional SMP 1 Kudus
ilmu pengetahuan dan teknologi. Formula
dari 9,00 menjadi 9,10.
baru UN 2013 memberi pembobotan 40%
Penelitian ini bertujuan untuk:
untuk nilai sekolah/madrasah dan 60%
a.
untuk nilai UN. Nilai sekolah/madrasah
perencanaan menuju sukses Ujian Nasional
diperoleh dari gabungan antara nilai ujian
Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus.
sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor
b.
: untuk SMP/MTs dan SMPLB semester 1
program menuju sukses Ujian Nasional
(satu) sampai dengan 5 (lima). Dengan
Bahasa Indonesia tahun 2013.
pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40%
c.
untuk nilai rata - rata rapor Badan Standar
pelaksanaan program menuju sukses Ujian
Nasional Pendidikan nomor: 0020/ p / bsnp
Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus.
/ I /2013. Nilai gabungan ini selanjutnya
d.
disebut
sekolah/madrasah
hambatan pelaksanaan program menuju
(NS/M) yang ikut diperhitungkan dalam
sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di
penentuan
pada
dengan
nilai
Menjelaskan
tentang
Menjelaskan tentang
Menjelaskan
program
pelaksana an
evaluasi
tentang
Menjelaskan tentang hambatan
-
UN.
Kriteria
SMP 1 Kudus.
sebagai
berikut:
e.
Sejauh mana hasil yang dicapai
Kriteria kelulusan peserta didik dari UN
pada
program
untuk SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB
bahasa Indonesia?
dan SMK dikembangkan oleh BSNP dan
Tinjauan
ditetapkan
menurut
kelulusan
kelulusan
mata
UN
adalah
oleh
menteri
berdasarkan
sukses
pustaka:
Ujian
Ujian
Prosedur
Nasional
Nasional,
Opreasional
Standar
dikatakan:
Ujian
perolehan Nilai Akhir (NA) yang diperoleh
BSNP
dari nilai gabungan antara nilai S/M dari
Nasional SMP / MTs, SMPLB, SMA/MA,
mata pelajaran yang diuji nasionalkan dan
SMALB, SMK yang selanjutnya disebut UN
nilai UN dengan pembobotan 40% untuk
adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
Nilai S/M dan 60% untuk nilai UN. Peserta
pencapaian kompetensi lulusan SMP/MTs,
didik dinyatakan lulus apabila nilai rata-
SMPLB,
rata dari semua NA mencapai paling rendah
nasional
5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata
dalam
334
tahun
2013,
SMA/MA,
pada
SMALB,
mata
kelompok
SMK
pelajaran
mata
secara
tertentu
pelajaran
ilmu
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
pengetahuan
dan
teknologi.
Untuk
anak
pada
saat
ini
setelah
mengikuti
mencapai program menuju sukses Ujian
bimbingan, langkah selanjutnya orang tua
Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus,
diminta kerjasamanya memperhati
dituangkan
dan
kan jam wajib belajar di rumah agar anak
dan
tetap secara teratur belajar di rumah Ujian
Program
dalam
khusus.
pelaksanaan
program
bentuk
KTSP
Perencaanaan
program
khusus
pelaksanaan
berupa
mengulang
pelajaran
yang
nilai
diperoleh juga melaksanakan latihan dan
ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas
belajar secara mandiri di rumah dibawah
langkah, yaitu:
pengawasan orang tuanya masing-masing
a.
peningkatan
Nasionaltuk
Sosialisasi
Ujian
Nasional
apabila ada kesulitan diharapkan anak
kepada orang tua siswa
bertanya pada keesokan harinya disaat
Sosialisasi tentang Ujian Nasional telah
belajar di kelas.
dilakukan pihak sekolah terhadap orang
b.
tua
Siswa
siswa.
