JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id PELAKSANAAN PROGRAM MENUJU SUKSES UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA DI SMP 1 KUDUS TAHUN 2012/2013 Achmad Siswoyo1 Sri anitah2 Muhammad Akhyar3 Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS Dosen Pembimbing I Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 3 Dosen Pembimbing II Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 1 2 e-mail : [email protected] ABSTRACT Hasil ujian nasional diperlukan untuk menentukan kelulusan peserta didik dan memetakan pencapaian kompetensi lulusan secara tepat pada sekolah/madrasah dan daerah, sebagai salah satu indikator pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskantentang program perencanaan menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus 2. Menjelaskan tentang pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia tahun 2013. 3. Menjelaskan evaluasi tentang pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus. 4. Menjelaskan tentang hambatan-hambatan pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus. Metode: Dalam penelitian ini jenis penelitian adalah penelitian diskriptik kualitatif yang menghasilkan data deskriptik dengan menggambarkan perilaku subjek yang diteliti. Alat pengambil data penelitian ini adalah angket, wawancara dan data hasil ujian nasional Bahasa Indonesia tiga tahun terakhir. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model interactive Miles and Huberman. Pembahasan dilakukan dengan melihat program menuju sukses Ujian Nasional yaitu melihat perencanaan dan pelaksanaan program peningkatan nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan Program khusus. Perencaanaan dan pelaksanaan program khusus berupa program pelaksanaan peningkatan nilai ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas langkah, yaitu: 1. sosialisasi Ujian Nasional kepada orang tua siswa 2. dialog dengan orang tua siswa 3. Les sore 4. Try Out Ujian Nasional 5. Les desperitas 6. Metode Belajar Teman Sebaya 7. Klinik akademis 8. Penambahan jam Pelajaran untuk mata pelajaran Ujian Nasional 9. Pembuatan soal yang esensial 10. Peran Guru Bimbingan dan Konseling 11. Memotivasi Anak. Hasil: Hasil ujian Nasional 1 tahun terakhir, jika dilihat dari nilai rerata nasional Bahasa Indonesia, maka nilai Ujian Akhir Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus 8.84 masih diatas rerata nasional 6.93. Kata Kunci: Ujian Nasional, les desperitas, belajar teman sebaya, klinik akademis 333 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 PENDAHULUAN pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma Ujian Nasional (UN) merupakan hal yang nol) Depdiknas BNSP. Prosedur Ujian Nasional harus dihadapi oleh seluruh siswa kelas IX Operasional pendidikan dasar pendidikan SMP/MTs Jakarta. Sesuai KTSP SMP 1 pada menengah. Ujian bertujuan Visi dan Misi sekolah, maka SMP 1 Kudus dan XII Nasional menilai pencapaian secara nasional kompetensi Standar 2013. lulusan mempunyai tujuan khusus sebagai yaitu: pelajaran Sekolah mampu meningkat kan pencapaian tertentu dalam kelompok mata pelajaran nilai rata-rata Ujian Nasional SMP 1 Kudus ilmu pengetahuan dan teknologi. Formula dari 9,00 menjadi 9,10. baru UN 2013 memberi pembobotan 40% Penelitian ini bertujuan untuk: untuk nilai sekolah/madrasah dan 60% a. untuk nilai UN. Nilai sekolah/madrasah perencanaan menuju sukses Ujian Nasional diperoleh dari gabungan antara nilai ujian Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus. sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor b. : untuk SMP/MTs dan SMPLB semester 1 program menuju sukses Ujian Nasional (satu) sampai dengan 5 (lima). Dengan Bahasa Indonesia tahun 2013. pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40% c. untuk nilai rata - rata rapor Badan Standar pelaksanaan program menuju sukses Ujian Nasional Pendidikan nomor: 0020/ p / bsnp Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus. / I /2013. Nilai gabungan ini selanjutnya d. disebut sekolah/madrasah hambatan pelaksanaan program menuju (NS/M) yang ikut diperhitungkan dalam sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di penentuan pada dengan nilai Menjelaskan tentang Menjelaskan tentang Menjelaskan program pelaksana an evaluasi tentang Menjelaskan tentang hambatan - UN. Kriteria SMP 1 Kudus. sebagai berikut: e. Sejauh mana hasil yang dicapai Kriteria kelulusan peserta didik dari UN pada program untuk SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB bahasa Indonesia? dan SMK dikembangkan oleh BSNP dan Tinjauan ditetapkan menurut kelulusan kelulusan mata UN adalah oleh menteri berdasarkan sukses pustaka: Ujian Ujian Prosedur Nasional Nasional, Opreasional Standar dikatakan: Ujian perolehan Nilai Akhir (NA) yang diperoleh BSNP dari nilai gabungan antara nilai S/M dari Nasional SMP / MTs, SMPLB, SMA/MA, mata pelajaran yang diuji nasionalkan dan SMALB, SMK yang selanjutnya disebut UN nilai UN dengan pembobotan 40% untuk adalah kegiatan pengukuran dan penilaian Nilai S/M dan 60% untuk nilai UN. Peserta pencapaian kompetensi lulusan SMP/MTs, didik dinyatakan lulus apabila nilai rata- SMPLB, rata dari semua NA mencapai paling rendah nasional 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata dalam 334 tahun 2013, SMA/MA, pada SMALB, mata kelompok SMK pelajaran mata secara tertentu pelajaran ilmu JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 pengetahuan dan teknologi. Untuk anak pada saat ini setelah mengikuti mencapai program menuju sukses Ujian bimbingan, langkah selanjutnya orang tua Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus, diminta kerjasamanya memperhati dituangkan dan kan jam wajib belajar di rumah agar anak dan tetap secara teratur belajar di rumah Ujian Program dalam khusus. pelaksanaan program bentuk KTSP Perencaanaan program khusus pelaksanaan berupa mengulang pelajaran yang nilai diperoleh juga melaksanakan latihan dan ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas belajar secara mandiri di rumah dibawah langkah, yaitu: pengawasan orang tuanya masing-masing a. peningkatan Nasionaltuk Sosialisasi Ujian Nasional apabila ada kesulitan diharapkan anak kepada orang tua siswa bertanya pada keesokan harinya disaat Sosialisasi tentang Ujian Nasional telah belajar di kelas. dilakukan pihak sekolah terhadap orang b. tua Siswa siswa. Menurut Badan Standar Dialog Dengan Orang Tua Nasional Pendidikan nomor: 0020/ p / bsnp Program pertemuan sekolah dengan orang / I /2013pendidikan adalah usaha sadar tua siswa dan terencana untuk mewujudkan suasana dialog agar proses belajar mengajar di belajar dan sekolah jaran agar proses peserta mengembangkan pembela didik potensi secara dirinya merupakan berjalan perjumpaan dengan baik. dan sesuai aktif dengan KTSP SMP 1 poin 3 Sekolah mampu untuk meningkatkan pencapaian nilai rata-rata memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Ujian Nasional SMP pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, menjadi akhlak yang komunikasi dan kerjasama orang tua siswa diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan sekolah semakin harmonis. Program ini dan negara sambutan kepala dilakukan oleh sekolah pada semester dua memberikan informasi berkaitan mulia, serta keterampilan sekolah 9,10. 