Menurut
Badan
Standar
Dialog Dengan Orang Tua
Nasional Pendidikan nomor: 0020/ p / bsnp
Program pertemuan sekolah dengan orang
/ I /2013pendidikan adalah usaha sadar
tua siswa
dan terencana untuk mewujudkan suasana
dialog agar proses belajar mengajar di
belajar dan
sekolah
jaran
agar
proses
peserta
mengembangkan
pembela
didik
potensi
secara
dirinya
merupakan
berjalan
perjumpaan
dengan
baik.
dan
sesuai
aktif
dengan KTSP SMP 1 poin 3 Sekolah mampu
untuk
meningkatkan pencapaian nilai rata-rata
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Ujian Nasional SMP
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menjadi
akhlak
yang
komunikasi dan kerjasama orang tua siswa
diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa
dan sekolah semakin harmonis. Program ini
dan
negara
sambutan
kepala
dilakukan oleh sekolah pada semester dua
memberikan
informasi
berkaitan
mulia,
serta
keterampilan
sekolah
9,10.
1 Kudus dari
Melalui
9,00
pertemuan
ini
Ujian
sebagai antisipasi persiapan sekolah dan
Nasional dan maupun Ujian Sekolah karena
orang tua siswa dalam menghadapi Ujian
sekolah melalui program kurikulum sudah
Nasional.
berusaha memberikan pelayanan sebaik-
c.
baiknya baik melalui KBM juga ada jam
Menurut
tambahan (Bimbel) yang diberikan pada
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
peserta didik kelas 9 sejak awal semester
sistem pendidikan nasional BAB II tentang
dua dan juga mengadakan berbagai latihan
dasar,
dan pembahasan soal-soal Ujian Nasional
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan gilirannya sekolah pada pertemuan
dan
tersebut menyampaikan informasi hasil try
Les Sore
Undang
fungsi,
-
Undang
dan
tujuan
Undang-Undang
Republik
Pasal
Dasar
2,
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan
out anak-anak kepada orang tua agar orang
Pasal
tua tahu secara detail kemampuan awal
mengembangkan
335
3
Pendidikan
nasional
berfungsi
kemampuan
dan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
membentuk watak serta peradaban bangsa
Nasional merupakan mimpi buruk bagi
yang
rangka
semua siswa, tidak bisa di Ujian Nasional
bangsa,
diungkapkan dengan kata-kata bagaimana
bertujuan untuk berkembangnya potensi
perasan siswa setelah tiga tahun Ujian
perserta
Nasional lamanya bergelut dengan buku
potensi didik agar menjadi manusia yang
digagalkan dengan tiga hari mengikuti
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Ujian
Maha Esa, berakhlak mulia. Sudah menjadi
pukulan
hak murid untuk mendapatkan ilmu, dan
pengalaman terdahulu banyak para siswa
jika masih ada siswa yang belum paham di
yang stress atau
kelas, itu adalah tanggung jawab dan
psikisnya karena gagal saat Ujian Nasional
kewajiban
e.
bermartabat
mencerdaskan
dalam
kehidupan
guru
untuk
memberi
jam
Nasional.
Itu
berat
tentulah
menjadi
siswa.
Melihat
bagi
terganggu
kondisi
Les Desperitas .
tambahan pada siswa-siswa itu tanpa harus
Salah satu gejala kesulitan belajar adalah
meminta biaya tambahan. Dengan adanya
kesulitan dalam membaca.
les sore diharapkan motivasi siswa semakin
membaca adalah dasar dari ketrampilan
meningkat dan persiapan menghadapi ujian
yang
nasional lebih baik, sehingga diharapkan
kemampuan
nilai ujian nasional menjadi lebih baik
maka
sesuai dengan siswa dan harapan sekolah.
memahami
d.
Instruksi
Try Out Ujian Nasional.