1 Kudus dari Melalui 9,00 pertemuan ini Ujian sebagai antisipasi persiapan sekolah dan Nasional dan maupun Ujian Sekolah karena orang tua siswa dalam menghadapi Ujian sekolah melalui program kurikulum sudah Nasional. berusaha memberikan pelayanan sebaik- c. baiknya baik melalui KBM juga ada jam Menurut tambahan (Bimbel) yang diberikan pada Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang peserta didik kelas 9 sejak awal semester sistem pendidikan nasional BAB II tentang dua dan juga mengadakan berbagai latihan dasar, dan pembahasan soal-soal Ujian Nasional Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan gilirannya sekolah pada pertemuan dan tersebut menyampaikan informasi hasil try Les Sore Undang fungsi, - Undang dan tujuan Undang-Undang Republik Pasal Dasar 2, Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan out anak-anak kepada orang tua agar orang Pasal tua tahu secara detail kemampuan awal mengembangkan 335 3 Pendidikan nasional berfungsi kemampuan dan JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 membentuk watak serta peradaban bangsa Nasional merupakan mimpi buruk bagi yang rangka semua siswa, tidak bisa di Ujian Nasional bangsa, diungkapkan dengan kata-kata bagaimana bertujuan untuk berkembangnya potensi perasan siswa setelah tiga tahun Ujian perserta Nasional lamanya bergelut dengan buku potensi didik agar menjadi manusia yang digagalkan dengan tiga hari mengikuti beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Ujian Maha Esa, berakhlak mulia. Sudah menjadi pukulan hak murid untuk mendapatkan ilmu, dan pengalaman terdahulu banyak para siswa jika masih ada siswa yang belum paham di yang stress atau kelas, itu adalah tanggung jawab dan psikisnya karena gagal saat Ujian Nasional kewajiban e. bermartabat mencerdaskan dalam kehidupan guru untuk memberi jam Nasional. Itu berat tentulah menjadi siswa. Melihat bagi terganggu kondisi Les Desperitas . tambahan pada siswa-siswa itu tanpa harus Salah satu gejala kesulitan belajar adalah meminta biaya tambahan. Dengan adanya kesulitan dalam membaca. les sore diharapkan motivasi siswa semakin membaca adalah dasar dari ketrampilan meningkat dan persiapan menghadapi ujian yang nasional lebih baik, sehingga diharapkan kemampuan nilai ujian nasional menjadi lebih baik maka sesuai dengan siswa dan harapan sekolah. memahami d. Instruksi Try Out Ujian Nasional. Menurut KTSP nomor 3 yaitu dibutuhkan anak di sekolah. membaca akan yang membaca yang untuk diberikan. dirancang membaca Tanpa mumpuni, kesulitan pelajaran mengajarkan Ketrampilan dua untuk elemen: Sekolah mampu meningkatkan pencapaian mekanik dan pemahaman. Sementara dasar nilai Ujian untuk membaca dimulai pada saat lahir, 9,00 menjadi fokus instruksi dari prasekolah melalui 9,10 dan nomor 5 yaitu Sekolah mampu kelas tiga adalah membaca mekanik, dan melaksanakan dengan membaca pemahaman adalah fokus dari pendekatan dan model pembelajaran yang kelas tiga ke awal dewasa. Hal ini tidak variatif mempersiapkan siswa menghadapi dapat diasumsikan bahwa seorang anak Ujian Nasional. Mengadakan try out sangat dengan ketidak mampuan belajar akan berman faat bagi siswa, pihak guru akan menguasai mekanisme membaca dengan mengetahui seberapa tingkat kemampuan kelas tiga. Jadi, sangat penting bahwa siswa instruksi rata-rata Nasional SMP 1 Kudus dari dan pembelajaran kemudian mereka bisa membaca kekurangan (Learning Disability Association of America, akan mereka meningkatkan proses f. didapat Sebaya Kegagalan dalam dengan keinginan. menghadapi sekolahnya 1998). pembelaja rannya lagi agar hasil yang sesuai karir adalah tersedia Sehingga / tepat mengoreksi apa-apa saja yang menjadi siswanya. sepanjang yang Ujian 336 Metode Belajar Teman JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan pelayanan yang bersifat preventif, kuratif bahwa dan rehabilitatif. Metode belajar yang paling baik adalah 3. dengan mengajarkan kepada orang lain. kelas atau laboratorium IPA, Bahasa Inggris Oleh 4. karena itu, pemilihan model Ruang yang digunakan adalah ruang Siswa yang mengalami kesulita bisa pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi langsung menghadap guru mata pelajaran pembelajaran akan sangat membantu siswa IPA, Matematika, Bahasa Indonesia dan di bahasa Inggris. dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. h. Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( untuk mata pelajaran Ujian Nasional 1997:3.34) berpendapat bahwa setiap saat Program Penambahan Jam Pelajaran untuk murid memerlukan bantuan dari murid Pendalaman Materi dilaksanakan dengan lainnya, dan murid dapat belajar dari murid memberikan lainnya. Jan Collingwood (1991:19) dalam kepada beberapa mata pelajaran tertentu Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat khusus bahwa Anak memperoleh pengetahuan dan penerapan konsep dan pemecahan masalah keterampilan karena dia bergaul dengan sehubungan dengan materi pelajaran yang teman lainnya. telah dipelajari siswa. Penambahan jam g. atas Klinik akademis belajar Penambahan jam Pelajaran tambahan untuk untuk jam melatih mata ketrampilan pelajaran merupakan permasalahan konsekuensi yang harus dilakukan oleh Ujian Nasional pendidikan berupa kurangnya penanganan pihak anak-anak sukses ujian nasional. belajar. yang mengalami kesulitan Pengertian klinik akademis ini i. mengacu pada bentuk klinik kesehatan sekolah Nasional yang Klinik ini berdiri dilatar belakangi di Ujian pelajaran sebagai merupakan program untuk Pembuatan soal yang esensial Untuk membuat soal baik sebagaimana yang diatur oleh Permenkes diperlukan nomor penyusunan soal dan memenuhi kaidah- klinik. 028/menkes/per/i/2011tentang Yang dimaksud dengan langkah-langkah yang khusus Klinik kaidah dalam penyusunan soal yang baik. adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang Sebagaimana menurut Dr. Saifuddin Anwar, menyelenggarakan pelayanan kesehatan MA dalam Buku Tes Prestasi Fungsi dan perorangan yang menyediakan pelayanan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, medis. Klinik Akademis di SMP 1 Kudus langkah penyusunan soal Pilihan Ganda pada setiap hari minggu. yang baik halaman 83-95, yaitu: Adapun model pelaksanaanya adalah : 1. 1. yang penting untuk diketahui Tenaga pengajar adalah guru mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa 2. Indonesia dan bahasa Inggris 2. pasti Klinik Akademis menyelengga rakan 337 Item hendaknya menanyakan hal tulis item yang berisi pernyataan JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 3. utamakan item yang mengandung Depdiknas terdapat 15 langkah membuat pernyataan umum yang bertahan lama soal yang baik, yaitu: 4. 1. buatlah item yang berisi hanya satu Soal sudah sesuai dengan indikator gagasan saja soal dalam kisi-kisi. 5. 2. buatlah item yang menyatakan inti Pilihan jawaban harus homogen dan pertanyaan dengan jelas. Gunakan kalimat logis ditinjau dari segi materi. sederhana dan tidak berlebi-lebihan 3. 6. jawaban yang sebaiknya item tidak didasari oleh pernyataan negatif 7. Setiap soal harus mempunyai satu 4. Materi yang sederhana, dan penrnyataan yang dengan langsung dipergunakan. 8. 5. item harus memberikan alternatif bagi isi pernyataan yang paling penting berikan alternatif jawaban yang jenis ditanyakan tes/bentuk Pokok soal soal harus dirumuskan yang 6. Rumusan pokok soal dan pilihan yang ditawarkan diperlukan saja. hendaknya mempunyai struktur dan arti 7. yang sejajar atau dalam satu kategori petunjuk ke arah jawaban benar. 11. 