Menurut KTSP
nomor
3
yaitu
dibutuhkan
anak
di
sekolah.
membaca
akan
yang
membaca
yang
untuk
diberikan.
dirancang
membaca
Tanpa
mumpuni,
kesulitan
pelajaran
mengajarkan
Ketrampilan
dua
untuk
elemen:
Sekolah mampu meningkatkan pencapaian
mekanik dan pemahaman. Sementara dasar
nilai
Ujian
untuk membaca dimulai pada saat lahir,
9,00 menjadi
fokus instruksi dari prasekolah melalui
9,10 dan nomor 5 yaitu Sekolah mampu
kelas tiga adalah membaca mekanik, dan
melaksanakan
dengan
membaca pemahaman adalah fokus dari
pendekatan dan model pembelajaran yang
kelas tiga ke awal dewasa. Hal ini tidak
variatif mempersiapkan siswa menghadapi
dapat diasumsikan bahwa seorang anak
Ujian Nasional. Mengadakan try out sangat
dengan ketidak mampuan belajar akan
berman faat bagi siswa, pihak guru akan
menguasai mekanisme membaca dengan
mengetahui seberapa tingkat kemampuan
kelas tiga. Jadi, sangat penting bahwa
siswa
instruksi
rata-rata
Nasional SMP 1 Kudus dari
dan
pembelajaran
kemudian
mereka
bisa
membaca
kekurangan
(Learning Disability Association of America,
akan
mereka
meningkatkan proses
f.
didapat
Sebaya
Kegagalan
dalam
dengan
keinginan.
menghadapi
sekolahnya
1998).
pembelaja rannya lagi agar hasil yang
sesuai
karir
adalah
tersedia
Sehingga
/
tepat
mengoreksi apa-apa saja yang menjadi
siswanya.
sepanjang
yang
Ujian
336
Metode
Belajar
Teman
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Hisyam Zaini dalam Amin
Suyitno
(2004:24)
menyatakan
pelayanan yang bersifat preventif, kuratif
bahwa
dan rehabilitatif.
Metode belajar yang paling baik adalah
3.
dengan mengajarkan kepada orang lain.
kelas atau laboratorium IPA, Bahasa Inggris
Oleh
4.
karena
itu,
pemilihan
model
Ruang yang digunakan adalah ruang
Siswa yang mengalami kesulita bisa
pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi
langsung menghadap guru mata pelajaran
pembelajaran akan sangat membantu siswa
IPA, Matematika, Bahasa Indonesia dan
di
bahasa Inggris.
dalam
mengajarkan
materi
kepada
teman-temannya.
h.
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil (
untuk mata pelajaran Ujian Nasional
1997:3.34) berpendapat bahwa setiap saat
Program Penambahan Jam Pelajaran untuk
murid memerlukan bantuan dari murid
Pendalaman Materi dilaksanakan dengan
lainnya, dan murid dapat belajar dari murid
memberikan
lainnya. Jan Collingwood (1991:19) dalam
kepada beberapa mata pelajaran tertentu
Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat
khusus
bahwa Anak memperoleh pengetahuan dan
penerapan konsep dan pemecahan masalah
keterampilan karena dia bergaul dengan
sehubungan dengan materi pelajaran yang
teman lainnya.
telah dipelajari siswa. Penambahan jam
g.
atas
Klinik akademis
belajar
Penambahan jam Pelajaran
tambahan
untuk
untuk
jam
melatih
mata
ketrampilan
pelajaran
merupakan
permasalahan
konsekuensi yang harus dilakukan oleh
Ujian
Nasional
pendidikan berupa kurangnya penanganan
pihak
anak-anak
sukses ujian nasional.
belajar.
yang
mengalami
kesulitan
Pengertian klinik akademis ini
i.
mengacu pada bentuk klinik kesehatan
sekolah
Nasional
yang
Klinik ini berdiri dilatar belakangi
di
Ujian
pelajaran
sebagai
merupakan
program
untuk
Pembuatan soal yang esensial
Untuk
membuat
soal
baik
sebagaimana yang diatur oleh Permenkes
diperlukan
nomor
penyusunan soal dan memenuhi kaidah-
klinik.
028/menkes/per/i/2011tentang
Yang
dimaksud
dengan
langkah-langkah
yang
khusus
Klinik
kaidah dalam penyusunan soal yang baik.
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
Sebagaimana menurut Dr. Saifuddin Anwar,
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
MA dalam Buku Tes Prestasi Fungsi dan
perorangan yang menyediakan pelayanan
Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,
medis. Klinik Akademis di SMP 1 Kudus
langkah penyusunan soal Pilihan Ganda
pada setiap hari minggu.
yang baik halaman 83-95, yaitu:
Adapun model pelaksanaanya adalah :
1.
1.
yang penting untuk diketahui
Tenaga pengajar adalah guru mata
pelajaran
IPA,
Matematika,
Bahasa
2.
Indonesia dan bahasa Inggris
2.
pasti
Klinik Akademis menyelengga rakan
337
Item hendaknya menanyakan hal
tulis item yang berisi pernyataan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
3.
utamakan item yang mengandung
Depdiknas terdapat 15 langkah membuat
pernyataan umum yang bertahan lama
soal yang baik, yaitu:
4.
1.
buatlah item yang berisi hanya satu
Soal sudah sesuai dengan indikator
gagasan saja
soal dalam kisi-kisi.
5.
2.
buatlah item yang menyatakan inti
Pilihan jawaban harus homogen dan
pertanyaan dengan jelas. Gunakan kalimat
logis ditinjau dari segi materi.
sederhana dan tidak berlebi-lebihan
3.
6.
jawaban yang
sebaiknya item tidak didasari oleh
pernyataan negatif
7.
Setiap soal harus mempunyai satu
4.
Materi
yang sederhana, dan penrnyataan yang
dengan
langsung
dipergunakan.
8.
5.
item harus memberikan alternatif
bagi isi pernyataan yang paling penting
berikan
alternatif
jawaban
yang
jenis
ditanyakan
tes/bentuk
Pokok
soal
soal
harus
dirumuskan
yang
6.
Rumusan pokok soal dan pilihan
yang
ditawarkan
diperlukan saja.
hendaknya mempunyai struktur dan arti
7.
yang sejajar atau dalam satu kategori
petunjuk ke arah jawaban benar.
11.
8.
penggunaan alternatif yang sematameniadakan
dengan
alternatif
atau
yang
bertentangan
lain,
Pokok
Pokok
soal
soal
jangan
jangan
memberi
mengandung
pernyataan yang bersifat negatif ganda.
haruslah
9.
dihindari
12.
yang
jawaban harus merupakan pernyataan yang
alternatif
mata
sesuai
secara singkat, jelas dan tegas.
jelas berbeda
10.
atau yang paling
benar.
gunakan bahasa yang jelas, kata
9.
benar
Panjang rumusan pilihan jawaban
harus relatif sama.
bilamana
mungkin,
susunlah
10. Pilihan jawaban jangan mengandung
alternatif jawaban dalam urutan besarnya
pernyataan, Semua pilihan jawaban di atas
atau urutan logisnya
salah, atau Semua pilihan jawaban di atas
13.
benar.
penggunaan alternatif”bukan salah
satu diatas” atau “semua yang diatas”
11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka
hanya
bersifat
atau waktu harus disusun berdasarkan
mutlak dan bukan semata-mata masalah
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut,
lebih
atau kronologisnya.
baik
dan
apabila
kurang
kebenaran
baik
atau
masalah
kebenaran relative
14.
jangan
menjebak
12. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan
siswa
dengan
sejenisnya yang terdapat pada soal harus
menanyakan hal yang tidak ada jawabnya
jelas dan berfungsi.
15.
13. Butir soal jangan bergantung pada
hindari penggunaan kata-kata yang
dapat dijadikan petunjuk oleh siswa dalam
jawaban soal sebelumnya.
menjawab. Sedangkan menurut Balitbang
338
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
14. Setiap soal harus menggunakan bahasa
membantu perkembangan individu dalam
yang
rangkamengembangkan
sesuai
dengan
kaidah
bahasa
Indonesia.