8. penggunaan alternatif yang sematameniadakan dengan alternatif atau yang bertentangan lain, Pokok Pokok soal soal jangan jangan memberi mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. haruslah 9. dihindari 12. yang jawaban harus merupakan pernyataan yang alternatif mata sesuai secara singkat, jelas dan tegas. jelas berbeda 10. atau yang paling benar. gunakan bahasa yang jelas, kata 9. benar Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. bilamana mungkin, susunlah 10. Pilihan jawaban jangan mengandung alternatif jawaban dalam urutan besarnya pernyataan, Semua pilihan jawaban di atas atau urutan logisnya salah, atau Semua pilihan jawaban di atas 13. benar. penggunaan alternatif”bukan salah satu diatas” atau “semua yang diatas” 11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka hanya bersifat atau waktu harus disusun berdasarkan mutlak dan bukan semata-mata masalah urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, lebih atau kronologisnya. baik dan apabila kurang kebenaran baik atau masalah kebenaran relative 14. jangan menjebak 12. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan siswa dengan sejenisnya yang terdapat pada soal harus menanyakan hal yang tidak ada jawabnya jelas dan berfungsi. 15. 13. Butir soal jangan bergantung pada hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan petunjuk oleh siswa dalam jawaban soal sebelumnya. menjawab. Sedangkan menurut Balitbang 338 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 14. Setiap soal harus menggunakan bahasa membantu perkembangan individu dalam yang rangkamengembangkan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 15. secara Jangan menggunakan bahasa yang maksimal kemampu untuk annya memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi berlaku setempat, jika soal akan digunakan dirinya maupun bagi masyarakat. untuk daerah lain atau nasional. Tujuan 16. Setiap soal harus menggunakan bahasa terkait dengan aspek akademik (belajar) yang komunikatif dan sesuai jenjang bimbingan dan konseling yang adalah: pendidikan siswa. 1. 17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata diri dalam aspek belajar, dan memahami atau frase yang bukan merupakan satu berbagai hambatan yang mungkin muncul kesatuan pengertian. dalam proses belajar yang dialaminya. 18. 2. Kalimat pertanyaan harus jelas. 19. Pertanyaan harus valid. 20. Pilihan jawaban belajar tidak mengulang Memiliki kesadaran tentang potensi Memiliki yang sikap positif, dan kebiasaan seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, kata/kelompok kata yang sama, kecuali mempunyai merupakan satu kesatuan pengertian. pelajaran, Dengan adanya pedoman penulisan perhatian dan aktif terhadap semua mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan. soal yang baik diharapkan soal-soal latihan 3. ujian nasional yang dibuat akan membantu belajar sepanjang hayat. guru dan siswa mencapai tujuan yang 4. diharapkan . belajar yang efektif, seperti keterampilan j. Peran Guru Bimbingan dan Memiliki motif yang tinggi untuk Memiliki keterampilan atau teknik membaca buku, mengggunakan kamus, Konseling mencatat pelajaran, dan mempersiapkan Menurut Crow and Crow, 1960 dalam diri menghadapi ujian. Muhammad 5. Surya penyuluhan, 1988), ( dasar-dasar keterampilan untuk adalah menetapkan tujuan dan bantuan yang diberikan oleh seseorang pendidikan, seperti membuat laki-laki atau perempuan yang memiliki belajar, kepribadian yang memadhi dan terlatih memantapkan diri dalam mem perdalam dengan pelajaran baik bimbingan Memiliki kepada individu-individu mengerjakan tertentu, perencanaan jadwal tugas-tugas, dan berusaha setiap usia untuk membantunya mengatur memperoleh informasi tentang berbagai hal kegiatan dalam rangka mengembangkan wawasan keputusan hidupnya sendiri, keputusan sendiri keputusan sendiri. sendiri, membuat mengembangkan dan yang lebih luas. menanggung Menurut 6. Oemar yang terus-menerus kesiapan mental kemampuan untuk menghadapi ujian. Hamalik, 2000:193, bimbingan adalah suatu proses Memiliki k. untuk 339 Memotivasi Anak. dan JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Hamalik (dalam