15.
secara
Jangan
menggunakan
bahasa
yang
maksimal
kemampu
untuk
annya
memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi
berlaku setempat, jika soal akan digunakan
dirinya maupun bagi masyarakat.
untuk daerah lain atau nasional.
Tujuan
16. Setiap soal harus menggunakan bahasa
terkait dengan aspek akademik (belajar)
yang
komunikatif
dan
sesuai
jenjang
bimbingan
dan konseling
yang
adalah:
pendidikan siswa.
1.
17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata
diri dalam aspek belajar, dan memahami
atau frase yang bukan merupakan satu
berbagai hambatan yang mungkin muncul
kesatuan pengertian.
dalam proses belajar yang dialaminya.
18.
2.
Kalimat pertanyaan harus jelas.
19. Pertanyaan harus valid.
20.
Pilihan
jawaban
belajar
tidak
mengulang
Memiliki kesadaran tentang potensi
Memiliki
yang
sikap
positif,
dan
kebiasaan
seperti
kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar,
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
mempunyai
merupakan satu kesatuan pengertian.
pelajaran,
Dengan adanya pedoman penulisan
perhatian
dan
aktif
terhadap
semua
mengikuti
semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.
soal yang baik diharapkan soal-soal latihan
3.
ujian nasional yang dibuat akan membantu
belajar sepanjang hayat.
guru dan siswa mencapai tujuan yang
4.
diharapkan .
belajar yang efektif, seperti keterampilan
j.
Peran
Guru
Bimbingan
dan
Memiliki motif yang tinggi untuk
Memiliki keterampilan atau teknik
membaca
buku,
mengggunakan
kamus,
Konseling
mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
Menurut Crow and Crow, 1960 dalam
diri menghadapi ujian.
Muhammad
5.
Surya
penyuluhan,
1988),
(
dasar-dasar
keterampilan
untuk
adalah
menetapkan
tujuan
dan
bantuan yang diberikan oleh seseorang
pendidikan,
seperti
membuat
laki-laki atau perempuan yang memiliki
belajar,
kepribadian yang memadhi dan terlatih
memantapkan diri dalam mem perdalam
dengan
pelajaran
baik
bimbingan
Memiliki
kepada
individu-individu
mengerjakan
tertentu,
perencanaan
jadwal
tugas-tugas,
dan
berusaha
setiap usia untuk membantunya mengatur
memperoleh informasi tentang berbagai hal
kegiatan
dalam rangka mengembangkan wawasan
keputusan
hidupnya
sendiri,
keputusan
sendiri
keputusan
sendiri.
sendiri,
membuat
mengembangkan
dan
yang lebih luas.
menanggung
Menurut
6.
Oemar
yang
terus-menerus
kesiapan
mental
kemampuan untuk menghadapi ujian.
Hamalik, 2000:193, bimbingan adalah suatu
proses
Memiliki
k.
untuk
339
Memotivasi Anak.
dan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Hamalik (dalam Mustiningsih, 2009: 57),
Kudus menurut pandangan masyarakat.
Motivasi dapat diartikan sebagai perubahan
Sebagai sekolah unggulan ternyata memiliki
energi
suatu kegiatan yang begitu unik, keunikan
dalam
ditandai
pribadi
dengan
seseorang
timbulnya
yang
afektif
tersebut
adalah
dilaksanakanya
suatu
(perasaan) dan reaksi Ujian Nasionaltuk
program khusus untuk mencapai sukses
mencapai tujuan.
Ujian Nasional, sehingga Kepala Sekolah
Motivasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu
dan semua guru sangat berperan dalam
motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
memantau seluuruh kegiatan dan perilaku
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang
para siswa.
menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu
Waktu Penelitian dilakukan mulai bulan
dirangsang dari luar karena dalam diri
Mei sampai oktober 2013.
seseorang
untuk
Bulan mei sampai juni digunakan untuk
melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi
membuat proposal penelitian, bulan juli
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
digunakan untuk menyusun instrument
dan berfungsinya karena adanya dorongan
penelitian,
dari luar. Motivasi belajar yang bersumber
September digunakan untuk pengambilan
dari faktor ekstrinsik ada, jika anak didik
data
mendapatkan tujuan belajarnya dari luar
melakukan penulisan laporan penelitian.
faktor situasi belajar dengan kata lain anak
Rancangan Penelitian
belajar karena hendak mencapai tujuan
Siswa SMP 1 Kudus merupakan siswa yang
yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
cukup aktif. Jika guru mampu mengelola
Motivasi dan belajar apabila menjadi satu
kelas dengan baik, dapat dipastikan hasil
kesatuan maka akan bermanfaat bagi orang
yang diperoleh tidak akan mengecewakan.
yang menggunakannya. Belajar merupakan
Kesempatan siswa untuk berkembang dan
suatu
mengoptimalkan
sudah
proses
sedangkan
ada
dorongan
perbaikan
motivasi
kualitas
merupakan
diri
faktor
bulan
penelitian.
agustus
Bulan
oktober
sampai
untuk
kemampuannya
terbentang luas.
Salah satu cara yang
pendorong untuk perbaikan kualitas diri,
penulis tempuh untuk
Maksudnya seseorang dapat dengan senang
kemampuan
siswa
adalah
dengan
hati
mengembang
kan
berbagai
Metode
Kelompok
Teman
melakukan
kegiatan
apapun
yang
sedang dijalaninya.
diantaranya
Belajar
mengoptimalkan
Sebaya, Klinik Akademis, Les Desperitas,
METODOLOGI PENELITIAN
Meningkatkan peran Guru Bimbingan dan
Tempat Penelitian
Konseling.
Penelitian ini berlokasi di SMP 1 Kudus
karena
di
dasarkan
pada
beberapa
pertimbangan: SMP 1 Kudus adalah Sekolah
Menengah Pertama yang memiliki konotasi
sebagai sekolah unggulan di kabupaten
340
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Teknik
analisis
data
penelitian
ini
menggunakan model interactive Miles and
Huberman. Pembahasan dilakukan dengan
melihat
program menuju sukses Ujian
Nasional yaitu melihat perencanaan dan
pelaksanaan
Pada
penelitian
ini
kerangka
berpikir
program
peningkatan
nilai
Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1
adalah:
Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan
Program
SDM
Guru
Bahasa
Indones
ia
khusus.
pelaksanaan
program
Perencaanaan
program
pelaksanaan
khusus
dan
berupa
peningkatan
nilai
ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas
langkah
Keberh
asilan
UN
Bahasa
Indones
ia
Pelaksa
naan
Progra
m
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
dilakukan
dengan
melihat
program menuju sukses Ujian Nasional
yaitu
Kendal
a Yang
Dihada
pi
Upaya
Menuju
Sukses
UN
melihat
pelaksanaan
perencanaan
program
dan
peningkatan
nilai
Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan
a.
Program khusus berupa sebelas langkah
Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk menggali semua
menuju
data yang diperlukan dalam penelitian
Indonesia.
b.
Angket
sukses
Hasil
ujian
nasional
Nasional
tahun
nilai
rerata
yang
nasional Bahasa Indonesia, maka nilai Ujian
responden
dimana
mengisi
daftar
tinggal
Akhir
dari
4
terakhir,
pertanyaan
dilihat
bahasa
Angket adalah suatu alat pengumpul data
berbentuk
jika
ujian
Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus
pertanyaan .
8.84 masih diatas rerata nasional 6.93.
c.
Rerata Nasional Ujian Nasional Murni
Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati
Bahasa Indonesia : 6.93
kegiatan siswa dan guru selama aktifitas
Bahasa Inggris
: 5.70
berlangsung
Matematika
: 5.78
d.
IPA
Studi dokumenter
: 5.99
Teknik ini digunakan untuk mengambil
(Sumber : Kementerian Pendidikan dan
data berupa dokumen hasil dari kegiatan.