Mustiningsih, 2009: 57), Kudus menurut pandangan masyarakat. Motivasi dapat diartikan sebagai perubahan Sebagai sekolah unggulan ternyata memiliki energi suatu kegiatan yang begitu unik, keunikan dalam ditandai pribadi dengan seseorang timbulnya yang afektif tersebut adalah dilaksanakanya suatu (perasaan) dan reaksi Ujian Nasionaltuk program khusus untuk mencapai sukses mencapai tujuan. Ujian Nasional, sehingga Kepala Sekolah Motivasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu dan semua guru sangat berperan dalam motivasi intrinsik dan ekstrinsik. memantau seluuruh kegiatan dan perilaku Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang para siswa. menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu Waktu Penelitian dilakukan mulai bulan dirangsang dari luar karena dalam diri Mei sampai oktober 2013. seseorang untuk Bulan mei sampai juni digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi membuat proposal penelitian, bulan juli ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif digunakan untuk menyusun instrument dan berfungsinya karena adanya dorongan penelitian, dari luar. Motivasi belajar yang bersumber September digunakan untuk pengambilan dari faktor ekstrinsik ada, jika anak didik data mendapatkan tujuan belajarnya dari luar melakukan penulisan laporan penelitian. faktor situasi belajar dengan kata lain anak Rancangan Penelitian belajar karena hendak mencapai tujuan Siswa SMP 1 Kudus merupakan siswa yang yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. cukup aktif. Jika guru mampu mengelola Motivasi dan belajar apabila menjadi satu kelas dengan baik, dapat dipastikan hasil kesatuan maka akan bermanfaat bagi orang yang diperoleh tidak akan mengecewakan. yang menggunakannya. Belajar merupakan Kesempatan siswa untuk berkembang dan suatu mengoptimalkan sudah proses sedangkan ada dorongan perbaikan motivasi kualitas merupakan diri faktor bulan penelitian. agustus Bulan oktober sampai untuk kemampuannya terbentang luas. Salah satu cara yang pendorong untuk perbaikan kualitas diri, penulis tempuh untuk Maksudnya seseorang dapat dengan senang kemampuan siswa adalah dengan hati mengembang kan berbagai Metode Kelompok Teman melakukan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya. diantaranya Belajar mengoptimalkan Sebaya, Klinik Akademis, Les Desperitas, METODOLOGI PENELITIAN Meningkatkan peran Guru Bimbingan dan Tempat Penelitian Konseling. Penelitian ini berlokasi di SMP 1 Kudus karena di dasarkan pada beberapa pertimbangan: SMP 1 Kudus adalah Sekolah Menengah Pertama yang memiliki konotasi sebagai sekolah unggulan di kabupaten 340 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model interactive Miles and Huberman. Pembahasan dilakukan dengan melihat program menuju sukses Ujian Nasional yaitu melihat perencanaan dan pelaksanaan Pada penelitian ini kerangka berpikir program peningkatan nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 adalah: Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan Program SDM Guru Bahasa Indones ia khusus. pelaksanaan program Perencaanaan program pelaksanaan khusus dan berupa peningkatan nilai ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas langkah Keberh asilan UN Bahasa Indones ia Pelaksa naan Progra m HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dilakukan dengan melihat program menuju sukses Ujian Nasional yaitu Kendal a Yang Dihada pi Upaya Menuju Sukses UN melihat pelaksanaan perencanaan program dan peningkatan nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Kudus, dituangkan dalam bentuk KTSP dan a. Program khusus berupa sebelas langkah Wawancara Teknik ini dilakukan untuk menggali semua menuju data yang diperlukan dalam penelitian Indonesia. b. Angket sukses Hasil ujian nasional Nasional tahun nilai rerata yang nasional Bahasa Indonesia, maka nilai Ujian responden dimana mengisi daftar tinggal Akhir dari 4 terakhir, pertanyaan dilihat bahasa Angket adalah suatu alat pengumpul data berbentuk jika ujian Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus pertanyaan . 