Kebudayaan Jakarta, 31 Mei 2013)
TEKNIK ANALISA DATA
SIMPULAN DAN SARAN
341
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Dari
hasil
pembahasan
dapat
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
nilai ujian nasional Bahasa Indonesia di
SMP 1 Kudus dapat dilakukan melalui:
Perencanaan program menuju sukses Ujian
Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus
dilakukan
dengan
pembuatan
program
umum
berupa
memuat
garis-garis
rumusan
KTSP
yang
besar tujuan
yang akan dicapai yaitu dengan membuat
prinsip
pengembangan
kurikulum,
membuat rumusan tujuan pendidikan di
SMP 1 Kudus yang dijabarkan melalui SKL
yang mengarah pada pencapaian tujuan
secara khusus yaitu meningkatnya nilai
ujian nasional bahasa Indonesia dan nilai
mata pelajaran
Bahasa
matematika dan IPA.2.
Ingrris,
Perencaanaan
dan pelaksana an program khusus berupa
program pelaksanaan peningka tan nilai
ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas
langkah, yaitu:
a.
Sosialisasi Ujian Nasional kepada
orang tua siswa
b.
Dialog Dengan Orang Tua Siswa
c.
Les Sore
d.
Try Out Ujian Nasional
e.
Les Desperitas
f.
Metode Belajar Teman Sebaya
g.
Klinik akademis
h.
Penambahan jam Pelajaran untuk
mata pelajaran Ujian Nasional
i.
Pembuatan soal yang esensial
j.
Peran
Guru
Bimbingan
dan
Konseling
k.
Memotivasi Anak
342
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Mustiningsih. 2009. motivasi belajar siswa,
mitra setia.
Martinis
Yamin,
2009.
Berbasis
Pembelajaran
Kompetens
.
Gaung
Persada Jakarta.
Daftar Pustaka
Martinis
Amin Suyitno. 2004. Pembelajaran
Djalil,
1997,
Teman Sebaya,
Pembelajaran
ANDI
Hisyam
Taktik
Persada. Jakarta.
Tutor
Zaini .
Oemar
Hamalik,
2010,
Proses
Belajar
Mengajar. Bumi Aksara, Bandung.
Jogjakarta
Balitbang
2009,
PengembanganKemampuan.Gaung
Teman Sebaya. balai pustka.
Aria
Yamin,
Depdiknas.
penulisan
2010.
soal
.
(diunduh dari word
kaidah
Peraturan
Jakarta
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
028/menkes/per/i/2011
press.com).
tentang
klinik.
Clinic Psycho neurology Hang Leikiu one
stop Intervention For Psychological.
Prayitno. 2012 Dasar-Dasar Bimbingan dan
2013. klinik anak kesulitan belajar.
Konseling. Universitas Indonesia (UI
Jakarta Selatan.
Press).
Depdiknas
BNSP.
2013.
Prosedur
Saifuddin Anwar. 2007.
Operasional Standar Ujian Nasional
Fungsi
SMP/MTs .Jakarta.
Pengukuran
Tes
dan
Prestasi
Pengembangan
Prestasi
Belajari
Penerbit. Pustaka Pelajar Yogjakarta.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of
Learning. New York: Holt, Rinehart,
Surya
Muhammad,
1988,
Dasar-Dasar
Penyuluhan, Depdikbud, Jakarta.
and Winston.
Tjetjep Rohindi Rohidi. 1992. Analisis Data
KTSP SMP 1 tahun 2012 / 2013
Kualitatif
Model
Miles
dan
Huberman .UI-Press Jakarta.
learning disability association of america.
2012. Reading method and learning
disability. LDA Newsbriefs.
Tim Guru Bimbingan dan Konseling SMAN
43 Jakarta,2008. Tambahan Jam Belajar.
343
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20
Tahun
Pendidikan
Negara
2003.
tentang
Nasional
Tahun
2003
Sistem
(Lembaran
Nomor
78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
4301).
344
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Download