8.84 masih diatas rerata nasional 6.93. c. Rerata Nasional Ujian Nasional Murni Observasi Teknik ini digunakan untuk mengamati Bahasa Indonesia : 6.93 kegiatan siswa dan guru selama aktifitas Bahasa Inggris : 5.70 berlangsung Matematika : 5.78 d. IPA Studi dokumenter : 5.99 Teknik ini digunakan untuk mengambil (Sumber : Kementerian Pendidikan dan data berupa dokumen hasil dari kegiatan. Kebudayaan Jakarta, 31 Mei 2013) TEKNIK ANALISA DATA SIMPULAN DAN SARAN 341 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan nilai ujian nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus dapat dilakukan melalui: Perencanaan program menuju sukses Ujian Nasional Bahasa Indonesia di SMP 1 Kudus dilakukan dengan pembuatan program umum berupa memuat garis-garis rumusan KTSP yang besar tujuan yang akan dicapai yaitu dengan membuat prinsip pengembangan kurikulum, membuat rumusan tujuan pendidikan di SMP 1 Kudus yang dijabarkan melalui SKL yang mengarah pada pencapaian tujuan secara khusus yaitu meningkatnya nilai ujian nasional bahasa Indonesia dan nilai mata pelajaran Bahasa matematika dan IPA.2. Ingrris, Perencaanaan dan pelaksana an program khusus berupa program pelaksanaan peningka tan nilai ujian Bahasa Indonesia melalui sebelas langkah, yaitu: a. Sosialisasi Ujian Nasional kepada orang tua siswa b. Dialog Dengan Orang Tua Siswa c. Les Sore d. Try Out Ujian Nasional e. Les Desperitas f. Metode Belajar Teman Sebaya g. Klinik akademis h. Penambahan jam Pelajaran untuk mata pelajaran Ujian Nasional i. Pembuatan soal yang esensial j. Peran Guru Bimbingan dan Konseling k. Memotivasi Anak 342 ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Mustiningsih. 2009. motivasi belajar siswa, mitra setia. Martinis Yamin, 2009. Berbasis Pembelajaran Kompetens . Gaung Persada Jakarta. Daftar Pustaka Martinis Amin Suyitno. 2004. Pembelajaran Djalil, 1997, Teman Sebaya, Pembelajaran ANDI Hisyam Taktik Persada. Jakarta. Tutor Zaini . Oemar Hamalik, 2010, Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung. Jogjakarta Balitbang 2009, PengembanganKemampuan.Gaung Teman Sebaya. balai pustka. Aria Yamin, Depdiknas. penulisan 2010. soal . (diunduh dari word kaidah Peraturan Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 028/menkes/per/i/2011 press.com). tentang klinik. Clinic Psycho neurology Hang Leikiu one stop Intervention For Psychological. Prayitno. 2012 Dasar-Dasar Bimbingan dan 2013. klinik anak kesulitan belajar. Konseling. Universitas Indonesia (UI Jakarta Selatan. Press). Depdiknas BNSP. 2013. Prosedur Saifuddin Anwar. 2007. Operasional Standar Ujian Nasional Fungsi SMP/MTs .Jakarta. Pengukuran Tes dan Prestasi Pengembangan Prestasi Belajari Penerbit. Pustaka Pelajar Yogjakarta. Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart, Surya Muhammad, 1988, Dasar-Dasar Penyuluhan, Depdikbud, Jakarta. and Winston. Tjetjep Rohindi Rohidi. 1992. Analisis Data KTSP SMP 1 tahun 2012 / 2013 Kualitatif Model Miles dan Huberman .UI-Press Jakarta. learning disability association of america. 2012. Reading method and learning disability. LDA Newsbriefs. Tim Guru Bimbingan dan Konseling SMAN 43 Jakarta,2008. Tambahan Jam Belajar. 343 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.3, hal 333 – 344, Mei 2014 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Pendidikan Negara 2003. tentang Nasional Tahun 2003 Sistem (Lembaran Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301). 344 ISSN: 2354-6441 http://jurnal.fkip.uns.ac.id